PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
MALANG
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
NUKI TRI SUSANTO
15.21.003
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Sipil S-1
disusun oleh :
NUKI TRI SUSANTO
15.21.003
Disahkan Oleh:
Ketua Jurusan Teknik Sipil S-1 Sekretaris Jurusan
Anggota Penguji
Dosen Penguji I Dosen Penguji II
Dengan mengucap puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat dan Berkat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Proposal Skripsi
dengan baik dan benar.
Proposal Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan gelar strata satu (S-1), Fakultas teknik Sipil dan Perencanaan.
Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional Malang.
Dalam proses penyelesaian Proposal Skripsi ini, penyusun mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
Malang, 2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
2.4.1 Ketentuan LRFD (Load Resistance Factor Design) – AISC
2010 19
2.5 Perencanaan Struktur Atas Jembatan K-Truss ................................... 20
2.5.1 Perencanaan Plat Lantai ......................................................... 20
2.5.1.1 Penulangan Plat Lantai Kendaraan dan Trotoir ....... 21
2.5.2 Struktur komposit ................................................................... 22
2.5.2.1 Desain Komposit ...................................................... 23
2.5.3 Perencanaan Gelagar Memanjang .......................................... 24
2.5.4 Perencanaan Gelagar Melintang ............................................. 28
2.5.5 Perencanaan Gelagar Induk .................................................... 32
2.5.6 Ikatan Angin ........................................................................... 33
2.5.7 Teori Desain Struktur Baja ..................................................... 33
2.6 Perencanaan Sambungan .................................................................... 36
2.6.1 Sambungan Baut..................................................................... 37
2.7 Perletakan elastomer .......................................................................... 39
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN ................................................... 43
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1. Berapa tebal plat lantai dan jumlah tulangan yang digunakan untuk plat
lantai kendaraan dan trotoir?
2. Berapa dimensi baja WF untuk gelagar memanjang, gelagar melintang
dan gelagar induk yang digunakan pada perencanaan jembatan Pasopati?
3. Berapa dimensi baja untuk profil ikatan angin jembatan Pasopati?
4. Berapa jumlah baut sambungan pada jembatan Pasopati?
5. Berapa dimensi perletakan bantalan Elastomer pada jembatan Pasopati?
6. Bagaimana gambar perencanaan jembatan Pasopati?
1. Mengetahui tebal plat lantai dan jumlah tulangan yang digunakan untuk
plat lantai kendaraan dan trotoir pada jembatan Pasopati.
4
5
6
t
f
(j) K-TRUSS
Gelagar Induk
Perletakan Elastomer
Gelagar Induk
Gel. Melintang
Gel. Memanjang
Perletakan Elastomer
a) Sandaran
b) Rangka Jembatan
12
c) Trotoir
d) Lantai Kendaraan
e) Gelagar Melintang
f) Gelagar Memanjang
g) Ikatan Angin Atas / Bawah dan Ikatan Rem
h) Landasan / Perletakan
i) Perletakan Elastomer
Keterangan :
L = panjang total jembatan yang dibebani (m)
q = intensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah
memanjang jembatan (kPa)
1 kPa = 0,001 Mpa = 0,01 kg/cm2
Beban garis terpusat (BGT) dengan intensitas p kN/m harus
ditempatkan tegak lurus terhadap arah lalu lintas pada
jembatan. Besarnya intensitas p adalah 49,0 kN/m. Beban
“D” harus ditempatkan pada dua jalur lalu lintas rencana
yang berdekatan untuk lebar lebih besar dari 5,5 m dan
bekerja dengan intensotas 100% selebar 5,5 m dan sisa jalan
bekerja dengan intensitas 50%. Adapun faktor beban yang
digunakan untuk beban lajur ”D” diatur pada SNI 1725-
2016, halaman 39.
14
𝑉 𝑍
VDZ = 2,5 Vo ( 𝑉10) ln (𝑍 ) ......................................................... (2.5)
𝐸 𝑜
Keterangan :
3. Beban Gempa
Pada Jembatan direncanakan dengan kemungkinan gempa
terlampaui adalah 7% dalam 75 tahun. Penentuan gaya gempa
berdasarkan SNI 1725:2016 adalah:
EQ = Csm / Rd x Wt......................................................(2.6)
Dimana:
EQ = Gaya gempa horizontal statis (kN)
Rd = Faktor modifikasi respons
Wt = Berat total struktur (beban mati + beban hidup) (kN)
Csm = Koefisien respons gempa elastis (Perhitungan Csm
ditentukan berdasarkan wilayah jembatan berada dikalikan
dengan suatu faktor amplifikasi sesuai dengan keadaan
tanah sampai kedalaman 30 m di bawah struktur
jembatan.)
2.4 Metode Desain Faktor Beban dan Ketahanan (Load Resistance Factor
Design)
Dalam metode ini faktor-faktor untuk kelebihan beban merupakan variabel
yang tergantung pada tipe beban, dan kombinasi-kombinasi beban yang
difaktorkan, harus diperhitungkan (Salmon-johnson, 1992). Dimana beban kerja
18
rencana dikalikan dengan faktor beban dan struktur direncanakan untuk menahan
beban terfaktor tersebut pada kapasitas batasnya.
Fokus perencanaan struktur berbasis AISC-LRFD adalah kondisi batas
kekuatan (limit states of strength) yang menjamin keselamatan publik (manusia
dan barang miliknya). Bagaimana dengan kondisi layan, apa itu tidak penting.
Tentu saja penting, seperti diketahui bahwa insinyur dalam merencanakan struktur
selain kekuatan harus menjamin bahwa bangunannya dapat tetap berfungsi sesuai
dengan rencan dan cukup ekonomis. Meskipun kadang-kadang kriteria
berfungsinya suatu bangunan bersifat relatif dan tergantung orang yang
memakainya. Oleh karena itu keputusan akhir apakah bangunan dapat bergungsi
atau tidak merupakan suatu hal yang bersifat subjektif perencana (judgement on
the part of designers). (Struktur Baja Edisi ke-2, Wiryanto Dewobroto, 2016).
∑ γi Qi ≤ ϕRn ...........................................................................(2.7)
Keterangan :
∑ : penjumlahan
i : menunjukan berbagai kondisi yang ditinjau
γi : faktor beban terkait beban Qi yang ditinjau
Qi : pengaruh beban nominal
γi Qi : kuat perlu, dari kondisi batas yang paling ekstrim
ϕ : faktor tahanan sesuai jenis struktur yang ditinjau
19
Bagian kiri dari persamaan 2.7 adalah kondisi batas ketahanan yang
diperlukan struktur atau kuat minimum suatu struktur agar aman memikul beban
berdasarkan hasil analisa struktur tebesar terhadap berbagai beban terfaktor
rencana. Bagian kanan persamaan 2.7 menunjukan kondisi batas dari kapasitas
kekuatan struktur yang direncankan. Jadi ketentuan LRFD pada dasarnya adalah
membandingkan pengaruh beban terfaktor terhadap kekuatan elemen struktur
yang dapat dihasilkan.
1.4 D
1.2 D + 1.6 L + 0.5 (Lr atau R)
1.2 D ± 1.6 (Lr atau R) + (L atau 0.5 W)
1.2 D ± 1.0 W + L + 0.5 (Lr atau R)
1.2 D ± 1.0 E + L
0.9 D ± 1.0 W
0.9 D ± 1.0 E
Keterangan :
D : Beban mati
L : Benan hidup
W : Beban angin
R : Beban hujan
E : Beban Gempa
B
AS
d'
d
H
b'
h
AS b
Gambar 2.14 Bentuk Penampang Struktur Beton Bertulang dengan Steel Deck
𝐴𝑠 . 𝑓𝑦
𝑎 = 0,85 . .....................................................(2.9)
𝑓𝑐 ′ . 𝑥𝑏
Cc = 0,85 . fc . a . b ..............................................(2.10)
Mn = Cc . Z1 + Cs . Z2 ......................................(2.12)
Kekuatan momen rencana (ɸMn) harus lebih besar atau sama dengan
momen luar rencana (Mu).
bE ≤ b0 ........................................................................... (2.18)
b. untuk balok-balok eksterior :
𝐿
bE ≤ +( jarak pusat balok ke tepi pelat ) ..................... (2.18)
8
1
bE ≤ 𝑥 +( jarak pusat balok ke tepi pelat ).................. (2.18)
2
24
Balok Eksterior
bE bE
X X X
Balok Eksterior
𝐵
λf = ..................................................................(2.15)
2.𝑡𝑓
170
λp = ................................................................. (2.16)
√𝑓𝑦
syarat : λf ≤ λp
3. Untuk tekuk local badan
ℎ 𝐻−2(𝑟+𝑡𝑓)
λw = 𝑡𝑤 = ..................................................(2.17)
𝑡𝑤
1680
λp = ............................................................ (2.18)
√𝑓𝑦
syarat : λf ≤ λp
keterangan :
B = Lebar profil baja (mm)
H = Tinggi profil baja (mm)
tw = Tebal web (mm)
tf = Tebal flens (mm)
fy = Mutu baja
fc = Mutu beton
(Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan struktur baja dengan metode LRFD.
Penerbit Erlangga halaman 61)
Yb = t + h – Ya ..................................................... (2.20)
26
Misalkan Ya < tebal plat beton maka garis netral terletak pada plat
beton. Berdasarkan persamaan keseimbangan Gaya C = T, maka
diperoleh :
𝐴𝑠 . 𝑓𝑦
a = 0,85 . .......................................................(2.21)
𝑓𝑐 ′ . 𝑏𝐸
Tebal plat beton 250 mm > a (mm), maka plat beton mampu
mengimbangi gaya tarik As . fs yang timbul pada baja.
𝑀𝑚𝑎𝑥
∆𝐷 = ........................................................................ (2.26)
𝐸.𝐼𝑥
Keterangan :
Mmax = Momen penampang maximum
E = Modulus Elastisitas
Ix = Momen inersia
27
keterangan :
n = jumlah stud
Vh = gaya geser horizontal (N)
Qn = kekuatan geser satu stud (N)
(Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan struktur baja dengan metode
LRFD. Penerbit Erlangga, halaman 296)
1) Beban hidup “D” terdiri dari beban terbagi rata (BTR) dan
beban garis (BGT) yang dikalikan dengan nilai koefisien kejut.
2) Beban hidup trotoir atau beban pejalan kaki
2. Kontrol kelangsingan profil :
Untuk tekuk flens
𝐵
λf = ..................................................................(2.15)
2.𝑡𝑓
170
λp = ................................................................. (2.16)
√𝑓𝑦
syarat : λf ≤ λp
3. Untuk tekuk local badan
ℎ 𝐻−2(𝑟+𝑡𝑓)
λw = 𝑡𝑤 = ..................................................(2.17)
𝑡𝑤
1680
λp = ............................................................ (2.18)
√𝑓𝑦
syarat : λf ≤ λp
keterangan :
B = Lebar profil baja (mm)
H = Tinggi profil baja (mm)
tw = Tebal web (mm)
tf = Tebal flens (mm)
fy = Mutu baja
fc = Mutu beton
(Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan struktur baja dengan metode LRFD.
Penerbit Erlangga halaman 61)
Yb = t + h – Ya ..................................................... (2.20)
Misalkan Ya < tebal plat beton maka garis netral terletak pada plat
beton. Berdasarkan persamaan keseimbangan Gaya C = T, maka
diperoleh :
𝐴𝑠 . 𝑓𝑦
a = 0,85 . .......................................................(2.21)
𝑓𝑐 ′ . 𝑏𝐸
Tebal plat beton 250 mm > a (mm), maka plat beton mampu
mengimbangi gaya tarik As . fs yang timbul pada baja.
𝑀𝑚𝑎𝑥
∆𝐷 = ........................................................................ (2.26)
𝐸.𝐼𝑥
Keterangan :
31
keterangan :
n = jumlah stud
Vh = gaya geser horizontal (N)
Qn = kekuatan geser satu stud (N)
(Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan struktur baja dengan metode
LRFD. Penerbit Erlangga, halaman 296)
1. Beban mati
33
ɸc . Pn ≥ Pu ......................................................(2.37)
keterangan :
ɸc = 0,85; faktor resistensi untuk batang tekan
Pn = kekuatan nominal batang tekan
Pu = beban layan terfaktor
Kekuatan nominal Pn dari batang tekan adalah :
Pn = Ag . Fcr ....................................................(2.38)
keterangan :
Ag = luas penampang bruto batang tekan
Fcr = tegangan kristis
Nilai Fcr tergantung pada parameter λc (CG. Salmon, JE. Jhonson.
Struktur Baja Desain dan Perilaku, jilid 1, 1992 : 340) sebagai berikut :
a. Untuk λc ≤ 1,5
Fcr = (0,685λ2 c )Fy .....................................................(2.39)
b. Untuk λc ≥ 1,5
0,887
Fcr = ( ) fy ..........................................................(2.40)
λ²c
𝐾. 𝐿 𝐹𝑦
λc = √ ..........................................................(2.41)
𝑟 𝜋2 . 𝐸
keterangan :
𝐾. 𝐿
𝑟
= rasio kerampingan efektif
35
L = panjang batang
𝐼
r = radius girasi = √𝐴𝑔
𝐼𝑦
ry = radius girasi = √𝐴𝑔
𝐼𝑥
rx = radius girasi = √𝐴𝑔
I = momen inersia
𝑙𝑘 𝑓𝑦
λc = √ .........................................................(2.44)
𝑟𝜋 𝐸
LK = kcL ...............................................................(2.45)
Keterangan :
λC = parameter kelangsingan
(CG. Salmon, JE. Jhonson. Struktur Baja Desain dan Perilaku, Jilid 1,
1992 : 421)
Keterangan :
f = tegangan lentur
S = modulus elastisitas
M = momen lentur
Ada dua tipe baut mutu tinggi yang di standarkan oleh ASTM adalah tipe A325
dan A490. Baut ini memiliki kepala segi enam yang tebal dan digunakan dengan
Keterangan :
ϕ = faktor resistensi (0,75)
Rn = kekuatan tarik desain penyambung (kg)
Fub = kekuatan tarik baut
Ab = luas penampang baut
2. Kekuatan Geser Desain Baut
Kekuatan desain ϕRn bila terdapat ulir pada bidang geser menurut
LRFD (SNI-03-1729).
ϕRn = ϕ (0,6 . Fub) . m . Ab .......................................(2.48)
Keterangan :
𝑃𝑢
𝑛= ........................................................................ (2.50)
ϕ
Keterangan :
n = jumlah baut
Keterangan :
P = beban terfaktor (cm)
ϕ = faktor resistensi (0,75)
Fu = kekuatan tarik dari bahan pelat (kg/m2)
L = jarak ujung minimum (cm)
t = tembal plat simpul (cm)
6. Kontrol plat simpul
Menghitung kekuatan nominal pelat :
ϕ Tn = ϕ . Fy . Ag dimana nilai ϕ = 0,90.............................(2.52)
ϕ Tn = ϕ . Fy . Ag dimana nilai ϕ = 0,75.............................(2.53)
Keterangan :
0,90 = Faktor resistensi batang tarik pada keadaan batas leleh
39
P = panjang bantalan
L = lebar bantalan
T = tinggi bantalan
a. Tegangan Ijin
Pd+P
𝜎𝑠 = ...................................................................(2.57)
𝐴
P
𝜎𝐿 = 𝐴.........................................................................(2.58)
Keterangan :
𝜎𝑠 = tegangan rata-rata akibat beban total (MPa)
𝜎𝐿 = tegangan rata-rata akibat beban hidup (Mpa)
Pd = beban mati rencana (N)
41
Ip = 2(L+W)...............................................................(2.60)
A = L . W ..................................................................(2.61)
Keterangan:
S = faktor bentuk
A = luas keseluruhan (mm2)
Ip = keliling elastomer, termasuk lubang (mm2)
hr = ketebalan efektif karet pada lapisan antara (mm)
L = panjang efektif keseluruhan elastomer (mm)
b = lebar efektif keseluruhan elastomer (mm)
c. Deformasi Geser
hrt = jumlah tebal lapisan internal + jumlah pembungkus
d. Cek Rotasi
𝐿 𝜃𝑠.𝑥
𝜎 ≥ 0,5 𝐺 . 𝑆 (ℎ𝑟)2 ..............................................(2.62)
𝑛
𝑊 𝜃𝑠.𝑥
𝜎 ≥ 0,5 𝐺 . 𝑆 (ℎ𝑟)2 ..............................................(2.63)
𝑛
Keterangan :
n = jumlah lapisan internal karet
G = modulus geser elastomer (Mpa)
𝜃sx = maksimum peputaran pada setiap sumbu (rad)
S = faktor bentuk
hr = ketebalan lapisan internal (mm)
W = lebar dari bantalan elastomer (tegak lurus terhadap sumbu
memanjang jembatan) (mm)
L = panjang dari bantalan elastomer (sejajar dengan sumbu
memanjang jembatan) (mm)
e. Cek Stabilitas
42
𝐿 𝑊
𝐻≥ 𝐻≤
3 3
hc < 0,7 hr
f. Menentukan Tebal Plat
3 𝑟 𝑥 𝜎𝑠
kondisi Layanan ℎ𝑠 ≥ ................................(2.64)
𝑓𝑦
2 𝑟 𝑥 𝜎𝑠
kondisi Fatik ℎ𝑠 ≥ .................................(2.65)
𝑓𝑇
Keterangan :
hrmax = ketebalan maksimum lapisan elastomer pada bantalan
elastomer (mm)
hs = ketebalan lapisan plat pada elastomer berlapis plat (mm)
fy = batas fatik yang digunakan (MPa)
𝜎𝑠 = tegangan rata-rata akibat beban total (MPa)
43
44
4. Air Hujan
a. Tinggi air hujan : 0,05 meter
b. Berat air hujan : 1000 kg/m3
(SNI 1725-2016, hal 11)
(sumber : www.goglemaps.com)
220 M
Mulai
Permasalahan
an
TIDAK Data
Cukup
YA
Penentuan Dimensi Penampang
Perhitungan Statika :
1. Perhitungan plat
2. Perhitungan gelagar memanjang dan melintang
3. Perhitungan gelagar induk
A B
47
A B
YA
Gambar Rencana
Gambar layout jembatan
Gambar tampak
Gambar detail
Selesai
DAFTAR PUSTAKA
Akh. Taufik Hidayat, 2016. Perencanaan Struktur Atas Jembatan Rangka Baja
Tipe K-Truss Dengan Menggunakan Metode LRFD Di Jembatan
Kalilanang, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
LAMPIRAN