Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TENTANG PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR


DI BENDUNG RENTANG DESA PANONGAN KEC. JATITUJUH KAB.
MAJALENGKA

DISUSUN OLEH :

NAMA : ABDURAHMAN
NIM : 13311051
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas pertolonganNya
saya dapat menyelesaikan makalah pemanfaatan sumber daya air yang dibuat dalam rangka
penyelesaian tugas PSDA. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat
dalam proses penyelesaian makalah ini, secara khusus kepada :
1. Bapak Ir. Agus K. Siregar sebagai dosen mata kuliah PSDA
2. Kawan-kawan angkatan 2013 yang telah menemani saya dalam penyelesaian makalah.

Akhir kata, saya mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kondisi aliran sungai pada saat musim hujan mempunyai debit yang sangat besar.Besaran
debit yang lewat tersebut tidak ada manfaatnya bahkan sering sekali menjadi masalahbaik di
sepanjang alur sungai itu sendiri maupun daerah-daerah di sekitarnya. Sedangkandisaat-saat
musim kemarau alur sungai mempunyai debit yang sangat minim.
Kesenjangan kondisi akibat perubahan musim tersebut perlu dilakukan
pengkajian,supaya besaran debit yang terjadi bisa dimanfaatkan dan tidak menjadi masalah lagi.
Sehinggaketersediaan air pada saat musim hujan tidak berkelebihan dan pada saat musim
kemarautidak terlalu kekurangan. Salah satu pendekatan dalam pemecahan masalah ini perlu
dibuatsebuah bangunan penampung air di alur sungai tersebut, yaitu bendungan.
Bendunganmerupakan wujud kepedulian manusia terhadap upaya memelihara dan melestarikan
sumberdaya air agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kehidupan.
Bendungan juga bermanfaat untuk melakukan konservasi air. Dengan menahan airlebih
lama di darat sebelum mengalir kembali ke laut akan memberikan waktu untuk meresapdan
memberikan kontribusi terhadap pengisian kembali air tanah. Meskipun nilai manfaatyang besar
tersebut, pembangunan bendungan juga menyimpan berbagai potensipermasalahan. Di dalam
makalah ini akan dipaparkan potret permasalahan bendungan diIndonesia saat ini untuk menjadi
masukan bagi rencana pembangunan bendungan baru yangakan datang. Selain itu juga akan
direkomendasikan kebijakan penanganan bendungan-bendungan yang telah ada untuk
meminimalkan resiko dengan tetap mengoptimalkankeberlanjutan fungsinya.

1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini yaitu
bagaimanapermasalahan bendungan di Indonesia beserta solusinya ?

1.3.Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam pengerjaan makalah ini adalah untuk
mengetahuipermasalahan bendungan yang ada di Indonesia dan solusi dari permasalahan
tersebut
 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bendung


Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan muka air
sungai agar bisa disadap. Bendung merupakan salah satu bagian dari bangunan utama.
Bangunan Utama adalah bangunan air (hydraulic structure) yang terdiri dari bagian-
bagian: bendung (weir structure), bangunan pengelak (diversion structure), bangunan
pengambilan (intake structure), bangunan pembilas (flushing structure) dan bangunan kantong
lumpur (sediment trap structure).
Fungsi utama dari bangunan utama/bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka air
dari sungai yang dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan
pengambilan (intake structure).

2.2  Macam-macam Bendung


2.2.1 Bendung tetap (fixed weir, uncontrolled weir)
Bendung tetap adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya tidak dapat diubah,
sehingga muka air di hulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang dikehendaki. Pada bendung
tetap, elevasi muka air di hulu bendung berubah sesuai dengan debit sungai yang sedang
melimpas (muka air tidak bisa diatur naik ataupun turun).
Bendung tetap biasanya dibangun pada daerah hulu sungai. Pada daerah hulu sungai
kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih curam dari pada di daerah hilir. Pada saat kondisi
banjir, maka elevasi muka air di bendung tetap (fixed weir) yang dibangun di daerah hulu tidak
meluber kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena terkurung oleh tebing-
tebingya yang curam.
2.2.2        Bendung gerak/bendung berpintu  (gated weir, barrage)
Bendung gerak adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya dapat diubah sesuai
dengan yang dikehendaki.
Bendung gerak merupakan suatu bangunan yang terdiri dari tubuh bendung dengan
ambang tetap yang rendah dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan secara vertical
maupun radial. Tipe bendung ini mempunyai fungsi ganda yakni mangatur tinggi muka air di
hulu bendung kaitannya dengan muka air banjr, dan meninggikan muka air sungai, kaitannya
dengan penyadapan air untuk berbagai keperluan.
Pada bendung gerak, elevasi muka air di hulu bendung dapat dikendalikan naik atau turun
sesuai yang dikehendaki dengan membuka atau menutup pintu air (gate). Bendung gerak
biasanya dibangun pada daerah hilir sungai atau muara. Pada daerah hilir sungai atau muara
sungai kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih landai atau datar dari pada di daerah hilir.
Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air sisi hulu bendung gerak yang dibangun di daerah
hilir bisa diturunkan dengan membuka pintu-pintu air (gate) sehingga air tidak meluber kemana-
mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena air akan mengalir lewat pintu yang telah
terbuka kea rah hilir (downstream).
Operasional bendung gerak di lapangan dilakukan dengan membuka pintu seluruhnya
pada saat banjir besar, serta membuka pintu sebagian pada saat banjir sedang dan kecil. Pintu
ditutup pada saat keadaan normal untuk kepentingan penyadapan air.
Tipe bendung gerak hanya dibedakan dari bentuk pintu-pintunya antara lain:
a)      Pintu geser atau sorong banyak digunakan untuk lebar dan tinggi bukaan yang kecil dan
sedang. Diupayakan pintu tidak terlalu berat karena akan memerlukan perlatan angkat yang lebih
besar dan mahal. Sebaiknya pintu cukup ringan tetapi memiliki kekakuan yang tinggi sehingga
apabila diangkat tidak mudah bergetar karena gaya dinamis aliran air.
b)      Pintu radial memiliki daun pintu berbentuk busur dengan lengan pintu yang sendinya tertanam
pada tembok sayap atau pular. Konstruksi seperti ini dimaksudkan agar daun pintu lebih ringan
untuk diangkat dengan menggunakan kabel atau rantai.
2.3 Bendung Rentang

Bendung Rentang merupakan salah satu bendungan yang terbesar di Jawa Barat khususnya di
kota Majalengka. Lokasinya berjarak sekitar 30 Km dari pusat Kota Majalengka, tepatnya berada
di Dusun Rentang, Desa Panongan, Kecamatan Jatitujuh 45458. Tempat wisata ini termasuk
wisata yang murah meriah karena Anda tidak perlu membayar untuk masuk ke area bendungan
ini. Bendungan ini pertama kali di bangun pada tahun 1982 oleh konstruktor Perancis dan
bekerjasama dengan salah satu kontraktor lokal. Tujuan utama dibangunnya bendungan ini
adalah untuk menampung aliran sungai-sungai besar yang ada di Jawa Barat. Sungai-sungai
tersebut diantaranya yaitu sungai Citarum, sungai Cimanuk, dan sungai kecil lainnya yang ada di
sekitar bendungan ini.

Luas bendungan ini sekitar 6.059 km persegi. Bisa Anda bayangkan seberapa besar bendungan
ini? Tidak salah memang jika bendungan ini dikatakan terbesar di daerah Jawa Barat. Bendungan
ini juga mencakup 4 kabupaten sekaligus di Jawa Barat yaitu Majalengka, Indramayu,
Sumedang, dan juga Garut. Sebagai bendungan yang terbesar, Bendungan Rentang ini memang
menjadi salah satu tempat wisata murah bagi warga sekitar. Setiap harinya bendungan ini pasti
ramai dikunjungi oleh para warga untuk bersantai.

Bendungan terbesar ini paling ramai ketika akhir pekan. Banyak remaja dan juga warga sekitar
melakukan olahraga jogging ataupun hanya sekedar jalan-jalan disekitar bendungan ini.
Disekitar bendungan ini juga terdapat arena bermain untuk anak-anak kecil, jadi Anda yang
mengajak anak kecil tidak perlu khawatir akan merasa bosan karena ada area bermain anak yang
sangat menyenangkan. Para bapak-bapak juga bisa memancing disekitar bendungan ini. Selain
itu, di dekat bendungan juga terdapat warung tradisional sunda yang bisa menggoyang lidah
Anda. Wisata ke Bendungan Rentang ini bisa menjadi salah satu tempat untuk sekedar rileks
dan santai.
  Pada awalnya Bendung Rentang adalah Bangunan buatan Belanda yang dibangun pada
tahun 1911 dan beroperasi dari tahun 1916 – 1981. Lokasi Bendung Rentang sendiri terletak di
Dusun Rentang, Desa Panyingkiran, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa
Barat. Mulai beroperasi sejak tahun 1982, berada di sungai Cimanuk dengan luas DPS 6950 km2
meliputi sebagian wilayah Kabupaten Garut, Sumedang dan Majalengka. Posisi Bendung
Rentang yang sekarang lebih ke hulu dari bendung Rentang lama buatan pemerintah Belanda.

Bendung Gerak Rentang

Pemilihan tipe bendung ( bendung tetap ataupun bendung gerak) didasarkan pada
pengaruh air balik akibat pembendungan (back water). Jika pengaruh air balik akibat
pembendungan tersebut berdampak pada daerah yang luas maka bendung gerak (bendung
berpintu) merupakan pilihan yang tepat.
Karena letak kota Majalengka sendiri yang merupakan dataran rendah dan mendekati
pesisir pantai, maka pemilihan konstruksi bendung gerak merupakan pilihan tepat. Seperti yang
kita ketahui, bendung gerak biasanya di bangun di muara sungai, dengan topografi yang relative
landai atau datar.
Dari sekian banyak anak Sungai Cimanuk, yang mempunyai pengaruh besar terhadap
debit Bendung Rentang adalah Sungai Cipeles dan Sungai Cipelang di Kabupaten Sumedang dan
Sungai Cilutung di Kabupaten Majalengka.
Bendung Rentang merupakan Bendung gerak yang dilengkapi dengan pintu-pintu radial
pada intake dan spillway dan pintu ganda beroda (double fixed whell gate) pada sluiceway.
Bendung ini juga dilengkapi dengan balok-balok sekat (stop log).
 
Pintu Radial

Pintu ganda
 

Balok sekat
Bendung Rentang mengairi daerah persawahan seluas ± 87.788 Ha melalui dua saluran induk :
·          saluran induk kiri (Cipelang) : 35.744 Ha
·          saluran induk kanan (Sindopraja): 52.047 Ha.

Berdasarkan luas wilayah per Kabupaten, maka luas layanan Bendung Rentang adalah :
·          Kabupaten Majalengka seluas 571 Ha
·          Kabupaten Indramayu seluas 66.320 Ha,
·          Kabupaten Cirebon seluas 20.897 Ha.
Data Inventarisasi Bendung - BBWS Cimanuk – Cisanggarung

NAMA BENDUNG : RENTANG


DESA : PANONGAN
KECAM
: JATITUJUH
LOKASI ATAN
KABUPA
: MAJALENGKA
TEN
S : 6.66241666666667
KOORDINAT
E : 108.220883333333
JENIS *) : G
NAMA SUNGAI : CIMANUK
PEMBUA
: 1911
TAN
TAHUN REHAB
TERAKH : 1989
IR
DATA FISIK TINGGI
: 19
(m)
LEBAR DATA BELUM
:
(m) TERSEDIA
KONDISI : 1
*)
MUSIM DATA BELUM
:
DEBIT HUJAN TERSEDIA
INTAKE MUSIM
(m3/det) DATA BELUM
KEMAR :
TERSEDIA
AU
IRIGASI
: 90426
(ha)
MANFAAT
DMI DATA BELUM
:
(m3/det) TERSEDIA
     
*keterangan :

Jenis = Jenis Bendung : [T] = bendung Tetap, [G] = Bendung


Gerak, [K] = Bendung Karet

Kondisi = Kondisi Bendung : [1] = Baik, [2] = Rusak Ringan, [3]


= Rusak Berat

2.4 Data Teknis Bendung Rentang


Bendung Rentang terdiri dari Bangunan Utama dan Saluran Induk dengan data teknis sebagai
berikut:

A. Bendung Utama
± Panjang mercu bendung : 94,10 m
± Ketinggian mercu bendung : Spillway El +19,00
: Sluiceway El +17,00
± Lebar bendung : 27,00 m
± Panjang kolam penenang : 24,00 m
± Ketinggian maksimum : El. 23,50 m
± Debit rencana : 1.500 m3/det
± Pintu radial untuk spillway : 10,00 m(w) x 4,925 m(h) 6 set
± Pintu fixed wheel ganda : daun pintu atas (4set)
(pintu ganda beroda) 5,00 m(w) x 4,60 m(h)
daun pintu bawah (4set)
5,00 m(w) x 2,50 m(h)
B. Saluran Induk Sindupraja
± Intake
Kapasitas maksimum : 79,40 m3/det
Lebar : 4 x 7,20 m
Ketinggian ambang : El. 20,80
± Kantong lumpur
Panjang : 310,00 m
Lebar dasar : 60,00 m
Kemiringan dasar : S = 0,007
± Lebar saluran penguras : 27,30 m
± Bangunan terjun pengatur
Lebar : 20,60 m
Tinggi terjunan : 5,90 m
Ketinggian mercu : El 20,90
± Pintu radial intake : 7,20 m(w) x 3,00 m(h) 4 set
± Pintu fixed wheel untuk penguras : 6,00 m(w) x 1,70 m(h) 4 set
(pintu beroda)
C. Saluran Induk Cipelang
± Intake
Kapasitas maksimum : 62,20 m3/det
Lebar : 4 x 5,50 m
Ketinggian ambang : El. 20,50
± Kantong lumpur
Panjang : 420,00 m
Lebar dasar : 39,00 m
Kemiringan dasar : S = 0,007
± Lebar saluran penguras : 23,30 m
± Bangunan terjun pengatur
Lebar : 15,60 m
Tinggi terjunan : 5,40 m
Ketinggian mercu : El 20,90
± Pintu radial intake : 5,50 m(w) x 3,30 m(h) 4 set
± Pintu fixed wheel untuk penguras : 5,00 m(w) x 2,30 m(h) 4 set
2.5 Pengoperasian Pintu Bendung Rentang
Terdapat tiga macam cara dalam pengoperasian pintu di Bendung Rentang yakni:

A.    Pengoperasian Pintu Otomatis


Pada pengoperasian pintu otomatis, buka tutup pintu dilakukan langsung dengan program
yagn dikontrol oleh kumputer. Inputnya berupa tinggi muka air yang ada di bendung. Dengan
pengopersian ini secara otomatis pintu diatur sendiri berapa bukaanya untuk tiap intake yang ada.
Pengoperasian seperti ini lebih mudah dan membutuhkan tenaga operasi yang lebih
sedikit. Hanya pada saat ini kendala yang dihadapi adalah system pengoperasian otomatis sering
terkena petir hingga tidak dapat dioperasikan lagi. Maka pengopersaian pintu dilakukan dengan
system semi otomatis.

B.     Pengoperasian pintu semi otomatis


Pada pengoperasian pintu semi otomatis, buka tutup pintu menggunakan mesin hidrolik
yang dikendalikan melalui tombol pengatur yang ada di control house. Hanya saja bedanya
dengan pengaturan otomatis, besarnya bukaan pintu masih harus membaca tabel yang ada secara
manual oleh petugas sehingga tidak secara otomatis diatur.
Tombol pengatur yang ada berupa tombol naik tombol turun dan tombol stop. Pengaturan
oleh petugas disesuaikan dengan debit air yang ada dan kebutuhan di masing-masing Saluran
Induk. Pada saat ini pengopersian pintu bendung Rentang menggunakan ystem semi otomatis.

C.     Pengoperasian pintu semi manual


Pada pengoperasian pintu secara manual, maka buka tutup pintu dilakukan semuanya
dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia. Biasanya untuk membuka dan menutup
satu pintu dibutuhkan waktu sampai berjam-jam dan juga dibutuhkan petugas operasi yang
banyak.

KESIMPULAN

Bendung Gerak Rentang merupakan salah satu konstruksi bangunan air yang megah.
Fungsi bendung Gerak Rentang itu sendiri yaitu untuk mengalirkan air sungai kepada saluran-
saluran induk yang nantinya akan disalurkan melalui bangunan bagi untuk mengairi sawah yang
ada di sekitarnya. Tugas kita selain dengan memahami konstruksi yang ada, juga merawat
Bendung Gerak tersebut agar fungsinya tetap terjaga sehingga ketersediaan airnya tetap stabil
dan kelestarian agraris disekitarnya dapat terlindungi.
Daftar Pustaka

http://tatanggustawan.blogspot.com/2009/11/laporan-hasil-perjalanan-daytrip.html,
diakses pada Hari Selasa, 26 April 2016, Pukul 21.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai