PENDAHULUAN
Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia.
Kehidupan dunia akan hancur dan agama juga menjadi lemah di atas kebongan, khianat serta
perbuatan curang. Karena mulianya orang yang jujur, baik di sisi Allah maupun di sisi
manusia, kejujuran harus ditegakkan meskipun berat dan susah. Ungkapan tentang “orang
jujur akan hancur” merupakan keliru. Allah SWT menyifatkan diri-Nya dengan kejujuran. Ini
merupakan bukti kesktian jujur.
Keujuran dapat membuat hati kita nyaman dan tenteram. Ketika berkata jujur, tidak akan ada
ketakutan yang mengikuti atau bahkan kekhawatiran tentang terungkapnya sesuatu yang tidak
dikatakan.
Akan tetapi, saat ini kejujuran dalam penerapan kehidupan sehari-hari masih kurang
seperti perilaku mencontek yang seolah lazim bagi anak-anak dibangku sekolah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1. Menambah wawasan baru mengenai pentingnya sikap kejujuran dalam berprilaku.
2. Menguatkan sifat kejujuran dengan didukung dengan ayat Al-Quran dan Hadits yang
jelas.
3. Melaksanakan tugas makalah Pendidikan Agama Islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jujur
Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang artinya benar,
dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan
kebenaran. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah). Jujur juga disebut
dengan benar atau sesuai dengan kenyataan.
Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Berdusta adalah
menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Adapula yang
berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan
demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi kalau suatu
berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak
maka dikatakan dusta.
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si
pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat.
Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan
selamat dari segala keburukan.
Syari’at Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat jujur dalam segala keadaan,
walaupun secara lahir kejujuran tersebut akan merugikan diri sendiri. Allah SWT telah
berfirman dalam Surat An-Nisaa Ayat 135 yang berbunyi:
علَى أَنفُس ُكم أَو ُ ۞يَأَيُّ َها ٱلَذينَ َءا َمنُوا ُكونُوا قَ َومينَ بٱلقسط
َ ش َهدَا َء َلِل َولَو
ٱلِلُ أَولَى به َما فَ َل تَتَبعُوا ٱل َه َوى أَن
َ َغنيًّا أَو فَق ٗيرا ف
َ ٱل َولدَين َوٱۡلَق َربينَ إن َي ُكن
١٣٥ ٱلِلَ َكانَ ب َما تَع َملُونَ خَب ٗيرا
َ ضوا فَإ َن ُ تَعدلُوا َوإن تَل ُۥوا أَو تُعر
Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang
dari kebenaran. Dan jika kamu memutar-balikan ( kata-kata) atau enggan menjadi saksi,
maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (
Q.S. An- Nisaa’ : 135 ),.
2
Allah selalu memerintahkan kita untuk berlaku benar baik dalam perbuatan maupun
ucapan, sebagaimana firman-Nya :
Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagai sesorang yang
melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yan,g ada pada batinnya. Ketika berani
mengatakan “tidak” untuk korupsi, maka ia harus berusaha menjauhi korupsi, bukan
malah hanya mengatakan tetapi ia sendiri melakukan korupsi.
Kejujuran merupakan ciri-ciri orang beriman sedangkan lawannya dusta merupakan sifat
orang yang munafik. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Muhammad saw. Bersabda “Tanda orang
munafik itu ada 3, yaitu : Apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan
apabila dipercaya khianat.” (HR. Bukhari Muslim)
Allah Swt. Menegaskan bahwa tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang
mampu menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).
َصدقينَ صدقُ ُهم لَ ُهم َجنَت تَجري من تَحت َها ٱۡلَن َه ُر َخلدين
َ ٱلِلُ َهذَا َيو ُم يَنفَ ُع ٱل
َ قَا َل
١١٩ عنهُ ذَل َك ٱلفَو ُز ٱل َعظي ُم
َ ضوا َ ي
ُ ٱلِلُ َعن ُهم َو َر َ في َها أَبَدٗ ا َرض
Artinya : “Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang
yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-
sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah
keberuntungan yang paling besar" ( Q.S al-Maidah : 119 )
2.2. Keutamaan Perilaku Jujur
Kedudukan sifat jujur sangat erat hubungannya dengan sifat-sifat para nabi, yakni
Nabi Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, sebagaimana firman Allah
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi
si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan
akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang
mulia dan selamat dari segala keburukan. Orang jujur akan dipermudah rezeki dan segala
urusannya.
Contoh yang perlu diteladani, karena kejujurannya, Nabi Muhammad saw. Di percaya
oleh Siti Khadijah untuk membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Ini artinya Nabi
Muhammad saw akan mendapatkan keuntungan lebih besar lagi dan tentu saja apa yang
dilakukan Nabi akan mendapat kemudahan.
Sebaliknya, orang yang tidak jujur atau bohong akan dipersulit rezeki dan segala
urusannya. Orang yang pernah berbohong akan terus berbohong karena untuk menutupi
kebohongan yang diperbuat, dia harus berbuat kebohongan lagi.
4
2. Shidq Al-Hadits (Jujur dalam ucapan), yaitu memberikan, yaitu memberikan sesuatu
sesuai dengan realitas yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh
syari’at seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa, dan,
semisalnya. Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya, yakni berbicara jujur dan,
dianjurkan menghindari kata-kata sindiran Karena hal itu sepadan dengan kebohongan,
kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak
berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis
kejujuran yang paling tampak dan terang diantara macam-macam kejujuran.
3. Shidq Al-Amal (Jujur dalam perbuatan), yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah
hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini juga
berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang di ridhai Allah Swt, dan
melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas.
Orang jujur tentu akan sejalan dengan semua kebaikan dan sebagai penegak segala
kebagusan, sedangkan kebaikan itu adalah jalan menuju ke syurga, bahkan kebajikan itu
sebagai kunci masuk syurkan, kunci tersebut tak lain untuk membuka syurga,
sebagaimana firman Allah :
ف في ُو ُجوههم نَض َرة َ ٱلنَعيم ُ تَعر٢٣ َظ ُرون ُ َعلَى ٱۡل َ َرائك يَن٢٢ إ َن ٱۡلَب َر َار لَفي نَعيم
٢٦ َسون ُ خت َ ُم ۥهُ مسك َوفي ذَل َك فَليَتَنَافَس ٱل ُمتَنَف٢٥ يُسقَونَ من َرحيق َمختُوم٢٤
Artinya : “Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan
yang besar (surga). mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat
mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan. Mereka
diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya). layaknya adalah kesturi; dan
untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (Q.S Al-Mutoffifin : 22-26)
4. Shidq Al-Wa’d (Jujur bila berjanji), janji membuat kita selalu berharap. Janji yang
benar membuat kita bahagia. Janji palsu membuat kita selalu was-was. Maka janganlah
memperbanyak janji (namun tidak ditepati) karena Allah Swt, sangat membenci oran-
orang yang selalu mengingkari janji. Sebagaimana dalam firman-Nya .
َ َوأَوفُوا ب َعهد
َ ٱلِل إذَا
ع
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada wujud amal dalam
kenyataan. Jujur dalam perbuatan artinya memperlihatkan sesuatu apa-adanya, tidak berbuat
basa basi , tidak membuat-buat, tidak menambah atau mengurangi. Apa yang ia yakini sebagai
kejujuran dan kebenaran, ia jalan dengan keyakinan kuat dan Allah selalu membalas perbuatan
dengan ganjaran yang setimpal.
Kita harus menanamkan dalam diri pentingnya berperilaku jujur dan memikirkan akibat dari
berbohong. Salah satu akibat dari berbohong adalah hilangnya kepercayaan orang lain terhadap
diri kita.
Membisakan berperilaku jujur harus dari kecil agar tidak susah melakukannya. Cara
membiasakan berperilaku jujur sejak kacil misalnya diajarkan untuk tidak mengambil barang
orang lain tanpa seijin pemiliknya, mengembalikan kembalian yang terlalu banyak, mengatakan
apapun sesuai dengan kenyataan, dan lain-lain.
Kita harus menanamkan kesadaran untuk selalu berperilaku jujur dan menyadari apa akibat
dari kebohongan. Jika kita sudah bisa membiasakan berperilaku jujur maka kita mudah mendapat
teman, mudah mendapat pekerjaan, mudah mendapat kesuksesan, dipercaya oleh orang lain, dan
lain - lain.
3.2 Saran
Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita menerapkan perilaku jujur dalam keseharian.
Dimulai dari lingkup diri sendiri dan keluarga. Menanamkan perilaku jujur sejak kecil agar kelak
sudah terbiasa dengan adanya berbuat jujur
6
DAFTAR PUSTAKA
https://keluarga.com/2537/8-keuntungan-bersikap-jujur-dalam-kehidupan-sehari-hari
https://id.wikipedia.org/wiki/Jujur
https://ahlulbaitrasulullah.blogspot.co.id/2013/01/lima-bentuk-kejujuran-menurut-imam.html
http://norhaya-jujur.blogspot.co.id/2011/08/definisi-jujur.html
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-jujur-dan-macam-macam-sifat-jujur-dalam-agama-
islam/
http://norhaya-jujur.blogspot.co.id/2011/08/c-macam-macam-kejujuran-dan-makna.html
https://ekakurniyanti.wordpress.com/2015/05/25/penerapan-sikap-jujur-dalam-kehidupan/
http://ainiyahnur31.blogspot.co.id/2015/01/pentingnya-perilaku-jujur.html
https://manfaat.co.id/manfaat-memiliki-perilaku-kejujuran
https://dalamislam.com/akhlaq/manfaat-jujur-dalam-agama-islam
7
MAKALAH
Disusun Oleh
KELOMPOK 3 XI MIPA 3
1. Anisa
2. Tuti
3. Zeyyin
4. Rizki
5. Reza
6. Bilhaq
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
Kelompok MIPA 2
ii 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
BAB I PEDAHULUAN...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
31. Kesimpulan..................................................................................................... 6
3.2. Saran.............................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 7
i 10