Anda di halaman 1dari 8

KEJUJURAN MEMBAWA KEBIJAKAN

Makalah Ini Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Studi Hadist

Dosen Pengampu:

M. Bik Muhtaruddin, M. Th. I

Disusun Oleh :

Ifa Muniga Nailufar (932201417)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI


2017/2018

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak keterangan yang mengandung isyarat bahwa siapa yang berusaha


untuk jujur dalam perkataan maka akan menjadi karakternya dan barangsiapa
sengaja berdusta  dan berusaha untuk dusta maka dusta menjadi karakterya.
Dengan latihan dan upaya untuk memperoleh, akan berlanjut sifat-sifat baik dan
buruk.
Banyak hadits yang menunjukkan agungnya perkara kejujuran dimana
ujung-ujungnya akan membawa orang yang jujur ke jannah serta menunjukan
akan besarnya keburukan dusta dimana ujung-ujungnya membawa orang yang
dusta ke neraka.salah satu ciri orang yang jujur adalah senantiasa berbuat
kebajikan. Diantara kekemanisan yang akan diapat oleh seseorang yang jujur
adalah akan mendapat pertolongan Allah.
Lantas seperti apakah pentingnya kejujuran yang menjadi salah satu
tingkah laku terpuji? Berikut penjelasan mengenai kejujuran sebagai tingkah laku
terpuji yang berdasar pada hadits Rasulullah saw.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kejujuran membawa kebijakan ?
2. Apa manfaat berperilaku jujur ?
3. Apa akibatnya jika kita tidak jujur ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui maksud dari kejujuran membawa kebijakan
2. Untuk mengetahui manfaat apa saja dalam berperilaku jujur
3. Untuk mengetahui apa saja akibat jika kita tidak berbuat jujur
BAB II
PEMBAHASAN
A.Hadits Kejujuran Membawa Kebajikan

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو نَىلَّ َم قَا‬ ِ ٍ ِ ِ ُ ‫ح ِد ي‬


َ ِّ ‫ث َعْبد ا نلَّه بْ ِن َم ْسعُ ْو د َر ض َي اهللُ َعْنهُ َع ِن النَّيِب‬ ْ َ
ِ
َّ ‫صْىد َق َي ْه ِد ْى إِىَل الْرِب ِّ َوا َّن الْرِب َّ َي ْه ِد ْى إِ ىَل اْ َخن َِّة َوإِ َّن‬
‫الر ُخ َل‬ ِّ َ‫ إِ َّن ال‬: ‫َل‬

2ُ ‫د ْى إِ ىَل الْ ُف‬2ِ 2 ‫ه‬2ْ ‫ب َي‬


‫و ِر َوإِ َّن‬2ْ 2 ‫خ‬ ِ ِ
َ ‫ذ‬22 ‫ك‬2َ ْ‫ َوإِ َّن ال‬. ‫ا‬22 ‫ف‬2ً ‫ ِّد ْي‬2 2‫و َن ص‬2ْ 2 ‫ك‬2ُ َ‫ ُد ُق َحىَّت ي‬2 2‫ص‬
ْ َ‫لَي‬
ِ ‫د‬2َ 2‫ب ِعْن‬
‫ذ‬2َّ ‫ك‬2َ ‫اهلل‬ ِ ِ ِ ِ ِ
2َ َ‫ب َحىَّت يُكْت‬ َ 2‫ر ُج‬2َّ2َ‫ َوإ َّن ال‬. ‫د ى إ ىَل النَّا ر‬2‫ه‬2ْ ُ‫و ُر ي‬22‫الْ ُف ُخ‬
ُ ‫ذ‬2‫ك‬2ْ َ‫ل لَي‬2
‫ ابَا‬.
1. Terjemahan hadits
Abdullah Ibnu Mas ’ud berkata bahwa Nabi SAW. Bersabda,
“Sesungguhnya benar(jujur) itu menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan
itu menuntun ke surga, dan seseorang itu berlaku benar sehingga tercatat
di sisi Allah sebagai seorang yang siddiq (yang sangat jujur dan benar).
Dan dusta menuntun kepada curang, dan curang itu menuntun ke dlm
neraka. Dan seorang yang berdusta sehingga tercatat di sisi Allah sebagai
pendusta.”
(Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab “Tatakrama” Bab:firman
Allah Ta’ala: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah
dan jadilah kamu semua bersama orang-orang yang benar)1

2. Tinjauan Bahasa

‫لص ْد ُق‬
ِّ ‫ا‬ :Jujur

1
Syafe’i Racmat, Al-Hadits (Aqidah,Akhlaq,Sosial,danHukum),(Bandung:Pustaka Setia.200).81-
83
ُّ ‫اَلْرِب‬ :Kebaikan

‫َي ْه ِد ْي‬ :Menuntun atau Membawa

‫اَ لغُ ُج ْو ُر‬ :Keburukan

3. Biografi Perawi
Abdullah Ibn Mas’ud Ibn Gafil Ibn Habib Al-Hadly, nama kunyahnya
adalah Abu Abdurrahman. Ia masuk islam di Mekah, Pernah hijrah ke
Habsyi kemudian hijrah ke Madinah, dan menyaksikan perang badar,
Bay’ah Ar-Ridlwan, serta pernah shalat menghadap dua kiblat.
Rasulullah SAW. Menghormatinya dan memberikan kabar gembira
dengan sabdanya bahwa beliay SAW. Rida terhadap apa-apa yang
diridai Ibnu Ummu Abd (Abdullah Ibn Mas’ud) dan membenci apa-
apa yang dibencinya
Pada masa Khalifah Umar Ibn Khaththab dan Utsman, ia menjadi
qadhi di kuffah dan penanggung jawab bait al-mal, kemudian kembali
ke Madinah dan meninggalkan kota tersebut. Akan, tetapi menurut
sebagian riwayat, ia meninggal di Kuffah pada tahun 32H, dalam usia
lebih dari 60tahun.
4. Penjelasan Hadits
Hadits ini mengisyaratkan bagi siapa yang berusaha untuk tetap
berkata jujur maka jujur akan mendarah daging pada dirinya. Dan
barang siapa yang dengan sengaja berdusta dan selalu berkata dusta
maka sifat ini juga akan mendarah daging pada dirinya. Para ulama
berpendapat bahwa dalam hadits ini terdapat dorongan untuk selalu
berlaku jujur.2
Dengan latihan dan usaha, sifat baik dan buruk itu dapat dicapai.
Ketika seseorang itu bersikap jujur, maka kejujuran akan membimbing

2
Muhamad fu’ad Abdul Baqi, Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim. Terj_Arif Rahman,
(Solo: Insan Kamil.2012).803
pelakunya menuju surga dan sebaliknya ketika seseorang bersikap
dusta akan membawa pelakunya kedalam neraka.3
Dalam kitab Madaarijus Saalikiin (XI/268), Ibnu Qayyim Al-
Jauziyah juga menerangkan sifat ash-shidq(kejujuran), ia mengatakan:
“Yaitu maqam (kedudukan) kaum yang paling agung, yang darinya
bersumber maqam-maqam para salikin (orang-orang yang menempuh
jalan menuju Allah), sekaligus sebagai jalan yang lurus, sehingga siapa
saja yang tidak berjalan diatasnya, niscaya mereka akan binasa.4
Sebagaimana yang diterangkan diatas bahwa berbagai kebaikan
dan pahala akan diberikan kepada orang yang jujur, baik di dunia
maupun kelak di akhirat’. Ia akan dimasukan kedam surga dan
mendapat gelar yang sangat terhormat, yaitu siddiq, artinya orang yang
sangat jujur dan benar. Bahkan dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa
orang yang selalu jujur dan selalu menyampaikan kebenaran
dinyatakan sebagai orang yang bertakwa:

َ ِ‫َّق بِِه أ ُْولَئ‬


‫ك ُه ُم اْملَّت ُق ْو َن‬ َ ‫صد‬َ ِّ ِ‫َوالَّ ِذ ْى َجاءَ ب‬
‫الص ُد ِق َو‬
ُ
Artinya:

“Orang-orang yang datang menyampaikan kebenaran dan


melakukannya (kebenaran itu), mereka itulah orang-orang yang taqwa.”

(Q.S. Az-Zumar: 33)

Hal itu sangat pantas diterima oleh mereka yang jujur dan
dipastikan tidak akan berkhianat kepada siapa saja, baik kepada Allah,
sesama manusia, maupun dirinya sendiri. Orang yang jujur akan
melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhimsegala larangannya,
serta mengikuti segala Sunnah Rasulullah SAW, karena hal itu
merupakan janjinya kepada Allah ketika mengucapkan dua kalimah
syahadat

Dengan kata lain orang jujur akan menjadi orang yang paling taat
kepada Allah swt. Dalam sebuah riwayat disebutkan tentang seorang
3
Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan’ani, Subulus salam-syarah bulughul maram. Terj_Ali
Nur Medan, dkk, (Jakarta:Darus Sunnah Press,2008). III:953
4
Syaikh Salim bin’led al-hilali, Syarah Riyadhush Shalihin,Terj_M.Abdul Ghoffar E.M.
(Jakarta:Pustaka Imam Asy-Syafi’i.2012). 226
baduy yng meminta nasihat kepada Rasulullah saw. Beliau saw. Hanya
berkata “jangan bohong”. Perkataan rasulullah saw. Terus mengiang-
ngiang ditelinga sang baduy sehingga setiap kali dia akan melakukan
suatu perbuatan tercela, dia berpikir bahwa Rasulullah pasti akan
menanyakannya dan dia  harus jujur. Dia pun tidak jadi melakukan
perbuatan terlarang tersebut.5

Sebenarnya, Allah SWT. Telah memperingatkan kepada hamba-


Nya agar berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya, karena
setiap orang selalu diawasi dan dicatat segala gerak geriknya oleh
malaikat Rakib dan Atid. Allah berfirman :

‫ب َعتِْي ٌد‬ ِ ِ ِ ٍ ِ ُ ‫ما ي ْل ِف‬


ُ ‫ظ م ْن َق ْول إالَّلَ َديْه َرقْي‬ َ َ
Artinya:

“Tiada mengatakan sepatah katapun, melainkan ada pengawas yang selalu siap
mencatat (malaikat Raqib dan Atid)”

(Q.S. Qaf: 18)

Oleh karena itu, setiap orang beriman hendaknya tidak asal bicara apalagi
terhadap sesuatu yang belum jelas dan belum ia ketahui kebenarannya secara
pasti. Allah SWT. Berfirman:

‫ك بِه ِع ْل ٌم‬
َ َ‫س ل‬
َ ‫ف َمالَْي‬
ُ ‫َوالَ َت ْق‬
Artinya :

“Janganlah mengikuti pembicaraan apa yang tidak kamu ketahui.”

(Q.S. Bani Israil: 36)

Jika seseorang berusaha untuk berkata benar, manfaatnya bukan hanya


bagi drinya sendiri tetapi juga bagi orang lain. Begitu pula sebaliknya, jika
seseorang berkata dusta, perbuatannya itu selain merugikan dirinya, juga
merugikan orang lain karena tidak akan ada lagi orang yang mempercayainya.
Padahal kepercayaan merupakan salah satu modal utama dalam menempuh
kehidupan didunia. Tanpa kepercayaan seseorang sulit menemukan kesuksesan,
bahkan mustahil hidupnya akan cepat hancur. Hal itu telah digariskan dalam Al-
Qur’an :

5
Syafe’i Racmat, Al-Hadits (Aqidah,Akhlaq,Sosial,danHukum),(Bandung:Pustaka Setia.200).84
‫ص ْو َن‬ ِ
ُ ‫قُت َل اْخلََّرا‬
Artinya:

“Sungguh celaka orang-orang yang suka berdusta.”

(Q.S. Adz-Dzariyat: 10)6

BAB III

KESIMPULAN

Dari hadits tersebut kita dianjurkan untuk selalu bertingkah laku terpuji dalam
kehidupan sehari-hari. Tidak ada yang lebih berat timbangan amalan seorang
mukmin pada hari kiamat dari pada budi pekertinya, karena sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang berbuat baik. Kebaikan disini dapat diartikan sebagai
menghubungkan tali silaturahmi, jujur, lembut, bersikap baik, taat, prasangka
baik, dll. Ketika seseorang itu bersikap jujur, maka kejujuran akan membimbing
pelakunya menuju surga dan sebaliknya ketika seseorang dusta akan membawa
pelakunya kedalam neraka

6
Ibid.,85
DAFTAR PUSTAKA

Syafe’i Racmat, Al-Hadits (Aqidah,Akhlaq,Sosial,danHukum),Bandung:Pustaka


Setia.2000

Muhamad fu’ad Abdul Baqi, Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim.


Terj_Arif Rahman,Solo: Insan Kamil.2012

Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan’ani, Subulus salam-syarah bulughul


maram. Terj_Ali Nur Medan, dkk. Jakarta:Darus Sunnah Press,2008

Syaikh Salim bin’led al-hilali, Syarah Riyadhush Shalihin,Terj_M.Abdul Ghoffar


E.M.(Jakarta:Pustaka Imam Asy-Syafi’i.2012

Anda mungkin juga menyukai