Dosen pengampu:
Disusun Oleh:
Kelas: II A
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen
Peserta Didik dengan pokok bahasan mengenai “PROSEDUR PERPINDAHAN
(MUTASI), KELULUSAN, DAN KEALUMNIAN BAGI PESERTA DIDIK” ini
dengan baik.
Kami berterima kasih kepada Bapak Dr. H. Badrudin,M.Ag. juga Dr. Dian,
M.Ag. selaku Dosen mata kuliah Manajemen Peserta Didik Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan membimbing
kami sampai saat ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi semuanya dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan bagi kami maupun para pembaca. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dari segi
kata, pengejaan maupun materi dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. 2
BAB I ……………………………………………………………………………. 3
PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 3
Latar Belakang Masalah …………………………………………………. 3
Rumusan Masalah ………………………………………………………... 4
Tujuan Penulisan …………………………………………………………. 4
BAB II …………………………………………………………………………… 6
PEMBAHASAN ………………………………………………………………… 6
PENGERTIAN DAN BENTUK-BENTUK
PERPINDAHAN PESERTA DIDIK ………………………………………….. 6
Pengertian Perpindahan Peserta Didik …………………………………… 6
Bentuk-Bentuk Perpindahan Peserta Didik ………………………………. 8
SEBAB-SEBAB, ALTERNATIF ATAU SOLUSI ATAS
PERPINDAHANPESERTA DIDIK …………………………………………… 8
Sebab-Sebab Perpindahan Peserta Didik Akibat Lingkungan …………… 8
Perpindahan Peserta Didik Akibat Drop Out ……………………………... 9
Alternatif atau Solusi Atas Perpindahan Peserta Didik …………………… 11
ROSEDUR DAN STANDAR KELULUSAN PESERTA DIDIK ……………. 12
Standar Kompetensi Lulusan (Permendiknas No.23 Tahun 2006) ………. 12
Permendikbud No. 05 Tahun 2015 tentang Kelulusan Peserta Didik UN ... 13
Permendikbud No. 57 Tahun 2015 tentang Kelulusan Peserta Didik UN ... 13
ROBLEMATIKA STANDAR KELULUSAN SEKOLAH DI
INDONESIA ……………………………………………………………………. 14
Analisis permasalahan ……………………………………………………. 15
Solusi dari semua problematika diatas adalah sebagai berikut ……........... 15
PERAN, FUNGSI, DAN PENGEMBANGAN ALUMNI …………………….. 16
SEBAB-SEBAB KEGAGALAN DALAM LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING …………………………………………….. 17
BAB III …………………………………………………………………………… 20
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 21
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
Asep Burhanudin dan Widya Musdalifah, “MUTASI PESERTA DIDIK”. 2019. Hal. 1
3
terutama stakeholders untuk meningkatkan mutu pendidikan serta semakin terjadinya
kesadaran siapa saja bahwa pengelolaan dan pelaksanaan layanan pendidikan tidak
dapat dikerjakan hanya oleh sekelompok tertentu saja, tetapi membutuhkan kerjasama
semua pihak.
Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan.
Pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana yang
tercantum dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Implementasi Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional tentang dijabarkan kedalam sejumlah peraturan antara lain:
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.2
Alumni sebagai produk akhir yang dihasilkan lembaga satuan pendidikan
keberadaannya berperan penting bagi kualitas dan eksistensi dari lembagasatuan
pendidikan yang meluluskannya. Oleh sebab itu, upaya strategis dalam rangka
memperhatikan keberadaan alumni ini harus dilakukan, karena selain menjadi sasaran
mutu sebuah lembagasatuan pendidikan, alumni juga menjadi media evaluasi dan
tolak ukur kesuksesan lembagasebuah satuan pendidikan. Dan khususnya kepada para
alumni, tentu diharapkan lebih menunjukkan wujud kongkrit partisipasinya untuk
meningkatkan mutu layanan pendidikan almamaternya. 3
1.2 Rumusan Masalah
Penyusunan Makalah ini dibatasi pada hal – hal sebagai berikut:
1. Apa Pengertian, Bentuk-Bentuk Perpindahan Peserta Didik?
2. Apa Saja Sebab-Sebab Alternatif Solusi Atas Perpindahan Peserta Didik?
3. Bagaimana Prosedur dan Standar Kelulusan Peserta Didik?
4. Apa Saja Problematika Standar Kelulusan Sekolah Di Indonesia?
5. Apa Saja Peran, Fungsi, dan Pengembangan Alumni?
6. Apa Saja Sebab-Sebab Kegagalan Dalam Layanan Bimbingan dan Konseling?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Peserta Didik.
