Anda di halaman 1dari 10

1

MODUL PERKULIAHAN

W112100043 –
REKAYASA
TRANSPORTASI

SIMPANG BERSINYAL (METODE


WEBSTER/RRTP no.39)

Abstrak Sub-CPMK 5

Parameter simpang bersinyal dg 5.2. Mampu merencanakan,menganalisis


metoda webster, Standar dan mengevaluasi simpang bersinyal
perhitungan Metoda Webster dg metode Webster

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

Sylvia Indriany
Teknik Teknik Sipil
10
10.1. KONSEP DASAR

Asumsi dasar pada metode ini adalah kedatangan kendaraan yang acak/random. Webster
membuat persamaan yang klasik untuk menghitung tundaan rata-rata perkendaraan pada
pendekat simpang, juga menurunkan persamaan untuk mendapatkan waktu siklus
optimum yang menghasilkan tundaan minimum.

10.2. SATUAN MOBIL PENUMPANG

Sebagaimana dalam analisis ruas, maka dalam perhitungan simpang dengan metode
apapun, kendaraan yang ada harus dikonversi terhadap satuan mobil penumpang/
passenger car unit. Nilai faktor smp untuk metode webster pada persimpangan adalah
sebagai berikut :

No. Jenis kendaraan Faktor smp

1. Kendaraan komersial berat dan sedang 1,75

2. Bus 2,25

3. Tram 2,5

4. Kendaraan ringan 1,0

5. Sepeda motor 0,33

6. Sepeda 0,2

10.3. KAPASITAS SIMPANG

Pengertian kapasitas simpang adalah jumlah maksimum kendaraan yang dapat melewati
kaki persimpangan tersebut. Besarnya dipengaruhi oleh arus jenuh yang tergantung
kepada jumlah yang bisa lepas pada saat hijau dan waktu hijau serta waktu siklus yang
telah ditentukan. Secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut :

C = S x g/c

Dimana :

C = Kapasitas (smp/jam) c =waktu siklus (detik)

2021 Rekayasa Transpotasi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU

2
Sylvia Indriany http://pbael.mercubuana.ac.id/
S = arus jenuh (smp/jam) g = waktu hijau (detik)

Lebih rinci mengenai faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut :

10.3.1. Arus Jenuh

Pada saat awal hijau, kendaraan membutuhkan beberapa waktu untuk memulai
pergerakan dan kemudian sesaat setelah bergerak sudah mulai terjadi antrian pada
kecepatan relatif normal. Keadaan ini disebut arus jenuh. Waktu hijau tiap fase adalah
waktu untuk melewatkan arus jenuh menerus. Sebagai ilustrasi mengenai arus jenuh
menurut webster adalah sebagai berikut:

Besarnya arus jenuh ini dipengaruhi oleh beberapa hal Yaitu :

a. Pengaruh lebar pendekat

Arus jenuh pada pendekat yang tanpa kendaraan belok dan parkir dapat dihitung dengan
rumus berikut :

 Untuk lebar pendekat 3,05 m s/d 5,2 m atau 10 – 17 feet

2021 Rekayasa Transpotasi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU

3
Sylvia Indriany http://pbael.mercubuana.ac.id/
W (ft) 10 11 12 13 14 15 16 17

W(m) 3,05 3,35 3,65 4,00 4,25 4,60 4,90 5,20

S(smp/jam) 1675 1700 1725 1775 1875 2025 2250 2450

1850 1875 1900 1950 2075 2250 2475 2700

 Untuk lebar pendekat 5,2 s/d 18,30 m atau sekitar dan lebih besar dari 17 feet

Bila w dalam feet : S = 145 w smp/jam

Bila w dalam meter : S =525 w smp/jam

b. Pengaruh Gradient

Gradient rata-rata pada pendekat diukur 200 m dari garis henti/stop. Pendekat yang
menanjak setiap 1% arus jenuh akan berkurang sebesar 3% dan setiap pendekat yang
menurun 1% maka arus jenuh akan bertambah 3%

c. Pengaruh Komposisi kendaraan

Pengaruh komposisi ini, tampil dalam nilai konversi terhadap satuan mobil penumpang,
yang telah dijelaskan sebelumnya

d. Akibat pengaruh belok kanan

Pengaruh belok kanan tergantung pada 4 kemungkinan

 Tanpa arus melawan dan tanpa lajur khusus belok kanan, dimana untuk kondisi ini tidak
ada pengaruh

 Tanpa arus melawan dan ada lajur khusus

S = 1800 -------- untuk lajur tunggal(single file streams)

1+ (1,52/ra)

S = 3000 -------- untuk lajur ganda(double file streams)

1+ (1,52/ra)

dimana ra = jari-jari belok kanan (ft)

2021 Rekayasa Transpotasi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU

4
Sylvia Indriany http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Dengan arus melawan dan tanpa lajur khusus belok kanan, setiap kendaraan belok
kanan disetarakan dengan 1,75 kali kendaraan lurus

 Dengan arus melawan dan ada lajur khusus belok kanan, dalam keadaan tidak
mengakibatkan tundaan, dihitung seperti no.3

e. Pengaruh belok kiri

Pengaruh belok kiri pada arus jenuh tergantung pada ketajaman belokan dan arus
pejalan kaki. Secara umum pendekatan perlakuan pada belok kanan diatas dapat
dipakai pula untuk mengetahui pengaruh belok kiri yang berkondisi sama. Untuk volume
belok kiri yang sedikit (< 10%) tidak perlu dikoreksi, sedangkan yang > 10% dari
keseluruhan arus, maka setiap kendaraan pada kelebihan 10% tersebut disetarakan
dengan 1,25 terhadap kendaraan yang lurus.

f. Pengaruh kendaraan parkir

Akibat kendaraan parkir pada pendekat, maka akan mengurangi lebar dari pendekat
tersebut yang pada kahirnya akan menghambat arus kendaraan yang keluar simpang..
Lebar efektif yang berkurang adalah :

5,5 - 0,9 (z – 25) ( ft)

dimana z = panjang seluruh kend. Parkir (ft) >=25 ft

k = waktu hijau

g. Pengaruh karakter site

Faktor lain yang mempengaruhi arus jenuh adalah pejalan kaki, jarak pandang,
lingkungan simpang dll yang semuanya dikelompokkan dalam karakter site. Dalam
penilaian karakter site, dibagi dalam penilaian sebagai berikut:

Baik, maka koreksi arus jenuh 120%

Sedang, maka koreksi arus jenuh 100%

Kurang, maka koreksi arus jenuh 80%

2021 Rekayasa Transpotasi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU

5
Sylvia Indriany http://pbael.mercubuana.ac.id/
10.3.2. Waktu Hijau efektif

Merupakan lamanya waktu hijau tampilan sinyal dikurangi dengan kehilangan awal dan
ditambah waktu hijau tambahan akhir. Waktu hijau efektif tiap fase dalam satu siklus
adalah:

g = (c- L) y/Y

dengan :

g : Waktu hijau masing-masing fase )detik)

c : Waktu siklus (detik)

L : Total waktu hilang

y : Derajat kejenuhan tiap fase

Y : Jumlah y pada semua fase

Waktu hijau efektif harus dikonversi kedalam waktu hijau sebenarnya/actual yaitu :

K=g+l–a

Dimana :

k : Waktu hijau sebenarnya (detik)

l : Lost time (detik)

a : Amber (detik)

10.3.3. Waktu Siklus

Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan untuk serangkaian fase dimana semua
pergerakan dilakukan. Atau selang waktu dari awal hijau sampai kembali hijau. Satu siklus
dapat terdiri dari 2 fase atau lebih. Waktu siklus perlu dioptimumkan karena waktu siklus
yang terlalu panjang akan mengakibatkan tundaan yang besar. Dikenal beberapa macam
waktu siklus yaitu :
2021 Rekayasa Transpotasi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU

6
Sylvia Indriany http://pbael.mercubuana.ac.id/
a. waktu siklus minimum (cm), merupakan waktu siklus teoritis cukup untuk melewatkan
arus di semua kaki simpang

cm = L / (1-Y) detik

dimana : Y =  y

y = rasio maksimum arus yang ada terhadap arus jenuh

=q/s

b. Waktu siklus optimum (Co), yaitu waktu siklus yang memberikan tundaan bagi
kendaraan yang menggunakan simpang

Co = (1,5L +5) / (1-Y) detik

c. Waktu siklus praktis, merupakan waktu siklus berdasar kapasitas praktis. Kapasitas
praktis ini dihitung berdasar 90% dari maksimum arus yang dapat terjadi untuk
memberikan tundaan yang dapat diterima.

cprakt = 0,9L / (0,9 – Y) detik

10.3.4. Total waktu hilang (total lost time)

Waktu hilang terjadi pada sat awal periode hijau berupa terlambatnya memulai pergerakan
(lost start) dan pada saat akan berakhirnya perode kuning (end lost). Berdasar penelitian
di Inggris bahwa waktu hilang tiap fase (l) bervariasi, tetapi 2 detik dapat mewakilinya. Total
waktu hilang untuk satu siklus adalah

L = nl + R

Dimana

n = jumlah fase l= waktu hilang tiap fase

R = wkt all red, atau semua arah merah

10.4. PENENTUAN LAMPU LALU LINTAS


10.4.1. Fase

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam 1 waktu siklus terdapat beberapa fase, yaitu
bagian dari suatu siklus sinyal dengan lampu hijau yang dialokasikan pada suatu kombinasi
spesifik dari pergerakan lalu lintas. Membagi pergerakan dalam fase-fase bertahap
dimaksudkan untuk mengurangi konflik. Namun penentuan jumlahnya juga harus
diperhatikan sehingga waktu siklus tidak terlalu besar yang mengakibatkan tundaan

2021 Rekayasa Transpotasi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU

7
Sylvia Indriany http://pbael.mercubuana.ac.id/
bertambah. Untuk pergerakan belok kanan dapat diatur pada fase sinyal yang terpisah,
tergantung dari pertimbangan kapasitas dan arus lebih besar dari 200 smp/jam.

10.4.2. Periode antar hijau (intergreen)

Merupakan waktu antara berakhirnya sinyal hijau pada satu fase sampai dengan awal hijau
fase berikutnya. Biasanya disimbolkan sebagai I = kuning + allred

10.4.3. Diagram fase

Produk akhir dari suatu perhitungan simpang adalah diagram fase, yang merupakan
diagram dari pengaturan pergerakan pada suatu simpang dalam bentuk warna merah,
kuning dan hijau sereta all red. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar di bawah ini yang
merupakan diagram fase untuk simpang dengan 2 fase dalam satu siklus.

2021 Rekayasa Transpotasi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU

8
Sylvia Indriany http://pbael.mercubuana.ac.id/
10.5. ANALISIS TUNDAAN

Setelah ditentukan pengaturan lampu lalu lintas, maka selanjutnya dapat dianalisis tundaan
yang terjadi akibat pengaturan tersebut. Secara definisi, tundaan adalah perbedaan antara
waktu perjalanan melintasi simpang dengan waktu perjalanan yang tanpa berhenti atau
mengalami perlambatan akibat adanya sinyal lalu lintas pada simpang tersebut. Atau
secara singkat merupakan total waktu hambatan rata-rata yang dialami oleh kendaraan
sewaktu melewati suatu simpang. Waktu tundaan rata-rata perkendaraan (d) dapat dihitung
sebagai :

d= c (1-) 2 + x2 - 0,65 (c/q2)1/3 . x (2+5)

2(1-x) 2q(1-x)

dimana :

d = Tundaan rata-rata setiap kendaraan tiap lajur (dt)

 = g/c

x = Derajat kejenuhan (q/s)

S,q = Dikonversikan dalam stuan kend/jam

Dari tundaan tersebut dapat ditentukan tingkat pelayanan suatu simpang, seperti tabel
berikut:

Tingkat pelayanan Tundaan per kendaraan (detik)

A  5,0

B 5,1 – 15,0

C 15,1 – 25,0

D 25,1 – 40,0

E 40,1 – 60,0

F > 60

2021 Rekayasa Transpotasi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU

9
Sylvia Indriany http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
1. Peraturan menteri perhubungan nomor: km 14 tahun 2006 tentang manajemen dan
rekayasa lalu lintas di jalan

2. Road Research Laboratory. Traffic signal settings.Technical Paper Rd Res. Bd


39,HMSO (1961)

3. Salter, R.J (1976). Highway Traffic Analysis and Design, The Macmillan Press
Ltd,London

2021 Rekayasa Transpotasi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU

10
Sylvia Indriany http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai