Anda di halaman 1dari 13

NUZULUL AL-QUR’AN

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi Tugas pada Mata
kuliah “Studi Al-Qur’an”
DOSEN PENGAMPUH : MUSPIKA HENDRI, MA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : 4

AHMAD NAUFAL AISYAMUDDIN (12050417230)

AINI TINA HARDIYANTI (12050426649)

PUTTI MAHARANI YULFA (12050427246)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

MATEMATIKA
2020/2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................i
DAFTAR ISI.................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................3
2.1 Pengertian Nuzulul Qur’an........................................................3
2.2 Tahap-tahap dan Proses Turunnya Alqur’an.............................4
2.3 Hikmah yang Terkandu ng dalam Penurunan Alqur’an secara
Berangsur-angsur........................................................................7

BAB III PENUTUP......................................................9


3.1 Kesimpulan.................................................................................9

3.2 Saran............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................10

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan


semesta alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga kami dari kelompok 4 selaku
penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul
“Nuzulul Qur’an” disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Al-
Qur’an yang dibimbing oleh dosen pengampu yakni Bapak Muspika Hendri,MA.

Makalah ini berisi tentang Pengertian Nuzulul Qur’an, Tahap-tahap dan


Proses Turunnya Alqur’an, serta Hikmah yang Terkandu ng dalam Penurunan
Alqur’an secara Berangsur-angsur. Dalam penyusunannya penulis melibatkan
berbagai pihak, baik dari dalam kampus maupun luar kampus. Oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih atas segala dukungan yang diberikan untuk
menyelesaikan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis
sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak
kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat


mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.

Pekanbaru, 10 April 2021

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Al-Qur’an adalah kitab suci kita umat islam dan menjadi sumber ajaran Islam
yang pertama dan utama yang harus kita imani dan aplikasikan dalam
kehidupan kita agar kita memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Didalam
al-qur’an sendiri banyak sekali pelajaran hidup yang dapat kita kaji.

Tetapi sebelum kita mempelajari al-Qur’an lebih dalam lagi, alangkah


baiknya kita berkenalan dengan al-Qur’an dahulu yaitu dengan mengetahui
tentang turunya al-Qur’an, bagaimana proses & tahapan al-Qur’an bisa ada di
bumi ini, dan apa saja hikmah yang tekandung didalam turunya al-Qur’an yang
bertahap-tahap.

Penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana Al Qur`an itu bisa ada di muka
bumi ini, agar menambah keteguhan iman kita kepada kitab Allah SWT dan
tetap pada ajaran Islam yang benar. Apabila kita tidak mengetahui sejarah
turunya al-qur’an, maka kecenderungan mengulangi sejarah seperti masa lalu
ketika terjadinya pemalsuan al-Qur’an pada masa-masa awal Islam akan terjadi
lagi. Apalagi mengingat sekarang ini bebas dan maraknya ajaran-ajaran “sak
penake dewe” yang bermunculan. banyak hal yang mesti kita ketahui tentang
al-Qur’an.

Dari sinilah makalah ini kami susun dengan harapan agar kita semua semakin
mengenali al-Qur’an, semakin cinta kepada al-qur’an dan semakin memperkaya
ilmu pengetahuan kita khususnya tentang Nuzulul Qur’an.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari nuzulul qur’an?


2. Bagaimana tahap-tahap dan proses turunnya al-qur’an?
3. hikmah apa yang terkandung dalam penurunan al-Qur’an secara berangsur-
angsur?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi Nuzulul Qur’an


2. Untuk mengetahui tahap-tahap dan proses turunnya Alqur’an
3. Untuk mengetahui hikmah yang terkandung dalam penurunan Alqur’an
scara beangsur-angsur

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan adalah makalah ini dapat menambah


wawasan untuk penulis dan pembaca serta dapat memberikan dan menambah
pengetahuan tentang beberapa hal yang menyangkut”Nuzulul Qur’an” dari
mata kuliah”Studi Al-qur’an”.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN NUZULUL QUR’AN


