Anda di halaman 1dari 9

Ulumul Qur’an

Oleh:
Ferdiansyah (17011424)

Program Studi Tafsir Hadits


Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darul Hikmah
2018
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................2

Bab 1 Pendahuluan

Latar Belakang...........................................................................................................................3

Rumusan Masalah......................................................................................................................3

Tujuan........................................................................................................................................3

Bab 2 Pembahasan

1. Asbabun Nuzul.............................................................................................................4
2. Nuzulul Qur'an ………................................................................................................5
3. Jam'ul Qur'an................................................................................................................5
4. Tertib ayat dan surat.....................................................................................................6
5. Turunnya Al Qur'an dengan 7 huruf ………………………………………………...6

Bab 3 Penutup..........................................................................................................................7

Kesimpulan..............................................................................................................................7

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga pada kesempatan ini bisa menyelesaikan makalah
mengenai ulumul Qur’an

Makalah ini memberikan informasi kepada pembaca mengenai ulumul Qur’an. Pada
makalah ini kami menjelaskan beberapa materi yang berkaitan dalam ilmu ulumul Qur’an yaitu
asbabun nuzul, nuzulul Qur'an, jam'ul Qur'an, tertib ayat dan surat, dan turunnya Al Qur'an
dengan 7 huruf. Beberapa hal tersebut akan coba kami detailkan dalam makalah ini.

Namun kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Bogor, 18 Desember 2018

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk dapat menjadi pribadi muslim yang baik, maka kita harus dapat mengetahui apa
sebenarnya pedoman kehidupan kita. Kita semua tahu bahwa pedoman hidup kita adalah Al-
Qur’an dan Hadits. Namun banyak yang masih tidak paham apa sebenarnya penjelasan detail
tentang pedoman hidup kita ini. Untuk mengetahui secara detail apa yang terdapat dalam
pedoman kehidupan kita, maka ada beberapa ilmu yang harus kita ketahui yaitu ulumul Qur’an.
Ulumul Quran sebagai ilmu yang memiliki korelasi positif dengan al-Quran memiliki
urgensi yang sangat penting untuk mempelajarinya, diantaranya adalah untuk memahami
kandungan kalamullah yaitu al-Quran, untuk mengetahui cara dan gaya serta methode yang
digunakan oleh para musafir dalam menafsirkan al-Quran disertai dengan penjelasan tentang
tokoh-tokoh ahli tafsir kenamaan dan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, untuk mengetahui
persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan Al-Quran.1 Oleh karena itu, dengan mempelajari
Ulumul Quran seseorang diharapkan dapat memahami, menafsirkan dan menerjemahkan al-
Quran dan mempertahankan kesucian dan kebenaran al-Quran.

Dalam Ulumul Qur’an ini kita harus mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan ilmu
ulumul Qur’an yaitu asbabun nuzul, nuzulul Qur'an, jam'ul Qur'an, tertib ayat dan surat, dan
turunnya Al Qur'an dengan 7 huruf. Dalam makalah ini penulis akan mengidentifikasi beberapa
hal yang berkaitan dengan ilmu Ulumul Qur’an yaitu asbabun nuzul, nuzulul Qur'an, jam'ul
Qur'an, tertib ayat dan surat, dan turunnya Al Qur'an dengan 7 huruf.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Asbabun nuzul
2. Apakah Nuzulul Qur'an
3. Apakah Jam'ul Qur'an
4. Apakah Tertib ayat dan surat
5. Apakah Turunnya al Qur'an dengan 7 huruf ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui dan Memahami Asbabun nuzul
2. Mengetahui dan Memahami Nuzulul Qur'an
3. Mengetahui dan Memahami Jam'ul Qur'an
4. Mengetahui dan Memahami Tertib ayat dan surat
5. Mengetahui dan Memahami Turunnya al Qur'an dengan 7 huruf

1
Al-Qattan, Manna’ Khalil. Mabahist Fi Ulum al-Qur’an, diterjemahkan oleh Mudzakir AS dengan
judul Studi Ilmu-ilmu Quran, cet II, Jakarta : Pustaka Litera Antar Nusa.1994.
Mahmud Adnan, Laonso Hamid, ulumul quran. Restu ilahi, Jakarta. 2005.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Asbabun Nuzul

