Anda di halaman 1dari 16

MINI RISET

KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PAI SMP IT AL-QUR’AN


AL-FADLILAH LIMBANGAN GARUT
(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas UAS mata kuliah Psikologi Pendidikan)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Muhibbin Syah, M.Ed
Dr. Fenty Hikmawati, M.Si

Oleh:
Rd. Muhammad Ilham
NIM: 2190040057

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
mini riset ini yang berjudul KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI SMP IT
Al-QUR’AN AL-FADLILAH
Penyusunan mini riset ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan dengan dosen pengampu Bapak Prof. Dr Muhibbin Syah, M.Ed
& Ibu Dr. Fenty Hikmawati. Makalah ini, telah saya susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu, saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga mini riset tentang Psikologi Pendidikan ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

 Bandung, Januari 2020

Peneliti

13
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
a. Latar belakang masalah......................................................................... 1
b. Rumusan masalah................................................................................. 1
c. Tujuan................................................................................................... 2
d. Metode penelitian..................................................................................
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 3
a. Pengertian Kompetensi Profesionalisme Guru..................................... 3
b. Tugas dan Kemampuan Guru Sebagai Tenaga Profesional.................. 5
c. Kompetensi profesional guru PAI SMP IT Al-Fadlilah....................... 5
d. Analisis Wahyu Memandu Ilmu Terhadap Profesionalisme Guru....... 6

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 11


a. Simpulan............................................................................................... 11
b. Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 13

13
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses


dan hasil pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian upaya perbaikan apapun yang
dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang
signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkompeten. Oleh karena itu,
diperlukanlah sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang
tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya.
pada dasarnya sama dengan peran guru umum lainnya, yakni sama-sama berusaha
untuk memindahkan ilmu pengetahuan yang ia miliki kepada anak didiknya, agar mereka
lebih banyak memahami dan mengetahui ilmu pengetahuan yang lebih luas. Akan tetapi
peranan guru pendidikan agama Islam selain berusaha memindahkan ilmu (transfer of
knowledge), ia juga harus menanamkan nilai- nilai agama Islam kepada anak didiknya
agar mereka bisa mengaitkan antara ajaran-ajaran agama dan ilmu pengetahuan.
Saking pentingnya posisi guru PAI sebagai tenaga pendidik yang profesional.
Maka peneliti ingin mencoba mengetahui bagaimana upaya guru PAI di SMP IT Al-
Qur’an Al-Fadlilah Limbangan Garut untuk menjadi guru yang berkompeten dalam
profesinya. Pada prosesnya penulis menggunakan analisis wahyu memandu ilmu (WMI)
yakni sebuah konsep yang diperkenalkan oleh para dosen UIN Sunan Gunung Djati
Bandung yang didalamnya membahas tentang bagaimana wahyu memandu keilmuan
yang sangat diperlukan dan diimplementasikan dalam kehidupan.
2. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Apa pengertian kompetensi profesional guru?
2) bagaimana kompetensi profesionali guru PAI SMP IT Al-Qur’an Al-Fadlilah?
3) analisis wahyu memandu ilmu tentang kompetensi professional guru?

3. Tujuan
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
13
1) Untuk mengetahui pengertian kompetensi professional guru.
2) Untuk mengetahui bagaimana kompetensi profesionali guru PAI SMP IT Al-Qur’an
Al-Fadlilah
3) Untuk mengetahui analisis wahyu memandu ilmu tentang kompetensi professional
guru.

4. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana profesionalisme guru PAI di


SMP IT Al-Qur’an Al-Fadlilah, dalam pendekatannya peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif, dengan jenis penelitian deskriftif dengan menyajikan analisis mengenai
profesional guru PAI SMP IT Al-Qur’an Al-Fadlilah secara rinci melalui hasil data yang
berasal dari wawancara terhadap beberapa pihak

13
BAB II
HASIL DAN BAHASAN

A. Kompetensi Profesionalisme Guru


1. Pengertian Kompetensi profesional Guru
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.1 Majid menjelaskan bahwa, “kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru
akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud
dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya
sebagai guru.”2 Muhibbin Syah mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah,
“kemampuan atau kecakapan.”3 Usman mengemukakan bahwa, “kompentensi berarti
suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang
kualitatif maupun yang kuantitatif.” 4 E. Mulyasa mengutip pendapat Mc. Ahsan bahwa
kompetensi: “…is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person
achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can satisfactorily
perform particular cognitive, affective, and psychomotor behaviors.”5 Dalam hal ini,
kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai
oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan
perilakuperilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Departemen Pendidikan Nasional merumuskan definisi kompetensi sebagai
“pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak.”6 Menurut Syah, kompetensi adalah, “kemampuan, kecakapan,

1
Departemen Agama RI, Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang
Pendidikan (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2007), 74
2
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 6.
3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), h. 229.
4
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994), h. 1.
5
8E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 38.
6
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Grafindo,
2004), h. 7.

13
keadaan berwenang, atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Selanjutnya masih
menurut Syah, dikemukakan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru
dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.” 10
Jadi kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai penguasaan terhadap
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru. Dengan demikian kompetensi
guru merupakan penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai
guru.
Profesional berasal dari kata sifat yang berarti Pencarian dan sebagai kata benda
yang berarti orang yang mempunyai keahlian. Dalam undang- undang guru dan dosen
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Profesional adalah kegiatan yang dilakukan
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu dan norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. M. User Usman Mengatakan bahwa pekerjaan yang
bersifat professional hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk
itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mendapat pekerjaan lain.
Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam”. Surya mengemukakan kompetensi profesional adalah: “Berbagai
kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional.
Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu
penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan
tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.”7
Arikunto8 mengemukakan: Kompetensi profesional mengharuskan guru memiliki
pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan
diajarkan serta penguasaan metodologi yaitu menguasai konsep teoretik, maupun
memilih metode yang tepat dan mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar.
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi
profesional guru dapat diartikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan,
7
Surya, Psikologi, h. 138.
8
Arikunto, Manajemen, h. 239.

13
dan penguasaan metodologi yaitu menguasai konsep teoretik, maupun memilih metode
yang tepat dan mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Juga
penguasaan terhadap nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.
B. Tugas Dan Kemampuan Guru Sebagai Tenaga Profesional
Satu kunci pokok tugas dan kedudukan guru sebagai tenaga professional menurut
ketentuan pasal 4 UU Guru dan Dosen adalah sebagai agen pembelajaran (Learning
Agent) yang berfungsi meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Sebagai agen
pembelajaran guru memiliki peran sentral dan cukup strategis antara lain sebagai
fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar
bagi peserta didik. Guru yang profesional pada intinya adalah guru yang memiliki
kompetensi dalam melakukan tugas pendidikan dan pembelajaran.
Johnson sebagaimana dikutip Anwar9 mengemukakan kemampuan profesional
mencakup:
1) Penguasaan pelajaran yang terkini atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan
konsep-konsep dasar keilmuan bahan yang diajarkan tersebut.
2) Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan,
3) Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.
C. Kompetensi Profesional Guru PAI di SMP IT Al-Qur’an Al-Fadlilah
kompetensi guru PAI di SMP IT Al-Qur’an Al-Fadlilah limbangan dirasa sudah
cukup memenuhi standart guru profesional, menurut hasil wawancara dengan kepala
sekolah menengah pertama islam terpadu al-fadlilah Bapak Ahmad Nana Kuntana, S.Ag
mengatakan:
“Mengenai profesionalitas atau setandar kompetensi guru PAI SMP IT Al-Qur’an
Al-Fadlilah limbangan sudah banyak guru-guru S1 yang sudah sertifikasi, sekolah
mengusahakan guru yang masih SMA bisa melanjutkan S1 dengan anjuran dari kepala
sekolah sendiri”.10

9
Anwar, Administrasi, h. 63
10
Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Nana Kuntana kepala sekolah SMP IT Al-Qur’an Al-
Fadlilah, pada hari selasa tanggal 07 Januari 2020, pukul 10.57-12.00 WIB di Ruang Tata Usaha SMP IT
Al-Qur’an Al-Fadlilah

13
Dari hasil wawancara dengan guru bahasa arab Bapak Agung, S.Pd
“Profesionalitas guru PAI SMP IT Al-Qur’an Al-Fadlilah limbangan ini saya rasa sudah
cukup memenuhi standart kompetensi, walaupun dilihat dari jenjang pendidikannya itu
tidak semua guru mengajarkan pelajaran sesuai dengan ijazah yang mereka miliki, akan
tetapi itu tidak banyak dan sudah banyak juga yang sudah ikut sertifikasi untuk
memenuhi standar profesi”.11
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, Kompetensi Profesional yang
dimiliki guru PAI SMP IT Al-Qur’an Al-Fadlilah limbangan
Guru-guru PAI SMP IT Al-Qur’an Al-Fadlilah limbangan sudah mampu
membuat silabus sendiri dan menyusun bahan ajar sebagai pedoman dalam mengajar.
Menurut syarat setandar guru professional, guru PAI SMP IT Al-Qur’an Al-Fadlilah
limbangan memiliki kualifikasi sebagai berikut; Pertama, memiliki ilmu pengetahuan
dibidang yang diajarkannya sesuai dengan kualifikasi dimana dia mengajar.Kedua
memiliki pengetahuan dan keterampilan dibidang keguruan, dan Ketiga memiliki moral
akademik.
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan guru-guru SMP IT Al-Qur’an Al-
Fadlilah limbangan memberlakukan siswa sebagai mitra, guru dan murid bersama-sama
mendiskusikan materi pelajaran yang akan mereka bahas dan materi yang telah mereka
pelajari sebelumnya. Guru tidak sekedar membebankan tugas pada siswa tetapi juga
bersama-sama memberikan argument tentang pelajaran yang dibahas. Guru sering
melakukan komunikasi dengan siswa baik melalui pertemuan karena setoran hafalan Al-
Qur’an ataupun waktu istirahat.
D. Analisis Wahyu Memandu Ilmu (WMI)

Adapun analisis Wahyu Memandu Ilmu (WMI) tentang kompetensi professional


guru dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut:

N Pendekata WMI Analisis


Metafori Philosofi Saintifi Sufisti Tokoh-
o n Konsep
s s k k tokoh
Psikologi:
11
Hasil wawancara dengan Bapak Agung, S.Pd sebagai Guru bahasa arab di SMP IT Al-Qur’an
Al-Fadlilah, pada hari selasa tanggal 07 Januari 2020, pukul 12.30-13.00 WIB di Ruang Tata Usaha SMP
IT Al-Qur’an Al-Fadlilah

13
Klasik
Musli
m
Kompetensi
Profesional
1 Guru PAI    
SMP IT Al-
Fadlilah

a. Metaforis
Jika meminjam lambang untuk menggambarkan tentang profesionalisme seorang
guru, bisa dianalogikan dengan topi yang sering dipakai petani. Topi tersebut digunakan
untuk melindungi dari sinar matahari dan membuat petani fokus menanam tanaman. Jika
topi tersebut bolong, atau rusak, atau bentuknya tidak nyaman dipakai, membuat petani
menjadi tidak fokus dan tidak maksimal dalam mengerjakan tugasnya. Seperti halnya
karakteristik guru, guru di sini bertugas untuk melindungi siswa dari kesalahan berpikir
dan membuat pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik sesuai dengan tujuan yang
telah dibuat sebelumnya. Bentuk segitiga melambangkan tiga kompetensi afektif, kognitif
dan psikomotorik. Maka, bukan hanya sekedar materi yang diutamakan, melaikan ada
dua hal penting lainnya yang menjadi perhatian bagi guru untuk meningkatkan
kompertensi yakni afektif dan psikomotorik.
b. Filosofis
Dalam menganalisis sebuah tema yang dipadukan dengan kajian wahyu memandu
ilmu dengan menggunakan pendekatan filosofis atau filsafat tentu kita akan dihadapkan
dengan tiga tema besar kajian filsafat yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dalam
hal ini kaitannya dengan kajian konsep wahyu memandu ilmu.
Secara tradisional, sistematika filsafat itu terbagi atas tiga tema besar yakni
ontologi. Epistemologi dan akisiologi
Ontologi
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda
keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang

13
ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d)
penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi
secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya
nasional.
Epistemologi
Penerapan Kompotensi Profesional Guru mencakup (a) penggunaan berbagai
metode dalam pencapaian tujuan pembelajaran, (b) menyusun proses pembelajaran dalam
berbagai setting kelompok, kemampuan untuk memberikan ganjaranatas keberhasilan
siswa, (c) menilai kemajuan siswa secara teratur, dan (d) kesadaran akan tujuan utama
pembelajaran.
Aksiologi
Guru mampu Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung pelajaran yang dimampu Mengusai standar kompentensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu
c. Saintis
Ketika membimbing, membina dan mengajar para siswa dalam prosesnya, guru
sebagai pembimbing dan yang mengarahkan dalam hal keilmuan diharuskan menguasai
keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta
metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat
guru lainnya.
Sebagaimana Arikunto12 mengemukakan: Kompetensi profesional mengharuskan
guru memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject matter (bidang studi)
yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi yaitu menguasai konsep teoretik,
maupun memilih metode yang tepat dan mampu menggunakannya dalam proses belajar
mengajar.
Dengan begitu seorang guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat
kepada seluruh pesertadidik yang mana memiliki karakteristik dan tingkatan daaya
tangkap yang berbeda antara satu sama lain.
d. Sufistis
Dalam perspektif Islam, seorang pendidik (guru) akan berhasil menjalankan

12
Arikunto, Manajemen, h. 239.

13
tugasnya apabila memiliki pikiran kreatif dan terpadu serta mempunyai kompetensi
profesional yang religius.13
Dalam perspektif Islam yang dimaksud kompetensi profesional religius
sebagaimana di atas adalah kemampuan untuk menjalankan tugasnya secara profesional.
Artinya, mampu membuat keputusan keahlian atas beragamnya kasus serta mampu
mempertanggungjawabkannya berdasarkan teori dan wawasan keahliannya.14
Allah berfirman:
‫ص َر َو ْالفُؤَا َد ُكلُّ أُو ٰلَئِكَ َكانَ َع ْنهُ َم ْسئُواًل‬
َ َ‫ْس لَكَ بِ ِه ِع ْل ٌم ۚ إِ َّن ال َّس ْم َع َو ْالب‬ ُ ‫َواَل تَ ْق‬
َ ‫ف َما لَي‬

Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui
pengetahuan tentang hal itu, (karena) sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan
hati, semuanya itu akan di tanya”. (Q.S. Al-Isra’ [17]: 36)
Firman di atas sudah sangat tegas menjelaskan bahwa seorang guru mestilah
memiliki kompetensi profesional sebagaimana diamanatkan dalam UUGD. Dalam kaitan
ini, al-Ghazali pernah berkata, “Hendaklah guru mengamalkan ilmunya, jangan
perkataannya membohongi perbuatannya. Perumpamaan guru yang membimbing murid,
bagaikan ukiran dan tanah liat atau bayangan dengan tongkat. Bagaimana mungkin tanah
liat dapat terukir sendiri tanpa ada alat untuk mengukirnya dan bagaimana mungkin
bayangan akan lurus kalau tongkatnya bengkok .”15
Selain firman diatas, juga pemakalah kemukakan beberapa pendapat para ulama
tentang kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru pendidikan agama Islam,
yaitu:
1.    Menurut Al Ghazali; mencakup
a) Menyajikan pelajaran dengan taraf kemampuan peserta didik,
b) Terhadap peserta didik yaang kurang mampu, sebaiknya diberi ilmu-ilmu
yang global dan tidak detail.
2.    Menurut Abdurrahman al-Nahlawy; meliputi

13
Muhaimin, Dkk. Kontroversi Pemkiran Fazlur Rahman: Sudi Kritis Pembaharuan Pendidikan Islam,
Dinamika: Cirebon. 1999. Hlm. 115.
14
Muhaminin dan Abdul Mujib, Pemiiran Pendidikan IslamL Kajian Filosofi dan Kerangka Dasar
Operasionalisasinya. Trigenda Karya: Bandung. 1993. Hlm. 173
15
Sulaiman, Tathiyah Hasan, Alam Pikiran al-Ghazali Mengenai Pendidikan dan Ilmu. CV. Diponegoro:
Bandung. 1986, Hlm. 56

