Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BANGUNAN TANGGUL

DISUSUN OLEH:

M ASRAF ANWAR
NIM : 210250402026

DOSEN PENGAMPUH:

MUH. HIJERAH AL-AHMAD, ST

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SIPIL
UNIVERSITAS TOMAKAKA MAMUJU
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita kepada Allah SWT Atas rahmat dan hidayah-
Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "BANGUNAN TANGGUL".

Sholawat serta salam juga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi


Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafaat beliau di akhirat kelak. Amin ya
Rabbal Alamin.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Teknik Sipil. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang ilmu ketekniksipilan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muh Hijerah Al Amad, ST selaku dosen
mata kuliah PENGANTAR ILMU TEKNIK SIPL.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

MAMUJU, 8 Desember 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I.......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Manfaat......................................................................................................... 3
D. Sistematika Penulisan.............................................................................3
BAB II........................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN....................................................................................................... 4
Pengertian Tanggul......................................................................................... 4
Bagian Konstruksi Tanggul..........................................................................5
Tipe Tanggul....................................................................................................... 7
Elevasi Puncak Tanggul................................................................................. 8
Tinggi Jagaan (F reeboard)...........................................................................8
Lebar Puncak Tanggul.................................................................................10
Jalan Inspeksi.................................................................................................. 12
Teras Tanggul.................................................................................................. 13
Gradien/Kemiringan Tanggul..................................................................14
Bagian Tanggul yang Dipengaruhi Air Pasang..................................14
Tanggul Di Tepi Danau dan Tanggul Pasang......................................14
Tanggul Khusus.............................................................................................. 15

ii
Tanggul Pelimpah/Terbuka......................................................................16
Tanggul Pemisah............................................................................................ 16
Konsep Dasar................................................................................................... 16
Pemilihan Jenis Konstruksi........................................................................17
Lokasi dan Panjang Konstruksi................................................................17
Alinemen Perkuatan Tanggul...................................................................18
Elevasi Perkuatan Lereng/Tebing..........................................................18
Pemilihan Metode Pelaksanaan...............................................................19
Pelindung Kaki................................................................................................ 19
BAB III.................................................................................................................... 20
PENUTUP.............................................................................................................. 20
Kesimpulan................................................................................................... 20
Saran............................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan


mengendalikan air di sungai maupun danau. Bentuk dan ukuran bangunan tergantung
kebutuhan, kapasitas maksimum sungai, dana pembangunan dan sifat hidrolik sungai.
Kebanyakan konstruksi bangunan air bersifat lebih masif dan tidak memerlukan segi
keindahan dibanding dengan bangunan-

 bangunan gedung atau jembatan, dan perencanaan bangunannya secara detail tidak
terlalu halus. Permukaan bangunan air atau bagian depannya sebaiknya

 berbentuk lengkung untuk menghindari kontraksi sehingga mempunyai efisiensi yang


tinggi dan mengurangi gerusan lokal (local scoure) di sekililing

 bangunan atau di hilir bangunan.

Tanggul adalah salah satu bangunan yang paling utama dan paling

 penting dalam usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat yang ada
disekitar suangi maupun danau tersebut terhadap genangan-genangan yang disebabkan
oleh banjir dan badai (gelombang pasang). Tanggul dibangun terutama dengan konstruksi
urugan tanah, karena tanggul merupakan bengunan menerus yang sangat panjang
serta membutuhkan  bahan urugan yang volumenya sangat besar.

1
Gambar 1.1 Bangunan Tanggul

Bahan tanggul yang terbuat dari tanah dapat diperoleh dari hasil galian di kanan-kiri trase
rencana tanggul atau bahkan dapat diperoleh dari hasil pekerjaan normalisasi sungai, berupa
galian pelebaran alur sungai, yangbiasanya dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan
tanggul. Dalam tahap perencanaan kiranya perlu diperhatiakan, agar hasil dari pekerjaan
normalisasi sungai dapat dimanfaatkan sebagai bahan tanggul.

Selain itu, tanah merupakan bahan yang sangat mudah penggarapannya dan setelah menjadi
tanggul sangat mudah pula menyesuaikan diri dengan lapisan tanah pondasi yang mendukungnya
serta mudah pula menyesuaikan dengan kemungkinan penurunan yang tidak rata, sehingga
perbaikan yang disebabkan oleh penurunan tersebut mudah dikerjakan. Selanjutnya tanah
merupakan bahan bangunan yang sangat stabil dan tidak akan rusak selama puluhan, bahkan
ratusan tahun.

Apabila di beberapa tempat terjadi kerusaka tanggul, perbaikannya sangat mudah dan cepat
menggunakan tanah yang tersedia disekitar lokasi kerusakan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1.  Apa pengertian Bangunan Tanggul?

2.  Bagaimana ketentuan Konstruksi dan Perkuatan ( Revetment)  dari

Bangunan Tanggul?

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:

 1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Bangunan Tanggul. 

 2. Untuk memahami ketentuan Konstruksi dan Perkuatan  Revetment ) dari Bangunan Tanggul

2
C. Manfaat

Manfaat dari makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa
khususnya yang mengontrak mata kuliah Irigasi dan Bangunan Keairan, serta dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam memahami kontruksi dan perkuatan bangunan
tanggul yang kemudian dapat digunakan untuk keperluan khususnya dibidang Keairan dan
Irigasi.

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika pada laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I  membahas pengenai pendahuluan dimana didalamnya terdapat latar  belakang,


rumusan masalah, tujuan, manfaat dan sistematik penulisan laporan.

BAB II membahas mengenai pembahasan yang akan diuraikan dari rumusan masalah
yang dipertanyakan pada bab sebelumnya.

BAB III  membahas mengenai kesimpulan dan saran yang dapat dijadikan masukan bagi
kedepannya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Tanggul

Tanggul memiliki nama lain levee, dike, embankment,  yaitu semacam


tembok miring baik buatan maupun alami, dipergunakan untuk mengatur muka
air. Biasanya terbuat dari tanah dan seringkali dibangun sejajar badan sungai
atau pantai. Kata dike kemungkinan berasal dari bahasa Belanda dijk,  dimana
pembangunan tanggul telah terjadi sejak abad ke-12. Bangunan Westfriese
Omringdijk  selesai dibangun tahun 1250, didirikan dengan menyambung-
nyambubngkan tanggul-tanggul yang sudah berdiri sebelumnya.

Sementara dari bahasa Anglo-Saxon, kata dic diartikan menggali parit dan


membentuk tanah timbunan di atasnya. Tujuan utama dibuatnya tanggul adalah
untuk mencegah terjadinya banjir pada dataran dipinggiran sungai. Tanggul ini
penting peranannya karena dibeberapa tempat sering kali permukaan air sungai
pada saat banjir lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Bagaimanapun, tanggul  juga
mengendalikan arah aliran air sungai sehingga tidak mengakibatkan  banjir.

Gambar 2.2 Tanggul

4
Tanggul juga dapat ditemukan di sepanjang pantai, dimana gundukan pasir
pantainya tidak cukup kuat menahan ombak. Tanggul juga dapat di bangun di
sepanjang pinggir danau atau pantai dengan tujuan membentuk batas
perlindungan terhadap suatu area yang tergenang bahkan pada saat tertentu
dapat menjadi suatu perlindungan militer. Tanggul bisa jadi hasil pekerjaan tanah
yang permanen atau hanya konstruksi darurat, biasanya terbuat dari kantong
pasir sehingga dapat dibangun secara cepat saat banjir. Mediterania. Peradaban
Mesopotamia dan China Kuno juga membangun sistem tanggul.

Bagian Konstruksi Tanggul

Bentuk Tipikal Penampang Melintang Tanggul Tanggul yang lengkap adalah tanggul
dengan ketinggian dan bentuk tampang yang dibutuhkan untuk melindungi terhadap tinggi
banjir rencana dan dilengkapi dengan konstruksi perkuatan lereng ( revetment ) dan
perlindungan kaki tanggul, yang dibangun sesuai kebutuhan.

Perbedaan antara elevasi puncak tanggul dan elevasi muka air banjir rencana disebut
tinggi jagaan (free board).

Gambar 2.3 Contoh bentuk tipikal penampang melintang tanggul lengkap

5
Dalam menentukan arah trase tanggul agar diperhatikan hal-hal sebagai

 berikut:

a. Supaya dipilih suatu penampang basah sungai yang paling efektif dengan kapasitas
pengaliran maksimum.

b. Agar trase tanggul searah dengan arah arus sungai dan dihindarkan terjadinya belokan
yang tajam.

c. Pada sungai-sungai yang arusnya tidak deras, diusahakan agar kurva alirannya stabil.

d. Diusahakan agar arah trase tanggul kiri dan tanggul kanan separalel mungkin dengan
alur sungai, dihindarkan adanya perubahan lebar sungai yang mendadak. Diusahakan
agar bantaran cukup lebar, sehingga jarak antara tepi alur sungai dan kaki tanggul cukup
jauh.

Gambar 2.4 Aliran sungai berbelok-belok tajam ( meandering) 

6
Gambar 2.5 Rencana trase tanggul dari Aliran sungai berbelok-belok tajam
(meandering) 

Tipe Tanggul
Ketika dibangun tanggul baru, agar terhindar pada tempat dengan tanah dasar
pondasi yang tidak stabil seperti lapisan sub soil yang lemah. Bila harus memperbesar
tanggul lama, maka perbesaran harus diupayakan dibuat di sisi daratan. Bila harus dibuat
disisi air (disebabkan karena kondisi alinyemen tanggul yang ada atau bila memerlukan
alur cukup luas untuk muka air tinggi/banjir), maka hal ini dapat dilakukan pada kondisi
sungai cukup lebar.

Gambar 2.6 Beberapa cara peningkatan tanggul 

7
Elevasi Puncak Tanggul
Elevasi (ketinggian) puncak tanggul harus ditentukan berdasar elevasi muka air
banjir rencana ditambah tinggi jagaan (freeboard). Besarnya tinggi jagaan mengikuti
ketentuan/pedoman yang berlaku.

Gambar 2.7 Penetapan elevasi puncak tanggul (sket penampang melintang tanggul)

Keterangan :

HWL = High Water Level atau

MAT = Muka air Tinggi/Muka Air Banjir

Elevasi puncak tanggul = Elevasi maka air banjir rencana + tinggi jagaan

Tinggi Jagaan (F reeboard) 


Tinggi jagaan dari tanggul tidak boleh kurang dari nilai yang diberikan dalam tabel
2.1, sesuai dengan debit banjir rencana. Oleh karena itu, bila tinggi tanah di daratan pada
tempat dimana tanggul akan dibuat lebih tinggi dari tinggi banjir rencana dan bila kondisi
topografi tidak terdapat kesulitan untuk pengendalian banjir yang terjadi, tinggi jagaan
dapat 0,6 m atau lebih meskipun debit banjir rencana sampai 200 m3/detik atau lebih.

8
Untuk bagian anak sungai yang terkena pengaruh back-water (pengaruh muka air pada
sungai induk), tinggi tanggul tidak boleh kurang dari tinggi tanggul sungai induk. Hal ini
juga berlaku bila tidak ada bangunan fasilitas

 pengendalian aliran balik.

Tabel 2.1 Daftar nilai tinggi jagaan untuk beberapa debit banjir rencana

Debit Banjir Rencana (m3/detik)  Tinggi Jagaan (m) 

Kurang dari 200  0,60 

200 - 500  0,80 

500 - 2.000  1,00 

2.000 - 5.000  1,20 

5.000 - 10.000  1,50 

Gambar 2.8 Ilustrasi tinggi jagaan tanggul pada anak sungai pada pertemuan dengan
sungai utama

9
Gambar 2.9 Ilustrasi tinggi jagaan tanggul pada anak sungai pada pertemuan dengan
sungai utama yang terpengaruh aliran balik ( reverse  flow) 

Gambar 2.10 Penjelasan tentang dasar penetapan tinggi jagaan

Lebar Puncak Tanggul


Lebar puncak tanggul disesuaikan dengan debit banjir rencana, dan tidak  boleh
kurang dari nilai yang diberikan pada table 2.2. Bila tanah daratan lebih tinggi dari tinggi
muka air banjir rencana dan bila keadaan topografi cukup baik untuk pengendalian banjir,
lebar puncak dapat dibuat 3 m atau lebih dengan tetap memperhatikan debit banjir
rencana.

Pada bagian di anak sungai yang terpengaruh oleh backwater, lebar puncak tanggul
ditentukan tidak boleh lebih sempit dari lebar puncak tanggul sungai utama: Lebar ini juga

10
dipakai bila fasilitas pengendali aliran tersedia, jika tinggi tanggul dari tanah kurang dari 0,6
m dan hal-hal tertentu yang tidak dapat dihindari karena alasan topografi, dsb.

Tabel 2.2 Debit banjir rencana - lebar puncak tanggul

Debit Banjir Rencana  Lebar Puncak


(m3/detik)  Tanggul (m) 

Kurang dari 500  3 

500 - 2.000  4 

2.000 - 5.000  5 
5.000 - 10.000  6 

> 10.000  7 

11
Gambar 2.11 Penjelasan tentang penetapan lebar puncak tanggul

Jalan Inspeksi
Tanggul hendaknya dilengkapi dengan jalan inspeksi dengan struktur seperti
tersebut di bawah, untuk mengontrol sungai, aktivitas penanggulangan  banjir pada saat
banjir :

a.  Bila terdapat jalan pengganti, jalan inspeksi tidak perlu dibuat.

 b.  Bila tanggul dari beton atau sheet pile baja atau dari material sejenisnya, tersedia
seluruhnya atau sebagian, atau bila perbedaan tinggi antara tanggul dan permukaan tanah
daratan kurang dari 0,6 m :

1)   Lebar minimal 3 m

2) Tinggi bersih 4,5 m atau lebih

12
Teras Tanggul
Pada ketentuan teras tanggul alangkah baiknya dibuat dengan
memperhatikan beberapa aspek, diantaranya tiga aspek berikut ini:

a. Teras tanggul harus disediakan di tengah tanggul, bila tidak mungkin dihindari karena
keadaan topografi dan alasan khusus lainnya

 b. Teras tanggul disediakan tiap 3 m - 5 m dari puncak pada sisi


yangb berhubungan dengan air bila tinggi tanggul 6 m atau lebih, dan setiap 2 m - 3 m dari
puncak di sisi daratan bila tinggi tanggul 4 m atau lebih. c. Lebar minimal 3 m.

Gambar 2.12 Penempatan teras tanggul

Gambar 2.13 Ilustrasi tinggi jagaan tanggul dan lebar pada tanggul khusus

13
Gradien/Kemiringan Tanggul
Gradien kemiringan tanggul harus merupakan gradien yang landai sebesar 20%
atau kurang. Hal ini tidak selalu diperlukan bila permukaan ditutup dengan beton ataupun
material sejenis.

Bagian Tanggul yang Dipengaruhi Air Pasang


Elevasi bagian tanggul yang di pengaruhi air pasang (dibagian pada tempat dimana
elevasi muka air pasang lebih tinggi dari banjir rencana) harus lebih tinggi dari :

a. Elevasi (ketinggian) yang disebut pada Tabel 2.1, atau

 b. Elevasi dari ketinggian muka air pasang rencana ditambah kenaikan tinggi uprush
(karena gelombang) yang dipakai sebagai bahan pertimbangan.

Lebar puncak di tentukan dengan mempertimbangkan struktur dari tanggul, dan lebar
puncak yang telah diuraikan sebelumnya.

Tanggul Di Tepi Danau dan Tanggul Pasang


Tanggul tepi danau dibangun di sekeliling danau atau rawa-rawa dan tanggul pasang
dibangun di muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Kedua jenis
tanggul tersebut diperhitungkan juga daya tahannya terhadap gaya-gaya hempasan
ombak baik dari danau maupun dari laut.

Tinggi dan lebar puncak tanggul ditepi danau harus di spesifikasikan seperti di bawah ini,
terlepas dari spesifikasi pada Tabel 2.1, dan Tabel 2.2. di atas.

a. Tinggi ditentukan dengan pertimbangan tinggi banjir rencana, uprush, tiupan angin,
dan sebagainya.

 b. Lebar puncak di tentukan dengan pertimbangan tinggi tanggul dan kondisi daerah
sekitarnya.

14
Tanggul Khusus
Pada pemukiman yang padat penduduknya, biasanya biaya pembebasan tanah
untuk pembangunan tanggul sangat tinggi. Dalam keadaan demikian untuk mengurangi
areal tanah yang harus dibebaskan, biasanya tanggul dibuat  berupa dinding pasangan
atau dinding beton.

Bila spesifikasi pada uraian sebelumnya sukar sekali diterapkan (karena kondisi topografi
atau alasan khusus lainnya), struktur berikut ini dapat digunakan, di luar spesifikasi
tersebut.

Struktur harus mempunyai tembok penahan dengan pasangan pada puncak tanggul yang
lebar puncaknya dispesifikasikan pada pada Tabel 2.2 pada bab ini, pada ketinggian muka
air banjir rencana (elevasi diatas elevasi muka air pasang rencana untuk bagian tanggul
yang dipengaruhi oleh air pasang):

Apabila masih tetap sulit, maka digunakan struktur serupa yang berdiri sendiri,
menggunakan beton, sheet piles baja dan sebagainya.

Gambar 2.13 Konstruksi tembok penahan-berdiri sendiri/  self standing  (ilustrasi pada


tanggul khusus)

15
Tanggul Pelimpah/Terbuka
Tanggul dengan tujuan khusus, seperti tanggul pelimpah, tanggul pengantar,
tanggul pembagi, dan lain sebagainya harus direncanakan menurut fungsinya. Pada
sungai-sungai yang deras arusnya, biasanya dapat dibangun anggul-tanggul yang
tidak menerus, tetapi terputus-putus disebut sebagai tanggul pelimpah/terbuka. Dengan
demikian puncak banjir yang tinggi tetapi  periode waktunya pendek dapat dipotong,
karena sebagian banjir mengalir keluar melalui celah-celah antara tanggul-tanggul tersebut
memasuki areal- areal di belakang tanggul yang dipersiap-kan untuk penampungan banjir
sementara. Biasanya areal-areal penampungan tersebut dikelilingi tanggul- tanggul pula.
Setelah banjir mereda, maka air yang tertampung tersebut, kemudian mengalir kembali ke
dalam sungai melalui celah-celah ini. Jadi tidak diperlukan adanya pintu-pintu atau
pelimpah serta bangunan pelengkap lainnya.

Tanggul Pemisah
Tanggul semacam ini dibangun di antara dua buah sungai yang  berdekatan,
agar arus sungai pada muara kedua sungai tersebut tidak saling mengganggu, terutama
pada sungaisungai yang kemiringannya dan kondisi hidrologinya berbeda. Selain itu pada
sungai-sungai yang banyak mengandung sedimen dapat dihindarkan terjadinya
pengendapan pada pertemuan kedua sungai tersebut dan perbedaan permukaan air di
muara masing-masing sungai dapat disesuaikan secara individual.

Konsep Dasar
Secara umum untuk perencanaan revetment, meliputi: letak bangunan,perluasannya,
cara pembangunan, dan lain-lain harus ditentukan dengan mempertimbangkan
terhadap regim sungai, bentuk potongan memanjang dan melintang, gradien kemiringan
tanggul, jenis tanah, dan lain-lain.

16
Pemilihan Jenis Konstruksi
 Revetment termasuk di dalamnya revetment untuk muka air tinggi ( high- water) 
untuk melindungi lereng sisi dalam alur yang disebabkan oleh muka air tinggi, dan
revetment untuk muka air rendah ( low-flow revetment ) dimaksudkan untuk pemeliharaan
alur untuk pengaliran debit kecil.  Revetment  untuk aliran muka air tinggi/banjir yang
dipasang pada tanggul, disebut  pelindung tanggul (levee revetment) .Pada tempat dimana
pondasi revetmendiperkirakan tergerus ( scoured) oleh hempasan air atau daya aliran
yang kuat, pelindung kaki harus juga digunakan secara bersamaan.

Lokasi dan Panjang Konstruksi


a. Tempat konstruksi dan panjang tembok penguat ( revetment)  harus ditentukan dengan
mempertimbangkan perubahan fenomena hidrolis pada  jalur air, dan sebagainya.

 b. Revetment tebing atau tanggul yang berhubungan dengan ambang dasar sungai
('ground  sill‘) atau bendung harus dipasang pada bagian yang lebih panjang 10 m dari
ujung hulu ground sill atau bendung atau 5 m dari ujung hulu bronjong (mattres) pada pias
dibagian hulu, ke lebih panjang 15 m dari ujung hilir apron, 5 m dari ujung hilir bronjong
pada pias bagian hilir dari  bronjong dibagian hilir, diluar kasus pada dasar batuan
(bed-rock) , dan sebagainya dalam bagian-bagian susunan bumi (  geologic features).

c. Tentang perpanjangan revetment suatu sungai dari saluran dimana suatupintu melintasi
2 akan dipasang. Bila ground-sill atau bendung akan membaca 'pintu', ‘ruas bagian hulu'
akan membaca ‘ruas bagian hulu” dari sungai atau alur dengan pintu perpotongan dan
“ruas bagian hulu” akan membaca “ruas bagian hilir dari sungai atau alur dengan pintu
perpotongan” 

d. Revetment  suatu tebing atau tanggul dengan pintu atau saluran melintas harus di
berikan pada bagian penutup berturut-turut 10 m pada pias teratas dan pias terbawah dari
pintu. Namun hal yang sama tidak akan dipergunakan pada saluran kecil yang tidak lebih
besar dari 0,5 m luas potongannya, saat ketidak-harusan tersebut dikenal karena kondisi
topografi dan sebagainya.

e.  Revetment  yang berkaitan dengan pembangunan suatu jembatan harus diletakkan
pada bagian arah ke pias teratas dan pias terbawah dari ujung hulu dan hilir jembatan
berturut-turut dengan besarnya hubungan lebi besar dari pada setengah panjang jarak
jembatan (30 m jika panjang jarak lebih besar dari 30 m) sebagai mana ol eh
"Structural Standard"  , dan sebagainya. Asalkan besarnya tidak akan kurang dari 10 m.

17
Alinemen Perkuatan Tanggul
Alinemen dari suatu revetment  harus dibuat sehalus mungkin, dengan
mempertimbangkan arah aliran.

Elevasi Perkuatan Lereng/Tebing


Pada umumnya tinggi revetment  tanggul dibuat dengan menggunakan prinsip harus
setinggi muka air banjir rencana. Namun juga harus dibuat setinggi puncak tanggul jika
diperlukan, pada suatu kolam penampungan, suatu tempat dengan lebar sungai yang
cukup lebar, sebuah tempat dengan lebar sama dengan lebar sungai, sebuah tempat yang
mempunyai angin dan gelombang di sekitar muara sungai dan sebagainya dan pada
sungai dengan aliran yang deras.

Revetment untuk aliran lambat harus dibuat setinggi elevasi yang diperlukan,
disesuaikan dengan keadaan alur air.

Pemasangan Perkuatan Lereng/Tebin

Gambar 2.14 Pemasangan perkuatan lereng/tebing

Dasar revetment   harus diletakkan cukup dalam didalam tanah (ditanam) agar aman
terhadap pengaruh gerusan dasar sungai pada terjadi aliran-aliran dengan elevasi muka
air tinggi (waktu terjadi banjir)

18
Gambar 2.15 Contoh kasus pada air dalam

Pemilihan Metode Pelaksanaan


Metode pembangunan harus dipilih menurut kekasaran material dasar sungai, kekuatan
dari aliran atau gradien kemiringan pada tempat revetment direncanakan di sungai.

Pelindung Kaki
Metode pembangunan, lebar, ketebalan, dan lain-lain. dari pelindung kaki harus
ditetapkan menurut kekasaran dasar, sungai kekuatan aliran,kedalaman air dan variasi
dasar sungai. Ketinggian puncak pelindung kaki tidak akan lebih dari ketinggian dasar
sungai rencana (ketinggian dasar sungai yang ada, jika ketinggian dasar sungai yang ada
lebih rendah dari pada ketinggian dasar sungai rencana). Namun juga untuk hal yang
sama tidak harus diterapkan, apabila tidak tepat saat ada anggaran yang sesuai dari
besarnya kedalaman air kondisi dasar, dan lain-lain.

19
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan mengendalikan
air di sungai maupun danau. Bentuk dan ukuran bangunan tergantung kebutuhan,
kapasitas maksimum sungai, dana pembangunan dan sifat hidrolik sungai.

Tanggul memiliki nama lain levee, dike, embankment,  yaitu semacam tembok miring baik
buatan maupun alami, dipergunakan untuk mengatur muka air. Biasanya terbuat dari
tanah dan seringkali dibangun sejajar badan sungai atau pantai. Tanggul juga merupakan
suatu konstruksi bangunan/prasana yang berfungsi untuk perlindungan, pengembangan,
penggunaan dan pengendalian sungai.

Pada umumnya tinggi revetment   tanggul dibuat dengan menggunakan prinsip harus
setinggi muka air banjir rencana. Namun juga harus dibuat setinggi puncak tanggul jika
diperlukan, pada suatu kolam penampungan, suatu tempat dengan lebar sungai yang
cukup lebar, sebuah tempat dengan lebar sama dengan lebar sungai, sebuah tempat yang
mempunyai angin dan gelombang di sekitar muara sungai dan sebagainya dan pada
sungai dengan aliran yang deras.

Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat saya sampaikan adalah :

kepada pengelola tanggul yang berada dilokasi untuk dapat memahami detail
perencanaan teknis sungai terlebih dahulu sehingga bisa menerapkan perencanaan teknis
sungai secara baik dan bijaksana dan meminimalisir terjadinya rembesan pada dasar
tanggul.

20
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2017).  Modul Dasar-dasar

Perencanaan Alur dan Bangunan Sungai.   Badan Pengembangan Sumber Daya


Manusia Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi: Bandung. 

Kementerian Pekerjaan Umum, Ditjen. Sumber Daya Air, Direktorat Sungai dan Pantai,
Satker Direktorat Sungai dan Pantai - Perencanaan Teknik Sungai - Juni
2011. 

Siswoko S, Ir. Dipl. HE - Upaya mengatasi Masalah Banjir Secara Menyeluruh - 2010. 

Hasrul, C. (2018). Pengertian-Tanggul-dalam-Civil. [Online]. Diakses dari: 


https://www.academia.edu/36724335/Makalah_tanggul?auto=download  

Anonim. (2019). Tanggul. [Online]. Diakses dari: 

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggul  

21

Anda mungkin juga menyukai