Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENYALIRAN TAMBANG

MENGHITUNG CURAH HUJAN

Kelompok 1 :

1. Ahmad Bastika Khuanda (21137004)


2. Amanda Tasya Billa (21137006)
3. Luthfito Febrizio (21137090)
4. Raihan Muhammad Indrawan (21137100)
5. Winda Amanah Ilahi Putri (21137024)

Dosen Pengampu :
Drs. Rusli HAR., M. T
NIP: 196303161990101001

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan ini
disusun agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar Penyaliran Tambang
beserta aplikasinya dalam dunia pertambangan. Dengan telah tersusunnya laporan
ini, maka saya selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rusli HAR selaku dosen Penyaliran Tambang beserta para staf pengajar
lainnya.
2. Fajar Rofiescha dan Rahma Izhati, selaku Asisten Dosen Penyaliran
Tambang yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan kedepannya. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
memberikan ilmu bagi penyusun khususnya dan pada pembaca pada umumnya.

Padang, 02 November 2023


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat .............................................................................. 2
BAB II DASAR TEORI ...................................................................................... 3
A. Sistem Penyaliran Tambang.................................................................. 3
B. Catchment Area..................................................................................... 3
C. Analisis Curah Hujan dan Debit Limpasan .......................................... 4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 5
A. Daerah Tangkapan Air Hujan ( Catchment Area) Sub Daerah Aliran
Sungai Batang Kuranji, Panjalinan ....................................................... 5
B. Analisi Debit Air Total (Limpasan)....................................................... 6
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 18
A. Kesimpulan ........................................................................................... 18
B. Saran ..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 19

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1. Data Curah Hujan ................................................................................. 7
Tabel 3. 2. Pengukuran Dispersi Statistik ............................................................... 8
Tabel 3. 3. Pengukuran Dispersi Logaritma............................................................ 9
Tabel 3. 4. Parameter ............................................................................................ 10
Tabel 3. 5. Analisis Frekuensi ............................................................................... 10
Tabel 3. 6. Urutan Data Curah Hujan ....................................................................11
Tabel 3. 7. Derajat Kebebasan & Chi Kuadrat...................................................... 12
Tabel 3. 8. Nilai Chi Kuadrat ................................................................................ 12
Tabel 3. 9. Persentase ............................................................................................ 13
Tabel 3. 10. Perhitungan Interval Kelas ................................................................ 14
Tabel 3. 11. Curah Hujan Rencana ....................................................................... 14
Tabel 3. 12. Perhitungan Probabilitas ................................................................... 15
Tabel 3. 13. Hasil Perhitungan Debit .................................................................... 17

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Mine Drainage.................................................................................... 3
Gambar 2.2. Mine Dewatering ................................................................................ 4
Gambar 3.1. Peta Cathcment area ...........................................................................6

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketersediaan air sangat vital dalam kehidupan manusia. Air banyak
digunakan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Setiap orang
menggunakan air untuk berbagai kebutuuhan dasar seperti minum,
memasak, mandi dan mencuci. Air juga digunakan untuk berbagai industry
seperti industry pertanian, peternakan,perikanan, pertambangan dan
berbagai kebutuhan penting lainnya.
Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk industry
pertambangan. Karena, ketersediaan air menjadi salah satu factor utama
dalam keseluruhan proses kegiatan penambangan di lapangan. Pada kasus
kelebihan air yan melimpah akibat cuaca yang ekstrim dapat menimbulkan
permasalahan genanan air yang dapat menyebabkan terganggunya
kegiatan penmbangan. Terganggunya kegiatan penambangan dapa
mengakibatkan terjadinya loss opportunities sehingga pada akhirnya dapat
mengurangi income dan menambah cost. Oleh karena itu diperlukan
pengelolaan air tambang yang tepat dan efisien yang baik dalam aspek
kuantitas maupun kualitasnya.
Hujan merupakan salah satu sumber air permukaan yang penting
dalam analisis hidrologi dalam pegelolaan air tambang. Dari kondisi
tersebut, hujan memepengaruhi besarnya debit banjir dan volume limpasan
air yang mengalir di bukaan tambang. Analisis hujan dilakukan dengan
tujuan perancangan sistem penyaliran tambang sebagai metode
penanganan luapan air yang terjadi karena bukaan tambang. Dalam
pengelolaan air pertambangan, sangat penting mempertimbangkan
bagaimana kondisi sistem penyaliran tambang yang akan digunakan.
Dalam perancangan sistem penyaliran tambang, kondisi air yang masuk ke
front penambangan harus diketahui dengan baik. Dengan demikian, salah
satu focus utama pertambangan dalam penelolaan lingkungan adalah

