BAB I
PERENCANAAN RUNWAY
1.1 PENDAHULUAN
1. Suhu
Keadaan suhu pelabuhan udara pada tiap-tiap tempat tidaklah sama. Makin tinggi
suhu di Airport makin panjang runwaynya, karena makin tinggi temperatur maka density
udaranya makin kecil yang mengakibatkan kuat desak pesawat berkurang sehingga
2. Surface wind
Surface wind adalah angin yang lewnat diatas permukaan landasan. Panjang
runway sangat ditentukan oleh angin, yang dibedakan atas tiga keadaaan :
Arah angin sejajar arah pesawat, hal ini akan memperpanjang runway.
Arah angin berlawanan arah pesawat, hal ini akan memperpendek runway.
Arah angin tegak lurus arah pesawat, hal ini tidak mungkin digunakan dalam
perencanaan.
Penentuan arah angin untuk menentukan arah runway ditentukan oleh arah angin
3. Runway gradient
Tanjakan landasan akan mengakibatkan tuntutan panjang yang lebih jika dibandingkan
dengan landasan datar. Landasan yang menurun akan mengakibatkan runway akan
Pada peta topografi yang direncanakan boleh dibuat rata yaitu diambil harga
rata-ratanya dengan syarat daerah yang naik dan yang turun tidak lebih dari 5 ft.
Semakin tinggi elevasi pelabuhan udara dari muka air laut maka hawanya lebih
tipis dari hawa laut, sehingga landasan membutuhkan runway yang lebih panjang.
Adanya genangan air menyebabkan runway lebih panjang, karena pada saat take-
Data Perencanaan :
Data angin :C
Persentase (%)
Total
Kecepatan Angin
0 - 4 4 – 15 15 – 31 31 – 47 (%)
(MPh) (MPh) (MPh) (MPh)
N - 2,0 2,5 - 4,5
NNE - 2,9 1,4 - 4,3
NE - 3,2 2,0 0,1 5,3
ENE - 4,1 2,0 - 6,1
E - 4,6 2,7 - 7,3
ESE - 2,1 4,0 - 6,1
SE - 3 2,8 0,1 5,9
SSE - 2,8 5,2 0,1 8,1
S - 6,1 3,8 - 9,9
SSW - 3,2 0,6 - 3,8
SW - 2,5 1,0 0,1 3,6
WSW - 4,0 4,0 - 8,0
W - 3,8 1,0 - 4,8
WNW - 4,2 0,8 - 5,0
NW - 2,8 2,6 0,1 5,5
NNW - 4,8 2,0 - 6,8
Calm 5,0 - 5,0
Total 100
Cross wind maksimum yang diijinkan untuk airport kelas C adalah 13 knot(15 MPh).
Untuk alat ukur yang tingginya 20 ft, memiliki faktor koreksi sebesar c = 1,0.
2. Pcw 2. 15
a 30 MPh.
c 1
Skala diagram windrose : 1 MPh : 2 mm
Diagram windrose
Skala : 2 mm : 1 MPh
Persentase (%)
Kecepatan Total
Angin 0 - 4 4 – 15 15 – 31 31 – 47 (%)
(MPh) (MPh) (MPh) (MPh)
N - 2,0 2,5 - 4,5
NNE - 2,9 1,4 - 4,3
NE - 3,2 1,9 - 5,1
ENE - 4,1 1,8 - 5,9
E - 4,6 2,7 - 7,3
ESE - 2,1 4,0 - 6,1
SE - 3 2,8 0,1 5,9
SSE - 2,8 5,2 0,1 8,1
S - 6,1 3,8 - 9,9
SSW - 3,2 0,6 - 3,8
SW - 2,5 0,9 0,08 3,48
WSW - 4,0 3,9 - 7,9
W - 3,8 1,0 - 4,8
WNW - 4,2 0,8 - 5
NW - 2,8 2,6 0,1 5,5
NNW - 4,8 2,0 - 6,8
Calm 5,0 - 5,0
Total 99,38
Karena usability factor > 95% maka arah tersebut memenuhi syarat sebagai
runway.Setelah dianalisa secara grafis (wind rose methode) terhadap data angin yang ada
yaitu dengan membuat lingkaran-lingkaran yang mewakili kecepatan angin, garis-garis radial
yang menunjukkan arah angin, dengan menggunakan kertas transparan yang telah dibuat
wind coveragenya. Setelah dibuat arah runway 33 – 15 dengan harga useability sebesar
99,38 % maka arah tersebut dapat digunakan, yang artinya 99,38 % dari waktu runway
tersebut dapat digunakan dan 0,962 % dari waktu runway tidak dapat digunakan karena
Diagram windrose
Skala : 2 mm : 1 MPh
Persentase (%)
Kecepatan Total
Angin 0 - 4 4 – 15 15 – 31 31 – 47 (%)
(MPh) (MPh) (MPh) (MPh)
N - 2,0 2,5 - 4,5
SE - 3 2,7 - 5,7
Total 99,03
Karena usability factor > 95% maka arah tersebut memenuhi syarat sebagai
runway.Setelah dianalisa secara grafis (wind rose methode) terhadap data angin yang ada
yaitu dengan membuat lingkaran-lingkaran yang mewakili kecepatan angin, garis-garis radial
yang menunjukkan arah angin, dengan menggunakan kertas transparan yang telah dibuat
wind coveragenya. Setelah dibuat arah runway 4,5 – 22,5 dengan harga useability sebesar
99,03 % maka arah tersebut dapat digunakan, yang artinya 99,03 % dari waktu runway
tersebut dapat digunakan dan 0,97 % dari waktu runway tidak dapat digunakan karena wind
BAB II
PERHITUNGAN PANJANG RUNWAY
Useability = 95 %
Field Length ( ARFL ), yaitu pada kondisi bandar udara pada elevasi muka air laut ( +0,00),
kondisi standar atmosfir, keadaan tanpa angin bertiup, dan landasan pacu tanpa kemiringan
(0 %), sedangkan kondisi pada perencanaan ini tidak sesuai dengan kondisi ARFL, maka perlu
dilakukan koreksi :
Panjang runway akan bertambah sebesar 7 % untuk setiap kenaikan 300 m dihitung
dari muka air laut. Maka untuk rencana bandar udara ini yang direncanakan terletak pada
elevasi + 900 m diatas permukaan air laut dan panjang runway kondisi standar diambil 1500
= 1,1315
Koreksi terhadap kemiringan tergantung pada besarnya gradient efektif pada lokasi
runway tersebut. Gradient efektif adalah selisih maksimum antara titik tertinggi dan titik
terendah runway dibagi dengan panjang runway yang sudah dikoreksi terhadap tinggi dan
temperatur.
panjang runway yang sudah dikoreksi terhadap elevasi dan temperatur setiap kenaikan 1 %
gradient efektif.
Dari peta kontur didapat lokasi runway ternyata terletak didaerah datar yaitu pada
ketinggian diantara +900 m dan +880 m, sehingga panjang runway tidak memerlukan koreksi
terhadap kelandaian.
Faktor koreksi :
L = Lo . Fe . Ft . Fs
= 2057,787 m ≈ 2100 m
karakteristik pesawat terbang transport utama dalam perencanaan dan perancangan Bandar
udara.
BAB III
Created by Andra and Maya
Rekayasa Lapangan Terbang
KONFIGURASI AIRPORT
1. Runway
2. Bahu Landasan
Ditetapkan total lebar bahu dan lebar landasan paling tidak 60 m, sehingga dengan
lebar landasan 30 m, diambil bahu untuk kanan kiri badan landasan sebesar 7,5 m.
3. Safety Area
Area keamanan ujung landasan dibuat dengan panjang secukupnya, tetapi paling
kurang 90 m.
4. Blast Pad
Panjangnya diambil 60 m
5. Clear Way
pelabuhan udara dan tidak boleh ada benda atau bukit yang menjulang.
Panjangnya tidak boleh melebihi ½ panjang take off run (800 ft = 250 m).
6. Taxiway
Lebar = 10,5 m ( 35 ft )
Kemiringan transversal maksimum dari bagian yang diratakan pada setiap strip
taxiway :
a. Miring keatas = 3%
b. Miring kebawah = 5%
Kurva taxiway
Radius sisi dalam perkerasan minimum 60 m, agar pesawat dapat bergerak dengan
kecepatan ( v ) = 32 – 96 km/jam
7. Strip Landasan
Strip landasan merupakan daerah bebas dikiri dan dikanan serta ujung runway.
BAB IV
PERHITUNGAN EXIT TAXIWAY
Exit taxiway untuk menekan sekecil mungkin gangguan waktu penggunaan landasan
oleh pesawat yang mendarat. Sedangkan pada perencanaan taxiway digunakan untuk
D adalah jarak dari titik sentuh ke titik awal kurva Exit Taxiway
Menurut PDPBU ( tabel 9 – 9 hal. 309 ) 60 knot untuk jenis pesawat kelas C dengan
Jarak ini harus dikoreksi terhadap temperatur sebesar 1,5% untuk setiap 10º F
diatas 59º F , dan 3% untuk setiap ketinggian 1000 ft diatas muka air laut.
F = C. 9/5 + 32
900
x3%=9%
300
Sehingga total koreksi = 5,13 + 9 = 14, 13 %
Catatan : Harga ini akan dikoreksi berdasarkan jarak putar minimum pesawat
dalam pengembangannya.
Stop Distance
Vt = Vo + a.t
= 30,9 + 1,5. t
t = 20,6 det
E1 = Vo. t + ½ a t²
= 960 . ½
= 480 m
BAB V
PERHITUNGAN LUAS APRON
Apron yang direncanakan adalah untuk menampung 5 pesawat. Disini diambil jenis
Karena panjang runway yang ada 2400 m, maka pesawat B-737-200 memenuhi syarat.
Jarak antara pesawat yang diam ( sudah taxi ) dengan yang bergerak atau yang
Sehingga didapat :
Panjang apron
(P) = 5d + 6s
= ( 5 . 22,6 ) + ( 6 . 7,5 )
= 158 m.
Lebar apron
(L) = 3d + 4s
= (3 . 22,6) + (4 . 7,5)
= 97,8 m.
Gambar Apron
L–(d+s)
s
Rekayasa Lapangan Terbang
s d s d s s s s
BAB VI
Pesawat rencana jenis B-737-200, menurut table 2.1 tentang karateristik pesawat
= 130 penumpang.
Asumsi jumlah pemakai ruang tunggu = 130 x (2+1) = 390 orang ( untuk setiap
Asumsi setiap penumpang membawa barang bawaan yang diijinkan memerlukan luas
tempat 2 m2.
30 % . 845 m2 = 253,5 m2
= 254 m2.
= 1099 m2
= 1100 m2.
Rencana :
Kebe
Kedatangan rangka 10 m
tan
110 m
BAB VII
Created by Andra and Maya
Rekayasa Lapangan Terbang
CBR Subgrade = 4%
Asumsi roda depan menahan gaya 10% dan roda belakang menahan gaya 90% :
P = ¼. 90%. 100.000
= 22.500 lb
Dengan CBR Subgrade = 4%, P = 22.500 lb dan tekanan kemampuan tipikal 85 Psi,
dari grafik diagram perencanaan perkerasan lentur untuk roda ganda didapat :
85 – 75
T85 = ( T 100 - T75 ) + T75
100 – 75
85 – 75
= ( 37,5 – 32,5 ) + 32,5
100 – 75
= 34,5 inch
= 87,63 cm 88 cm.
85 – 75
T20 85
= ( 13,125 – 10,313 ) + 10,313
100 – 75
= 11,438 inch
= 29,05 cm 30 cm.
= 43 cm.
LASTON MS 744 15 cm
BASE 80%
BATU PECAH 43 cm
30 cm
SUB BASE 20%
SUB GRADE 5 %
BAB VIII
PERENCANAAN DRAINASE
75 m 7,5 m 30 m 7,5 m 75 m
= 30 /V
Tc = Tof + Tdf
= 4,12 + 30.V
2. Menghitung intensitas
Q = 0,278 C.I.A
= 0,278. I . { 0,9 .(15. 1500) + 0,8. (7,5 .1500) + 0,2. (75 .1500) } . 10 -6
= 0,0143865 . I
panjang sisi =Y
Rumus Manning :
= 1,127 Y 2/3
Y = 0,887 V3/2
Qs = V. A
= V. Y 2 3
Agar debit rencana yang diakibatkan oleh besarnya intensitas curah hujan (Qr) dapat
Qr Qs
6 Qs = V . Y 2 . V3 0,092 0,100
Qr < Qs NO YES
Lebar permukaan ( T ) = Y + 2 3. Y’
Gambar Saluran :
1,199 m
0,354 m
0,250 m
0,333 m
75 m 7,5 m 30 m 7,5 m 75 m
1. Perhitungan tc
= 1,986 menit.
= 2,132/V
Tc = 1,986 + ( 2,132/V )
2. Menghitung intensitas
Q = 0,278 C.I.A
= 0,0021664. I
= 1,7968 Y 2/3
Y = 1,255 V3/2
Qs = V. A
= V. Y 2 3
Qr Qs (syarat)
Lebar permukaan ( T ) = Y + 2 3. Y’
= 1,103 m
Gambar Saluran :
1,103 m
0,339 m
0,230 m
0,306 m
2% 2%
1,5 % 1,5 %
1. Perhitungan tc
= 7/V
Tc = 2,271 + 7/V
2. Menghitung intensitas
Q = 0,278 C.I.A
= 0,00171. I
= 2,520 Y 2/3
Y = 0,397 V3/2
Qs = V. A
= V. Y 2 3
Qr Qs (Syarat)
6 Qs = V . Y 2 . V3 0,029 0,031
Qr < Qs NO YES
Lebar permukaan ( T ) = Y + 2 3. Y’
Gambar Saluran :
0,629 m
0,256 m
0,131 m
0,175 m
BAB IX
PERENCANAAN GORONG-GORONG
= 180°
d²> 0,458
d > 0,677 m
d > 1,164
0,8 m
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan
Tugas ini berjudul “ Tugas Terstruktur Rekayasa Lapangan Terbang “ dan tugas ini
kami susun dalam rangka pelaksanaan tugas Mata Kuliah Rekayasa Lapangan Terbang
Dalam penyusunan tugas ini tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada :
Harapan kami, semoga Tugas yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Untuk itu kami juga tidak menutup kekurangan atas diri kami dalam penulisan
makalah ini. Serta kami juga mengharapkan kritikan dan saran untuk perbaikan Tugas yang
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
i
DAFTAR ISI............................................................................................................................
i
PENDAHULUAN.....................................................................................................................
1
ANALISA HIDROLIS.........................................................................................................
1
MEERCU OGEE..........................................................................................................
7
PERENCANAAN KOLAM
OLAKAN....................................................................12
PERENCANAAN PINTU
PEMBILAS..................................................................15
PERENCANAAN
INTAKE.....................................................................................20
PERENCANAANUNDERSLUICE.........................................................................2
3
PERENCANAAN KANTONG
LUMPUR..............................................................27
ANALISA
KONTRUKSI........................................................................................................30
BERAT SENDIRI
BENDUNG...............................................................................31
AKIBAT GAYA
GEMPA...........................................................................................31
AKIBAT TEKANAN
LUMPUR..................þE..........................................................32
AKIBAT TEKANAN
AIR.......................................................................................33
AKIBAT TEKANAN
TANAH................................................................................35
RESUME...................................................................................................................................
51
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................................54