Secara etimologis Nuzulul Qur’an terdapat dua kata yaitu kata Nuzul dan Al-
Qur’an. . Pada dasarnya ”Nuzul” itu mempunyai arti turunnya suatu benda dari
tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Sedangkan Al-Qur’an yaitu firman
allah yang telah diturunkan melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhammad
SAW dan membacanya adalah ibadah.
Kata Nuzul memiliki beberapa pengertian. Menurut Ibn Faris, kata Nuzul
berarti hubuth syay wa wuqu’uh, turun dan jatuhnya sesuatu. Sedang menurut
al-Raghib al-Isfahaniy, kata Nuzul berarti meluncur atau turun dari atas ke
bawah. Menurut al-Zarqoni, kata Nuzul di ungkapkan dalam penuturanya yang
lain untuk pengertian perpindahannya sesuatu dari atas ke bawah.
Di dalam hubungannya dengan pembahasan Nuzulul Qur’an ini, kata MF.
Zenrif di dalam bukunya yang berjudul sintesis paradigma studi al-Qur’an, ada
juga pendapat yang memberikan alternatif dari problem teologis dengan
memberikan pengertian majaziy dari kata nuzul. Dalam hal ini nuzul diartikan
penampakan al-Qur’an ke pentas bumi pada waktu dan tempat tertentu.
Memang menurut pandangan ini al-Qur’an bersifat Qodim, dalam pengertian
sudah ada sebelum adanya tempat dan waktu, akan tetapi keberadaanya ketika
itu belum diketahui atau hadir di pentas bumi. Ketika al-Qur’an pertama kali
diterima Nabi saw, ketika itu pula al-Qur’an menampakan diri. Oleh karenanya,
inna anzalnahu fi lailat al-qodr mempunyai pengertian: “sesungguhnya kami
memulai memperkenalkan kehadiran al-Qur’an pada malam al-Qodr”

3
2.1 Tahap-tahap dan Proses turunya al-Qur’an
Menyambung pengertian tentang nuzulul qur’an diatas dalam proses turunnya
al-Qur’an ini sebenarnya pendapat ulama berbeda-beda, tapi secara garis besar
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1. Pendapat pertama menyatakan bahwa al-qur’an diturunkan sekeligus.


Pandangan ini berdasarkan dalil-dalil:

“sesungguhnya kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam lailatul


qadar” (QS.Al-Qadar: 1).

“sesungguhnya kami telah menurunkan (al-Qur’an) pada suatu malam


yang diberjahi.” (QS.Al-Dukhan: 3).

2. Pendapat kedua melihat bahwa pendapat pertama ini bertentangan dengan


kenyataan historis yang menunjukan bahwa al-Qur’an diturunkan selama
kurang lebih 23 tahun, oleh karenanya mayoritas ulama berpendapat bahwa
dua ayat tersebut menjelaskan awal mula turunya al-Qur’an secara
keseluruhan di bulan romadhon ke lauh mahfudz, kemudian jibril as
menurunkan al-Qur’an kepada nabi saw sesuai kejadian dan peristiwa
selama kurang lebih 23 tahun.

Untuk memperjelas pendapat yang terakhir tadi kami juga bersependapat


bahwa al-Qur’an itu diturunkan secara berangsur-angsur yang terdiri dari 30 juz
6666 ayat dan 114 suroh, diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui
perantaraan malaikat jibril selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Dalam proses pewahyuannya terdapat beberapa cara untuk menyampaikan


wahyu yang dibawa Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad, diantaranya:

 Malaikat Jibril memasukkan wahyu ke dalam hati Nabi. Dalam hal ini, Nabi
tidak melihat sesuatu apapun, hanya merasa bahwa wahyu itu sudah berada

4
di dalam kalbunya. Mengenai hal ini, Nabi mengatakan: Ruhul Qudus
mewahyukan ke dalam kalbuku (QS. asy-syura).

 Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi menjadi seorang lelaki yang


mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga Nabi mengetahui dan dapat
menghafal kata-kata itu.

 Wahyu datang kepada Nabi seperti gemerincingnya lonceng. Cara ini


dirasakan paling berat bagi Nabi. Kadang pada keningnya berkeringat,
meskipun turunnya wahyu di musim dingin. Kadang unta Baginda Nabi
terpaksa berhenti dan duduk karena merasa berat bila wahyu turun ketika
Nabi sedang mengendarai unta.

 Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-laki,


tetapi benar-benar sebagaimana rupa aslinya (QS. an-Najm:13-14).

Adapun tahap tahap turunya al-qur’an ada 3 tahap, yaitu :

1. Tahap pertama, Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di Lauh Mahfudh,


yakni suatu tempat di mana manusia tidak bisa mengetahuinya secara pasti. Hal
ini sebagaimana diisyaratkan dalam QS Al-Buruj : 21-22.

Artinya : Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur’an yang mulia,
yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.

Penjelasan mengenai sejak kapan Al-Qur’an ditempatkan di Lauh Mahfudh,


dan bagaimana caranya adalah merupakan hal-hal gaib yang menjadi bagian
keimanan dan tidak ada yang mampu mengetahuinya selain dari Allah swt.
Dalam konteks ini Al-Qur’an diturunkan secara sekaligus maupun secara
keseluruhan. Hal ini di dasarkan pada dua argumentasi. Pertama: Karena
lahirnya nash pada ayat 21-22 surah al-Buruj tersebut tidak menunjukkan arti
berangsur-angsur. Kedua: karena rahasia/hikmah diturunkannya Al-Qur’an
secara berangsur-angsur tidak cocok untuk tanazul tahap pertama tersebut.

5
Dengan demikian turunnnya Al-Qur’an pada tahap awal, yaitu di Lauh
Fahfudz dapat dikatakan secara sekaligus dan tidak berangsur-angsur.

2. Tahap kedua, Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul `Izzah di Sama’ al-
Dunya (langit dunia), yakni setelah Al-Qur’an berada di Lauh Mahfudh, kitab
Al-Qur’an itu turun ke Baitul `Izzah di langit dunia atau langit terdekat dengan
bumi ini. Banyak isyarat maupun penjelasannya dari ayat-ayat Al-Qur’an
maupun hadits Nabi SAW. antara lain sebagai berikut dalam Surat Ad-Dukhan
ayat 1-6 :

Artinya: Ha-Mim. Demi Kitab (Al Qur’an) yang menjelaskan, sesungguhnya


Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya
Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan
yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya
Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS Ad-
Dukhan 1-6).

Hadis riwayat Hakim dari Sa`id Ibn Jubair dari Ibnu Abbas dari Nabi
Muhammad saw bersabda: Al-Qur’an itu dipisahkan dari pembuatannya lalu
diletakkan di Baitul Izzah dari langit dunia, kemudian mulailah Malaikat Jibril
menurunkannya kepada Nabi Muhammad saw.

Hadis riwayat al-Nasa’i, Hakim dan Baihaki dari Ibnu Abbas ra. Beliau
berkata: Al-Qur’an itu diturunkan secara sekaligus ke langit dunia pada malam
Qadar, kemudian setelah itu diturunkan sedikit demi sedikit selama duapuluh
tahun.

3. Tahap ketiga, Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah di langit dunia langsung


kepada Nabi Muhammad SAW., yakni setelah wahyu Kitab Al-Qur’an itu
pertama kalinya di tempatkan di Lauh Mahfudh, lalu keduanya diturunkan ke
Baitul Izzah di langit dunia, kemudian pada tahap ketiga Al-Qur’an
disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad saw dengan melalui

6
perantaraan Malaikat Jibril. Dalam hal ini antara lain tersebut dalam QS Asy-
Syu`ara’ : 193-194, Al-Furqan :32 sebagai berikut:

Artinya : Ia (Al-Qur’an) itu dibawa turun oleh Ar-Ruh al-Amin (Jibril) ke


dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-
orang yang memberi peringatan (Asy-Syu`ara’: 193-194).

Artinya : Berkatalah orang-orang kafir, mengapa Al-Qur’an itu tidak


diturunkan kepadanya sekali turun saja. Demikianlah supaya Kami perbuat
hatimu dengannya dan Kami (menurunkan) dan membacakannya kelompok
demi kelompok (Al-Furqan ayat 32).

2.2 Hikmah yang tekandung dalam penurunan al-Qur’an secara berangsur-


angsur.

Hikmah diturunkanya Al-Qur’an secara berangsur-angsur itu sangat banyak


manfaatnya, baik bagi pribadi nabi Muhammad SAW, masyarakat arab ketika
masa Al-qur’an diturunkan maupun bagi umat setelah masa sahabat.

Adapun hikmah turunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur bagi pribadi nabi


Muhammad SAW adalah :

1. Menepis keraguan hati nabi Muhammad SAW akan kebenaran wahyu yang
diterimanya (QS.Yunus : 20).
2. Menghilangkan kegelisahan yang sering dihadapi nabi Muhammad SAW
ketika lama tidak menerima wahyu.
3. Memberikan kekuatan kepada nabi Muhammad SAW dalam menghadapi
tekanan dan intimidasi orang-orang Quraisy
4. Meneguhkan hati nabi Muhammad SAW dengan mencerikan kisah-kisah
nabi sebelumnya

Sedangkan manfaat bagi masyarakat arab ketika masa al-Qur’an diturunkan


adalah untuk :

7
1. Mempermudah sahabat dalam menghafalkan, memamahami, dan
mengamalkan al-Qur’an.
2. Merubah tradisi secara bertahap sehingga tidak terjadi kejutan dan loncatan
tradisi yang dapat mengakibatkan masyarakat antipati terhadap ajaran al-
Qur’an.

Sementara manfaat turunya alqur’an berangsur-angsur bagi umat setelah masa


sahabat adalah untuk :

1. Memermudah memahami tahapan-tahapan penetapan hukum.


2. Memepermudah mengetahui turunnya ayat al-qur’an sehingga dapat
diketahui mana ayat yang tergolong dalam makiyah dan yang madaniyah.
3. Mempermudah mengetahui nasikh dan mansyukh.

8
BAB III

PENUTUP

1.2 KESIMPULAN

Nuzulul Qur’an adalah proses turunnya firman dari Allah SWT melalui
malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat, pedoman dan
petunjuk kepada hambanya. Yang terdiri dari 30 juz 6666 ayat dan 114 suroh,
yang diturunkan secara berangsur-angsur dan bertahap selama 22 tahun 2 bulan
22 hari. Adapun tahapannya yaitu : 1.) Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan
di Lauh Mahfudh, 2.) Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul `Izzah di
Sama’ al-Dunya (langit dunia), 3.) Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah di langit
dunia langsung kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam penurunan al-Qur’an yang dilakukan secara berangsur-angsur memiliki


banyak manfaat baik bagi pribadi nabi Muhammad SAW, bagi sahabat dan
masyarakat saat masa al-Qur’an maupun bagi masyarakat setelah al-Qur’an.

1.3 SARAN

Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan


kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita lebih mengenali al-Qur’an,
dan bisa menambah kecintaan kita terhadap al-Qur’an, Kususnya pada pelajaran
ulumul Qur’an nanti kita bisa lebih menikmatinya dengan nyaman karna telah
berkenalan dengan al-Qur’an.

Demi kesempurnaan makalah ini Kritik dan saran sangat kami harapkan dari
para pembaaca. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya

9
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-karim

al-Isfahaniy, Al-Raghib. 1982. al-Mufradat fi aAlfadz Alqur’an al-Karim. Beirut: Darul-Fikr.

al-‘Azrqoni, Muhammad ‘Abd. 1988. Mahahil Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, jilid I. Beirut:
Darul-Fikr.

ibn Zakariya, Abi al-Hussein Ahmad Ibn Faris. Maqoyis al-Lughoh. Beirut: Dar al-‘Ilm Li al-
Malayyin, t.t.

Zenrif, MF. 2008. Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an. Malang: UIN-Malang Press.

Sumber lain

https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/

http://id.wikipedia.org/wiki/Cara_pewahyuan_Al-Qur’an.

http://hadisoecipto.blogspot.com/2013/07/ulumul-quran-nuzulul-quran.html

10

Anda mungkin juga menyukai