Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semarang Kota yang sangat familiar terhadap beragam budaya. Seringkali Kota
Semarang di sorot banyak orang karena menjadi kota paling ikonik se-Jawa Tengah. Kota
Semarang adalah kota yang sangat berkembang cepat dan pesat dilihat dari tingginya sebuah
kegiatan pembangunan fisik saat-saat ini, seperti tingginya pembangunan infrastruktur
jalanan, sarana prasarana sebagai penunjang aktivitas perkotaan ini pun langsung berdampak
terhadap lahan non terbangun atau lahan kosong semakin berkurang, dimana wilayah dataran
rendah sangat mendominasi wilayah ini namun tak kalah lengkapnya kota ini juga memiliki
wilayah perairan yang cukup luas.
Kota Semarang tidak melulu dengan banjirnya, pada Kota ini sebetulnya sangat
banyak potensi dan hasil alam yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar. Bangunan kuno
yang terhitung lumayan banyak pada wilayah Semarang bagian barat yang tepatnya di
wilayah Kota Lama Konservasi sebuah kawasan bersejarah memiliki potensi pariwisata
yang sangat menjanjikan menjadi sebuah daya tarik tersendiri untuk dikembangkan. Konsep
pengembangan kota yang tepat dengan keadaan daerah konservasi tersebut mulai
diberdayakan seperti konsep kota berkelanjutan. Konsep kota berkelanjutan secara singkat
adalah pengembangan kota dengan mengedepankan keseimbangan antara aspek ekonomi,
lingkungan hidup, dan perlindungan cagar budaya yang ada di dalamnya.
Semarang banyak mengalami perubahan pesat pada keadaan tanahnya atau lahan
permukimanya, dapat diketahui dengan semakin banyaknya penduduk yang memilih tinggal
di kota otomatis lahan kosong yang tersedia semakin menyempit/sedikit. Tak hanya itu di
Kota Semarang banyak pula wilayah yang seharusnya digunakan sebagai lahan pengaliran
tetapi digunakan untuk rumah tinggal penduduk, warga sekitar memanfaatkan lahan
pengaliran sebagai tempat tinggal dengan alasan masih bisa untuk dibenahi, namun tak
banyak orang yang mempertimbangkan dampak, sebab, akibat yang sangat fatal apabila
lahan tersebut digunakan tidak sebagaimana mestinya.
Pada tahun 2020 Kota Semarang disorot oleh banyak orang dengan sebab yang
berbeda tepatnya di wilayah Kaligawe dan sekitarnya telah terjadi bencana alam banjir yang
menyebabkan beberapa destinasi wisata menjadi tutup, jalanan menjadi tersendat dan
banayak rumah tergenang. Puncak banjir tertinggi Kota Semarang di tahun 2020 tepatnya
pada bulan November 2020 – Februari 2021 dimana air laut dan curah hujan sangat tinggi.

1
Selepas banjir surut pun, permasalahan di wilayah Kaligawe masih belum usai,
permasalahan tersebut meliputi jalanan yang rusak akibat banjir.
Jika dijabarkan, terdapat beberapa permasalahan yang selalu saja terulang seperti
Banjir rob peristiwa ini sendiri dapat diartikan sebagai naiknya air laut atau naiknya ke
daratan yang disebabkan pasangnya air dari laut. Maka, air laut yang naik ke permukaan
menyebabkan daerah di sekitarnya jadi tergenang air laut dan menyebabkan banjir. Rob ini
sangat berdampak buruk terhadap usia jalanan termasuk jalanan di wilayah pesisir yang
menggunakan lapisan aspal sehingga sangat tidak disarankan jika melakukan perbaikan pada
daerah ini menggunakan aspal karena sudah dapat dipastikan jika beton yang tertanam tidak
akan mempunyai umur yang panjang.
Jalanan yang rusak tidak melulu disebabkan oleh banjir dan rob, namun lokasinya yang
dekat dengan laut dan tambak serta guncangan dari rel kereta api disertai juga oleh
banyaknya kendaraan besar yang melintasi jalan Kaligawe turut serta menjadi sebab
mengapa wilayah ini tidak mempunyai jalan yang bagus dan berumur panjang. Pantura atau
Jalur Pantai Utara adalah jalanan perlintasan yang berada disejajar terhadap garis pantai
Utara di wilayah Pulau Jawa. Jalanan ini tergolong jalur strategis atau jalur cepat bagi
kelancaran berjalannya ekonomi masyarakat, sebagai jalur pendistribusian antar provinsi
sekaligus pendistribusian perdagangan yang saling menghubungkan berbagai kota-kota yang
ada di 4 provinsi utama di pulau Jawa yaitu Banten (Merak Provinsi Banten), Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan Jawa Timur (Banyuwangi).
Jalan Pantura Kaligawe sendiri menjadi penghubung antara Kabupaten Demak dan
Kabupaten Kendal, jalanan yang biasa dilalui oleh kendaraan besar sering kali menjadi
sorotan di mata masyarakat Semarang, karena terkenal dengan berbagai macam hal yang
menonjol seperti jalanan yang tidak rata, jalanan yang rusak dan sering menyebabkan
kecelakaan, dari kecelakaan yang ringan hingga memakan korban jiwa, maka dari itu
perawatan dan perbaikan jalan perlu dilakukan setiap waktu namun proses ini pun pasti akan
memakan waktu yang lama. Pada Penelitian ini dilakukan untuk memfokuskan satu topik
penelitian yaitu menggali lebih dalam lagi mengenai kerusakan Jalan Kaligawe dengan
mencaritahu seberapa padat kendaraan yang melintas pada jalanan ini serta menentukan
perhitungan yang tepat berdasarkan MKJI-1997. Menekankan kepada pencarian volume lalu
lintas kendaraan yang melintas dan melakukan analisa terhadap kendaraan-kendaraan yang
melintas tidak lupa juga melakukan sesi dokumentasi terhadap keadaan sekitar yang terjadi
saat ini pada Jalan Kaligawe Pantura Semarang.

2
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam sebuah penelitian biasanya akan ada sebuah identifikasi masalah. Dimana
identifikasi masalah ini memberti arti sebagai upaya untuk menjelaskan masalah dan
membuat penjelasan mengenai sebuah penelitian yang akan berlangsung/sudah
berlangsung, dengan tujuan pembaca dapat memahami apa maksud dari penelitian,
identifikasi masalah yang ditemukan pada kasus ini adalah :
1. Banyaknya kerusakan yang ada pada jalanan Kaligawe Semarang.
Kerusakan yang ada pada jalan Pantura Kaligawe meliputi berbagai macam kerusakan
mulai dari kerusakan kecil hingga kerusakan yang besar dan menyebabkan korban
jiwa.
2. Sering terjadinya Rob pada wilayah Kaligawe Semarang.
Wilayah Kaligawe dikelilingi dengan berbagai fasilitas perairan yang mendukung
terjadinya rob seperti adanya kanal bagian timur, tambak yang masih aktif digunakan
untuk pemeliharaan budidaya perikanan dan tambak yang sudah tidak aktif sehingga
tidak terawat dan menyebabkan volume air semakin tinggi karena adanya kenaikan
volume saat hujan serta daerahnya yang hampir dekat dengan laut lepas wilayah
Semarangyang sewaktu waktu terjadi pasang surut air laut.
3. Lokasi yang sering dilalui oleh jalur pendistribusian antar Kota.
Pantura Kaligawe menjadi jalur perlintasan pendistribusian antar kota. Kendaraan-
kendaraan bermuatan yang di distribusi dari pabrik-pabrik akan melewati jalur ini
jikan akan menuju ke kota yang letaknya berada di bagian Barat Kota Semarang. Hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi jalanan Pantura Kaligawe.
4. Banyaknya kendaraan bermuatan lebih yang melewati jalanan ini.
Kendaraan yang melintasi Pantura Kaligawe seringkali tidak sesuai dengan muatan
yang di angkut. Kelebihan muatan dapat menyebabkan masalah baru seperti kendaraan
mengalami pecah ban dan juga kendaraan yang melintas tidak dalam kondisi sehat
sehingga menyebabkan kemacetan dijalanan.
5. Terdapat jalur perlintasan kereta api yang mempengaruhi kerusakan jalanan
di wilayah ini.
Di wilayah Kaligawe terdapat sebuah jalur perlintasan Kereta api yang dirasa sangat
mempengaruhi umur jalanan, karena goncangan yang berasal dari kereta api membuat
jalanan di Kaligawe menjadi retak, dari yang terdekat dan akan melebar sehingga
berdampak bagi aktifitas masyarakat.

3
6. Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraaan yang melewati suatu titik atau garis
tertentu. Volume lalu lintas jam puncak adalah volume lalu lintas yang terjadi pada
jam tersibuk. Jam tersibuk ini dapat terjadi pada beberapa waktu yang berlainan
seperti: pagi, siang dan sore.
Arus lalu lintas pada wilayah Kaligawe sangat tidak menentu, dikarenakan pada
kondisi terkini Kaligawe sering mengalami perubahan arus lalu lintas. Arus lalu lintas
terkadang disebabkan oleh kondisi eksternal pada kendaran namun juga dapat
disebabkan karena perubahan alam yang ada disekitar. Pada wilayah Kaligawe juga
terdapat banyak pusat pabrik-pabrik dari pabrik tersebut bisa diketahui akan ada
banyak sekali kendaraan bermotor yang melintasi jalanan ini dan umumnya jalanan
Kaligawe akan sangat padat diwaktu pagi dan sore hari.
Dimana pagi adalah waktu karyawan pekerja di wilayah tersebut berangkat dan sore
adalah waktu untuk karyawan pulang, yang pada umumnya waktu produktif jam kerja
pabrik rata-rata sama. Jadi dapat disimpulkan dan bisa di pastikan dominan waktu pagi
hari dan sore hari pengguna jalan Kaligawe adalah pekerja yang bekerja melintasi
wilayah Kaligawe.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dan diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah yang ada yaitu :
1. Kerusakan-kerusakan yang ada pada Jalan Kaligawe?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kerusakan di Jalan Kaligawe?
3. Bagaimana analisis kerusakan Jalan Pantura Kaligawe akibat beban lebih?
4. Seberapa padat kemacetan yang ada pada Jalan Pantura Kaligawe?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya Rob pada Jalan Kaligawe?
1.4 Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, tujuan yang akan dicapai untuk menjawab
permasalahan yang ada antara lain :
1. Mengidentifikasi kerusakan-kerusakan yang ada pada jalan Kaligawe.
2. Mengidentifikasi faktor utama yang mempengaruhi kerusakan di jalan Kaligawe.
3. Menganalisa volume arus lalu lintas/beban yang melintas pada Jalan Kaligawe.
4. Melakukan perhitungan terhadap data volume arus lalu lintas untuk mendapatkan hasil
dari kemacetan pada Jalan Pantura Kaligawe.

4
5. Mengetahui Faktor terjadinya Rob pada Jalan Kaligawe.

1.5 Manfaat Penelitian


Serangkaian atau kumpulan kegunaan hasil penelitian, baik bagi kepentingan untuk
pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan yang dianggap penting
untuk dilakukan. Tujuan utama dari dibuatnya manfaat penelitian ini adalah untuk
menginformasikan tindakan serta memberi pengertian mengenai volume lalu lintas yang
ada di Kaligawe Semarang. Manfaat penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu :
1.5.1 Manfaat Teoritis
Sebuah bentuk daripemikiran dan juga pola pikir dimana akan mendasarkan sebuah
bentuk dari hal yang dimana semuanya akan berasal dari berbagai macma bentuk dari teori
yang ada sebagia sebuah bentuk dari landasan untuk melakukan sebuah dan suatu hal.
1. Memberikan wawasan dan informasi terhadap masyarakat mengenai kerusakan jalan
yang ada pada jalan Kaligawe Semarang.
2. Memberi pemahaman, ilmu dan bahan sebagai referensi baru kepada peneliti dalam
mengidentifikasi dan menganalisis kerusakan-kerusakan yang ada pada jalan
Kaligawe Semarang.
3. Memberi penjelasan terhadap masyarakat mengenai permasalahan Rob yang sering
terjadi di wilayah Kaligawe.
1.5.2 Manfaat Praktis
Kebermanfaatan yang bersifat praktis yang juga dikenal aplikatif dilakukan untuk
memberikan kecukupan dan mampu untuk mengetahui bagaimana sesuatu terjadi di dunia
nyata.
1. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan dalam
pengelolaan, perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan konstruksi jalanan Kaligawe
Semarang.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pembaca saat akan berkunjung ke wilayah Kaligawe
Semarang.
3. Menggiring pembaca kedalam topik permasalahan yang ada di Wilayah Kaligawe
Semarang.
4. Sebagai Sumber refrensi terbaru bagi pembaca.
5. Sebagai persyaratan untuk Tugas Akhir.

5
1.6 Batasan Masalah
Agar penelitian tidak mencakup pembahasan lebih luas ke topik diluar penelitian
mengenai wilayah Kaligawe Semarang maka dibuat batasan masalah sebagai berikut :
1. Menganalisa faktor-faktor permasalahan mengenai jalanan yang ada di sekitar
Kaligawe dan difokuskan kepada jalan Pantura Kaligawe.
2. Seberapa sering terjadinya rob pada wilayah ini dan apa saja yang mendukung
terjadinya rob.
3. Mencaritau beberapa jenis kendaraan yang melintasi jalanan Kaligawe Semarang.
4. Menggunakan metode pengumpulan data dengan cara analisis langsung terhadap
volume lalu lintas Jalan Pantura Kaligawe atau masyarakat yang tinggal di wilayah
Kaligawe.
5. Penelitian ini dilakukan hanya pada lingkup Jalan Kaligawe.
1.7 Lokasi Penelitian

Sumber : Google Maps, 2022


Gambar 1.1Jalur Pendistribusian Kaligawe
Pada Gambar 1.1 Penelitian ini berlokasi di wilayah Kaligawe kecamatan Gayamsari,
terletak pada dataran rendah yang dekat sekali dengan laut Jawa. terletak dibagian Utara
Kota Semarang. Kaligawe dihuni oleh 5.262 penduduk laki-laki dan 5.198 penduduk
perempuan, dangan total jumlah kepala keluarga (KK) mencapai 3.085 Wilayah ini sendiri
berluaskan ±70 Hektar, diapit dengan beberapa wilayah lainnya seperti :
Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal Timur
Sebelah Utara : Kelurahan Tambakrejo
Sebelah Timur : Kelurahan Terboyo Wetan

