Oleh:
Zuendi Putra Satria
A020319049
ABSTRAK
Operasi penambangan Batubara di PT Prolindo Cipta Nusantara Site Sebamban dilakukan
dengan sistem tambang terbuka. Sistem tambang terbuka akan membentuk suatu cekungan pada
permukaan tanah dan menjadi salah satu tempat berkumpulnya air hujan akibat modifikasi kontur
topografi permukaan. Keberadaan air pada dasar front sangat mengganggu kegiatan penambangan,
sehingga air tersebut harus dikeluarkan dari lokasi penambangan. Sistem penyaliran tambang
terbuka yang digunakan pada PT Prolindo Cipta Nusantara adalah mine dewatering dan mine
drainage menggunakan saluran terbuka dan pemompaan. Penelitian ini dilakukan dengan metode
observasi lapangan, melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait dan melakukan studi literatur
yang mendukung dalam penelitian ini.
Objek studi ini adalah lokasi penambangan PT Prolindo Cipta Nusantara, Kabupaten Tanah
Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Debit air yang ditinjau dari perhitungan adalah debit limpasan
dari air hujan, sedangkan untuk debit dari air tanah dianggap nol. Berdasarkan analisis data curah
hujan tahun 2012-2021 diperoleh nilai Curah Hujan Rencana berdasarkan periode ulang hujan 2
tahun sebesar 164.090 mm/hari dan Intensitas Hujan 28,102 mm/jam
Perhitungan debit air limpasan menggunakan metode rasional, masing-masing daerah
tangkapan hujan memiliki debit air limpasan debit sebesar 0,232 m3/ detik, Berdasarkan pengamatan
lapangan dengan dimensi Kedalaman saluran (h) = 0,431 m, tinggi jagaan (d) = 0,495 m, lebar dasar
saluran (B) = 0,518 m,luas penampang saluran (A) = 0,320 𝑚2, lebar permukaan saluran (b) = 0,952
m dan panjang sisi luar saluran (a) = 0,064 m. Pompa yang digunakan adalah pompa Multiflow
11420. Head total pompa Multiflow 11420 adalah 51.857 M dengan debit aktual 190 l/s
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan
untuk menyelesaikan pendidikan Diploma 3 pada Program Studi Teknik
Pertambangan Jurusan Teknik Sipil dan Kebumian Politeknik Negeri Banjarmasin.
Dalam Penyusun Tugas Akhir ini saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu. Tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih
kepada :
Dengan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Reza Adhi Fajar, MT, selaku ketua Jurusan Teknik Sipil dan
Kebumian Politeknik Negeri Banjarmasin.
2. Ibu Herliyani Farial Agoes, ST. MT. selaku Ketua Panitia PKL Jurusan
Teknik Sipil dan Kebumian
3. Ibu Dessy Lestari Saptarini, M.Eng. selaku Ketua Prodi Teknik
Pertambangan Politeknik Negeri Banjarmasin.
4. Bapak Muhammad Rizhan S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing Praktek
Kerja Lapangan
5. Bapak Yudha Karani, selaku Direktur Utama PT. Prolindo Cipta Nusantara
6. Bapak Zulfikar, selaku Manager Engineering PT.Prolindo Cipta Nusantara
7. Bapak Bagus, Bapak Darto, dan Bapak Yushendra selaku pembimbing
lapangan yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis dan
membantu penulis selama di lapangan .
8. Khususya Departement Engineering yang telah banyak membantu selama
melakukan kerja lapangan .
9. Orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moral mapun
material .
10. Bapak /Ibu Dosen Teknik Pertambangan Politeknik Negeri Banjarmasin
11. Teman-teman seperjuangan tambang Poliban angkatan 2019
Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat serta menambah
wawasan bagi pembaca khususnya dalam bidang engineering
pertambangan. Apabila dalam penulisan Tugas Akhir ini masih ada
kekurangan dan kesalahan baik dalam hal penulisan maupun isi yang di
v
bahas dalam laporan , untuk itu penulis selalu terbuka menerima masukan
dan saran dari pembaca. Terima kasih
vi
DAFTAR ISI
Halaman
vii
2.4.4 Pipa .................................................................................................13
2.4.5 Rangkaian Dewatering Pump Pada Sump ......................................14
2.4.6 Single Stage .....................................................................................15
2.4.7 Multi Stage ......................................................................................15
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................16
3.1 Lokasi Penelitian................................................................................16
3.1.2 Struktur Geologi .............................................................................18
3.1.3 Statigrafi Regional ..........................................................................18
3.1.4 Keadaan Iklim Dan Cuaca ..............................................................19
3.1.5 Keadaan Flora Dan Fauna ...............................................................21
3.1.6 Keadaan Sosial Dan Budaya ...........................................................21
3.1.7 Metode Pelaksanaan........................................................................21
3.1.8 Ruang Lingkup Penelitian...............................................................21
3.1.9 Jenis Dan Sumber Data ...................................................................21
3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................22
3.2.1 Teknik Analasis Data ......................................................................22
3.2.2 Diagram Alir ...................................................................................22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................24
4.1 Lokasi Penelitian ...............................................................................24
4.2 Tahapan Kegiatan ..............................................................................24
4.2.1 Pengecekan Data Curah Hujan (Rainfall) .......................................24
4.2.2 Menentukan Luasan Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area) 25
4.2.3 Pengambilan Data Pompa Dan Pipa ...............................................25
4.3 Hasil Pengolahan Data .......................................................................27
4.3.1 Pengolahan Data Curah Hujan ........................................................27
4.3.2 Curah Hujan Rencana .....................................................................30
4.3.3 Periode Ulang Hujan Dan Resiko Hidrologi ..................................31
4.3.4 Air Limpasan ..................................................................................32
4.3.5 Saluran Terbuka ..............................................................................32
4.3.6 Head Pompa....................................................................................34
4.4 Pembahasan........................................................................................36
BAB V PENUTUP ................................................................................................38
5.1 Kesimpulan .......................................................................................38
viii
5.2 Saran ..................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................39
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut :
1. Menghitung Debit limpasan air yang masuk ke sump di PT. Prolindo Cipta
Nusantara
2. Menghitung head pompa dan debit pompa PT. Prolindo Cipta Nusantara
3. Menghitung dimensi saluran terbuka di PT. Prolindo Cipta Nusantara
1.4 Manfaat
Manfaat dilaksanakannya pengamatan ini adalah :
1. Sebagai referensi untuk penenlitian lain bagi topik yang sama.
2. Memberikan usulan sistem penyaliran tambang sesuai dengan permasalahan
yang ada untuk dapat mendukung kegiatan penambangan batubara.
3. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan rogram Pendidikan D3 Teknik
Pertambagan Pada Jurusan Teknik Sipil Dan Kebumian Politeknik Negeri
Banjarmasin.
1.5 Batasan Masalah
Adapun batasan massalah dalam laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Lokasi tugas akhir dilaksanakan pada tambang terbuka batubara di PT. Prolindo
Cipta Nusantara yang bertempat di Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah
Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Curah Hujan yang dipakai adalah curah hujan pada tahun 2011 - 2021.
3. Metode curah hujan yang dipakai adalah annual series.
4. Penentuan Catchment Area menggunaka Surpac 6.1.4 di Prolindo Cipta
Nusantara Site Sebamban
5. Air tanah dan evaporasi tidak diperhitungkan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Sumber : Suwandhi, 2004
Gambar 2.1 Siklus Hidrologi
4
2.2.2 Mine Dewatering
Mine dewatering merupakan usaha untuk mengeluarkan air yang masuk ke
daerah penambangan kinerja ini terutama untuk menangani air yang berasal dari air
hujan
Keterangan :
XT = Curah Hujan rencana
5
̃ = Nilai rata-rata dari data curah hujan (x)
= Standar Deviasi Data
= Faktor Frekuensi Gumbell
Yn = Reduced Mean
Sn = Reduced Standard Deviation
Nilai Standar Deviasi (Sd) didapatkan dari rumus :
∑ ( )
Sd = ............................................................................................. (2)
Keterangan :
Sd = Standar Deviasi
Xi = Curah Hujan Maksimum
̅ = Curah Hujan Maksimum Harian Rata-rata
n = Jumlah data data
Sementara nilai Yr yang juga merupakan parameter perhitungan dapat ditentukan
nilainya dengan persamaan berikut :
Yr = Reduce Variate
Yr = -Ln (-Ln( )) ............................................................................................ (3)
Keterangan :
T = Periode Ulang Hujan, “n” tahun
Untuk Nilai data Yn dan Sn ditentukan nilainya dengan persamaan berikut:
( )
Yn = -Ln(-Ln ) ......................................................................................... (4)
∑ ( )
Sn = ............................................................................................ (5)
6
kemungkinan ulang (return period). Yang berarti kemungkinan/probabilitas
periode ulangnya suatu tingkat curah hujan tertentu. Satuan periode ulang adalah
tahun. Dalam perancangan suatu bangunan air, atau dalam hal ini sarana penyaliran
tambang, salah satu kriteria adalah hujan rencan, yaitu curah hujan dengan periode
ulang tertentu atau curah hujan yang memiliki kemungkinan akan terjadi sekali
dalam suatu jangka waktu tertentu. (Gautama, 1999)
Pr = -1(−1( ) ................................................................................................... (6)
Keterangan :
Pr = Resiko Hidrologi
Tr = Periode Ulang
TI = Umur Tambang (Tahun)
2.3.3 Intensitas Hujan
Intensitas hujan yaitu jumlah presipitasi/curah hujan yang jatuh kepermukaan
dalam waktu tertentu biasanya dinyatakan dalam waktu relatif singkat. Intensitas
curah hujan dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Derajat dan Intensitas Curah Hujan
Intensitas Hujan
Derajat Hujan Kondisi
(mm/jam)
7
!"# "# "/(
= $ & ............................................................................................... (7)
"# %
Dimana :
It = intensitas hujan durasi t jam (mm/jam)
R24 = Xt = Curah hujan rencana (mm/hari)
t = durasi (jam)
8
1. Daerah dengan vegetasi yang rapat, banyak ditumbuhi tanaman-tanaman akan
menghasilkan nilai koefisien yang kecil, sebab air hujan yang masuk akan
tertahan oleh tumbuhan-tumbuhan. Sedangkan tanah yang gundul akan
menghasilkan nilai koefisien yang besar.
2. Tata Guna Lahan
Lahan yang digunakan untuk sawah misalnya akan memberikan nilai koefisien
yang kecil daripada daerah hutan atau perkebunan, karena air hujan yang jatuh
ke tanah akan tertahan pada petak-petak sawah, sebelum airnya menjadi air
limpasan permukaan.
3. Kemiringan Tanah
Daerah dengan kemiringan yang kecil (<3%) ,akan memberikan nilai koefisien
yang kecil. Nilai koefisien limpasan merupakan bilangan yang menunjukan
perbandingan besarnya limpasan permukaan dengan intensitas curah hujan.
Penentuan nilai koefisien limpasan dilakukan dengan memperkirakan
kemiringan dan tata guna lahan tutupan. Nilai koefisien limpasan dapat dilihat
pada tabel:
Tabel 2.2 Koefisien Limpasan
Koefisien
Kemiringan Kegunaan Lahan
Limpasan
Persawahan rawa-rawa 0,2
Datar (Kemiringan < 3%) Hutan, Perkebunan 0,3
Pemukiman 0,4
Hutan, Perkebunan 0,4
Pemukiman 0,5
Agak Miring (Kemiringan 3-
Vegetasi ringan 0,6
15%)
Tanah Gundul 0,7
Hutan 0,6
Pemukiman 0,7
Curam (Kemiringan >15%) Vegetasi ringan 0,8
Tanah Gundul,
0,9
Penambangan
Sumber: Suwandhi, 2004
9
2.4 Komponen Sistem Penyaliran Tambang
2.4.1 Saluran Terbuka
Saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas disebut saluran
terbuka. Menurut asalnya, saluran dapat digolongkan menjadi saluran alami
(natural) dan saluran buatan (artificial). Bentuk penampang saluran air umumnya
dipilih berdasarkan debit air, tipe material pembentuk saluran serta kemudahan
dalam pembuatannya. Saluran air dengan penampang segi empat atau segitiga
umumnya untuk debit kecil sedangkan untuk penampang trapesium untuk debit
yang besar. Bentuk penampang yang paling sering dan umum dipakai adalah bentuk
trapesium, sebab mudah dalam pembuatannya, murah, efisien dan mudah dalam
perawatannya serta stabilitas kemiringannya dapat disesuaikan menurut keadaan
topografi dan geologi. Kapasitas pengaliran suatu saluran ditentukan dengan rumus
Manning dan harga koefesien Manning (n) dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah
ini:
Q= x ) "/( /"
x 2 ........................................................................................ (9)
Keterangan :
Q = Debit Limpasan (*3/detik)
R = Jari-jari Hidrolik (m)
S = Kemiringan Saluran A = Luas Penampang Basah (*2)
n = Koefisien Kekasaran Menurut Manning (Tabel 2.3)
Tipe Dinding
Koefisien
Saluran Terbuka
10
Tipe Dinding
Koefisien
Saluran Terbuka
2.4.3 Pompa
Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu
tempat (inlet) ke tempat lainnya (outlet). Head (julang) adalah energi yang
diperlukan untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi tertentu. Semakin besar
debit air yang dipompa, maka head pompa juga semakin besar. Head pompa yang
harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air seperti direncanakan, dapat
ditentukan dari kondisi instalasi yang dilayani oleh pompa, sehingga head total
pompa dapat dituliskan sebagai berikut (Sularso 1991). Dalam perhitungan head
total pompa dapat menggunakan rumus :
H total = Hs + Hv + Hf Out + Hf in + Hf belokan ............................................. (10)
11
Keterangan :
a. Head Statis
Static head (Hs) merupakan kehilangan energi yang disebabkan oleh perbedaan
tinggi antara pipa inlet dan pipa outlet. Secara sederhana static head dirumuskan
sebagai berikut :
Hs = H1-H2 ......................................................................................................... (11)
b. Kecepatan Pada Pipa
V = ................................................................................................................. (12)
c. Head Velocity
Head velocity merupakan kehilangan yang diakibatkan oleh kecepatan air yang
melalui pompa.
Hv = ................................................................................................................ (13)
d. Lamda
λ = 0,2 + (0,005/Diameter pipa keluar) ............................................................ (14)
e. Head Friction
Head kerugian gesekan pipa (Hf) adalah kehilangan (loss) akibat gesekan air
yang melewati pipa dengan dinding pipa, yang dihitung berdasarkan
persamaan“DarcyWeisbach”
Hf In =λ ................................................................. (15)
f. Head Belokan
Belokan pipa menyebabkan hilangnya energi pada aliran yang cukup besar hal
ini disebabkan adanya turbulensi
,
hf2= +( ) .......................................................................................................... (16)
"..)
12
Tabel 2.4 Katup Hisap
2.4.4 Pipa
Pipa adalah saluran tertutup yang digunakan untuk menghanyutkan fluida.
Pipa untuk tambang yang tidak amat dalam dapat menggunakan pipa HDPE. Pada
dasarnya bahan apapun yang digunakan harus memperhatikan kemampuan pipa
untuk menekan cairan di dalamnya. Di dalam divisi pit control sangat familiar
dengan pipa HDPE, karena mempunyai beberapa karakteristik yang memudahkan.
13
Kelebihan dari pipa HDPE, yaitu : lebih ringan, elastis, tahan karat, dan mudah
dalam pemilihan sesuai tekanan kerja pompa.
14
Sumber : Gautama, 1999
Gambar 2.3 Rangkaian Multi Stage yang Diterapkan di Tambang
Dasar utama rangkaian mana yang akan dipakai pada dewatering pump
adalah dilihat dari jumlah debit air yang akan dipindahkan. Semakin besar debit air
yang ingin dipindahkan maka semakin besar peluang untuk memilih rangkaian
multi stage.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
16
17
Gambar 3.2 Peta Kesampaian Daerah Prolindo Cipta Nusantara
3.1.2 Struktur Geologi
Geologi lokal Berdasarkan hasil penyelidikan di lapangan, bahwa susunan
litologi daerah penyelidikan dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) satuan batuan.
Masing - masing satuan batuan tesebut adalah : Satuan batupasir terdiri dari
batupasir berwarna putih kelabu, keras, serpihan berupa lempengan bercampur
lempung, halus kasar dengan komposisi pasir kuarsa, sedimentasi pelapisan yang
tidak sejajar dengan batupasir berwarna kuning keabu-abuan, bersifat lunak dengan
ukuran butir 1/8 mm-1 mm, membundar dengan komposisi graddied badding.
Ketebalan antara 2-5 meter. Pada daerah endapan dasar biasanya tidak akan
terjadi perubahan penyebaran. Terkecuali di daerah terbentuknya belokan sungai
yang terdapat di sebelah barat laut telah dijumpai adanya perbedaan struktur dan
keadaan morfologi. Satuan Batulempung berwarna abu-abu, lunak, abu-abu
kehitaman bercampur karbon bersifat karbonatan. Batuan ini banyak dijumpai
dalam bentuk lapisan pengapit batubara. Lanau lunak sedang, abu-abu cerah,
bersifat homogen, tebal masing-masing bervariasi dengan perlapisan sejajar
(Purnamasari 2019)
18
Sumber : PT. Prolindo Cipta Nusantara
Gambar 3.3 Lithologi Batuan Daerah Penelitian
19
Tabel 3.1 Tabel Curah Hujan
20
3.1.5 Keadaan Flora Dan Fauna
Flora dan fauna di wilayah PT. Prolindo Cipta Nusantara seperti dengan
wilayah di Indonesia. Tanaman yang dominan tumbuh di daerah ini adalah ilalang,
cabai, sirih dan pepohonan. Selain itu, juga banyak ditemui tanaman paku/pakis
yang dibudidayakan oleh masyarakat dan karayawan. Untuk keadaan faunanya
terdapat ular, burung merpati, pipit, monyet, babi, anjing, kucing dan banyak lagi.
21
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Metode akumulasi data dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan data yang representatif untuk digunakan dalam
kegiatan perhitungan. Metode pengumpulan data yang dilangsungkan adalah
sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Pengaktualan studi literatur digunakan untuk mencari materi-materi pustaka
yang menunjang, baik bersifat dasar studi maupun yang bersifat referensi.
2. Pengamatan Lapangan.
Kegiatan pandangan lapangan dilaksanakan untuk mengetahui secara langsung
area sump sebagai peninjauan dalam perhitungan dan pompa apa saja yang
dipakai.
3. Wawancara
Data penelitian ini diperoleh dengan melakukan pertanyaan dengan staff atau
karyawan yang dapat memberikan informasi dan ilmu yang diperlukan penulis.
22
Mulai
Pengambilan Data
Pengolahan Data
1. Menghitung Debit limpasan air yang
masuk ke sump di PT. Prolindo Cipta
Nusantara
2. Menghitung Head Pompa dan Debit
Pompa PT. Prolindo Cipta Nusantara
3. Menghitung dimensi saluran terbuka
Hasil Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
24
Tabung yang digunakan dalam pengecekan curah hujan tersebut memiliki satuan
millimeter, yang mana ini bertujuan untuk memudahkan dalam hal perhitungannya
dimana setiap luas satu meter persegi berarti mewakili jumlah air yang tertera di
tabung.
25
Sumber : Dokumentasi lapangan, 2022
Gambar 4.3 Pompa Primer (Pompa Utama)
26
Sumber: Dokumentasi lapangan, 2022
Gambar 4.6 Outer Pompa
27
halangan, setelah itu diambil data curah hujan Max setiap tahunnya dengan
menggunakan metode Annual Series. Di bawah adalah data curah hujan maksimum
PT. Prolindo Cipta Nusantara. Perhitungan yang diperoleh tersebut dilakukan
pengolahan dengan cara diurutkan berdasarkan nilai curah hujan min ke max agar
memudahkan untuk mengetahui ditahun berapa curah hujan tertinggi (maksimum)
selama sepuluh tahun tersebut. Selanjutnya data tersebut dihitung,
28
• Yn Reduced Mean
( )
= − / (− / )
( 0 ) 1
= − / (− / 0
)
1
= − / (− / )
(
= − / $− / & = -0,262
• Yni = Rata-rata Yn
= (Yn-Yni)2
= (-0.262-0,495)2
= (-0,233)2
= 0,0573
• Sd = Standar Deviasi
∑ ( )²
=
∑
/
;
( )"
=
4,0 1
= = √1,002=1,001
4
29
4.3.2 Curah Hujan Rencana
Penentuan curah hujan menggunakan Mononobe. Berdasarkan perhitungan
besar curah hujan rencana untuk PUH selama 2 tahun sebesar 164.090 mm/hari.
Berdasarkan curah hujan maksimum PT. Prolindo Cipta Nusantara tahun 2012-
2021 termasuk daerah dengan keadaan hujan normal.
Tabel 4.2 Periode Ulang Tahun Hujan
= 28,102
• Yr = Reduced variate
= -In (-In( )
"
= -In (-In( )
>
30
=
0.(? 0.#4> 0. ">
= = = -0,129
.00 .00
• Pt = −1 $−1( &
= 1-(1-1/2) 5 x 100 %
= 1-(1- 0,50)5 x 100 %
= 96.875%
31
4.3.4 Air Limpasan
Untuk mendapatkan kapasitas air hujan maka harus diketahui luasan dari pit
bottom, luas dari pit dihitung dengan menggunakan software surpac 6.1.4 sehingga
diperoleh luas bottom pit sebesar 33.243,223 m2, Intensitas, dan koefisien keadaan
lahan tutupan. Perhitungan debit air limpasan dilakukan dengan menggunakan
rumus rasional sebagai berikut :
Q = 0,278 x C x I x A
= 0,278 x 0,9 x 28,102 mm/jam x 0,033 Km2
= 0,232 m3/ detik
= 232 liter/detik
4.3.5 Saluran Terbuka
Saluran terbuka ini dibuat untuk menampung dan mengalirkan air limpasan
hujan 0,033 Km2 dengan debit 232 liter/detik. Untuk dimensi saluran dengan
bentuk trepesium mempunyai sudut kemiringan 62°, maka:
* = @AB 3" ̊ = .110
= 0,531
Setelah dapat nilai kemiringan dinding saluran (m), maka setelah itu dicari nilai
lebar dasar saluran (B) dan kedalaman saluran (h) menggunakan rumus :
D
• = 2 {(1 + *2)0,5 - m
E
= (0,531 + 1,202) h2
= 1,733 h2
Selanjutnya, untuk mendapatkani nilai (h), maka substitusikan lagi persamaan
debit saluran drainase. Q = 0,232 *3/detik, S = 0,0047 dan n = 0,03. Nilai (h)
diperoleh dengan rumus :
32
• Q = x A x S1/2 x R2/3
= 0,0(
x 1,733 h2 x 0.0(
x 0,00471/2 x (0,5 ℎ)2/3
0,"(" 3/8
={ F
F
/H
$ & ,?(( E 0,00#? (0.>)
G.GH
0,"("
={ }0.375
((.((( ,?(( (0.00#?)G.I (0.>)G.JJ
0."("
={ }0.375
((,((( .?(( 0,03 0,3("
0,"(" 0.375
= {". 40
}
= { 0.561}0.375
= 0,431 m
= Nilai d diperoleh dari rumus m
D
Kemudian nilai E yang diperoleh sebelumya di distribusikan kedalam rumus B
berikut :
D
• B =Exh
= 1,202 x 0,431
= 0,518 m
Nilai d didapatkan dari rumus berikut :
• d = (15% x h) + h
= (15% x 0,431) + 0,431
= (0,15 x 0,431) + 0,431
= (0,064) + 0,431
= 0,495 m
Untuk menentukan luas penampang saluran basah (A) dengan rumus:
• A = (* + Kℎ) ℎ2 x ℎ2
= 1,733 x 0,4312
= 1,733 x 0,185
= 0,320 *2
Untuk mengukur nilai b dengan rumus:
• B = d + (2 x m x h)
= 0,495 + (2 x 0,531 x 0,431)
= 0,495 + 0,457
= 0,952 m
33
Nilai a dapat diketahui dengan rumus :
L 0,#4>
• A = = = 0,561 m
M 3"G 0.11"
= 12,960 m/s
• Head Velocity
Q
Hv = ".
".430
= "
4,1 /M
= 0,0661 m
• Lamda
λ = 0,2 + (0,0005/Diameter pipa keluar)
34
0,000>
= 0,2 +
0. 30
= 0,0203
• Head Friction
((RS TS . R RS UVWXS ) YQ Z)
Hf Out = λ
(" L UVWXS .)
((#(0) Y ".430 Z)
= 0,2
(" 0. 30 4,1)
= 4,606 m
((RS TS . R RS [ MSR) YQ Z)
Hf In =λ
(" [ MSR .)
((() Y ".430 Z)
= 0,2
(" 0.(0" 4.1)
= 17,025 m
Q
• Hf Belokan = f "..
",430
= 0,06 "
4,1
= 0,51 m
35
Grafik 4.1 Head Pump
Berdasarkan perhitungan Total Head pompa dan grafik pompa Multiflow 11420
dengan efisiensi pompa 76% maka head pompa adalah 51.857 M dengan debit
aktual 190 l/s
4.4 Pembahasan
Penelitian di PT Prolindo Cipta Nusantara diketahui bahwa asal air utama yang
masuk kedalam area penambangan adalah air hujan. Besarnya debit air yang masuk
ke tempat penambangan ini sangat berpengaruh terhadap proses penambangan.
Oleh karena itu diperlukan cara untuk menangani air tambang ini dengan cara
mengeluarkan air yang masuk dengan cara pemompaan dan sebelum dipompa
keluar air ini terlebih dahulu ditampung di sebuah sumuran (sump). Hasil
perhitungan analisis curah hujan 2011-2022 didapatkan curah hujan rencana
164.090 mm/hari dengan intensitas curah hujan 28,102 mm/jam dengan luas total
daerah tangkapan hujan sebesar 0,033 Km2.
Saluran atau paritan digunakan untuk menampung dan mengalirkan air hujan
dan air limpasan. Dengan dimesnsi sudut kemiringan dinding 62 derajat, kedalaman
saluran 0,431 m,tinggi jagaan 0,495 m, lebar dasar saluran 0,518 m, lebar
permukaan saluran 0,952 *, dan panjang sisi luar saluran 0,064 m. Kondisi nyata
36
pada daerah penelitian menunjukkan bahwa rangkaian dewatering pump pada sump
adalah single stage. Merek pompa yang dipakai adalah pompa Multiflow 11420
dengan total Head = 51.857 M dengan debit aktual 190 l/s. Adapun jenis pipa yang
digunakan adalah pipa HDPE, pipa jenis ini merupakan jenis pipa yang tidak
menggunakan sambungan, karena pipa ini merupakan pipa yang lentur sehingga
bisa mengikuti kontur daerah penambangan. Letak sisi masukan (inlet) pompa
terletak pada elevasi -4 mdpl dan sisi keluarannya (outlet) terletak pada elevasi
+25,65 mdpl.
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Curah hujan rencana PUH 2 tahun adaalah 114,320 mm/hari dengan intensitas
hujan 24,967 mm/jam dan luas daerah tangkapan hujan = 3,37 Ha, debit masuk
adalah 232 liter
2. Head total pompa Multiflow 11420 adalah 51.857 M dengan debit aktual 190 l/s
0,033 Km2. Saluran terbuka atau paritan digunakan untuk menampung dan
mengalirkan air hujan dan air limpasan pada area tangkapan hujan. Dengan
dimesnsi sudut kemiringan dinding 62 derajat, kedalaman saluran 0,431 m,
tinggi jagaan 0,495 m, lebar dasar saluran 0,518 m, lebar permukaan saluran
0,952 *, dan panjang sisi luar saluran 0,064 m
5.2 Saran
Untuk Kemajuan PT. Prolindo Cipta Nusantara maka dari itu saya memberikan
saran :
1. Sebaiknya pompa Multiflow 11420 diletakan pada ujung sump lebih dekat
dengan settling Pond, sehingga mengurangi bentangan pipa yang pada akhirnya
akan mengurangi head pompa dan menghasilkan debit air pompa semakin besar.
2. Hendaknya selalu memperhatikan tabung ukur curah hujan agar tabung selalu
dalam posisi yang stabil, tidak terjadi tumpahan sehingga data yang diambil
adalah data yang akurat.
3. Sebaiknya, dilakukan maintenance pada lantai front tambang untuk mengurangi
terjadinya genangan air.
38
DAFTAR PUSTAKA
Ersin Seyhan, 1997. Dasar Siklus Hidrologi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Kamiana, 2011. Teknik Rencana Perhitungan Rencana Bangunan Air. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
39
Lampiran 1 : TECHNICAL DATA SHEET
40
Lampiran 2 : Technical Data Sheet 2
41
Lampiran 3 : Multiflow Pump 11420
42