TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Serjana Teknik pada
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh :
ANBIYA ALFALAH
14 0404 016
Disetujui Oleh :
Perhitungan daya dukung aksial tiang bor menggunakan data SPT dengan
metode Reese & Wright yaitu sebesar 1486,77 Ton pada kedalaman 66 m. Dari
hasil PDA test juga didapat daya dukung ultimit pada kedalaman 66 m adalah
1197,63 ton tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan dengan software plaxis
sebesar 1308,50 ton pada kedalaman 66 m. Daya dukung lateral berdasarkan
Metode Broms pada Bore Hole – P8 secara analitis sebesar 157,50 Ton dan secara
grafis sebesar 128,53 Ton. Penurunan elastis tunggal yang dihasilkan sebesar
13,12 mm. Penurunan dengan software plaxis adalah sebesar 58,40 mm.
Kata Kunci : Daya Dukung, SPT, PDA, Plaxis V.8.6, Penurunan Elastis
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini sebagai syarat utama dalam memperoleh gelar sarjana Teknik dari
Universitas Sumatera Utara dengan judul “Analisis Daya Dukung Pondasi
Bored Pile Dengan Menggunakan Metode Analitis dan Program Software
Plaxis (Studi Kasus Proyek Pembangunan Fly over simpang Surabaya Kota
Banda Aceh KM 0+525)” ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan dalam
menempuh ujian Serjana Teknik Sipil pada Fakultas Departemen Teknik Sipil
Universitas Sumatra Utara.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian Tugas Akhir ini tidak
lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan dari banyak pihak, maka pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE, selaku Dosen Pembimbing yang
terlah sabar memberi bimbingan, arahan, dan saran kepada saya untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Wakil Dekan 1 Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Medis Sejahtera Surbakti, ST, MT, Ph.D, selaku Ketua
Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Ridwan Anas, ST, MT sebagai Sekretaris Departemen Teknik
Sipil Universitas Sumatera Utara
5. Bapak Ir. Rudi Iskandar, MT dan Ibu Ika Puji Hastuty,ST.MT selaku
Dosen Pembanding dan Dosen Penguji Departemen Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak dan Ibu Dosen Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
7. Bapak dan Ibu pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8. Terutama kepada Orangtua saya, ayah saya Ir.Fadli dan bunda saya
Rulina Rita ST.MT yang selalu memberikan Doa, Dukungan, dan
Motivasi kepada saya sehingga bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Kepada pasangan penulis Fitri Khairani Aldira Situmeang yang telah
memberikan dukungan dan motivasi kepada saya.
10. Kepada M.Fahmi Siregar yang telah membantu saya sehingga bisa
menyelesaikan tugas akhir ini.
11. Kepada adik saya Raihanah Rasikah yang telah memberikan doa dan
dukungan
12. Kepada teman-teman teknik sipil 2014 yang telah memberikan dukungan
13. Segenap pihak yang membantu dan mendukung yang belum ditulis satu
persatu atas jasa dan dukungan yang telah membantu dalam perkulihaan
dan tugas akhir ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan saya. Oleh
karena itu saya menerima semua kritik dan saran yang bersifat membangun
mengenai Tugas Akhir ini.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih dan saya berharap tugas akhir ini
juga memberi manfaat bagi kita semua.
ANBIYA ALFALAH
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
DAFTAR NOTASI .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.6. Pile Driving Analyzer (PDA) ................................................... 29
2.6.1. Prosedur Pengujian Dinamik PDA Test ....................... 32
2.6.2. Software CAPWAP ...................................................... 32
2.7. Kapasitas Daya Dukung Tiang Bor (Bored Pile) .................... 33
2.7.1. Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Bor / Bored Pile . 34
2.7.1.1. Daya Dukung Berdasarkan Data Standard
Penetration Test.............................................. 34
2.7.2. Kapasitas Daya Dukung Lateral Bored Pile ................ 37
2.7.3. Tahanan Beban Lateral Ultimit .................................... 41
2.7.3.1.Metode Broms................................................... 42
2.8. Perhitungan Dengan Program Plaxis V. 8. 6 ............................ 51
2.9. Jarak antar Tiang dalam Kelompok .......................................... 59
2.10. Kapasitas Kelompok dan Efisiensi Pondasi Bored Pile......... 61
2.11. Faktor Keamanan ................................................................... 64
2.12. Penurunan Bored Pile ............................................................ 66
2.12.1. Penurunan Elastis (Elastic Settlement) ....................... 66
2.13. Penelitian Terdahulu .............................................................. 68
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 70
3.1. Data Umum Proyek .................................................................. 70
3.2. Data Teknis Bored Pile ............................................................ 70
3.3. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 71
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN................................................. 74
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.5.1. Daya Dukung dan Penurunan Bored Pile dengan Plaxis 83
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
No.
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.20 Defleksi dan Mekanisme Keruntuhan Pondasi Tiang dengan
Kondisi Kepala Tiang Bebas Akibat Beban Lateral pada Tanah
Granular; (a) Pondasi Tiang Pendek, (b) Pondasi Tiang Panjang
(Hardiyatmo,2002) 46
2.21 Defleksi dan Mekanisme Keruntuhan Pondasi Tiang dengan
KondisiKepala Tiang Jepit Akibat Beban Lateral pada Tanah
Granular;(a) Pondasi Tiang Pendek, (b) Pondasi Tiang
Panjang(Hardiyatmo, 2002) 48
2.22 Defleksi dan mekanisme keruntuhan pondasi tiang dengan kondisi
kepala tiang jepit akibat beban lateral pada tanah granular; (a)
pondasi tiang pendek, (b) pondasi tiang panjang (Broms, 1964) 49
2.23 Kapasitas beban lateral pada tanah granular; (a) tiang pendek, (b)
tiang panjang (Tomlinson, 1977) 51
2.24 Model Pondasi Tiang Bor ( Bored Pile ) 51
2.25 Jarak Antar Tiang Dalam Kelompok 59
2.26 Susunan Jarak Antar Tiang Dalam Kelompok (Bowles, 1999) 60
2.27 Tipe Keruntuhan Dalam Kelompok Tiang 61
2.28 Definisi Jarak s Dalam Hitungan Efisiensi Tiang 63
2.29 Variasi Jenis Bentuk Unit Tahanan Friksi (Kulit) Alami
Terdistribusi Sepanjang Tiang Tertanam ke Dalam Tanah 68
3.1 Lokasi proyek paket 10 71
3.2 Lokasi bored pile 71
3.3 Bagan Alir Penelitian 73
4.1 Menentukan Nilai Tahanan Selimut Pada Tanah Non-Kohesif 77
4.2 Sketsa Konfigurasi Kelompok Bored Pile 82
4.3 Hasil Kalkulasi dan Besar Nilai MSF pada Phase2 86
4.4 Hasil Kalkulasi dan Besar Nilai MSF pada Phase4 87
4.5 Penurunan Pondasi Bored Pile Setelah Konsolidasi 90
4.6 Excess Pore Pressure Sebelum Konsolidasi 91
4.7 Excess Pore Pressure Setelah Konsolidasi 91
4.8 Penurunan Tanah Sebelum Konsolidasi 93
4.9 Penurunan Tanah Setelah Konsolidasi 93
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR NOTASI
A = interval pembacaan sondir (setiap pembacaan 20 cm)
Cp = koefisien empiris
Cs = konstanta Empiris
e = angka pori
Gs =specific gravity
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
K = faktor kekakuan tiang
K = modulus tanah
k = koefisien permeabilitas
PF = probabilitas kegagalan
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
qp = daya dukung ultimate tiang (kN)
Se(2) = penurunan tiang yang disebabkan oleh beban di ujung tiang (mm)
Wr = berat hammer(Ton)
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
Dari uraian di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini
adalah bagaimana menentukan daya dukung pondasi bored pile di salah satu titik
yang berlokasi di fly over simpang Surabaya kota Banda aceh.
2. Mahasiswa ataupun pihak lain yang akan membahas tugas akhir yang
sama.
6. Batasan Masalah
BAB I. Pendahuluan
Bab ini menggambarkan informasi awal dari keseluruhan penelitian ini, yang
berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pondasi ialah bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban
yang ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri kepada dan ke dalam tanah
dan batuan yang terletak di bawahnya (Bowles, 1997). Suatu perencanaan
pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi ke tanah
tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan (Das, 1995).
Dalam menentukan perencanaan pondasi suatu bangunan ada dua hal yang
harus diperhatikan pada tanah yang ada di bawah pondasi, yaitu:
Banyak faktor dalam pemilihan jenis pondasi, faktor tersebut antara lain
beban yang direncanakan bekerja, jenis lapisan tanah dan faktor non-teknis
seperti biaya konstruksi, waktu konstruksi,. Pemilihan jenis pondasi yang
digunakan sangat berpengaruh kepada keamanan struktur yang berada di atas
pondasi tersebut. Jenis pondasi yang dipilih harus mampu menjamin
kedudukan struktur terhadap semua gaya yang bekerja. Selain itu, tanah
pendukungnya harus mempunyai kapasitas daya dukung uang cukup untuk
memikul beban yang bekerja sehingga tidak terjadi keruntuhan.
2.2. Tanah
Tanah terdiri dari tiga komponen yaitu air, udara, dan bahan padat. Udara
dianggap tidak mempunyai pengaruh teknis sedangkan air sangat
mempengaruhi sifat – sifat teknis tanah. Ruang diantara butiran–butiran
sebagian atau seluruhnya dapat terisi oleh air atau udara. Bila rongga terisi oleh
Kemudian hasil dari pekerjaan bor dan SPT dituangkan dalam lembaran
drilling log.Uji SPT dapat dihentikan jika jumlah pukulan melebihi 50 kali
sebelum penetrasi 30 cm tercapai. Tujuan percobaan SPT yaitu :
10
11
Pondasi dalam sering juga di sebut dengan pondasi tiang, dari segi
pelaksanaannya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Tiang perpindahan besar yaitu tiang pejal atau berlubang dengan ujung
tertutup yang dipancang ke dalam tanah sehingga terjadi perubahan volume
tanah yang relatif besar. Termasuk dalam tiang perpindahan besar adalah tiang
kayu, tiang beton pejal, tiang beton prategang, tiang baja bulat, (tertutup pada
ujungnya).
Tiang perpindahan kecil adalah sama seperti tiang kategori pertama hanya
volume tanah yang dipindahkan saat pemancangan relatif kecil, contohnya
tiang beton berlubang dengan ujung terbuka, tiang beton prategang berlubang
dengan ujung terbuka, tiang baja H, tiang baja bulat ujung terbuka, tiang ulir.
Tiang tanpa perpindahan, terdiri dari tiang yang dipasang ke dalam tanah
dengan cara menggali atau mengebor tanah. Termasuk dalam tiang tanpa
perpindahan adalah bored pile, yaitu tiang beton yang pengecorannya langsung
di dalam lubang hasil pengeboran tanah (pipa baja diletakkan di dalam lubang
dan dicor beton).
12
Pondasi bored pile adalah merupakan salah satu jenis pondasi tiang yang
biasa digunakan pada konstruksi bangunan tinggi. Pemakaian pondasi bored
pile adalah merupakan alternatif lain, bilamana dalam pelaksanaan
pembangunan berada pada suatu lokasi yang sangat sulit atau beresiko tinggi
apabila mempergunakan pondasi tiang pancang. Dari sisi teknologi, pemakaian
pondasi bored pile ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain mobilisasi
yang mudah, karena pondasi dicetak di tempat dan hanya membutuhkan alat
boring serta perakitan tulangan, tidak mengganggu lingkungan atau bangunan
di sekitarnya karena tidak menghasilkan getaran yang dapat merusak bangunan
lain di sekitarnya. Hal ini merupakan salah satu pertimbangan penggunaan
pondasi bored pile pada proyek pembangunan fly over yang dibangun di banda
aceh dan di sekitar proyek telah terdapat bangunan-bangunan pertokoan
maupun perumahan masyarakat.
13
14
Pada saat ini ada tiga metode dasar pengeboran (variabel-variabel tempat
proyek mungkin juga memerlukan perpaduan beberapa metode), yaitu :
15
16
Pada metode ini, casing dipakai pada proyek yang mungkin terjadi
lekukan atau deformasi lateral yang belebihan terhadap rongga sumur (sharf
cavity). Perlu kita ingat bahwa sebelum casing dimasukkan, suatu adonan spesi
encer (slurry) digunakan untuk mempertahankan lubang. Setelah casing
dipasang, adonan dikeluarkan dan sumur diperdalam hingga pada kedalaman
yang diperlukan dalam keadaan kering. Bergantung pada kebutuhan site dan
proyek, sumuran di bawah casing akan dikurangi paling tidak sampai ID
casing kadang kadang 25 sampai 50 mm kurangnya untuk jarak ruang bor
tanah (auger) yang lebih baik.
Casing bisa saja ditinggalkan dalam sumuran atau bisa juga dikeluarkan
jika dikeluarkan, maka ruangan melingkar antara casing dan tanah (yang diisi
dengan adonan atau lumpur hasil pengeboran) diganti dengan adukan encer
(grout) maka adonan akan dipindahkan keatas puncak sehingga rongga tersebut
diisi dengan adukan encer. Rangkaian pelaksanaan dapat dilihat seperti pada
Gambar 2.6
17
a. Urutan Pelaksanaan:
4. Jika Lubang bor tidak stabil, boring harus dilakukan dengan bentonite.
18
19
20
21
22
23
Setelah stand pipe terpasang, mata bor sesuai dengan diameter yang
ditentukan dimasukkan terlebih dahulu ke dalam stand pipe, kemudian
beberapa buah pelat dipasang untuk memperkuat tanah dasar dudukan mesin
RCD (dapat dilihat pada Gambar 2.10), kemudian mesin RCD diposisikan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Mata bor disambung dengan stang pemutar, kemudian mata bor diperiksa
apakah sudah tepat berada pada pusat/as stand pipe (titik pondasi).
b. Pondasi mesin RCD harus tegak lurus terhadap lubang yang akan dibor
(yang sudah terpasang stand tube).
24
Setelah letak/posisi mesin RCD sudah benar – benar tegak lurus, maka
proses pengeboran dapat dimulai dengan ketentuan sebagai berikut :
25
3. Instalasi Tulangan dan Pipa Tremic (Steel Cage and Tremic Pipe
Instalation)
b. Pada tulangan diikatkan dua buah sling (kabel hook crane), satu buah
pada ujung atas tulangan dan satu buah lagi pada bagian sisi memanjang
tulangan. Pada bagian dimana sling diikat, ikatan tulangan spiral dengan
tulangan utama diperkuat (bila perlu dilas), sehingga pada waktu
26
c. Tulangan diangkat dengan menggunakan dua hook crane, satu pada sling
bagian ujung atas dan satu lagi pada bagian sisi memanjang,
pengangkatan dilakukan dengan menarik hook secara bergantian
sehingga tulangan tepat lurus, dan setelah tulangan terangkat dan sudah
tegak lurus dengan lubang bor, kemudian dimasukkan secara perlahan ke
dalam lubang, posisi tulangan terus dijaga supaya tidakmenyentuh
dinding lubang bor dan posisinya harus benar–benar di tengah/di pusat
bor.
27
c. Jika beton dalam corong penuh, pipa tremie dapat digerakkan naik turun
dengan syarat pipa tremie yang tertanam dalam beton minimal 1 meter
pada saat pipa tremie dinaikkan. Jika pipa tremie yang tertanam dalam
beton terlalu panjang, hal ini dapat memperlambat proses pengecoran,
sehingga perlu dilakukan pemotongan pipa tremie dengan
memperhatikan syarat bahwa pipa tremie yang masih tertanam dalam
beton minimal 1 meter.
28
Untuk menampung air dan lumpur buangan dari lubang bored pile,
dibuat proteksi sementara menggunakan karung yang diisi pasir Pagar
sementara dibuat dan dipasang untuk melindungi lokasi pekerjaan dari
masyarakat umum, gangguan lalulintas, dll.
29
30
31
32
33
Daya dukung ultimate pondasi tiang bor (bored pile) dapat dihitung
berdasarkan data hasil uji lapangan maupun berdasarkan data parameter tanah
hasil pengujian di laboratorium dengan mengikuti rumus umum yang diperoleh
dari penjumlahan tahanan ujung dan tahanan selimut tiang yaitu:
Daya dukung pondasi tiang bor dapat dihitung dengan berbagai metode
tergantung dengan data-data yang tersedia pada proyek tersebut. Perhitungan
sebaiknya dilakukan dengan menguji sampel di laboratorium untuk
mendapatkan nilai parameter tanah secara akurat sehingga perhitungan juga
akan mendekati hasil yang sebenarnya. Namun jika data yang di dapat terbatas,
perhitungan juga dapat dilakukan hanya dengan menggunakan salah satu data
uji lapangan saja, misalnya data SPT saja jika hanya itu data yang tersedia.
Kita lakukan pendekatan secara empiris untuk mengetahui nilai-nilai parameter
lainnya, di antara beberapa metode untuk menghitung daya dukung
berdasarkan data SPT adalah sebagai berikut:
34
Gambar 2.14 Daya dukung ujung bored pile pada tanah pasir
(Reese and Wright, 1977)
35
Untuk 53 < N < 100 maka fs diperoleh dari korelasi langsung dengan NSPT
(Reese dan Wright, 1977) mengenai tahanan geser seperti pada Gambar
(2.15)
36
37
Tiang ujung bebas adalah tiang yang bagian atasnya tidak terjepit
atau terjepit kedalam pelat penutup kepala tiang tetapi kurang dari
60 cm. Definisi tiang ujung bebas dan tiang ujung jepit bisa dilihat
pada gambar 2.16
Gambar 2.16 Definisi tiang ujung bebas dan tiang ujung jepit
Untuk menentukan tiang termasuk tiang panjang atau tiang pendek perlu
diketahui faktor kekakuan tiang. Faktor kekakuan tiang dapat diketahui dengan
menghitung factor faktor kekakuan R dan T. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi
oleh kekakuan tiang (EI) dan kompresibilitas tanah yang dinyatakan dalam
modulus tanah (K) yang tidak konstan untuk sembarang tanah, tapi tergantung
pada lebar dan kedalaman tanah yang dibebani. Faktor kekakuan untuk modulus
tanah lempung (R) dinyatakan oleh Persamaan berikut :
√ ……………………………………………………………(2.10)
Dimana :
38
√ …………………………………………………………………….(2.11)
39
Tabel 2.2 Hubungan modulus sub grade (k1) dengan kuat geser undrained untuk
lempung kaku terkonsolidasi berlebihan (Terzaghi, 1955)
Konsistensi Kaku Sangat kaku Keras
Kohesi undrained
kN/m2 100-200 200-400 >400
kg/cm2 1-2 2-4 >4
k1
MN/m3 18-36 36-72 >72
kg/cm3 1,8-3,6 3,6-7,2 >7,2
k1 direkomendasikan
MN/m3 27 54 >108
Kg/cm3 2,7 5,4 >10,8
40
55 Davidson (1970)
Gambut
27,7-111 Wilson dan Hilts (1967)
Loss 8033-11080 Bowles (1968)
41
42
Gambar 2.17 Defleksi dan mekanisme keruntuhan tiang ujung bebas (a)pondasi
tiang pendek, (b) pondasi tiang panjang (Broms, 1964)
f = Hu /
(9cu.d)…………………………………………………………….………(2.12)
= Hu (e + 3d/2 + f) – 1/2 f H
= Hu (e + 3d/2 + 1/2 f)
Mmaks = (9/4)
d.g2.cu…………………………..…………………………………………...(2.13)
43
Dimana:
Dimana nilai-nilai Hu yang diplot dalam grafik hubungan L/D dan Hu/cud2
ditunjukkan pada Gambar 2.20 (a) yang berlaku untuk tiang pendek. Hitungan
Brooms untuk tiang pendek di atas didasarkan pada penyelesaian statika, yaitu
dengan menganggap bahwa panjang tiang ekuivalen dengan (L – 3d/2), dengan
eksentrisitas beban ekuivalen (e + 3d/2).
Sedangkan untuk tiang panjang Gambar 2.18 (b) tahanan terhadap gaya
lateral akan ditentukan oleh momen maksimum yang dapat ditahan tiangnya
sendiri (My) dengan menganggap Mmaks = My (Momen leleh), penyelesaian
persamaan diplot ke dalam grafik hubungan antara My/c uD3 dan Hu/cuD2.
Nilai beban lateral Hu dapat ditentukan secara langsung melalui grafik pada
Gambar 2.18(b).
44
45
Dimana:
Nilai-nilai Hu dapat diplot dalam grafik hubungan L/D dan Hu/cuD2 ditunjukkan
pada Gambar 2.18(a).
Hu = …………………………………….………………………(2.17)
Dimana:
Gambar 2.20 Grafik Tahanan Lateral Ultimit Tiang Pada Tanah Kohesif
(a)Tiang Pendek, (b) Tiang Panjang (Broms,1964)
46
pu = 3 po Kp………………………………………………(2.18)
dimana:
Kp = tan2(45o + ϕ /2)……………………………………...(2.19)
Untuk tiang pendek, tiang dianggap berotasi di dekat ujung bawah tiang. Tekanan
yang terjadi ditempat ini dianggap dapat digantikan oleh gaya terpusat yang
bekerja pada ujung bawah tiang.
Hu = …………………………………...……….(2.20)
dimana:
Hu = 1,5γ d Kp f2………………...……………………………(2.21)
47
√ ………………………………………...………..…..(2.22)
(Hardiyatmo, 2002)
Defleksi dan mekanisme keruntuhan pondasi tiang dengan kondisi kepala tiang
bebas akibat beban lateral pada tanah granular bisa dilihat pada gambar 2.21
Gambar 2.21 Defleksi dan mekanisme keruntuhan pondasi tiang dengan kondisi
kepala tiang bebas akibat beban lateral pada tanah granular; (a) pondasi tiang
pendek, (b) pondasi tiang panjang(Broms, 1964)
Hu = 1,5 d γ L2 Kp …………………………………..………………………(2.24)
Momen maksimum:
48
Momen leleh:
Dimana:
49
Sedangkan untuk tiang ujung jepit yang tidak kaku (tiang panjang),
dimana momen maksimum mencapai My di dua lokasi (Mu+ =Mu-) maka Hu
dapat diperoleh dari persamaan berikut:
…………………………………………………………………….(2.27)
…………………………………………...……………….(2.28)
Dimana:
50
51
E=σ/ε ……….………………………………………………………(2.29)
ν=ε_h/ε_v……………………...…………………………………….(2.30)
Di dalam program Plaxis ada beberapa jenis permodelan tanah antara lain
model tanah Mohr – Coulomb dan model Soft Soil.
a. Model Mohr-Coulumb
52
dimana : (2.31)
(2.32)
Secara umum nilai υ bervariasi dari 0,3 sampai 0,4 namun untuk kasus–
kasus penggalian (unloading) nilai υ yang lebih kecil masih realistis.
(2.33)
(2.34)
Model Soft Soil ini dapat memodelkan hal – hal sebagai berikut :
53
c. Studi Parameter
υ ………..……………………………………..(2.35)
d. Parameter Tanah
54
55
Tabel 2.7 Korelasi N-SPT dengan modulus elastisitas pada tanah lempung
(Randolph,1978)
Subsurface Penetration Poisson Shear Young’s Shear
Condition Resistance Ratio Strength Modulus Modulus
Range N (v) Su Range Range
(psf) Es* (psi) G** (psi)
Very soft 2 0.45 250 170 – 340 60-110
Soft 2–4 0.40 375 260 – 520 80-170
Medium 4–8 0.35 750 520 – 1040 170-340
Stiff 8 – 15 0.30 1500 1040– 2080 340-690
Very Stiff 15 – 30 0.2 3000 2080-4160 690-1390
Hard 30 0.004 4000 2890-5780 960-1930
40 0.004 5000 3470-6940 1150-2310
60 0.0035 7000 4860-9720 1620-3420
80 0.0035 9000 625012500 2080-4160
100 0.003 11000 764015270 2540-5090
120 0.003 13000 902018050 3010-6020
56
Tabel 2.8 Hubungan jenis tanah, konsistensi dan poisson’s ratio (v)
(2.41)
dimana :
Gs : Spesific Gravity
57
Nilai – nilai dari Gs, e dan γw didapat dari hasil pengujian tanah
dengan Triaxial Test dan Soil Test
6. Kohesi (c)
7. Permeabilitas (k)
(2.42)
(2.43)
(Das, 1995)
dimana :
58
e : angka pori
k : koefisien permeabilitas
K
Jenis Tanah
cm/dtk ft/mnt
59
Susunan tiang sangat berpengaruh terhadap luas denah pile cap, yang
secara tidak langsung tergantung dari jarak tiang. Bila jarak tiang kurang teratur
atau terlalu lebar, maka luas denah pile cap akan bertambah besar dan berakibat
volume beton menjadi bertambah besar sehingga biaya konstruksi membengkak.
Berikut ini adalah Gambar 2.26 susunan jarak antar tiang (Bowles, 1999):
Gambar 2.26 Susunan jarak antar tiang dalam kelompok (Bowles, 1999)
60
Jadi, pada keruntuhan blok, tanah yang terletak diantara tiang bergerak
kebawah bersama– sama dengan tiangnya. Mekanisme keruntuhan yang
demikian dapat terjadi pada tipe – tipe tiang pancang maupun pada bored pile.
Umumnya model keruntuhan blok terjadi bila rasio jarak tiang dibagi
diameter (S/d) sekitar kurang dari 2 (dua). Whiteker (1957) memperlihatkan 63
bahwa keruntuhan blok terjadi pada jarak 1,5 D untuk kelompok tiang yang
berjumlah 3 x 3, dan lebih kecil dari 2,25 D untuk tiang yang berjumlah 9 x 9.
Qg = Eg . n. Qa ……………………………………………..………(2.44)
61
1. Metode Converse-Labarre
( ) ( )
……………………………………………..(2.45)
Dimana :
(2.46)
62
, * ( )
+* +- …………………………………..(2.47)
dimana :
S
D
S S
63
3. Untuk tiang pancang dengan jarak antar pile, pusat ke pusat, s 3d maka
besar Qg adalah sebesar ∑ Qa.
4. Sedangkan untuk bored pile dengan jarak antar pile, s ≈ 3d maka besar
Beban maksimum :
∑ ∑
…………………………………………….(2.48)
64
Nilai faktor keamanan menurut Reese & O’Neill dilihat dari klasifikasi
struktur serta jenis pengendaliannya terdapat pada Tabel 2.10.
65
Pada waktu tiang dibebani, tiang akan mengalami konsolidasi dan tanah
disekitarnya akan mengalami penurunan. Penurunan terjadi dalam tanah ini
disebabkan oleh berubahnya susunan tanah maupun oleh pengurangan rongga
pori atau air di dalam tanah tersebut. Beberapa metode hitungan penurunan telah
diusulkan, berikut ini akan dijelaskan tentang penurunan elastis.
Dengan:
S = Penurunan Total
Se(3) = Penurunan tiang yang disebabkan oleh beban di sepanjang batang tiang
66
( ) ……………………………………………………………(2.51)
( ) ………………………………………………………………(2.52)
Dimana:
Qwp = Daya dukung yang bekerja pada ujung tiang dikurangi daya
dukung friction (kN)
Cp = Koefisien empiris
Cs = Konstanta empiris
Nilai ξ tergantung dari unit tahanan friksi alami (the natural of unit
friction resistance) di sepanjang tiang tertanam dai dalam tanah. Nilai ξ = 0,5
untuk bentuk unit tahanan friksi alami yang berbentuk seragam atau simetris,
seperti persegi panjang atau parabolic seragam, umumnya pada tanah lempung
atau lanau. Sedangkan untuk tanah pasir nilai ξ = 0,67 untuk bentuk unit tahanan
friksi alaminya berbentuk segitiga. Pada Gambar 2.29 akan ditunjukkan bentuk
unit tahanan friksi.
67
Ivšić, Bačić, dan Librić (2013) membandingkan antara hasil estimasi daya
dukung dan penurunan pondasi bored pile menggunakan metode empiris dan hasil
pengujian di lapangan. Hasil perhitungan daya dukung ultimit (Qu) tiang dengan
metode empiris, jauh lebih besar dari pada hasil pengujian di lapangan dan kurva
perpindahan (displacement curve) yang didapat dari metode lain selain metode
pengujian statis langsung tidaklah realistis.
68
69
Data umum dari proyek Pembangunan fly over simpang Surabaya adalah
sebagai berikut:
Data ini diperoleh dari pihak kontraktor dengan data bored pile P50
sebagai berikut :
6. Slump Test : 16 ± 2 cm
70
Lokasi bored pile P8 yang diuji PDA yang datanya digunakan untuk menghitung
daya dukung bored pile dapat dilihat pada Gambar 3.2.
71
72
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Analisis Hasil
Perhitungan
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
73
4.1 Pendahuluan
4.2.1 Menghitung Kapasitas Daya Dukung Bored Pile dari Data SPT
Perhitungan kapasitas daya dukung bored pile dari data SPT memakai
metode Reese & Wright dan data diambil pada titik P8
= 3,14 . 120 cm
= 376,8 cm = 3,768 m
= ¼ . 3,14 . 1202 cm
74
Qp = qp. Ap
qp = 9 . Cu
Cu -SPT . 10
= (2/3 . 8 . 10)
qp = 9 . Cu
= 9 . 5,333 t/m2
= 47,97 t/m2
Ap = ¼ x π x d2
= ¼ x π x (1,2 m)2
= 1,130 m2
= 54,2061 ton
Untuk daya dukung ujung pada tanah non kohesif dapat diketahui dengan
menggunakan grafik Reese & Wright (Gambar 2.16).
Untuk lapisan tanah pada kedalaman 16 m : N-SPT = 46. Karena N-SPT≤ 60,
maka digunakan Persamaan: qp = 7.N = 7 . 46 = 322 t/m2 dengan syarat qp≤400
t/m2.
Untuk N-SPT > 60, nilai qp adalah konstan sebesar 400 t/m2.
75
Qs = fs . L . p
fs = α . Cu
α = 0,55
= 2,933 t/m2
Qs = fs. L. p
= 22.103 ton
Untuk tanah non kohesif pada kedalaman 16 m nilai fs dapat diketahui dengan
menggunakan grafik Reese & Wright (Gambar 2.5) untuk 53<N<100. Dapat
dilihat pada gambar 4.1.
76
fs = 0,32N
= 0,32 . 46
= 14,720 t/m2
77
78
Hasil Tes PDA pada bored pile Pier-8 didapat besar daya dukung tiang 1267.10
ton. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran.
Untuk mengetahui tanah runtuh atau tidak akibat adanya beban lateral
(horizontal) yang terjadi pada tiang, maka perlu di hitung daya dukung lateral-
nya. Untuk menghitung daya dukung horizontal, terlebih dahulu hitung faktor
kekauan tiang untuk tanah non kohesif. Perhitungan kapasitas daya dukung lateral
tiang bored pile menggunakan metode Broms. Metode ini hanya dapat digunakan
pada lapisan tanah yang homogen yaitu tanah lempung saja atau pasir saja. Dari
hasil pengujian SPT diketahui bahwa jenis tanah yang dominan adalah pasir,
sehingga pada perhitungan daya dukung lateral ini dianggap jenis tanahyang
mewakili adalah pasir.
Data tiang
79
L ≥ 4T
60 m ≥ 9,504 m
Jenis tiang pancang dikategorikan sebagai tiang panjang / elastic pile. Sehingga
tahanan tiang terhadap gaya lateral akan ditentukan oleh momen maksimum (My)
yang dapat ditahan tiangnya sendiri.
2. Cek keruntuhan tanah akibat beban lateral Agar dapat mengetahui tanah
runtuh atau tidak akibat adanya beban lateral yang terjadi pada tiang,
maka kita harus menghitung besarnya momen maksimum yang harus
ditahan oleh tiang jika tanah didesak ke arah horizontal oleh tiang sampai
tanah tersebut runtuh. Bending moment untuk diameter tiang 1200 mm
adalah 152,500 tm = 1525 kNm.
= ( ) = 4,997
80
Hu = 1,500(1,200)(21,700)(60)2 (4,997)
Mmax> My, maka tanah tidak akan runtuh sehingga gaya horizontal untimit (Hu)
ditentukan oleh kekuatan bahan tiang dalam menahan beban momen.
Berdasarkan Gambar 4.2, struktur kelompok bored pile P8 dapat dibuat sketsa
seperti di bawah ini:
81
a. Metode Converse-Labarre
( ) ( )
( )
Eg = 1 – 0,22
= 0,78
= 78 %
[ ( ) ( ) √ ( )( )]
Eg = 0,83
= 83%
* (
+*
)
+
Eg = 0,946
= 94,60 %
Qg = Eg . n. Qa
= 0,78 x 9 x 1267,1
= 8895,04 ton
82
Pada Plaxis daya dukung ultimate yang akan dihitung adalah daya dukung aksial
pondasi bored pile. Pemodelan yang digunakan adalah pemodelan geometri
axisymetric yaitu kondisi awal digambarkan hanya seperempat bagian namun
sudah mewakili seluruh sisi yang lain. Karena dianggap simetris dan dengan
pemodelan tanah Mohr Coulomb. Data-data yang harus diketahui sebelum
melakukan pemodelan pondasi bored pile yang ditunjukkan pada Tabel 4.2
83
3. Kemudian bentuk mesh dan tentukan nilai tekanan air pori serta
tegangan efektifnya. Lalu modelkan langkah perhitungan serta
tentukan titik tinjauan dan mulai program untuk melakukan
perhitungan.
84
Gambar 4.3 Hasil kalkulasi dan besar nilai MSF pada phase 2
Nilai Σ-MSF (sebelum konsolidasi) sebesar 1.2559 Maka Qu titik Bore Hole - 20
adalah :
= 1255,90 ton
85
Gambar 4.4 Hasil kalkulasi dan besar nilai MSF pada phase 4
Nilai Σ-MSF (setelah konsolidasi) sebesar 1,3085 Maka Qu titik Bore Hole - 20
adalah :
= 1308,50 ton
86
Pile)
Hasil perhitungan berdasarkan SPT, Plaxis dan PDA diperoleh nilai daya dukung
ultimate untuk diameter 1,200 m pada Bore Hole – P8 seperti tampak pada Tabel
4.3 di bawah ini.
PDA (%)
Dari Program
66 1308,50 103,27
Plaxis
Dari Data
66 1267,1 100,00
PDA
Penurunan pondasi dapat ditinjau dalam dua keadaan yakni sebelum dan sesudah
konsolidasi, namun untuk pondasi bored pile umumnya hanya satu keadaan
karena merupakan nondisplacement pile. Saat tiang baru selesai dicor mulai
terjadi penurunan sehingga harus ditunggu terlebih dahulu selesai proses
penurunannya barulah struktur di atas pondasi dapat dibangun. Setelah proses
konsolidasi selesai, partikel tanah telah menjadi rapat, air serta udara telah keluar
sehingga penurunan yang terjadi akan lebih kecil daripada sebelum konsolidasi.
87
= 294 – 101,28
= 192.72 kN
Qws = 101,28 kN
Ap = 1,130 m2
Ep = 20676000 kN/m2
L = 66 m
d = 1,200 m
Cp = 0,090
Cs = ( √ ⁄ )
= ( √ ⁄ )
= 0,116
( )
Se(1) =
Se(1) = 0,000736 m
Se(2) =
88
Se(3) =
Se(3) = 0,000311 m
= 0,01314 m = 13,12 mm
Berdasarkan hasil Plaxis penurunan yang terjadi sebesar 58,84 x10 -3 meter atau
58,84 mm seperti yang terlihat pada Gambar 4.5 berikut:
89
Berdasarkan Gambar 4.8, Gambar 4.9 dan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa besar
nilai tekanan air pori ekses dari Program Plaxis memberikan hasil yang berbeda
antara keadaan plastis dan konsolidasi.
Dari nilai tersebut dapat dilihat bahwa besar tekanan air pori ekses sebelum
konsolidasi dan sesudah konsolidasi berkurang sehingga daya dukung tanah
meningkat.
Konsolidasi(kN/m2) Konsolidasi(kN/m2)
5,89 5,24
A A
90
Penurunan pondasi dapat ditinjau dalam dua keadaan yakni sebelum dan sesudah
konsolidasi. Dari hasil perhitungan dengan program Plaxis didapat hasil
penurunan seperti pada Tabel 4.5.
Dapat dilihat bahwa tidak terjadi penurunan lagi setelah proses konstruksi selesai.
Pada umumnya saat tiang baru selesai dicor maka akan terjadi penurunan yang
belum stabil, penurunan akan terus berlangsung selama proses konsolidasi.
Penurunan tanah yang terjadi setelah konsolidasi lebih kecil dari pada sebelum
konsolidasi, itu dikarenakan pada saat selesai konsolidasi partikel tanah telah
rapat, air dan udara telah keluar.
58,84 61,98
91
Diameter pondasi bored pile yang dibutuhkan untuk memikul beban yang terjadi
diatasnya yaitu :
SF = 2
Qw = = 633,55 ton
Ds = √
= √
didapat D = 0,96 m = 96 cm
92
Ap =
= 1.130.400 mm2
As =
= 33761,28 mm2
Asmin = . Ap
=11.304 mm2
Asmax = . Ap
= 90.432 mm2
93
5.1. Kesimpulan
1. Hasil perhitungan daya dukung ultimit untuk diameter 1,20 m dan Panjang
tiang 66 m pada Bore Hole – P8 dari data SPT didapat Qu= 1197,63 ton
dengan perbandingan sebesar 94,52 % terhadap data PDA, dari program
Plaxis setelah konsolidasi didapat Qu= 1308,50 ton dengan perbandingan
sebesar 103,27% terhadap data PDA, dimana Qu hasil pengujian PDA
=1267,1 ton
2. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung ultimit lateral bored pile dengan
metode Broms pada diameter 1,20 secara analitis didapat Q u= 157,50 ton
dan secara grafis didapat Qu= 128,53 ton.
5. Nilai tekanan air pori pada Bore Hole P8 menggunakan program Plaxis
Sebelum Konsolidasi = 5,89 kN/m2 dan Setelah Konsolidasi = 5,24 kN/m2
94
8. Dari hasil evaluasi diameter pondasi bored pile, didapat Daktual ≥ Dperlu,
maka diameter yang digunakan dapat dikatakan memenuhi diameter yang
diperlukan.
5.2. Saran
95
Akbar, A., Khilji, S., Khan S. B., Qureshi, M. S., dan Sattar, M., 2008. Shaft
Friction of Bored Piles in Hard Clay, Pak. J. Engg. & Appl. Sci. Vol. 3
Jul 2008 (p.54 – 60).
Andi, Y., dan Fahriani, F., 2014, Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang
Pancang Diverivikasi Dengan Hasil Uji Pile Driving Analysis dan
Capwap (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Kantor Bank
Sumsel Babel di Pangkalpinang), Jurnal Fropil Vol 2 Nomor 1.
Januari-Juni 2014.
Bowles, J. E., 1984, Foundation Analysis and Design, Terjemahan oleh Pantur
Silaban. Jilid II, Penerbit Erlangga, Jakarta.
: Erlangga 1995
Hardiyatmo, H. C., 2002, Teknik Fondasi 1, Edisi kedua jilid 2, Yogyakarta : Beta
Offset.
Harstanto, C., dkk., 2015, Analisa Daya Dukung Tiang Bor (Bored Pile) pada
Struktur Pylon Jembatan Soekarno dengan Plaxis 3D, Jurnal Ilmiah
Media Engineering.
Hulu, H. B., 2015. Analisa Daya Dukung Pondasi Bored Pile dengan
Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Proyek Pembangunan
Manhattan Mall dan Condominium), Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
96
Ivšić, T., Bačić, M., and Librić, L., 2013, Estimation of bored pile capacity and
settlement in soft soil, Građevinar 65 (2013) 10, 901-918. UDK
624.154.001.2:624.044/.46
Jusi, U., 2015. Analisa Kuat Dukung Pondasi Bored Pile berdasarkan Data
Pengujian Lapangan (Cone dan N-Standard Penetration Test), Jurnal
Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru.
Karya, A. W., 2015. Perbandingan Analisa Besar Daya Dukung Pondasi Bore
Pile menggunakan Elemen Hingga terhadap Metode Analitik dan Metode
Loading Test (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall dan
Condominium), Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara..
Pradira, I. T., 2018, Analisa Daya Dukung dan Penurunan Elastik Pondasi Tiang
Bor (Bore Pile) dengan menggunakan Metode Analitis dan Metode
Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Jalan Layang Kereta Api Medan-
Bandar Khalipah KM 2+600), Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
Simanjuntak, I. T. H., 2015, Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Bor Kelompok
pada Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Fak. MIPA Universitas
Negeri Medan (UNIMED), Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
97