Diajukan Untuk Memenuhi Tugas kelompok Mata Kuliah “Tafsir Hadist dan
Ayat-Ayat Pendidikan” yang diampu Oleh :
Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Dzat yang telah
memberikan kekuatan kepada penyusun untuk menyelesaikan makalah yang membahas
tentang Asal-Usul Manusia (Tafsir surat Al-‘Alaq dan Al-Mu’minun Ayat 12-17).
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
BAB II .............................................................................................................................. 3
PENUTUP ...................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk paling utama di muka bumi. Manusia dibekali
dengan akal dan indera agar mereka mengetahui dan mengenalnya, dengan
berfikir mengenai makhluk ciptaan-Nya. Mengetahui dan mengenal Allah adalah
dengan memahami jejak-jejak penciptaanya, menghayati keindahan ciptaan-Nya
dan merasakan keagungan ayat-ayatnya.1
Sebagai makhluk yang berakal manusia juga diberi sebutan yang
bergengsi yaitu Ulu Al-Albab. “Sebagai penyandang Ulu Al-Albab manusia tidak
hanya memiliki sikap ontologis tetapi juga sikap aksiologis2. Selain itu manusia
juga merupakan makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Allah
yang lainya.
Demikian juga manusia sebagai makhluk terhormat memikul beban
“khalifah Allah dan hamba Allah”3. untuk bisa memperjuangkan hak-hak
kemanusiaan dengan menikmati kehidupan dan memperoleh kesejahteraan di
dunia ini dengan cara terhormat,4 tidak melampaui batas atau melanggar norma-
norma hukum, karena salah satu kelemahan manusia adalah melampaui batas
(QS.Al Alaq (96):6).Al-Qur’an juga menegaskan tentang pentingnya tanggung
jawab intelektual dalam melakukan berbagai kegiatan. Dalam kaitan ini, Al-
Qur’an selain menganjurkan manusia untuk belajar dalam arti seluas-luasnya
hingga akhir hayat,mengharuskan seseorang agar bekerja dengan dukungan ilmu
pengetahuan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki.
1
Yusuf Ahnad, Ensiklopedia Keajaiban Ilmiah Al-qur’an ( Jakarta : Taushia,2009), h.12
2
Lihat Dawam Raharjo, Paradigma Al Quran, Metodologi Tafsir & Kritik Sosial (Jakarta: PSAP
Muhammadiyah, 2005), h.9. Lihat misalnya QS. Ali Imran (3): 190, QS. Sad (38):29
3
Lihat misalnya QS. Al Baqarah (2): 30, QS. Al An’am (6):165,
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah turunya surat al-alaq?
2. Apa saja kandungan dari surat al-alaq?
3. Apa saja kandungan dari surat al-mu'minun?
C. Tujuan penulisan
Dalam setiap penulisan tentu meliliki tujuan yang ingin dicapai. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah turunya surat al-alaq
2. Untuk menjelaskan kandungan yang terdapat pada surat al-alaq
3. Untuk menjelaskan bagaimana kandungan yang terdapat pada surat al-
mu’minun
BAB II
ASAL-USUL KEJADIAN MANUSIA
(Tafsir Surat Al-Alaq dan Al-Mu’minun Ayat 12-17)
5
Kisah Turunya Surat Al-alaq Ayat 1-5, diakses dari https://akurat.co/kisah-turunnya-surah-al-alaq-yang-
jadi-wahyu-pertama-diterima-nabi-muhammad tanggal 28 September 2022 pukul 23.05.
6
Sejarah Turunya surat al-alaq, diakses dari https://maribelajarvika4.blogspot.com/2017/08/makalah-
tafsir.html tanggal 28 September 2022 pukul 23.29.
7
Ahmad Mushafa al-Maraghi,Tafsir al-Maraghi,jilid X,(Beirut: Dar al-Fikr,tp.th.), hal. 197 (dalam Tafsir
ayat-ayat Pendidikan,Dr.H.Abuddin Nata,MA.)
3
4
ِ َّ﴾ ك َََّّل لَئِن لَّ ْم يَنت َ ِه لَنَ ْسفَعًا بِالن١٤﴿ ﴾ أَلَ ْم يَ ْعلَم بِأ َ َّن اللَّـهَ يَ َر ٰى١٣﴿ ب َوت ََولَّ ٰى
﴾١٥﴿ اصيَ ِة َ َّأ َ َرأَيْتَ إِن َكذ
١٩﴾﴿ ۩ ﴾ ك َََّّل ََل تُطِ ْعهُ َوا ْس ُجدْ َوا ْقت َِرب١٨﴿ َالز َبانِ َية َ ﴾١٧﴿ ُ﴾ فَ ْل َيدْعُ نَا ِد َيه١٦﴿ َاص َي ٍة كَا ِذ َب ٍة خَاطِ ئَ ٍة
َّ ُسنَدْع ِ ن
Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah
Menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah.
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas.
Karena dia melihat dirinya serba cukup.
Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu). Bagaimana
pendapatmu tentang orang yang melarang?
Seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat.
Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas
kebenaran, atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendusta kan dan
berpaling?
Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala
perbuatannya?
Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya
Kami tarik ubun-ubunnya.
(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah
dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), Kelak Kami akan
memanggil malaikat Zabaniyah,
Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya, dan sujud lab dan
dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).
6
8
Al-Raghib al-Asfahani,Mu’jan Mufradat Al-Fadz al-qur’an, (Beirut: Dar al-Fikr, tp.th.), hal. 414
9
A. Baituni, Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern, (Bandung: Mizan, 1988), cct. I, hal. 34
7
sesuatu yang ada di alam jagat raya, yang selanjutnya bergerak dengan
kekuasaan-Nya, sehingga ia menjadi makhluk yang sempurna, dan dapat
menguasai bumi dengan segala isinya. Kekuasaan Allah itu telah
diperlihatkan ketika dia memberikan kemampuan membaca kepada Nabi
Muhammad SAW, sekalipun sebelum itu ia belum pernah belajar
membaca10
❖ Ketiga ayat yang berbunyi
Menurut al-Maraghi bahwa pengulangan kata iqra' pada ayat ter
sebut didasarkan pada alasan bahwa membaca itu tidak akan membekas
dalam jiwa kecuali dengan diulang-ulang dan membiasakannya
sebagaimana berlaku dalam tradisi. Perintah Tuhan untuk mengulang
membaca berarti pula mengulangi apa yang dibaca.
Kata iqra' sebagaimana telah diungkapkan di atas mengandung arti
yang amat luas seperti mengenali, mengidentifikasi, mengklasifikasi,
membandingkan, menganalisa, menyimpulkan dan membuktikan. Semua
pengertian ini secara keseluruhan terkait dengan proses mendapatkan dan
memindahkan ilmu pengetahuan. Dengan demikian ayat ini erat kaitannya
dengan metode pendidikan, sebagaimana halnya dijumpai pada metode
Iqra dalam proses mempelajari membaca al-Qur'an. Sedangkan
dihubungkannya kata iqra dengan sifat Tuhan yang maha mulia
sebagaimana terlihat pada ayat tersebut di atas, mengandung arti bahwa
Allah memuliakan kepada siapa saja yang mengharapkan pemberian
anugerah dari-Nya. Sehingga dengan lautan kemulyaan-Nya itu
mengalirkan nikmat berupa kemampuan baca pada orang tersebut.
❖ Keempat ayat yang berbunyi:
Kata al-Qalam pada ayat ini sebagaimana dikemukakan al-Raghib
al-Asfahani berarti potongan dari sesuatu yang agak keras seperti kuku
dan kayu, dan secara khusus digunakan untuk menulis. Sedangkan dalam
10
A-Maraghi, Loc. Cit., hal. 199. (dalam Tafsir ayat-ayat Pendidikan,Dr.H.Abuddin Nata,MA.)
8
عبدا اداصلی ارايـت ان. أرأيت الذي ينهي. آن راه استغنى ان الى ربك الرجعي.كَّلن اَللسن ليطغى
Mulai ayat keenam hingga ayat ketiga belas surat ini menjelaskan
sifat-sifat negatif yang dimiliki manusia, yaitu sifat melampaui batas
(vatgha/tagha), merasa dirinya sudah cukup (istaghna), merasa tidak
membutuhkan lagi bantuan orang lain, menghalangi orang lain berbuat
baik (yanha), seperti halnya yang dilakukan oleh Abu Jahal, ketika ia
menghalangi Nabi Muhammad SAW mengerjakan shalat, dan orang yang
berdusta dan berpaling dari kebenaran. Dengan demikian ayat ini
merupakan penjelasan dari ayat sebelumnya, yaitu ayat 1 sampai dengan
5 yang berkaitan dengan asal asul kejadian manusia. Dengan kata lain jika
ayat 1 sampai 5 tersebut berbicara tentang asal usul kejadian manusia,
maka pada ayat 6 sampai 13 ini menjelaskan sifat-sifat manusia,
khususnya sifat-sifat yang negatif.
ثم خلقنا النطفة علقة فخلقنا.ولقد خلقنا اْلنسن من سلة من طيــــن ثـم جعلنـه لطفة في قرار مكين
العلقة مضغة فخلقنا المضغة عظمافكسونا العظم لحمائم أنشأنه خلقاء اخر فتبارك هللا أحسن الخلقين
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, kiranya dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
Pertama, surat al-'Alaq berisi penjelasan tentang asal-usul kejadian
manusia beserta sebagian sifat-sifatnya yang negatif.
Kedua, surat Al-Alaq berisi penjelasan tentang kekuasaan Allah SWT,
yaitu bahwasanya Ia berkuasa untuk menciptakan manusia,serta memberikan
nikmat dan karunia berupa memberikan kemampuan membaca kepada Nabi
Muhammad SAW.
Ketiga, surat al-'Alaq berisi penjelasan tentang perintah membaca kepada
Nabi Muhammad SAW, dalam arti yang seluas-luasnya. Yaitu membaca ayat-
ayat yang tersurat dalam al-Qur'an dan ayat-ayat yang tersirat di jagat raya.
Keempat, surat al-Alaq berisi penjelasan tentang perlunya alat dalam
melakukan kegiatan, seperti halnya kalam yang diperlukan bagi upaya
pengembangan dan pemeliharaan ilmu pengetahuan.
Adapun surat Al-Mu’minum yang menjelaskan mengenai proses kejadian
manusia dengan segenap potensi yang ada pada dirinya.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
[2] Lihat Dawam Raharjo, Paradigma Al Quran, Metodologi Tafsir & Kritik
Sosial (Jakarta: PSAP Muhammadiyah, 2005), h.9.
[3] Lihat misalnya QS. Ali Imran (3): 190, QS. Sad (38):29
[4] Lihat misalnya QS. Al Baqarah (2): 30, QS. Al An’am (6):165,
[5] Kisah Turunya Surat Al-alaq Ayat 1-5, diakses dari https://akurat.co/kisah-
turunnya-surah-al-alaq-yang-jadi-wahyu-pertama-diterima-nabi-muhammad
tanggal 28 September 2022 pukul 23.05.
12
13
[9] A. Baituni, Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern, (Bandung: Mizan, 1988),
cct. I, hal. 34