Oleh:
LISTI SYA
M1A121061
KELOMPOK 2
KEHUTANAN B
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini yang
waktu yang telah ditetapkan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kejahilan menuju
alam terang benderang yang telah banyak membagi ilmunya kepada kita semua
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak tedapat
kesalahan-kesalahan yang patut penulis perbaiki. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang bersifat konstruktif sangat penulis nantikan dari para pembaca. Akhirnya,
semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dari para pembaca pada
umumnya.
Listi Sya
M1A121061
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan dan Manfaat.............................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Satuan Lahan.......................................................................................... 3
2.2 Kemampuan Lahan Terhadap DAS....................................................... 3
2.3 Hubungan Unit Lahan dengan Pengelolaan DAS.................................. 5
2.4 Hubungan SIG dalam Pembuatan Unit Lahan....................................... 6
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat................................................................................. 8
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................... 8
3.3 Prosedur Kerja ..................................................................................... 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil...................................................................................................... 11
4.2 Pembahasan.......................................................................................... 12
V.KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 14
5.2 Saran..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15
LAMPIRAN.................................................................................................... 17
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
I PENDAHULUAN
manampung dan mengalirkan air hujan menuju sunagi atau danau. Bagian
fungsi dari tata air dan tanah. Aliran permukaan air dapat menentukan
banjir yang terjadi. Tata guna lahan yang berubah berpengaruh terhadap
ketersediaan air tanah akibat dari perubahan nilai laju infiltrasi yang
lahan.Perubahan penggunaan lahan saat ini sudah menjadi hal yang wajar
pemetaan unit lahan. Alternatif pemetaan unit lahan dapat dijadikan bahan
direncanakan secara tepat dan terarah dalam satuan Daerah Aliran Sungai
merupakan sebidang lahan yang memiliki kondisi sama dalam hal bentuk
3
lahan, jenis tanah, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan. Unit lahan
ini diturunkan dari beberapa peta yaitu peta jenis tanah, peta kemiringan
bentuk lahan tertentu dalam sistem lahan dan seluruh satuan lahan yang sama dan
mempunyai asosiasi lokasi yang sama. Sistem lahan merupakan area yang
mempunyai pola yang berulang dari topografi, tanah dan vegetasi. Satuan lahan
terdiri dari 3 atribut maupun 4 atribut bergantung kepada topik kajian. Satuan
persamaan karakter suatu wilayah satu dengan yang lain. Sehingga dalam kajian
2021).
lereng dan vegetasi. Pembuatan peta unit lahan dilakukan dengan cara
menumpangsusunkan gambar unsur-unsur dan skala yang ada dalam peta haruslah
seragam maka didapatkan suatu peta unit lahan (Sulastri et al., 2015). Unit lahan
ditemukan di lapangan, terdiri dari dua faktor, yaitu faktor bentuk wilayah dan
Unit lahan merupakan unit terkecil dari suatu kajian bentang lahan yang
meliputi parameter fisik (lereng, tanah, air) dan vegetasi (Lihawa, 2013). Satuan
unit lahan merupakan data spasial yang memiliki informasi mengenai karakteristik
suatu wilayah. Satuan unit lahan juga merupakan salah satu representatif suatu
kemampuan yang memiliki tingkat pembatas atau bahaya relatif sama. Kelas
yakni kelompok pertama kelompok kelas I sampai kelas IV yang dinilai dapat
digunakan untuk lahan usaha tani atau sebagai lahan yang dapat diolah dan
kelompok kedua adalah kelas V sampai kelas VIII yang ditetapkan sebagai lahan
yang tidak dapat diolah sebagai lahan usaha tani (Eraku dan Pernama, 2020).
hasil evaluasi lahan dari berbagai parameter fisik. Hasil klasifikasi kemampuan
lahan dapat menjelaskan unsur faktor pembatas atau ancaman kerusakan lahan.
Kemampuan lahan menjadi sumber acuan secara fisik untuk penentuan tata guna
bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) terjadi akibat dari kegiatan manusia
yang tidak memperhatikan kemampuan lahan tersebut. Apabila keadaan ini terus
utama DAS untuk mendapatkan manfaat produksi dan jasa tanpa menyebabkan
debit aliran air (Ali et al.,2016). Penggunaan lahan yang seharusnya menjadi
permukaan (surface run off), pengurangan aliran air sungai, penurunan airtanah,
menyebabkan erosi tanah, hingga menyebabkan terjadi banjir dan banjir bandang
kecilnya nilai Indeks Bahaya Erosi (IBE) pada setiap unit lahan.
dan perlakuan sumber daya hutan, air dan tanah di Suatu Daerah Aliran Sungai
alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, dengan tujuan
8
dilakukan pada unit lahan yang memiliki nilai erosi aktual (A)yang melampaui
erosi yang diperbolehkan (EDP) yaitu dengan penanaman tanaman penutup tanah,
Erosi dan sedimentasi menjadi dua bahasan utama yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Partikel-partikel tanah hasil erosi akan menyebabkan
pendangkalan jika masuk ke badan air (Auliyani et al., 2018). Karena setiap unit
informasi tersebut, dapat dirumuskan teknik konservasi tanah dan air yang tepat
Peta satuan lahan diperoleh dari tiga jenis peta berupa peta jenis tanah,
peta kelerengan dan peta tutupan lahan yang di tumpang susunkan (overlay)
Berdasarkan hasil penggabungan tiga petama diperoleh peta satuan lahan yang
konservasi tanah dan air yang sesuai dengan kemampuan lahan tersebut.
menggunan Arcgis. Membuat peta unit lahan dengan mengoverlay peta lereng,
peta kedalam tanah, peta penggunaan lahan, peta tekstur, peta permeabilitas,
dengan geoprosecing (Sefle et al., 2013). Penentuan peta unit lahan diperoleh
dari hasil overlay antara peta penggunaan lahan, peta jenis tanah dan peta
berdasarkan informasi yang diperoleh dari overlay peta jenis tanah, peta
penggunaan lahan, data curah hujan dan peta kemiringan lereng (Hidayat et al.,
2020).
unit lahan. Sistem informasi geografis (SIG) juga dapat digunakan untuk
menggambarkan berbagai jenis peta, termasuk peta topografi, peta dunia atau
geografi dan peta khusus seperti peta penggunaan lahan, jenis tanah dan curah
hujan (Dewi, 2019). Sistem Informasi Geografis (SIG) juga dapat digunakan
overlay tiga layer, yaitu layer Daerah aliran sungai, layer peta kemiringan lahan
C.3.2.1 Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, Jl. HEA Mokodompit, Kambu,
Bahan yang digunakan pada pratikum ini adalah SHP Tutupan Lahan
DAS Abeli, SHP Jenis Tanah DAS Abeli dan SHP Kemiringan Lereng DAS Abeli
yang digunakan membuat Peta Unit Lahan. Alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah laptop atau komputer yang digunakan untuk mengaplikasikan ArcGis
2. Atur sistem koordinat Arcmap/ArcGIS dengan klik kanan pada Layers, Pilih
Southern Hemisphere>Scrool kebawah dan pilih WGS 1984 UTM Zone 51S
4. Add data SHP Jenis tanah, SHP tutupan lahan, dan SHP Kemiringan lereng
masukkan SHP Jenis tanah, SHP tutupan lahan, dan SHP Kemiringan
6. Selanjutnya open attribute table yang telah di intersect, kemudian Add Field
buatkan tabel kode tanah, kode tutupan lahan, kode lereng dan unit lahan.
7. Klik Star editing pada yang telah intersect, mengisi semua kode tabel yang
8. Pada Open Attribut table, pilih field calculator kemudian gabungkan ketiga
atribut kode yang telah dibuat untuk menunjukkan atribut satuan lahan.
11. Untuk membuat layout pertama harus mengatur ukuran kertas yang akan
diguakan yaitu klik file > pilih page and setup. Klik size kertas yang akan
12. Kemudian buat garis tepi peta menggunakan rectangle setelah itu, membuat 2
13. Setelah itu, klik layers > pilih properties > klik new grid > klik graticule >
klik next > klik graticule and labels> klik finish > klik apply.
12
14. Membuat nama peta, sumber data nama yang buat peta dan jurusan dengan
cara klik text dan tulis menggunakan huruf dan besar huruf sesuai dengan
15. Membuat insert peta dengan cara klik insert > data frame> add data > batas
wilayah pulau Sulawesi Tenggara 2022 > properties > grid > atur intervalnya
16. Untuk memunculkan atau untuk mengetahui lokasi yang dipetakan dapat
mengaturnya dengan cara klik extent indicators > other data frame
17. Setelah semua selesai dibuatkan layout dan dirapihkan penulisannya, maka
4.1 Hasil
Hasil pada praktikum peta unit lahan ini adalah sebagai berikut :
4.2 Pembahasan
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
kedanau atau kelaut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
Jenis tanah sulfat soils merupakan jenis tanah muda tanpa perkembangan
dengan tekstur kasar dan berfraksi pasir 60% serta mempunyai produktivitas dan
kesuburan rendah, tetapi masih dapat dikelola dan digunakan untuk usaha
pertanian dengan bantuan pasokan pupuk dan air sehingga penggunaan mikoriza
tata guna lahan. Kelas kemiringan datar memiliki kemampuan lahan yang baik
untuk pertanian, namun tetap perlu dilakukan pengelolaan yang baik agar tidak
terjadi kerusakan lahan akibat penggunaan lahan yang tidak tepat (Rakuasa et al.,
Peta unit lahan adalah tumpang tindih (overlay) dari peta topografi (kelas
lereng), peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan dengan menggunakan
perangkat komputer dan program ArGis 10.8 (Nurhapisah, 2019). Satuan unit
karakter suatu daerah lingkungan satu dengan yang lain. Satuan unit lahan
merupakan bagian dari lahan yang mempunyai kesamaan karakter yang spesifik,
15
dapat meliputi lereng, jenis tanah, penggunaan lahan dan bentuk lahan.
Pembentukan satuan unit lahan ditumpang susunkan (overlay) antara peta lereng,
5.1 Kesimpulan
praktikum yang telah dilakukan menunjukkan bahwa peta unit lahan memiliki
Perubahan tata guna lahan di unit lahan, seperti deforestasi atau konversi hutan
menjadi lahan pertanian, dapat memiliki dampak besar pada DAS. Pengelolaan
banjir.
5.2 Saran
Saran pada praktikum ini adalah sebaiknya praktikum pembuatan peta unit
Adi, R.N. dan E. Savitri, 2017. Daya Dukung Das Brantas Berdasarkan Evaluasi
Kriteria Tata Air.Prosiding, 522–532. ISBN: 978–602–361–072-3.
Ali, M., S. Hadi dan B. Sulistyantara. 2016. Study On Land Cover Change Og
Ciliwung Doenstream Watershed With Spatial Dynamic Approach. Social
And Sciences. 3(1): 52-59.
Atmaja, D.M, 2020. Pemetaan Unit Lahan Untuk Kesesuaian Tanaman Kakao di
Desa Unggahan Kecamatan Seririt. Jurnal ENMAP (Environment dan
Mapping). 1(1): 11-19.
Auliyani, D, 2020. Upaya Konservasi Tanah dan Air Pada Daerah Pertanian
Dataran Tinggi di Sub-Daerah Aliran Sungai Gandul (Soil and water
conservation efforts in the highland agriculture area in Gandul Sub
Watershed). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). 25(3): 382-387.
Auliyani D., E. B. Nugrahanto dan W. W. Wijaya. 2018. Nisbah Hantar Sedimen
Di Sub Daerah Aliran Sungai Watujali dan Silengkong. Prosiding Seminar
Nasional 4 Pengelolaan Pesisir dan Daerah ALiran Sungai. 1-8.
Bahihi, H., Z. E. Tamod dan S. E. Pakasi. 2020. Analisis ketersediaan lahan
pangan berkelanjutan di Kecamatan Mapanget Kota Manado. In Cocos.
2(1): 1-14.
Banjarina, F.A., Badaruddin dan S. Kadir, 2021. Analisis Infiltrasi Berbagai Unit
Lahan Yang Berbeda Pada Sub DAS Banyu Irang DAS Maluka. Jurnal
Rimba Lestari. 1(1): 47-58.
Eraku, S.S. dan A.P. Pernama, 2020. Analisis Kemampuan Lahan dan Kesesuaian
Lahan di Daerah Aliran Sungai Alo, Provinsi Gorontalo. Jurnal Teknik
Lingkungan. 6(1): 86-99.
Febriani, N. dan Ahyuni, 2023. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Tahun
2010-2020 Terhadap Debit Banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sikilang
Kabupaten Pasaman. Jurnal El-Jughrafiah. 3(1):46-61.
Fitri, R., S.D. Tarigan., S.R. Sitorus dan L.M. Rachman, 2018. Perencanaan
Penggunaan Lahan Untuk Pengembangan Agroforestri di Das Ciliwung
Hulu Provinsi Jawa Barat. Tata Loka. 20(2): 148-159.
Hardiana, E., S. Kadir dan Y. Nugroho, 2020. Analisis Tingkat Bahaya Erosi
(TBE) di DAS Dua Laut Kabupaten Tanah Bumbu. Jurnal Sylva
Scienteae. 2(3): 529-539.
Hidayat, R., A Tjoneng dan A. Boceng, 2020. Aplikasi Sistem Informasi
Geografis Dalam Perencanaan Penggunaan Lahan Padi Sawah di
Kecamatan Bengo Kabupaten Bone. AGrotekMAS Jurnal Indonesia:
Jurnal Ilmu Peranian. 1(3): 1-7.
18
Tandirerung, W.Y. 2019. Arahan Penggunaan Lahan Sub DAS Jenelata, DAS
Jeneberang Berdasarkan Prediksi Erosi Berbasis Unit Lahan. Jurnal
Ilmiah Agrosaint. 10(2): 91-98.
Toyibulah, Y. dan Fahrunsyah, 2023. Analisis Kemampuan Lahan Untuk Arahan
Penggunaan Lahan Pada Lahan Bekas Tambang di Desa Krayan Makmur-
Long Ikis Kabupaten Paser. Jurnal Purnama Media. 1(3): 143-153.
LAMPIRAN
20
Lampiran 2. Jurnal
23
24
25
26
27
28
29
30