Pengertian
Secara etimologis (lughawi), “asbab al-nuzul” terdiri dari dua kata yaitu asbab dan al-
nuzul. Kata asbab berasal dari kata (tunggal: sabab) yang berarti sebab, alasan atau illat 2.
Dan kata al-nuzul berarti as-su’ud3, yakni turun. Adapun pengertian “asbab al-Nuzul”
menurut terminologis (istilah) adalah pengetahuan tentang sebab-sebab diturunkannya
suatu ayat. Menurut al-Zarqani, asbab al-nuzul ialah suatu kejadian yang menyebabkan
turunnya satu atau beberapa ayat, atau suatu peristiwa yang dapat dijadikan petunjuk
hukum berkenaan turunnya suatu ayat 4.

Fungsi Asbabun Nuzul


Mempelajari dan mengetahui asbab al-nuzul mempunyai arti penting dalam menafsirkan
Al-Qur’an. Seseorang tidak akan mencapai pengertian yang baik jika tidak memahami
ayat-ayat yang menyangkut hukum. Imam al-Wahidi (w. 468/1075), mengatakan: “tidak
mungkin orang bisa mengetahui tafsir suatu ayat, tanpa mengetahui kisah dan penjelasan
mengenai turunnya lebih dahulu”5.

Adapun fungsi memahami asbab al-nuzul antara lain sebagai berikut:


1. Mengetahui hikmah dan rahasia diundangkannya suatu hukum dan perhatian syara’
terhadap kepentingan umum, tanpa membedakan etnik, jenis kelamin, dan agama.
2. Mengetahui asbab al-nuzul membantu memberikan kejelasan terhadap beberapa
ayat.
3. Pengetahuan tentang asbab al-nuzul dapat menolak dugaan adanya hashr
(pembatasan)
4. pengetahuan asbab al-nuzul dapat mengkhususkan (takhshish) hukum terbatas pada
sebab, terutama ulama yang menganut kaidah “sabab khusus”.
5. Dengan mempelajari asbab al-nuzul diketahui pula bahwa sebab turunnya ayat
tidak keluar dari hukum yang terkandung dalam ayat, apabila terdapat yang
mengkhususkannya

2
Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia, (Cet. 14; Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), h. 602.
3
Muhammad ibn Mukram ibn Manshur al-Afriqi al-Misri, Lisan al-Arab, Juz 11 (Baerut: Dar an-
Nasr, t.th), h. 77.
4
Muhammad Qurais Shihab, dkk., Sejarah dan Ulumul Qur’an, (Cet. 3; Jakarta Pustaka Firdaus,
2001), h. 656.
5
Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Op.Cit, h. 29

4
2. Nuzulul Qur'an

Pengertian
Lafadz ‘Nuzul’ secara etimologi (bahasa) berarti ”menetap di satu tempat” atau “turun dari
tempat yang tinggi”. Kata kerjanya ialah “nazala” yang artinya “dia telah turun” atau “dia
menjadi tetamu”. Pengertian Nuzulul Qur’an secara terminology (istilah) yaitu Peristiwa
diturunkannya wahyu Allah SWT (AL-Qur’an) kepada Nabi Muhammad SAW melalui
perantara Malaikat Jibril as secara berangsur-angsur.

Tahap – Tahap Turunnya Al Qur’an


1. Tahapan Pertama, Al-qur’an diturunkan/ditempatkan ke Lauh Mahfudh. Lauh
Mahfudh adalah suatu tempat dimana manusia tidak bisa mengetahuinya secara
pasti. Dalil yang mengisyaratkan bahwa Al-qur’an itu diletakkan di Lauh mahfudh
itu ialah terdapat dalam firman Allah swt: “Bahkan (Yang didustakan mereka) itu
yaitu Al-Qur’an yang mulia yang tersimpan di lauh mahfudh.” (QS. Al Buruj: 21 –
22).
2. Tahapan kedua, Al-Qur’an singgah dari Lauh Mahfudh ke Baitul izzah di Langit
dunia. Sehinggai, setelah berada di Lauh Mahfudh, Kitab Al-Qur’an itu letakkan
ke Baitul Izzah di Langit dunia atau langit terdekat dengan bumi ini.
3. Tahapan Ketiga, Al-Qur’an diturunkan dari Baitul Izzah dilangit dunia langsung
kepada Nabi Muhammad saw. Artinya, baik melalui perantaraan Malaikat Jibril,
atau pun secara langsung ke dalam hati sanubari Nabi Muhammad saw, ataupun
dari balik tabir.

