Anda di halaman 1dari 10

PERILAKU JUJUR

A. Pengertian
Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang artinya
benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai
dengan kebenaran. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah). Jujur juga
disebut dengan benar atau sesuai dengan kenyataan.
Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Berdusta
adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Adapula
yang berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus
terang. Dengan demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang
ada. Jadi kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau
jujur, tetapi kalau tidak maka dikatakan dusta.
B. Adab Perilaku Jujur
Sesungguhnya kejujuran mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan
mengantarkan kepada surga. Sesungguhnya seseorang biasa berlaku jujur hingga ia
disebut shiddiq (orang yang senantiasa jujur). Sedang dusta mengantarkan kepada
perilaku menyimpang (dzalim) darn perilaku menyimpang mengantarkan kepada neraka.
Sesungguhnya seseorang biasa berlaku dusta hingga ia disebut pendusta besar. Allah
Subhanahu wa Taala berfirman, yang artinya: Hai orang-orang yang
beriman,bertaqwalah kepada dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur (QS:
At-Taubah: 119). Dalam ayat lain, Alloh Subhanahu wa Taalaberfirman, yang artinya:
Jikalau mereka jujur kepada Alloh, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka
(QS: Muhammad: 21).
Jujur ialah kesesuaian ucapan dengan hati kecil dan kenyataan objek yang
dikatakan (Fathul Baari). Berkaitan dengan makna hadits di atas, ulama mengatakan
bahwa sikap jujur dapat mengantarkan kepada amal shaleh yang murni dan selamat dari
celaan. Sedang kata al-birr (kebaikan) adalah istilah yang mencakup seluruh kebaikan.
Pendapat lain mengatakan bahwa al-birr berarti surga. sedangkan dusta dapat
mengantarkan kepada perilaku menyimpang (kedzaliman).
Sikap jujur termasuk keharusan di antara sekian keharusan yang harus
diterapkan oleh masyarakat, dia menjadi fundamen penting dalam membangun komunitas
masyarakat. Tanpa sikap jujur, seluruh ikatan masyarakat akan terlepas. Karena tidak
mungkin membentuk suatu komunitas masyarakat sedang mereka tidak berhubungan
sesamanya dengan jujur.
Sikap jujur sebetulnya merupakan naluri setiap manusia. Cukup sebagai bukti
bahwa anak kecil jika diceritakan tentang sosok seorang yang jujur di satu sisi dan di sisi
lain diceritakan sosok seorang pendusta, engkau lihat, dia akan menyukai orang jujur dan
membenci pendusta. Al Marudzi bertanya kepada Imam Ahmad bin Hanbal. Dengan
apakah seorang tokoh meraih reputasi hingga terus dikenang?. Imam Ahmad menjawab
singkat: Dengan perilaku jujur. Beliau melanjutkan bahwa Sesungguhnya perilaku
jujur terkait dengan sikap murah tangan (dermawan). (Thabaqatul Habilah). Imam
Fudhail bin Iyadh berkata: Seseorang tidak berhias dengan sesuatu yang lebih utama
daripada kejujuran (Hilyatul Auliya).
Sahabat Bilal melamar wanita Quraisy (suku terhormat-red) untuk dinikahkan
dengan saudaranya. Dia berkata kepada keluarga wanita Quraisy: Kalian telah
mengetahui keberadaan kami. Dahulu kami adalah para hamba sahaya lalu dimerdekakan
Alloh Subhanahu wa Taala. Kami dahulu adalah orang-orang tersesat lalu diberikan
hidayah oleh Alloh Subhanahu wa Taala. Kami dulunya fakir lalu dijadikan kaya oleh-
Nya. Kini akan melamar wanita fulanah ini untuk dijodohkan dengan saudaraku. Jika
kalian menerimanya, maka segala puji bagi Alloh Subhanahu wa Taala. Dan bila kalian
menolak, maka Alloh Subhanahu wa Taala Dzat Yang Maha Besar.
Anggota keluarga wanita itu tampak memandang satu dengan yang lainnya.
Mereka lalu berkata: Bilal termasuk orang yang kita kenal kepeloporan, kepahlawanan,
dan kedudukannya di sisi Rasululloh ShallAllohu alaihi wa sallam. Maka nikahkanlah
saudara dengan puteri kita. Mereka lalu menikahkan saudara Bilal dengan wanita
Quraisy tersebut. Usai itu saudara Bilal berkata kepada Bilal: Mudah-mudahan Alloh
Subhanahu wa Taala mengampuni. Apa engkau menuturkan kepeloporan dan
kepahlawanan kami bersama dengan RasulullohShallAllohu alaihi wa Sallam, sedang
engkau tidak menuturkan hal-hal selain itu?Bilal menjawab: Diamlah saudaraku, kamu
jujur, dan kejujuran itulah yang menjadikan kamu menikah dengannnya. (Al
Mustathraf).
Ismail bin Abdullah Al-Makhzumi berkata: Khalifah Abdul Malik bin
Marwan menyuruh aku mengajari anak-anaknya dengan kejujuran sebagaimana dia
menyuruh aku membaca tulis Al-Quran serta menyuruh aku menghindarkan mereka dari
dusta walaupun harus mati (Makarimul Akhlaq). Ribi bin Hirasy dikenal tidak pernah
berdusta sama sekali. Suatu hari dua puteranya tiba dari Khurasan berkumpul dengannya.,
sedang keduanya adalah anak durhaka (nakal). Barangkali kedua anaknya menjadi
pemberontak pemerintah. Seorang mata-mata lalu memberi kabar kepada Hajjaj.
Katanya: Wahai pimpinanku, masyarakat seluruhnya menganggap Ribi bin Hirasy tidak
pernah berdusta selamanya. Sementara saat ini kedua anaknya yang durhaka dan nakal
datang dari Khurasan dan berkumpul dengannya. Hajjaj berkata: Serahkan ia
kepadaku. Ribi bin Hirasy lalu dibawa ke hadapan Hajjaj. Hajjaj bertanya: Wahai
orangtua..Apa yang kau mau? tanya Ribi. Saat ini apakah yang dilakukan oleh
kedua puteramu? tanya Hajjaj dengan selidik.Ribi berkata jujur: Tempat bermohon
adalah Alloh Subhanahu wa Taala. Aku meninggalkan keduanya di rumah.Tidak ada
pidana. Demi Alloh Subhanahu wa Taala, aku tidak menuduh buruk kepadamu mengenai
dua anakmu. Sekarang kedua anakmu terserah padamu. Keduanya bebas dari tuduhan
pidana. (Makarimul Akhlaq).
C. Contoh Perilaku Jujur Dalam Perilaku Sehari-Hari
Tidak pernah mengambil atau merugikan orang lain.
Tidak pernah membohongi diri sendiri atau orang lain.
Selalu berkata sesuai dengan kenyataan atau kejadian yang sebenarnya.
Dapat bertanggung jawab dalam mengemban amanah dan yang diberikannya.

D. Pentingnya Perilaku Jujur


Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda
kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang
tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat
orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan.
Syariat Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat jujur dalam segala
keadaan, walaupun secara lahir kejujuran tersebut akan merugikan diri sendiri. Allah
SWT telah berfirman dalam Surat An-Nisaa Ayat 135 yang berbunyi:






Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar-balikan ( kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang
kamu kerjakan. ( Q.S. An- Nisaa : 135 ),
Allah selalu memerintahkan kita untuk berlaku benar baik dalam perbuatan maupun
ucapan, sebagaimana firman-Nya :

,
Artinya : Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar ( Q.S. At-Taubah : 119 )
Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagai sesorang yang
melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yan,g ada pada batinnya. Ketika berani
mengatakan tidak untuk korupsi, maka ia harus berusaha menjauhi korupsi, bukan
malah hanya mengatakan tetapi ia sendiri melakukan korupsi. Kejujuran merupakan ciri-
ciri orang beriman sedangkan lawannya dusta merupakan sifat orang yang munafik
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw .
Artinya : Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Muhammad saw. Bersabda Tanda orang
munafik itu ada 3, yaitu : Apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan
apabila dipercaya khianat. (HR. Bukhari Muslim)
Allah Swt. Menegaskan bahwa tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang
mampu menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).





Artinya : Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang
yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-
sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah
keberuntungan yang paling besar" ( Q.S al-Maidah : 119 )
E. Keutamaan Perilaku Jujur
Kedudukan sifat jujur sangat erat hubungannya dengan sifat-sifat para nabi,
yakni Nabi Ibrahim, Ishaq, dan Yaqub, sebagaimana firman Allah




Artinya : Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan
Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi ( Q.S. Maryam : 50 ). Dan
Ismail dipuji karena jujur, sebagaimana firman Allah :





Artinya : Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang
tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan
dia adalah seorang rasul dan nabi ( Q.S Maryam : 54 )
Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya untuk selalu jujur. Karena
kejujuran merupakan akhlak yang mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada
kebajikan, sebagaimana dijelaskan Nabi Muhammad Saw.
Artinya : Dari Abdullah ibn Masud, dari Rasulullah saw. Bersabda. Sesungguhnya
jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga ( HR.
Bukhari ).
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda
kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang
tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat
orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan. Orang jujur akan
dipermudah rezeki dan segala urusannya.
Contoh yang perlu diteladani, karena kejujurannya, Nabi Muhammad saw. Di
percaya oleh Siti Khadijah untuk membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Ini
artinya Nabi Muhammad saw akan mendapatkan keuntungan lebih besar lagi dan tentu
saja apa yang dilakukan Nabi akan mendapat kemudahan. Sebaliknya, orang yang tidak
jujur atau bohong akan dipersulit rezeki dan segala urusannya. Orang yang pernah
berbohong akan terus berbohong karena untuk menutupi kebohongan yang diperbuat, dia
harus berbuat kebohongan lagi. Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta
menjadikan orang lain tidak percaya. Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan
berbohong membuat hati menjadi was-was. Kegundahan hati dan kekhawatiran yang
bertumpuk-tummpuk beresiko menjadi penyakit.

F. Macam-Macam Kejujuran
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu :
1) Shidq Al-Qalbi (Jujur dalam niat dan kehendak), yaitu motivasi bagi setiap gerak
dan langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt, dan ingin
mencapai rida-Nya. Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura jujur berarti
tidak ikhlas dalam berbuat.
Rasulullah Saw. Bersabda,
Ingatlah, dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, akan baiklah
seluruh tubuh. Dan bila ia rusak, rusaklah ia seluruhnya. Itulah qalbu (hati).
(HR. Bukhari)
2) Shidq Al-Hadits (Jujur dalam ucapan), yaitu memberikan, yaitu memberikan
sesuatu sesuai dengan realitas yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang
dibenarkan oleh syariat seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang
yang bersengketa, dan, semisalnya. Setiap hamba berkewajiban menjaga
lisannya, yakni berbicara jujur dan, dianjurkan menghindari kata-kata sindiran
Karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan
demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar
dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling
tampak dan terang diantara macam-macam kejujuran.
3) Shidq Al-Amal (Jujur dalam perbuatan), yaitu seimbang antara lahiriah dan
batiniah hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam
perbuatan ini juga berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang di
ridhai Allah Swt, dan melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas. Orang
jujur tentu akan sejalan dengan semua kebaikan dan sebagai penegak segala
kebagusan, sedangkan kebaikan itu adalah jalan menuju ke syurga, bahkan
kebajikan itu sebagai kunci masuk syurkan, kunci tersebut tak lain untuk
membuka syurga, sebagaimana firman Allah :






Artinya : Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam
kenikmatan yang besar (surga). mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil
memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka
yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak
(tempatnya). layaknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya
orang berlomba-lomba. (Q.S Al-Mutoffifin : 22-26

4) Shidq Al-Wad (Jujur bila berjanji), janji membuat kita selalu berharap. Janji
yang benar membuat kita bahagia. Janji palsu membuat kita selalu was-was.
Maka janganlah memperbanyak janji (namun tidak ditepati) karena Allah Swt,
sangat membenci oran-orang yang selalu mengingkari janji. Sebagaimana dalam
firman-Nya .





Artinya : Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan
janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya,
sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-
sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat (Q.S.
An-Nahl : 91)






Artinya : Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara
yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya
janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya (Q.S. Al-Israa : 34)
5) Shidq Al-Haal (Jujur dalam kenyataan). Orang mukmin hidupnya selalu berada di
atas kenyataan. Dia tidak akan menampilkan sesuatu yang bukan dirinya. Dia
tidak pernah memaksa orang lain untuk masuk kedalam jiwanya. Dengan kata
lain, seorang mukmin tidak hidup berada dibahawah bayang-bayang orang lain.
Artinya, kita harus hidup sesuai dengan keadaan diri kita sendiri. Merealisasikan
kejujuran adakalanya kehendak untuk jujur itu lemah, ada kalanya pula menjadi
kuat.
G. Petaka Kebohongan
Betapa berbahayanya sebuah kebohongan, kebohongan akan mengantarkan
pelakunya tidak dipercaya lagi oleh orang lain. Ketika seseorang sudah berani
menutupi kebenaran, bahkan menyelewengkan kebenaran untuk tujuan jahat, ia
telah melakukan kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya itu telah membawa
kepada apa yang telah dikhianatinya itu.







Artinya : Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang
meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-
anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami
dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta
supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta (Q.S Ali-Imran :
61)




Artinya : Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan
perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka
pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian
tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan
(pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya ( Q.S Ali-Imran : 161 )
Dalam hadits Rasulullah Saw mengingatkan :
Artinya : Dari Abu Hurairah ra., dia berkata ; Rasulullah saw., bersabda, Akan
datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu
pendusta dibenarkan, sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat
dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat.
Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara. Beliau menjawab, Orang bodoh yang
turut campur dalam urusan masyarakat luas. (HR. Ibnu Majah)



Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan (Q.S. Ash-Shaff : 2-3) Syaikh
Muhammad al-Ghazali mengatakan, bahwa menjaga amanah ialah menunaikan
dengan baik terhadap hak-hak Allah Swt. Dan hak-hak manusia tanpa terpengaruh
oleh perubahan keadaan, baik susah maupun senang.
H. Hikmah Perilaku Jujur
Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara lain sebagai berikut.
1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang, tidak takut
akan diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.



Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram (Q.S. Ar-Rad : 28)
2. Mendapat kemudahan dalam hidupnya.
3. Selamat dari azab dan bahaya.









Artinya : Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat
dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya?
Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir.
Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka
itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki
pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik. Agar
Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang
mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan (Q.S. az-Zumar : 32-35)
4. Dijamin masuk surga.
5. Dicintai oleh Allah Swt dan rasul-Nya.

Anda mungkin juga menyukai