I. Pendahuluan
Lembaga pendidikan khas Aceh yang disebut dayah merupakan sebuah lembaga
yang bernaung dalam dunia pendidikan selain sekolah atau madrsah. Kehadirannya
sebagai institusi pendidikan Islam di Aceh bisa diperkirakan hampir bersamaan tuanya
dengan islam di nusantara. Kata dayah berasal dari bahasa Arab yakni zawiyah yang
berarti pojok.
Saat ini, dayah memberikan respon terhadap tuntutan kebutuhan masyarakat.
dengan begitu, dayah tidak hanya mengajarkan agama tapi juga umum terbukti banyak
dayah menyelenggarakan pendidikan sekolah disamping pendidikan madrasah. Kita
temukan beberapa dayah yang membuka madrasah (Tsanawiyah dan Aliyah) dan juga
membuka sekolah umum (SMP dan SMA) atau bahkan mendirikan perguruan tinggi
agama atau umum.1
Salah satu sumber yang mendukung keberhasilan dayah dalam melakukan
pembangunan adalah keuangan, dikarenakan bidang keuangan merupakan salah satu
penunjang dalam pengelolaan pendidikan. Untuk itu diperlukan pengelolaan keuangan
yang baik dan transparan, agar kelemahan dan kekurangan dayah dapat diketahui oleh
pihak-pihak lain termasuk orang tua santri.
Pembiayaan pendidikan adalah faktor penting dalam menjamin mutu dan
kualitas proses pendidikan. Meskipun pembiyaan bukan satu-satunya faktor
keberhasilan, tanpa adanya pembiyaan yang mencukupi, maka pendidikan yang
berkualitas hanya dalam angan-angan. Pemerintah menyadari betul hal ini. Ditetapkan
dana pendidikan sebesar 20% dari APBN/APBD adalah terbukti keseriusan pemerintah
dalam memajukan mutu pendidikan Indonesia.2
1
Husni Rahim, Madrasah dalam Politik Pendidikan di Indonesia, (Ciputat: Logos Wanaca Ilmu,
2013), h. 190
2
Mulyono, Konsep Pembiyaan Pendidikan, (Yogyajarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 6
2
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian manajemen keuangan?
2. Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan keuangan dayah?
3. Bagaimana evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan?
II. Pembahasan
A. Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan yang terdiri dari perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencaharian dan penyimpanan
dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.3
Manajemen keuangan merupakan pengendalian atas fungsi-fungsi keuangan di
mana kemudian fungsi-fungsi ini diterjemahkan dalam kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan
dana yang dimiliki oleh organisasi.4
Manajemen keuangan secara sederhana bisa diartikan sebagai suatu proses
melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakkan tenaga orang lain,
dengan mempertimbangkan aspek efektivitas dan efisiensi yang berkaitan dengan
perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh
dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan pegawasan.5
Kalau dilihat dalam lembaga pendidikan atau dayah, berarti manajemen
keuangan dayah merupakan bagian dari pembiayaan pendidikan yang tercermin dari
3
Muhammad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Rajawali, 2014), h. 163
4
Johannes, Peningkatan Manajemen Melalui Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas di
Sekolah/Madrasah, 2011, h. 162
5
Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2011), h. 212
3
anggaran yang ditetapkan oleh dayah, serta bagaimana memperoleh dana dan
mengalokasikan dana dalam lingkungan yang berbeda dengan tingkat pendidikan yang
berbeda pula. Manajemen keuangan dayah juga merupakan pengelolaan kegiatan-
kegiatan di dayah yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mendapatkan dana yang
dibutuhkan oleh dayah dan usaha-usaha bagaimana dayah menggunakan dana tersebut
secara efektif dan efisien.
Penggunaan anggaran dan keuangan, dari sumber manapun, baik pemerintah
ataupun dari masyarakat perlu didasarkan pada prinsip-prinsip umum pengelolaan
keuangan sebagai berikut:
1. Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
disyaratkan
2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/ kegiatan.
3. Terbuka dan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan lembaga
tersebut perlu dicatat dan dipertanggung jawabkan serta disertai bukti
penggunaannya.
4. Sedapat mungkin menggunakan kemampuan/ hasil produksi dalam negeri sejauh
hal ini dimungkinkan6.
6
Shulton Masyhud dan Khusnurdilo, Manajemen Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003, Cet
I), h. 187
4
Ada dua bagian pokok anggaran yang harus dipehatikan dalam penyusunan
rancanaan anggaran dayah, yaitu:
a. Rencana sumber atau target penerimaan/ pendapatan dalam satu tahun yang
bersangkutan, termasuk didalamnya keuangan bersumber dari:
1. Kontribusi santri
2. Sumbangan dari individu atau organisasi
3. Sumbangan dari pemerintah
4. Dari hasil usaha dayah
b. Rencana penggunaan keuangan dalam satu tahun yang bersangkutan, semua
penggunaan keuangan pesantren dalam satu tahun anggaran perlu direncanakan
dengan baik agar kehidupan dayahdapat berjalan dengan baik juga. Penggunaan
keuangan dayah tersebut menyangkut seluruh pengeluaran yang berkaitan
dengan kebutuhan pengelolaan dayah, termasuk untuk dana operasional harian,
pengembangan sarana dan prasarana dayah, untuk honorarium/gaji/infaq semua
petugas/pelaksanan di dayah.
5. Buku tabungan
6. Buku Iuran/Kontribusi santri (SPP/Infaq)
7. Buku catatan lain-lain yang tidak termasuk di atas, seperti catatan pengeluaran
insidental.
Buku-buku tersebut perlu di adakan, agar manajemen keuangan dayah dapat
berjalan dengan baik, transparan, memudahkan dilakukan pengawasan terhadap
penggunaan anggaran yanng ditetapkan serta tidak menimbulkan fitnah.
Pada prinsipnya, pengelolaan keuangan dayah diatur berdasarkan siapa yang
mengelola dayah, yaitu:
a. Jika dayah tersebut miliki pribadi atau perseorangan, maka sudah tentu semua
keuangan dayah dipegang oleh pemilik dayah tersebut. Dana yang ada di dayah
dikelola oleh perseorang tanpa harus membuat laporan pertanggungjawaban
karena dayah tersebut miliki pribadi.
b. Jika dayah tersebut dibentuk oleh yayasan, maka pengelolaan keuangan dayah
dilakukan oleh dayah, semua pengeluaran dan pemasukan dayah harus diketahui
oleh semua anggota yayasan. Laporan keuangan dayah juga diambil alih oleh
yayasan sendiri termasuk bendahara penerimaan dan pengeluaran dipegang oleh
pihak yayasan. Selanjutnya pihak yayasan juga membuat laporan
pertanggungjawaban untuk semua kegiatan yang sudah dilakukan di dayah.
7
c. Jika dayah tersebut dibentuk oleh pemerinta, maka pengelola dayah yang sudah
ditunjuk oleh pemerintah harus membuat pertanggungjawaban kepada
pemerintah dengan merincikan semua pengeluaran yang ada termasuk faktur dan
kwitansi yang mendukung pelaporan.
III. Penutup
Manajemen keuangan dayah merupakan proses pengelolaan keuangan dayah
mulai dari pembukuan serta laporan pertanggungjawaban terhadap keuangan dayah.
Semua pemasukan dan pengeluaran keuangan dayah dari sumber manapun harus
dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban tersebut menjadi bentuk dari transparansi
pengelolaan keuangan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Husni Rahim. 2013. Madrasah dalam Politik Pendidikan di Indonesia. Ciputat: Logos
Wanaca Ilmu
Shulton Masyhud dan Khusnurdilo. 2003. Manajemen Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka