Anda di halaman 1dari 3

Kawasan Jalan Gajah Mada Denpasar merupakan kawasan warisan budaya di kota Denpasar.

Kawasan
yang menjadi pusat niaga dan bisnis terbesar Di kota Denpasar ini memiliki sejarah yang
panjang.Kawasan Jalan Gajah Mada Denpasar lebih mengarah kepada konsep kota urban. Ada
kekhawatiran bahwa bangunan-bangunan lama yang mendominasi di sepanjang kawasan Jalan Gajah
Mada tersebut akan hilang tergerus pertumbuhan kawasan tersebut.
Berbagai Upaya-upaya dilakukan untuk mempertahankan heritage area ini. Tujuannya adalah untuk
menjaga peradaban kota tua dari perkembangan sporadis pembangunan kota besar khususnya kota
Denpasar.

Bangunan-bangunan yang dikatagorikan gedung warisan budaya atau heritage building di kawasan
heritage Jalan Gajah Mada memiliki nilai estetik dari eksterior maupun interiornya yang perlu untuk
dijaga kelestariannya.

Kawasan ini dilatar belakangi oleh bangunan-bangunan tua yang difungsikan sebagai pertokoan. Jajaran
pertokoan di Jalan Gajah Mada ini menunjukkan kejayaan kawasan sebagai pusat perdagangan terbesar
di Kota Denpasar hingga saat ini.

Di tahun 80-an Kawasan Jalan Gajah Mada Denpasar identik dengan tempat gaul muda-mudi ibukota.
Popularitasnya pun mengalami pasang surut. Jika mendengar kata Gajah Mada Denpasar bisa jadi
membangkitkan kenangan buat kalangan tertentu khususnya generasi yang besar di tahun 70-80 an.

Sejak tahun 2008, di kawasan ini dipasang sebuah tanda mirip prasasti yang bertuliskan “Kawasan
Heritage Jalan Gajah Mada, Denpasar”. Hal ini dilakukan karena kawasan ini memiliki sejarah dan
kebudayaan yang patut untuk dijaga.

B2. Kondisi Jaringan Jalan Kawasan Gajah Mada

Jalan Gajah Mada merupakan jalan dengan tipe 3 lajur satu arah 3/1 UD dengan geometrik jalan
yang cukup lebar. Jalan ini memiliki panjang total meter 794 meter dengan lebar rumaja 19,54
meter, lebar rumija 21,64 meter dan lebar jalur lalu lintas 7,6 meter. Ditinjau dari klasifikasi fungsi
jalan, jalan ini merupakan jalan kolektor sekunder. Jalan tersebut juga telah memiliki kelengkapan
yang baik bagi pengguna jalan. Dengan demikian jalan ini sangat berperan penting dalam melayani
dan melewatkan arus lalu lintas yang cukup besar. Sepanjang hari jalan ini memiliki pergerakkan
lalu lintas yang dapat dikatakan ramai dan padat.
B3. Kondisi Tata Guna Lahan Jalan Gajah Mada

Gajah Mada yang hampir menempati titik pusat atau titik nol kota Denpasar , menjadikan pusat
Aktivitas atau kegiatan penduduk , salah satunya adanya Pasar Tradisional Kumba Sari dan Pasar Badung
dibagian selatan , dibagian utara Gajah Mada terdapat ruko yang panjangnya hampir diseluruh panjang
jalan Gajah Mada , di bagian Timur banyak terdapat kantor – kantor perbankan dan kantor Walikota
Denpasar.

C. Pernyataan Masalah

C1. Identifikasi Masalah

Jalan Gajah Mada merupakan jalan yang berperan cukup penting di Kota Denpasar maupun Bali.
Kepadatan peduduk di Kota Denpasar ataupun wilayah sekitarnya dan banyaknya masyarakat yang
menggunakan jalan tersebut, berdampak terhadap kinerja lalu lintas di sepanjang jalan tersebut.
Selain itu , banyaknya aktifitas perdaganagn dan perkantoran di daerah ini juga berdampak terhadapa
kondisi lalu lintas yang ada.

Seiring dengan perkembangan kepemilikan kendaraan bermotor, permasalahan pada ruas jalan
Gajah Mada semakin kompleks. Arus lalu lintas yang masih bercampur dengan aktivitas pasar pada
ruas jalan tersebut merupakan permasalahan yang dapat menyebabkan kepadatan lalu lintas. Hal
ini disebabkan oleh banyakanya pembeli yang memarkir kendaraan hingga memasuki badan jalan
yang mengakibatkan tundaan arus lalu lintas.

Namun pada kondisi jalan tersebut juga tidak memungkinkan diadakan pelebaran jalan , mengingat
lahan pada kawasan Gajah Mada yang sudah mencapai maksimum.

C2. Upaya Penanganan


Memperkecil Jumlah Kendaraan yang Melintas

Bisa dilakukan dengan pemberian batas kuota pada masing-masing dealer kendaraan untuk menjual
persediaannya agar tak meluber memenuhi jalan. Begitu pula bagi masing-masing kepala keluarga.

Ini bisa dilihat dari budaya masyarakat Kota Denpasar, yang tak jarang satu keluarga kecil memiliki satu
kendaraan bagi masing-masing anggota keluarganya. Iya kalo yang dimiliki berupa kendaraan roda dua.
Kalo yang roda empat? Berapa banyak lahan parkir yang bertambah untuk memenuhi kebutuhan itu?

Bahkan satu hal yang menggelitik sering terdengar di benak, bahwa jika ingin melihat rupa dan bentuk
satu produk baru yang dijual dealer, datanglah ke Kota Denpasar. Dijamin ada saja produk tersebut
melintas tak hanya satu dua.

Perbaikan Perilaku Pengendara

Ini mungkin jadi yang paling sulit di antara semua khayalan di atas. Mengubah kebiasaan dan perilaku
pengendara yang saat ini terlihat jelas pada kesemrawutan lalu lintas Kota Denpasar.
Membangun Gedung parkir bertingkat khusus untuk sepeda motor seperti yang sudah diterapkan pada
gedung parkir sepeda motor Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai

Perencanaan Matang Arus Lalu Lintas

Yang terakhir ini bolehl jadi satu solusi yang bisa dilakukan tanpa membuat efek demo besar-besaran.
Tujuannya untuk mengalihkan arus kendaraan jika di satu atau beberapa ruas terjadi kemacetan akibat
budaya masyarakat Bali yang cenderung menutup ruas jalan saat mengadakan upacara atau jalan kaki
melawan arus pergerakan lalu lintas saat ngiring Ida Betara maupun upacara pengabenan ke Setra.

Hal ini sangatlah penting apalagi jika Pemerintah mampu memberikan jalur alternatif bagi jumlah
kendaraan yang akan melintas di daerah macet agar tak terjadi penumpukan arus kendaraan. Boleh
dengan memperbaiki kualitas jalan di atas tadi, sehingga mengubah yang tadinya jalan lingkungan hanya
dilewati kendaraan roda dua, menjadi bisa dilewati kendaraan roda empat.

Bisa juga dengan satu bentuk pengumuman konfirmasi yang ada di media cetak bahwa akan ada
penutupan jalan pada hari dan jam sekian, sehingga arus dialihkan ke jalur lain. Ini agar para pengendara
sebelum memutuskan untuk keluar rumah sudah memiliki jalur alternatif kejalur mana saja yang akan
dilalui.

Didukung pula oleh aparat kepolisian yang sigap mengatur kendaraan di titik-titik rawan macet.

C3. KESIMPULAN

Dari analisis yang telah dibahas dapat disimpulkan Kawasan Jalan Gajah Mada merupukan pusat niaga
dan bisnis terbesar dikota Denpasar. Jalan Gajah Mada yang merupakan klasifikasi jalan kolektor
sekunder ini sebenarnya sudah memiliki kelengkapan yang baik bagi pengguna jalan. Namun kemacetan
yang terjadi dijam-jam tertentu masih tidak bisa dihindarkan, dikarnakan selain menigktanya volume
kendaraan pada jam puncak, kurangnya kapsitas parkir membuat banyaknya hambatan samping dan
juga kurangnya kesadaran perilaku pengendara. Menambahkan tempat parkir terpusat untuk aktifitas
Kawasan gajah mada bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan di Kawasan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai