Anda di halaman 1dari 21

PENGAMATAN SISTEM SALURAN DRAINASE

STADION SEPAK BOLA


DI GOR PANCASILA MUARA ENIM

Disusun Sebagai Syarat Untuk Dapat Menyelesaikan Mata Kuliah


Sistem Drainase Pada Fakultas Teknik Prodi Sipil

Oleh :

1.Abisyah Dika Ratama Hadi 112019021


2.Hendra Gunawan 112019012
3.Fitra Kartha Sasmita 112019013
4.Pringki Anto Pratama 112019045

Dosen Pembimbing : IR. ERNY AGUSRI,M.T

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


FAKULTAS TEKNIK
PRODI SIPIL
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan hidayah-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pengamatan Sistem Drainase
Lapangan pada Stadion Sepakbola GOR Pancasila Muara Enim. Penulis berharap dengan
selesainya penyusunan laporan pengamatan ini akan dapat membawa banyak manfaat, baik
untuk penulis dan lebih-lebih untuk para pembaca civitas akademika Universitas
Muhammadiyah Palembang ataupun pembaca lainnya..
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu akan lebih
baik seandainya ada kritik ataupun saran-saran dari para pembaca, karena hal itu sangat perlu
bagi penulis guna penambahan wawasan serta guna memperbaiki atau kesempurnaan tugas-
tugas yang akan datang.
Dan pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada semua
pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian laporan ini. Terutama sekali kepada
Dosen pembimbing ibu ir.Erni Agusri MT yang telah membantu menyelesaikan laporanini
dan pada teman-teman yang semuanya telah bekerja sama menyelesaikan tugas ini.

Palembang,Juli 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................... 4
C. TUJUAN PENGAMATAN ...................................................................................... 4
D. MANFAAT PENGAMATAN .................................................................................. 5
BAB II.................................................................................................................................. 6
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................... 6
A. Pengertian Drainase ................................................................................................. 6
B. Jenis Drainase ........................................................................................................... 6
1. Menurut Sejarah Terbentuknya ............................................................................... 6
2. Menurut Letak Bangunan ........................................................................................ 6
3. Menurut Fungsi....................................................................................................... 7
4. Menurut Konstruksi ................................................................................................ 7
C. Pola Sistem Drainase ................................................................................................ 7
D. Sistem Jaringan Drainase....................................................................................... 10
E. Limpasan (run off).................................................................................................. 10
F. Tinggi Jagaan ......................................................................................................... 11
BAB III .............................................................................................................................. 13
METODE PENELITIAN ................................................................................................. 13
A. Langkah Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 13
B. Studi Pustaka .......................................................................................................... 13
C. Lokasi Penelitian .................................................................................................... 13
D. Pengumpulan Data ................................................................................................. 14
BAB IV .............................................................................................................................. 15
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 15
A. Detail Sistem Saluran Drainase Stadion Sepakbola GOR ................................... 15
BAB V ................................................................................................................................ 18

2
KESIMPULAN ................................................................................................................. 18
DOKUMENTASI .............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan perkotaan dengan berbagai permasalahan dewasa ini secara terus
menerus mengalami perbaikan tidak saja dalam konsep penataan ruang juga yang
paling penting adalah menyangkut pembangunan sarana dan prasarana atau
infrastruktur. Walaupun disadari bahawa pembangunan yang ada terlambat
dibandingkan dengan kecepatan permasalahannya perkotaan yang timbul baik itu
sebagai resiko kemampuan finansial pembangunan perkotaan maupun semakin
cepatnya permasalahan sosial yang timbul sebagai problem perkotaan secara
menyeluruh.
Drainase perkotaan menjadi topik yang perlu untuk diperhatikan karena
memang fungsi utama dalam hal pengendalian air. Sistem drainase berartisistem
pengaturan atau pengeringan kawasan atas air hujan yang menggenang. Sistem drainase
harus dikembangkan salurannya sendiri, mulai dari air hujan, masuk ke selokan/parit
sampai dengan meresap ke dalam tanah kembali atau mengalir ke sungai dan bermuara
di laut.
Sistem drainase merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari perencanaan
bangunan konstruksi sipil. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam perencaan sistem
drainase, anatara lain jenis bangunan, intesitaas curah hujan, topografi dan lain-lain.
Perencanaan drainase merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pembangunan suatu wilayah disamping merencanakan stuktur bangunannya. Drainase
merupakan prasarana yang intinya berfungsi untuk mengendalikan limpasan air hujan
yang berlebih.
Gor Pancasila Muara Enim adalah salah satu sarana penunjang kegiatan
olahraga dan penting pengadaannya untuk kelangsungan kegiatan olahraga. GOR
Pancasila Muara Enim merupakan gelanggang olahraga yang terdapat di Kabupaten
Muara enim. Pada Gor Satria tersebut apabila terjadi hujan dengan intensitas yang
tinggi, saluran drainase pada lapangan sepakbola tersebut sangat berguna, karena
mampu menampung limpasan hujan.
Oleh karena itu diperlukan pengamatan saluran drainase di Stadion Sepakbola
Gor Pancasila Muara Enim.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas perumusan masalah dalam pengamatan ini
adalah bagaimana detail saluran drainase yang ada pada stadion sepakbola GOR
Pancasila Muara Enim?.
C. TUJUAN PENGAMATAN
1) Pengamatan ini bertujuan mengetahui detail saluran drainase stadion sepakbola
GOR Pancasila Muara Enim yang sudah.

4
D. MANFAAT PENGAMATAN
Manfaat yang dapat diambil dari pengamatan ini diantarannya adalah : Hasil
yang didapat dari pengamatan ini diharapkan dapat membantu dalam
menginformasikan detail sistem drainase.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Drainase

Drainase yang berasal dari bahasa Inggris Drainage mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum dapat didefinisikan sebagai
suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan,
rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi
kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualias air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Jadi, drainase menyakut
tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah (Suripin, 2004).
Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian air yang
berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau
lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran
pengumpul (collector drain), saluran penerima (conveyor drain), saluran induk (main
drain), dan badan air penerima (receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai
bangunan lainnya, seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pitu-
pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun pompa (Suripin, 2004).
Drainase pada prinsipnya terdiri atas dua macam yaitu drainase untuk daerah perkotaan
dan drainase untuk daerah pertanian. Dalam hal ini, pembahasan hanya mencakup sistem
drainase wilayah Gor.
B. Jenis Drainase
1. Menurut Sejarah Terbentuknya.
a) Drainase Alamiah (natural drainage)
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan
penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton gorong-gorong
dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena
grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air seperti sungai.
b) Drainase Buatan (arficial drainage)
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga
memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton,
gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
2. Menurut Letak Bangunan
a) Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi
mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa
open chanel flow.
b) Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage)
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui
media di bawah tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan

6
itu antara lain: tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
membolehkan adanya saluran di permukaan tanah.
3. Menurut Fungsi
a) Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan suatu jenis air
buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lain.
b) Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis
buangan baik secara bercampur maupun bergantian.
4. Menurut Konstruksi
a) Saluran Terbuka, yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase
non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/mengganggu lingkungan.
b) Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk air
kotor atau saluran yang terletak di tengah kota.

C. Pola Sistem Drainase


Pola jaringan drainase adalah perpaduan antara satu saluran dengan saluran
lainnya baik yang fungsinya sama maupun berbeda dalam satu kawasan tertentu. Dalam
perencanaan sistem drainase yang baik bukan hanya membuat dimensi saluran yang
sesuai tetapi harus ada kerjasama antar saluran sehingga pengaliran air lancar.
Beberapa contoh model pola jaringan yang dapat diterapkan dalam perencanaan
jaringan drainase meliputi:
1) Pola Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari
sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada ditengah kota.

Gambar 2.1. Pola Siku

2) Pola Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Saluran cabang
(sekunder) cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota,
saluran akan dapat menyesuaikan diri.

7
Gambar 2.2. Pola Pararel

3) Pola Grid Iron


Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran
saluran cabang dikumpullkan dulu pada saluran pengumpul.