3. Jam'ul Qur'an

Pengertian Jam’ul Qur’an


Kata al-Jam’u berasal dari kata “Jama’a Yajma’u Jam’an” yang berarti pengumpulan atau
penghimpunan.6 Adapun makna al-Qur’an menurut bahasa, kata qur’an adalah bentuk
masdar (kata benda verbal) dari qara’a yang berarti membaca, baik membaca dengan
melihat tulisan ataupun secara menghafal. 7 Jadi Jam’ul Qur’an berarti upaya
mengumpulkan al-Quran yang berserakan untuk diteliti dan diselidiki.Manna’ al-Qattan
membagi pengertian Jam’ul Qur’an ke dalam dua bagian yaitu:

1. Jam’ul Qur’an dalam arti hifzuhu(menghafalnya dalam hati). Inilah makna yang
dimaksudkan dalam firman Allah kepada Nabi. Nabi senantiasa menggerak;gerakkan
kedua bibir dan lidahnya untuk membaca al-Qur’an ketika diturunkan kepadanya.
2. Jam’ul Qur’an dalam arti kitabuhu kullihi(penulisan al-Qur’an semuanya) baik dengan
memisah-misahkan ayat-ayat dan surah-surahnya, atau menertibkan ayat-ayat semata

6
Ahmad Warsan al-Munawwir, al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, (Cet. XIV; Surabaya: Pustaka
Progres, 1997), h.209
7
Majma’ al-Lugah al-Arabiyah, al-Mu’jam al-Wasit, jld II. [t.t.], [t.p],[t.th], h.750

5
dan setiap surah ditulis dalam suatu lembaran secara terpisah, ataupun menertibkan
ayat-ayat dan surah-surahnya, sebagian ditulis sesudah bagian yang lain. 8

Jam’ul Qur’an meliputi proses penyampaian, pencatatan, pengumpulan catatan dan


kodifikasi hingga menjadi mushaf al-Qur’an. Pengumpulan al-Qur’an pada Masa Nabi,
Pengumpulan al-Qur’an pada Masa Abu Bakar, Pengumpulan al-Qur’an pada Masa
Utsman bin Affan

4. Tertib ayat dan surat

Penyusunan tertib ayat


Tertib atau urutan ayat-ayat Qur’an ini adalah tauqifi, ketentuan darirasulullah, sebagian
ulama meriwayatkan bahwa pendapat ini adalah ijma’ diantaranya az-Zarkasyi dalam al-
Burhan dan Abu Ja’far Ibnuz Zubeir dalam munasabahnya.

Penyusunan tertib surat


Para ulama berbeda pendapat tentang tertib surah-surah Qur’an, sebagai berikut:
1. Bahwa susunan surat itu tauqifi dan ditangani langsung oleh Nabi sebagaimana
diberitahukan jibril kepadanya atas perintah Tuhan.
2. Dikatakan bahwa tertib surah itu berdasarkan ijtihad para sahabat, mengingat
adanya perbedaan tertib didalam mushaf-mushaf mereka.
3. Dikatakan bahwa sebagian surah itu tertibnya tauqifi dan sebagian lainnya
berdasarkan ijtihad para sahabat, hal ini karena terdapat dalil yang menunjukkan
tertib sebagian surah pada masa Nabi.

5. Turunnya al Qur'an dengan 7 huruf


Al-Qur’an diturunkan menggunakan bahasa Quraisy yang dikagumi segenap bangsa Arab
yang bermacam-macam qabilahnya. Dan Al-Qur’an juga diturunkan dengan memakai
kalimat-kalimat bahasa yang selain dari bahasa Quraisy dan juga masyhur dalam
masysarakat Arab agar mudah bagi kabilah-kabilah itu membaca Al-Qur’an dan
mengucapkannya. Bahasa Arab yang masyhur pada waktu itu ada tujuh macam.

Al-Qur’an diturunkan dalam tujuh dialek bahasa Arab. Akan tetapi yang selain dari lughot
quraisy. Setelah Islam berdiri teguh, bahasa Quraisylah yang mendominasi bangsa Arab
dan menjadi bahasa resmi bangsa arab. Sehingga di waktu khalifah Utsman menyuruh
menyalin shuhuf al-Qur’an ke dalam mushaf, beliaupun menyuruh menyalin dan
menulisnya dengan memakai bahasa Quraisy saja. Beliau bertindak demikian, melainkan
karena bahasa Quraisy itu telah mempengaruhi segala dialek-dialek kabilah-kabilah Arab,
juga karena untuk menghilangkan perselisihan-perselisihan yang akan terjadi lantaran
menyebut dan membaca itu.

