Oleh :
Oleh :
i
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Rekayasa Lalu
Lintas yang berjudul “Karakteristik Lalu Lintas” ini tepat pada waktunya. Penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian laporan ini, terutama pada dosen pengajar Mata Kuliah
Rekayasa Lalu Lintas, yaitu Bapak Prof. Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc,
Ph.D..
Tujuan pembuatan tugas ini adalah untuk memenuhi permintaan tugas mata
kuliah Rekayasa Lalu Lintas dan juga membahas tentang karakteristik lalu lintas
sesuai dengan peratuiran perundang-undangan yang berlaku.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita
semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR NOTASI
vi
7
BAB I
PENDAHULUAN
peran transportasi sebagi urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan
wilayah.
fasilitas jaringan yang terdiri dari ruas dan simpul yang menghubungkan asal dan
tujuan transportasi. Pengguna merupakan barang dan atau barang yang dipindahan
dari titik asal ke titik tujuan dengan menggunakan sarana transportasi melalui
prasarana yang ada. Sedangkan peraturan adalah aturan yang mengatur tentang
bertransportasi
Sebagian besar sistem lalu lintas jalan raya berupa lalu lintas campuran dari
berbagai jenis kendaraan. Pada lalu lintas campuran terjadi interaksi antara jenis
8
komposisi suatu jenis kendaraan akan mempengaruhi karakteristik arus lalu lintas.
diambil yaitu :
2. Apa saja parameter yang berhubungan dengan arus lalu lintas? dan
I.3 Tujuan
Batasan – batasan masalah dalam tugas ini adalah hanya membahas tentang
karakteristik arus lalu lintas secara teori dan peraturan yang berlaku.
9
BAB II
PEMBAHASAN
ditimbulkannya. Jalan sebagai sarana penghubung yang utama baik antar desa,
bagi kepentingan umum. Tujuan yang ingin dicapai dari peningkatan jalan ini
dKarakteristik dasar arus lalu lintas adalah arus, kecepatan, dan kerapatan.
Karakteristik ini dapat diamati dengan cara makroskopik atau mikroskopik. Pada
arus lalu lintas yang akan jelaskan pada studi ini adalah mengenai karakteristik
makro arus lalulintas, yaitu volume (V), kecepatan (S) dan kerapatan (D) lalu
lintas.
kendaraan yang melakukan interaksi antara yang satu dengan yang lainnya pada
suatu ruas jalan dan lingkungannya. Oleh karena itu perilaku pengemudi akan
berpengaruh terhadap perilaku arus lalu lintas. Dengan adanya kondisi tersebut,
terhadap arus lalu lintas secara keseluruhan satuan mobil penumpang (smp) dan
bahasa inggris, smp menjadi pcu (passenger car unit) sedangkan emp menjadi pce
mobil penumpang, besaran smp dipengaruhi oleh tipe / jenis kendaraan, dimensi
masing ruas jalan memiliki karakteristik lalu lintas dan kondisi geometrik jalan
yang berbeda. Kondisi geometrik meliputi lebar jalan, jumlah jalur serta panjang
landai. Hal tersebut mempengaruhi nilai emp. Nilai emp juga berbeda untuk setiap
bagian jalannya. Besar nilai emp untuk simpang berbeda dengan nilai emp untuk
ruas jalan. Nilai emp mempengaruhi kinerja dari sebuah ruas jalan atau sebuah
simpang.
Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan
Tabel 2.2.
Tabel 2.1 Standar ekivalen mobil penumpang untuk jalan perkotaan tak terbagi
emp
Arus lalu lintas
Tipe jalan: MC
total dua arah
Jalan tak terbagi HV Lebar jalus lalu-lintas Wc (m)
(kend/jam)
≤6 >6
Dua – lajur tak-terbagi 0 1,3 0,5 0,40
( 2/2 UD) ≥1800 1,2 0,35 0,25
Empat – lajur tak-terbagi 0 1,3 0,40
( 4/2 UD) ≥3700 1,2 0,25
Sumber : MKJI 1997 Dep.PU Dir.Jen Bina Marga
Tabel 2.2 Standar ekivalen mobil penumpang untuk jalan perkotaan terbagi dan
satu arah.