1
kajian hidrologi dan hidrogeologi sebagai sumber keterdapatanaa air di
front penmabangan.
Dalam perhitungan hujan di area penambangan, hal yang menjadi
focus adalah terjadinya curah hujan ekstrem dalam kurun waktu tertentu.
Curah hujan ekstrem ini menjadi variable anomaly ang hars diperhatikan
ketika menentukan besarn nilai hujan pada suatu area penambanagan.
Prinsip dasar dari analisis curah hujan adalah pengukuran jumlah hujan
yang jatuh ke suatu tempat pada periode tertentu dengan tujan mengetahui
volume curah hujan yang tertampung di luas permukaan tertentu.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Untuk mengetahui besarnya debit air limpasan melalui analisis curah
hujan dalam waktu 10 tahun pada suatu wilayah bukaan tambang.
2. Manfaat
Mengetahui besarnya debit impasan selama 10 tahun di suatu wilayah
bukaan tambang dengan analisis curah hujan.

2
BAB II
DASAR TEORI

A. Sistem Penyaliran Tambang


Sitem penyaliran tambang didefinisikan sebagai suatu metode yang
dilkukan untkmencegah masuknya aliran air ke dalam lubang bukaan
tambang (pit) atau mengeluarkan air tersebut. Pada dasarnya ada 2 metode
sistem penyaliran tambang, yaitu:
1. Mine Drainage
Mine drainage merupakan upaya untuk mencegah air masuk ke
lokasi penambangan dengan cara membuat saluran terbuka sehingga air
limpasan yang akan masuk ke lubang bukaan (pi tambang) dapat
langsung dialirkan ke luar lokasi penambangan. Upaya ini umumna
dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari sumber
air permukaan.

Gambar 2.1. Mine Drainage


2. Mine Dewatering
Mine dewatering merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang
telah masuk ke lokasi penambangan akibat hujan langsung, limpsan
local, dan air tanah. Beberapa metode dalam kegiatan mine dewatering
antar lain membuat kolam penmpungan atau sumuran (sump) di dalam
front tambang (pit), membuat puritan berupa saluran drainase terbuka,
dan sistem pemompaan.

3
Gambar 2.2. Mine Dewatering
B. Catchmen Area
Catchmen area merupakan daerah tangkapan hujan yang batas
tangkapannya berdasarkan elevasi tertinggi yang saling terhubung
membentuk polygon tertutup mengikuti kondisi topografi berdasarkan arah
aliran air.
Pada bukaan tambang, catchment area dibatasi oleh pegunungan dan
perbukitan yang bertindak sebagai garis pemisah hujan. Secara teknis, luas
catchment area diukur dengan cara penarikan kontur pada titik ketinggian
yang sama dan mengelilingi area penambangan serta memperhatikan arah
limpasan air. Penentuan cacthmen area menjadi salah satu parameter dalam
menghitung debit limpasan.
C. Analisis Curah Hujan dan Debit Limpasan
Analisis curah hujan adalah langkah penting dalam menghitung debit
sungai atau aliran air yang mengalir dalam sungai. Ini dapat memungkinkan
kita untuk memahami pola curah hujan di suatu wilayah dan mengestimasi
seberapa besar air ayang masuk ke dalam sungai dari daerah aliran sungai
(DAS) selama periode waktu tertentu. Sedangkan analisi debit limpasan
adalah analisis air hujan yang mengalir dan mencapai permukaan lahan tetapi
tidak dapat merasap ke dalam tanah karena keterbatasan infiltrasi tanah.
Limpasan pertambangan diketahui adalah aliran di atas permukaan tanah dari
air hujan yang langsung mengalir ke front penambangan. Proporsi limpasan
ini tergantung pada karakteristik geologi cacthmen area penambangan.
Perhitungan debit limpasan dilakukan untuk mengetahui volume air yang

4
mengalir di atas permukaan tanah pada kondisi daerah etrtentu persatuan
waktu. Perhitungan debit limpasan bias dilakukan setelah mengetahui
beberapa parameter yaitu cactment area, waktu konsentrasi dan curah hujan.

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Daerah Tangkapan Air Hujan ( Catchment Area) Sub Daerah Aliran Sungai
Batang Kuranji, Panjalinan
Dalam mendapatkan luas area dari catchment area menggunakan bantuan
software berupa ArcGis yang dihitung berdasarkan daerah tangkapan air
dari Sub DAS Batang Kuranji, Panjalinan. Didapatkan luas dari catchment
area sebesar 80,0862 Km2 dan luas dari bukaan tambang sebesar 23,0366
Km2.

Gambar 3.1. Peta Cathcment area

6
B. Analisis Debit Air Total (Debit Air Limpasan)
1. Curah Hujan Harian Maksimum
Tabel 3. 1. Data Curah Hujan

Data Curah Hujan Harian Maksimum


Tahun Xi m Xi (Max to Min)
2009 656 9 1320
2010 584 10 1249
2011 870 4 1036
2012 1036 3 870
2013 818,6 5 818,6
2014 470 1 656
2015 161 2 584
2016 334 6 470
2017 1320 8 334
2018 1249 7 161
Total 7498,6 10
Rata-rata 749,86

Digunakan data curah hujan harian maksimum seperti yang ada pada
tabel di atas yang selanjutnya dilakukan perhitungan untuk akhirnya
didapatkan hasil pengolahan data dari debit limpasan.
2. Perhitungan Analisis Frekuensi
Dalam perhitungan analisis frekuensi, akan dicari dispersi statistik
dan dispersi logaritma, yang selanjutnya akan memperoleh nilai Standar
Deviasi (SD) dan SlogD, Koefisien Skewness (Cs), Koefisien Kurtosis
(Ck), Koefisien Variasi (Cv).
Langkah pertama adalah mencari dispersi statistik dan dispersi
logaritma, hitung total dan rata-rata nilai xi (curah hujan maksimum) dan
xr (rata-rata curah hujan) terlebih dahulu. Lalu hitung nilai (xi-xr)2, (xi-
xr)3 , dan (xi-xr)4 yang setelah itu dihitung totalnya untuk mendapatkan
nilai dari SD, Ck, Cs, dan Cv.
Xi : Curah hujan maksimum
Xr : Curah hujan rata-rata
n : jumlah data

7
Tabel 3. 2. Pengukuran Dispersi Statistik
Hasil Pengukuran Dispersi Statistik
Tahun Xi Xr Xi-Xr (Xi-Xr)^2 (Xi-Xr)^3 (Xi-Xr)^4
2009 656 -93,86 8809,6996 -826878,4045 77610807,04
2010 584 -165,86 27509,5396 -4562732,238 756774769
2011 870 120,14 14433,6196 1734055,059 208329374,8
2012 1036 286,14 81876,0996 23428027,14 6703695686
2013 818,6 68,74 4725,1876 324809,3956 22327397,86
749,86
2014 470 -279,86 78321,6196 -21919088,46 6134276097
2015 161 -588,86 346756,0996 -204190796,8 1,2024E+11
2016 334 -415,86 172939,5396 -71918636,94 29908084357
2017 1320 570,14 325059,6196 185329491,5 1,05664E+11
2018 1249 499,14 249140,7396 124356108,8 62071108128
Total 7498,6 749,86 0 1309571,764 31754359,02 3,31786E+11
Rata-rata 749,86

Dispersi Statistik
Setelah dilakukan pengolahan data curah hujan dengan menggunakan
pengukuran dispersii statistic dapat diketahui nilai standar deviasi (SD),
koefisien skewness (CS), koefisien kurtosis (CK), dan koefisien variasi
(CV).
Perhitungan standar deviasi (SD) dapat ditetukan menggunakan 2
parameter yaitu:
a. Standar Deviasi
∑(𝑋𝑖;𝑋𝑟)2 1309571,764
SD = √ =√ = 381,4550744
𝑛;1 10;1

Nilai standar deviasi dari dispersi statistic didapat sebesar


381,4550744
b. Koefisien Kurtosis
1
∑ 𝑥 (𝑋𝑖;𝑋𝑟)2 ∑ 𝑥(1309571,764)
CK = 𝑛 = 10 = 1,567054678
𝑆𝐷4 381,45507444

Nilai koefisien kurtosis dari disperse statistic didapat sebesar


1,567054678
c. Coefisien Skewnes
∑ 𝑛 𝑥 (𝑋𝑖;𝑋𝑟)3 ∑ 10𝑥(31754359,02)3
CS = = = 0,079458555
(𝑛;1)𝑥(𝑛;2) 𝑥 𝑆𝐷3 (10;1)𝑥(10;2)𝑥381,45507443

Nilai koefisien skewness dari dispersi statistic didapat sebesar


0,079458555

8
d. Koefisien Variasi
CV = 𝑆𝐷 = 381,4550744 = 0,508701724
𝑋𝑟 749,86

Nilai koefisien variasi dari disperse statistic didapat sebesar


0,508701724
Tabel 3. 3. Pengukuran Dispersi Logaritma
Hasil Pengukuran Dispersi Logaritma
Tahun Xi Xr log Xi log Xr (log Xi - log Xr) (log Xi - log Xr)^2 (log Xi - log Xr)^3 (log Xi - log Xr)^4
2009 656 2,816904 -0,058076348 0,003372862 -0,000195884 1,13762E-05
2010 584 2,766413 -0,10856734 0,011786867 -0,001279669 0,00013893
2011 870 2,939519 0,064539065 0,004165291 0,000268824 1,73496E-05
2012 1036 3,01536 0,140379568 0,019706423 0,002766379 0,000388343
2013 818,6 2,913072 0,038091553 0,001450966 5,52696E-05 2,1053E-06
749,86 2,874980188
2014 470 2,672098 -0,20288233 0,04116124 -0,008350888 0,001694248
2015 161 2,206826 -0,668154311 0,446430184 -0,298284252 0,199299909
2016 334 2,523746 -0,351233721 0,123365127 -0,043329992 0,015218954
2017 1320 3,120574 0,245593744 0,060316287 0,014813303 0,003638054
2018 1249 3,096562 0,221582251 0,049098694 0,010879399 0,002410682
Total 7498,6 28,07107 -0,67872787 0,760853941 -0,322657511 0,222819952

Dispersi Logaritma

setelah dilakukan pengolahan data curah hujan dengan menggunakan


disperse logaritma, maka dapat diketahui nilai standar deviasi (SD),
koefisien kurtosis (CK), koefisien skewness (CS), dan koefisien variasi
(CV).

a. Standar Deviasi

∑ 𝑙𝑜𝑔(𝑋𝑖;𝑋𝑟) 2
0,760853941
SD = √ = √ = 0,290756473
𝑛;1 10;1

Nilai standari deviasi dari disperse logaritma diperoleh sebesar


0,290756473

b. Koefisien Kurtosis
1
∑ 𝑥 𝑙𝑜𝑔(𝑋𝑖;𝑋𝑟)2 ∑ 𝑥(0,760853941)
CK = 𝑛 = 10 = 10,6459329
𝑆𝐷4 0,2907564734

Nilai koefisien kurtosis dari disperse logaritma adalah 10,6459329


c. Coefisien Skewnes
∑ 𝑛 𝑥 𝑙𝑜𝑔(𝑋𝑖;𝑋𝑟)3 ∑ 10𝑥(;0,322657511)3
CS = = = -1,823144555
(𝑛;1)𝑥(𝑛;2) 𝑥 𝑆𝐷3 (10;1)𝑥(10;2)𝑥0,2907564733

9
Nilai koefisien skewness dari disperse logaritma diperoleh sebesar
-1,823144555
d. Koefisien Variasi
CV = 𝑙𝑜𝑔𝑆𝐷 = 0,101133383
𝑙𝑜𝑔𝑋𝑟

Untuk memperoleh nilai curah hujan rancangan dan debit rencana,


dapat menggunakan distribusi probabilitas dalam pengolahannya.
Nantinya akan disesuaikan dengan syarat dari beberapa distribusi untuk
mengetahui distribusi mana lebih sesuai dan lebih tepat untuk
memperoleh nilai curah hujan rencana. Distribusi probabilitas yang
sering digunakan yaitu: distribusi Norma, Gumbel, Log Normal, dan Log
Person III.
Berikut ini adalah tabel parameter dan persyaratan yang digunakan
dalam memilih distribusi tepat.

Tabel 3. 4. Parameter

Parameter Statistik Log


Xr 749,86 2,874980188
SD 381,4550744 0,290756473
Cs 0,079458555 -1,823144555
Ck 1,567054678 10,6459329
Cv 0,508701724 0,101133383

Tabel 3. 5. Analisis Frekuensi

Prinsip Analisis Frekuensi


no Jenis Syarat Perhitungan Kriteria
Cs ≤ 1,1396 0,007945856
1 Gumbel Memenuhi
Ck ≤ 5,4002 1,567054678
Cs ≈ 0 0,007945856
2 Normal Tidak memenuhi
Ck ≈ 0 1,567054678
Cs ≈ 3 -1,823144555
3 Log Normal Tidak memenuhi
Ck ≈ 5,383 10,6459329
4 Log Person III Cs ≠ 0 -1,823144555 Memenuhi

Dari tabel Prinsip Analisis Frekunsi diketahui ada dua buah distribusi
probabilitas yang memenuhi dalam memperoleh nilai curah hujan
rencana, yaitu gumbel dan log person III. Namun pada analisis kali ini

10
kami hanya akan menggunakan distribusi probabilitas gumbel dalam
menentukan curah hujan rencana.

3. Perhitungan Jenis Distribusi (Chi Kuadrat)


Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam perhitungan
metode chi kuarat.
a. Urutkan data dari data yang terbesar ke yang terkecil
Urutann data curah hujan maksimum harian dan besar kecil
dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 6. Urutan Data Curah Hujan

Data Curah Hujan Harian Maksimum


Tahun Xi m Xi (Max to Min)
2009 656 9 1320
2010 584 10 1249
2011 870 4 1036
2012 1036 3 870
2013 818,6 5 818,6
2014 470 1 656
2015 161 2 584
2016 334 6 470
2017 1320 8 334
2018 1249 7 161
Total 7498,6
Rata-rata 749,86

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa total hujan dalam


selang periode tahun 2009-2018 adalah sebesar 7498,6 mm dengan
rata-rata 749,86 mm/ tahun. Data curah hujan terbesar adalah 1320
yang terjadi pada tahun 2017, sedangkan data curah hujan terkecil
adalah 161 yang terjadi pada tahun 2015.
b. Menghitung jumlah kelas
1) Jumlah data (n) = 10
2) Kelas Distribusi = 1+3,3 log n
= 1+3,3 log 10 = 4,3 ≈ 5

11
c. menghitung derajat kebebasan (DK) dan Chi kuadrat Kritis
(X2Cr)
1) Parameter (p) = 2 curah hujan rata-rata
2) Derajat kebebasan (DK) = K - (P+1) = 5 – (2+1) = 2
3) Nilai chi kuadrat kritis (X2Cr) dengan jumlah dat (n) = 10, α =
5% dan DK= 2 adalah 5,991. Berikut nilai Chi kuadrat kritis
Tabel 3. 7. Derajat Kebebasan & Chi Kuadrat

K 5
Dk 2
Chi 5,991

Tabel 3. 8. Nilai Chi Kuadrat

12
Pada nilai signifikasi (α) yaitu suatu taraf penguji kumpulan
data dalam rangka pembuktian nilai hipotesis yang umumnya
diungkapkan didalam bentuk persen (%) dan dapat digunakan untuk
menguji ketepatan sampel dalam memaparkan populasi hingga batas
eror tertentu.
Taraf pada tabel nilai chi kuadrat dipilih 5% toleran dengan
nilai 5,991.
d. Menghitung Kelas distribusi
1) Kelas distribusi 1𝑥 100% = 20%, interval distribusi ialah
5

20%, 40%, 60%, dan 80%

2) Persentase
1 1
Px = 20%, yang diperoleh T = = = 5 Tahun
𝑃𝑥 20%

Tabel 3. 9. Persentase

Px (%) 20 40 60 80
Px(desimal) 0,2 0,4 0,6 0,8
T 5 2,5 1,666667 1,25
Diketahui bahwa tahun ke-5, persentase interval distribusinya
20%. Semakin kecil T (tahun), maka semakin besar persentase
interval distribusinya.
e. Menghitung interval kelas dan menghitung nilai probabilitas
(x2)
Dengan jumlah data (n) = 10, didapatkan:
∑(𝑥𝑖;𝑥𝑟)2
1) Standar deviasi (SD) = √
𝑛;1

2) Nilai reduksi varian (Yn) = -ln [-ln {𝑛+1;𝑚}]


𝑛+1
∑ 𝑌𝑛
3) Nilai rerata reduksi varian (Yr) =
𝑛
∑(𝑌𝑛;𝑌𝑟)2
4) Standar deviasi dari reduksi varian (Sn) = √
𝑛;1

