Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

MAKALAH

disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan
yang diampu oleh Dr. H. Abu Bakar, M.Pd.

Disusun oleh:

Ai Srihayati 1602139
Estrie Widyastuti 1607477
Fahmi M. Hafidz 1607985
Fahri Yusrizal 1604398
Lulu Nurani 1601585
Nur’aidah Nafilah 1600736

IPAI A 2016

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manajemen Peserta Didik”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam
proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi


tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia.

Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen kami, yaitu Dr. H. Abu
Bakar, M.Pd. yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga
sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat


kekurangan baik dari isi, susunan kalimat, dan tata bahasanya. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi
para pembacanya.

Bandung, 28 Februari 2018

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
C. Tujuan Makalah ................................................................................................ 2
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................................... 3
A. Pengertian Manajemen Peserta Didik ............................................................... 3
B. Tujuan, Fungi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik ...................................... 4
1. Tujuan Manajemen Peserta Didik................................................................ 4
2. Fungsi Manajemen Peserta Didik ................................................................ 4
3. Prinsip Manajemen Peserta Didik................................................................ 5
C. Ruang Lingkup.................................................................................................. 6
D. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik ....................... 10
E. Studi Kasus ..................................................................................................... 12
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................. 14
A. Objek Penelitian .............................................................................................. 14
B. Waktu dan Tempat .......................................................................................... 14
C. Peran-Peran ..................................................................................................... 14
D. Hasil Observasi ............................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan


sangat bergantung kepada Manajemen komponen-komponen pendukung
pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga
pelaksana, dan sarana prasarana. Komponen-komponen tersebut merupakan satu
kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah), artinya
bahwa satu komponen tidak lebih penting dari komponen lainnya. Akan tetapi
satu komponen memberikan dukungan bagi komponen lainnya sehingga
memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan lembaga
pendidikan (sekolah) tersebut.

Komponen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa


pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subyek
sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu, keberadaan peserta didik tidak
hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari
kebermutuan dari lembaga pendidikan (sekolah). Artinya bahwa dibutuhkan
Manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu
sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan
potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta
didik.

Kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam


dalam hal pemprioritasan, seperti disatu sisi para peserta didik ingin sukses dalam
hal prestasi akademiknya, disisi lain ia juga ingin sukses dalam hal sosialisasi
dengan teman sebayanya. Bahkan ada juga peserta didik yang ingin sukses dalam
segala hal. Pilihan-pilihan yang tepat atas keberagaman keinginan tersebut tidak
jarang menimbulkan masalah bagi peserta didik. Oleh karena itu diperlukan
layanan bagi peserta didik yang dikelola dengan baik. Manajemen peserta didik
berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik, mulai dari peserta didik
masuk hingga menyelesaikan studi di sekolah tersebut.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses penerimaan peserta didik di SMAN 15 Bandung?


2. Apa saja yang menjadi syarat penerimaan peserta didik di SMAN 15
Bandung?
3. Siapa yang terlibat dan bagaimana proses penyelenggaraan MOS di
SMAN 15 Bandung?
4. Bagaimana proses pembagian kelas peserta didik di SMAN 15 Bandung?
5. Bagaimana cara sekolah mengembangkan minat peserta didik yang ada di
SMAN 15 Bandung?
6. Apa saja layanan yang ada di SMAN 15 Bandung?
7. Bagaimana cara pihak sekolah menerapkan kedisiplinan pada peserta didik
di SMAN 15 Bandung?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui proses penerimaan peserta didik di SMAN 15 Bandung.


2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi syarat penerimaan peserta didik
di SMAN 15 Bandung.
3. Untuk mengetahui siapa yang terlibat dan proses penyelenggaraan MOS di
SMAN 15 Bandung.
4. Untuk mengetahui proses pembagian kelas peserta didik di SMAN 15
Bandung.
5. Untuk mengetahui cara apa yang dilakukan sekolah mengembangkan
minat peserta didik yang ada di SMAN 15 Bandung.
6. Untuk mengetahui apa saja layanan yang ada di SMAN 15 Bandung.
7. Untuk mengetahui cara apa yang dilakukan pihak sekolah dalam
menerapkan kedisiplinan pada peserta didik di SMAN 15 Bandung.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Peserta Didik

1. Pengertian Manajemen
Berdasarkan asal kata, pengertian Manajemen Peserta Didik merupakan
penggabungan dari kata Manajemen dan Peserta Didik.

