DALAM PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Mutu
Terpadu yang di ampu oleh
Dosen pengampu : Dani Hoerudin M.Pd,.
Disusun Oleh :
Andini Latifah
Asep Sahal Nurjaman
Fahmi
Irna
Silda Nur Sopiyah
i
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karuniaNya yang telah di limpahkan sejak mencari ide, menyusun ,
hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Makalah ini tidak akan terwujud tanpa ada pengarahan, bimbingan serta
kerja sama dari semua pihak yang telah turut membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Sesungguhnya kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, untuk perbaikan dan menyempurnakan makalah ini, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi yang berkepentingan dan khususnya untuk para
mahasiswa agar dapat menjadi referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan
terutama bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
BAB II ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
PENUTUP ............................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ............................................................................................... 15
B. Saran .......................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
4
Lalu secara akuntabilitas dapat dilihat dari eksistensi mekanisme keyakinan politik
pemerintah terhadap aksi perbuatannya dalam menggunakan sumber publik dan
performa perilakunya. Pemerintah dalam membuat kebijakan harus berpatokan
kepada pelayanan publik yang efisien dan kapabilitas manajemen publik yang
tinggi (Effendi, 2005). Adapun problematika penerapan good governance antara
lain bisa karena kurangnya pelayanan publik, kapabilitas kebijakan yang rendah,
manajemen keuangan yang lemah, peraturan dan prosedur pelayanan yang sangat
birokratis serta inefisiensi alokasi sumber-sumber publik. Ini yang menghambat
pelaksanaangood governance dan akibatnya bisa fatal, misalnya, bisa membuat
pengentasan kemiskinan dan/atau hal-hal lain yang penting justru tidak berjalan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah bagaimana pengembangan teori“Pentingnya
Manajemen Mutu Terpadu
4
BAB II
PEMBAHASAN
B. Konsep Mutu
a. Konsep Absolut
Mutu sebagai konsep absolut memungkinkan kepala sekolah untuk
merumuskan standar maksimal, yang pada kenyataannya akan sulit untuk
direalisasikan. Dalam pemahaman seperti ini, kepala sekolah akan berpikir bahwa
sekolah yang dipimpin harus selalu menjadi sekolah unggulan baik bertaraf
nasional maupun internasional. Mutu akan menjadi simbol status bagi pelanggan
internal maupun pelanggan eksternal, sehingga stakeholder/pemilik akan merasa
bangga dan merasa puas, khususnya bagi orang tua peserta didik.
b. Konsep Relatif
5
6
6
7
melakukan perbaikan. Dengan kata lain semua sivitas sekolah harus dilibatkan
dalam upaya memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada para pelanggan.
4. Pendekatan yang menekankan pada perbaikan proses (Process Approach)
Kurangnya dukungan sistem informasi dan alat ukur keberhasilan MMT
berasumsi bahwa output akhir suatu organisasi tidak semata-mata dilihat secara
parsial, tetapi suatu proses yang panjang. Proses tersebut dilakukan secara sadar
oleh setiap individu. Kegiatan tersebut juga dilakukan saling terkait satu dengan
lainnya sehingga menghasilkan outputorganisasi. Jelassnya tamatan atau lulusan
bukan semata-mata produk tenaga akademik, atau karyawan sajak, tetapi
menyangkut proses yang melibatkan tenaga akademik, karyawan, kepala sekolah,
murid, orang tua, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat luas, yang tentu saja
proporsinya berbeda satu sama lainnya.
5. Penerapan manajemen dengan menggunakan pendekatan sistem (System
Approach)
Dalam konteks organisasi, upaya menyempurnakan proses tertentu harus
dikaitkan dengan proses lainnya. Oleh karena pihak-pihak yang terkait dengan
proses tersebut merupakan tangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Tuntutan
peningkatan kualitas pembelajaran tidak dapat dilakukan oleh tenaga pengajar
semata, tetapi harus pula melibatkan aspek ketatausahaan, kepemimpinan,
fassilitas, dan penciptssn organisasi yang optimal atau mendukung.
7
8
8
9
a. Baca dan pahami sistem, buaya dan sumber daya yang ada disekolah.
b. Identifikasi sitem, budaya dan sumber daya yang perlu diperkuat dan perlu
diubah.
c. Buatlah komitmen secara rinci.
d. Bekerjalah dengan semua unsure sekolah untuk mengklarifikasi visi, misi,
tujuan, sasaran, rencana dan program-program.
e. Hadapi status quo terhadap perubahan
f. Garisbawahi prioritas sasaran, budaya dan sumber daya yang belum ada
sekarang.
g. Pantaulah dan arahkan proses perubahan agar sesuai dengan visi, misi,
tujuan, sasaran, rencana, dan program-program
h. Mengidentifikasi tantangan nyata di sekolah.
Tantangan adalah selisih antara ketidak sesuaian antara output sekolah saat
ini dan output sekolah yang diharapkan dimasa yang akan datang. Tantangan terdiri
dari tantangan kualitas dan tantangan efektivitas.
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Manajemen Mutu Terpadu (MMT) adalah filosofi dan sistem untuk
pengembangan secara terus menerus (continuous improvement) terhadap jasa atau
produk untuk memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Sistem
pengembangan secara terus menerus dan kepuasan pelanggan merupakan kalimat yang
selalu ada dalam setiap definisi yang dikemukakan pakar terhadap MMT. Sistem
pengembangan secara terus menerus menggambarkan bahwa MMT memiliki titik
tekan pada proses dan bekerja dengan mendasarkan pada sistem.
Karena itu, pendekatan MMT tidak hanya bersifat parsial, tetapi
komperhensip dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan dengan produk
yang dihasilkan. Masalah kualitass juga tidak lagi dimaknai dan dipandang sebagai
masalah teknis, tetapi lebih berorientasi pada terwujudnya kepuasan konsumen atau
pelanggan. MMT juga melibatkan faktor fisik dan faktor non fisik, semisal budaya
organisasi, gaya kepemimpinan dan pengikut. Keterpaduan factor-faktor ini akan
mengakibatkan kualitass pelayanan menjadi lebiih meningkat dan bermakna.
B. Saran
Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan olehnya itu
dibutuhkan saran yang sifatnya membangun, guna kesempurnaan dalam penulisannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16