1
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
MODUL 12
REKAYASA LALU LINTAS(3 SKS)
Ir. Sylvia Indriany, M.T.
POKOK BAHASAN :
SIMPANG BERSIGNAL (METODE MKJI)
MATERI KULIAH :
Satuan mobil penumapang, kapasitas simpang, arus jenuh dan faktor yang
mempengaruhi, analisis lampu dan tundaan
Dari sisi lalu lintas faktor ekivalen mobil penumpang lebih detail dari webster. Di
dalam MKJI dibagi menurut tipe pendekat yaitu terlawan dan terlindung. Sedangkan
waktu hijau efektif dan aktual walaupun mempunyai anggapan yang sama dengan
wabster, tetapi dalam MKJI dipengaruhi oleh waktu tambahan akhir dan kehilangan
awal yang sama, sehingga g sama dengan k.
1
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Sedangkan untuk tipe pendekat katagori terlindung dan terlawan dapat dilihat dari
pola-pola gambar berikut ini:
1
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
C = S x g/c
Dimana :
Pada saat awal hijau, kendaraan membutuhkan beberapa waktu untuk memulai
pergerakan dan kemudian sesaat setelah bergerak sudah mulai terjadi antrian pada
kecepatan relatif normal. Keadaan ini disebut arus jenuh. Waktu hijau tiap fase
adalah waktu untuk melewatkan arus jenuh menerus. Sebagai ilustrasi mengenai
arus jenuh menurut MKJI adalah sebagai berikut:
1
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Arus jenuh mempunyai apa yang dinamakan arus Jenuh dasar seperti halnya
webster, tetapi besarnya sangat tergantung pada tipe pendekat.
Tipe P (arus terlindung), maka So = 600 We (smp/jam) atau dapat dilihat pada
gamabr C-3:1 MKJI 1997
Selanjutnya untuk mendapatkan besarnya arus jenuh maka sesuai dengan rumus
berikut:
Faktor ini mengikuti julah penduduk kota seperti tabel dibawah ini baik untuk tipe O
maupun P
1
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Pengaruh ini merupakan fungsi dari jenis lingkungan jalan, tingkat hambatan
samping dan rasio kensdaraan tidak bermotor. Jika hambatan samping tidak
diketahui, maka dianggap tinggi. Untuk faktor hambatan samping ini dapat dilihat
pada tabel C-4:4 MKJI 1997.
c. Pengaruh kelandaian
Merupakan fungsi dari kelandaian jalan seperti tercatat dalam data geometrik jalan.
Faktor ini didapat dari gambar C-4:1 MKJI 1997, dimana untuk tanjakan simbolnya
(+) dan turunan ( -)
Faktor penyesuaian ini hanya dipakai apabila pendekat bertipe P/terlindung, tanpa
median,jalan 2 arah, lebar efektif ditentukan oleh lebar masuk, dengan ketentuan
sebagai berikut atau gambar C-4:3 MKJI 1997.
Faktor ini hanya berlaku untuk pendekat tipe P, tanpa LTOR, lebar efektif ditentukan
oleh lebar masuk. Besarnya adalah seperti di bawah ini atau gambar C-4:4 MKJI
1997.
Pengaruh parkir merupakan fungsi jarak dari gari shenti sampai kendaraan yang
diparkir pertama dan lebar pendekat. Faktor ini tidak perlu diperhitungkan apabila
lebar efektif ditentukan oleh lebar keluar. Fp dapat dihitung menurut rumus
berikut atau gambar C-4:2 MKJI 1997
1
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Bila suatu pendekat mempunyai sinyal hijau lebih dari satu fase, yang arus jenuhnya
telah ditentukan secara terpisah pada baris yang berbeda pada tabel, maka nilai arus
jenuh kombinasi harus dihitung secara proposional terhadapa waktu hijau masing-
masing.
Jika salah satu dari fase tersebut adalah fase pendek, misalnya waktu hijau awal
beberapa saat sebelum mulainya hijau pada arah yang berlawanan, disarankan
untuk menggunakan hijau awal ini antara -1/3 total hijau pendekat yang diberi
hijau awal. Hal yang sama untuk pengaturan waktu hijau akhir. Lama waktu hijau
awal dan akhir harus tidak lebih pendek dari 10 dt.Misal waktu hijau awal sama
dengan 1/3 dari total waktu hijau dari pendekat dengan waktu hijau awal, maka :
Merupakan lamanya waktu hijau tampilan sinyal dikurangi dengan kehilangan awal
dan ditambah waktu hijau tambahan akhir. Waktu hijau ini memiliki kehilangan awal
dan tambahan akhir yang sama yaitu 4,8 detik, sehingga besarnya sam dengan
waktu hijau tampilan. Waktu hijau tiap fase dalam satu siklus adalah:
dengan :
Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan untuk serangkaian fase dimana semua
pergerakan dilakukan. Atau selang waktu dari awal hijau sampai kembali hijau. Satu
siklus dapat terdiri dari 2 fase atau lebih. Waktu siklus perlu dioptimumkan karena
waktu siklus yang terlalu panjang akan mengakibatkan tundaan yang besar. Dikenal
beberapa macam waktu siklus yaitu :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sylvia Indriany, M.T
REKAYASA
TRANSPORTASI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
1
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
a. waktu siklus sebelum penyesuaian dapat mengikuti rumus berikut atau gambar C-
6:1 MKJI 1997.
dimana :
Terdapat waktu siklus yang layak sesuai dengan jumlah fasenya di dalam MKJI,
yaitu : 40-80 detik untuk 2 fase, 50-100 detik untuk 3 fase dan 80-130 detik untuk 4
fase.
a. Waktu siklus yang disesuaikan, berdasar waktu hijau yang diperoleh dan telah
dibulatkan dan waktu hilang
c = g + LTI
Waktu hilang terjadi pada sat awal periode hijau berupa terlambatnya memulai
pergerakan (lost start) dan pada saat akan berakhirnya perode kuning (end lost).
detik Total waktu hilang untuk satu siklus adalah
Dimana
1
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
pada fase sinyal yang terpisah, tergantung dari pertimbangan kapasitas dan arus
lebih besar dari 200 smp/jam.
Merupakan waktu antara berakhirnya sinyal hijau pada satu fase sampai dengan
awal hijau fase berikutnya. Biasanya disimbolkan sebagai I = kuning + allred
Produk akhir dari suatu perhitungan simpang adalah diagram fase, yang merupakan
diagram dari pengaturan pergerakan pada suatu simpang dalam bentuk warna
merah, kuning dan hijau sereta all red.
Sebagai ukuran dari perilaku lalu lintas dapat ditentukan berdasar arus lal lintas dan
derajat kejenuhan dan waktu sinyal, sebagaimana diuraikan berikut:
a. Panjang antrian
Merupakan jumlah rata-rata antrian dalam smp pada awal hijau(NQ) dihitung sebagai
jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya ditambah jumlah smp yang
datang selama waktu merah.
NQ = NQ1 + NQ2
b. Angka Henti
NS = 0,9 x NQ x 3600
1
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Qxc
Rasio ini dilambangkan sebagai psv, dan merupakan rasio kendaraan yang harus
berhenti akibat sinyal merah sebelum melewati simpang. Dirumuskan sebagai :
d. Tundaan
Tundaan pada simpang dapat terjadi karena 2 hal yaitu Tundaan lalu lintas (DT) dan
tundaan geometri (DG), sehingga tundaan rata-rata untuk suatu pendekat adalah :
Dj = DTj + DGj
dimana :