Haroid koontz dan Cyril O’Donel mendefinisikan manajemen sebagai


usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan
demikian Manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan
pengendalian (Suhardan & dkk, 2015).

2. Pengertian Peserta Didik


Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab disebut tilmidz,
jamaknya adalah talamid, yang artinya “murid”, maksudnya adalah “orang-
orang yang mengingini pendidikan” (Zahara, 2014).
Menurut Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Suhardan & dkk, 2015).
Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang
dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis (Nizar, 2002, hal. 20).
3. Pengertian Manajemen Peserta Didik
Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas
memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya (Pidarta, 2004).
Menurut Knezevich (1961) dalam bukunya ali imron mengungkapkan
bahwa manajemen peserta didik atau pupil personel administration dapat
diartikan sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan,
pengawasan dan pelayanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti:
pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan

3
keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan, sampai mencapai kematangan
(Imron, 2001, hal. 6)
Rohiat mendefinisikan bahwa manjemen peserta didik adalah menata
dalam proses peserta didik mulai dari perekrutan, mengikuti pembelajaran
sampai lulus sesuai dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secara
efektif dan efisien (Rohiat, 2008, hal. 25).

B. Tujuan, Fungi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik

1. Tujuan Manajemen Peserta Didik

Tujuan Manajemen Peserta Didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan


peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran
di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran di
lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga
dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan (Suhardan & dkk, 2015).
Tujuan Manajemen Peserta Didik adalah menata proses kesiswaan mulai
dari perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan
tujuan institusional yang berlangsung secara efektif dan efisien.

Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut :

a) Meningkatkan pengetahuan , keterampilan dan psikomotor peserta didik.


b) Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat
dan minat.
c) Menyalurkan aspirasi , harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
d) Dengan terpenuhinya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai
kebahagiaan dan kesahjeteraan hidup, lebih lanjut dapat belajar dengan
baik dan tercapai cita-cita mereka (Prihatin, 2011, hal. 9).

2. Fungsi Manajemen Peserta Didik

Fungsi Manajemen Peserta didik secara umum adalah sebagai wahana


bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang

4
berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan,
dan segi-segi potensi peserta didik lainnya (Prihatin, 2011, hal. 9).

Fungsi Manajemen Peserta didik secara khusus adalah sebagai berikut :

a) Fungsi yang berkenaan dengan individualitas peserta didik ialah agar


mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa
banyak terhambat, potensi bawaan tersebut meliputi : kemampuan umum
(kecerdasan), kemampuan khusus, atau kemampuan lainnya.
b) Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik
ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan teman
sebayanya, dengan orang tua, keluarga, dengan lingkungan sosial
sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan
dengan hakikat peserta didik sebagai makhluk sosial.
c) Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta
didik ialah agar peserta didik tersalurkan hobinya, kesenangan dan
minatnya karena hal itu dapat menunjang terhadap perkembangan diri
peserta didik secara keseluruhan.
d) Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan
peserta didik, hal itu sangat penting karena kemungkinan dia akan
memikirkan pula kesejahteraan teman sebayanya (Prihatin, 2011, hal. 9).

3. Prinsip Manajemen Peserta Didik

Agar tujuan dan fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai, ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya. Prinsip-
prinsip yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a) Penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat
program dilaksanakan.
b) Manajemen peserta didik harus mempunyai tujuan yang sama dan atau
mendukung terhadap tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan.
c) Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban
misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.

5
d) Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta didik yang mempunyai keragaman latar belakang
dan punya banyak perbedaan.
e) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.
f) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik.
g) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan
peserta didik, baik di sekolah, lebih-lebih di masa depan (Suhardan & dkk,
2015).

C. Ruang Lingkup

Manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan data


peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara
operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah
(Suhardan & dkk, 2015).

Ruang lingkup Manajemen Peserta Didik itu meliputi:

1. Analisis Kebutuhan Peserta Didik

Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah


melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh
lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini
adalah:

a. Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima

b. Menyusun progam kegiatan kesiswaan

2. Rekruitmen Peserta Didik

Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada


hakikatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik
pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan
(sekolah) yang bersangkutan.

6
Langkah-langkah rekruitmen peserta didik (siswa baru) adalah sebagai
berikut:

a. Pembentukan panitia penerimaan siswa baru

b. Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik


baru yang dilakukan secara terbuka.

3. Seleksi Peserta Didik

Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik


untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi
peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan
adalah:

a. Melalui tes atau ujian

b. Melalui penelusuran bakat kemampuan

c. Berdasarkan nilai STTB/SKHU atau nilai UAN

4. Orientasi

Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan


mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat
peserta didik itu akan menempuh pendidikan, situasi dan kondisi ini
menyangkut lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah.
Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain:

a. Agar peserta didik dapat mengerti, memahami dan mentaati segala


peraturan yang berlaku di sekolah

b. Agar pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan


yang diselenggarakan sekolah

c. Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik


secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam
mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan
dengan kehidupan sekolah.

7
5. Penempatan Peserta Didik

Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga


pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu
ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya.
Pengelompokan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah
sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas.

Menurut William A. Jeager dalam mengelompokkan peserta didik


dapat didasarkan kepada:

a. Fungsi Integrasi, yaitu pengelompokkan yang didasarkan atas


kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik. Pengelompokkan ini
didasarkan menurut jenis kelamin, umur dan sebagainya.
Pengelompokkan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran
yang bersifat klasikal.

b. Fungsi Perbedaan, yaitu pengelompokkan peserta didik didasarkan


kepada perbedaan-perbedaan yang ada dalam individu peserta didik,
seperti minat, bakat, kemampuan dan sebagainya. Pengelompokkan
berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran individual.
6. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik

Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak


mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal
kehidupannya di masa yang akan datang. Lembaga pendidikan (sekolah)
dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik biasanya melakukan
kegiatan ekstra kurikuler (Suhardan & dkk, 2015).

Dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan inilah peserta didik


diproses untuk menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan
pendidikan. Bakat, minat dan kemampuan peserta didik harus
ditumbuhkembangkan secara optimal melalui kegiatan kurikuler dan ekstra
kurikuler (Suhardan & dkk, 2015).

8
7. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak


lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik.
Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai wujud tanggung jawab lembaga
agar pihak-pihak terkait dapat mengetahui perkembangan peserta didik di
lembaga tersebut. Untuk melakukan pencatatan dan pelaporan diperlukan
peralatan dan perlengkapan yang dapat mempermudah, peralatan dan
perlengkapan tersebut biasanya berupa:

a. Buku induk siswa : Buku ini berisi catatan tentang peserta didik yang
masuk pada sekolah tersebut.
b. Buku klapper : Buku yang dibuat dengan urutan sesuai abjad siswa dan
bertujuan untuk memudahkan pencarian data peserta didik kembali jika
sewaktu-waktu diperlukan.
c. Daftar presensi : Untuk memeriksa kehadiran peserta didik pada
keseluruhan kegiatan di sekolah
d. Daftar mutase peserta didik : Daftar mutase digunakan untuk mencatat
ke luar masuk peserta didik dalam setiap bulan, semester atau setahun.
e. Buku catatan pribadi peserta didik : Buku ini dipegang oleh guru BP
f. Daftar nilai : Untuk mencatat hasil tes setiap peserta didik pada bidang
studi/mata pelajaran tertentu.
g. Buku Legger : Merupakan kumpulan nilai dari seluruh bidang studi
untuk setiap peserta didik
h. Buku raport : Merupakan alat untuk melaporkan prestasi belajar peserta
didik kepada orang tua/wali atau kepada peserta didikitu sendiri.

8. Kelulusan dan Alumni

Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta


didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah)
tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh
peserta didik. Ketika peserta didik sudah lulus, maka secara formal
hubungan antara peserta didik dan lembaga telah selesai. Namun

9
demikian, diharapkan hubungan antara para alumni dan sekolah tetap
terjalin. Hubungan antara sekolah dan para alumni dapat dipelihara lewat
pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh para alumni yang
tergabung dalam IKA (Ikatan Alumni) dan biasanya melakukan suatu
kegiatan yang disebut “reuni”.

D. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik

1. Layanan Bimbingan dan Konseling


Menurut hendyat Soetopo, bimbingan adalah proses bantuan yang
diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan
kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka
perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan
mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan
situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
2. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan
kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses
pembelajaran di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan
serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
3. Layanan Kantin
Kantin atau warung sekolah di perlukan ada di tiap sekolah supaya
makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup
mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kalii mengontrol kantin
sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan
yang bersih dan bergizi. Peranan lain kantin sekolah yaitu supaya para
peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan
sekolah.
4. Layanan Kesehatan

Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina


kesehatan murid dan lingkungan hidupnya.

10
Program Usaha Kesehatan Sekolah adalah sebagai berikut:

a. Mencapai lingkungan hidup yang sehat,


b. Pendidikan kesehatan,
c. Pemeliharaan kesehatan di sekolah.
5. Layanan Transportasi
Sarana angkutan (transpotasi) bagi para peserta didik merupakan salah
satu penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar. Para peserta
didik akan merasa aman dan dapat masuk/pulang sekolah dengan waktu
yang tepat. Transportasi diperlukan terutama bagi para peserta didik
ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar (Suhardan & dkk, 2015).
6. Layanan Asrama

Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan


pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya
diperlukan adanya asrama. Selain manfaat untuk peserta didik, asrama
mempunyai manfaat bagi para pendidik dan petugas asrama tersebut
(Suhardan & dkk, 2015).

Manfaat asrama bagi peserta didik yaitu:

a. Tugas sekolah dapat dikerjakan dengan cepat dan sebaik-baiknya


terutama jika berbentuk tugas kelompok.
b. Sikap dan tingkah laku perserta didik dapat diawasi oleh petugas
asrama dan para pendidik;
c. Jika diantara peserta didik mempunyai kesulitan (kiriman dan orang tua
terlambat, sakit, dan sebagainya) dapat saling membantu
d. Meringankan kecemasan orang tua terhadap putra-putrinya;
e. Dapat juga merupakan salah satu cara untuk mengendalikan tingkah
laku remaja yang kurang baik (negatif).

Manfaat asrama bagi pendidik/petugas asrama:

a. Mengetahui, memahami dan menguasai tingkah laku peserta didik,


bukan hanya terbatas di sekolah tetapi juga di luar sekolah.
b. Guru dapat dengan cepat mengontrol tugas yang diberikan kepada
peserta didik.

11
E. Studi Kasus

Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh kegiatan penerimaan


siswa baru. Sebelum kegiatan ini dimulai, Kepala Sekolah terlebih dahulu
membentuk panitia berdasarkan pedoman dari Dinas Pendidikan setempat.
Panitia yang sudah dibentuk diformalkan dengan menggunakan Surat
Keputusan (SK) Kepala Sekolah (Suhardan & dkk, 2015).

Susunan panitianya sebagai berikut:

Ketua :Kepala Sekolah


Sekretaris I Kesiswaan :Wakil Kepala Sekolah
Sekretaris II :Kepala TU (Tata Usaha)
Bendahara :Bendahara Sekolah
Anggota :TU dan Guru (jumlah sesuai kebutuhan)
Setelah terbentuk panitia, langkah selanjutnya pembuatan pengumuman
kepada masyarakat, agar para calon pendaftar mengetahui syarat-syarat
memasuki sekolah tersebut. Berikut contoh pengumuman tersebut (Suhardan
& dkk, 2015).
Kegiatan sekolah berikutnya adalah melaksanakan seleksi bagi calon
siswa yang mendaftar di sekolah yang bersangkutan. Dari hasil seleksi ini
ditentukan peserta didik yang diterima disekolah tersebut. Biasanya ada tiga
kebijakan sekolah dalam penentuan peserta didik yang diterima, yaitu :
pertama: peserta didik yang diterima; kedua: peserta didik yang cadangan
diterima; dan ketiga: peserta didik yang tidak diterima. Bagi peserta didik
yang diterima langsung melakukan daftar ulang dan melengkapi persyaratan
yang telah ditentukan sekolah (Suhardan & dkk, 2015).
Setelah peserta didik diterima pada suatu sekolah. Pihak sekolah
mempunyai tanggungjawab untuk memberikan suatu program penyesuaian
calon peserta didik kepada situasi sekolah mereka yang baru. Program ini
yang disebut sebagai masa orientasi. Masa orientasi ini dilakukan dalam
beberapa hari (biasanya di sekolah dalam sepekan). Dalam orientasi ini
diperkenalkan lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah.

12
Bahkan secara rinci orientasi ini mengenalkan tata tertib sekolah, guru, staf
TU sekolah, perpustakaan sekolah, layanan khusus yang ada di sekolah,
program studi di sekolah, cara belajar efektif dan efisien di sekolah serta
organisasi kesiswaan yang ada di sekolah (Suhardan & dkk, 2015).
Setelah siswa selesai mengikuti masa orientasi, dilakukan pembagian
kelas. Pembagian kelas di sekolah biasanya menggunakan tipe kelas yang
heterogen tanpa ada pertimbangan menempatkan kelas berdasarkan suku,
nilai, agama maupun gender. Pembagian kelas ini tentu saja dibagi
berdasarkan rasio dengan ruang kelas yang ada. Setelah terbentuk kelas,
barulah peserta didik mengikuti program pembelajaran dalam bentuk mata
pelajaran/bidang studi yang harus ditempuh oleh peserta didik selama di kelas
tersebut. Di samping itu, siswa juga bisa mengikuti kegiatan-kegiatan
organisasi di sekolah yang sifatnya ekstra kurikuler dan dilakukan di luar jam
mata pelajaran/bidang studi (Suhardan & dkk, 2015).
Dalam proses pembelajaran ini dilakukan penilaian terhadap peserta
didik. Penilaian ini dilakukan untuk melihat kemajuan peserta didik dan
menentukan naik atau tidak naik ke kelas berikutnya (bagi kelas 1 dan kelas
2) serta penentuan lulus atau tidak lulus bagi kelas 3. Hasil penilaian yang
dilakukan oleh pihak sekolah ini dilaporkan kepada orang tua/wali siswa.
Laporan kepada orang tua tersebut lazim disebut buku raport. Sedangkan
siswa yang lulus dari sekolah diberikan ijazah/STTB (Suhardan & dkk,
2015).

13
BAB III
PEMBAHASAN
A. Objek Penelitian
Narasumber : Bapak Karisma Yanda
Pekerjaan : Staf Kesiswaan SMAN 15 Bandung

B. Waktu dan Tempat


Hari, Tanggal : Selasa, 13 Maret 2018
Tempat : SMAN 15 Bandung

C. Peran-Peran
1. Pewawancara : Ai Srihayati, Fahri Yusrizal, Lulu Nurani
2. Notulensi : Ai Srihayati, Nur’aida Nafilah
3. Dokumentasi : Estrie Widiyastuti
4. Perekam Audio : Lulu Nurani, Fahmi M. Hafiz

D. Hasil Observasi
1. Proses penerimaan peserta didik
Proses penerimaan peserta didik mengikuti sesuai aturan yang berlaku di
Jawa Barat, yaitu secara online. Jalur masuk melalui dua jalur, yaitu ada
jalur akademik (menggunakan NEM) dan non akademik (prestasi dan
afirmasi). Jalur non akademik prestasi ada cabangnya, yaitu kesenian dan
olahraga.
2. Syarat penerimaan
Jalur akademik dilihat dari NEM yang sesuai atau melebihi passing grade.
Jika melalui jalur non akademik maka harus memiliki piagam yang sesuai
dengan prestasi tingkat kabupaten, kota, provinsi, dan nasional. Tingkat
yang paling tinggi akan diutamakan. Untuk jalur non akademik afirmasi
sesuai dengan wilayah terdekat dan syaratnya memiliki SKTM (Surat
Keterangan Tidak Mampu). Penerimaan peserta didik pun disesuaikan
dengan wilayah.

14
3. Passing grade
30an, tapi tiap tahun beda-beda. Untuk tahun ini passing grade SMAN 15
Bandung yaitu 29,05 di PPDB
4. Kuota pendaftar
Kuotanya 240 untuk di PPDB, namun kan ada yang masuk lewat jalur non
akademik dan banyak juga siswa pindahan. Biasanya siswa akan dibagi
menjadi 10 kelas, 1 kelas terdiri dari 32 siswa, sehingga kurang lebih
siswa yang masuk pertahun sebanyak 320 siswa.
5. Rasio antara Laki-laki dan Perempuan
Dalam satu kelas biasanya lebih banyak perempuan. kira-kira 60%
perempuan (20 siswa) dan 40% laki-laki (12 siswa).
6. Kriteria peserta didik yang diterima
Tidak ada kriteria khusus. Tapi yang pasti memenuhi syarat sesuai dengan
persyaratan yang ada pada jalur akademik dan non akademik.
7. Pembentukan panitia PPDB
Sebelum PPDB di mulai sudah ada pembentukan panitia sebulan sebelum
PPDB, sesuai dengan panitia yang di butuhkan, yaitu jalur akademik dan
prestasi. Tidak semua guru terlibat dalam PPDB, hanya beberapa guru
yang di tunjuk, biasanya bagian manajemen kurikulum, sarana, humas,
kesiswaan, dan tata usaha.
8. Pelaksanaan PPDB
PPDB dimulai setelah kelas 12 ujian nasional, sekitar bulan Mei atau Juni.
9. MOS
Tahun ajaran 17/18 bekerjasama dengan Daarut Tauhid. Para peserta didik
berkegiatan selama 3 hari untuk membangun karakter. Dan menyerahkan
segala kegiatan dan program kepada pihak Daarut Tauhid.
10. Yang terlibat dalam MOS
Kesiswaan, manajemen dan beberapa guru yang ditunjuk.
11. Proses pembagian kelas Peserta Didik
Pemilihan kelas bukan bagian kesiswaan, karena itu ranah kurikulum.

15
12. Peminatan
Dimulai dari semester 1 kelas 10. Pada awalnya peminatan bebas memilih
tapi karena dalam satu pelajaran banyak peminatnya, maka untuk
menanggulanginya pihak kesiswaan yang mengatur. Misalnya IPS 1
kebagian peminatan bahasa jerman.
13. Ekskul
Ada sekitar 17 cabang. Seni pun terbagi yaitu degung, Angklung dan
kesenian modern. Olahraga pun sama, memiliki banyak cabang. Ada pun
ekskul yang wajib diikuti yaitu Pramuka. Karena langsung dari
kementrian. Awalnya ekstra kurikuler itu dilaksanakan tiap hari rabu, tapi
peraturannya hari jum’at tapi karena terlalu banyak yaitu satu angkatan,
maka di masukkan kedalam jam mata pelajaran. Karena kekurangan
pelatih yang tidak seimbang dengan peserta didik.
Tidak ada tindakan tegas bagi peserta didik yang tidak mengikuti ekskul,
yang penting peserta didik mengikuti ekskul wajib. Dan ekskul di luar
yang wajib sesuai dengan minatnya masing-masing.
14. Kekerasan
2 tahun yang lalu SMAN 15 di nobatkan sebagai sekolah ramah anak dan
tidak ada kekerasan. Para guru hanya bisa menghimbau agar tidak ada
kekerasan pada peserta didik. Karena banyak berita guru yang melakukan
kekerasan pada peserta didik.
15. Layanan
Semester ini, ada guru asuh. Setiap 1 guru membawahi 20 siswa. Karena
ada pembinaan karakter. Peserta didik sendiri di pilih secara acak, supaya
para guru dan siswa lebih mengenal. Tidak ada waktu khusus untuk guru
asuh dan peserta didik berkumpul, karenaitu di luar jam pelajaran.
Perbedaan fungsi guru asuh dan guru BK yaitu, guru asuh hanya fokus
pada karakter peserta didik, sedangkan guru BK fokus pada prestasi dan
yang berhubungan dengan akademik.
Layanan perpustakaan lengkap. Banyak juga guru yang menginginkan
KBM di perpustakaan, hanya saja masih secara manual.

16
Kantin ada 2 yang bisa menampung peserta didik. Karena ada dua kali
istirahat, maka jika jam 10 tidak kebagian maka ada jam 1. SMAN 15
tidak menganjurkan untuk membawa makanan dari rumah. Maka ada yang
membawa dan ada yang tidak. Jika di purwakarta perintah membawa
makanan dari rumah langsung dari bupatinya sendiri.
16. Peraturan
Semua peraturan sama seperti sekolah lain, tidak ada peraturan khusus.
Dan setiap siswa diberi buku saku.
17. Proses penilaian
Selama peserta didik mengikuti program sekolah dengan baik dan saat
pelaksanaan ujian sekolah hasilnya pun bagus maka kemungkinan besar
peserta didik dapat lulus, karena kelulusan murni berada di tangan pihak
sekolah.
18. Alumni
Dibentuknya ikatan alumni IKA yang dibentuk pada tanggal 15 Mei 2016,
tujuannya agar alumni mengetahui apabila sekolah mengadakan kegiatan
dan dapat membantu kegiatan tersebut, selain itu tujuannya agar sekolah
juga mengetahui apabila alumni mengadakan kegiatan, seperti: reuni .

17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Manajemen Peseta didik adalah upaya penataan peserta didik, mulai


dari masuk sampai dengan mereka lulus sekolah/madrasah, dengan cara
memberikan layanan sebaik sebaik mungkin kepada peserta didik.
Tujuannya adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
menunjang proses pembelajaran, sehingga dapat berjalan dengan lancer,
tertib, dan teratur, serta dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan
yang ditetapkan. Fungsi Manajemen peserta didik secara adalah sebagai
wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin,
baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi,
kebutuhan, dan segi-segi potensi peserta didik lainnya
Manajemen peserta didik sebagai bagian dari keseluruhan manajemen
sekolah, sehingga harus mempunyai prinsip kesamaan visi, misi dan tujuan
manajemen sekolah secara keseluruhan. Ruang lingkup manajemen peserta
didik itu meliputi: analisis kebutuhan, rekruitmen, seleksi, orientasi,
penempatan, pembinaan dan pengembangan, pencatatan dan pelaporan,
kelulusan dan alumni. Layanan khusus yang menunjang manajemen peserta
didik meliputi: layanan bimbingan dan konseling, layanan perpustakaan,
layanan kantin, layanan kesehatan, dan layanan asrama

B. Saran

Kita sebagai calon guru harusnya mampu mendidik para peserta didik
kita dengan baik, dengan proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Oleh
karena itu, seorang guru harus mengenal karakteristik mereka agar bisa
mengembangkan minat dan bakat peserta didik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Imron, A. (2001). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Malang: Bumi Aksara.

Nizar, S. (2002). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.

Pidarta, M. (2004). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Prihatin, E. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Rohiat. (2008). Manajemen Sekolah. Bengkulu: Aditama.

Suhardan, D., & dkk. (2015). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Zahara, C. R. (2014). Manajemen Peserta Didik.

19

Anda mungkin juga menyukai