Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ULUMUL QUR’AN

Dosen Pengampu : Pan Suadi, MA

Di susun oleh:

MUHAMMAD KHAIRUL AMANI (2101020015)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ALWASHLIYAH (UNIVA)

2021
KATA PENGANGTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “
Ulumul Qur’an” Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi
dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
semua pihak yang membaca

Penyusun

MUHAMMAD KHAIRUL AMANI


DAFTAR ISI

KATA PENGANGTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..........................................................................................................................3

1.1. Rumusan Masalah............................................................................................................3

BAB II............................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.............................................................................................................................4

2.1. Pengertian Nuzulul Qur’an...............................................................................................4

2.2. Tahap - tahap dan Proses Turunya Al - Qur’an................................................................5

2.3. Hikmah yang tekandung dalam penurunan Al - Qur’an secara berangsur-angsur............8

BAB III.........................................................................................................................................10

KESIMPULAN............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

Al-Qur’an adalah kitab suci kita umat islam dan menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan
utama yang harus kita imani dan aplikasikan dalam kehidupan kita agar kita memperoleh kebaikan di
dunia dan di akhirat. Didalam al-qur’an sendiri banyak sekali pelajaran hidup yang dapat kita kaji.

Tetapi sebelum kita mempelajari al-Qur’an lebih dalam lagi, alangkah baiknya kita berkenalan
dengan al-Qur’an dahulu yaitu dengan mengetahui tentang turunya al-Qur’an, bagaimana proses &
tahapan al-Qur’an bisa ada di bumi ini, dan apa saja hikmah yang tekandung didalam turunya al-Qur’an
yang bertahap-tahap.

Penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana Al Qur`an itu bisa ada di muka bumi ini, agar
menambah keteguhan iman kita kepada kitab Allah SWT dan tetap pada ajaran Islam yang benar. Apabila
kita tidak mengetahui sejarah turunya al-qur’an, maka kecenderungan mengulangi sejarah seperti masa
lalu ketika terjadinya pemalsuan al-Qur’an pada masa-masa awal Islam akan terjadi lagi. Apalagi
mengingat sekarang ini bebas dan maraknya ajaran-ajaran “sak penake dewe” yang bermunculan. banyak
hal yang mesti kita ketahui tentang al-Qur’an.

Dari sinilah makalah ini kami susun dengan harapan agar kita semua semakin mengenali al-
Qur’an, semakin cinta kepada al-qur’an dan semakin memperkaya ilmu pengetahuan kita khususnya
tentang Nuzulul Qur’an.

1.1. Rumusan Masalah


2. Apa pengertian dari nuzulul qur’an?

3. Bagaimana tahap-tahap dan proses turunnya al-qur’an?

4. hikmah apa yang terkandung dalam penurunan al-Qur’an secara berangsur-angsur?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Nuzulul Qur’an

Secara etimologis Nuzulul Qur’an terdapat dua kata yaitu kata Nuzul dan Al-Qur’an. . Pada
dasarnya ”Nuzul” itu mempunyai arti turunnya suatu benda dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah. Sedangkan Al-Qur’an yaitu firman allah yang telah diturunkan melalui malaikat jibril kepada
Nabi Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.

Kata Nuzul memiliki beberapa pengertian. Menurut Ibn Faris, kata Nuzul berarti hubuth
syay wa wuqu’uh, turun dan jatuhnya sesuatu.1 Sedang menurut al-Raghib al-Isfahaniy, kata Nuzul berarti
ٍّ Iُ‫وْ طُ ِم ْن ُعل‬IIُ‫ الهُب‬, meluncur atau turun dari atas ke bawah. 2 Menurut al-Zarqoni, kata Nuzul di
‫ ْف ٍل‬I‫ق اِلَى َس‬
ungkapkan dalam penuturanya yang lain untuk pengertian perpindahannya sesuatu dari atas ke bawah.3

Di dalam hubungannya dengan pembahasan Nuzulul Qur’an ini, kata MF. Zenrif di dalam
bukunya yang berjudul sintesis paradigma studi al-Qur’an, ada juga pendapat yang memberikan
alternatif dari problem teologis dengan memberikan pengertian majaziy dari kata nuzul. Dalam hal ini
nuzul diartikan penampakan al-Qur’an ke pentas bumi pada waktu dan tempat tertentu. Memang menurut
pandangan ini al-Qur’an bersifat Qodim, dalam pengertian sudah ada sebelum adanya tempat dan waktu,
akan tetapi keberadaanya ketika itu belum diketahui atau hadir di pentas bumi. Ketika al-Qur’an pertama
kali diterima

1
Abi al-Hussein Ahmad Ibn Faris ibn Zakariya, Maqoyis al-Lughoh (Beirut: Dar al-‘Ilm Li al-Malayyin, t.t.), hlm.342.
(https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/).
2
Al-Raghib sal-Isfahaniy, al-Mufradat fi aAlfadz Alqur’an al-Karim (Beirut: Darul-Fikr, 1982), hlm.824
(https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/).
3
Muhammad ‘Abd al-‘Azrqoni, Mahahil Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, jilid I (Beirut: Darul-Fikr, 1988), hlm. 41.
(https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/).
2.2. Tahap - tahap dan Proses Turunya Al - Qur’an
Menyambung pengertian tentang nuzulul qur’an diatas dalam proses turunnya al-Qur’an ini
sebenarnya pendapat ulama berbeda-beda, tapi secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1. Pendapat pertama menyatakan bahwa al-qur’an diturunkan sekeligus. Pandangan ini


berdasarkan dalil-dalil:

“sesungguhnya kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam lailatul qadar”


(QS.Al-Qadar: 1).
“sesungguhnya kami telah menurunkan (al-Qur’an) pada suatu malam yang diberjahi.”
(QS.Al-Dukhan: 3).
2. Pendapat kedua melihat bahwa pendapat pertama ini bertentangan dengan kenyataan historis
yang menunjukan bahwa al-Qur’an diturunkan selama kurang lebih 23 tahun, oleh karenanya
mayoritas ulama berpendapat bahwa dua ayat tersebut menjelaskan awal mula turunya al-
Qur’an secara keseluruhan di bulan romadhon ke lauh mahfudz, kemudian jibril as
menurunkan al-Qur’an kepada nabi saw sesuai kejadian dan peristiwa selama kurang lebih 23
tahun.

Untuk memperjelas pendapat yang terakhir tadi kami juga bersependapat bahwa al-Qur’an itu
diturunkan secara berangsur-angsur yang terdiri dari 30 juz 6666 ayat dan 114 suroh, diturunkan kepada
Nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat jibril selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Dalam proses pewahyuannya terdapat beberapa cara untuk menyampaikan wahyu yang dibawa
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad, diantaranya4 :
 Malaikat Jibril memasukkan wahyu ke dalam hati Nabi. Dalam hal ini, Nabi tidak melihat sesuatu
apapun, hanya merasa bahwa wahyu itu sudah berada di dalam kalbunya. Mengenai hal ini, Nabi
mengatakan: Ruhul Qudus mewahyukan ke dalam kalbuku (QS. asy-syura).

 Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi menjadi seorang lelaki yang mengucapkan kata-kata
kepadanya sehingga Nabi mengetahui dan dapat menghafal kata-kata itu.
4
http://id.wikipedia.org/wiki/Cara_pewahyuan_Al-Qur’an.
 Wahyu datang kepada Nabi seperti gemerincingnya lonceng. Cara ini dirasakan paling berat bagi
Nabi. Kadang pada keningnya berkeringat, meskipun turunnya wahyu di musim dingin. Kadang
unta Baginda Nabi terpaksa berhenti dan duduk karena merasa berat bila wahyu turun ketika Nabi
sedang mengendarai unta.

 Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-laki, tetapi benar-benar
sebagaimana rupa aslinya (QS. an-Najm:13-14).

Adapun tahap tahap turunya al-qur’an ada 3 tahap, yaitu5 :


1. Tahap pertama, Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di Lauh Mahfudh, yakni suatu tempat
di mana manusia tidak bisa mengetahuinya secara pasti. Hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam
QS Al-Buruj : 21-22.

Artinya : Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur’an yang mulia, yang
(tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.

Penjelasan mengenai sejak kapan Al-Qur’an ditempatkan di Lauh Mahfudh, dan


bagaimana caranya adalah merupakan hal-hal gaib yang menjadi bagian keimanan dan tidak ada
yang mampu mengetahuinya selain dari Allah swt. Dalam konteks ini Al-Qur’an diturunkan
secara sekaligus maupun secara keseluruhan. Hal ini di dasarkan pada dua argumentasi. Pertama:
Karena lahirnya nash pada ayat 21-22 surah al-Buruj tersebut tidak menunjukkan arti berangsur-
angsur. Kedua: karena rahasia/hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur tidak
cocok untuk tanazul tahap pertama tersebut. Dengan demikian turunnnya Al-Qur’an pada tahap
awal, yaitu di Lauh Fahfudz dapat dikatakan secara sekaligus dan tidak berangsur-angsur.

2. Tahap kedua, Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul `Izzah di Sama’ al-Dunya (langit
dunia), yakni setelah Al-Qur’an berada di Lauh Mahfudh, kitab Al-Qur’an itu turun ke Baitul
`Izzah di langit dunia atau langit terdekat dengan bumi ini. Banyak isyarat maupun penjelasannya
dari ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits Nabi SAW. antara lain sebagai berikut dalam Surat Ad-
Dukhan ayat 1-6 :

5
http://hadisoecipto.blogspot.com/2013/07/ulumul-quran-nuzulul-quran.html
Artinya: Ha-Mim. Demi Kitab (Al Qur’an) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami
menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi
peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang
besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari
Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS Ad-Dukhan
1-6).

Hadis riwayat Hakim dari Sa`id Ibn Jubair dari Ibnu Abbas dari Nabi Muhammad saw
bersabda: Al-Qur’an itu dipisahkan dari pembuatannya lalu diletakkan di Baitul Izzah dari langit
dunia, kemudian mulailah Malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad saw.

Hadis riwayat al-Nasa’i, Hakim dan Baihaki dari Ibnu Abbas ra. Beliau berkata: Al-Qur’an
itu diturunkan secara sekaligus ke langit dunia pada malam Qadar, kemudian setelah itu
diturunkan sedikit demi sedikit selama duapuluh tahun.

3. Tahap ketiga, Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah di langit dunia langsung kepada Nabi
Muhammad SAW., yakni setelah wahyu Kitab Al-Qur’an itu pertama kalinya di tempatkan di
Lauh Mahfudh, lalu keduanya diturunkan ke Baitul Izzah di langit dunia, kemudian pada tahap
ketiga Al-Qur’an disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad saw dengan melalui
perantaraan Malaikat Jibril. Dalam hal ini antara lain tersebut dalam QS Asy-Syu`ara’ : 193-194,
Al-Furqan :32 sebagai berikut:

Artinya : Ia (Al-Qur’an) itu dibawa turun oleh Ar-Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan
(Asy-Syu`ara’: 193-194).
Artinya : Berkatalah orang-orang kafir, mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan
kepadanya sekali turun saja. Demikianlah supaya Kami perbuat hatimu dengannya dan Kami
(menurunkan) dan membacakannya kelompok demi kelompok (Al-Furqan ayat 32).
2.3. Hikmah yang tekandung dalam penurunan Al - Qur’an secara
berangsur-angsur.
Hikmah diturunkanya Al-Qur’an secara berangsur-angsur itu sangat banyak manfaatnya, baik
bagi pribadi nabi Muhammad SAW, masyarakat arab ketika masa Al-qur’an diturunkan maupun bagi
umat setelah masa sahabat6.

