Beberapa langkah – langkah yang dilakukan untuk menghitung kinerja ruas jalan adalah
I. MENGETAHUI DATA TENTANG RUAS JALAN
1. Kondisi ruas jalan
2. Kondisi geometrik
3. Kondisi lalu lintas
4. Kondisi hambatan samping
2. Kondisi Geometrik
Untuk menghitung kinerja ruas jalan, kita harus mengetahui data geometrik dan sketsa
penampang melintang jalan yang diamati, meliputi
1. Data lebar jalur lalu lintas pada kedua sisi/arah (lebar jalur lalu lintas rata-rata),
2. Lebar bahu efektif (Ws). Jika jalan hanya mempunyai bahu pada satu sisi, maka lebar
bahu rata-rata adalah sama dengan setengah dari lebar bahu tersebut. Untuk jalan
terbagi, lebar bahu rata-rata dihitung perarah sebagai jumlah lebar bahu luar dan
dalam.
(𝑊𝑆𝐴 +𝑊𝑆𝐵 )
Jalan tak terbagi → Ws = 2
Jalan terbagi → Arah 1 , WS1 = WSAO + WSA1 ; Arah 2 , WS1 = WSBO + WSB1
Jalan satu arah → Ws = WSA + WSB
3. Kereb dan median. Jika jalan mempunyai median, catat kesinambungan median, yaitu:
a. Tanpa bukaan
b. Sedikit bukaan (ada bukaan, tetapi kurang dari satu per 500 m)
c. Banyak bukaan (satu atau lebih bukaan per 500 m)
Keterangan
WCA, WCB = Lebar jalur lalu lintas
WSAI, WSBI = Lebar bahu dalam sisi A dan B
WSA0, WSB0 = Lebar bahu luar sisi A dan B
Keterangan
WC = Lebar jalur lalu lintas
WK = Jarak dari kereb ke penghalang
Contoh:
Suatu survey lalu lintas didapatkan data geometrik dan data lalu lintas sebagai berikut:
Tipe jalan = 2/2 UD
Lebar lajur lalu lintas = 6 meter
HV = 100 kend/jam; LV = 800 kend/jam; MC = 1.000 kend/jam
Total arus lalu lintas = 1.900 kend/jam
Berdasarkan data di atas, maka tabel yang digunakan untuk menentukan smp/jam
adalah Tabel 1. Didapatkan HV = 100 x 1,2 = 120 smp/jam; LV = 800 x 1,0 = 800
smp/jam; MC = 1.000 x 0,35 = 350 smp/jam.
Hasil Survei
Contoh:
Frekuensi
Tipe Hambatan Faktor Bobot Frekuensi kejadian
Simbol bobot
Samping
(1) (2) (3) = (1) x (2)
Pejalan kaki PED 0,5 /jam, 200 m
Parkir, kendaraan
PSV 1,0 /jam, 200 m
berhenti
Kendaraan masuk +
EEV 0,7 /jam, 200 m
keluar
Kendaraan lambat SMV 0,4 /jam, 200 m
TOTAL
2. Faktor penyesuaian Kecepatan arus bebas untuk lebar jalur Lalu Lintas (FVw)
Penentuan penyesuaian untuk lebar jalur lalu lintas didasarkan pada lebar jalur lalu lintas efektif
(Wc) yang di catat pada Formulir UR-1. Kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas ditentukan
berdasarkan Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Kecepatan Arus Bebas untuk Lebar Jalur Lalu Lintas
Lebar jalur lalu lintas efektif FVw
Tipe Jalan
(Wc) (m) (km/jam)
Per lajur
3,00 -4
Empat lajur terbagi atau 3,25 -2
Jalan satu arah 3,50 0
3,75 2
4,00 4
3. Faktor penyesuaian Kecepatan arus bebas untuk hambatan samping (FFV SF)
Penentuan faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping terbagi menjadi 3
kelompok, yaitu:
a. Jalan dengan bahu,
Penentuan faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping, jika jalan yang
diamati menggunakan bahu, maka ditentukan sesuai dengan Tabel 7.
Tabel 7. Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas untuk Hambatan Samping Jika Jalan
dengan Bahu
Tabel 8. Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas untuk Hambatan Samping Jika Jalan
dengan Kereb
Tabel 9. Faktor penyesuaian Kecepatan arus bebas untuk ukuran kota (FFV CS)
Ukuran Kota (juta penduduk) Faktor Penyesuaian untuk Ukuran Kota
< 0,1 0,9
0,1 – 0,5 0,93
0,5 – 1,0 0,95
1,0 – 3,0 1,00
> 3,0 1,03
Jika jalan lebih dari empat lajur, maka dapat ditentukan kapasitas perlajur sesuai dengan catatan
diatas, walaupun lajur tersebut memiliki lebar yang tidak sesuai dengan standar.
9 1,25
10 1,29
11 1,34
Faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan lebih dari empat lajur dapat ditentukan dengan
menggunakan nilai per lajur yang diberikan untuk jalan empat-lajur dalam Tabel 11.
Jika jalan terbagi atau jalan satu arah maka gunakan nilainya sama dengan 1,00.
Tabel 14. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Hambatan Samping Jika Jalan dengan
Kereb
Dimana,
L = Panjang Segmen (Km)
V = Kecepatan Kendaraan Ringan (Jam)