Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA

MASYARAKAT (MANDIRI)

PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI


RW 001 DAN 002 KELURAHAN TIRO SOMPE KECAMATAN
BACUKIKI BARAT KOTA PAREPARE

Tim Pengabdi :
Nurul Huda 217240005
Nurmadiah 217240012
Desy Puspitasary Thalib 217240025
Nur Rahmadhani B. Bambona 217240032
Nurhalisa 217240052
Hismayanti 217240075
Rismayanti 217240098
Muh. Taufik 217240019
Amar Ma’ruf 217240095
Astrifah Annur 217240065

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN I FIKES UM PAREPARE

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Pengalaman Belajar Lapangan I


(PBL I) yaitu pengabdian kepada masyarakat berupa pengelolaan kebersihan dan
kesehatan lingkungan berupa kerja bakti di sekitar posko IV Kelurahan Tiro
Sompe pada hari Minggu 10 Februari 2019 dan sosialisasi tentang sampah
organik dan anorganik serta pendampingan pembuatan ekoenzim di SDN 33 dan
68 Kelurahan Tiro Sompe Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare.

Parepare, 23 Maret 2019

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Kepala Lurah Tiro Sompe

Ayu Dwi Putri Rusman, SKM, MPH Aswin, SE


NBM : 114942 NIP : 19780410 200003 1 005

Menyetujui,

Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Parepare

Ayu Dwi Putri Rusman, SKM, MPH


NBM : 114942………………

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun haturkan kepada Allah Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
Laporan Pengabdian Pengalaman Belajar Lapangan I (PBL I) di Kelurahan Tiro
Sompe Kecematan Bacukiki Barat Kota Parepare .
Laporan Pengabdian PBL I ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Parepare. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil pengalaman
belajar yang telah didapatkan di lapangan di RW 001 dan RW 002 Kelurahan Tiro
Sompe Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare selama 19 hari kerja. Dengan
dilakukannya PBL I ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
untuk lebih mengenal, mengetahui dan memahami dunia kerja.
Laporan Pengabdian Masyarakat PBL I ini tidak lepas dari bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari pihak lain. Maka dalam kesempatan kali ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Haniarti, S.Si, Apt, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Parepare beserta staff-nya.
2. Ibu Ayu Dwi Putri Rusman, SKM, MPH, selaku dosen pembimbing kami
dalam kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan I ini, yang telah memberikan
arahan, bimbingan serta dukungan kepada kami.
3. Bapak Aswin, SE, selaku Bapak Lurah Tiro Sompe Kecamatan Bacukiki
Barat Kota Parepare.
4. Para Ketua RT dan RW di lokasi kegiatan kami yaitu di RW 001 dan RW 002
Kelurahan Tiro Sompe Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare.
5. Kepala sekolah dan guru-guru di SDN 68 dan SDN 33 Kelurahan Tiro Sompe
Kecematan Bacukiki Barat Kota Parepare yang telah memberikan kesempatan
terhadap kami untuk melakukan kegiatan ini.
6. Adik-adik siswa-siswi SDN 68 dan SDN 33 yang telah memberikan waktunya
kepada kami untuk mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat kami.

iii
7. Semua pihak yang telah turut membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangan baik dari segi teknik penulisan maupun isi
materinya. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penyusun
mengharapkan saran serta kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata, dengan
segala keterbatasan yang ada, mudah-mudahan laporan ini dapat memberikan
manfaat kita semua, Amin.

Parepare, 23 Maret 2019

Penyusun

iv
RINGKASAN

PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI


RW 001 DAN 002 KELURAHAN TIRO SOMPE KEC. BACUKIKI BARAT
KOTA PAREPARE
Rismayanti, Desy Puspitasary T, Hismayanti, dan Nur Rahmadhani
Sampah adalah sisa dari hasil kegiatan yang dilakukan oleh manusia atau
suatu bahan yang sudah tidak terpakai lagi dan ingin dibuang oleh manusia. Di
berbagai negara khususnya di Indonesia permasalahan sampah masih menjadi
permasalahan utama yang sulit diselesaikan, karena masyarakat belum sadar
mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan dengan adanya sampah.Permasalahan
sampah merupakan hal yang krusial (sulit terselesaikan). Bahkan, dapat diartikan
sebagai masalah kultural/kebiasaan karena dampaknya mengenai berbagai sisi
kehidupan, terutama di kota besar. Pembuangan sampah tidak pada tempatnya
akan menimbulkan dampak berupa pencemaran lingkungan dan pada akhirnya
kesehatan masyarakat, kenyamanan dan keindahan kota akan terganggu. Oleh
karena itu, sampah harus ditangani dengan sebaik-baiknya guna menghilangkan
atau mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan.Faktor yang menjadi penyebab
sampah masih menjadi permasalahan utama yaitu, kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan agar tetap
bersih. Salah satu upaya untuk menanggulangi sampah yaitu dengan melakukan
pengolahan sampah baik secara organik maupun anorganik. Tujuan dari kegiatan
ini adalah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan siswa-siswi serta
masyarakat mengenai pemilahan dan pengolahan sampah yang ada di sekitar RW
001 dan 002 Kelurahan Tiro Sompe Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare.
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk sosialisasi dan pendampingan pembuatan
ekoenzim, serta kerja bakti di sekitar Posko 4 di Kelurahan Tiro Sompe
Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare. Oleh karena itu, diperlukan adanya
peran serta masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar dari
sampah.

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................ii


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iii
RINGKASAN ......................................................................................................................v
DAFTAR ISI....................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus ......................................................................... 2
C. Manfaat Kegiatan .................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 5
A. Pengertian Sampah.................................................................................................. 5
B. Jenis-Jenis Sampah ................................................................................................. 6
C. Cara Memilah Sampah Organik Dan Anorganik .................................................... 8
D. Pengelolaan Sampah ............................................................................................... 9
E. Ekoenzim .............................................................................................................. 11
F. Kerja Bakti ............................................................................................................ 13
BAB III GAMBARAN LOKASI KEGIATAN ................................................................ 15
A. Keadaan geografis ................................................................................................. 15
B. Demografi ............................................................................................................. 15
C. Sosial ekonomi dan budaya................................................................................... 15
D. Status kesehatan .................................................................................................... 16
BAB IV METODE KEGIATAN ...................................................................................... 17
A. Jenis dan Tema Kegiatan ...................................................................................... 17
B. Target dan Sasaran Kegiatan................................................................................. 17
C. Waktu dan Tempat Kegiatan................................................................................. 17
D. Pelaksana Kegiatan ............................................................................................... 17
E. Materi Kegiatan .................................................................................................... 18
F. Jumlah Dana.......................................................................................................... 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 19
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 19
B. Saran ..................................................................................................................... 19

vi
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 20
LAMPIRAN...................................................................................................................... 22
1. Pelaksana............................................................................................................... 22
2. Susunan acara........................................................................................................ 22
3. Materi kegiatan ..................................................................................................... 23
4. Absen Peserta ........................................................................................................ 24
5. Surat Izin Kegiatan/Undangan .............................................................................. 25
6. Dokumentasi Kegiatan .......................................................................................... 26

vii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampah merupakan masalah klasik yang dihadapi oleh negara-negara
maju maupun berkembang dan hingga saat ini penanganan serta pengelolaan
sampah masih terus dikembangkan. Khususnya di Indonesia sebagai negara
berkembang, permasalahan sampah menjadi masalah yang harus mendapat
perhatian lebih seiring laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat
yang berperilaku buruk terhadap lingkungan. Mereka membuang sampah
sembarangan. Perilaku ini tidak mengenal tingkat pendidikan maupun status
sosial masyarakat, di lingkungan kantor pemerintahan, fasilitas umum (bank,
sekolah, puskesmas, taman kota, dan lain-lain). Di lingkungan kampus, masih
banyak dijumpai orang-orang yang berpendidikan tinggi membuang sampah
sembarangan. Sering pula kita jumpai pengendara mobil mewah yang
membuang tisu bekas, puntung rokok, ataupun bungkus makanan dari
jendelanya ke jalan raya. Akibatnya, sampah berserakan di mana-mana, di
selokan, di jalan, di sungai, di pasar, di dalam bus, di terminal atau dimana
saja, padahal sudah disediakan tempat sampah akan tetapi tetap saja
membuang sampah sembarangan. Pemandangan ini kerap kali kita jumpai di
daerah perkotaan.
Perkembangan jumlah sampah sementara ini menjadi persoalan serius
di banyak wilayah perkotaan dan semakin berat lagi di kemudian hari kalau
sejak sekarang tidak dilakukan perubahan pola pengelolaannya. Sampah
rumah tangga adalah penyumbang terbesar dari sampah perkotaan.
Kepedulian terhadap lingkungan memang harus diajarkan sejak kecil. Dan itu
tidak cukup hanya dengan mengajarkan buang sampah pada tempatnya. Salah
satunya adalah memberi wawasan mengenai sampah kepada mayarakat didik
kita. Memilah sampah mulai dari rumah atau lingkungan masing-masing saat
ini seharusnya sudah menjadi bagian dari gaya hidup warga. Dengan

1
tumbuhnya kesadaran untuk memilah sampah saja, sebagian persoalan
sampah bisa teratasi. Pemilahan dan pemanfaatan sampah harus menjadi
tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan swasta.
Setidaknya, yang seharusnya sudah berjalan adalah memilah sampah organik
dan anorganik sejak dari sumber. Pengolahan sampah yang modern sekalipun
tetap sulit dijalankan jika sampah tidak terpisah (Susanto, 2010).
Diperkirakan, setiap rumah tangga/penduduk di Indonesia dapat
menghasilkan sampah sebanyak 0,52 kg/jiwa/hari (Jenna R. Jambeck, et al
2015). Dapat dibayangkan jumlah sampah yang dihasilkan oleh penduduk
Indonesia yang mencapai 258,7 juta jiwa. Sayangnya, data terkait volume
sampah pada setiap provinsi belum tersedia karena belum semua dinas
kebersihan di kabupaten/kota melaporkan data ini. Produksi sampah perhari
yang cukup tinggi terjadi di Pulau Jawa, antara lain Jakarta, Surabaya dan
Semarang, sedangkan di luar Pulau Jawa terjadi, antara lain, di Medan,
Denpasar, Makasar dan Manokwari. Namun jika dilihat dari persentase
volume sampah yang terangkut perhari maka baru lima provinsi saja yang
mencapai 90 persen yaitu Denpasar, Padang, Banjarmasin, Makasar dan
Medan (Statistik Lingkungan Hidup Indonesia, 2017).
Berbagai metode dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini, seperti
melakukan seminar dan penyuluhan kepada masyarakat, sehingga masyarakat
sadar akan pentingnya menjaga lingkungan tempat tinggal mereka. Serta
berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada masyarakat tentangcara
memilah serta mengolah sampah agar dapat membantu menjaga lingkungan.
Dengan tumbuhnya kesadaran untuk memilah sampah saja, sebagian
persoalan sampah bisa teratasi.

B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Secara umum, tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah untuk mengurangi volume sampah yang dibuang sembarangan
tempat sehingga dapat diolah kembali, sampah menjadi sesuatu yang

2
berguna bagi masyarakat seperti cairan pembersih, pupuk kompos, yang
mempunyai nilai ekonomis danmampu mengurangi penumpukan sampah
organik sehingga dapat mendatangkan keuntungan ekonomi.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang sampah organik
dan anorganik serta pemilahannya khususnya terhadap siswa-siswi di
SDN 68 dan 33 di Kelurahan Tiro Sompe Kecamatan Bacukiki Barat
Kota Parepare.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kebersihan
lingkunganKelurahan Tiro Sompe Kecamatan Bacukiki Barat Kota
Parepare.
c. Meningkatkan tali silahturahmi antara warga Kelurahan Tiro sompe
Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare dengan mahasiswa PBL I
UM Parepare.
d. Meningkatkan pengetahuan tentang pengolahan sampah organik
menjadi ekoenzim bagi masyarakat khususnya siswa–siswi SDN 68
dan 33 Kelurahan Tiro Sompe Kecamatan Bacukiki Barat Kota
Parepare.
e. Melatih keterampilan mengolah sampah menjadi barang yang
bermanfaat bagi masyarakat khususnya siswa–siswi SDN 68 dan 33
Kelurahan Tiro Sompe Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare.

C. Manfaat Kegiatan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan bermanfaat untuk
hal-hal sebagai berikut.
1. Sosialisasi dan Pendampingan Pengolahan Sampah
a. Bagi masyarakat, bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat dalam memilah sampah organik dan

3
anorganik, sehingga berdampak pada kebersihan dan kesehatan
lingkungan.
b. Bagi lingkungan, pemilahan sampah organik dan anorganik dapat
meminimalisir pencemaran tanah, air sungai, dan laut.
c. Bagi mahasiswa, bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dan
kreatifitas mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Parepare dalam mengaplikasikan pengetahuan yang
telah didapatkannya mengenai cara pemilahan sampah organik dan
anorganik.
2. Kerja Bakti
a. Bagi masyarakat, dapat membuat kerja sama yang bagus menciptakan
kekeluargaan, dan dapat berbicang-bincang dengan tetangga lain.
b. Bagi lingkungan, lingkungan menjadi bersih karena selalu terawat.
Sumber penyakit, seperti malaria, demam berdarah bisa dihilangkan
dan hal ini mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit.

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sampah
Sampah merupakan produk samping dari aktivitas masyarakat.
Pengertian sampah adalah hasil sisa dari produk atau sesuatu yang dihasilkan
dari sisa-sisa penggunaan yang manfaatnya lebih kecil dari pada produk yang
digunakan oleh penggunanya, sehingga hasil dari sisa ini dibuang atau tidak
digunakan kembali. (Widawati, 2014)
Salah satu permasalahan lingkungan yang sangat serius yang sedang
dihadapi masyarakat di Indonesia adalah sampah. Sampah yang dihasilkan
setiap hari sebagaian besar berasal dari rumah tangga, baik sampah organik
maupun anorganik. Namun yang menjadi masalah, sampah-sampah yang
dihasilkan tersebut malah dibuang sembarangan ke berbagai tempat atau
dibakar disekitar tempat tinggal warga yang efeknya akan merusak
lingkungan yang ada disekitarnya (Afriezal, 2018).
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu
yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya..
Sampah sebagai hasil buangan dari kegiatan produksi dan konsumsi
manusia baik dalam bentuk padat, cair, maupun gas merupakan sumber
pencemaran lingkungan hidup yang dapat menyebabkan disekonomi kawasan
perkotaan. Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial (sulit
terselesaikan). Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural/kebiasaan
karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar.
Oleh sebab itu bila tidak ditangani secara benar, maka akan menimbulkan
gangguan lingkungan baik berupa pencemaran air, tanah dan udara serta
gangguan kesehatan dan sosial ekonomi maka perlu kerja sama dari semua
pihak untuk menggulangi masalah sampah (Hidayat, 2015).

5
B. Jenis-Jenis Sampah
Jenis-jenis sampah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara
lain sebagai berikut:
1. Berdasarkan sumbernya
a. Sampah alam yaitu sampah yang ada oleh proses alam yang dapat di
daur ulang alami, seperti halnya daun-daunan kering di hutan yang
terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat
menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan
pemukiman.
b. Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan
terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah
manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat
digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang
disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan dalam
mengurangi penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara
hidup yang higenis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah
perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
c. Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh manusia
(pengguna barang), dengan kata lain adalah sampah hasil konsumsi
sehari-hari. Ini adalah sampah yang umum, meskipun demikian, jumlah
sampah kategori ini masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-
sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
d. Sampah Industri adalah bahan sisa yang dikeluarkan akibat proses
proses industri. Sampah yang dikeluarkan dari sebuah industri dangan
jumlah yang besar dapat dikatakan sebagai limbah. Berikut adalah
gambaran dari limbah yang berasal dari beberapa industri, yaitu :
1) Limbah industri pangan (makanan), sebagai contoh yaitu hasil ampas
makanan sisa produksi yang dibuang dapat menimbulkan bau dan
polusi jika pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat.
2) Limbah Industri kimia dan bahan bangunan, sebagai contoh industri
pembuat minyak pelumas (oli) dalam proses pembuatannya

6
membutuhkan air skala besar, mengakibatkan pula besarnya limbah
cair yang dikeluarkan ke lingkungan sekitarnya. Air hasil produksi
ini mengandung zat kimia yang tidak baik bagi tubuh yang dapat
berbahaya bagi kesehatan.
3) Limbah industri logam dan elektronika, bahan buangan seperti
serbuk besi, debu dan asap dapat mencemari udara sekitar jika tidak
ditangani dengan cara yang tepat.
2. Berdasarkan sifatnya
a. Sampah organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering dan sebagainya. Sampah ini dapat
diolah lebih lanjut menjadi kompos.
b. Sampah anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti
plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan
gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat
dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk
dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat
dijual adalah plastic wadah pembungkus makanan, botol dan gelas
bekas minuman, kaleng, kaca dan kertas.
3. Berdasarkan bentuknya
a. Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia,
urin dan sampah cair. Dapat berupa sampah dapur, sampah kebun,
plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini
dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampahanorganik.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka
dapat dibagi lagi menjadi:
1) Biodegradable, Yaitu sampah yang dapat diuraikan secarasempurna
oleh proses biologi baik aerob (menggunakan udara/terbuka) atau
anaerob (tidak menggunakan udara/tertutup), seperti sampahdapur,
sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
2) Non-biodegradable, Yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh
proses biolog, yang dapat dibagi lagi menjadi:

7
a) Recyclable yaitu sampah yang dapat diolah dan digunakan
kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik,
kertas, pakaiandan lain-lain.
b) Non-recyclable yaitu sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi
dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetrapacks
(kemasan pengganti kaleng), carbonpaper, thermo coal dan lain-
lain.
b. Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak
diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
1) Limbah hitam yaitu sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah
ini mengandung patogen yang berbahaya.
2) Limbah rumah tangga seperti sampah cair yang dihasilkan dari
dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin
mengandung patogen.

C. Cara Memilah Sampah Organik Dan Anorganik


Sampah merupakan permasalahan lingkungan yang serius. Semakin
hari sampah di bumi semakin bertambah banyak. Sayangnya, bertambahnya
jumlah sampah tidak diimbangi dengan kemampuan masyarakat dalam
mengolah sampah. Masih banyak masyarakat yang tidak bisa membedakan
mana sampah organik dan anorganik. Mereka tidak memahami bahwa
sampah memiliki banyak jenis.
Ada sampah yang bisa didaur ulang atau digunakan kembali. Ada juga
sampah yang tidak bisa didaur ulang dan membutuhkan penanganan khusus.
Tidak perlu kursus untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya.
Pengetahuan mengenai sampah bisa dipelajari sendiri di rumah. Pemahaman
masyarakat terhadap sampah akan membawa ampak yang luar biasa bagi
lingkungan. Jumlah sampah di lingkungan akan semakin berkurang karena
sampah-sampah tersebut mendapatkan penanganan yang sesuai dengan
jenisnya.

8
Langkah pertama untuk mengurangi jumlah sampah yang ada di
lingkungan adalah dengan memilah sampah organik dan anorganik. Sampah
organik adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan alami yang mudah
membusuk. Contoh sampah organik terdiri sampah dapur dan sampah kebun.
Sampah dapur adalah sampah yang dihasilkan dari pengolahan di dapur
seperti sisa makanan, sayur dan buah.
Sampah kebun terdiri dari rumput, daun-daunan, ranting, tanaman dan
sebagainya. Sedangkan, sampah anorganik adalah sampah yang tidak bisa
membusuk atau bukan berasal dari bahan-bahan alami. Ada banyak sampah
anorganik yang ditemukan di lingkungan seperti kaca, logam dan plastik.
Sampah anorganik membutuhkan penanganan khusus agar tidak mencemari
tanah dan lingkungan.
Sampah organik dan anorganik yang sudah dipisah bisa diolah
menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos sangat bermanfaat untuk kesuburan
tanaman yang ada di taman rumah atau kebun. Pembuatan pupuk kompos
bisa dilakukan di rumah. Namun, jika merasa kesulitan ada banyak tempat
atau sentra pengolahan pupuk kompos. Tinggal datangi saja tempat tersebut
sembari membawa sampah organik.
Selain itu, sampah anorganik yang sulit membusuk bisa membawa
manfaat bagi kehidupan. Gunakan kreativitas untuk mengubah sampah
anorganik menjadi barang yang berguna dan memiliki nilai ekonomis. Sudah
ada banyak kerajinan yang terbuat dari sampah plastik, logam, atau kaca
(Werdhani, 2019).

D. Pengelolaan Sampah
Jenis-jenis sampah telah diketahui, maka selanjutnya diuraikan prinsip
mengenai penerapan dalam pengelolaaan sampah tersebut. Pengelolaan
sampah organik sebenarnya dapat pula didekati dengan penerapan prinsip 4R
meskipun tidak semua jenis sampah organik menerapkan hal ini. 4R sendiri
adalah reduce, reuse, recycle, dan replace.

9
1) Reduce atau Mengurangi
Prinsip pengelolaan sampah yang pertama ini adalah menekankan
kepada masyarakat untuk sebisa mungkin meminimalisasi berbagai barang
yang digunakan yang akhirnya akan menjadi sampah. Semakin banyak
barang yang digunakan maka sampah yang dihasilkan pun akan semakin
banyak.
2) Reuse atau Menggunakan Kembali
Prinisip pengelolaan yang kedua menekankan kepada masyarakat
agar dapat menggunakan kembali barang yang telah digunakan dan
menahan untuk membuangnya ke tempat sampah. Sebisa mungkin dengan
prinsip ini masyarakat membiasakan diri dengan menggunakan barang
yang tidak sekali pakai sehingga dapat dipakai berulang-ulang.
3) Recycle atau Melakukan Daur Ulang
Prinsip pengelolaan sampah yang ketiga adalah Recycle. Kegiatan
ini menekankan agar melakukan daur ulang terhadap barang-barang yang
sudah tidak bisa dipakai. Konsep dari pengelolaan ini adalah “daripada
dibuang lebih baik untuk dibuat produk atau barang yang baru”.
Tidak semua barang memang bisa didaur ulang, namun pada saat ini sudah
sangat banyak industri dari skala rumah tangga sampai industri besar
berbisnis dalam sektor produk daur ulang ini.
4) Replace atau Mengganti
Terakhir adalah dengan cara mengganti produk yang tidak tahan
lama menjadi yang tahan lama. Hal ini agar tidak terjadi penumpukan
sampah rumah tangga akibat seringnya membeli suatu produk. Cobalah
untuk mencari barang substitusi dari produk yang tidak ramah lingkungan
menjadi produk yang ramah lingkungan, hal ini selain akan
menyelamatkan lingkungan juga pastinya akan membuat isi dompet kita
tetap tebal.
Pemanfaatan sampah organik salah satunya dipakai untuk pembuatan
Ekoenzim. Pengolahan Ekoenzim ini sangat mudah dan dapat dilakukan oleh
siapapun yang berkeinginan untuk memanfaatkan sampah yang berpotensi

10
ini. Hasil dari pengolahan Ekoenzim berupa cairan pembersih yang nantinya
dapat digunakan untuk membersihkan lantai dan untuk mencuci piring yang
ramah lingkungan.
Selain itu, manfaat dari sampah organik meskipun tanpa campur
tangan manusia akan menjadi sarang bagi mikroorganisme atau mikro fauna
yang membantu menyuburkan tanah untuk pertanian (Ardiansyah, 2017).

E. Ekoenzim
Seorang doktor dari Thailand menerima penghargaan dari FAO
(lembaga PBB yang mengurus soal pangan) Regional Thailand untuk
penemuannya yang bernama eco-enzyme. Dalam bahasa Indonesia kita
menyebutnya ekoenzim. Penemuan ini merupakan suatu upaya yang
dilakukan Dr. RosukonPoompanvong, nama doktor itu, bagi lingkungan
dengan membantu para petani di sana memperoleh hasil panen yang lebih
baik sekaligus ramah lingkungan. Ekoenzim memiliki manfaat yang berlipat
ganda. Dengan memanfaatkan sampah organik sebagai bahan bakunya,
kemudian dicampur dengan gula aren dan air, proses fermentasinya
menghasilkan gas O3 dan hasil akhirnya adalah cairan pembersih serta pupuk
yang ramah lingkungan.
Sejak berhasil dalam penelitiannya, Dr. Rosukon dengan arif
mempersembahkan penemuan ini bagi masyarakat luas, tanpa meminta
royalti apa pun. Pengetahuan ini bersikap terbuka untuk siapa saja, demi
kepentingan lingkungan. Masyarakat Malaysia, Australia, Taiwan, hingga
Amerika Serikat telah membuat ekoenzim dari sampah dapur mereka sejak
beberapa tahun lalu. Di Indonesia, tren ini baru dimulai beberapa tahun
belakangan (Tzu Chi, 2010).
Eco-enzyme/ekoenzim (EE) atau nama lainnya GarbageEnzymes (GE)
adalah cairan yang didapat dari fermentasi sampah dapur. Cairan ini berwarna
coklat muda dan memiliki bau hasil fermentasi. Ekoenzim adalah hasil dari
fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula
coklat, gula merah atau gula tebu) dan air. Selain itu, fermentasi limbah dapur

11
organik ini dapat menggunakan larutan cuka sebagai pengganti gula
(Pemikirulung, 2018).
Ekoenzim bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi
rumah tangga, pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, ekoenzim
mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang
berguna menggunakan sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini
adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur
untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan ini bisa menjadi pembersih
rumah, maupun sebagai pupuk alami dan pestisida yang efektif.
1) Peran Ekoenzim Bagi Ekosistem
Ekoenzim dapat digunakan sebagai pengganti produk pembersih.
Sebagaimana sudah kita ketahui, dengan menggunakan produk pembersih
yang dibuat dari bahan kimia, berarti kita juga sedang mencemari air,
sungai, dan ekosistem sekitarnya. Sedangkan ekoenzim adalah produk
yang dihasilkan dari bahan organik, tanpa bahan kimia, tentu saja ramah
lingkungan karena dapat terurai secara alami.
Selama proses pembuatan ekoenzim, dihasilkan pula ozon yang
bermanfaat dalam mengurangi karbon dioksida dan logam berat di udara.
Selain itu dihasilkan pula NO3 dan CO3 yang juga membantu dalam
membersihkan udara di atmosfer. Gas yang dihasilkan selama pembuatan
ekoenzim ini sangat berperan dalam menurunkan efek rumah kaca
penyebab global warming. Jika tiap rumah membuat ekoenzim akan
sangat membantu dalam mengatasi global warming.
Nitrit di udara berperan sebagai nutrien tanaman dan tanah. Enzim
ini juga dapat menetralisir racun dan polutan di sungai, tanah, dan
atmosfer. Ekoenzim adalah hormon alami bagi tumbuhan dan pohon juga
herbisida dan pestisida alami.
2) Kelebihan Ekoenzim
a) Mengurangi polusi
b) Sisa organik hijau atau sampah dapur kita jika dibuat ekoenzim,
artinya berhasil dicegah untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir

12
(TPA). Sisa organik yang dibuang begitu saja dapat menghasilkan gas
methana. Dengan mengalihkan sampah dapur menjadi ekoenzim, kita
telah mencegah hal tersebut.
c) Menghemat Uang
Produk kebersihan di dapur dan rumah tangga bisa diganti
dengan ekoenzim yang bisa dibuat sendiri dengan harga yang murah.
d) Anti bakteri, jamur, dan virus
e) Membersihkan air tanah
Residu enzim jika terserap dalam tanah pada akhirnya bisa
membersihkan sungai dan laut.
f) Membersihkan udara
3) Penggunaan Ekoenzim
Berikut takaran pemakaian menggunakan perbandingan antara
larutan ekoenzim dengan air (dalam satuan ml) :
a) Mencuci piring, peralatan dapur berminyak 1:10-50
b) Penyegar udara ruangan 1:200
c) Menyiram tanaman 1:500
d) Disinfektan 1:500
e) Mengepel lantai dengan perbandingan 1:1.000.
f) Mencuci baju (mesin cuci) konsentrat (tidak perlu dicairkan dengan air
lagi, langsung dimasukkan ke mesin cuci saja) (Pemikirulung, 2018).

F. Kerja Bakti
Kerja bakti adalah salah satu wujud kehidupan bertetangga. Ini
dilakukan oleh lingkungan tetangga tertentu, misalnya RT atau RW. Banyak
kemuliaan diperoleh dari kehidupan bertetangga, termasuk melalui kerja bakti
ini dapat berupa membersihkan lingkungan, melancarkan aliran selokan atau
got, merapikan tanaman, membetulkan penerangan jalan atau membangun
fasilitas publik tertentu. Hal ini sangat positif, lingkungan menjadi bersih,
sehat dan terang.
Dilingkungan perkotaan atau perumahan, kerja bakti bagi sebagian
orang mungkin hal biasa. Ini yang membuat mereka tidak tertarik datang

13
atau berpikir kurang memberi manfaat. Itu sebabnya mereka ini berpikir
mungkin ada hal lain yang lebih bermanfaat, misalnya mengisi waktu dengan
membaca, olahraga, nonton TV, berlibur atau acara keluarga.
Berbeda dengan kerja bakti di lingkungan kampung atau desa. Ada
motivasi lain untuk mengikuti kerja bakti. Motivasi itu karena murni ingin
membantu lingkungan, atau untuk kegotongroyongan dan manfaat sosial.
Dalam melakukan kerja bakti atau gotong-royong yang menjadi prioritas
masalah adalah sampah, banyaknya sampah yang menjadi penyebab
utamanya timbulnya penyakit itulah salah satu yang mendorong masyarakat
untuk menlakukan kegiatan kerja bakti di waktu luang.

14
BAB III GAMBARAN LOKASI KEGIATAN

A. Keadaan geografis
Tiro Sompe adalah sebuah Kelurahan di wilayah Kecamatan Bacukiki
Barat, Kota Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kelurahan Tiro
Sompe merupakan Kelurahan di Kecamatan Bacukiki Barat yang memiliki
luas wilayah paling kecil yaitu hanya 0,38 km2. Kelurahan Tiro Sompe terdiri
dari 5 RW dan 21 RT. Adapun batas-batas wilayah kelurahan Tiro Sompe
yaitu :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kampung Baru
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Cappa Galung
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Bumi Harapan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

B. Demografi
Jumlah penduduk Desa Tiro Sompe pada 2013 sebanyak 6.352 jiwa,
yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 3.170 jiwa dan perempuan
sebanyak 3.182 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga adalah 1.938 KK. Tingkat
Pendidikan penduduk di Desa Tiro Sompe, hampir merata di semua jenjang
pendidikan. Penduduk yang berpendidikan SD sebanyak 1.978 orang, SLTP
sebanyak 1.750 orang, SLTA sebanyak 1.538 orang dan Perguruan Tinggi
sebanyak 404 orang.

C. Sosial ekonomi dan budaya


Mayoritas masyarakat Kelurahan Tiro Sompe berprofesi sebagai
wiraswasta. Di Kelurahan Tiro Sompe terdapat pula satu mini market. Tidak
terdapat restoran di Kelurahan Tiro Sompe.
Lembaga keuangan yang terdapat di Kelurahan Tiro Sompe pada
tahun 2012 hanya terdapat koperasi sebanyak 4 buah. Keempat koperasi yang
terdapat di Kelurahan Tiro Sompe merupakan koperasi simpan pinjam.
Masyarakat Kelurahan Tiro Sompe yang mayoritas suku Bugis dalam
sistem kekerabatannya menganut prinsip Patriliner yaitu mengikuti garis

15
keturunan ayah. Tetapi, sistem kekerabatan itu tidak mempengaruhi
pemilihan tempat tinggal untuk menetap seteah menikah.
Sementara dalam sistem kepercayaan, masyarakat kelurahan Tiro
Sompe ini mayoritas beragama Islam.

D. Status kesehatan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari masyarakat (data primer)
bahwa dari keempat faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat,
yang paling berpengaruh adalah faktor perilaku (kesadaran masyarakat
berperilaku hidup sehat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal yang
telah dicanangkan oleh pemerintah).

16
BAB IV METODE KEGIATAN

A. Jenis dan Tema Kegiatan


Jenis kegiatan pengabdian masyarakat adalah sosialisasi dan
pendampingan pengelolaan sampah.Adapun tema kegiatan pengabdian
masyarakat ini adalah “Pengelolaan Kesehatan Kebersihan Lingkungan”

B. Target dan Sasaran Kegiatan


Sasaran pada kegiatan ini yaitu, siswa-siswi kelas V di SDN 68 dan
siswa-siswi kelas IV dan V di SDN 33 di Kelurahan Tiro Sompe Kecamatan
Bacukiki Barat Kota Parepare. Adapun target kegiatan ini yaitu diharapkan
para siswa-siswi serta masyarakat mampu memilah sampah organik dan
anorganik serta melakukan pengolahan sampah organik menjadi sesuatu yang
lebih bermanfaat, sehingga dapat membantu menjaga lingkungan. Karena,
sampah yang tercampur dan tidak dipisahkan akan sulit diolah dan
berpeluang mencemarkan lingkungan.

C. Waktu dan Tempat Kegiatan


1. Kegiatan Kerja Bakti
Hari/Tanggal : Minggu, 10 Februari 2019
Tempat : SDN 68 dan SDN 33 Kota Parepare
Waktu : 09.00 WITA – selesai

2. Sosialisasi dan Pendampingan Pengolahan Sampah


Hari/Tanggal : Selasa dan Rabu, 19-20 Februari 2019
Tempat : SDN 68 dan SDN 33 Kota Parepare
Waktu : 09.00 WITA – selesai

D. Pelaksana Kegiatan
1. Dalam pelaksanaan kegiatan kerja bakti ini, mahasiswa peserta PBL 1, dan
masyarakat sekitar di Kelurahan Tiro SompeKecamatan Bacukiki Barat
Kota Parepare.
2. Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini, mahasiswa peserta PBL 1
posko 4 dibagi menjadi 2 tim, yaitu 5 orang anggota bertugas di SDN 68
dan 4 orang anggota yang lainnya berada di SDN 33.

17
3. Dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan pembuatan ekoenzim ini,
mahasiswa peserta PBL I posko IV dibagi menjadi 2 tim, yaitu 5 orang
anggota bertugas di SDN 68 dan 4 orang anggota yang lainnya berada di
SDN 33.

E. Materi Kegiatan
Terlampir

F. Jumlah Dana
Bahan-bahan dan peralatan yang kami gunakan dalam kegiatan
pendampingan ini adalah bahan-bahan dan peralatan yang mudah ditemukan
dan tidak membutuhkan banyak biaya. Bahan-bahan dan perlatan ini
disediakan oleh kami selaku pelaksana kegiatan beserta siswa-siswi yang
berpartisipasi dalam kegiatan ini. Adapun total keseluruhan dana yang kami
gunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :

No. Nama Barang volume Harga Total


Satuan Harga
1. Larutan Cuka 1 Rp.5000,- Rp. 5000.-

2 Biaya Print 45 Rp. 500,- Rp. 22.500,-


Kuesioner
Total Keseluruhan Rp. 27.500.-

18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai pengenalan dan
pemilahan sampah organik dan anorganik serta pendampingan pembuatan
ekoenzim di SDN 68 dan 33 Kelurahan Tiro Sompe Kecamatan Bacukiki
Barat Kota Parepare telah terlaksana dengan baik dan lancar. Kegiatan ini
mendapat sambutan dan respon yang sangat baik terbukti dengan keaktifan
dan keantusiasan para siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pendampingan
pembuatan Ekoenzim ini hingga waktu berakhir. Dan mudah-mudahan dalam
kegiatan kerja bakti ini merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan.

B. Saran
Diharapakandengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat
seperti ini dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan
lingkungan serta dapat meningkatkan kreativitas masyarakat dalam
mengelolah sampah sehingga dapat menciptakan sesuatu yang lebih
bermanfaat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Tomi. 2017. Sampah Organik: Klasifikasi, Pengelolaan, dan


Pemanfaatan.https://foresteract.com/sampah-organik-klasifikasi-
pengelolaan-dan-pemanfaatan/. (Diakses Pada 28 Februari 2019)

CCDP-IFAD. 2014. Profil Desa : Kelurahan Tiro Sompe.


http://ccdp=ifad.org/mis2/profildesa.php?target=kecdesa_profil_view&fold
er=list&id=126. (Diakses Pada 3 Maret 2019)

Hidayat, MA. 2015. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. http://eprints.


polsri.ac.id/1636/3/BAB%202%20.pdf. (Diakses Pada 1 Maret 2019)

Jenna, R. Jambeck. 2015. Plastic waste inputs from land into the ocean.
University of Georgia.Plastic waste inputs from land into the ocean – ISWA
https://www.iswa.org/fileadmin/user...03.../Science-2015-Jambeck-768-71-
2.pdf. (Diakses Pada 1 Maret 2019)

Werdhani, Lukita. 2019. https://www.rumahkeluargaindonesia.com/cara-


memilah-sampah-organik-dan-anorganik-dengan-mudah-15525/. (Diakses
Pada 1 Maret 2019)

Nur, F.L. Afriezal. Auliya. &Rosyidi, K.M.N. 2018. Pengaruh Sosialisasi


Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik.
https://www.researchgate.net/.../328307920_PENGARUH_SOSIAL.
(Diakses Pada 1 Maret 2019)

Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2017 - UNSD - UN.org.


https://unstats.un.org/.../Statistik%20Lingkungan%20Hidup%20Indonesia%
202017.pdf.(Diakses Pada 1 Maret 2019)

Susanto, R. Lailatul, N.M.&Pahroni R. 2010. Hubungan Pengetahuan Terhadap


Pengelolaan Sampah Organik Dan Non Organik Pada Masyarakat.

20
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/394. (Diakses
Pada 1 Maret 2019)

Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008.


https://www.bphn.go.id/data/documents/08uu018.pdf. (Diakses Pada 1
Maret 2019)

Widawati, E. Tanudjaja, H. Iskandar, I. &Budiono, C. 2014. Kajian Potensi


Pengolahan Sampah (Studi Kasus : Kampung Banjarsari ).
http://ojs.atmajaya.ac.id/index.php/metris/article/view/78. (Diakses Pada 1
Maret 2019)

Pemikirulung. 2018. Mengenal Eco Enzyme, Larutan Sakti Ramah Lingkungan.


https://www.ludipemi.com/mengenal-eco-enzyme-larutan-sakti-ramah-
lingkungan/. (Diakses Pada 28 Februari 2019)

21
LAMPIRAN

1. Pelaksana
Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi, mahasiswa peserta PBL I
posko IV dibagi menjadi 2 tim, yaitu 5 orang anggota bertugas di SDN 68
dan 4 orang anggota yang lainnya berada di SDN 33, dengan rincian sebagai
berikut:
No TIM 1 No TIM 2
(SDN 68) (SDN 33)
1 Hismayanti 1 Desy Puspitasary Thalib

2 Nurhalisa 2 Rismayanti

3 Nur Rahmadhani 3 Nurul Huda

4 Nurmadiah 4 Amar Ma’ruf

5 Muh. Taufik

Dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan, mahasiswa peserta PBL


1 posko 4 dibagi menjadi 2 tim, yaitu 5 orang anggota bertugas di SDN 68
dan 4 orang anggota yang lainnya berada di SDN 33, dengan rincian sebagai
berikut:
No TIM 1 No TIM 2
(SDN 68) (SDN 33)
1 Hismayanti 1 Desy Puspitasary Thalib

2 Nurhalisa 2 Rismayanti

3 Nur Rahmadhani 3 Nurul Huda

4 Astrifah Annur 4 Amar Ma’ruf

5 Muh. Taufik

2. Susunan acara
a. Kerja Bakti
1) Persiapan alat kebersihan
2) Pelaksanaan kerja bakti
3) Membuang sampah ke TPU

22
4) Istirahat (selesai)
b. Sosialisasi Sampah
1) Persiapan Kegiatan
2) Pembukaan
3) Pembagian Kuesioner
4) Pemberian materi pengenalan serta pemilahan sampah organik dan
anorganik
5) Penutupan
c. Pendampingan Pembuatan Ekoenzim
1) Persiapan bahan dan alat dalam pembuatan ekoenzim
2) Pembukaan
3) Pemberian materi langkah-langkah pembuatan ekoenzim
4) Pendampingan terhadap siswa-siswi dalam pembuatan ekoenzim
5) Penutupan

3. Materi kegiatan
a. Sosialisasi
Materi yang diberikan oleh masing-masing tim di SDN 68 dan 33
yaitumateri tentang pengenalan serta pemilahan sampah organik dan
anorganik. Membiasakan memilah sampah dapat dilakukan sejak dini,
sehingga dapat menjadi kebiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Karena, sampah dapat menjadi sesuatu yang berguna bila si pemilik
sampah mahir dalam memilahnya.
Adapun materi yang kami sampaikan pada siswa-siswi SDN 68 dan
33 sebagai berikut :
1. Pengertian sampah
2. Perbedaan sampah organik dan sampah anorganik dan masing-masing
contohnya
3. Cara memilah antara sampah organik dan anorganik

23
b. Pendampingan Pembuatan Ekoenzim
Adapun langkah-langkah pembuatan larutan ekoenzim adalah
sebagai berikut :
1) Kulit buah atau sisa potongan sayuran dimasukan ke dalam botol
plastik, ditambah gula pasir atau gula merah (dapat diganti dengan
cuka) dan air (perbandingan 3:1:10).
2) Dikocok sampai larut, sisakan ruang kosong untuk udara dan ditutup
rapat.
3) Satu bulan pertama dibuka tutup setiap hari sampai gas hilang.
4) Bulan ke dua dibuka sesekali untuk membuang gas hasil reaksi.
5) Bulan ke tiga dibiarkan hingga ada timbul ragi putih dipermukaan air.
6) Setelah selesai saring dan diambil larutannya, sisa sampahnya bisa
jadi pupuk dan larutan dipakai sebagai cairan pembersih.

4. Absen Peserta
Adapun nama-nama peserta yang mengikuti kegiatan ini yaitu :
No Nama Peserta Asal No Nama Peserta Asal
Sekolah Sekolah
1 Amsal SDN 68 25 Fitri SDN 33
2 Muh. Agil SDN 68 26 Naya Fadillah SDN 33
3 Arifah SDN 68 27 Amira Faizah SDN 33
4 Nur Anisa Arabia SDN 68 28 Tiara SDN 33
5 Reza SDN 68 29 Nafisah Ramadhani SDN 33
6 Adrian SDN 68 30 Elvin SDN 33
7 Saskia Kiren SDN 68 31 Dias Erlangga SDN 33
8 Rizginata SDN 68 32 Fikar SDN 33
9 Sapira SDN 68 33 Figo Ilham Candu SDN 33
10 Muh. Aidil SDN 68 34 Rezky SDN 33
11 Nurul Hikmah SDN 68 35 Fatur SDN 33
12 Muhammad Ikmar SDN 68 36 Candra SDN 33
13 Amelia SDN 68 37 Afrisal SDN 33
14 Multazam SDN 68 38 Fahril SDN 33
15 Mentari Rasyid SDN 68 39 Umron SDN 33
16 Nirwana SDN 33 40 Oktaviana SDN 33
17 Daya SDN 33 41 Rindyani SDN 33
18 Dilla Anggreni S. SDN 33 42 Dedi Ardiansya SDN 33
19 Aulia SDN 33 43 Galang SDN 33
20 Dela SDN 33 44 Nairul SDN 33
21 Lisa SDN 33 45 Alif SDN 33
22 Dwi Aprilian SDN 33 46 Ali SDN 33
23 Nurfadilla Arifin SDN 33 47 Ridho SDN 33
24 Nita Purnamasari SDN 33 48 Wahyuni SDN 33

24
5. Surat Izin Kegiatan/Undangan

25
6. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Sosialisasi dan Pendampingan Pembuatan Ekoenzim di SDN 33 dan 68


Kelurahan Tiro Sompe

Gambar 2. Kerja Bakti di Sekitar Posko IV di Kelurahan Tiro Sompe

26

Anda mungkin juga menyukai