PERANCANAAN BENDUNGAN
Dikerjakan Oleh:
Nilai : ..............
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Ir. Hirijanto, MT
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur Kehadirat Allah SWT. atas Berkat dan RahmatNya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan Tugas Besar Perencanan Bendungan ini dengan baik dan benar.
Tugas Besar Perencanan Bendungan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan gelar strata satu (S-1), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Program Studi
Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional Malang.
Dalam proses penyelesaian Tugas Konstruksi ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1) Bapak Dr. Ir. Kustamar, MT selaku Rektor ITN Malang
2) Bapak Dr. Ir. Hery Setyobudiarso, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan
3) Bapak Ir. I Wayan Mundra, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil S-1
4) Bapak Ir. Hirijanto, MT selaku Pembimbing Tugas Besar Perencanan Bendungan
5) Orang Tua Mahasiswa yang selalu memberi doa dan dukungan
6) Teman-teman di Institut Teknologi Nasional Malang, Jurusan Teknik Sipil S-1
Penyusun menyadari bahwa pada Tugas Konstruksi Bendungan ini, mungkin masih banyak
kekurangan ataupun kesalahan. Oleh karena itu, penyusun selalu mengharapkan saran,
petunjuk. kritik dan bimbingan yang bersifat membangun, demi kelanjutan kami selanjutnya
LEMBAR ASISTENSI
Diberikan kepada :
Suatu daerah aliran sungai mempunyai debit sebesar 150,XY m3/detik (2 NIM TERAKHIR)
akan dikembangkan dengan membuat pembangunan bendungan urugan tanah dengan data
lengkung kapasitas waduk sebagai berikut :
• Laporan diketik yang rapi dikertas A4 dengan Font Times New Roman 12
• Data yang belum diketahui, dapat diasumsikan sendiri dalam batas wajar
• Batas akhir pengumpulan laporan tanggal 20 Juni 2020
Selamat Mengerjakan
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. Bendungan Sigura-gura No. 2
MALANG
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air yang berada di daratan sebagai air sungai, air danau dan air tanah
merupakan 0.73% dari total jumlah air yang ada di bumi (Sosrodarsono 1993). Air
tawar ini sebagian besar berasal dari air hujan yang turun ke permukaan tanah dan
mengalir ke permukaan atau tempat–tempat yang lebih rendah dan setelah
mengalami beberapa perlawanan akibat gaya berat akhirnya melimpah ke danau
dan laut. Suatu alur yang panjang di atas permukaan bumi tempat mengalirnya air
yang berasal dari hujan disebut alur sungai. Air permukaan tanah dan air tanah
yang dibutuhkan untuk kehidupan dan produksi adalah air yang terdapat sirkulasi
air. Jika sirkulasi air ini tidak merata maka akan terjadi masalah dan juga
sebaliknya.
Dengan adanya studi ini diharapkan potensi air yang ada saat ini dapat
dimanfaatkan secara maksimal sehingga mencukupi untuk keperluan irigasi.
Selain itu perencanaan tubuh bendungan juga diharapkan kuat sehingga tidak
terjadi longsor dan mampu menahan debit air yang ada pada bendungan tersebut
sehingga memberikan manfaat yang besar.
1.3 Tujuan
1. Membuat desain tubuh bendungan (skala 1 : 100)
1.4 Manfaat
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bendungan Urugan
Suatu bendungan yang dibangun dengan cara menimbulkan bahan-bahan
seperti: batu, krakal, kerikil, pasir dan tanah pada komposisi tertentu dengan
fungsi sebagai pengempang atau pengangkat permukaan air yang terdapat di
dalam waduk di udiknya disebut bendungan type urugan atau “bendungan
urugan”.
Didasarkan pada ukuran butiran dari bahan timbunan yang digunakan, secara
umum dapat dibedakan 2 type bendungan urugan, yaitu:
Selain kedua jenis tersebut, terdapat pula bendungan urugan campuran, yaitu
terdiri dari timbunan tanah yang disamping berfungsi sebagai penyangga
tambahan, terutama berfungsi sebagai tirai kedap air.