8
Manna’ al-Qattan, Mabahis fi Ulum Al-Qur’an,(t.t Mansyuriah al Haditsah,1973), h.118

6
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam Ulumul Qur’an ini kita harus mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan ilmu
ulumul Qur’an yaitu asbabun nuzul, nuzulul Qur'an, jam'ul Qur'an, tertib ayat dan surat, dan
turunnya Al Qur'an dengan 7 huruf.

Asbab al-nuzul ialah suatu kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat, atau
suatu peristiwa yang dapat dijadikan petunjuk hukum berkenaan turunnya suatu ayat. Nuzulul
Qur’an secara terminology (istilah) yaitu Peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT (AL-
Qur’an) kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril as secara berangsur-
angsur.Jam’ul Qur’an berarti upaya mengumpulkan al-Quran yang berserakan untuk diteliti
dan diselidiki

Tertib atau urutan ayat-ayat Qur’an ini adalah tauqifi, ketentuan darirasulullah, sebagian ulama
meriwayatkan bahwa pendapat ini adalah ijma’ diantaranya az-Zarkasyi dalam al-Burhan dan
Abu Ja’far Ibnuz Zubeir dalam munasabahnya.Penyusunan tertib surat, para ulama berbeda
pendapat tentang tertib surah-surah Qur’an, sebagai berikut:

1. Bahwa susunan surat itu tauqifi dan ditangani langsung oleh Nabi sebagaimana
diberitahukan jibril kepadanya atas perintah Tuhan.
2. Dikatakan bahwa tertib surah itu berdasarkan ijtihad para sahabat, mengingat
adanya perbedaan tertib didalam mushaf-mushaf mereka.
3. Dikatakan bahwa sebagian surah itu tertibnya tauqifi dan sebagian lainnya
berdasarkan ijtihad para sahabat, hal ini karena terdapat dalil yang menunjukkan
tertib sebagian surah pada masa Nabi.
Al-Qur’an diturunkan dalam tujuh dialek bahasa Arab. Akan tetapi yang selain dari lughot
quraisy. Setelah Islam berdiri teguh, bahasa Quraisylah yang mendominasi bangsa Arab dan
menjadi bahasa resmi bangsa arab. Sehingga di waktu khalifah Utsman menyuruh menyalin
shuhuf al-Qur’an ke dalam mushaf, beliaupun menyuruh menyalin dan menulisnya dengan
memakai bahasa Quraisy saja. Beliau bertindak demikian, melainkan karena bahasa Quraisy
itu telah mempengaruhi segala dialek-dialek kabilah-kabilah Arab, juga karena untuk
menghilangkan perselisihan-perselisihan yang akan terjadi lantaran menyebut dan membaca
itu.

7
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qattan, Manna’ Khalil. Mabahist Fi Ulum al-Qur’an, diterjemahkan oleh Mudzakir AS
dengan judul Studi Ilmu-ilmu Quran, cet II, Jakarta : Pustaka Litera Antar Nusa.1994.
Mahmud Adnan, Laonso Hamid, ulumul quran. Restu ilahi, Jakarta. 2005.

Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia, (Cet. 14; Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997), h. 602.

Muhammad ibn Mukram ibn Manshur al-Afriqi al-Misri, Lisan al-Arab, Juz 11 (Baerut: Dar
an-Nasr, t.th), h. 77.

Muhammad Qurais Shihab, dkk., Sejarah dan Ulumul Qur’an, (Cet. 3; Jakarta Pustaka Firdaus,
2001), h. 656.

Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Op.Cit, h. 29

Ahmad Warsan al-Munawwir, al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, (Cet. XIV; Surabaya:
Pustaka Progres, 1997), h.209

Majma’ al-Lugah al-Arabiyah, al-Mu’jam al-Wasit, jld II. [t.t.], [t.p],[t.th], h.750

Manna’ al-Qattan, Mabahis fi Ulum Al-Qur’an,(t.t Mansyuriah al Haditsah,1973), h.118

Anda mungkin juga menyukai