Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HIDROGEOLOGI LANJUT

PERBEDAAN BENDUNG, BENDUNGAN DAN EMBUNG

Di Susun Oleh:

QUINTA THERSTEEN PELLOKILA

1906100002

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Makalah Perbedaan
Bendung, Bendungan dan Embung”.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari beberapa pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung, moril maupun materil yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada
Bapak Noni Banunaek selaku dosen mata kuliah hidrogeologi lanjut dan semua pihak yang telah
membantu tersusunnya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan keterbatasan
kemampuan penulis sendiri yang masih dalam tahap belajar. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga penulisan makalah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................................3
2.1 Bendung..................................................................................................................................3
2.2 Bendungan..............................................................................................................................4
2.3 Embung...................................................................................................................................5
BAB III...............................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Manusia, binatang, dan
tumbuhan memerlukan air untuk kehidupannya. Air baku adalah air yang sudah melalui
penyaringan melalui treatment. Air yang dipakai untuk air baku harus memenuhi persyaratan
sesuai dengan kegunaannya. Sedangkan definisi air bersih adalah air baku yang dipanaskan dan
siap dikonsumsi oleh manusia serta harus memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air
minum. Persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi
kualitas fisik, kimia, biologis dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek
samping.
Untuk mengelola sumber daya air agar dapat digunakan untuk kepentingan manusia,
terdapat beberapa cara. Salah satunya adalah dengan cara membangun fasilitas-fasilitas untuk
pengendalian aliran air. Fasilitas-fasilitas yang dibangun untuk pengelolaan sumber daya air
diantaranya bendung, bendungan, embung, dan lain sebagainya.
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan
air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan bendungan juga memiliki bagian yang
disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda.
Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi
untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya
dinaikkan akan melimpas melalui puncak/mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai
pengukur kecepatan aliran air di saluran/sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan
tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras
alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di
Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah
dari muka tanah yang akan diair.
Embung adalah bangunan kontruksi sipil di bidang hidrologi . Konsep embung / waduk
pada dasarnya memberikan solusi dengan berfungsi sebagai cadangan air yang artinya pada saat
musim penghujan air ditampung di dalam kom embung / waduk, dan ketika musim kemarau air
yang berada dalam kom (reservoir) dapat digunakan sesuai kebutuhan. Embung / waduk kecil

1
berfungsi sebagai bangunan penampung air baku untuk melayani satu atau beberapa dusun
dalam satu desa. Embung sangat efektif untuk mengatasi daerah kekurangan air, baik air baku
maupun irigasi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini sebagai berikut.
a. Apa yang dimaksud dengan bendung?
b. Apa yang dimaksud dengan bendungan?
c. Apa yang dimaksud dengan embung?
d. Bagaimana perbedaan bendung, bendungan dan embung?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan pada makalah ini adalah sebagai berikut.


a. Untuk mengetahui pengertian bendung.
b. Untuk mengatahui pengertian bendungan.
c. Untuk mengetahui pengertian embung.
d. Untuk mengetahui perbedaan bendung, bendungan dan embung.
e.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bendung

Bendung adalah suatu bangunan konstruksi yang dibuat dari pasangan batu kali atau
pasangan batu karang, bronjong atau beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang
berfungsi untuk menaikan elevasi muka air untuk kepentingan irigasi.

Adapun klasifikasi bendung menurut Erwan Mawardi (Tahun 2006) sebagai berikut:

1. Bendung berdasarkan fungsinya:

a. Bendung penyadap, digunakan sebagai penyadap aliran sungai untuk berbagai


keperluan seperti untuk irigasi, air baku dan sebagainya.
b. Bendung pembagi banjir, dibangun di percabangan sungai untuk mengatur muka air
sungai, sehingga terjadi pemisahan antara debit banjir dan debit rendah sesuai dengan
kapasitasnya.
c. Bendung penahan pasang, dibangun dibagian sungai yang dipengaruhi pasang surut air
laut antara lain untuk mencegah masuknya air asin.