Untuk dapat membedakan ketiga type tersebut, maka skema serta uraian singkatnya
tertera pada Gbr. 1-1.
1) Bendungan homogen
Aqaéla8Q
dañsflumhbahanpmbemukiubuh
bendunpin uMr dabbahanya# b gmdis
0r%ddBribahsnyan#1Tusir,ñapébm#ksp
Berdasarakan letak dan kedudukan dari zone kedap airnya, maka type ini
masih dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
• Bendungan urugan zonal dengan tirai kedap air atau “bendungan tirai” (front
core fill type dam), ialah bendungan zonal dengan kedap air yang membentuk
lereng udik bendungan tersebut (Gbr. 1-3).
• Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air miring atau “bendungan inti
miring” (inclined-core fill type dam), ialah bendungan zonal yang zone kedap
airnya terletak di dalam tubuh bendungan dan berkedudukan miring ke arah hilir
(Gbr. 1-4 dan 1-5).
• Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air tegak atau “bendungan inti tegak”
(central-core fill type dam), ialah bendungan zonal yang zone kedap airnya
terletak di dalam tubuh bendungan dengan kedudukan vertical. Biasanya inti
tersebut terletak dibidang tengah dari tubuh bendungan (Gbr.1-6 dan 1-7)
2.2 Spillway
Spillway atau disebut dengan pelimpah merupakan bangunan air beserta
instalasinya yang berfungsi untuk mengalirkan debit banjir yang masuk kedalam
waduk agar tidak membahayakan keamanan bendungan terhadap overtopping da
Dengan :
Q = debit
yang sangat tinggi, jauh di atas nilai kritis. Aliran kecepatan tinggi secara bertahap
dihambat oleh gesekan dan dengan demikian mampu menyebabkan gerusan parah
dan erosi untuk jarak yang cukup jauh di hilir.
`Gerusan dapat dicegah dengan lapisan beton, tapi ini merupakan solusi
yang mahal dan harus memperbaiki desain hidrolisguna menghilangkan kelebihan
energi dalam jarak sedekat mungkin dari kaki pelimpah. Telah disebutkan
sebelumnya bahwa ada kehilangan energi yang besar terkait dengan lompatan
hidrolik. Dan fenomena lompatan hidrolis selalu berupa aliran hulu superkritis
sementara di hilir hampir selalu sub kritis. Namun, adanya variasi debit pelimpah
dan tinggi muka air di hilir menyebabkan tidak selalu mudah untuk membatasi
lompatan dan turbulensi pada jarak yang relatif pendek dari kaki pelimpah.
Hubungan kedalaman hulu d1dan hilir d2 dari lompatan hidrolik terkait dengan
persamaan
Jika dT kurang dari d2, lompatan hidrolis terjadi disaat kedalaman d1 telah
meningkat menjadi d1'. Aliran pada lereng / kemiringan landai menghasilkan profil
aliran dari jenis M3. Apabila dT lebih besar dari d2, lompatan hidrolis menjadi
tenggelam dan aliran kecepatan tinggi terjun ke muka air hilir.
Kondisi ini erat kaitannya dengan kemiringan saluran hilir cukup curam.
Lompatan hidrolik dapat terjadi di dekat kaki pelimpah dengan menurunkan apron
hingga di bawah muka air hilir, kolam yang terbentuk disebut kolam olak (stilling
basin). Ambang pada akhir apron berfungsi menjaga kedalaman yang diperlukan
serta mengatur aliran dan membatasi turbulensi.
Lompat ski adalah peredam energi jenis yang agak berbeda karena
efektivitasnya terletak pada kombinasi lompatan dan hambatan udara.
Seperti digambarkan dalam Gambar 2.8 ujung dari pelimpah dibuat dengan
profil ke atas cekung, dirancang agar air melompat ke udara di atas muka
air hilir. Ini menghasilkan energi yang hilang melalui interaksi dengan
udara
- Loncatan hidrolik dapat terbentuk pada bagian datar jika tail water memiliki
kedalaman yang cukup.
- Permasalahan hidrolik utama yang sering muncul dalam desain pelimpah
tipe ini adalah karakteristik dari pengaturan dan peredaman energy aliran di
hilir.
a. Pada pelimpahan pertama, kuantitas air tidak cukup untuk mengisi bagian
terowongan dan beroperasi sebagai saluran sebagian penuh dengan permukaan
bebas.
b. Dengan meningkatnya debit, ada tahap transisi antara aliran bebas dan
tekanan. Throttling dari tikungan yang lebih rendah dan terowongan
menyebabkan air untuk cadangan di poros sampai kepala mengembangkan
h2untuk mengatasi kerugian gesekan. Sesuai dengan Darcy Weisbach (
konstan) atau rumus Manning, debit pada saluran bertekanan sebanding
dengan H21/2. Selama kedua kondisi aliran (a) dan (b) volume udara yang cukup
besarsebanding dengan air yang mengalir.
c. Ketika debit telah meningkat hingga elevasi air di poros naik di atas puncak,
hubungan antara debit dan headdi atas cresttidak berlaku (Gambar 2.14) dan
head h2 mengatur debit di seluruh terowongan. Setiap peningkatan kedalaman
di atas puncak dalam kondisi tenggelam menambahkan sedikit debit. Ini
adalah kerugian serius namun dalam kondisi tenggelam, volume udara
tertekan sangat sedikit. Karena kondisi aliran yang kompleks, model tes selalu
diperlukan pada tahap desain.
................................................................
..(4)
K1, K2, K3, K4 adalah koefisien empiris yang merupakan kehilangan head energy
untuk inlet, kaki bagian atas, kaki bagian bawah, dan outlet. Debit siphon
diperoleh melalui persamaan berikut :
Nilai (K1+K2+K3+K4)1/2 biasanya antara 0,5 dan 0,9 sehingga diperoleh persamaan:
Aplikasi lebih lanjut dari persamaan Bernoulli untuk head tekanan absolut pada
throat adalah sebagai berikut :
dan
dimana :
Secara teoritis tekanan minimum dapat diharapkan terjadi di puncak sebuah siphon.
Dengan menggunakan persamaan yang berlaku untuk saluran tikungan persegi
panjang, dan mengingat bahwa siphon sebagai bidang vertikal, diperoleh perbedaan
head tekanan di puncak:
katup, pengukuran yang tepat harus diambil untuk mencegah pengisian udara.
Prosedur yang paling sederhana adalah memastikan bahwa dinding tirai air
dibelokkan melintasi tubuh hilir. Hal ini dijelaskan dalam Gambar 9.28.
Tipe Belokan
TipeS
Bagian ini berfungsi sebagai pengatur kapasitas aliran (debit) air yang
melintasi bangunan pelimpah. Bentuk dan system kerja saluran pengatur ini sangat
bermacam-macam disesuaikan dengan ketelitian pengaturan yang disyaratkan
untuk bagian ini.
Contoh dari bagian pengatur aliran, sebagai berikut:
Digunakan untuk debit air yang kecil dengan bentuk sederhana bagian depan
dapat berbentuk tegak atau miring, kemudian horizontal dan akhirnya
berbentuk lengkung.
Bendung pelimpah ini merupakan salah satu komponen dari saluran pengatur
aliran dibuat untuk lebih meningkatkan pengaturan serta memperbesar debit
air yang akan melintasi bangunan pelimpah.
c. Tipe pelimpah samping (Side weir over flow type)
2.2.7 Mercu
di dalam saluran transisi tersebut maupun pada aliran permulaan yang akan
menuju saluran peluncur.
3. Kolam olakandatar
Yang paling umum dipergunakan adalah kolam olakan datar. Selanjutnya kolam
olakan datar dibedakan menjadi 4 macam, yang dibedakan oleh rezim hidrolika
alirannya dan kondisi konstruksinya.
• Kolam olakan datar tipe I
Tipe ini digunakan untuk debit yang kecil dengan kapasitas peredaman energi
yang kecil pula dan kolam olakannya berdimensi kecil. Tipe ini bias anya
dibangun untuk suatu kondisi yang tidak memungkinkan pembuatan
perlengkapan-perlengkapan lainnya pada kolam olakan tersebut.
• Kolam olakan datar tipe II
Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olakan ini sangat mirip dengan sistim kerja
kolam olakan datar tipe II, akan tetapi lebih sesuai untuk mengalirkan air dengan
tekanan hidrostatis yang rendah dan debit yang agak kecil (q < 18,5 m3/dt/m, V
< 18 m/dt dan bilangan froude> 4,5). Untuk mengurangi panjang kolam olakan,
biasanya dibuatkan gigi-gigi pemencar aliran di tepi hulu dasar kolam, gigi-gigi
penghadang aliran pada
dasar kolam olakan. Kolam olakan tipe ini biasanya untuk bangunan pelimpah
pada bendungan urugan yang rendah.
• Kolam olakan datar tipe IV
Sistem kerja kolam olakan tipe ini sama dengan system kerja kolam olakan tipe
III, tetapi penggunaannya yang cocok adalah untuk aliran dengan tekanan
hidrostatis yang rendah dan debit yang besar per unit lebar, yaitu utnuk aliran
dalam kondisi super kritis dengan bilangan Froude antara 2,5 s/d 4,5. Biasanya
kolam olakan ini digunakan pada bangunan pelimpah suatu bendungan urugan
yang sangat rendah.
Peredam energy tipe bak pusaran adalah bangunan peredam energi yang terdapat
di dalam aliran air dengan proses pergesekan antara molekul-molekul air akibat
adanya pusaran vertikal di dalam kolam. Biasanya bak pusaran ini membutuhkan
pondasi batuan yang kukuh dan air yang terdapat di hilirnya cukup dalam. Bak
pusaran ini mempunyai bentuk serta modifikasi yang beraneka ragam, disesuaikan
dengan kondisi topografi dan geologi tempat kedudukannya serta kondisi
fluktuasi permukaan air di hilir kolam tersebut.
BAB III
ANALISA DATA
300
250
200
150
100
50
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
t (Jam)
2 tahun 50 Tahun 200 Tahun 1000 Tahun
Ψ = S/t - Qo/2
ϕ = S/t + Qo/2
Keterangan
Ψ = Tampungan Pertama
ϕ = Tampungan kedua, selanjutnya digunakan sebagai
Elevasi : +50 m
Luas : 808,00 ha = 808.000 m2
Volume : 11.000.000 m3
600
500
Discharge (m3/sec)
400
300
200
100
0
0 5 10 15 20 25
Time (hr)
Inflow Outflow
Dengan :
HW = Tinggi Gelombang
V = Kecepatan Angin
75 mph (Untuk Keadaan muka air normal)
45 mph (Untuk Keadaan muka air banjir Q1000th
F = Fetch (jarak tiup angin)
0,5 km = 0,8 mil
a. Kondisi Normal
Hw = 0,17√(V x F) + 2,5 − F n
Hw = 0,17√(V x F) + 2,5 − F n
Dengan :
V = Kecepatan Angin
75 mph (Untuk Keadaan muka air normal)
45 mph (Untuk Keadaan muka air banjir Q1000th)
F = Fetch
0,5 km = 0,8 mil
D = Kedalamn air rata-rata sepanjang fetch efektif (ft)
14,688 m = 48,176 ft
Didapatkan :
752 x 0,8
Hs = x cos 1
1400 x 48,176
Hs = 0,067 ft = 0,020 m
452 x 0,8
Hs = x cos 1
1400 x 48,176
Hs = 0,024 ft = 0,007 m
𝑉𝑔2
H𝑟 =
2𝑔
Dengan :
Dengan :
K = Koefisien gempa dasar
T = Periode gelombang
g = Percepatan Gravitasi
Ho = Kedalaman air waduk
0,188 x 1
He = 2 x 3,14
√81 𝑥 28,36
He = 0,006 ft = 0,006 m
5. Tinggi Cadangan Untuk Ketidakpastian (Hu)
Elevasi puncak
Kondisi M.A Normal = 63,007
Kondisi M.A Banjir Q-200 th = 66,801
Kondisi M.A Banjir Q-1000 th = 67,639
Sehingga diambil tinggi jagaan adalah 8 m, pada elevasi + 68m
2. Saluran Pengarah
Gambar 3.4 Penelusuran Banjir dengan Lebar
Dimana :
K = Tinggi Kecepatan
V = 2,3608 m/dt
V 2,361
K = 2g = = 0,284
19,62
He = Hd + K
= 4,889 + K
= 5,173 m
Jadi Lebar efektif Bendung (Be) persamaan (1)
Be = 20 – (0,20 x He)
Be = 20 – (0,20 x 5,17)
Be = 18,965 m = 19 m
Gambar 3.5 Sketsa Saluran Pengatur Aliran dan Ambang Pengatur Debit
1
Tg a = Hd1
( )
w
Diketahui :
W =7m
Hd1 = 4,889 m
1 1
Tg a = Hd1 = 4,889 = 1,432 m
( ) ( )
w 7
Sehingga :
1
dy = 2 𝑥 (ℎ𝑑)^0,851,85
1
dx = 2 𝑥 (ℎ𝑑)^0,851,85
1 1,85
= 2 𝑥 (4,889)0,85
1
= 2 𝑥 3,8531,85
Tg a = 0,240X
dy
= Tg a
dx
Tg a
X = 0,240
1,4317
X = = 8,1740 = 8,17 m
0,240
Hilir = (X,Y)
Y = 0,1340X
= 0,1340 x 8,17
= 6,535 = 6,54
D. Saluran Transisi
Gambar 3.8 Skema Bagian Transisi Saluran Pengarah pada Bangunan
Pelimpah
Diketahui :
b1 = 19 m
b2 = b1 x tg ø
= 19 x 0,2215
= 4,2012
Jadi
b2 = 18,965 – 4,2012
= 14,76 = 15 m
Ø = 12° 30 '
S = 1 : 10
b1 − b2
Maka : y=
2
19 − 15
y=
2
=2m
y
L =
tg ø
2
= tg 12,5
= 8,93 m = 8,9
∆H
S =
L
∆H
0,1 = 8,9
∆H = 0,9
E. Saluran Peluncur
Peralihan Mercu spillway ke saluran peluncur :
Rumus :
Q q
q = dan Yu =
B V1
Dimana :
Hd = 4,889 m
Maka :
4,889
V1 = √2 x 9,81 x 5,17 = 7,317
2
466,9201
q = 218,9653 = 24,6196 m²/det
24,6196
Maka : Yu = = 3,66 m
7,317
Yc = 7,86
Bila diperoleh nilai Yu = 3,36 < 7,86
Maka Yu < Yc,berarti yang terjadi adalah aliran super kritis
q 24,6196
Kecepatan kritis (Vc) : Vc = yc = = 3,132
7,8604
Rumus :
dan
Ø = sudut pelebaran
F = angka froude
g = gravitasi
maka :
3,121
F = 8,7813 = 0,3567
1
tan ø = 3 𝑥 0,3567
ø = 77,5603
Rumus :
Diturunkan :
a = 3F x tan ø
= 3 x 0,3567 x 0,9345 = 1 m
b = 15 + 1 + 1 = 17 m
Gambar 3.10 : Skema Bagian Berbentuk Terompet pada Ujung Hilir
Saluran Peluncur
Rumus Bernoulli :
- Titik A
Elevasi = +60
- Titik B
Elevasi = + 53,46
= 43,663 m/det
Q =VxA
10,25 db = 10,694
Db = 1,043 m
Rb = 0,866 m
V²
Hv = 2g
1906,445
= 19,62
= 97,168 m
Hb = db + hv
𝐹𝑟=𝑉/√(𝑔.ℎ𝑑)
43,6629
Fr = = 6,3046
6,956
- Titik C
Diketahui :
L = Panjang saluran = 10 m
Elevasi = + 52,57
S = 0,0893
∆H = 0,893
Vb² 9,109²
Hv = = = 4,229 m
2g 2 x 9,81
Hc = hv + db + ∆H
= 10,123
Dicoba-coba
Q =VxA
466,92 = 3,113 x 15 dc
dc = 9,999 m
AC = B x dc
102,495
= (2.9,999+15)
= 2,928
Rb +Rc
Rrt = 2
2,531 + 2,050
=
2
= 2,291 m
vb +vc
vrt = 2
9,109 + 0
=
2
= 4,554 m
Ab +Ac 51,2615 +102,4958
Art = = = 76,878 m
2 2
Q2 + n 2
Hm =L 3
A 2 + R4
218014,42 + 0,00012
= 10
5910,302 + 3,0194
= 0,018 m
Vc2 Vrt2
Hc = dc +K + hm
2g 2g
02 4,5542
= 9,999 + 0,1 2 x 9,81 + 0,018
2 x 9,81
= 10,123
3,113
=
√9,81 .10,664
= 0,3143
Vc = 3,1129 m/det
- Titik D
- Titik E
Rumus
Y2 1
= x ((1 + 8 x F²)0,5 − 1)
Y1 2
Y2 1
= x ((1 + 8 x 0,007²)0,5 − 1)
Y1 2
Y2 1
= x ((1,0270 − 1)
25,501 2
Y2
= 0,01349
25,501
Y2 = 0,344 m
Y2 = D2
Y2
= 3,8
D2
maka didapatkan nilai : 3,8
L
= 3,8
0,344
L = 1,3075 = 1,3 m
hde = d1 = 25,5006
Fr = 0,083
d2 1 1
= + √ + (2 𝑥 0,083)2
0,344 2 4
d2 = 25,845 m
tinggi jagaan
C = 0,1
d = 25,5007 m
b = 17 m
A =dxb
= 25,5006 x 17
= 433,5114 m²
Q 466,92
V =A= = 1,0771 m/det
433,5114
Fb = C x V x d
= 2,747 m
atau
1
Fb = 0,6 + (0,037 x V x d)3
1
= 0,6 + (0,037 x 1,0771 x 2,943)3
= 0,717 m
Diambil Fb = 0,7173
A penampang = Beff x Hd
= 18,9653 x 5,1733
= 98,1130 m²
Qoutflow
Vrata-rata = A
466,9201
=
98,1130
= 4,7590 mm/det
Rumus :
= 3,05
Rumus :
𝑄
R = 0,47 x ( 𝑓 )0,333
466,92 0,333
= 0,47 x (3,0484)
= 2,510
untuk keamanan dari turbulensi dan aliran tidak stabil = 2,51 x 2,5
= 6,3026 m
= 25,21 m
431,8+(4011,6027−0−213,8093) 𝑥 0,95
Fs = 1187,8295+722,0885
• Bagian Hilir
Tabel 3.16 Data Stabilitas Lereng Sebelum Pengaliran Bagian Hilir
461,938+(4916,883−0−353,398) 𝑥 0,750
Fs = 1963,323+885,039
• Bagian Hilir
Tabel 3.18 Data Stabilitas Lereng Sesudah Pengaliran Bagian Hilir
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penyusunan tugas konstruksi bendungan dan Analisa data di atas,
didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari data dan Analisa data di direncanakan desain tubuh bendungan dengan:
Tinggi = elevasi +68 m
Lebar puncak = 11,6 m
Tinggi jagaan =8m
Kemiringan lereng bagian hulu =1:3
Kemiringan lereng bagian hilir = 1 : 2,2
Lebar diukur dari potongan melintang (dari kemiringan hulu ke hilir) = 200 m
2. Dari data dan Analisa data, serta asumsi-asumsi dalam batas wajar untuk data
yang dibutuhkan, di dapatkan:
Elevasi muka air banjir = +57,01 m
Elevasi air normal = +60 m
Elevasi garis energi = +57,06 m
Elevasi dasar hulu = +50 m
Elevasi dasr hilir = +50 m
3. Dari data dan Analisa data, diketahui elevasi mercu spillway = +55 m
4. Dari data dan Analisa data, direncanakan mercu pelimpah (spillway):
Tipe lengkung = Ogee
Pintu = Tidak berpintu
Tinggi (P) =5m
Lebar = 20 m
5. Dari data dan Analisa data, direncanakan peredam energi:
Tipe = USBR Tipe IV
Panjang kolam olak = 22,1 m
Lebar blok = 0,56 m
Jarak antar blok = 1,4 m
Jarak fraksi = 0,5 m
6. Dari data dan Analisa data direncanakan hidrolis spillway dan peredam energi:
H1 (He) = 5,17 m
Koefisien debit =2
Hd 4,889 m
Tinggi air setelah meluncur, sebelum olakan (y1) = 25,501 m
DAFTAR PUSTAKA
PT Indra Karya (Persero) Wilayah-I: Detail Desain Bendungan Temef di
Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nota Desain Volume 7, Bangunan Pelimpah.
Camela Apriani Seroy, Fabian J. Manoppo, Steeva G. Rondonuwu: Analisa
Kestabilan Bangunan Embung Nunuka 1. Jurnal Sipil Statik Vol.8 N0.2 Februari
2020. Manado
Dr. Suyono Sosrodarsono, Takeda Kensaku: Bendungan Type Urugan. PT Pradnya
Paramita, 1977. Jakarta.
Brigitta Mutiara Adhyaksa1, Heri Suprijanto 2, Dian Sisinggih 2: Studi
Perencanaan Konstruksi Tubuh Bendungan Pada Waduk Suplesi Konto Wiyu Di
Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Universitas Brawijaya.
Direktorat Jenderal Sumuber Daya Air (Departemen Pekerjaan Umum Republik
Indonesia), (2010). Standar Perencanaan Irigasi. Jakarta.
SNI 8064-2016: Metode Analisis Stabilitas Lereng Statik Bendungan Tipe
Urugan.2016
SNI 8062:2015: Tata Cara Desain Tubuh Bendungan Tipe Urugan.2015
Moch. Sholeh, Suhartono, Nur Anisfi Choirini: Analisa Stabilitas Tubuh
Bendungan Pada Bendungan Utama Proyek Waduk Bendo Ponorogo. Jurnal
Teknik Sipil, Vol. 13, No. 2 (Agustus), Halama 83-92.
+60,00
HWL +60.00
+55,00 3
+50,00
1
+45,00
2,25
1
+40,00
+35,00
Skala 1:100
PENGALIRAN
MALANG JML. GAMBAR
2020
PRAGANTHA KUSDAYA. M Ir. HIRIJANTO, M.T 6
1721051
89.375
+70,00
+65,00
20.572
+60,00
59
+55,00
16.547
+50,00
14.629
13.079 12.925
+40,00 12.676
12.527 12.605
34
+35,00
27
25
19
11 17
2
9
Skala 1:100
PENGALIRAN
MALANG JML. GAMBAR
2020
PRAGANTHA KUSDAYA. M Ir. HIRIJANTO, M.T 6
1721051
+70,00
+65,00
+60,00 23.895
+55,00 60
+50,00 18.279
+45,00
48
15.836
+40,00
38 14.0
22
19
14 4 12
Skala 1:100
PENGALIRAN
MALANG JML. GAMBAR
2020
PRAGANTHA KUSDAYA. M Ir. HIRIJANTO, M.T 6
1721051
+64,889
+60,00
+55,40
+47,40
+40,40
+37,60
B C D E
Skala 1:35
PEREDAM ENERGI
MALANG JML. GAMBAR
2020
PRAGANTHA KUSDAYA. M Ir. HIRIJANTO, M.T 6
1721051
89.375
+70,00
FWL +64.889
+65,00
+60,00
HWL +60.00 20.572
59
+55,00
16.547
+50,00
14.629
13.079 12.925
+40,00 12.676
12.527 12.605
34
+35,00
27
25
19
11 17
2
9
Skala 1:100
PENGALIRAN
MALANG JML. GAMBAR
2020
PRAGANTHA KUSDAYA. M Ir. HIRIJANTO, M.T 6
1721051
+70,00
FWL +64.889
+65,00
+60,00
HWL +60.00
23.895
+55,00 60
+50,00 18.279
+45,00
48
15.836
+40,00
38 14.0
22
19
14 4 12
Skala 1:100
PENGALIRAN
MALANG JML. GAMBAR
2020
PRAGANTHA KUSDAYA. M Ir. HIRIJANTO, M.T 6
1721051