Adapun hikmah turunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur bagi pribadi nabi Muhammad SAW
adalah :
1. Menepis keraguan hati nabi Muhammad SAW akan kebenaran wahyu yang diterimanya
(QS.Yunus : 20).

2. Menghilangkan kegelisahan yang sering dihadapi nabi Muhammad SAW ketika lama tidak
menerima wahyu.

3. Memberikan kekuatan kepada nabi Muhammad SAW dalam menghadapi tekanan dan
intimidasi orang-orang Quraisy7.

4. Meneguhkan hati nabi Muhammad SAW dengan mencerikan kisah-kisah nabi sebelumnya8.

Sedangkan manfaat bagi masyarakat arab ketika masa al-Qur’an diturunkan adalah untuk :
1. Mempermudah sahabat dalam menghafalkan, memamahami, dan mengamalkan al-Qur’an.

2. Merubah tradisi secara bertahap sehingga tidak terjadi kejutan dan loncatan tradisi yang dapat
mengakibatkan masyarakat antipati terhadap ajaran al-Qur’an.

Sementara manfaat turunya alqur’an berangsur-angsur bagi umat setelah masa sahabat adalah
untuk :
1. Memermudah memahami tahapan-tahapan penetapan hukum.

2. Memepermudah mengetahui turunnya ayat al-qur’an sehingga dapat diketahui mana ayat
yang tergolong dalam makiyah dan yang madaniyah.

6
MF. Zenrif, Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), Hlm 8-9.
7
Perhatikan QS. Yasin: 76 .
8
Lihat QS. Hud: 120.
3. Mempermudah mengetahui nasikh dan mansyukh.
BAB III

KESIMPULAN
3.2 KESIMPULAN

Nuzulul Qur’an adalah proses turunnya firman dari Allah SWT melalui malaikat jibril kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat, pedoman dan petunjuk kepada hambanya. Yang terdiri dari 30
juz 6666 ayat dan 114 suroh, yang diturunkan secara berangsur-angsur dan bertahap selama 22 tahun 2
bulan 22 hari. Adapun tahapannya yaitu : 1.) Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di Lauh
Mahfudh, 2.) Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul `Izzah di Sama’ al-Dunya (langit
dunia), 3.) Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah di langit dunia langsung kepada Nabi Muhammad
SAW.

Dalam penurunan al-Qur’an yang dilakukan secara berangsur-angsur memiliki banyak manfaat
baik bagi pribadi nabi Muhammad SAW, bagi sahabat dan masyarakat saat masa al-Qur’an maupun bagi
masyarakat setelah al-Qur’an.

3.3 SARAN

Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan kami dengan adanya
tulisan ini bisa menjadikan kita lebih mengenali al-Qur’an, dan bisa menambah kecintaan kita terhadap
al-Qur’an, Kususnya pada pelajaran ulumul Qur’an nanti kita bisa lebih menikmatinya dengan nyaman
karna telah berkenalan dengan al-Qur’an.

Demi kesempurnaan makalah ini Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaaca.
Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-karim
al-Isfahaniy, Al-Raghib. 1982. al-Mufradat fi aAlfadz Alqur’an al-Karim. Beirut: Darul-Fikr.
al-‘Azrqoni, Muhammad ‘Abd. 1988. Mahahil Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, jilid I. Beirut: Darul-Fikr.
ibn Zakariya, Abi al-Hussein Ahmad Ibn Faris. Maqoyis al-Lughoh. Beirut: Dar al-‘Ilm Li al-Malayyin, t.t.
Zenrif, MF. 2008. Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an. Malang: UIN-Malang Press.

Sumber lain
https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/
http://id.wikipedia.org/wiki/Cara_pewahyuan_Al-Qur’an.
http://hadisoecipto.blogspot.com/2013/07/ulumul-quran-nuzulul-quran.html

Anda mungkin juga menyukai