Gambar 2.3. Pola Gird Iron

4) Pola Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.

8
Gambar 2.4. Pola Alamiah

5) Pola Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar kesegala arah.

Gambar 2.5. Pola Radial

6) Pola jaring-jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan cocok
untuk daerah dengan topografi datar.

9
Gambar 2.6. Pola Jaring-jaring

D. Sistem Jaringan Drainase


Sistem jaringan drainase di dalam wilayah kota dibagi atas dua
bagian yaitu:
a) Sistem Drainase Makro
Sistem drainase makro adalah sistem saluran/badan air yang menampung dan
mengalirkan air dari suatu suatu daerah tangkapan air hujan (catchment area).
Sistem ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran primer,
kanal-kanal, atau sungai-sungai. Pada umumnya drainase makro dirncanakan untuk
debit hujan dengan periode ulang 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun. System
drainase makro biasanya meliputi saluran primer dan skunder.
b) Sistem Drainase Makro
Sistem drainase makro adalah sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase
yang menampung dan mengalirkan air dari suatu kawasan perkotaan yang telah
terbuang seperti perumahan, kawasan Kampus, indusri, pasar, atau komplek
pertokoan.

E. Limpasan (run off)


Limpasan adalah air hujan yang turun dari atmosfer dalam siklus hidrologi yang
tidak ditangkap oleh vegetasi atau permukaan-permukaan buatan seperti atap bangunan
atau limpasan kedap air lainnya, maka akan jatuh ke permukaan cekungan (Suripin,
2004). Bila kehilangan air seperti cara-cara tersebut telah terpenuhi, maka sisa air hujan
akan mengalir langsung di atas permukaan tanah menuju alur aliran terdekat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi limpasan adalah sebagai berikut:
1. Faktor Meteorologi
a. Intensitas Hujan
Pengaruh intensitas hujan terhadap limpasan permukaan tergantung pada laju
infiltrasi. Jika intensitas hujan melebihi laju infiltrasi, maka akan terjadi
limpasan permukaan sejalan peningkatan intensitas curah hujan.
b. Durasi Hujan
Total limpasan dari suatu hujan berkaitan langsung dengan durasi hujan dengan
intensitas tertentu. Setiap DAS memiliki satuan durasi hujan atau lama hujan
kritis. Jika hujan terjadi lamanya kuramg dari lama hujan kritis,maka lamanya
limpasan akan sama dan tidak tergantung pada intensitas hujan.
c. Distribusi Curah Hujan
Laju dan volume limpasan maksimum terjadi jika seluruh DAS telah
memberikan kontribusi aliran. Namun, hujan dngan intensitas tinggi pada
sebagian DAS dapat menghasilkan limpasan yang lebih besar dibandingkan
dengan hujan biasa yang meliputi seluruh DAS.
2. Karakteristik DAS
a. Luas dan bentuk DAS

10
Laju dan volume aliran permukaan makin bertambah besar dengan
bertambahnya luas DAS. Sementara bentuk DAS akan mempengaruhi pola
aliran dalam suangai.
b. Topografi
Penampakan rupa bumi atau topografi seperti kemiringan lahan, keadaan dan
kerapatan, parit atau saluran, dan bentuk-bentuk cekungan lainnya mempunyai
pengaruh pada laju dan volume aliran permukaan. DAS yang mempunyai
kemiringan curam dan lebarsaluran yang kecil menghasilkan volume dan laju
aliran permukaan yang lebih tinggi.
c. Tata Guna Lahan
Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien
aliran permukaan (C). Angka koefisien aliran permukaan ini merupakan
salahsatu indicktor untuk menentukan kondisi fisik suatu DAS.

F. Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan disaluran pembuka dengan lining permukaan yang keras akan
ditentukan dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan antara lain seperti besar
dimensi saluran, kecepatan aliran, arah dan lengkungan saluran, debit banjir,
gelombang permukaan akibat tekanan aliran angin, pentingnya daerah yang dilindungi
dan sebagainya. Tinggi jagaan biasanya diambil antara 0.15 m s/d 0,60 m dan tinggi
urugan atas timbunan tanah diatas puncak lining tersebut biasanya diambil 0,30 – 0,60
m.
Sedangkan untuk saluran drainase yang sudah dilining yang umumnya ada
dikawasan permukaan maka tinggi jagaan berdasarkan SNI-3434-1994 dalam Wedy
(2010), baik untuk bentuk trapesium maupun bentuk U, ditetapkan rumus :
ƒ = √0,33𝐻 (2.45)
Dengan : ƒ = tinggi jagaan (m)
H = tinggi air rencana (m)
Standarkan tinggi jagaan minimum saluran drainase berdasarkan debit aliran seeperti
terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1. Standar tinggi jagaan


Debit m3/dtk Tinggi
jagaan
minimum
(m)
0 - 0,3 0,3
0,3 - 0,5 0,4
0,5 – 1,5 0,5
1,5 – 15,0 0,6
15,0 – 25,0 0,75
25 1
Sumber : SNI T-07-1990-F
11
Dalam perencanan drainase di lapangan olahraga sepakbola, hal yang sangat
perlu di perhatikan adalah kemampuan infiltrasi tanah. Infiltrasi tanah yang umumnya
dijumpai di alam berkisar pada kecepatan 430 s.d 860 mm/hari, dan persentasi pori di
sekitar berkisar antara 10 s.d 50 % dengan daya resap 43 s.d 430 mm/hari. Selain itu
daya resap air juga dipengaruhi oleh adanya lapisan kedap air, muka air tanah yang
terletak dekat dengan muka tanah, dan keadaan tanah, diantaranya kadar pori tanah,
besar butiran dan jenis tanah.
Infiltrasi tanah dapat dirumuskan dengan:
t = S/Vsinα
sinα = H/S = H/(¼L2 + H2)0,5
q = I/t
I = 1/m.H.P = 1/m.(H/V).q
Dimana :
I = Volume air tanah pada bagian yang diarsir
V = Kecepatan infiltrasi
1/m = faktor koreksi, karena air yang masuk hanya dari bagian yang diarsir
dan besarnya 4/5.

12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Langkah Pelaksanaan Penelitian

Mulai

Studi Pustaka

Pengumpulan Data

Data Primer Data Skunder


 Dimensi saluran drainase  Data denah sistem drainase
stadion sepakbola GOR
Pancasila Muara Enim

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 3.1. Langkah Pelaksanaan Penelitian

B. Studi Pustaka
1. Literatur
Kajian penelitian diambil dari buku-buku teori untuk memperoleh landasan
teori yang akan digunakan dalam penyusunan dan pengerjaan penelitian ini.
Literatur yang diambil dari buku-buku yaitu mengenai definisi, pembahsaan dan
metode analisa mengenai penelitian.
2. Kajian penelitian terdahulu
Kajian penelitian terdahulu dilakukan untuk perbandingan dan referensi dengan
penelitian ini terutama untuk menentukan variabel dan metode analisis yang akan
digunakan.

C. Lokasi Penelitian
Lokasi pengamatan berada di Gor Pancasila Muara Enim dengan luas tanah seluruh
13,27Ha.

13
Gambar 3.2. Peta Lokasi Gor Pancasila Muara enim (Maps)

D. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan dengan cara
pengamatan, dan pengukuran saluran drainase yang telah ada sesuai dengan kondisi
pada saat dilakukaan penelitian. Adapun data primer yang dapat dicari adalah:
a. Dimensi saluran drainase
b. Luas Atap
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dalam penelitian
ini. Adapun data sekunder yang didapat adalah:
1. Data curah hujan tahunan
2. Tutupan Lahan di lokasi

14
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Detail Sistem Saluran Drainase Stadion Sepakbola GOR MUARA ENIM

Gambar 4.1. Rencana Aliran Lapangan Sepakbola GOR Pancasila Muara


Enim

Gambar di atas adalah contoh rencana aliran air yang akan dikeringkan pada lapangan
sepakbola GOR Pancasila Muara Enim. Air hujan sebagian besar meresap masuk ke saluran
drainase bawah permukaan dan sebagian ke saluran drainase permukaan Kemiringan i = 0,007

15
Pipa Pengumpul (Collector Drain)

Lintasan atletik Lapangan sepakbola

i ≤ 0,007 i ≤ 0,007

Pipa kolektor 4 inchi


dibungkus geotextile

Gambar 4.2. Potongan Melintang Pipa Pengumpul

Diperbatasan lapangan sepakbola dan lintasan atletik ditempatkan pipa kolektor 4 inchi untuk
mengumpulakan air yang berasal baik dari lintasan atletik ataupun lapangan sepakbola.

Sketsa lapisan lapangan sepakbola

Rumput
Lapisan Penutup (Tanah Merah)
Pasir urug

Pasir murni

Kerikil Ø 2 – 10 mm

Kerikil Ø 10 – 20 mm

Gambar 4.3. Sketsa Lapisan Lapangan Sepakbola

16
Lapisan penutup terdiri dari campuran antara pasir urug dan tanah merah (2 s.d. 4) : 1
Pasir urug = 50% pasir (sand) + 25% lumpur (silt) + 25% lempung (clay)

Sketsa lapisan lintasan atletik

5 Tanah Merah
2 Ijuk
5 Pasir Urug

20-25 Batu koral

Gambar 4.4. Sketsa Lapisan Lintasan Atletik

 Penampang melintang:
🞑 Lapisan penutup : campuran antara pasir urug dan tanah merah (2 s.d 4) : 1.
🞑 Pasir urug = 50 % pasir (sand), 25 % lumpur (silt), 25 % lempung (clay).
🞑 Kerikil atas : ø 2 – 10 mm.
🞑 Kerikil bawah : ø 10 – 20 mm.

17
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan, terdapat 8 buah pipa saluran drainase lapangan dengan
menggunakan pipa berukuran 4 inchi dibungkus dengan geotextile dan diberi lubang pada
bagian atas pipa, jarak peletakkan antar pipa tersebut 1,2 meter dan kemiringannya 0,007. Pada
pinggir sisi bagian luar sepanjang stadion sepakbola terdapat pula saluran dengan kedalaman
150 cm, dan pada sisi bagian dalam sepanjang stadion sepakbola terdapat saluran drainase
dengan kedalaman 45 cm. Lapisan lapangan sepakbola terdapat kerikil Ø 10 – 20 mm, kerikil
Ø 2 – 10 mm, pasir murni, pasir urug, lapisan penutup (Tanah Merah), dan rumput serta pada
lapisan lintasan atletik terdapat kerikil Ø 10 – 20 mm, kerikil Ø 2 – 10 mm, pasir urug, ijuk,
lapisan penutup (campuran pasir urug dan tanah merah).

18
DOKUMENTASI

Foto Saluran Drainase Bagian Luar Lapangan Sepakbola GOR Pancasila Muara Enimm
denganKedalaman Saluran 150 cm

Foto Saluran Drainase Bagian Dalam Lapangan Sepakbola GOR Pancasila Muara Enim
denganKedalaman Saluran 45 cm

19
DAFTAR PUSTAKA
 http://www.turfandrec.com/index.php?option=com_content&task=view&id=2579
 http://midwestdrainage.com/MD/Natural_Grass_Drainage.html
 Qurniawan, Yarzis Andy. 2009. Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Josroyo
Permai Rw 11 Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Karanganyar: Universitas
Sebelas Maret.
 Sulistianto, Eko. 2014. Analisis Kapasitas Drainase dengan Metode Rasional di
Perumahan Sogra Puri Indah. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Palembang.
 Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi
Offset.
 Soemarto, CD. 1993. Hidrologi Teknik. Jakarta: ERLANGGA.
 Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data jilid I.
Jakarta: NOVA
 Triatmodjo, Bambang, 1995. Hidrolika II. Yogyakarta: Beta Offset.
 Wesli. 2008. Drainase Perkotaan. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

20

Anda mungkin juga menyukai