2. Bendung berdasarkan tipe strukturnya:

a. Bendung tetap,bendung tetap adalah jenis bendung yang tinggi, bendung tidak dapat
diubah, sehingga muka air di hulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang dikehendaki.
Pada bendung tetap elevasi muka air dihulu bendung berubah sesuai dengan debit
sungai yang sedang melimpas (muka air tidak bisa diatur naik ataupun turun). Bendung
tetap biasanya dibangun pada daerah hulu sungai.
b. Bendung gerak, bendung gerak adalah jenis bendung yang tinggi pemBendung ya dapat
diubah susuai yang dikehendaki. Pada bendung gerak elevasi muka air di hulu bendung
dapat dikendalikan naik atau turun sesuai yang dikehendaki dengan membuka atau
menutup pintu air. Bendung gerak biasanya dibangun pada hilir sungai atau muara.

3. Berdasarkan dari segi sifatnya:

a. Bendung permanen, seperti bendung pasangan batu, beton, dan kombinasi beton dan
pasangan batu.
b. Bendung semi permanen, seperti bendung broncong.
c. Bendung darurat, yang dibuat oleh masyarakat pedesaan seperti bendung tumpukan
batu dan sebagainya.

Konstruksi bendung memiliki bagian-bagian tertentu yang memiliki fungsi yang berbeda
beda. Bagian-bagian inilah yang akan bekerja agar operasional bendung bekerja dengan baik.
Bagian-bagian dari konstruksi bendung secara umum yaitu:

3
1. Tubuh bendung, merupakan struktur utama yang berfungsi untuk membendung laju aliran
sungai dan menaikan tinggi muka air sungai dari elevasi awal.
2. Pintu air, berfungsi untuk mengatur membuka dan menutup aliran air di saluran.
3. Pintu pengambilan (intake) berfungsi untuk mengatur banyaknya air yang masuk ke saluran
dan mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran.
4. Kolam peredam energi, diciptakan untuk menurunkan kekuatan aliran air agar potensi
gerusan setempat dapat diminimalisir.
5. Bangunan pembilas, merupakan salah satu perlengkapan pokok bendung yang terletak di
dekat intake. Bangunan pembilas berfungsi untuk menghindarkan angkutan sedimen dasar
dan mengurangi angkutan sedimen layang masuk ke intake.

2.2 Bendungan

Bendungan merupakan konstruksi yang dibangun untuk menahan laju aliran air pada sungai
dan membentuk sebuah tampungan air yang biasa disebut waduk. Bendungan memiliki
beberapa fungsi antara lain, sebagai pembangkit listrik tenaga air, untuk menstabilkan aliran air
atau irigasi, untuk mecegah banjir, untuk bangunan pengalihan. Bangunan ini tak hanya terdiri
dari tubuh bendungan saja melainkan ada beberapa komponen penunjang seperti pondasi, pintu
air, bangunan pelimpah, system pengelak (bendungan pengelak dan saluran pengelak), dan
waduk.

Bendungan memiliki beberapa manfaat penting antara lain irigasi, penyediaan air bersih,
sebagai PLTA, pengendali banjir, perikanan, pariwisata dan olahraga air. Dalam pembangunan
bendungan tentu bertujuan untuk memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Pembangunan ditujukan untuk mencapai kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.

Bendungan merupakan bangunan air yang dibangun secara melintang sungai, sedemikian
rupa agar permukaan air sungai di sekitarnya naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air
sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran-saluran pembagi kemudian hingga ke
lahan-lahan pertanian.

Bendungan mempunyai fungsi sebagai berikut.

a. Bendungan untuk persediaan air dan irigasi, menampung air dalam waduk. Air ini kemudian
dialirkan ke kota kota atau pertanian dengan menggunakan pipa atau saluran besar.
b. Bendungan Hydropower, menggunakan air untuk menggerakkan turbin untuk
membangkitkan listrik. Setelah melewati turbin air kemudian dilepaskan kembali ke sungai
yang terletak di bawah bendungan.

4
c. Bendungan pengendali banjir, menampung air selama hujan deras untuk mengurangi banjir
pada hilir sungai.
d. Bendungan Navigasi, menampung air dan melepaskannya saat air dalam sungai sedang
rendah. Bendungan ini biasanya digunakan untuk memindahkan kapal kapal yang sedang
berlayar yang melewati bendungan.
e. Bendungan pembagi aliran air, membagi air ke saluran saluran lain.
f. Bendungan untuk rekreasi, bendungan dibuat sebagai tempat rekreasi untuk menikmati
keindahan alam.

2.3 Embung

Defenisi embung berdasarkan buku Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan
Embung yang diterbitkan oleh Direktorat Pengelolaan Air Irigasi, Kementerian Pertanian (2011)
adalah bangunan konservasi air berbentuk cekungan disungai atau aliran air berupa urugan
tanah, urugan batu, beton dan/atau pasangan batu yang dapat menahan dan menampung air
untuk berbagai keperluan.

Menurut (Rustam, 2010) embung adalah bangunan artifisial yang berfungsi untuk
menampung dan menyimpan air dengan kapasitas volume kecil tertentu, lebih kecil dari
kapasitas waduk/bendungan. Embung biasanya dibangun dengan membendung sungai kecil
atau dapat dibangun di luar sungai. Kolam embung akan menyimpan air dimusim hujan dan
kemudian air dimanfaatkan oleh suatu desa hanya selama musim kemarau untuk memenuhi
kebutuhan dengan urutan prioritas, penduduk, ternak, dan kebun atau sawah. Jumlah
kebutuhan tersebut akan menentukan tinggi tubuh embung dan kapasitas tampungan embung.

Embung merupakan cekungan yang dalam di suatu daerah perbukitan. Air embung berasal
dari limpasan air hujan yang jatuh di daerah tangkapan. Ukuran embung di klasifikasikan sangat
keci, sedang, besar dan sangat besar. Berdasarkan lama embung menampung air, diklasifikasikan
menjadi embung dengan tampungan sebentar (kemampuan menyimpan air antara 0-2 bulan),
embung denga tampungan menengah (kemampuan menyimpan air antara 3-5 bulan), dan
embung dengan tampungan panjang/lestari (kemampuan menyimpan air antara 6-8 bulan).

Untuk menjamin fungsi dan keamanannya, desain rencana pengambangan embung


mempunyai beberapa bagian yang perlu di pertimbangkan meliputi hal-hal seperti berikut ini.

1. Tubuh embung berfungsi untuk menutup lembah atau cekungan, sehingga air dapat
tertampung di sebelah hulunya.
2. Kolam embung berfungsi untuk menampung air hujan yang masuk.

5
3. Bangunan sadap berfungsi untuk mengeluarkan air di kolam bila diperlukan.
4. Bangunan pelimpah berfungsi untuk mengalirkan air banjir dari kolam ke lembah
dan untuk mengamankan tubuh embung terhadap peluapan.
5. Kolam jebakan air berfungsi untuk menangkap air yang tersisa pada musim kemarau,
agar air terkumpl pada kolam embung.
6. Kolam jebakan lumpur digunakan untuk menangkap sedimentasi yang masuk ke
kolam embung, agar efektifitas embung tetap terjaga.
7. Jaringan irigasi atau distribusi dapat berupa rangkaian saluran terbuka atau pipa
yang berfungsi membawa air dari kolam embung ke daerah irigasi atau ke bak
penampung air harian yang terletak dekat pemukiman (bila hal ini memungkinkan)
secara gravitasi dan bertekanan dengan cara pemberian air tidak kontinyu.

Menurut (Alexander, 2009), tujuan dari dibangunnya embung adalah:

 Konservasi sumber daya air dan konservasi lingkungan


 Menaikkan tinggi muka air tanah
 Persediaan air baku untuk daerah sekitar
 Mendukung potensi wisata
 Menigkatkan perekonomian masyarakat sekitar sehingga menambah pendapatan asli
daerah

6
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

7
DAFTAR PUSTAKA

iii

Anda mungkin juga menyukai