Assalamualaikum Wr,Wb .
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
hidayahnya sehingga, Alhamdulillah makalah ini dapat penulis selesaikan dengan
judul materi “ Bangunan Pelimpah/Spillway “. Tak lupa pula kita kirimkan salam dan
shalawat kepada nabi Muhammad SAW, yang telah berhasil memperjuangkan agama
islam yang mulia ini beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
Ir. Hasdaryatmin Djufri S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Rekayasa Konstruksi
Bangunan Air yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dan teman-teman.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena adanya keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki.
Namun, demikian kami berharap semoga makalah ini dapat benar-benar bermanfaat
bagi penulis khususnya, serta para pembaca umumnya. Selain itu juga kami berharap
adanya kritik dan saran dari para pembaca demi terwujudnya kesempurnaan makalah
ini.
Wassalamualaikum Wr, Wb .
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
1.1. Latar Belakang .................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan ...........................................................................2
BAB II JENIS-JENIS PELIMPAH .............................................................3
2.1. Pelimpah Terbuka (Open Spillway).................................................3
2.2. Pelimpah poros (shaft spillway).......................................................10
2.3. Siphon Spillway / Tunnel Spillway..................................................12
BAB III BAGIAN UTAMA BANGUNAN PELIMPAH.............................16
3.1. Saluran Pengarah Aliran...................................................................16
3.2. Saluran Pengatur Aliran....................................................................17
3.3. Mercu................................................................................................18
3.4. Saluran Transisi................................................................................19
3.5. Saluran Peluncur...............................................................................19
3.6. Peredam Energi.................................................................................19
BAB IV PENUTUP.........................................................................................23
4.1. Kesimpulan ......................................................................................23
4.2. Saran ................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pelimpah ini merupakan fitur yang sangat penting dari setiap proyek
bendungan. Oleh karena itu, disini akan disusun makalah yang memakarkan
tentang spillway dan bagian utama dari spillway.
2
BAB II
JENIS-JENIS PELIMPAH (SPILLWAY)
Ada 3 (tiga) jenis utama pelimpah yakni pelimpah terbuka (open spillway),
pelimpah poros (shaft spillway), dan siphon spillway. Biasanya ada yang
tergabung dalam bendungan tapi kadang-kadang merupakan struktur yang
terpisah. Jenis pelimpah terbuka adalah yang paling sering ditemui (Weber, 1978).
3
Q = C.L.h3/2 ............................................................................................................(1)
Dengan :
Q = debit
C = koefisien pelimpah biasanya antara 1,6 dan 2,2, tergantung jenis dan
bentuk pelimpah
L = lebar pelimpah
h = tinggi air di atas pelimpah
Hubungan kedalaman hulu d1 dan hilir d2 dari lompatan hidrolik terkait dengan
persamaan
.....................................................................................(3)
Jika dT kurang dari d2, lompatan hidrolis terjadi disaat kedalaman d1 telah
meningkat menjadi d1'. Aliran pada lereng / kemiringan landai menghasilkan
profil aliran dari jenis M3. Apabila dT lebih besar dari d2, lompatan hidrolis
menjadi tenggelam dan aliran kecepatan tinggi terjun ke muka air hilir.
5
Langkah-langkah yang dapat diambil untuk membatasi turbulensi adalah
sebagai berikut (Weber, 1978) :
a) Kondisi tinggi muka air di hilir rendah
Kondisi ini erat kaitannya dengan kemiringan saluran hilir cukup curam.
Lompatan hidrolik dapat terjadi di dekat kaki pelimpah dengan menurunkan apron
hingga di bawah muka air hilir, kolam yang terbentuk disebut kolam olak (stilling
basin). Ambang pada akhir apron berfungsi menjaga kedalaman yang diperlukan
serta mengatur aliran dan membatasi turbulensi .
6
Kaki pelimpah dengan bentuk ’bucket’ (Gambar 2.7) adalah cara lain untuk
membatasi turbulensi hilir. Dengan membuat jari-jari cukup besar dan
memastikan bahwa ’bucket’ yang terus terendam, gerakan sirkulasi di dalamnya
sangat efektif dalam memecah energi.
Lompat ski adalah peredam energi jenis yang agak berbeda karena efektivitasnya
terletak pada kombinasi lompatan dan hambatan udara. Seperti digambarkan
dalam Gambar 2.8 ujung dari pelimpah dibuat dengan profil ke atas cekung,
dirancang agar air melompat ke udara di atas muka air hilir. Ini menghasilkan
energi yang hilang melalui interaksi dengan udara.
b) Chute spillway
Chute spillway atau pelimpah banjir tipe peluncur memungkinkan aliran
yang melimpah di atas mercu pelimpah untuk mengalir pada suatu saluran terbuka
yang curam yang disebut peluncur atau terusan. Saluran terbuka tersebut biasanya
dibuat dari pelat-pelat beton bertulang.
Bangunan semacam ini relatif ringan dan cocok untuk bendungan urugan
dengan kondisi topografi yang mendukung untuk dibangunnya chute spillway
tersebut. Bila kemiringan peluncur dapat disesuaikan terhadap keadaan topografi
daerahnya, maka jumlah urugan dapat dikurangi. Peluncur kadang-kadang
8
mempunyai lebar yang seragam, tetapi ada juga yang lebarnya dipersempit untuk
penghematan dan kemudian diperlebar di dekat ujungnya untuk mengurangi
keceparan aliran. Dinding di samping peluncur juga harus cukup tinggi.
Ilustrasi pelimpah banjir jenis luapan samping atau side channel spillway
dapat dilihat pada Gambar 2.11. Seperti terlihat pada gambar tersebut, side
channel spillway adalah pelimpah yang alirannya, setelah lewat di atas mercu,
disalurkan di dalam suatu alur yang arahnya sejajar dengan mercu. Setelah
melalui alur samping tersebut air biasanya dialirkan melalui suatu peluncur
(chute) atau terowongan (tunnel).
9
Mercu pelimpah tipe ini biasanya berupa bagian gaya berat yang dibuat
dari beton, tetapi dapat juga berupa lantai perkerasan yang terletak di atas
timbunan tanah atau permukaan tanah asli.
11
2.3. Siphon Spillway / Tunnel Spillway
Siphon spillway pada dasarnya merupakan outlet pendek terletak di atas
garis hidrolik. Adanya tekanan atmosfer memungkinkan air pada permukaan
bebas di hulu siphon untuk dialirkan ke elevasi yang lebih rendah di hilir.
Mekanisme operasi dapat dijelaskan dengan mengacu pada siphon sederhana yang
ditunjukkan pada Gambar 2.20.
Kenaikan tinggi muka air hulu memberikan tekanan yang menarik air
masuk ke dalam tenggorok (throat) siphon, sampai pada tahap dimana air dalam
tenggorok siphon melimpah di atas crest. Kenaikan muka air hulu lebih lanjut
menyebabkan peningkatan kecepatan aliran dalam siphon dan memperbesar
tekanan udara di dalam yang mengakibatkan siphon bekerja penuh, di mana tahap
ini setiap kenaikan lebih lanjut di tingkat hulu sekarang hanya menghasilkan
peningkatan debit yang sangat sedikit, karena diferensial head menjadi kriteria.
……………………………………
(5)
..............................................................................................(6)
Aplikasi lebih lanjut dari persamaan Bernoulli untuk head tekanan absolut pada
throat adalah sebagai berikut :
........................................................(7)
dan
........................................................(8)
dimana :
= head tekanan asmosfer
t = koefisien head kecepatan
Tipe Belokan
Tipe S
14
Adapun kelebihan dan kekurangan dari siphon spillway dibandingkan
dengan pelimpah terbuka adalah :
Kelebihan :
a. ketinggian air dapat dikontrol secara otomatis dalam rentang yang sangat kecil
b. debit yang dilimpahkan tergantung pada perbedaan head antara hulu dan hilir
c. siphon mampu bekerja dengan kapasitas penuh pada kondisi kenaikan pesat
muka air hulu
d. tekanan yang lebih besar dalam siphon berguna pada ruang panjang puncak
terbatas
Kelemahan :
a) priming secara tiba-tiba dari siphon spillway menghasilkan aliran air hilir yang
dalam banyak situasi dianggap tidak menguntungkan.
b) Dalam kondisi upper leg siphon tertutup muka air dan terjadi limpahan di atas
crest siphon, kenaikan lebih lanjut pada tinggi muka air hulu hanya sedikit
berpengaruh pada peningkatan debit di atas crest, sedangkan debit dari
bendung meningkat tanpa ada batasan head. Sehingga diperlukan struktur
tambahan untuk mengamankan bendungan dari overtopping.
c) Biaya konstruksi mahal.
15
BAB III
BAGIAN UTAMA BANGUNAN PELIMPAH
16
3.2 Saluran Pengatur Aliran
Bagian ini berfungsi sebagai pengatur kapasitas aliran (debit) air yang
melintasi bangunan pelimpah. Bentuk dan sistem kerja saluran pengatur ini sangat
bermacam-macam disesuaikan dengan ketelitian pengaturan yang disyaratkan
untuk bagian ini.
Contoh dari bagian pengatur aliran, sebagai berikut:
a. Tipe ambang bebas (flowing into canal type)
Digunakan untuk debit air yang kecil dengan bentuk sederhana bagian depan
dapat berbentuk tegak atau miring, kemudian horizontal dan akhirnya
berbentuk lengkung.
17
Aliran yang melintasi bangunan pelimpah samping tersebut, seolah-olah
terbagi menjadi dua tingkatan dengan dua buah peredam energi, yaitu yang
pertama terletak pada bagian akhir saluran pengatur yang disebut saluran
saming (side ditch) dan yang kedua adalah peredam energi di bagian akhir
dari bangunan pelimpah tersebut.
Persyaratan yang perlu diperhatikan pada bangunan pelimpah tipe ini adalah
agar debit banjir yang melintasinya tidak menyebabkan aliran yang
menenggelamkan bendung pada saluran pengatur, karena saluran samping
agar dibuat cukup rendah terhadap bendung tersebut (Sosrodarsono, 1981).
3.3 Mercu
Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung
pelimpah : tipe Ogee dan tipe bulat.
18
Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai baik untuk konstruksi beton
maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari keduanya. Kemiringan
maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini berkemiringan 1
banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin menguntungkan jika
bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan kolam olak. Dalam
hal ini kavitasi dan aerasi tirai luapan harus diperhitungkan dengan baik.
19
bersangkutan. Guna meredusir energi yang terdapat didalam aliran tersebut, maka diujung
hilir saluran peluncur biasanya dibuat suatu bangunan yang disebut peredam energi
pencegah gerusan (scour protection stilling basin) (Sosrodarsono, 1981).
Berdasarkan dengan tipe bendungan urugan yang dipilih dan kondisi
topografi serta sistim kerjanya maka peredam energi mempunyai berbagai tipe,
antara lain :
a. Tipe Loncatan (water jump type)
Peredam energi loncatan biasanya dibuat untuk sungai-sungai yang
dangkal (dengan kedalaman yang lebih kecil dibandingkan kedalaman loncatan
hidrolis aliran di ujung udik peredam energi). Tetapi tipe ini hanya cocok untuk
sungai dengan dasar alur yang kokoh.
20
dengan debit yang besar (q = 45 m3/dt/m, tekanan hidrostatis > 60 m dan
bilangan froude > 4,5)
Gigi-gigi pemencar aliran berfungsi untuk untuk lebih meningkatkan
efektifitas peredaman, sedangkan ambang bergerigi berfungsi sebagai
penstabil loncatan hidrolis dalam kolam olakan tersebut. Kolam olakan
tipe ini sangat sesuai untuk bendungan tipe urugan dan penggunaanya
cukup luas.
Kolam olakan datar tipe III
Pada hakekatnya perinsip kerja kolam olakan ini sangat mirip dengan
sistim kerja kolam olakan datar tipe II, akan tetapi lebih sesuai untuk
mengalirkan air dengan tekanan hidrostatis yang rendah dan debit yang
agak kecil (q < 18,5 m3/dt/m, V < 18 m/dt dan bilangan froude > 4,5).
Untuk mengurangi panjang kolam olakan, biasanya dibuatkan gigi-gigi
pemencar aliran di tepi hulu dasar kolam, gigi-gigi penghadang aliran pada
dasar kolam olakan. Kolam olakan tipe ini biasanya untuk bangunan
pelimpah pada bendungan urugan yang rendah.
Kolam olakan datar tipe IV
Sistem kerja kolam olakan tipe ini sama dengan sistem kerja kolam olakan
tipe III, tetapi penggunaannya yang cocok adalah untuk aliran dengan
tekanan hidrostatis yang rendah dan debit yang besar per unit lebar, yaitu
utnuk aliran dalam kondisi super kritis dengan bilangan froude antara 2,5
s/d 4,5. Biasanya kolam olakan ini digunakan pada bangunan pelimpah
suatu bendungan urugan yang sangat rendah.
21
disesuaikan dengan kondisi topografi dan geologi tempat kedudukannya serta
kondisi fluktuasi permukaan air di hilir kolam tersebut.
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tentang Pelimpah (Spillway) yang telah dilakukan, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Spillway merupakan kelengkapan utama yang harus ada pada beberapa jenis
Bangunan air, seperti Bendungan, Bangunan Utama Bendung (Bendung),
Checkdam, Saluran, Tanggul Saluran dan sebagainya.
2. Spillway berfungsi untuk melimpahkan debit air yang dianggap berkelebihan
dan untuk menanggulangi bahaya overtopping terhadap beberapa jenis
kelengkapan Bangunan Air.
3. Kapasitas pelimpah ditentukan terutama berdasarkan debit banjir yang
diperhitungkan akan melalui bangunan air. Faktor lain yang juga harus
diperhatikan dalam penentuan kapasitas pelimpah antara lain :
Sifat banjir rancangan
Biaya pembuatan
Risiko atas tingkat kerugian apabila terjadi bencana banjir
4.2 Saran
Saran Untuk pembaca sebaiknya dapat mengerti dan memahami tentang
fungsi dan manfaat dari Spillway bendungan yang ada pada setiap bendungan,
selain itu agar lebih memperhatikann manfaat dari bagian tiap bangunan
pelimpah.
23
DAFTAR PUSTAKA
Susilo,Hadi.BangunanPengembanganAir.
http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/11035-9-182326886529.pdf,
Diakses tanggal 22 April 2015.
www.4.bp.blogspot.com/
www.americanshoringinc.com/archive/gallery2, 2015
www.featurepics.com/online/Chute-Spillway-1624769.asp
www.flickr.com/photos/royluck/5202956126/
24