2
https://bintisalamun.blogspot.com/2019/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
3
“KELULUSAN DAN ALUMNI” (https://bintisalamun.blogspot.com/2019/05/v-
behaviorurldefaultvmlo.html), diakses 2 Mei 2019
4
2. Untuk Mengetahui Pengertian dan Bentuk-Bentuk Perpindahan Peserta Didik.
3. Untuk Mengetahui Sebab-Sebab Alternatif Solusi Atas Perpindahan Peserta
Didik.
4. Untuk Mengetahui Prosedur dan Standar Kelulusan Peserta Didik.
5. Untuk Mengetahui Problematika Standar Kelulusan Sekolah Di Indonesia.
6. Untuk Mengetahui Tentang Peran, Fungsi, dan Pengembangan Alumni.
7. Untuk Mengetahui Sebab-Sebab Kegagalan Dalam Layanan Bimbingan dan
Konseling.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Perpindahan pesera didik adalah proses perpindahan tempat pendidikan dari suati
institusi sekolah yang satu ke institusi pendidikan sejenis yang lainnya di wilayah RI.
Mutasi adalah perpindahan peserta didik dari kelas satu ke kelas lain yang sejajar,
dan atau perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke sekolah lain yang sejajar.
Mutasi ini dapat dilakukan peserta didik, oleh karena ia memang berhak untuk
mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan yang ia butuhkan dan ia minati.
Meskipun untuk itu ia harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan
tempat peserta didik tersebut harus diterima. Penentuan persyaratan demikian sangatlah
penting, oleh karena kalau tidak, peserta didik akan pindah ke sekolah-sekolah favorit,
semantara sekolah-sekolah yang tidak favorit akan semakin kehilangan peserta didiknya.
Perpindahan peserta didik antar sekolah dalam satu kota, antar kabupaten/ kota
dalamsatu provinsi dilaksanakan atas dasar persetujuan kepala sekolah yang disetujui
serta dilaporkan kepada kepala dinas pendidikan/ kepala departemen agama sesuai
dengan kewenangannya perpindahan peserta didik hanya dalam hal sebagai berikut.4
1. Siswa merupakan anak dari PNS/ TNI/ POLRI yang dimutasikan dan
menunujukan surat keterangan pindah tugas dari orang tua siswa tersebut.
2. Siswa yang bukan anak dari PNS/ TNI/ POLRI harus melengkapi photocopy KTP
orangtua atau surat keterangan pindah dari lurah setempat yang menyatakan
bahwa yang bersangkutan telah berdomisili di wilayah yang baru.
3. Perpindahan peserta didik dari sekolah diluar negri harus dilampiri hasil penilaian
kesetaraan yang ditetapkan oleh dirjen manajemen pendidikan dasar dan
menengah.
4
Eka prihatin, manajemen peserta didik,(Bandung, alfabeta:2011),hlm. 141-143
6
4. Perpindahan peserta didik dari luar lingkungan dinas pendidikan yang tidak dibina
oleh pemerintah Indonesia kesekolah daam lingkungan pembinaan dirjrn
manajemen pendidikan dasar dan menengah dapat dilakukan dengan tes
penempatan oleh sekolah yang bersangkutan, setelah mendapatkan rekomendasi
dari dirjen manajemen pendidikan dasar menengah.
5. Perpindahan peserta didik dengan mempertimbangkan fleksibilitas pilihan dan
waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan. Mata pelajaran
yang baru dengan mempertimbangkan kompeteensi peserta didik.
6. Perpindahan kelas I dengan alas an mengikuti perpindahan tugas orangtua
pelaksanaannya semester I.
7
hanyalah pindah kelas saja, dalam suatu kelas yang tingkatannya sejajar. Mutasi inern ini,
dilakukan oleh peserta didik yang sama jurusannya, atau yang sama jurusannya.
Ada banyak penyebab peserta didik mutasi. Adapun faktor penyebab tersebut,
dapat bersumber dari peserta didik sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan teman sebaya.
8
e. Sulitnya sekolah tersebut dijangkau, termasuk oleh transportasi yang ada.
f. Sekolah tersebut dibubarkan, karena alas an-alasan kekurangan murid.
g. Sekolah tersebut dirasakan peserta didik tidak bonafit, seperti rendahnya
angka kelulusan setiap tahun.
4. Yang bersumber dari lingkungan teman sebaya, yaitu:
a. Bertengkar dengan teman.
b. Merasa diancam oleh teman.
c. Tidak cocok dengan teman.
d. Merasa terlalu tua sendiri dibandingkan dengan teman-teman sebayanya.
e. Semua teman yang ada di sekolah tersebut, berlainan jenis dengan dirinya,
sehingga merasa sendirian.
f. Semua teman yang ada di sekolah tersebut berlainan strata dengan dirinya.
5. Yang bersumber dari lain-lain adalah:
a. Seringnya sekolah tersebut dilanda banjir.
b. Adanya peperangan yang mendadak sehingga di sekolah tersebut tidak
memungkinkan untuk belajar.
c. Adanya bencana alam di wilayah atau daerah tempat sekolah tersebut berada.
d. Sekolah tersebut tiba-tiba ambruk karena sudah terlalu tua.
Yang dimaksud dengan drop out adalah keluar dari sekolah sebelum waktunya,
atau sebelum lulus. Drop out demikian ini perlu dicegah, oleh karena hal
demikandipandang sebagai pemborosan bagi biaya yang sudah terlanjur di
keluarkanuntuknya. Banyaknya peserta didik yang drop out adalah indikasi rendahnya
produktivitas pendidikan.
Penanganan drop out tentu tidak bisa di laksanakan oleh sekolah sendiri,
melainkan haruslah terpadu dan bersama-sama dengan lingkungan lain: kekuarga dan
masyarakat. Pemerintah juga perlu mengupayakan bagaimana agar drop out ini dapat di
tekan. Sebab, kalau hanya satu lembaga saja yang berusaha menekan angka drop out,
maka tidak akan dapat berhasil sebagaimana yang di harapkan.
9
Ada banyak sebab mengapa peserta didik drop out dan tidak menyelesaikan
pendidikannya. Berikut sebab-sebab perpindahan peserta didik akibat drop out.
10
7. Ketujuh, karena peserta didik sendiri yang ingin drop out dan tidak mau sekolah. Pada
peserta didik demikian, memang tidak dapat dipaksa untuk bersekolah. Termasuk
oleh orang tuanya sendiri.
8. Kedelapan, terkena kasus pidana dengan kekuatan hukum yang sudah pasti. Pidana
yang dialami oleh peserta didik untuk beberapa tahun, bisa menjadikan yang
bersangkutan akan drop out dari sekolah. Karena tidak mungkin sambil pidana dengan
tetap bersekolah.
9. Kesembilan, karena sekolah dianggap tidak menarik bagi peserta didik. Karena tidak
menarik, mereka memandang lebih baik tidak sekolah saja.
Pada peserta didik drop out karena alasan biaya, masih dapat dicarikan jalan
keluarnya dengan memberikan beasiswa, mencarikan orang tua asuh dan sebagainya.5
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya mutasi, jika
seseorang mau melakukannya khususnya seorang guru dalam pengaturan peserta didik
seperti dijelaskan Imron (2012:156). Cara-cara tersebut seperti:6
5
https://contoh-makalah2.blogspot.com/2016/12/mutasi-peserta-didik
pengertian.html?m=1
66
http://badrunalwafi.blogspot.com/2016/05/pengaturan-drop-out-dan-mutasi-peserta.html
11
7. Mencatat mutasi
2.3 PROSEDUR DAN STANDAR KELULUSAN PESERTA DIDIK
Pada pasal 18 ayat (1) Permendikbud Nomor 3 Tahun 2017 disebutkan bahwa
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan/program pendidikan setelah
memenuhi kriteria (a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran; (b) memperoleh
nilai sikap/perilaku minimal baik; (c) lulus ujian satuan pendidikan/program pendidikan.
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa ujian nasional tidak sebagai penentu
kelulusan, justru ujian satuan pendidikan atau ujian pendidikan kesetaraan sebagai
penentu kelulusan.7
Proses kelulusan adalah administrasi siswa yang paling akhir. Kelulusan adalah
pernyataan dari sekolah sebagai suatu lembaga tentang telah diselesainya program
pendidikan di suatu sekolah dan berhasil dalam UAN dan UAS maka kepadanya
diberikan STTB atau ijazah.
7
https://pauddikmasdiy.kemdikbud.go.id/artikel/menentukan-kelulusan-peserta-didik-pendidikan-
kesetaraan/
12
1. Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
menentukan kelulusan peserta didik.
2. Kriteria kelulusan peserta didik dari Ujian S/M untuk semua mata pelajaran
ditetapkan oleh Satuan Pendidikan berdasarkan perolehan nilai Ujian S/M.
3. Kriteria kelulusan peserta didik dari Ujian PK untuk semua mata pelajaran
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi berdasarkan perolehan nilai Ujian
PK dari pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM)/kelompok belajar pada
sanggar kegiatan belajar (SKB).
4. Manfaat SKL, yaitu:
a. Sebagai batas kelulusan peserta didik pada setiap satuan pendidikan;
b. Sebagai rujukan untuk penyusunan standar-standar pendidikan lainnya;
c. Sebagai arah peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar dan
holistik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
13
sebagai berikut: (+ 85 ‘Sangat Baik’, + 70 ‘Baik’, + 55 ‘Cukup’, - 55
‘Kurang’)
3. Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan setelah memenuhi
kriteria:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c. lulus Ujian S/M/PK.8
8
PPT Pak Badrudin
14
Analisis permasalahan:
1. Dibuatkan standard khusus yang lebih flexibel berdasarkan potensi daerah tersebut.
2. Di daerah-daerah tertinggal tersebut diprioritaskan pengiriman tenaga pendidik.
3. Kesejahteraan untuk tenaga pendidik di daerah tertinggal diperhatikan.
4. Membangun akses menuju lokasi yang lebih baik.
5. Membangun sarana kesehatan di daerah tertinggal. 9
9
https://payungdamai.blogspot.com/2017/02/analisis-permasalahan-standar.html
15
2.5 PERAN, FUNGSI, DAN PENGEMBANGAN ALUMNI’
Salah satu orientasi setiap sekolah atau perguruan tinggi adalah untuk
menghasilkan lulusan yang terbaik. Lulusan terbaik tersebut dapat dilihat dari berbagai
indikator, baik indikator akademis maupun non akademis. Indikator yang tidak kalah
pentingnya adalah kualitas alumni dalam menghadapi tuntutan pada jenjang pendidikan
di tingkat lebih tinggi atau pun persaingan dalam dunia lapangan kerja. Apakah alumni
dari lembaga tertentu mampu menembus berbagai persaingan kualitas dengan alumni
dari lembaga lainnya atau tidak? Hal ini sudah lazim akan menjadi tolok ukur utama bagi
masyarakat awam yang dalam hal ini masyarakatlah yang akan menjadi penyuplai siswa
atau mahasiswa dan sekaligus sebagai pelanggan dari lembaga tersebut. Dalam jenjang
akhir lembaga pendidikan seperti SMK atau Perguruan Tinggi, tolok ukur yang paling
dipakai oleh masyarakat untuk menyuplai siswa atau mahasiswa adalah apakah
lulusannya mudah dapat pekerjaan atau banyak yang menganggur. Sedangkan indikator
yang dipakai oleh masyarakat sebagai pemakai alumni adalah apakah lulusan dari sekolah
atau PT tersebut mampu bekerja sesuai dengan tuntutan atau tidak.
Berikut beberapa hal peranan dan fungsi alumni atau lulusan bagi sekolah atau
perguruan tinggi yang saya rumuskan dalam butir-butir singkat:
1. Menjadi tolok ukur masyarakat untuk menggunakan lulusannya dalam dunia kerja.
2. Menjadi tolok ukur bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan di lembaga
tersebut.
3. Menjadi model bagi para siswa/mahasiswa yang masih studi.
4. Membangun citra positif/opini publik tentang almamaternya di masyarakat.
5. Menyiapkan lapangan kerja bagi lulusan baru / adik-adinya.
6. Menyumbang materi untuk pengembangan almamater: penggalangan dana, dll.
7. Menyumbang saran, pemikiran, ide-ide baru terhadap almamater.
16
8. Ikut terlibat dalam berbagai kegiatan lembaga pendidikan, seperti membantu ketika
kekurangan tenaga pengajar, terlibat dalam kegiatan wisuda, terlibat dalam kegiatan
akreditasi, dll.10
Masih banyak anggapan bahwa peranan konselor di sekolah adalah sebagai polisi
sekolah yang harus menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin, dan keamanan
sekolah. Anggapan ini mengatakan ”barangsiapa diantara siswa-siswa melanggar
peraturan dan disiplin sekolah harus berurusan dengan konselor”. Tidak jarang pula
konselor sekolah diserahi tugas mengusut perkelahian ataupun pencurian. Konselor
ditugaskan mencari siswa yang bersalah dan diberi wewenang untuk mengambil tindakan
bagi siswa-siswa yang bersalah itu. Konselor didorong untuk mencari bukti-bukti atau
berusaha agar siswa mengakua bahwa ia telah berbuat sesuatu yang tidak pada tempatnya
atau kurang ajar, atau merugikan. Misalnya konselor ditugasi mengungkapkan agar siswa
mengakui bahwa ia mengisap ganja dan sebagainya. Dalam hubungan ini pengertian
konselor sebagai mata-mata yang mengintip segenap gerak-gerik siswa agar dapat
berkembang dengan pesat.
10
https://rudimu.wordpress.com/2017/03/28/peranan-dan-fungsi-alumni-lulusan-bagi-
sekolah-atau-perguruan-tinggi/
17
Pelayanan bimbingan dan konseling menyangkut seluruh kepentingan klien
dalam rangka pengembangan pribadi klien secara optimal. Disamping memerlukan
pemberian nasehat, pada umumnya klien sesuai dengan problem yang dialaminya,
memerlukan pula pelayanan lain seperti pembrian informasi, penempatan dan
penyaluran, konseling, bimbingan belajar, pengalih tangan kepada petugas yang lebih ahli
dan berwenang, layanan kepada orang tua siswa dan masayarakat, dan sebagainya.
Segala cara yang dipakai untuk mengatasi masalah harus disesuaikan dengan
pribadi klien dan berbagai hal yang terkait dengannya. Tidak semua masalah bisa
diselesaikan dengan cara yang sama, bahkan masalah yang sama sekalipun.
Pada dasarnya, pemakaian suatu cara tergantung pada pribadi klien, jenis dan sifat
masalah, tujuan yang ingin dicapai, kemampuan petugas bimbingan konseling, dan sarana
yang tersedia.
18
terkait pila dengan berbagai unsure lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat
sekitarnya. Oleh sebab itu, penanggulangan tidak dilakukan sendiri oleh konselor saja.
Dalam hal ini peranan guru, orang tua danpihak-pihak llain sering kali sangat
menentukan. Konselor harus pandai menjalin hubungan kerjasama yang saling mengerti
dan saling menunjang demi terbantunya siswa yang mengalami masalah. Disamping itu.
Konselor harus pula memanfaatkan berbagi sumber daya yang ada dan dapat
diadakanuntuk kepentingan pemecahan masalah siswa.
11
https://teraskita.wordpress.com/2009/03/30/problematika-bimbingan-dan-konseling/
19
BAB III
KESIMPULAN
Mutasi adalah perpindahan peserta didik dari kelas satu ke kelas lain yang sejajar,
dan atau perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke sekolah lain yang sejajar.Mutasi
ini dapat dilakukan peserta didik, oleh karena ia memang berhak untuk mendapatkan
layanan pendidikan sesuai dengan yang ia butuhkan dan ia minati. Meskipun untuk itu ia
harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan tempat peserta didik
tersebut harus diterima. Penentuan persyaratan demikian sangatlah penting, oleh karena
kalau tidak, peserta didik akan pindah ke sekolah-sekolah favorit, semantara sekolah-
sekolah yang tidak favorit akan semakin kehilangan peserta didiknya.
Dalam banyak hal, mutasi memang perlu dicegah, agar terdapat kesinambungan
pengetahuan peserta didik yang diterima sebelumnya dengan kelanjutannya. Oleh karena
itu, izin mutasi hendaknya diberikan jika disertai dengan alasan yang dapat diterima dan
sangat baik bagi perkembangan peserta didik itu sendiri. Seminimal mungkin mutasi
peserta didik yang bersifat ekstern haruslah dikurangi. Pencegahan dan pengurangan
tersebut, tentu bergantung pada macam sumber faktor penyebabnya.
SARAN
Kami berharap semoga pembahasan dalam makalah ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi para pembaca. Dan kami pun berharap kritik dan saran dari pembaca
untuk kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya. Sekian dan terima kasih.
20
DAFTAR PUSTAKA
Prihatin eka, manajemen peserta didik, bandung:alfabeta,2011
Asep Burhanudin dan Widya Musdalifah, “MUTASI PESERTA DIDIK”. 2019. Hal. 1
https://bintisalamun.blogspot.com/2019/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
“KELULUSAN DAN ALUMNI” (https://bintisalamun.blogspot.com/2019/05/v-
behaviorurldefaultvmlo.html), diakses 2 Mei 2019
https://contoh-makalah2.blogspot.com/2016/12/mutasi-peserta-didik
pengertian.html?m=1
https://pauddikmasdiy.kemdikbud.go.id/artikel/menentukan-kelulusan-peserta-didik-
pendidikan-kesetaraan/
http://badrunalwafi.blogspot.com/2016/05/pengaturan-drop-out-dan-mutasi-
peserta.html
https://payungdamai.blogspot.com/2017/02/analisis-permasalahan-standar.html
https://rudimu.wordpress.com/2017/03/28/peranan-dan-fungsi-alumni-lulusan-bagi-
sekolah-atau-perguruan-tinggi/
https://teraskita.wordpress.com/2009/03/30/problematika-bimbingan-dan-konseling/
21