13
a) Senantiasa membekali diri dengan ilmu dan mengkaji serta
mengembangkannya,
b) Mampu menggunakan variasi metode mengajar dengan baik, sesuai dengan
karekteristik materi pelajaran dan situasi belajar mengajar,
c) Mampu mengelola peserta didik dengan baik,
d) Memahami kondisi psikis dari peserta didik,
e) Peka dan tanggap terhadap kondisi dan perkembangan baru.
3. Menurut Brikan Barky Al Qurasyi; meliputi
a) Penguasaan dan pendalaman atas bidang ilmunya
b) Mempunyai kemampuan mengajar 
c) Pemahaman terhadap tabiat, kemampuan dan kesiapan peserta didik.16

16
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003), hlm.  98.

13
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Kompetensi profesional guru adalah penguasaan terhadap pengetahuan,


keterampilan, dan penguasaan metodologi yaitu menguasai konsep teoretik, maupun
memilih metode yang tepat dan mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar.
Juga penguasaan terhadap nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, Kompetensi Profesional yang
dimiliki guru PAI SMP IT Al-Qur’an Al-Fadlilah limbangan memiliki kualifikasi sebagai
berikut; Pertama, memiliki ilmu pengetahuan dibidang yang diajarkannya sesuai dengan
kualifikasi dimana dia mengajar.Kedua memiliki pengetahuan dan keterampilan dibidang
keguruan, dan Ketiga memiliki moral akademik.
Dalam kajian wahyu memandu ilmu, seorang guru profesional adalah guru
mampu membuat keputusan atas beragamnya kasus serta mampu
mempertanggungjawabkannya berdasarkan teori dan wawasan keahliannya dalam
perspektif Islam. Sebagaimana Allah telah berfirman:
‫ص َر َو ْالفُ َؤا َد ُكلُّ أُو ٰلَئِكَ َكانَ َع ْنهُ َم ْسئُواًل‬
َ َ‫ك بِ ِه ِع ْل ٌم ۚ إِ َّن ال َّس ْم َع َو ْالب‬ َ ‫َواَل تَ ْقفُ َما لَي‬
َ َ‫ْس ل‬

Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui
pengetahuan tentang hal itu, (karena) sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan
hati, semuanya itu akan di tanya”. (Q.S. Al-Isra’ [17]: 36)

B. SARAN
Sebagai seorang mahasiswa, penulis sangat menyadari bahwa dalam penelitian
terkait dengan kompetensi profesional guru ini tentu banyak sekali kekurangan, karena
peneliti dalam pencarian mengenai sumber datanya hanya dari mewawancarai kepala
sekolah dan salah satu guru yang ada di sekolah SMP IT Al-Qur’an Al-Fadlilah yang
mana sebagai tempat penelitian ini.
Meskipun begitu peneliti berharap Pertama,kepada semua pihak baik kepala
sekolah, guru sebagai pendidik dan staf-staf sebagai tenaga kependidikan agar terus

13
saling mengevaluasi dalam rangka meraih tujuan pendidikan islam yang diharapkan.
Kedua, penulis menyarankan kepada sekolah agar lebih menekankan untuk menentukan
pengajar sesuai dengan keahlian dan lulusan akademik yang ditempuh oleh pengajarnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru


(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),
Departemen Agama RI, Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang
Pendidikan (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2007),
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta:
Grafindo, 2004),
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994),
Muhaimin, Dkk. Kontroversi Pemkiran Fazlur Rahman: Sudi Kritis Pembaharuan
Pendidikan Islam, Dinamika: Cirebon. 1999.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003)
Muhaminin dan Abdul Mujib, Pemiiran Pendidikan IslamL Kajian Filosofi dan
Kerangka Dasar Operasionalisasinya. Trigenda Karya: Bandung. 1993.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000)
Sulaiman, Tathiyah Hasan, Alam Pikiran al-Ghazali Mengenai Pendidikan dan Ilmu.
CV. Diponegoro: Bandung. 1986

13

Anda mungkin juga menyukai