Anda di halaman 1dari 6

Karya Ilmiah (sopan santun anak dan remaja)

KATA PENGANTAR

Dengan beribu terima kasih mari kita limpahkan ke hadirat Allah SWT karena atas ridhonya
kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang lebih tepatnya adalah karya ilmiah untuk
memenuhi tugas tingkatan SMA.

Salah satu diantaranya adalah mata pelajaran Bahasa dan Sastra tentang penulisan karya
ilmiah. Yang dalam kesempatan ini kami berusaha membahas tentang penomena di kehidupan
sehari-hari dan juga di lingkungan sekolah. Yang berkaitan dengan etika sopan santun pada anak-
anak maupun remaja. Dalam penelitian ini kami mencoba untuk meneliti apakah ada keterkaitan
dengan pembinaan budi pekerti di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Akhirnya kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
terwujudnya penulisan makalah ini, semoga makalah ini ada manfaatnya bagi pembinaan etika
sopan santun. Amin

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar....................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................. ii

BAB I

1. Pendahuluan...................................................................................................... 1

a. Latar belakang Masalah................................................................................... 2

b. Tujuan Penelitian............................................................................................. 2

c. Hipotesis.......................................................................................................... 2
d. Landasan Teori................................................................................................ 3

e. Metode Penelitian............................................................................................ 3

BAB II

2. Pembahasan Masalah..................................................................................... 4-5

BAB III

3. Kesimpulan dan Saran................................................................................... 6

a. Kesimpulan.................................................................................................... 6

b. Saran............................................................................................................. 6

Daftar Pustaka....................................................................................................... 7

ii

BAB I

1. Pendahuluan

Sopan santun atau budi pekerti sebagai salah satu bukti manusia yang beradab. Manusia sebagai
makhluk yang berbudaya harus menjunjung tinggi etika sopan santun.

Melihat perkembangan anak-anak dewasa ini terutama yang berusia 9-16 tahun. Banyak sekali
ketimpangan –ketimpangan dalam bersopan santun, jarang keluar dari mulutnya untuk
mengucapkan permisi jika mau lewat., atau membungkukan badan kepada orang dewasa. Ini bukan
hanya terjadi di perkotaan saja tetapi di pedesaan pun sudah mulai terjadi. Padahal tidak sedikit
sekolah ataupun lembaga-lembaga pendidikan lainnya yang berdiri mengajarkan etika sopan santun,
namun kenyataan etika sopan santun makin menurun.

Dari kenyataan tersebut maka timbul pertanyaan, kemanakah fungsi pendidikan yang di harapkan ?
Lalu apa penyebab turunnya etika sopan santun pada anak?

Pada makalah ini akan di bahas mengenai turunnya etika sopan santun pada anak, remaja dan
penyebabnya.
1

a. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari sopan santun sangatlah penting untuk dijunjung karena manusia
sebagai makhluk yang berbudaya harus menjunjung tinggi etika sopan santun. Pada masa yang
modern, di era globalisasi ini banyaklah perubahan-perubahan yang berpengaruh juga pada akhlak
sopan santun anak maupun remaja yang semakin berkurang diakibatkan oleh adanya alat-alat
komunikasi yang sangat mudah didapat, contohnya internet yang dapat di akses seluruh dunia.
Sehingga adanya perubahan ataupun turunnya sopan santun dikarenakan pengaruh budaya luar dan
pergaulan pada kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh dari manakah turunnya akhlak sopan santun anak dan remaja yang sudah
terasa pada kehidupan sehari-hari. Dan meneliti bagaimanakah cara menanggulangi turunnya akhlak
sopan santun dan mencegah agar tidak lebih parah dalam ketidaksopansantunan.

c. Hipotesis

Pada jaman yang modern dan di era globalisasi, banyak terjadinya penyimpangan dan turunnya
sopan santun pada anak dan remaja, yang di akibatkan adanya pergaulan anak dan remaja yang
kurang terkontrol oleh orang tua. Pergaulan ini biasanya dalam pergaulan teman sebaya dan
lingkungan sekitar.

d. Landasan Teori

Etika dapat diartikan tata cara, patokan-patokan, kaidah-kaidah normatif. Sedangkan sopan santun
adalah suatu tindakan yang mengandung kaidah penghormatan dan penghargaan baik kepada
dirinya maupun kepada orang lain. Jika orang dewasa bersopan santun kepada orang yang lebih
muda maka orang itu sudah melakukan dua hal. Pertama, memberikan pendidikan kepada yang
lebih muda, yaitu memberikan contoh keteladanan sikap. Kedua, orang itu mendapat penghargaan
dan penghormatan dari yang muda. Sebaliknya jika orang yang lebih muda bersopan santun kepada
yang lebih tua, maka orang tersebut sudah melakukan dua hal. Pertama, disegani oleh orang yang
muda juga sesamanya. Kedua, di hargai oleh yang tua karena kebaikannya. Jadi jika kita melakukan
sopan santun berarti kita telah menghormati dan menghargai diri kita sendiri, karena orang lain
tidak mungkin menghormati kita dan menghargai kita apabila kita sendiri tidak menghargai dan
menghormatinya.

e. Metode Penelitian

Pada awalnya kelompok peneliti membuat atau menulis pertanyaan untuk wawancara agar
mendapat informasi yang umum dan pasti tentang perbedaan sopan santun anak dan remaja pada
masa ini dan pada masa yang lampau, karena jelas perbedaannya antara sekarang dan pada masa
dulu. Masa dulu sopan santun sangat di junjung tinggi dan menjadi budaya yang baik.