5) Yt = -ln [-ln (𝑇;1)]


𝑇

13
6) Faktor reduksi varian (K) = 𝑌𝑡;𝑌𝑟
𝑆𝑛

7) Curah hujan rencana (Xt) = Xr + (SD x K)


8) Frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagiannya (Ef)
Ef = 𝑛 = 10 = 2
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 5

9) Frekuensi yang diamati pada kelas yang sama (Of)

Tabel 3. 10. Perhitungan Interval Kelas

Yn Yr (Yn-Yr)2 Sn
-0,533417353 1,230297846
-0,874591383 2,10354979
0,794106012 0,630604358
1,144278086 1,309372337
0,50065122 0,250651644
0,575771 1,610325826
2,350618656 5,525408064
1,606090045 2,579525234
0,237676951 0,114307294
-0,261812562 0,7015455
0,794106012 0,047670366
5,757705683 14,49293243
0,575770568 1,449293243

Berikut perhitungan dalam menghitung interval kelas

Yn = -ln [-ln {𝑛+1;𝑚}] = -ln [-ln {10+1;9}] = -0,533417353, dst.


𝑛+1 10+1
∑ 𝑌𝑛 5,757705683
Yr = = = 0,575771
𝑛 10

∑(𝑌𝑛;𝑌𝑟)2 14,49293243
Sn = √ =√ = 1,610325826
𝑛;1 10;1

Tabel 3. 11. Curah Hujan Rencana gumbel

T Yt K Xt
5 1,49994 1,142390875 1185,630796
2,5 0,671727 0,314177881 869,7047468
1,666666667 0,087422 -0,270127016 646,8186791
1,25 -0,10349 -0,46103982 573,9940211
3276,148243

14
Tabel 3. 12. Curah Hujan Rencana Log Pearson III
Periode Ulang Curah Hujan Harian Maksimum untuk Berbagai
KTR Log Rata-rata Sx Logaritma
Hujan (PUH) Perioda Ulang Hujan
5 0,78391 377,9463402
2,5 0,17705 93,44799958
2,807107401 0,096918824
1,666666667 -0,363 26,94731744
1,25 -0,857 8,640035727

Berikut ini perhitungan dalam menghitung nilai probabilitas x2

Yt = -ln [-ln (𝑇;1)] = -ln [-ln (5;1)] = 1,499939987, dst.


𝑇 5

𝑌𝑡;𝑌𝑟 1,499939987;0,575771
K= = = 1,142390875
𝑆𝑛 1,610325826

Xt = Xr + (SD x K) = 749,86 + (381,4550744 x 1,142390875)

= 1185,630796

f. Perhitungan Chi kuadrat

Tabel 3. 13. Perhitungan Probabilitas


kelas Interval Ef Of Of-Ef x^2 = ((Of Ef)^2)/Ef
1 > 1185,630796 2 2 0 0
2 869,7047 _ 1185,630796 2 2 0 0
3 646,8187 _ 869,7047468 2 3 1 0,5
4 573,994 _ 646,8186791 2 1 -1 0,5
5 < 573,9940211 2 2 0 0
10 10 0 1

Dari tabel di atas didapatkan nilai dari probabilitas x2 sebesar 1.


Dari perhitungan ini didapat hasil:
x2 < x2
Maka metode gumbel memenuhi
3 < 5,991

Tabel 3. 14. perhitungan probabilitas metode log pearson


Kelas Interval Ef Of Of-Ef (Of-Ef)^2/(Ef)
1 > 99,395338 2 3 1 0,5
2 99,39534 - 99,989514 2 1 -1 0,5
3 99,98951 - 99,99999 2 2 0 0
4 99,99999 - 0 2 1 -1 0,5
5 < 0 2 3 1 0,5
Total 10 10 0 2

15
g. Perhitungan intensitas hujan dan debit limpasan
1) Intensitas Curah Hujan
Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan per satuan
waktu tertentu dan dinyatakan dengan satuan mm/jam.
I = (𝑅24) (24)2/3
24 𝑇𝑐

Dimana :
I : intensitas hujan
R24 : curah hujan harian (mm/hari) atau nilai Xt
Tc : waktu konsentrasi tangkapan hujan (Km2)
Waktu konsentrasi (Tc) adalah waktu perjalanan aliran dan
jarak terjauh ke lokasi pengamatan, untuk mencari nilai Tc dapa
menggunakan metode McDermot
Tc = 0,76 x A0,77 dimana A adalah luas daerah tangkapan hujan
(Km2)
Diketahui luas daerah tangkapan hujan adalah 80,0862 Km2
Tc = 0,76 x 80,08620,77 = 22,63610026 jam
3276,148243 24
I=( )( ) = 144,7311 mm/jam
24 22,63610026

Waktu konsentrasi hujan yang diperoleh sebesar


22,63610026 jam menghasilkan nilai intensitas hujan dengan
luas catchment area 80,0862 Km2, periode ulang 10 tahun dan
memperkirakan lamanya sistem penyaliran akan bekerja
didapat sebesar 144,7311 mm/jam

2) Debit limpasan
Debit limpasan (run off) adalah air permukaan bersumber
dari air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah, bergerak
dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah tanpa
memperhatikan asal atau jalan di tempuh sebelum mencapai
saluran.

16
Debit limpasan dapat diketahui setelah luas daerah
tangkapan hujan (catchment area), nilai intensitas curah hujan
dan nilai koefisien limpasan. Untuk menghitung debit air
limpasan dapat digunakan metode rasional dengan
menggunakan:
Q = 0,278 x C x I x A
Dimana :
Q : debit limpasan (m3/jam)
C : koefisien limpasan
I : intensitas curah hujan (mm/jam)
A : luas cathment area (Km2)
Maka perhitungan debit limpasan:
Q = 0,278 x 0,9 x 144,7311 mm/jam x 80,0862 Km2
= 2972,483092 m3/detik
= 10700939,13 m3/jam
Perhitungan debit limpasan pada bukaan tambang 23,0366 Km2
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
Q = x Q catcmenth area
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑐𝑎𝑡𝑐ℎ𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑟𝑒𝑎

= 23,0366 x 10700939,13 = 3078099,028 m3/jam


80,0862

Tabel 3. 15. Hasil Perhitungan Debit


Tc I Q ( m^3/detik) Q (m^3/jam) Q Bukaan Tambang
22,63610026 144,7311 2972,483092 10700939,13 3078099,028

Tabel 3. 16. Hasil Perhitungan Debit limpasan Log Pearson

C (Koefisien Luas Bukaan


Intensitas Q10 (m3/jam) Qt (m3/jam)
Limpasan) Tambang (km2)
16,58279464 41055,96443 39724397,71
4,100129628 10151,17052 9821937,947
0,9 2659,56
1,182341999 2927,262388 2832322,584
0,379090688 938,5591598 908118,9019

17
C (Koefisien Luas Bukaan
Intensitas Q (m3/jam) Qt (m3/jam)
Limpasan) Tambang (km2)
2,038909488 147077,2294 4884246,178
16,58279464 1196203,906 39724397,71
16,9350239 1221612,048 40568169,53
0,9 2659,56
0,239321778 17263,53437 573299,8377
0,004561976 329,0792523 10928,29996
6,4318E-05 4,639592412 154,0749142

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada perhitungan analisis curah hujan yan telah dilakukan dengan
menggunakan metode jenis Distribusi Gumbel dengan hasil yang didapat
yaitu, debit air limpasan pada catchment are seluas 80,0862 Km2 adalah
10700939,13 m3/jam dan debit air limpasan pada bukaan tambang seluas
23,0366 Km2 adalah 3078099,028 m3/jam.
B. Saran
Lebih teliti dalam pengolahan data

19
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Albaitulla, M. Toha, T, M. 2023. Pemodelan Hidrodinamik Sistem


Penyaliran Tambang Menggunakan SWMM. Yogyakarta: CV. Budi
Utama.
Armid. Mangidi, U. & Oetama, D. 2022. Pengelolaan Limpasan Air Permukaan
Proyek Smelter Di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara. Jawa Barat:
CV. Adanu Abimata.
Dzakir, O. Teknis Penambangan Nikel. Makassar: CV. Tohar Media
Sekaranom, B, A. 2021. Kejadian Hujan Ekstrem Wilayah Tropis. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Suwignyo. 2021. Hidrologi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Widiasma, N. 2023. Pembangkit Hidro. Jawa Barat: CV. Adanu Abimata

20
LAMPIRAN
A. Peta Deliniasi Sub Das
B. Peta Deliniasi CA dan Pit Tambang

Anda mungkin juga menyukai