Disusun Oleh:
2023
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Ahzunan Na’im 181230000346
Disetujui Pada:
Hari :
Tanggal :
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan baik. Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
Laporan Tugas Akhir dan sebagai pelengkap nilai tugas semester 8.
Selama proses penyusunan ini, penulis menyadari banyak sekali hambatan
yang dihadapi, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang
berkompeten, akhirnya laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dias Prihatmoko, ST., M.Eng sebagai Dekan Fakultas Sains &
Teknologi UNISNU Jepara yang telah memberikan semangat dan apresiasi
dalam penyusunan laporan ini.
2. Bapak Decky Rochmanto, ST. MT. & Bapak Yayan Adi
Saputro S.T.,M.T., selaku dosen pembimbing yang selalu
bijaksana memberikan bimbingan, nasihat, serta waktu selama penyusunan
laporan ini
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan doa dan semangat moril dalam
pembuatan laporan ini.
4. Suami dan Anakku (Arsyanendra), yang telah memberikan motivasi,
medukung secara materil maupun moril selama menyusun Laporan ini.
5. Rekan-rekan yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan pengetahuan dan
pengalaman yang belum mencukupi serta terbatasnya waktu, sehingga tidak
semua hal yang dapat penulis laporkan dengan baik. Oleh karena itu penulis
iii
sangat mengharapkan kritik dan saran kearah perbaikan agar laporan tugas
akhir ini menjadi sempurna.
Akhir kata semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
semua
pihak.
Penulis
Ahzunan Na’im
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................II
KATA PENGANTAR.........................................................................................III
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I....................................................................................................................viii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
2.1 Jalan...........................................................................................................7
v
2.3 Konstruksi Perkerasan Jalan Raya..........................................................11
vi
3.4.2 Survei kerusakan jalan.....................................................................37
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Daftar Tabel
ix
BAB I
PENDAHULUAN
menjadikan Kota Jepara menjadi kota yang pesat akan bidang transportasi
dengan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, Oleh karena itu, maka
transportasi.
1
kenyamanan bagi pengemudi jalan harus didukung oleh perkerasan dan
perawatan yang baik. Infrastruktur jalan yang lancar, aman, nyaman dan
terhadap kinerja jaringan jalan baik itu jalan nasional, provinsi, kabupaten
maupun desa yang dinilai belum memuaskan para pengguna jalan bahkan
dapat dilihat dari kondisi suatu fisik daerah tentang fasilitas – fasilitas
menjadi rusak. Faktor Alam dapat disebabkan akibat Cuaca yang sering
kendaraan yang berat maupun faktor tidak adanya drainase di sekitar jalan.
Dari sekian banyak jalan provinsi yang ada di jawa tengah, ruas Jl.
2
Mlonggo dan menjadi jalan penghubung antar desa. Pertumbuhan volume
Lalu Lintas dari waktu ke waktu semakin cepat dan meningkat, sehingga
kerusakan jalan menjadi lebih cepat terjadi. Kerusakan jalan di ruas jl.
yang di rencanakan.
3
1.4 Batasan Masalah
4
Gambar 1. 2 Peta Lokasi Penelitian
Sumber : Google Earth, 2023
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah , tujuan,
batasan masalah dan lokasi studi penelitian.
Pada bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang mendukung penelitian,
teori teori hasil penelitian, dimana teori ini digunakan peneliti dalam menulis
laporan penelitian
5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dilakukan analisis data yang diperoleh untuk mengetahui
pengaruh jumlah kendaraan terhadap kerusakan jalan di ruas jl. Jepara –
keling dan beberapa rekomendasi pemecahan masalah terhadap kerusakan
jalan yg ada di ruas jl. Jepara – keling.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini menarik kesimpulan dari proses analisis dan saran yang
merekomendasikan mengenai tingkat kerusakan yang ada di ruas jl. Jepara
keling.
Pada bagian akhir skripsi terdapat daftar pustaka yang memuat referensi –
referensi penulis dalam mendukung pemuatan laporan tugas akhir.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jalan
7
1. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan Ibukota
Propinsi dengan Ibukota Kabupaten.
2. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan Ibukota
Kabupaten.
3. Jalan lain yang mempunyai kepentimgam Strategis terhadap
kepentingan Propinsi.
4. Penetapan status suatu jalan sebagai jalan Propinsi
dilakukan dengan keputusan Menteri.
c.) Jalan Kabupaten
Yang termasuk Jalan Kabupaten adalah :
1. Jalan Kolektor Primer yang tidak termasuk jalan nasional
dan jalan propinsi.
2. Jalan lokal Primer.
d.) Jalan Kotamadya
Yang termasuk jalan kotamadya adalah jaringan jalan
sekunder di dalam kotamadya. Penetapan status ruas jalan arteri
sekunder dan dan atau ruas jalan sekunder sebagai jalan kotamadya
dilakukan oleh keputusan Gubernur. Penetapan status ruas jalan
sekunder sebagai jalan Kotamadya dilakukan dengan keputusan
wali kotamadya Daerah Tingkat II yang bersangkutan.
e.) Jalan Khusus
Yang termasuk kelompok Jalan Khusus adalah jalan yang
dibangun dan dipelihara oleh instansi/perseorangan untuk melayani
kepentingan masing-masing. Penetapan status ruas jalan khusus
dilakukan oleh instani/badan hukum/perseorangan yamg memiliki
ruas jalan khusus tersebut.
8
2.2.1 Klasifikasi Jalan menurut Fungsi
9
1. Jalan Kelas I, yaitu Jalan Arteri yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran
lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang
tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu
terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton, yang
saat ini masih digunakan di Indonesia, namun sudah
mulai dikembangkan diberbagai negara maju seperti di
Prancis telah mencapai muatan sumbu terberat seberat
13 Ton.
2. Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran
lebar tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan
sumbu terberat yang diizinkan 10 ton, jalan kelas ini
merupakan jalan yang sesuai untuk angkutan peti
kemas.
3. Jalan Kelas III A, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran
lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang
tidak melebihi 18.000 milimeter dan sumbu yang
diizinkan 8 ton.
4. Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran
lebar tidak melebihi 2.500 milimeter ukuran panjang
tidak melebihi 12.000 milimeter dan sumbu yang
diizinkan 8 ton.
5. Jalan Kelas III C, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran
lebar tidak melebihi 2.100 milimeter ukuran panjang
tidak melebihi 9.000 milimeter dan sumbu yang
diizinkan 8 ton.
10
2.3 Konstruksi Perkerasan Jalan Raya
11
kepada beban roda yang berulang. Maka dari itu,
diperlukan bahan khusus yang terpilih dapat dijadikan
sebagai lapis tambahan, yang disebut sebagai lapis keras/
perkerasan pavement.
12
2. Syarat – syarat perkerasan lentur
Syarat syarat perkerasan lentur :
a.) Ketebalan perkerasan yang cukup sehingga
beban lalu lintas mampu di salurkan ke
lapisan dasar.
b.) Kedap terhadap air, sehingga air tidak
meresap ke lapisan bawah.
c.) Permukaan mampu mengalirkan air dengan
mudah sehingga air hujan yang jatuh di
atasnya dapat mengalir.
d.) Kekuatan yang memikul beban lalu lintas
yang bekerja tanpa menimbulkan deformasi
yang berarti pada perkerasan jalan.
13
mempengaruhi keawetan suatu perkerasan. Tanah
dasar ini pun harus mempunyai mutu . biasanya
CBR min. 6% apabila hasil pengujian tanah dasar
mencapai 6% menggunakan DCP maka sudah
layak untuk ditimbun.
2. Selected embankment adalah tanah
timbunan dengan material pilihan seperti
bebatuan lunak. Penggunaan selected ini belum
tentu digunakan. Ada yang ditimbun
menggunakan tanah timbunan biasa, tergantung
perencanaan.
3. LPB ( lapis pondasi bawah ) adalah lapisan
struktur yang menggunakan agregat batu pecah.
Batu pecah tersebut terdiri dari beberapa fraksi
ukuran yang berbeda. Syarat minimal CBR pada
Lapis pindasi bawah adalah 60%. Apabila CBR
sudah memenuhi 60% dengan cara tes sandcone
di lapangan maka bisa dilanjutkan dengan lapisan
struktur selanjutnya.
4. LPA (Lapis pondasi atas) adalah lapis
pondasi yang berhubungan langsung dengan aspal
karena tepat di bawah aspal. Struktur ini
menggunakan agregat kelas A. Yang tersusun
campuran materia batu pecah dengan abu batu
yang dicampur sedemikian rupa sehingga bisa
dikatakan sebagai agregat kelas A. CBR untuk
LPA min 90% . pengujian yang dilakukan adalah
sandcone.
5. AC-BC ( Asphalt concrete binder coarse )
beton aspal yang terletak diatas LPA. Campuran
beton aspal ini terdiri dari berbagai fraksi agregat
14
batu pecah dengan ukuran yang berbeda, abu batu
dan kadar aspal tertentu. Yang membedakan
dengan AC-WC adalah ukuran fraksi agregat dan
kadar aspal AC-BC yang lebih rendah
6. AC-WC ( Asphalt concrete wearing course )
beton aspal yang terletak paling atas menerima
beban langsung kendaraan dan menentukan
nyaman tidaknya. Campuran beton aspal ini
hampir sama dengan AC-BC hanya berbeda di
ukuran fraksi agregat. Kadar aspal pada AC-WC
biasanya lebih tinggi karena lapis permukaan
jalan harus kedap terhadap air.
15
a. Bersifat kaku karena yang digunakan
sebagai perkerasan dari beton.
b. Digunakan pada jalan yang mempunyai lalu
lintas dan beban muatan tinggi
c. Kekuatan beton sebagai dasar perhitungan
tebal perkerasan.
d. Usia rencana bisa lebih dari 20 tahun.
16
2.3.3 Perkerasan Komposit ( Composite Pavement)
17
2.4 Karakteristik Arus Lalu Lintas
18
Tabel 2. 1 Dimensi Kendaraan Rencana
19
Tabel 2. 2 Data Ekivalen Mobil Penumpang (Emp)
20
b.) Komposisi bahan material tidak sesuai
persyaratan
c.) Pemadatan tanah tidak sesuai prosedur
d.) Penghamparan dan pemadatan dan
perkerasan tidak sesuai prosedur
3. Metode pemeliharaan tidak sesuai
a.) Pemeliharaan tidak dilakukan dengan tepat
dan sesuai jadwal
b.) Pemeliharaan drainase kurang
4. Manusia
a.) Beban kendaraan berlebih (overload)
b.) Pembangunan utilitas
c.) Tumpahan bahan non adhesif (minyak,
air,air sampah, dll) di atas permukaan
perkerasan.
5. Lingkungan
a.) Curah hujan tinggi
b.) Suhu udara ekstrem
c.) Sifat tanah dasar ekspansif
d.) Pengaruh air laut
e.) Naiknya air karena kapasitas
6. Bahan material
a.) Pemilihan bahan yang tidak sesuai dengan
kondisi
b.) Kualitan bahan material tidak sesuai dengan
spesifikasi
21
kerusakan jalan pada perkerasan lentur antara lain sebagai
berikut :
1. Retak (Cracking)
Retak adalah suatu gejala kerusakan
permukaan perkerasan sehingga akan menyebabkan
air pada permukaan perkerasan masuk le lapisan
bawahnya dan hal ini merupakan salah satu faktor
yang akan membuat parah suatu kerusakan
( Departemen Pekerjaan Umum, 2007 ). Jenis
kerusakan retak dibagi lagi menjadi beberapa jenis
antara lain :
1. Retak Halus ( hair cracking )
Retak halus merupakan retak yang mempunyai
lebar celah kurang dari 3 mm kemungkinan
penyebab kerusakan :
a. Bahan material kurang baik
b. Pelapukan permukaan
c. Tanah dasar di bawah permukaan kurang
stabil
22
saling berangkai menyerupai kulit buaya.
Kemungkinan penyebab kerusakan :
a. Bahan material kurang baik
b. Pelapukan permukaan
c. Tanah dasar dibawah permukaan
kurang stabil
23
2. Retak sambungan bahu perkerasan
24
membentuk suatu seri blocks crack.
Kemungkinan penyebab kerusakannya :
a. perubahan volume perkerasan yang
mengandung terlalu banyak aspal
b. perubahan volume pada lapisan pondasi
6. Retak selip
4. Distorsi ( distortion )
a. Alur ( ruts )
Alur merupakan kerusakan yang terjadi pada
lintasan roda sejajar dengan as jalan yang
disebabkan oleh lapisan perkerasan yang kurang
padat.
25
b. Keriting ( corrugation )
Keriting merupakan kerusakan alur yang terjadi
melintang jalan. Kemungkinan penyebab
kerusakannya :
Lalu lintas dipakai sebelum perkerasan mantap
Aspal yang dipakai mempunyai penetrasi yang tinggi
Banyak menggunakan agregat halus, agregat bulat dan licin.
c. Sungkur ( shoving )
sungkur merupakan kerusakan yang terjadi akibat
dari deformasi plastis yang terjadi setempat di
tempat kendaraan sering berhenti, kelandaian
curam, dan tikungan tajam.
d. Amblas
a. Lubang
26
Gambar 2. 8 Kerusakan Lubang
b. Pelepasan butir
27
6. Pengausan (polished agregate)
28
metode yang dapat digunakan adalah metode Pavement
Condition Index dan Road Condition Index.
29
Tabel 2. 4 Nilai Bobot Kerusakan (Nj)
Nq = Np x Nj
Keterangan :
Np = Presentase Kerusakan
30
Tabel 2. 5 Nilai Jumlah Kerusakan (Nq)
31
3. Material perkerasan. Hal ini dapat disebabkan oleh sifat material itu
sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan bahan yang
kurang baik.
4. Iklim. Suhu udara dan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan
kerusakan perkerasan jalan.
5. Konisi tanah dasar yang kurang stabil, karena sifatnya memang jelek
atau karena sistem pelaksanaanya yang kurang baik.
6. Proses pemadatan lapisan-lapisan selain tanah dasar yang kurang baik.
32
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
33
3.2 Data yang diperlukan
34
Fungsi :
- Mengetahui dimensi jalan seperti
- Mengetahui ada tidaknya median jalan
- Mengetahui jenis perkerasan
- Menentukan titik STA
35
3.4 Survei dan Pengumpulan Data
Tabel 3. 1 Pelaksanaan Survey
Survei Invertori Jalan
Jalan Waktu
Jl. Mlonggo - Sinanggul 7 Oktober 2023 14.30 - selesai
Jl. Srobyong - Karanggondang 8 Oktober 2023 14.30 - selesai
Survei Kerusakan Jalan
Jalan Waktu
Jl. Mlonggo - Sinanggul 9 Oktober 2023 14.30 - selesai
Jl. Srobyong - Karanggondang 10 Oktober 2023 14.30 - selesai
Sumber : Survey langsung di lapangan
36
Pengukuran jalan ini bertujuan untuk mengetahui lebar jalan,
bahu jalan menggunakan meteran 50 meter.
37
3.5 Jadwal Penelitian
A. Persiapan
1. Studi Literatur
2. Penyusunan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Pelaksanaan penelitian
B. Analisis DATA
1. Pengolahan Data
C. Penutup
1. Kesimpulan
38
DAFTAR PUSTAKA
Udiana, I. M., Saudale, A. R., & Pah, J. J. (2014). Analisa Faktor Penyebab
Kerusakan Jalan (Studi Kasus Ruas Jalan WJ Lalamentik Dan Ruas
Jalan Gor Flobamora). Jurnal teknik sipil, 3(1), 13-18.
39