6
Sebelah Selatan : Kelurahan Sawah Besar
Bagian Utara wilayah Kaligawe terdapat sebuah wilayah juga yaitu Tambakrejo,
kebanyakan orang yang tidak tau juga sering menyebut wilayah Tambakrejo ini sebagai
wilayah kawasan Kaligawe karena wilayahnya yang sangat dekat dan hanya bersebrangan
dengan wilayah Kaligawe. Selain itu pada bulan April 2019 telah dilakukan pendataan
penduduk wilayah Kaligawe dan hingga saat itu terdata 10.460jiwa telah tinggal di wilayah
ini, data tersebut dapat dilihat melalui situs resmi wilayah Kaligawe. Mengenai wilayah
Kaligawe ini banyak hasil alam yang dapat dijadikan sumber mata pencaharian karena
lokasinya yang dekat dengan laut lepas, sangat memungkinkan jika hasil alam dari laut di
manfaatkan dan dijual kepada konsumen sehingga dapat menghasilkan rupiah dengan
memanfaatkan hasil laut.
1.8 Sistematika Penulisan
Sebuah metode atau urutan dalam menyelesaikan sebuah riset, penelitian, maupun
karya tulis. Hal ini penting untuk diperhatikan agar karya tulis yang dihasilkan bisa tersusun
secara runtut dan rapi.Untuk memudahkan penyusunan Proposal Tugas Akhir ini, maka
penulisan tersusun secara sistematika pembahasan, antara lain sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab Pendahuluan merupakan bagian awal dalam proposal yang berisi latar
belakang atau alasan suatu kegiatan, usaha atau penelitian itu dilaksanakan. Di bagian
pendahuluan ini, umumnya beberapa penulis ingin menerangkan sedikit mengenai
bagaimana pada akhirnya penulis memilih sebuah topik, atau topik yang hendak diulas
selanjutnya oleh penulis. Bagian pendahuluan penting kehadirannya, karena bagian
pendahuluan ditulis supaya pembaca bisa memahami sedikit mengenai laporan, atau karya
ilmiah yang hendak dibaca. Agar bisa dipahami bagaimanakah cara menulis pendahuluan,
berikut ini adalah contoh pendahuluan proposal.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab Tinjauan Pustaka, menjelaskan mengenai teori-teori yang akan digunakan
serta berkaitan dengan menjabarkan berbagai permasalahan yang akan dibahas seperti
kerusakan yang ada di Jalanan Kaligawe, faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan di
jalan Kaligawe dan perawatan yang digunakan untuk jalan Kaligawe, batasan wilayah
Kaligawe serta ruang lingkup wilayah Kaligawe ini. Pada bab tinjauan pustaka ini juga di
jelaskan beberapa definisi agar memudahkan pembaca dan orang awam yang kurang
memahami mengenai pembahasan yang telah dibahas dan akan dibahas.

7
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab Metodologi Penelitian, dijelaskan mengenai metode yang akan di gunakan
penelitian melalui metode analisis yang digunakan dengan menggumpulan data melalui
analisa lapangan, dokumentasi dan kajian teori mengenai permasalahan yang ada di Jalan
Kaligawe akan lebih diperjelas lagi mengapa jalur ini sering mengalami kerusakan. Alat dan
bahan untuk penelitian, waktu penelitian, langkah penelitian, diagram alir penelitian dan
time schedule. Serta dijelaskan pula mengenai sejarah dan profil Jalan Kaligawe Semarang.
1.9 Keaslian Penulisan
Pada Proposal dengan judul “Analisis Kerusakan Jalan Kaligawe Semarang Akibat
Beban Lebih Dan Rob” belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya oleh Fakultas
Teknik, program studi Teknik Sipil, Universitas Semarang. Terdapat hasil yang telah
dirangkum dari internet menunjukkan bahwa Kaligawe pada kondisi banjir ini, sangat
memerlukan data-data yang akurat, terukur serta terpantau selalu terhadap elevasi
permukaan air.
Penelitian yang sudah ada sebelumnya mayoritas menggunakan metode analisis
deskriptif, yang dianalisa berdasarkan yang dilihat di lapangan. Menjelaskan berbagai
kendala yang ada, berbagai komponen yang semakin maju atau justru semakin buruk dan
juga memberi gambaran bagaimana keadaan saat itu yang sedang terjadi pada wilayah
Kaligawe Semarang. Menggunakan metode yang sama penelitian pada proposal ini juga
akan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif, dalam mengolah data yang sudah
didapat, menjelaskan secara detail mengenai volume arus lalu lintas Jalan Kaligawe.
Topik yang diteliti pada penelitian sebelumnya kebanyakan mencangkup tentang rob
yang sering terjadi pada wilayah Kaligawe. Sedangkan yang akan dibahas pada penelitian
ini lebih menjerumus kepada kerusakan jalan Kaligawe serta penyebab pastinya mengapa
pada wilayah Kaligawe sering mengalami rob dan adanya genangan air pada jalan meskipun
cuaca sedang tidak turun hujan.
Model matematik terhadap elevasi air biasanya dibuat pada saat cuaca penghujan,
karena pada kondisi tidak hujan sepanjang Jalan Kaligawe masih dapat dipergunakan
sebagai sarana lintas antar kota namun berbeda saat kondisi musim hujan lalu lintas di
Kaligawe akan sangat padat karena akan sangat banyak jalanan yang tergenang air baik air
hujan maupun air rob dari laut. Saat musim penghujan kendala yang terjadi pada jalanan ini
semakin tinggi dengan tingkat kerusakan yang ada.

8
Jalur Pantura terdapat didalam wilayah yang sering mengalami (land subsidence) atau
penurunan regional letak tanah dimana akan menyebabkan beberapa titik di Jalan Pantura
mengalami beberapa masalah terhadap kegagalan geoteknis, biasanya berupa keruntuhan
timbunan dan menurunnya jalanan Pantura Kaligawe dalam jangka panjang. Yang dimana
kondisi umum terjadi di jalur Pantura adalah lalu lintas yang cukup padat oleh kendaraan
bermotor melintas mayoritas mempunyai ukuran beban besar, daripada hal tersebut akan
menyebabkan terjadinya sebuah kerusakan dini/kerusakan yang amat cepat pada perkerasan
jalan berupa retak sedang, berlubang atau amblas pada tanah bahkan seringkali ditemui
lubang yang terdapat genangan air di beberapa titik Pantura.
Secara geoteknik, kriteria yang sangat perlu diperhatikan dalam hal ini adalah
freeboard, berupa penurunan dan stabilitas timbunan. Untuk perkerasan, desain yang
digunakan ialah pondasi jalan dengan rencana umur 40tahun walaupun pada kenyataanya
tidak berumur selama itu terkhusus untuk tekstur tanah yang mempunyai tekstur yang lunak.
Berikut ini adalah penjelasan yang disajikan dalam bentuk tabel yang memuat mengenai
penelitian-penelitian terdahulu mengenai Kaligawe Semarang.
Kondisi tersebut mengindikasikan peningkatan kemantapan jalan, artinya masih
banyak faktor-faktor eksternal berpengaruh terhadap kinerja konstruksi jalan. Fenomena
kerusakan jalan di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor teknis (mutu
konstruksi), kelebihan muatan, genangan air dan sistem drainase, bencana alam.
Berdasarkan kesimpulan yang diambil, pada Tabel 1.1 akan menjelaskan kesamaan antara
penelitian terdahulu dan penelitian yang terbaru pada Jalan Pantura Kaligawe.
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Menurut Para Ahli

PENELITIAN MENURUT PARA AHLI

Metode
Penulis Judul Hasil Analisis
Penelitian
Pengaruh Land Genangan banjir dan rob di
Subsidence Semarang bagian utara
terhadap diperparah pula dengan
Genangan penurunan muka tanah.
Banjir dan Rob Penurunan tanah merupakan
di Semarang Metode hal yang serius terutama
Timur Kualitatif apabila terjadi di daerah pesisir
Yuwono, 2013

9
pantai. Kondisi tersebut karena
daerah pesisir sangat rentan
terhadap tekanan lingkungan,
baik yang berasal dari daratan
maupun dari lautan.
Tingginya aktivitas
perekonomian mencerminkan
pertumbuhan ekonomi suatu
kota Kondisi ini berpengaruh
terhadap pertumbuhan
maupun perkembangan
aktivitas lain di kawasan-
kawasan perkotaan seperti
munculnya kawasan
permukiman baru, kawasan
industri, serta kawasan
perdagangan dan jasa
(komersial). Aktivitas
perkotaan tersebut perlu
didukung dengan adanya
Transportasi. Dalam kaitannya
dengan bidang ekonomi,
kebutuhan akan transportasi
merupakan kebutuhan turunan
(derived demand) akibat dari
Pertumbuhan Metode adanya aktivitas ekonomi,
Ekonomi Kualitatif sosial dan sebagainya.
Sukarto, 2006
Evaluasi Indikasi penurunan muka
Penurunan tanah di Semarang dapat
Tanah di Areal diketahui dari beberapa
Pelabuhan sumber data. Berdasarkan
Tanjung Emas Metode pengukuran dan data
Wahyudi, 2001 Semarang Kuantitatif penurunan muka tanah di

10
daerah perbukitan di Kota
Semarang lebih kecil
dibanding penurunan di daerah
pantai. Dari pengamatan
lapangan penurunan muka
tanah di kawasan bekas rawa
dan tambak menunjukkan
penurunan yang paling besar,
misal di perumahan Tanah
Mas, Pantai Tanjung Mas,
dengan penurunan antara 5,5-
7,23 cm per tahun.
Hasil analisis perhitungan
produksi angkutan barang
menunjukkan bahwa
ketimpangan produksi
angkutan barang
antarlintas jalan nasional dan
antar moda transportasi pada
Kajian arah
Konstribusi perjalanan yang sama di Pulau
Dimensi Dan Jawa adalah lintas utara
Beban (Pantura Jawa)
Kendaraan 23.517,8 juta ton.km/tahun
Berlebih (74,7%), lintas tengah 4.439,1
Terhadap juta ton km/tahun
Kerusakan Analisis (14,1%),lintas selatan 1.479,8
Mulyono, 2015 Jalan Deskriptif juta ton.km/tahun (4,7%).

Pengaruh Dalam peramalan pasang surut


Rifki Kurnia Pasang Surut selama tahun 2015, muka air
Rachman, Dwi Terhadap Analisis laut tertinggi terjadi pada
Haryo Sebaran Deskriptif tanggal 19 Januari 2015 pukul

11
Ismunarti, Genangan 19.00 yang mencapai 103,901
Gentur Banjir Rob di cm, sedangkan muka air
Handoyo, 2015 Kecamatan terendah terjadi pada tanggal
Semarang 10 Juni 2015 pukul 22.00
Utara dengan nilai 16,906 cm.

Cuaca ekstrem dengan


intensitas hujan yang tinggi
mengakibatkan kondisi jalur
Pantai Utara (Pantura) banyak
berlubang. Lubang-lubang
cukup dalam dan lebar itu
banyak terdapat di sepanjang
jalur Pantura. Seperti di ruas
jalur Pantura Susukan,
Arjawinangun, Palimanan,
Jamblang, dan Plumbon,
Kabuapten Cirebon. Kondisi
jalan berlubang ini kerap
mengakibatkan kecelakaan.
Selain itu, kondisi tersebut
Awas Jalur menyebabkan kendaraan cepat
Pantura rusak, terutama dibagian roda
Berlubang, dan as. Kerusakan jalan
Toiskandar, Sering Terjadi Analisis tersebut dikeluhkan sopir truk
2020 Kecelakaan Deskriptif pengangkut barang.
Berdasarkan Tabel 1.1 yang sudah tertera mengenai penelitian terdahulu, disimpulkan
bahwa wilayah yang sering mengalami rob disertai banyaknya faktor-faktor pendukung
disekitar wilayahnya sangat sulit untuk di atasi atau ditemukan jalan keluarnya. Sama seperti
wilayah Kaligawe sangat banyak faktor yang mendukung untuk terjadinya rob setiap saat,
jalanan sekitar Kaligawe yang rusak juga sudah pasti sebab dari tingginya arus lalu lintas
dan rob yang selalu ada disetiap tahun, menggenangi bahu jalan hingga sering kali jika
intensitas hujan yang tinggi justru menjadi banjir pada wilayah Kaligawe Semarang.

12

Anda mungkin juga menyukai