Anda di halaman 1dari 2

Apa itu kejujuran? Apa itu ash-Shidqu?

Kejujuran adalah menyelaraskan antara yang tampak dan yang tersembunyi, yang diperlihatkan di
hadapan manusia atau pun yang disembunyikan dari mereka, dengan tidak melakukan kedustaan
antara hati, perkataan, dan perbuatan seseorang.

Seorang muslim wajib berlaku jujur dalam perkataan, perbuatan, dan keyakinannya. Sebab,
sesungguhnya kejujuran itulah yang akan mengangkat seseorang ke level derajat yang sangat tinggi
baik di hadapan Allah ‘azza wajalla ataupun di hadapan makhluk-Nya.

2. Surah Az-Zumar ayat 33

َ‫ق بِ ِه أُولَئِكَ هُ ُم ْال ُمتَّقُون‬


َ ‫ص َّد‬ ِّ ‫َوالَّ ِذي َجا َء بِال‬
ِ ‫ص ْد‬
َ ‫ق َو‬

“Dan orang yang membawa kebenaran (Nabi Muhammad) dan membenarkannya, maka
mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

Dalam ayat tsb dikatakan bahwa, orang yang bertaqwa ialah orang yang berperilaku jujur.
Lantas jika kita masih sering berperilaku tidak jujur, masih pantaskah kita disebut sebagai
orang yang bertaqwa. Mari kita renungkan Bersama sama

Dalam sebuah hadits tentang kejujuran, "Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan pada kebajikan
dan kebajikan adalah jalan menuju serga."Al Bukhari (6168)

bentuk jujur berserta hadis

1. Jujur niat dan kemauan (shidqu an-niyyah wa al-`azm)

Yang dimaksud jujur dalam niat dan kemauan adalah melakukan segala sesuatu dilandasi
motivasi hanya karena dalam kerangka mendapatkan ridha Allah SWT. Nilai sebuah amal di
hadapan Allah SWT sangat ditentukan oleh niat atau motivasi seseorang. Rasulullah SAW
dalam sebuah hadits yang sangat populer menyatakan bahwa sesungguhnya segala amal
manusia ditentukan oleh niatnya. Selain itu, seorang muslim harus senantiasa menimbang-
nimbang dan menilai segala sesuatu yang akan dilakukan apakah benar dan bermanfaat.

2. Jujur dalam perkataan (shidqu al-lisan)

Jujur dalam bertutur kata adalah bentuk kejujuran yang paling populer di tengah masyarakat.
Orang yang selalu berkata jujur akan dikasihi oleh Allah SWT dan dipercaya oleh orang lain.
Sebaliknya, orang yang berdusta, meski hanya sekali apalagi sering berdusta maka akan
kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Rasulullah SAW mengingatkan:

“Jaminlah kepadaku enam perkara dari diri kalian, niscaya aku menjamin bagi kalian
surga: jujurlah jika berbicara, penuhilah jika kalian berjanji, tunaikan jika kalian dipercaya,
jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian, dan tahanlah tangan kalian”.
(HR Hakim)

3. Jujur ketika berjanji (shidq al-wa`ad)


Seorang muslim yang jujur akan senantiasa menepati janji-janjinya kepada siapapun,
meskipun hanya terhadap anak kecil. Rasulullah SAW bersabda:

َ‫َّث َك َذ َب َوإِ َذا َو َع َد أَ ْخلَفَ َوإِ َذا اؤْ تُ ِمنَ َخان‬


َ ‫ث إِ َذا َحد‬ 0ِ ‫آيَةُ ا ْل ُمنَا ِف‬
ٌ ‫ق ثَاَل‬

“Ciri-ciri orang munafik ada tiga, yaitu: jika berkata ia dusta, jika berjanji, ia ingkar, dan
jika dipercaya, ia berkhianat” (HR. Bukhari Muslim)

4. Jujur dalam bermu’amalah (shidq al-mu’amalah)

Jujur dalam niat, lisan dan jujur dalam berjanji tidak akan sempurna jika tidak dilengkapi
dengan jujur ketika berinteraksi atau bermu’amalah dengan orang lain. Seorang muslim tidak
pernah menipu, memalsu, dan berkhianat sekalipun terhadap non muslim. Ketika ia menjual
tidak akan mengurangi takaran dan timbangan. Pada saat membeli tidak akan memperberat
timbangan dan menambah takaran. Orang yang jujur dalam bermu’amalah juga senantiasa
bersikap santun, tidak sombong dan tidak pamer (ria). Jika orang tersebut melakukan atau
meninggalkan sesuatu, semuanya dalam koridor Allah SWT. Ia tidak tamak dan serakah
dalam bermu’amalah. Barang siapa yang selalu bersikap jujur dalam bermu’amalah maka dia
akan menjadi kepercayaan masyarakat. Semua orang akan merasa nyaman dan aman
berinteraksi dan bermu’amalah dengannya.

5. Jujur dalam berpenampilan sesuai kenyataan (shidq al-hal)

Seorang yang jujur akan senantiasa menampilkan diri apa adanya sesuai kenyataan yang
sebenarnya. Ia tidak memakai topeng dan baju kepalsuan, tidak mengada-ada dan
menampilkan diri secara bersahaja. Rasulullah SAW bersabda:

‫س ثَ ْوبَ ْي زُو ٍر‬


ِ ِ‫شبِّ ُع بِ َما لَ ْم يُ ْعطَ كَاَل ب‬
َ َ‫ا ْل ُمت‬

“Orang yang merasa kenyang dengan apa yang tidak diterimanya sama seperti orang yang
memakai dua pakaian palsu” (HR.Muslim)

Maksud hadits di atas adalah orang yang berhias dengan sesuatu yang bukan miliknya supaya
kelihatan kaya, ia sama seperti orang yang memakai dua kepribadian. Orang yang memiliki
sifat shidq al-hal tidak akan memaksakan diri untuk memiliki dan menikmati sesuatu yang di
luar jangkauan kemampuannya. Dia sudah merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang
telah dimilikinya, sembari berikhtiar untuk menggapai keinginan-keinginan yang
diharapkannya.

Kesimpulan dari bahasan diatas adalah kita sebagai umat muslim yang bertaqwa hendaknya selalu
berperilaku jujur dalam segala aspek kehidupan sebagai mana dalam hadist tadi,

"Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan pada kebajikan dan kebajikan adalah jalan menuju
surga."Al Bukhari (6168)

Berperilaku jujur menuntun kita pada kehidupan yang senantiasa lurus pada kebajikan dan bermuara
pada kehidupan yang indah di akhirat yaitu surga Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai