Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam makalah ini kami membahas tentang
Bendung.
Makalah ini dibuat untuk memperdalam pengetahuan tentang bangunan air khususnya
Bendung dan sekaligus sebagai tugas yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam mata kuliah
Rekayasa Sungai.
Makalah ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan bantuan dari dosen-dosen yang
senantiasa mendampingi kami. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
Kami menyadari sungguh bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan
makalah ini.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Tujuan Penulisan
4
1.3 Permasalahan
1.4 Manfaat Penulisan 4
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bendung
5
2.2 Jenis-Jenis Bendung
5
2.3 Pemilihan Lokasi Bendung
5
2.4 Bagian-Bagian Bendung
6
2.5 Tipe-Tipe Mercu Bendung
8
2.6 Pemilihan Bendung
15
2.7 Perencanaan Tubuh Bendung
16
2.8 Stabilitas Bendung
16
2.9 Tipe-Tipe Bendungan
24
25
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
25
3.2 Saran
25
25
DAFTAR PUSTAKA
26
BAB I
PENDAHULUAN
menguasai hampir 80% hajat hidup masyarakat Indonesia, terutama petani sebagai basis
dasar negara Agraris. Kebutuhan akan ketersediaan air pada suatu daerah sangatlah perlu
diperhatikan dikarenakan air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupannya. Indonesia merupakan daerah yang memiliki dua musim yakni
Bendung adalah suatu bangunan yang dibuat dari pasangan batu kali, bronjong atau
beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang tentu saja bangunan ini dapat
digunakan pula untuk kepentingan lain selain irigasi, seperti untuk keperluan air minum,
pembangkit listrik atau untuk penggelontoran suatu kota. Menurut macamnya bendung dibagi
dua, yaitu bendung tetap dan bendung sementara, bendung tetap adalah bangunan yang
sebagian besar konstruksi terdiri dari pintu yang dapat digerakkan untuk mengatur ketinggian
muka air sungai sedangkan bendung tidak tetap adalah bangunan yang dipergunakan untuk
meninggikan muka air di sungai, sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat
dilakukan analisis dan perhitungan yang detail dan menyeluruh, hal ini
dikarenakan adanya hubungan saling ketergantungan dari banyak aspek
dalam pelaksanaannya.
manusia.
1.3 Permasalahan
Adapun permasalahan yang diangkat pada makalah ini yaitu apa itu
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademik (teoritis)
perencanaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
air sungai agar bisa disadap. Bendung merupakan salah satu bagian dari bangunan utama.
Bangunan Utama adalah bangunan air (hydraulic structure) yang terdiri dari bagian-
Fungsi utama dari bangunan utama/bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka
air dari sungai yang dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat
bangunan pengambilan(intakestructure).
2.2 Jenis-Jenis Bendung
a. Bendung tetap (fixed weir, uncontrolled weir)
Bendung tetap adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya tidak dapat
diubah, sehingga muka air di hulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang dikehendaki.
Pada bendung tetap, elevasi muka air di hulu bendung berubah sesuai dengan debit
sungai yang sedang melimpas (muka air tidak bisa diatur naik ataupun turun). Bendung tetap
biasanya dibangun pada daerah hulu sungai. Pada daerah hulu sungai kebanyakan tebing-
tebing sungai relative lebih curam dari pada di daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka
elevasi muka air di bendung tetap (fixed weir) yang dibangun di daerah hulu tidak meluber
kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena terkurung oleh tebing-tebingya
yang curam.
Bendung gerak adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya dapat diubah
Pada bendung gerak, elevasi muka air di hulu bendung dapat dikendalikan naik atau
turun sesuai yang dikehendaki dengan membuka atau menutup pintu air (gate). Bendung
gerak biasanya dibangun pada daerah hilir sungai atau muara. Pada daerah hilir sungai atau
muara sungai kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih landai atau datar dari pada di
daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air sisi hulu bendung gerak yang
dibangun di daerah hilir bisa diturunkan dengan membuka pintu-pintu air (gate) sehingga air
tidak meluber kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena air akan mengalir
menguntungkan dari beberapa segi. Misalnya dilihat dari segi perencanaan, pengamanan
pengalaman dalam memilih lokasi bendung, tidak semua persyaratan yang dibutuhkan dapat
terpenuhi. Sehingga lokasi bendung ditetapkan pada persyaratan yang dominan. Pemilihan
a. Keadaan Topografi
Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi
dapat ditetapkan;
Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi.
b. Keadaan Hidrologi
Dalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan juga adalah faktor faktor
hidrologinya, karena menentukan lebar dan panjang bendung serta tinggi bendung tergantung
pada debit rencana. Faktor faktor yang diperhitungkan, yaitu masalah banjir rencana,
perhitungan debit rencana, curah hujan efektif, distribusi curah hujan, unit hidrograf, dan
sebaiknya ketinggian bendung dari dasar sungai tidak lebih dari tujuh meter, sehingga tidak
menyulitkan pelaksanaannya.
Trase saluran induk terletak di tempat yang baik; misalnya penggaliannya tidak terlalu
dalam dan tanggul tidak terlalu tinggi untuk tidak menyulitkan pelaksanaan, penggalian
sehingga aliran ke intake tidak mengalami gangguan dan angkutan sedimen yang akan masuk
kecil;
Kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir, sedang dan kecil;
Tinggi muka air pada debit banjir rencana;
Potensi dan distribusi angkutan sedimen.
e. Kondisi Tanah Pondasi
Bendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah pondasinya cukup baik sehingga
bangunan akan stabil. Faktor lain yang harus dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan
pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari
segi biaya yang paling murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.
aliran sungai dan menaikkan tinggi muka air sungai dari elevasi awal. Bagian ini biasanya
terbuat dari urugan tanah, pasangan batu kali, dan bronjong atau beton. Tubuh bendung
umumnya dibuat melintang pada aliran sungai. Tubuh bendung merupakan bagian yang
selalu atau boleh dilewati air baik dalam keadaan normal maupun air banjir. Tubuh bendung
harus aman terhadap tekanan air, tekanan akibat perubahan debit yang mendadak, tekanan
Pintu air merupakan struktur dari bendung yang berfungsi untuk mengatur, membuka,
dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting
Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk
Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk
menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.
- Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk menahan rangka
pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi
beton.
- Hoist
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.
c. Pintu Pengambilan (Intake)
Pintu pengambilan berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk saluran dan
mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran. Pada bendung, tempat
pengambilan bisa terdiri dari dua buah, yaitu kanan dan kiri, dan bisa juga hanya sebuah,
tergantung dari letak daerah yang akan diairi. Bila tempat pengambilan dua buah, menuntut
adanya bangunan penguras dua buah pula. Kadang-kadang bila salah satu pintu pengambilam
debitnya kecil, maka pengambilannya lewat gorong-gorong yang di buat pada tubuh
bendung. Hal ini akan menyebabkan tidak perlu membuat dua bangunan penguras dan cukup
satu saja.
d. Pintu Penguras
Penguras ini bisanya berada pada sebelah kiri atau sebelah kanan bendung dan
kadang-kadang ada pada kiri dan kanan bendung. Hal ini disebabkan letak daripada pintu
pengambilan. Bila pintu pengambilan terletak pada sebelah kiri bendung, maka penguras pun
terletak pada sebelah kiri pula. Bila pintu pengambilan terletak pada sebelah kanan bendung,
maka penguras pun terletak pada sebelah kanan pula. Sekalipun kadang-kadang pintu
pengambilan ada dua buah, mungkin saja bangunan penguras cukup satu hal ini terjadi bila
salah satu pintu pengambilan lewat tubuh bendung. Pintu penguras ini terletak antara dinding
tegak sebelah kiri atau kanan bendung dengan pilar, atau antara pilar dengan pilar. Lebar pilar
antara 1,00 sampai 2,50 meter tergantung konstruksi apa yang dipakai. Pintu penguras ini
berfungsi untuk menguras bahan-bahan endapan yang ada pada sebelah udik pintu tersebut.
Untuk membilas kandungan sedimen dan agar pintu tidak tersumbat, pintu tersebut akan
dibuka setiap harinya selama kurang lebih 60 menit. Bila ada benda-benda hanyut
menjadi dua bagian, sehingga bagian atas dapat diturunkan dan benda-benda hanyut dapat
lewat diatasnya.
e. Kolam Peredam Energi
Bila sebuah konstruksi bendung dibangun pada aliran sungai baik pada palung
maupun pada sodetan, maka pada sebelah hilir bendung akan terjadi loncatan air. Kecepatan
pada daerah itu masih tinggi, hal ini akan menimbulkan gerusan setempat (local scauring).
Untuk meredam kecepatan yang tinggi itu, dibuat suatu konstruksi peredam energi. Bentuk
hidrolisnya adalah merupakan suatu bentuk pertemuan antara penampang miring, penampang
lengkung, dan penampang lurus. Secara garis besar konstruksi peredam energi dibagi menjadi
Bentuk hidrolis kolam ini akan dipengaruhi oleh tinggi energi di hulu di atas mercu dan
Vlughter. Berdasarkan percobaan, bentuk hidrolis kolam peredam energi ini dipengaruhi oleh
faktor-faktor, yaitu tinggi energi di atas mercu dan perbedaan tinggi energi di hulu dengan
dentated roller bucket, dan sky jump. Ketiga tipe ini mempunyai bentuk hampir sama dengan
tipe Vlughter, namun perbedaanya sedikit pada ujung ruang olakan. Umumnya peredam ini
menghindarkan kerusakan lantai belakang maka dibuat lantai yang melengkung sehingga
memiliki berbagai variasi dan yang terpenting ada empat tipe yang dibedakan oleh rezim
hidraulik aliran dan konstruksinya. Tipe-tipe tersebut, yaitu ruang olakan tipe USBR I
merupakan ruang olakan datar dimana peredaman terjadi akibat benturan langsung dari aliran
dengan permukaan dasar kolam, ruang olakan tipe USBR II merupakan ruang olakan yang
memiliki blok-blok saluran tajam (gigi pemencar) di ujung hulu dan di dekat ujung hilir (end
sill) dan tipe ini cocok untuk aliran dengan tekanan hidrostatis lebih besar dari 60 m, ruang
olakan tipe USBR III merupakan ruang olakan yang memiliki gigi pemencar di ujung hulu,
pada dasar ruang olak dibuat gigi penghadang aliran, di ujung hilir dibuat perata aliran, dan
tipe ini cocok untuk mengalirkan air dengan tekanan hidrostatis rendah, dan ruang olakan tipe
USBR VI merupakan ruang olakan yang dipasang gigi pemencar di ujung hulu, di ujung hilir
dibuat perata aliran, cocok untuk mengalirkan air dengan tekanan hidrostatis rendah, dan
Ruang olakan tipe ini memiliki bentuk trapesium yang berbeda dengan bentuk ruang olakan
lain dimana ruang olakan lain berbentuk melebar. Bentuk hidrolis tipe ini mensyaratkan Fr
(Bilangan Froude) berkisar antara 1,7 sampai dengan 17. Pada pembuatan kolam ini dapat
diperhatikan bahwa panjang kolam dan tinggi loncatan dapat di reduksi sekitar 80% dari
seluruh perlengkapan. Kolam ini akan lebih pendek dan lebih ekonomis akan tetapi
mempunyai beberapa kelemahan, yaitu faktor keselamatan rendah (Open Channel Hidraulics,
V.T.Chow : 417-420)
f. Kantong Lumpur
Kantong lumpur berfungsi untuk mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih
besar dari fraksi pasir halus ( 0,06 s/d 0,07mm ) dan biasanya ditempatkan persis disebelah
hilir bangunan pengambilan. Bahan-bahan yang telah mengendap dalam kantung lumpur
kemudian dibersihkan secara berkala melalui saluran pembilas kantong lumpur dengan aliran
pemeliharaan.
- Jembatan diatas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah dijangkau atau
tinggi (44%) dibandingkan koefisien bendung ambang lebar. Pada sungai sungai, type ini
banyak memberikan keuntungan karena akan mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir.
Harga koefisien debit menjadi lebih tinggi karena lengkung stream line dan tekanan negatif
pada mercu. Untuk bendung dengan 2 jari jari hilir akan digunakan untuk menemukan
aerasi. Sehingga mercu ini tidak akan memberikan tekanan sub atmosfer pada permukaan
mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencananya. Untuk bagian hulu mercu
bervariasi sesuai dengan kemiringan permukaan hilir. Salah satu alasan dalam perencanaan
digunakan Tipe Ogee adalah karena tanah disepanjang kolam olak, tanah berada dalam
keadaan baik, maka tipe mercu yang cocok adalah tipe mercu ogee karena memerlukan lantai
muka untuk menahan penggerusan, digunakan tumpukan batu sepanjang kolam olak sehingga
Pemilihan tipe bendung ( bendung tetap ataupun bendung gerak) didasarkan pada
pengaruh air balik akibat pembendungan (back water). Jika pengaruh air balik akibat
pembendungan tersebut berdampak pada daerah yang luas maka bendung gerak (bendung
terlalu luas (misal di daerah hulu ) maka bendung tetap merupakan pilihan yang tepat.
Jika sungai mengangkut batu-batuan bongkahan pada saat banjir, maka peredam
energi yang sesuai adalah tipe bak tenggelam. Bagian hulu muka pelimpah direncanakan
mempunyai kemiringan untuk mengantisipasi agar batu-batu bongkah dapat terangkut lewat
di atas pelimpah. Jika sungai tidak mengangkut batu-batuan bongkahan pada saat banjir,
maka peredam energi yang sesuai adalah tipe kolam olakan (stilling basin).
Bangunan tubuh bendung (weir) terdiri dari: pelimpah (spilway), peredam energi
a. Pelimpah (spilway).
Pelimpah berfungsi untuk menaikkan elevasi muka air. Elevasi puncak pelimpah
direncanakan berdasarkan banyak hal antara lain : elevasi muka air rencana di bangunan bagi
paling hulu, kehilangan tinggi energi pada alat ukur, kehilangan tinggi energi pada
pengambilan saluran primer, kehilangan tinggi energi pada pengambilan, faktor keamanan
dan kemiringan saluran antara bangunan intake dengan bangunan bagi paling hulu.
Ada beberapa macam profil pelimpah antara lain : pelimpah profil bulat, pelimpah
profil Bazin, pelimpah profil Modified Creager, pelimpah menurut standard WES
Dengan :
Q = Debit banjir rencana periode ulang 100 tahunan (Q100), diperoleh dari
N = Jumlah pilar
Dalam menentukan tinggi muka air maksimum pada sungai dipengaruhi oleh:
Tinggi mercu bendung, p, yaitu ketinggian antara elevasi lantai udik atau dasar sungai
di udik bendung dan elevasi mercu. Dalam menentukan tinggi mercu bendung maka harus
dipertimbangkan terhadap :
Tinggi muka air di atas mercu bendung dapat dihitung dengan persamaan
Qd = Cd g b H3/2
Dimana :
g = percepatan gravitasi
- Sama lebar dengan lebar rata-rata sungai stabil atau pada debit penuh alur (bank full
discharge);
- Umunya diambil sebesar 1,2 kali lebar sungai rata-rata, pada ruas sungai yang telah
stabil.
Pengambilan lebar mercu tidak boleh terlalu pendek dan tidak pula terlalu lebar. Bila
desain panjang mercu bendung terlalu pendek, akan memberikan tinggi muka air di atas
mercu lebih tinggi. Akibatnya tanggul banjir di udik akan bertambah tinggi pula. Demikian
pula genangan banjir akan bertambah luas. Sebaliknya bila terlalu lebar dapat mengakibatkan
profil sungai bertambah lebar pula sehingga akan terjadi pengendapan sedimen di udik
Lebar mercu bendung efektif , Be, yaitu panjang mercu bendung bruto, Bb, dikurangi
dengan lebar pilar dan pintu pembilas. Artinya panjang mercu bendung yang efektif
Be = Bb 20% b t
Be = Bb 2 (n . kp + ka)H
Dimana :
Harga koefisien kontraksi pilar dapat dilihat pada Standar Perencanaan Irigasi, KP-
02.
Kolam olak adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai peredam energi yang
terkandung dalam aliran dengan memanfaatkan loncatan hidraulis dari suatu aliran yang
berkecepatan tinggi. Kolam olak sangat ditentukan oleh tinggi loncatan hidraulis, yang terjadi
di dalam aliran.
akan terjadi pengaliran di bawah bendung. Karena sifat air mencari jalan dengan hambatan
yang paling kecil yang disebut Creep Line, maka untuk memperbesar hambatan, Creep
Line harus diperpanjang dengan memberi lantai muka atau suatu dinding vertical. Untuk
menentukan Creep Line, maka dapat dicari dengan rumus atau teori :
- Teori Bligh
Menyatakan bahwa besarnya perbedaan tekanan di jalur pengaliran adalah sebanding dengan
air untuk mengalir ke arah vertical lebih besar daripada arah horizontal dengan perbandingan
3:1.
Untuk mengetahui kekuatan bendung, sehingga konstruksi bendung sesuai dengan yang
direncanakan dan memenuhi syarat yang telah ditentukan. Stabilitas bendung ditentukan oleh
- Gaya berat
- Gaya gempa
- Tekanan Lumpur
- Gaya hidrostatis
- Gaya Uplift Pressure (Gaya Angkat).
j. Perencanaan Pintu
Perencanaan pintu berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk ke saluran dan
mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran (pintu pengambilan atau
intake gate). Pada bendung tempat pengambilan bisa terdiri dari 2 pintu yaitu kanan dan kiri,
bisa juga hanya satu tergantung letak daerah yang akan dialiri. Tinggi ambang tergantung
pada material yang terbawa oleh sungai. Ambang makin tinggi makin baik, untuk mencegah
masuknya benda padat dan kasar ke saluran, tapi tinggi ini ditentukan atau dibatasi oleh
ukuran pintu. Pada waktu banjir, pintu pengambilan cukup ditutup untuk mencegah
masuknya benda kasar ke saluran. Penutupan pintu tidak berakibat apa apa karena saat banjir
di sungai biaanya tidak lama. Maka yang dianggap air normal pada sungai adalah setinggi
mercu. Ukuran pintu ditentukan dari segi praktis dan estetika. Lebar pintu biasanya maksimal
2 m untuk pintu dari kayu. Jika terdapat ukuran yang lebih besar dari 2 m, harus dibuat lebih
k. Pintu Penguras
Lebar pintu penguras biasanya diambil dari 1/10 lebar bendung (B), sedangkan pada
saat banjir pintu penguras ditutup. Bila banjir lewat di atas pintu, maka tinggi pintu penguras
harus setinggi mercu bendung. Oleh karena itu, tebal pintu juga harus diperhitungkan untuk
antara lain:
Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir
Bendung harus dapat menahan bocoran yang disebabkan oleh aliran sungai dan aliran air
TIPE-TIPE BENDUNGAN
1. .Pengertian Bendungan
Bendungan (dam) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju
air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga
digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.
2. Bagian-bagian bendungan
Bendungan terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
a. Badan bendungan (body of dams)
b. Pondasi (foundation)
c. Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk
menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari
pintu air ke dalam konstruksi beton.
d. Hoist
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup
dengan mudah.
e. Kanal (canal)
f. Reservoir
g. Stilling basin
Fungsinya sama dengan pintu air biasa, hanya dapat menahan tekanan
yang lebih tinggi (pipa air, pipa pesat dan terowongan tekan). Merupakan alat
untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air dengan cara memutar,
menggerakkan kea rah melintang atau memenjang di dalam saluran airnya.
i. Drainage gallery
3. Tipe Bendungan
a. Berdasarkan ukuran
1) Bendungan besar (large dams)
Menurut ICOLD definisi dari bendungan adalah :
Bendungan yang tingginya lebih dari 15m, diukur dari bagian terbawah
pondasi sampai ke puncak bendungan.
Bendungan yang tingginya antara 10m dan 15m dapat pula disebut dengan
bendungan besar asal memenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut :
Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500m.
Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m.
Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000 m/detik.
Bendungan menghadapi kesulitan-kesulitan khusus pada pondasinya (had
specially ifficult foundation problems).
Bendungan di desain tidak seperti biasanya (unusual design).
c. Berdasarkan penggunaannya
d. Berdasarkan konstruksinya
3) Bendungan lainnya
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan muka
air sungai agar bisa disadap. Bendung merupakan salah satu bagian dari bangunan utama.
Fungsi utama dari bangunan utama/bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka air dari
sungai yang dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan
pengambilan (intake structure). Bendung terdiri atas dua jenis yaitu, bendung tetap dan
bendung gerak. Dalam penentuan suatu bendung perlu dilihat pemilihan lokasi bendung yang
tepat.
3.2 Saran
pemilihan lokasi yang tepat berdasarkan faktor-faktor, seperti keadaan topografi, keadaan
hidrologi, kondisi topografi, kondisi hidraulik dan morfologi, kondisi tanah serta biaya
perencanaan. Selain itu, pemilihan tipe bendung yang tepat dan perlu memperhatikan
DAFTAR PUSTAKA
Erman Mawardi, Drs. Dipl. AIT. dan Moch. Memed, Ir. Dipl. HE. APU. 2010.
http//:www.google.com
http//:www.wikipedia.com