Anda di halaman 1dari 89

TUGAS BESAR

“ANALISIS SALURAN TERBUKA DI DAERAH TANGKAPAN HUJAN


PADA PIT PERTAMBANGAN”

Disusun Oleh :
ALVIANTO
NIM: 710018139

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

i
TUGAS BESAR SISTEM PENYALIRAN TAMBANG
“ANALISIS SALURAN TERBUKA DI DAERAH TANGKAPAN HUJAN
PADA PIT PERTAMBANGAN”

Disusun Oleh :
ALVIANTO
NIM: 710018139

Disetujui Untuk Program Studi Teknik Pertambangan


Tanggal : Desember 2020
Dosen Pengampu

(A.A Inung Arie Adnyano S.T.,M.T)


NIK: 1973 0248

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Laporan ini dengan baik.

Tujuan dalam penulisan Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk
memenuhi mata kuliah semester VI di Program Studi Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan Terimakasih kepada :


1. Bapak Ir. H. Ircham, MT, selaku Rektor Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta.
2. Bayurohman Pangacella, S.T., M,T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
3. A.A Inung Arie Adnyano S.T.,M.T selaku pengampu mata kuliah Sistem
Penyaliran Tambang.
4. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan
Laporan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Laporan ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, baik dari segi bahasa, cara penulisan
maupun dari segi keilmuan itu sendiri. Penulis berharap semoga hal ini tidak
mengurangi arti dan makna di dalamnya, oleh sebab itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata dengan segala hormat dan kerendahan hati, teriring Doa dan
harapan yang besar, semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
terutama bagi penulis.
Yogyakarta, Desember 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3. Batasan Penulisan ........................................................................ 2
1.4. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2
1.5. Metode Penulisan ........................................................................ 2
1.6. Manfaat Penulisan ....................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
2.1. Sistem Saluran tebuka ................................................................. 3
2.2. Permasalahan Saluran Terbuka ................................................... 3
2.3. Perencanaan Saluran terbuka ....................................................... 4
2.4. Koefisien Kekerasan Saluran........................................................ 4
2.5. Data Curah Hujan ........................................................................ 4
2.6. Debit Limpasan............................................................................. 4
2.7. Debit Air Hujan ........................................................................... 6
2.8. Debit Air Tanah ........................................................................... 6
2.9. Perencanaan Saluran Terbuka ..................................................... 6
BAB III HASIL PENELITIAN ..................................................................... 8
3.1. Data Curah Hujan 5 Tahun…………………………………….…8
3.2. Perhitungan Statistik Data Curah Hujan 5 Tahun ....................... 9
3.3. Perhitungan Infiltrasi dan Evapotranspirasi ............................... 10

iv
3.4. Perhitungan Debit Limpasan ...................................................... 10
3.5. Perhitungan Debit Air Hujan ...................................................... 10
3.6. Pembuatan DTH dan SUMP ...................................................... 10
3.7. Perhitungan Manual Debit Air Tanah ........................................ 13
3.8. Perhitungan Debit Air Tambang ................................................ 13
3.9. Perhitungan Geometri Paritan .................................................... 14
3.10. Perhitungan Head Total .............................................................. 17
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................. 24
4.1. Kajian Sistem Penyaliran Tambang………………………………24
4.1.1. Dimensi Paritan…………………………………………...24
4.1.2. Perencanaan Pembuatan Sump pada DTH………………..25
4.1.3. Jumlah Pompa……………………………………………..25
4.1.4. Lama Waktu Pemompaan…………………………………25
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 26
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 26
5.2. Saran ........................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Peta Plot DTH dan SUMP………………………………………12

Gambar 3.2.. Peta Plot SUMP dan Saluran Terbuka………………………….16


Gambar 3.3. Peta Plot Pipa dan Settling Pond……………………………….23

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1. Tabel Data Curah Hujan 5 Tahun ................................................. 8
Tabel 3.2. Data Statistik Curah Hujan………………………………………. 8
Tabel 3.3. Data Max dan Min Curah Hujan…………………………………8

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas-Tugas SPT

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan salah satu zat yang paling gampang di temukan di bumi, air
pun penting bagi kehidupan. Semua makhluk hidup, baik manusia, hewan dan
tumbuhan, membutuhkan air. Tetapi air juga bisa menjadi musuh bagi manusia
bila tidak ditata dengan baik sebagaimana dialami oleh kita sendiri, pada saat
intensitas hujan sedang tinggi akan mengakibatkan banjir, dan salah satu upaya
menanggulangi banjir ini adalah dengan membuat saluran terbuka yang mampu
menampung air dengan baik.
Saluran terbuka adalah sebuah system saluran yang permukaan airnya
terpengaruhi dengan udara luar, yang berfungsi untuk mengurangi atau
membuang kelebihan air tanah dalam sebuah daerah tangkapan hujan (DTH).
Dalam Pertambangan saluran terbuka sangat berperan penting sekali sebagai
untuk mengurangi air, baik yang berasal dari air hujan, maupun kelebihan air dari
irigasi dari suatu kawasan atau lahan penambangan. Jika penanganan saluran
terbuka kurang baik, maka akan terjadi resiko yang cukup besar yaitu
tergenangnya daerah sekitar saluran atau daerah penambangan. Dimana nantinya
sangat menjadi permasalahan dalam kegiatan penambangan dan juga menghambat
serta memperlambat dalam pekerjaan.
Tergenangnya daerah sekitar penambangan di sebabkan oleh beberapa
factor, salah satunya adalah intensitas curah hujan yang cukup tinggi, saluran
melebihi kapasitas tampungan saluran sehingga air meluap, daerah tangkapan air
hujan tidak memadai sehingga menimbulkan genangan di daerah sekitar. Dalam
hal ini di fokuskan pada system saluran terbuka di daerah tangkapan air hujan di
pit penambangan.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan
masalah yang diangkat adalah apakah saluran terbuka di daerah tangkapan hujan
dapat menampung debit air hujan pada pit penambangan ?
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, serta untuk
menghindari salah penafsiran dalam penulisam ini, maka dibuat batasan masalah,
yaitu : 1. Air yang mengalir dalam saluran terbuka berasal dari air hujan. 2. Studi
kasus dilakukan di saluran terbuka pada daerah tangkapan hujan. 3. Saluran
terbuka pada daerah penangkapan hujan berupa saluran terbuka.
1.4. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui kapasitas sistem
saluran terbuka di daerah tangkapan hujan pada pit penambangan.
1.5. Metode Penulisan
Metode dalam penulisan yang dilakukan dalam penulisan ini adalah
Metode pustaka dimana metode ini mengumpulkan dan mempelajari data dari
sebuah penelitian yang sudah ada sebelumnya.
1.6. Manfaat Penulisan
Manfaat dalam penulisan ini adalah :
 Secara Teoritis.
Untuk menambah wawasan pengetahuan di bidang teknik pertambangan
sesuai dengan teori yang di dapat di bangku perkuliahan serta dapat
meningkatkan kemampuan untuk menerapkan dalam dunia pertambangan,
khususnya dalam saluran terbuka dan solusi yang atas permasalahan tersebut.
 Secara praktis.
Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam dunia perkuliahan atau dunia
pertambangan sehingga mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan
yang terjadi dalam kegiatan penambangan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Saluran Terbuka


Saluran terbuka adalah sebuah system saluran yang permukaan airnya
terpengaruhi dengan udara luar, yang berfungsi untuk mengurangi atau
membuang kelebihan air tanah dalam sebuah daerah tangkapan hujan (DTH).
Saluran terbuka sangatlah penting bagi daerah penambangan, sesuai dengan
artinya mengalirkan, menguras, membuang atau mengalirkan air. Selain itu
saluran terbuka ini tidak hanya mengalirkan air saja tetapi juga mengangkut
permukaan air tanah.
Sesuai dengan prinsipnya sebagai jalur pembuangan maka pada saat hujan,
air yang mengalir ke permukaan diusahakan secepatnya di buang agar tidak
menimbulkan genangan yang dapat mengganggu aktivitas kegiatan penambangan
dan bahkan dapat menimbulkan kerugian karena terhambatnya produksi serta
bahayanya genangan air yang berada di jalan yang di lalui dengan alat berat bisa
terjadinya kecelakan. Adapun fungsinya, yaitu membebaskan suatu wilayah
terutama pada daerah penambangan dan pada area jalan tambang dari genangan
air.

2.2 Permasalahan Saluran Terbuka


Banyak factor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam
perencanaan saluran terbuka ini antara lain :
1. Peningkatan debit pada saluran terbuka Jika terjadi penyumbatan atau
ada saluran yang tertimbun oleh material lain, yang akan menimbulkan
saluran tidak bekerja dengan baik dalam mengalirkan air.
2. Kapasitas saluran Saluran yang sudah ada kurang mampu menampung
kapasitas debit air hujan, yang sewaktu waktu intensitas curah hujan
sedang tinggi.

3
3. Penempatan saluran terbuka Harus di perhatikan sekali dalam
merancang suatu saluran terbuka, seefektif mungkin dalam
penempatannya agar tidak mengganggu aktifitas penambangan.

2.3 Perencanaan Saluran Terbuka


Saluran terbuka harus di rencanakan agar berfungsi dengan normal sesuai
yang kita inginkan, antara lain :
1. Menentukan debit air hujan.
2. Menentukan jalur saluran terbuka.
3. Kapasitas saluran terbuka.
4. Menentukan penampang saluran terbuka.

2.4 Koefisiena Kekasaran Saluran


Rumus manning memiliki nilai koefisien kekerasan (n) yang dipengaruhi
olehk kekerasan permukaan, tetumbuhan, ketidak teraturan saluran, serta taraf dan
debit air (Chow, 1992). Nilai koefisien kekerasan selalu diperlukan pada setiap
studi saluran terbuka dan pada umunya ditetapkan konstan. Besarnya nilai
koefisien kekerasan sangat bervariasi dan tergantung pada rumus pendekataanya.

2.5 Data Curah Hujan


Data curah hujan pada setiap stasiun hujan yang diperoleh dari alat
pencatat memiliki kemungkinan tidak pasti karena beberapa factor antara lain
adanya perubahan lingkungan dan cara penakaran. Setiap data curah hujan pada
masing masing stasiun hujan terus diuji untuk mengetahui kepastiannya, jika tidak
pasti data tidak dapat digunkaan dan harus di koreksi terlebih dahuli. Ada 2
metode percobaan ini yaitu dengan metode RAPS dan metode kurva massa ganda.

2.6 Debit Limpasan


Limpasan permukaan yang mencapai sungai tanpa mencapai permukaan air
tanah, yakni curah hujan dikurangi dengan infiltrasi, air yang tertahan, dan

4
genangan (Sosrodarsono, 1985). Berikut ini merupakan rumus untuk perencanaan
drainase :
Q = (0.278 x C x I x A) - Infiltrasi
Keterangan :
C : koefisien limpasan (tabel 2.2)
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)
A : luas daerah tangkapan hujan (km2 )
Koefesien limpasan (C) adalah bilangan yang menunjukan perbandingan
antara besar air limpasan permukaan dengan intensitas curah hujan yang terjadi
pada daerah tangkapan hujan. Koefisien limpasan dipengaruhi oleh faktor-faktor
kerapatan vegetasi, tata guna lahan dan kemiringan lahan. Beberapa perkiraan
koefisien limpasan terlihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Nilai Koefisien

Tutupan Koefisien Limpasan


Kemiringan
(Jenis Lahan) (C)
sawah, rawa 0,2
< 3%
Hutan, perkebunan 0,3
(datar)
Perumahan 0,4
Hutan, perkebunan 0,4

3% - 15% Perumahan 0,5

(sedang) Semak-semak agak jarang 0,6


Lahan terbuka 0,7
Hutan 0,6
Perumahan 0,7
> 15%
Semak-semak agak jarang 0,8
(curam)
Lahan terbuka daerah
0,9
tambang

Rudy Sayoga, “Hidrologi dan Hidrogeologi”. 1991

5
2.7 Debit Air Hujan
Merupakan debit air yang dihasilkan dari curah hujan terhadap luasan yang
akan dilihat
Q = CH × A
Keterangan :
Q = Debit air hujan (m³/s)
CH = Curah Hujan Rencana (mm/s)
A = Luas sump (m²)

2.8 Debit Air Tanah


Menurut Daryanto (2004) air tanah ialah air yang melekat pada butir tanah,
terletak antara butir tanah, dan tergenangnya di atas lapisan tanah yang terdiri dari
batu, tanah lempung yang amat halus atau padat yang sukar ditembus air,
perhitungan debit air tanah menggunakan sumur yang melewati daerah
pemukiman warga. Berikut ini rumus debit air tanah :
Q=A×V
Keterangan :
Q : debit air tanah (m3 /s)
A : luas daerah (km2 ) [ A = Luas DTH pit A]
V : Volume rata-rata pengambilan sampel sumur (m/s)
Debit yang dihasilkan dari penjumlahan komponen air yang masuk
kedalam area penambangan. Berikut rumus Q total tambang :
Q total =( Q air hujan + Q limpasan reel + Q air tanah) – Evapotranspirasi

2.9 Saluran Penyaliran


Saluran penyaliran berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air
ketempat pengumpulan (kolam penampungan) atau tempat lain. Bentuk
penampang saluran umumnya dipilih berdasarkan debit air, tipe material serta
kemudahan dalam pembuatannya. Dalam merancang bentuk saluran penyaliran
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: dapat mengalirkan debit air yang

6
direncanakan, mudah dalam penggalian saluran. Perhitungan kapasitas pengaliran
suatu saluran air dilakukan dengan rumus Manning sebagai berikut :
Q = 1/n x R2/3 x S1/2 x A
Dimana :
Q = debit (m3/detik)
R = jari-jari hidrolik (m)
S = kemiringan saluran (%)
A = Luas penampang basah (m²)
n = koefisien kekasaran manning

7
BAB III
HASIL PENELITIAN

3.1. Data Curah Hujan 5 Tahun


Tabel 3.1. Curah Hujan 5 Tahun

Tabel 3.2. Data Statistik Curah Hujan

Tabel 3.3. Data Max dan Min Curah Hujan

8
3.2. Perhitungan Statistik Curah Hujan
Perhitungan curah hujan 10 tahun dari tugas dihitung dengan menggunakan
analisis statistika
 Mean
Nilai mean yang didapatkan adalah 102,523
 Median
Nilai median yang didapatkan 82,25
 Modus
Nilai modus yang didapatkan adalah 0
 Kuartil
Nilai kuartil yang didapatkan adalah dari perhitungan tugas di
K1 =0
K2 = 82,25
K3 = 216,125
 Variansi S2
Nilai variansi yang didapatkan adalah 325068469,2
 Standar deviasi S
Nilai standar deviasi yang didapatkan adalah 1605,325
 Nilai Maksimum dan Nilai Minimum
Nilai maksimum dan nilai minimumnya adalah
Nilai Maks = 594,5
Nilai Min =0
 Skewenes
Nilai skewenes yang didapat adalah 0,9712047
 Kurtois
Nilai kurtois yang didapat adalah 2,0006

9
3.3. Perhitungan Infiltrasi dan Evaprotranspirasi
 Infiltrasi
Nilai infiltrasi yang didapat adalah 2,6394  10 4 mm/tahun dari
perhitungan tugas (lampiran 4 tugas 4)
 Evapotranspirasi
- ET Reel 2009 = 181,48 mm/tahun
- ET Reel 2010 = 571,05 mm/tahun
- ET Reel 2011 = 1079,45 mm/tahun
- ET Reel 2012 = 1299,66 mm/tahun
- ET Reel 2013 = 1706,5936 mm/tahun

3.4. Perhitungan Debit Limpasan


Debit air limpasan real
Debit air limpasan yang didapat adalah
DTH 1 = 0,0534 m3/sekon
DTH 2 = 0,3098 m3/sekon
DTH 3 = 0,2254 m3/sekon
DTH 4 = 0,0742 m3/sekon

3.5. Perhitungan Debit Air Hujan


 Debit air hujan
Debit air hujan yang didapat adalah
Sump 1 = 9,5482 m3/detik
Sump 2 = 24,6460 m3/detik
Sump 3 = 5,1665 m3/detik
Sump 4 = 17,1606 m3/detik

3.6. Pembuatan DTH dan Sump


a. Luas DTH
- DTH 1: 8152,1719 m2
- DTH 2: 47295,2935 m2

10
- DTH 3: 34410,1650 m2
- DTH 4 : 11326,1338 m2
b. Luas Sump
- Sump 1: 395,4700 m2
- Sump 2: 1020,7900 m2
- Sump 3: 213,9900 m2
- Sump 4: 710,7600 m2

11
Gambar 3.1. Peta Plot DTH dan Sump

12
3.7. Perhitungan Manual Debit Air Tanah
 Debit air tanah
Debit air tanah yang didapat adalah
DTH 1 Steaming 1 = 0,15 m3/sekon
Steaming 2 = 0,17 m3/sekon
Streming 3 = 0,16 m3/sekon
Streming 4 = 0,49 m3/sekon
Streming 5 = 0,75 m3/sekon
DTH 2 Striming 6 = 0,63 m3/sekon
Streming 7 = 0,95 m3/sekon
Streming 8 = 2,71 m3/sekon
Streming 9 = 4,06 m3/sekon
Streming 10 = 5,99 m3/sekon
DTH 3 Streming 11 = 0,79 m3/sekon
Streming 12 = 1,07 m3/sekon
Streming 13 = 1,01 m3/sekon
Streming 14 = 3,20 m3/sekon
Streming 15 = 0,30 m3/sekon
DTH 4 Streming 16 = 0,03 m3/sekon
Streming 17 = 0,19 m3/sekon
Streming 18 = 0,26 m3/sekon
Streming 19 = 0,25 m3/sekon
Streming 20 = 0,16 m3/sekon

3.8. Perhitungan Debit Air Tambang


 Debit air tambang
Debit air tambang yang didapat adalah
Sump 1 = 9,95 m3/sekon
Sump 2 = 27,82 m3/sekon
Sump 3 = 6,66 m3/sekon
Sump 4 = 17,41 m3/sekon

13
3.9. Perhitungan Geometri Paritan
 Rancangan Saluran Terbuka
Saluran Trapesium maka didapatkan :
 Kemiringan Saluran
S = 0,5 %
 Luas Saluran
A = 0,82 m³
 Keliling Saluran
P = 2,79 m
 Jari Jari Hidrolik
R = 0,29 m
 Debit Penyaliran
Q = 46,54 m³/ detik

Saluran Segitiga maka didapatkan :


 Kemiringan Saluran
S = 10,49 %
 Luas Saluran
A = 1 m³
 Keliling Saluran
P = 2,82 m
 Jari Jari Hidrolik
R = 0,35 m
 Debit Penyaliran
Q = 64,34 m³/ detik

Saluran Persegi maka didapatkan :


 Luas Saluran
A = 1 m³
 Keliling Saluran
P=3m

14
 Jari Jari Hidrolik
R = 0.33 m
 Debit Saluran
Q = 61,86 m³/ detik
 pesifikasi pompa
Multiflo RF-90HV
Dry Weight = 11000 kg
Kw = 448
Passage Size = 30 mm
Shaft Sealing = Gland Packed
Engine Type = Caterpillar C18

15
Gambar 3.2. Peta Plot Sump dan Saluran Terbuka

16
3.10. Perhitungan Head Total
Perhitungan Julang Sump 1
1. D isap = 0,15
D lepas = 0,1
C = 100,00
L = 236 m
Q = 0,065 m³ / sekon
V = 5,30 m/s
a. Julang kerugian statis
∆hs = 24 m
b. Julang kerugian gesek dalam pipa
Hfi = 226,36 m
c. Belokan pipa
1. Nilai K pada belokan 1
R = 2,00 m
K = 0,05 m
2. Nilai K pada belokan 2
R = 0,17 m
K = 6,73 m
3. Nilai K pada belokan 3
R = 0,17 m
K = 12,52 m
4. Nilai K pada belokan 4
R = 0,24 m
K = 1,73 m
Jadi nilai Hf :
Hf 1 = 0,07 m
Hf 2 = 9,13 m
Hf 3 = 7,94 m
Hf 4 = 2,48 m

17
d. Julang kecepatan keluar
Hv = 1,43 m
e. Julang katup hisap
Hki = 2,82 m
f. Julang total pada sump 1
H = 142,44 m
2. Data Hidrolik
Ph = 14,75 kw
3. Daya pompa
= 12,67 kw
4. Daya poros
= 21,07 kw
5. waktu yang dibutuhkan
= 0,08

Perhitungan Julang Sump 2


2. D isap = 0,15
D lepas = 0,1
C = 100,00
L = 236 m
Q = 0,065 m³ / sekon
V = 5,30 m/s

a. Julang kerugian statis


∆hs = 6 m
b. Julang kerugian gesek dalam pipa
Hfi = 78,65 m
c. Belokan pipa
1. Nilai K pada belokan 1
R = 0,67 m

18
K = 0,10 m

2. Nilai K pada belokan 2


R = 0,22 m
K = 2,41 m
Jadi nilai Hf :
Hf 1 = 0,14 m
Hf 2 = 3,45 m
d. Julang kecepatan keluar
Hv = 1,43 m
e. Julang katup hisap
Hki = 2,82 m
f. Julang total pada sump 2
H = 43,23 m
2. Data Hidrolik
Ph = 4,48 kw
3. Daya pompa
= 3,85 kw
4. Daya poros
= 6,39 kw
5. waktu yang dibutuhkan
= 0,74

Perhitungan Julang Sump 3


1. D isap = 0,15
D lepas = 0,1
C = 100,00
L = 236 m
Q = 0,065 m³ / sekon
V = 5,30 m/s

19
a. Julang kerugian statis
∆hs = 6 m
b. Julang kerugian gesek dalam pipa
Hfi = 226,36 m
c. Belokan pipa
1. Nilai K pada belokan 1
R = 0,53 m
K = 0,15 m
2. Nilai K pada belokan 2
R = 0,24 m
K = 1,73 m
Jadi nilai Hf :
Hf 1 = 0.22 m
Hf 2 = 2,48 m
d. Julang kecepatan keluar
Hv = 1,43 m

e. Julang katup hisap


Hki = 2,82 m
f. Julang total pada sump 3
H = 37,32 m
2. Data Hidrolik
Ph = 3,86 kw
3. Daya pompa
= 3,32 kw
4. Daya poros
= 5,52 kw
5. waktu yang dibutuhkan
= 0,06

20
Perhitungan Julang Sump 4
2. D isap = 0,15
D lepas = 0,1
C = 100,00
L = 236 m
Q = 0,065 m³ / sekon
V = 5,30 m/s

g. Julang kerugian statis


∆hs = 5 m
h. Julang kerugian gesek dalam pipa
Hfi = 40,85 m
i. Belokan pipa
1. Nilai K pada belokan 1
R = 0,36 m
K = 0,44 m
2. Nilai K pada belokan 2
R = 0,45 m
K = 0,26 m
Jadi nilai Hf :
Hf 1 = 0.62 m
Hf 2 = 0,38 m
j. Julang kecepatan keluar
Hv = 1,43 m
k. Julang katup hisap
Hki = 2,82 m
l. Julang total pada sump 3
H = 51,10 m
2. Data Hidrolik
Ph = 5,29 kw

21
3. Daya pompa
= 4,55 kw
4. Daya poros
= 7,56 kw
5. waktu yang dibutuhkan
= 0,68

22
Gambar 3.3. Peta Plot Pipa dan Settling Pond

23
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Kajian Sistem Penyaliran Tambang


Sistem penyaliran tambang yang digunakan adalah sistem penyaliran
langsung (konvesional) / mine dewatering. Adapun sistem tersebut adalah cara
paritan (saluran) dan penyaliran dengan sumuran (sump).
Saluran air (paritan) pada suatu daerah penambangan berfungsi sebagai
penampung air limpasan permukaan. Saluran ini akan mengalirkan air limpasan
permukaan ke tempat penampungan di dalam tambang ataupun tempat lain yang
berada di luar tambang. Sistem ini cukup ideal diterapkan pada tambang terbuka
open cast atau kuari. Parit dibuat berawal dari sumber mata air atau air limpasan
menuju suatu kolam penampung atau langsung ke sungai alam yang sudah ada
atau diarahkan ke selokan jalan tambang utama. Jumlah parit itu disesuaikan
dengan kebutuhan, sehingga mungkin bisa lebih dari satu. Dimensi parit diukur
berdasarkan volume maksimum pada saat musim penghujan deras dengan
memperhitungkan kemiringan lereng.
Berdasarkan pengolahan data curah hujan yang ada, dimana curah hujan
rencana sebesar 102,526 mm/bulan.Pemilihan bentuk saluran tergantung terhadap
lingkungan sekitar dan disesuaikan dengan debit air. Saluran paritan yang
digunakan berbentuk trapesium. Karena saluran dengan bentuk trapesium ini
sangat baik untuk mengalirkan air dengan debit air yang besar, sifat alirannya
terus menerus sangat cocok dengan curah hujan yang tinggi, mengurangi tekanan
air yang mengalir da juga dapat mengurangi terjadinya erosi pada dinding saluran.

4.1.1. Dimensi Paritan


Dimensi saluran harus dibuat lebih besar untuk mencegah terjadinya
luapan air secara tiba-tiba akibat terjadinya hujan. Dimensi saluran hasil
analisis penulis yaitu luas saluran (B) : 1 m2, keliling saluran : 2,82 m, sudut
kemiringan 20°. Dengan dimensi yang ada sekarang ini, saluran dengan

24
bentuk trapesium sudah cukup untuk menampung dan mengalirkan dengan
baik air limpasan dan air hujan dengan curah hujan yang tinggi. Pengecekan
harus dilakukan secara berkala oleh petugas dan perawatan saluran dengan
menggunakan dozer dan excavator agar jalanan di area penambangan tidak
banyak endapan air dan tidak licin sehingga dapat memenuhi target dan
tidak akan menghambat produksi tambang

4.1.2. Perencanaan Pembuatan Sump pada DTH


Sump ditempatkan pada elevasi terendah atau floor penambangan,
jauh dari aktifitas penggalian sehingga tidak akan menggangu produksi.
Berdasarkan pengukuran pada peta dengan menggunakan software Autocad,
maka seluruh luas sump didapatkan sebesar 1407,736 m2.

4.1.3. Jumlah pompa


Pompa berfungsi sebagai alat untuk memindahkan air yang berada di
sumuran (sump) untuk dipindahkan ke kolam pengendapan. (settling pond),
jenis pompa yang digunakan adalah pompa Multiflo RF-90HV.

4.1.4. Lama Waktu Pemompaan


Dari hasil perhitungan untuk waktu lama pemompaan diperoleh total
waktu yang dibutuhkan untuk memompa air keluar dari seluruh sumuruan
adalah 37,44 jam.

25
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengolahan data curah hujan yang ada, dimana curah hujan
rencana sebesar 102,526 mm/bulan.
2. Bentuk saluran yang digunakan yaitu bentuk Trapesium karena bentuk
saluran ini sering digunakan pada saluran tambang, bentuk ini sangat baik
untuk mengalirkan air dengan debit air yang besar,sifat alirannya terus
menerus sangat cocok dengan curah hujan yang tinggi, mengurangi
tekanan air yang mengalir da juga dapat mengurangi terjadinya erosi pada
dinding saluran.
3. Dimensi saluran harus dibuat lebih besar untuk mencegah terjadinya
luapan air secara tiba-tiba akibat terjadinya hujan. Dimensi saluran hasil
analisis penulis yaitu luas saluran (B) :1 m2, keliling saluran : 2,82 m,
sudut kemiringan 20°. Dengan dimensi yang ada sekarang ini, saluran
dengan bentuk trapesium sudah cukup untuk menampung dan mengalirkan
dengan baik air limpasan dan air hujan dengan curah hujan yang tinggi.

5.2. Saran
Saran dari penulis, diharapkan dalam mencari data curah hujan sebaiknya
dilakukan jauh-jauh hari agar dapat mengerjakannya tepat waktu.

26
DAFTAR PUSTAKA

Sayoga, Rudi. 1993. Pengantar Penyaliran Tambang. Jurusan Teknik


Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB). Bandung.
Suwandhi, Awang, (2004), Perencanaan Jalan Tambang, Diktat Perencanaan
Tambang Terbuka, Jurusan Teknik Pertambangan UNISBA, Bandung.
Sosrodarsono Suyono & Kensaku Takeda, 1993, Hidrologi untuk Pengairan, PT.
Pradnya Paramitha, Jakarta.
Hartono, 2008. Buku Panduan Praktek Tambang Terbuka, Kapuks Production.
Yogyakarta. UPN.
Sularso dan Haruo Tahara. Pompa dan Kompresor. Pradnya Paramita, 1996
Gautama, Dr. Ir. Rudy Sayoga, 1999.”Diktat Kuliah Sistem Penyaliran Tambang”,
Jurusan Teknik Pertambangan ITB, Bandung.

27
LAMPIRAN
TUGAS-TUGAS SPT

28
V
kelompok 7

DTH Q Air Tambang ( m³/s ) Luas DTH ( km² ) Debit Air Hujan ( m³/s ) Debit Air Tanah ( m³/s ) Debit Air Limpasan ( m³/s )
1 0,1630 0,0815 0,1061 0,0351 0,0534
2 0,3517 0,0473 0,0250 0,0169 0,3098
3 0,4110 0,0344 0,1729 0,0127 0,2254
4 0,187 0,0113 0,1105 0,023 0,0742
Jenis Pompa Q (l/s) Q ( m³/jam )

Multiflo MF290 80 288 spek pompa Multiflo MF290 =


80 l/s

SUMP 1
R24 75,52 mm/jam
t I A C C.H Rencana Q Limpasan V limpasan V Air Hujan V Air Tanah V Total Q Pompa V.1 Pompa Q Total - V.1 Pompa
waktu ( jam ) mm/jam km² mm mm m³/jam m³ m³ m³ m³ ( m³/jam ) m³ m³ 6700,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1 26,18 1922,58 1922,58 22,78 126,00 1945,36 288,00 1657,36 5700,00
2 16,49 1211,15 2422,29 45,56 2520,00 2467,86 576,00 1891,86
3 12,59 924,28 2772,83 68,35 3780,00 2841,18 864,00 1977,18 4700,00
4 10,39 762,97 3051,90 91,13 5040,00 3143,03 1152,00 1991,03
5 8,95 657,51 3287,56 113,91 6300,00 3401,47 1440,00 1961,47 3700,00 V.1 Pompa

6 7,93 582,26 3493,55 136,69 7560,00 3630,25 1728,00 1902,25 V Total


7 7,15 525,39 3677,75 159,48 8820,00 3837,23 2016,00 1821,23 2700,00 volume sumuran
8 6,55 480,64 3845,15 182,26 10080,00 4027,41 2304,00 1723,41
1700,00
9 6,05 444,35 3999,12 205,04 11340,00 4204,16 2592,00 1612,16
10 5,64 414,21 4142,06 227,82 12600,00 4369,89 2880,00 1489,89
0,0815 0,90 279,45 288,00 700,00
11 5,29 388,71 4275,77 250,61 13860,00 4526,38 3168,00 1358,38
12 5,00 366,80 4401,60 273,39 15120,00 4674,99 3456,00 1218,99
-300,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
13 4,74 347,74 4520,62 296,17 16380,00 4816,79 3744,00 1072,79
14 4,51 330,98 4633,68 318,95 17640,00 4952,63 4032,00 920,63
15 4,30 316,10 4741,48 341,74 18900,00 5083,21 4320,00 763,21
16 4,12 302,79 4844,59 364,52 20160,00 5209,10 4608,00 601,10 Vmax 1991,03
17 3,96 290,79 4943,48 387,30 21420,00 5330,78 4896,00 434,78
18 3,81 279,92 5038,57 410,08 22680,00 5448,66 5184,00 264,66
19 3,68 270,01 5130,20 432,87 23940,00 5563,07 5472,00 91,07
20 3,55 260,93 5218,67 455,65 25200,00 5674,32 5760,00 -85,68
21 3,44 252,58 5304,24 478,43 26460,00 5782,67 6048,00 -265,33

SUMP 2
R24 75,52 mm/jam
t I A C C.H Rencana Q Limpasan V limpasan V Air Hujan V Air Tanah V Total Q Pompa V.1 Pompa Q Total - V.1 Pompa
waktu ( jam ) mm/jam km² mm mm m³/jam m³ m³ m³ m³ ( m³/jam ) m³ m³
Chart Title
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1 26,18 1115,43 1115,43 13,22 60,84 1189,49 288,00 901,49 4000,00

2 16,49 702,68 1405,35 26,43 121,60 1553,39 576,00 977,39 3500,00


3 12,59 536,24 1608,73 39,65 182,40 1830,78 864,00 966,78 3000,00
4 10,39 442,66 1770,64 52,87 243,20 2066,70 1152,00 914,70
2500,00
5 8,95 381,47 1907,36 66,08 304,00 2277,44 1440,00 837,44
V Total m³
6 7,93 337,81 2026,87 79,30 364,80 2470,97 1728,00 742,97 2000,00
V.1 Pompa m³
7 7,15 304,82 2133,74 92,52 425,60 2651,86 2016,00 635,86 1500,00
8 6,55 278,86 2230,86 105,73 486,40 2822,99 2304,00 518,99 volume sumuran
1000,00
9 6,05 257,80 2320,19 118,95 547,20 2986,34 2592,00 394,34
10 5,64 240,31 2403,12 132,16 608,00 3143,29 2880,00 263,29 500,00
11 5,29 225,52 2480,70 145,38 668,80 3294,88 3168,00 126,88 0,00
279,45
12 5,00 0,0473 0,90 212,81 2553,70 158,60 729,60 3441,90 288,00 3456,00 -14,10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
-500,00
13 4,74 201,75 2622,75 171,81 790,40 3584,96 3744,00 -159,04
14 4,51 192,02 2688,35 185,03 851,20 3724,58 4032,00 -307,42
15 4,30 183,39 2750,89 198,25 912,00 3861,14 4320,00 -458,86
16 4,12 175,67 2810,71 211,46 972,80 3994,97 4608,00 -613,03 Vmax 977,39
17 3,96 168,71 2868,09 224,68 1033,60 4126,37 4896,00 -769,63
18 3,81 162,40 2923,25 237,90 1094,40 4255,55 5184,00 -928,45
19 3,68 156,65 2976,42 251,11 1155,20 4382,73 5472,00 -1089,27
20 3,55 151,39 3027,74 264,33 1216,00 4508,07 5760,00 -1251,93
21 3,44 146,54 3077,39 277,55 1276,80 4631,73 6048,00 -1416,27
22 3,33 142,07 3125,48 290,76 1337,60 4753,84 6336,00 -1582,16
23 3,24 137,92 3172,14 303,98 1398,40 4874,51 6624,00 -1749,49
24 3,15 134,06 3217,46 317,20 1459,20 4993,85 6912,00 -1918,15
SUMP 3
R24 75,52 mm/jam
t I A C C.H Rencana Q Limpasan V limpasan V Air Hujan V Air Tanah V Total Q Pompa V.1 Pompa Q Total - V.1 Pompa
waktu ( jam ) mm/jam km² mm mm m³/jam m³ m³ m³ m³ ( m³/jam ) m³ m³
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Chart Title
1 26,18 813,82 813,82 9,50 45,72 823,32 288,00 535,32 2000,00
2 16,49 511,19 1022,38 19,00 91,40 1041,38 576,00 465,38
3 12,59 390,11 1170,33 28,50 137,10 1198,83 864,00 334,83 1500,00
4 10,39 322,03 1288,12 38,00 182,80 1326,12 1152,00 174,12
5 8,95 277,52 1387,58 47,50 228,50 1435,09 1440,00 -4,91 1000,00 V Total m³
6 7,93 245,75 1474,52 57,01 274,20 1531,53 1728,00 -196,47 V.1 Pompa m³
7 7,15 221,75 1552,27 66,51 319,90 1618,78 2016,00 -397,22 500,00 volume sumuran
8 6,55 202,87 1622,92 76,01 365,60 1698,93 2304,00 -605,07
9 6,05 187,55 1687,91 85,51 411,30 1773,42 2592,00 -818,58
0,00
10 5,64 174,82 1748,24 95,01 457,00 1843,25 2880,00 -1036,75 1 2 3 4 5 6 7
11 5,29 164,06 1804,68 104,51 502,70 1909,19 3168,00 -1258,81
-500,00
12 5,00 0,0345 0,90 279,45 154,82 1857,78 114,01 548,40 1971,80 288,00 3456,00 -1484,20
13 4,74 146,77 1908,02 123,51 594,10 2031,53 3744,00 -1712,47
14 4,51 139,70 1955,74 133,01 639,80 2088,75 4032,00 -1943,25
15 4,30 133,42 2001,24 142,51 685,50 2143,75 4320,00 -2176,25 Vmax 535,32
16 4,12 127,80 2044,76 152,02 731,20 2196,77 4608,00 -2411,23
17 3,96 122,74 2086,50 161,52 776,90 2248,01 4896,00 -2647,99
18 3,81 118,15 2126,63 171,02 822,60 2297,65 5184,00 -2886,35
19 3,68 113,96 2165,31 180,52 868,30 2345,82 5472,00 -3126,18
20 3,55 110,13 2202,65 190,02 914,00 2392,67 5760,00 -3367,33
21 3,44 106,61 2238,76 199,52 959,70 2438,28 6048,00 -3609,72
22 3,33 103,35 2273,75 209,02 1005,40 2482,77 6336,00 -3853,23
23 3,24 100,33 2307,69 218,52 1051,10 2526,21 6624,00 -4097,79
24 3,15 97,53 2340,66 228,02 1096,80 2568,68 6912,00 -4343,32

SUMP 4
R24 75,52 mm/jam
t I A C C.H Rencana Q Limpasan V limpasan V Air Hujan V Air Tanah V Total Q Pompa V.1 Pompa Q Total - V.1 Pompa
waktu ( jam ) mm/jam km² mm mm m³/jam m³ m³ m³ m³ ( m³/jam ) m³ m³
Chart Title
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1000,00
1 26,18 267,09 267,09 31,65 8,28 298,74 288,00 10,74
2 16,49 168,26 336,52 63,30 16,56 399,82 576,00 -176,18
800,00
3 12,59 128,41 385,22 94,95 24,84 480,17 864,00 -383,83
4 10,39 106,00 423,98 126,60 33,12 550,59 1152,00 -601,41 600,00
5 8,95 91,34 456,72 158,25 41,40 614,98 1440,00 -825,02
6 7,93 80,89 485,34 189,91 49,68 675,25 1728,00 -1052,75 400,00 V Total m³
7 7,15 72,99 510,93 221,56 57,96 732,49 2016,00 -1283,51 V.1 Pompa m³
8 6,55 66,77 534,19 253,21 66,24 787,39 2304,00 -1516,61 200,00 volume sumuran
9 6,05 61,73 555,58 284,86 74,52 840,43 2592,00 -1751,57
10 5,64 57,54 575,44 316,51 82,80 891,94 2880,00 -1988,06 0,00
1 2 3 4
11 5,29 54,00 594,01 348,16 91,08 942,17 3168,00 -2225,83
12 5,00 0,0113 0,90 279,45 50,96 611,49 379,81 99,36 991,30 288,00 3456,00 -2464,70 -200,00

13 4,74 48,31 628,03 411,46 107,64 1039,49 3744,00 -2704,51


-400,00
14 4,51 45,98 643,73 443,11 115,92 1086,85 4032,00 -2945,15
15 4,30 43,91 658,71 474,76 124,20 1133,47 4320,00 -3186,53
16 4,12 42,06 673,03 506,41 132,48 1179,45 4608,00 -3428,55
17 3,96 40,40 686,77 538,06 140,76 1224,84 4896,00 -3671,16 Vmax 10,74
18 3,81 38,89 699,98 569,72 149,04 1269,70 5184,00 -3914,30
19 3,68 37,51 712,71 601,37 157,32 1314,08 5472,00 -4157,92
20 3,55 36,25 725,00 633,02 165,60 1358,02 5760,00 -4401,98
21 3,44 35,09 736,89 664,67 173,88 1401,56 6048,00 -4646,44
22 3,33 34,02 748,41 696,32 182,16 1444,73 6336,00 -4891,27
23 3,24 33,03 759,58 727,97 190,44 1487,55 6624,00 -5136,45
24 3,15 32,10 770,43 759,62 198,72 1530,05 6912,00 -5381,95
Sump 1
Perhitungan diatas dapat diketahui waktu pemompaan selama 24 jam dengan volume
sumuran sebesar adalah 1991,03 m³. Dengan menyesuaikan kondisi pada lantai tambang
(floor) dan luas areal penambang, maka dapat dirancang dimensi sumuran sebagai berikut :
Ukuran Sump :
Panjang Permukaan = 60 m
Lebar Permukaan = 30 m
Tinggi =2m
Panjang Dasar = 30 m
Lebar Dasar = 15 m
Volume Sump = ( ( luas permukaan sump + luas dasar sump ) x ½ ) x tinggi
= ( ( 1800 m² + 450 m² ) x ½ ) x 2 m
= 2250 m³
Maka volume sump menjadi 2250 m³ sehingga sumuran ini dapat menampung 1991,03
m³ yang ada didalam tambang baik air yang berasal dari curah hujan maupun yang telah
tertampung sebelumnya didalam sump.

P = 60 m

L = 30 m

T=2m

L.D = 15 m

P.D = 30 m
Sump 2
Perhitungan diatas dapat diketahui waktu pemompaan selama 24 jam dengan volume
sumuran sebesar adalah 977,39 m³. Dengan menyesuaikan kondisi pada lantai tambang
(floor) dan luas areal penambang, maka dapat dirancang dimensi sumuran sebagai berikut :
Ukuran Sump :
Panjang Permukaan = 40 m
Lebar Permukaan = 20 m
Tinggi =2m
Panjang Dasar = 20 m
Lebar Dasar = 10 m
Volume Sump = ( ( luas permukaan sump + luas dasar sump ) x ½ ) x tinggi
= ( ( 800 m² + 200 m² ) x ½ ) x 2 m
= 1000 m³
Maka volume sump menjadi 1000 m³ sehingga sumuran ini dapat menampung 977,39
m³ yang ada didalam tambang baik air yang berasal dari curah hujan maupun yang telah
tertampung sebelumnya didalam sump.

P = 40 m

L = 20 m

T=2m

L.D = 10 m

P.D = 20 m
Sump 3
Perhitungan diatas dapat diketahui waktu pemompaan selama 24 jam dengan volume
sumuran sebesar adalah 535,32 m³. Dengan menyesuaikan kondisi pada lantai tambang (
floor ) dan luas areal penambang, maka dapat dirancang dimensi sumuran sebagai berikut :
Ukuran Sump :
Panjang Permukaan = 30 m
Lebar Permukaan = 15 m
Tinggi =2m
Panjang Dasar = 15 m
Lebar Dasar = 10 m
Volume Sump = ( ( luas permukaan sump + luas dasar sump ) x ½ ) x tinggi
= ( ( 450 m² + 150 m² ) x ½ ) x 2 m
= 600 m³
Maka volume sump menjadi 600 m³ sehingga sumuran ini dapat menampung 535,32
m³ yang ada didalam tambang baik air yang berasal dari curah hujan maupun yang telah
tertampung sebelumnya didalam sump.

P = 30 m

L = 15 m

T=2m

L.D = 10 m

P.D = 15 m
Sump 4
Perhitungan diatas dapat diketahui waktu pemompaan selama 24 jam dengan volume
sumuran sebesar adalah 10,74 m³. Dengan menyesuaikan kondisi pada lantai tambang (floor)
dan luas areal penambang, maka dapat dirancang dimensi sumuran sebagai berikut :
Ukuran Sump :
Panjang Permukaan =4m
Lebar Permukaan =2m
Tinggi =2m
Panjang Dasar =3m
Lebar Dasar = 1,5 m
Volume Sump = ( ( luas permukaan sump + luas dasar sump ) x ½ ) x tinggi
= ( ( 8 m² + 4,5 m² ) x ½ ) x 2 m
= 12,5 m³
Maka volume sump menjadi 12,5 m³ sehingga sumuran ini dapat menampung 10,74 m³
yang ada didalam tambang baik air yang berasal dari curah hujan maupun yang telah
tertampung sebelumnya didalam sump.

P=4m

L=2m

T=2m

L.D = 1,5 m

P.D = 3 m

Anda mungkin juga menyukai