Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik
dibandingkan makhluk lainnya yang ada di muka bumi ini. Manusia lebih sempurna
dibandingkan dengan binatang. Berbeda dengan binatang, manusia diberi oleh Allah
berupa fitriyah, khawasiyah, dan akliyah. Dengan menggunakan akliyah manusia dapat
membedakan baik dan buruk sehingga dapat memilikib ahlak yang terpuji dan ahlak
yang tercela.
Sebagai manusia yang sempurna dan sebagai khalifah di muka bumi ini maka
manusia di tuntut untuk beraklak terpuji karena dengan aklak terpuji maka manusia
akan selamat di dunia dan akhirat dan hendaklah berakhlak terpuji dimanapun berada
dimulai dengan berbuat baik terhadap diri sendiri ,lingkungan keluarga dan masyarakat,
dan salah satu akhlak terpuji yang harus dimiliki setiap manusia adalah besikap jujur
karena kejujuran itu membawa kebaikan.
sebagai mana sabda Nabi SAW:
‫ق بإرِر دوإإنن ابلبإنر يدبهإدىِ إإدلىَ ابلدجننإة دوإإنن ابلدعببدد‬
‫صبد د‬
‫اإ صلىَ ا عليه وسلم إإنن ال ص‬ ‫اإ ببإن دمبسلعوُدد دقاَدل دقاَدل درلسوُلل ن‬
‫دعبن دعببإد ن‬

‫ب فللجوُرر دوإإنن ابلفللجوُدر يدبهإدىِ إإدلىَ النناَإر دوإإنن ابلدعببدد لديدتددحنرىِ ابلدكإذ د‬
‫ب‬ ‫صصديققاَ دوإإنن ابلدكإذ د‬
‫اإ إ‬‫ب إعبندد ن‬ ‫ق دحنتىَ يلبكتد د‬ ‫لديدتددحنرىِ ال ص‬
‫صبد د‬
(‫ب دكنذاقباَ )متفق عليه‬
‫دحنتىَ يلبكتد د‬
Artinya:
Dari Ibnu Mas’ud ra. Berkata, Rasulullah saw. Bersabda: “sesungguhnya shidq
(kejujuran) itu membawa kepada kebaikan, Dan kebaikan itu membawa ke surga.
Seseorang akan selalu bertindak jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah swt sebagai
orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan, dan
kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis
di sisi Allah swt sebagai pendusta”

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kejujuran membawa kebajikan?
2. Apa dalil hadist tentang kejujuran?
3. Apa manfaat kejujuran?

C Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian kejujuran membawa kebajikan.
2. Mengetahui dalil hadist tentang kejujuran.
3. Mengetahui manfaat kejujuran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian jujur
Jujur adalah sebuah kata yang telah dikenal oleh hampir semua orang. Bagi yang
telah mengenal kata jujur mungkin sudah tahu apa itu arti atau makna dari kata jujur
tersebut. Dengan memahami makna kata jujur ini maka mereka akan dapat
menyikapinya. Namun masih banyak yang tidak tahu sama sekali dan ada juga hanya
tahu maknanya secara samar-samar. Indikator kearah itu sangat mudah ditemukan yakni
masih saja banyak orang belum jujur jikadibandingkan dengan orang yang telah jujur.
Berikut ini saya akan mencoba memberikan penjelasan sebatas kemampuan saya
tetang makna dari kata jujur ini.
Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Jika
ada seseorang berhadapan dengan sesuatu atau fenomena maka orang itu akan
memperoleh gambaran tentang sesuatu atau fenomena tersebut. Jika orang itu
menceritakan informasi tentang gambaran tersebut kepada orang lain tanpa ada
“perobahan” (sesuai dengan realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut
dengan jujur.
Kejujuran merupakan suatu pondasi yang mendasari iman seseorang, karena
sesungguhnya iman itu adalah membenarkan dalam hati akan adanya Allah. Jika dari
hal yang kecil saja ia sudah terlatih untuk jujur maka untuk urusan yang lebih besar ia
pun terbiasa untuk jujur.
Menjadi orang jujur atau pendusta merupakan pilihan bagi setiap orang, dan
masing-masing pilihan memiliki konsekuensinya sendiri. Bagi orang yang memilih
menjalani hidupnya dengan penuh kejujuran dalam segala aspek kehidupannya, maka ia
akan memiliki citra yang baik di mata orang-orang yang mengenalnya. Ketika
seseorang selalu berkata jujur dan berbuat benar, maka akan diterima ucapannya di
hadapan orang-orang dan diterima kesaksiannya di hadapan para hakim serta disenangi
pembicaraanya. Sebaliknya, bagi mereka yang selalu berlaku dusta dalam hidupnya,
maka ia tidak akan memliki pandangan yang baik oleh orang-orang di sekitarnya.

3
2. Hadits tentang kejujuran membawa kebaikan
‫ق بإببرِر دوإإنن ابلبإببنر يدبهببإدىِ إإلدببىَ ابلدجننببإة دوإإنن ابلدعببببدد‬
‫صبد د‬
‫اإ صلىَ ا عليه وسلم إإنن ال ص‬ ‫اإ ببإن دمبسلعوُدد دقاَدل دقاَدل درلسوُلل ن‬
‫دعبن دعببإد ن‬
‫ب‬‫ب فللجوُرر دوإإنن ابلفللجوُدر يدبهإدىِ إإدلىَ الننباَإر دوإإنن ابلدعبببدد لديدتددحبنرىِ ابلدكبإذ د‬
‫صصديققاَ دوإإنن ابلدكإذ د‬
‫اإ إ‬‫ب إعبندد ن‬ ‫ق دحنتىَ يلبكتد د‬ ‫لديدتددحنرىِ ال ص‬
‫صبد د‬
(‫ب دكنذاقباَ )متفق عليه‬
‫دحنتىَ يلبكتد د‬
Artinya:
Dari Ibnu Mas’ud ra. Berkata, Rasulullah saw. Bersabda: “sesungguhnya shidq
(kejujuran) itu membawa kepada kebaikan, Dan kebaikan itu membawa ke surga.
Seseorang akan selalu bertindak jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah swt sebagai
orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan, dan
kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis
di sisi Allah swt sebagai pendusta”.

Takhrij Hadis
Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad (I/384); al-Bukhâri (no. 6094) dan dalam kitab al-
Adabul Mufrad (no. 386); Muslim (no. 2607 (105)); Abu Dawud (no. 4989); At-
Tirmidzi (no. 1971); Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (VIII/424-425, no. 25991);
Ibnu Hibban (no. 272-273-at-Ta’lîqâtul Hisân); Al-Baihaqi (X/196); Al-Baghawi (no.
3574); At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”
Penjelasan
Sebagaimana diterangkan di atas bahwa berbagai kebaikan dan pahala akan
diberikan kepada orang yang jujur, baik di dunia maupun di akhirat. Ia akan dimasukan
ke dalam surga dan mendapat gelar yang sangat terhormat, yaitu siddiq, artinya orang
yang sangat jujur dan benar. Bahkan dalam Al-qur’an dinyatakan bahwa orang yang
selalu jujur dan selalu menyampaikan kebenaran dinyatakan sebagai orang yang
bertaqwa:” Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan
membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.”(Q.S. Az- Zumar : 33)
Hal itu sangat pantas diterima oleh mereka yang jujur dan dipastikan tidak akan
berkhianat kepada siap saja, baik kepada Allah SWT, sesama manusia, maupun dirinya
sendiri. Orang yang jujur akan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala
larangannya, serta mengikuti segala sunah Rasulullah SAW, karena hal itu merupakan
janjinya kepada Allah ketika mengucapkan dua kalimah syahadat.Dengan kata lain,
orang jujur akan menjadi orang yang paling taat kepada Allah SWT. Dalam sebuah

4
riwayat disebutkan tentang seorang badui yang meminta nasihat kepada Rasulullah
SAW. Belilau hanya berkata “jangan bohong” perkataan Rasulullah SAW terus
mengiang–ngiang ditelinga sang badui sehingga setiap kali dia akan melakukan
perbuatan tercela, dia berfikir bahwa Rasulullah pasti akan menanyakannya dan dia
harus jujur. Dia pun tidak jadi melakukan perbuatan terlarang tersebut.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang dari perbuatan dusta. Ini
mencakup dusta dalam segala sesuatu, jadi tidak benar orang yang mengatakan,
“Berdusta itu jika tidak menimbulkan bahaya untuk orang lain maka tidak mengapa.”
Ini adalah perkataan yang bathil, karena tidak ada nash yang menunjukkan perkataan
tersebut. Tetapi yang ada adalah nash yang mengharamkan perbuatan dusta secara
mutlak.1
Perawi hadits
Dia adalah Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud salah seorang Assabiqun
Al-awalaun (golongan yang pertama-tama masuk Islam), termasuk kalangan sahabat
utama dan ahli fiqih, hafal dari Rasulullah saw 70 surat. Meninggal di Madinah tahun
32 H dalam usia 60 tahun.
Makna Secara Umum:
Dalam hadits ini mengandung isyarat bahwa siapa yang berusaha untuk jujur
dalam perkataan maka akan menjadi karakternya dan barangsiapa sengaja berdusta dan
berusaha untuk dusta maka dusta menjadi karakterya. Dengan latihan dan upaya untuk
memperoleh, akan berlanjut sifat-sifat baik dan buruk.
Hadits diatas menunjukkan agungnya perkara kejujuran dimana ujung-ujungnya akan
membawa orang yang jujur ke jannah serta menunjukan akan besarnya keburukan dusta
dimana ujung-ujungnya membawa orang yang dusta ke neraka.
Allâh Azza wa Jalla memberitahukan nilai kejujuran, bahwa kejujuran itu
merupakan kebaikan sekaligus penyelamat. Sifat itulah yang menentukan nilai amal
perbuatan, karena kejujuran merupakan ruhnya. Seandainya orang-orang itu benar-benar
ikhlas dalam beriman dan berbuat taat, niscaya kejujuran adalah yang terbaik bagi
mereka.
Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah (wafat th. 751 H) menerangkan
sifat as-shidq (kejujuran), dengan perkataanya, “Yaitu maqam (kedudukan) kaum yang

1
. Syarh Riyâdhis Shâlihîn (VI/160-161) karya Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimin.

5
paling agung, yang darinya bersumber kedudukan-kedudukan para sâlikîn (orang-orang
yang berjalan menuju kepada Allâh), sekaligus sebagai jalan terlurus, yang barang siapa
tidak berjalan di atasnya, maka mereka itulah orang-orang yang akan binasa.
Dengannya pula dapat dibedakan antara orang-orang munafik dengan orang-orang yang
beriman, para penghuni Surga dan para penghuni Neraka. Kejujuran ibarat pedang Allâh
di muka bumi, tidak ada sesuatu pun yang diletakkan di atasnya melainkan akan
terpotong olehnya. Dan tidaklah kejujuran menghadapi kebathilan melainkan ia akan
melawan dan mengalahkannya serta tidaklah ia menyerang lawannya melainkan ia akan
menang. Barangsiapa menyuarakannya, niscaya kalimatnya akan terdengar keras
mengalahkan suara musuh-musuhnya. Kejujuran merupakan ruh amal, penjernih
keadaan, penghilang rasa takut dan pintu masuk bagi orang-orang yang akan
menghadap Rabb Yang Mahamulia. Kejujuran merupakan pondasi bangunan agama
(Islam) dan tiang penyangga keyakinan. Tingkatannya berada tepat di bawah derajat
kenabian yang merupakan derajat paling tinggi di alam semesta, dari tempat tinggal
para Nabi di Surga mengalir mata air dan sungai-sungai menuju ke tempat tinggal
orang-orang yang benar dan jujur. Sebagaimana dari hati para Nabi ke hati-hati mereka
di dunia ini terdapat penghubung dan penolong.” 2

3. Maanfaat Yang Bisa Diambil dari Hadits tentang makna kejujuran:


1. Kejujuran termasuk akhlak terpuji yang dianjurkan oleh Islam.
2. Diantara petunjuk Islam hendaknya perkataan orang sesuai dengan isi hatinya.
3. Jujur merupakan sebaik-baik sarana keselamatan di dunia dan akhirat.
4. Seorang mukmin yang bersifat jujur dicintai di sisi Allah Ta’ala dan di sisi manusia.
5. Membimbing rekan lain bahwa jujur itu jalan keselamatan di dunia dan akhirat.
6. Menjawab secara jujur ketika ditanya pengajar tentang penyebab kurangnya
melaksanakan kewajiban.
7. Dusta merupakan sifat buruk yang dilarang Islam.
8. Wajib menasihati orang yang mempunyai sifat dusta.
9. Dusta merupakan jalan yang menyampaikan ke neraka

BAB III

2
Madârijus Sâlikîn (II/279), cet. Daarul Hadits-Kairo.

6
PENUTUP

A . KESIMPULAN

Dari kesimpulan makalah ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa kejujuran itu
sangat penting bagi diri setiap manusia khususnya bagi setiap muslim, Kejujuran
ibarat pedang Allâh di muka bumi, tidak ada sesuatu pun yang diletakkan di atasnya
melainkan akan terpotong olehnya. Kejujuran merupakan ruh amal, penjernih
keadaan, penghilang rasa takut dan pintu masuk bagi orang-orang yang akan
menghadap Rabb Yang Mahamulia.

Wallahu A’lam Bisshawab

B. SARAN
Demikianlah Makalah ini di susun , semoga dapat berguna bagi para pembaca
sekalian dan kita berharap kepada Allah SWT semoga Allah memberikan
keistiqomahan didalam diri kita agar selalu menjadi orang jujur dimana pun berada.
Amiin
Jikalau ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini mohon diberi masukan
berupa kritik dan saran yang dapat membangun sehingga makalah ini dapat menjadi
lebih bagus.

Anda mungkin juga menyukai