Yang selanjutnya mewawancarai masyarakat luas dari orang dewasa dan anak muda. Agar penelitian
dapat berjalan sesuai rencana dan tidak menyimpang, peneliti mencari sumber-sumber yang
terpercaya.

BAB II

2. Pembahasan masalah

Penyebab turunnya etika sopan santun pada anak usia sekolah.

Jika pada usia dini tidak mempunyai sopan santun maka krisis moral lah yang akan melanda negeri
kita di masa depan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak berperilaku demikian, diantaranya : lingkungan
keluarga, lingkungan sebaya, lingkungan pendidikan, dan lingkungan masyarakat.

1. Lingkungan Keluarga

Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga sebagai pusat pendidikan yang pertama sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan anak.

Lingkungan keluarga memang peranan penting dalam pembentukan budi pekerti anak. Karena
keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan yang utama bagi anak. Anak pertama
kali mendapat pendidikan budi pekerti dari kedua orang tuanya. Begitu juga keluarga dikatakan
utama, mengingat keluarga merupakan dasar atau pondamen bagi pendidikan budi pekerti
selanjutnya. Jika orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang baik dan berguna di
kemudian hari, maka jadikanlah keluarga sebagai lingkungan yang paling baik bagi anak.

2. Teman Sebaya

Teman sebaya turut ambil dalam pembentukan budi pekerti anak, karena sering bergaul dengan
temannya, sedikit demi sedikit anak akan terpengaruh oleh perilaku teman sebayanya.
4

3. Lingkungan pendidikan

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuh
kembangnya budi pekerti (intelektual) dan untuk memajukan kehidupan peserta didik.

Dengan dimasukannya anak dalam lingkungan pendidikan, para orang tua berharap agar anaknya
menjadi cerdas, pandai dan berbudi pekerti yang baik. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional secara mikro yaitu membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya) memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif,
inovatif, dan bertanggung jawab),

berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif, serta
demokratis), dan berbadan sehat hingga menjadi manusia mandiri.

4. Lingkungan Masyarakat

Dalam lingkungan ini terdapat berbagai macam unsur lapisan dan komponen serta peran yang
berbeda-beda. Termasuk di dalamnya peran para tokoh, baik pemuka agama, pemuka adat, maupun
tokoh masyarakat yang berkompeten lainya yang dapat dikatakan sebagai orang tua.

Jika tokoh masyarakat ini peduli kepada generasi muda, maka tokoh ini akan ikut andil dalam
memberikan pendidikan pada kaum muda. Pendidikan itu dapat berupa keteladanan dari sikap dan
perilaku yang baik, memberikan masukan, teguran, kritik mapun saran-saran yang membangun.

Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai agama berupa budi pekerti, kiranya anak perlu banyak
belajar bersosialisasi. Anak harus belajar bergaul atau mengadakan hubungan sosial dengan orang
lain. Disini anak seyogyanya diberi kesempatan untuk lebih banyak bergaul dengan orang-orang yang
baik

Dengan seringnya berkomunikasi, maka anak akan ketularan baik dari orang yang berbudi pekerti
luhur.

BAB III

3. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan
Dengan terbinanya budi pekerti sejak dini, maka anak akan mempunyai budi pekerti yang kokoh.
Anak yang mempunyai budi pekerti yang kokoh akan mampu membedakan perilaku yang terpuji
dengan perilaku yang menyesatkan / menyimpang, sehingga tidak mudah tergoda atau terpengaruh
oleh hal-hal yang tidak baik. Pada akhirnya anak akan menjunjung tinggi moral dan berusaha untuk
berbuat baik yang bermanfaat bagi orang lain.

Jika para orang tua melaksanakan dan menerapkan etika sopan santun maka orang tua tersebut
telah melaksanakan dua hal, yaitu pertama memberikan pendidikan pada kaum muda. Pendidikan
itu dapat berupa keteladanan dari sikap dan perilaku yang baik, memberikan masukan, teguran,
kritik maupun saran-saran yang membangun. Kedua, mendapatkan penghargaan dan penghormatan
dari kaum muda.

b. Saran

Seandainya anak sudah dapat menunjukan budi pekerti yang baik, maka orang tua sudah selayaknya
memberikan penghargaan, penghargaan yang diberikan bisa berbentuk kado, dengan jempol,
kesempatan atau pujian. Dengan penghargaan ini diharapkan anak merasa dihargai dan memotivasi
anak agar budi pekertinya lebih baik.

Sebaliknya apabila anak melanggar norma-norma yang berlaku, orang tua perlu memberikan
hukuman. Hukuman yang diberikan dimaksudkan agar anak sadar akan kesalahannya, tidak akan
mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari serta berhati-berhati dalam bertindak.
Pemberian hukuman hendaknya mendidik. Artinya hukuman bukan sebagai balas dendam, tetapi
hukuman menerapkan cara untuk memperbaiki diri.

Daftar Pustaka

Sukmana, Drs. (2008). Pentingnya Membina Budi Pekerti Anak. Bhineka Karya Winaya

Drs.E Mulyasa, M.pd (2000). Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan di SD. CV. Geger Sunten
Bandung.

_____________. (2008). Penurunan Etika Sopan Santun pada Anak Usia Sekolah. Bhineka Karya
Winaya

Anda mungkin juga menyukai