emp
Tipe jalan: Arus lalu lintas
Jalan satu arah dan jalan per lajur MC
HV
terbagi (kend/jam)
Dua lajur satu arah (2/1) 0 1,3 0,40
dan
Empat lajur terbagi ( 4/2 D) ≥1050 1,2 0,25
Tiga lajur satu arah (3/1) 0 1,3 0,40
dan
Enam lajur terbagi ( 6/2D) ≥1100 1,2 0,25
Sumber : MKJI 1997 Dep.PU Dir.Jen Bina Marga
13
II.1.1 Volume
kendaraan yang melewati suatu titik tertentu dengan interval waktu pengamatan.
volume lalu lintas dapat dihitung dengan rumus dibawah ini (Morlock, E.K.,
1991):
n
q ………………............................................................................................
t
(2.1)
dimana :
a. Average Daily Traffic (ADT), dalam satuan vehicle per hour (vph) rata-
rata yakni volume yang diukur selama 24 jam penuh dengan periode
b. Average Annual Daily Traffic (AADT), dalam satuan vehicle per hour
(vph) rata-rata yakni volume yang diukur selama 24 jam dalam kurun
waktu 365 hari, dengan demikian merupakan total kendaraan yang terukur
2. Volume jam-an
14
Suatu pengamatan terhadap arus lalu lintas untuk menentukan jam puncak
selama periode pagi dan sore yang biasanya terjadi kesibukan akibat orang pergi
dan pulang. Dari pengamatan tersebut dapat diketahui arus yang paling besar
disebut sebagai jam puncak. Dasar untuk design jalan raya biasanya menggunakan
arus pada jam puncak, dengan menggunakan keterkaitan dari proyeksi arus harian
sebagai berikut:
Kend/jam)
Perbandingan antara Volume Lalu Lintas Per Jam pada saat jam puncak
Arus yang disurvei dalam periode waktu lebih kecil dari satu jam.
Banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik tertentu dari suatu ruas
jalan selama satu jam pada saat terjadi arus lalu lintas yang terbesar dalam
satu hari.
Pada penelitian ini yang digunakan adalah besaran arus (flow) yang lebih
dua, yaitu:
1. Time Mean Speed (TMS), yaitu kecepatan rata-rata dari seluruh kendaraan
yang melewati suatu titik dari jalan selama periode waktu tertentu.
L 1 1 1
Ut= ( )
+ + … … .......................................................................(2.3)
n t 1 t2 t3
2. Space Mean Speed (SMS), yaitu kecepatan rata-rata dari seluruh kendaraan
...............................................................................................(2.4)
Keterangan :
Us = Kecepatan rata-rata ruang (km/jam)
N = Jumlah sampel kendaraan
L = Panjang segmen jalan (m)
16
suatu bagian tertentu dari sebuah jalur jalan dalam satu atau dua arah
Q
D= …………………………………………………………………(2.5)
Us
Keterangan :
D = kepadatan (smp/km atau kend./km)
Us = kecepatan rata-rata ruang (km/jam)
Q = volume (kend./jam atau smp/jam)
Hubungan antara besarnya arus/ volume lalu lintas dengan kecepatan (dalam
hal ini kecepatan sesaat) dengan kepadatan lalu lintas adalah (yang juga
Aliran lalu lintas pada suatu ruas jalan raya terdapat tiga variabel utama
yang digunakan untuk mengetahui karakteristik arus lalu lintas (Daniel dan
1. Volume (flow), yaitu jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tinjau
2. Kecepatan (speed), yaitu jarak yang dapat ditempuh suatu kendaraan pada
arus, kecepatan dan kepadatan, dapat terlihat pada gambar 2.1, pada dasarnya
bergerak.
2. Apabila kepadatan naik dari angka nol, maka arus juga naik. Pada suatu
akan mendekati nilai nol, demikian pula arus lalu-lintas akan mendekati
lagi.
4. Kondisi arus dibawah kapasitas dapat terjadi pada dua kondisi, yakni:
volume akan berkurang. Jadi kurva di atas menggambarkan dua kondisi yang
berbeda, lengan atas menunjukkan kondisi stabil dan lengan bawah menunjukkan
bebas akan terjadi apabila kerapatan sama dengan nol, dan pada saat kecepatan
sama dengan nol maka akan terjadi kemacetan (jam density). Menurut Tamin
(kapasitas jalur jalan sudah tercapai). Setelah mencapai titik ini volume akan
Suatu hubungan yang penting terdapat pada tiga variabel utama arus
Us = Q/D...........................................................................................................(2.6)
Atau
D = Q/Us...........................................................................................................(2.7)
Atau
Q = Us . D..........................................................................................................(2.8)
Dimana :
Model Greenshield
µs=µf −( µf /k j ) k ...............................................................................................(2.9)
Dimana :
q=µf . k −( µ f /k j ) k 2 .............................................................(2.10)
didapatkan
k =k max=k j /2.....................................................................(2.13)
persamaaan 2.13
µs=c . ln ( k j /k )...................................................................................(2.16)
Bila rumus tersebut diturunkan, maka akan didapat rumus yang merupakan
q=c . k . ln ( k j /k )....................................................................(2.18)
q maks=c . k j /e ..........................................................................(2.19)
Dimana
km/jam
k : Kerapatan, smp/km
lapangan yaitu untuk arus yang sangat padat (ramai), sebaliknya model akan jatuh
antara kecepatan rata – rata ruang dengan kerapatan dalam bentuk persamaan
µmaks=c . µ f /e .........................................................................(2.23)
Dimana:
k : kerapatan, smp/km
Bila variabel bebas linear terhadap variabel tak bebas, maka hubungan dari
kedua variabel tersebut dikenal dengan analisa regresi linear. Besarnya nilai
intercept a dan b dapat dicari dengan persamaan - persamaan dibawah ini (Tamin,
OZ., 2001) :
n xiyi−xi yi
b= ………………...............................................(2.24)
n xi 2−¿ ¿
dan
a= yi−b . xi…………............................................................(2.25)
Keterangan :
yi = yi/n
xi = xi/n
n = jumlah sample
xi = variabel bebas
b = konstanta Regres
n ∑ xiyi−∑ xi ∑ yi
r= ............................................(2.26)
√¿ ¿ ¿
melayani lalu-lintas yang ada. Pengaruh yang diakibatkan oleh kondisi geometric
26
a) Tipe jalan
untuk bergerak. Lebar lajur lalu-lintas sangat mempengaruhi kecepatan arus bebas
Kerb merupakan batas antara jalur lalu-lintas dan trotoar yang berpengaruh
kategori :
rambu lalu lintas, yang terletak diluar arus lalu lintas, yang
Derajat kejenuhan (DS) didefenisikan sebagai rasio arus lalu lintas terhadap
kapasitas, yang digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja
simpang dan segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut
pada suatu ruas jalan perkotaan dengan rumus (MKJI 1997) sebagai berikut :
DS=Q /C............................................................................................(2.53)
Dimana :
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Arus (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
Kelancaran arus lalu lintas lalu lintas merupakan kondisi kinerja pelayanan
dari suatu ruas jalan. Kondisi kinerja ruas jalan ini sering disebut dengan istilah
“Level of Service (LoS)”. LoS ini dapat dinilai melalui indikator V/C ratio. V/C
ratio adalah perbandingan antara volume ruas dengan kapasitas ruas jalan tersebut.
Volume satu ruas didapatkan dengan cara melakukan survai pencacahan lalu
lintas terklasifikasi atau pergerakan antar zona yang membebani ruas jalan
28
tersebut. Untuk standar penilaian karakteristik tingkat pelayanan ruas jalan yang
dilihat dari V/C ratio dapat dilihat pada Tabel 2.4 (TRB, 2000).
III.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Karakteristik arus lalu lintas merupakan ciri arus lalu lintas secara kuantitatif
dalam kaitannya dengan kecepatan, besarnya arus dan kepadatan lalu lintas serta
lintas.
2. Karakteristik dasar arus lalu lintas adalah arus, kecepatan, dan kepadatan.
3. Arus lalu lintas terbentuk dari pergerakan individu pengendara dan kendaraan
yang melakukan interaksi antara yang satu dengan yang lainnya pada suatu ruas
kendaraan terhadap arus lalu lintas secara keseluruhan satuan mobil penumpang
III.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari tugas ini adalah perlu dilakukan penelitian
pada studi kasus tertentu agar dapat diketahui karakteristik arus lalu lintasnya.
21
30
DAFTAR PUSTAKA
Gerlough, DL & Mathew J.H., Traffic Flow Theory A Monograph, Special Report
165, Transportation Research Council, Washington D.C, 1975
31