TUGAS AKHIR
diajukan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana S1 pada Departemen Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
BUNGA VIOLITA
16 0404 018
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas izin-
Nya, sehingga mampu menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul
ANALISA PERCEPATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE
CRASHING DENGAN ALTERNATIF PENAMBAHAN TENAGA KERJA
ATAU DURASI KERJA (Studi Kasus : Pembangunan Aula Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman). Tugas akhir ini diajukan sebagai
syarat untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana S1 pada Departemen
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Saya sangat menyadari penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari bimbingan
serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya
ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Ir. Syahrizal, MT. dan Ir. Andy Putra Rambe, M.B.A., selaku dosen
pembimbing tugas akhir yang menuntun saya untuk dapat menyelesaikan
tugas akhir ini.
2. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, MT. dan Ibu Rezky Ariessa Dewi, ST., MT.,
selaku dosen penguji/pembanding untuk kesempurnaan tugas akhir ini.
3. Bapak Ir. Medis Sejahtera Surbakti, MT, Ph.D selaku ketua Departemen
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak/Ibu dosen dan staf tata usaha Departemen Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
5. Teristimewa untuk kedua orangtua saya yang telah membantu dan menjadi
penyemangat dalam penyusunan tugas akhir ini baik dukungan moral
maupun material.
6. Pihak proyek pembangunan Aula Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman sebagai objek penelitian yang telah membantu dalam
memberikan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian tugas akhir ini.
7. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat yaitu Yuli, Junia, Supi,
Riski, Astika, Ira, Andra, Nia, Alda, Dika dan Neni.
8. Teman-teman seperjuangan sipil 2016 Devi, Dandy, Farhan, Rosmaito,
Widi, Tessa, Tamara, Niken, Hapsah, Hertia, Ihda, Alex, Ian, dan lainnya.
iii
Bunga Violita
160404018
iv
vi
vii
viii
Lembur
ix
2.1. Proyek
2.1.1. Pengertian Proyek
Proyek adalah suatu kegiatan investasi yang menggunakan faktor–faktor
produksi guna menghasilkan barang dan jasa yang diharapkan dapat memperoleh
keuntungan dalam suatu periode tertentu (Bappenas TA-SRRP, 2003). Suatu
proyek merupakan upaya yang mengerahkan sumber daya yang tersedia, yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting tertentu serta
harus diselesaikan dalam jangka waktu terbatas sesuai dengan kesepakatan
(Dipohusodo, 1996).
Proyek memiliki produk akhir (output) berupa jasa atau barang yang
diperoleh dari hasil transfomasi/pengolahan sumber daya (input). Proses
transformasi/pengolahan input menjadi output dilaksanakan selama jangka waktu
tertentu/terbatas dengan biaya dan kualitas yang telah ditetapkan di dalam surat
perjanjian (kontrak) kerja. Produk dari sebuah proyek harus memiliki nilai teknis,
nilai ekonomi, nilai sosial, manfaat (benefit) dan dampak (impact) yang setara
dengan atau lebih besar dari input proyek itu sendiri (Malik, 2010).
Proyek juga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktivitas/kegiatan
yang saling berhubungan satu dengan lainnya ditandai dengan adanya titik awal
dan titik akhir serta hasil tertentu, bersifat lintas fungsi organisasi yang
membutuhkan berbagai macam keahlian (skills) dari berbagai profesi dan
organisasi. Kegiatan atau tugas yang dilaksanakan pada proyek berupa
pembangunan/perbaikan sarana fasilitas (gedung, jembatan, jalan, bendungan dan
sebagainya) atau bisa juga berupa kegiatan penelitian.
Dalam suatu proyek konstruksi terdapat tiga hal penting yang harus
diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu (Kerzner, 2006). Pada umumnya, mutu
konstruksi merupakan elemen dasar yang harus dijaga agar menghasilkan suatu
produk yang sesuai dengan perencanaan. Namun demikian, pada kenyataannya
sering terjadi pembengkakan biaya sekaligus keterlambatan waktu pelaksanaan
(Proboyo, 1999; Tjaturono, 2004). Dengan demikian, seringkali efisiensi dan
10
11
12
13
14
15
16
17
5. Bila ada dua kejadian berbeda yang mulai pada kejadian yang sama dan
berakhir pada kejadian yang sama pula, maka kegiatan tersebut tidak boleh
berimpit.
6. Dalam suatu jaringan kerja tidak boleh terjadi suatu loop atau arus putar.
7. Nomor kejadian terkecil adalah nomor dari kejadian awal, sedangka nomor
kejadian terbesar adalah nomor kejadian akhir. Nomor kejadian ditulis di
dalam lingkaran kejadian.
8. Tiap kegiatan diberi kode berupa huruf besar atau kode simbol (i,j), dimana
i menyatakan nomor kejadian dan j menyatakan nomor kejadian akhir.
18
19
20
21
KEGIATAN
KEJADIAN KEJADIAN
Gambar 2.3 Simbol Antar Kejadian
(Sumber : Nugroho, 2007)
Bentuk jaringan kerja CPM secara sederhana dapat dilihat pada gambar 2.4
berikut.
Gambar 2.5 Sebuah kegiatan harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan lain
dimulai
22
A
B D
Gambar 2.6 Tiga kegiatan harus diselesaikan lebih dahulu sebelum kegiatan lain
dimulai
A C
3
B D
Gambar 2.7 Dua kegiatan harus dimulai terlebih dahulu sebelum dua kegiatan lain
dimulai
4. Kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai, tetapi D
sudah dapat dimulai bila kegiatan B telah selesai.
A C
dummy
B D
Gambar 2.8 Dua kegiatan harus selesai terlebih dahulu sebelum kegiatan lain
dimulai dan kegiatan lain dapat dimulai jika salah satu dari dua kegiatan sudah
selesai
5. Kegiatan A, B, dan C mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang sama.
A
B
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Keterangan Penelitian
Nama
No. Judul Penelitian Tujuan Penelitian Kesimpulan
Penelitian
39
40
41
42
Mulai
Perumusan masalah
Pengumpulan data
Analisa kegiatan-kegiatan
menggunakan Metode Crashing
Selesai
i
43
44
45
Durasi
No. Kegiatan
(hari)
I PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
1 Galian Tanah Pondasi dan Sloff 6
2 Urugan Pasir 6
3 Mengurug kembali Tanah Galian 6
4 Urug Tanah untuk Meninggikan Lantai (25 cm) 6
II PEKERJAAN PONDASI DAN BETON
1 Lantai Kerja Beton mutu fc = 9,8 Mpa (K 125) 6
2 Pondasi Menerus Pass. Batu Kali camp. 1:4 6
3 Pekerjaan Pondasi Tapak 60 x 50 x 20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 6
- Pembesian 6
- Bekisting 6
4 Pekerjaan Sloof 15 x 20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 6
- Pembesian 6
- Bekisting 6
5 Pekejaan Kolom 15 x 20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 6
- Pembesian 6
46
47
48
49
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Pekerjaan yang berada pada jalur kritis
Durasi
No. Jenis Pekerjaan Volume Satuan Normal
(hari)
PEKERJAAN PONDASI DAN
I
BETON
Lantai Kerja Beton mutu fc = 9,8
1 10,92 m3 6
Mpa (K 125)
Pondasi Menerus Pass. Batu Kali
2 15,30 m3 6
camp. 1:4
Pekerjaan Pondasi Tapak 60 x 50 x
3
20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 0,72 m3 6
- Pembesian 66,61 kg 6
- Bekisting 4,80 m2 6
4 Pekerjaan Sloof 15 x 20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 3,61 m3 6
- Pembesian 601,51 kg 6
- Bekisting 48,12 m2 6
5 Pekejaan Kolom 15 x 20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 0,86 m3 6
- Pembesian 177,63 kg 6
- Bekisting 19,95 m2 6
6 Pekerjaan Kolom 20 x 20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 2,69 m3 6
- Pembesian 378,01 kg 6
- Bekisting 53,76 m2 6
7 Pekerjaan Kolom Praktis 16,80 m׀ 6
8 Pekerjaan Balok 15 x 20 cm
- Pembesian 285,00 kg 6
- Bekisting 22,80 m2 6
50
Universitas Sumatera Utara
PEKERJAAN DINDING DAN
II
PLASTERAN
1 Pasangan Batu-bata 1 : 2 28,50 m2 6
2 Pasangan Batu-bata 1 : 4 151,15 m2 12
3 Pasangan Roster 13,44 m2 12
4 Plasteran 1 : 4 Tebal 1,5 cm 302,30 m2 12
PEKERJAAN FINISH. LANTAI
III
& DINDING
Pasangan Lantai Granit Tile UK. 60 x
1 160,55 m2 12
60 cm
2 Paving Block 47,00 m2 12
51
Universitas Sumatera Utara
= 18,018
= 18 orang
b. Jumlah tukang batu yang dibutuhkan = volume x koefisien
= 10,92 x 0,275
= 3,003
= 3 orang
c. Jumlah kepala tukang yang dibutuhkan = volume x koefisien
= 10,92 x 0,028
= 0,306
= 1 orang
d. Jumlah mandor yang dibutuhkan = volume x koefisien
= 10,92 x 0,083
= 0,906
= 1 orang
3. Jumlah upah tenaga kerja
a. Jumlah upah pekerja = jumlah pekerja x upah
= 18 x Rp. 80.200,00
= Rp. 1.443.600,00
b. Jumlah upah tukang batu = jumlah pekerja x upah
= 3 x Rp. 112.200,00
= Rp. 336.600,00
c. Jumlah upah kepala tukang = jumlah pekerja x upah
= 1 x Rp. 140.300,00
= Rp. 140.300,00
d. Jumlah upah mandor = jumlah pekerja x upah
= 1 x Rp. 104.200,00
= Rp. 104.200,00
52
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Kebutuhan tenaga kerja
Volume Jumlah
Tenaga Kerja Upah Tenaga Kerja
Pekerjaan Pekerja
Pekerja 18 Rp. 1.443.600,00
Tukang Batu 3 Rp. 336.600,00
10,92
Kepala Tukang 1 Rp. 140.300,00
Mandor 1 Rp. 104.200,00
Jumlah Rp. 2.024.700,00
Perhitungan kebutuhan tenaga kerja secara lengkap dapat dilihat pada tabel
lampiran 1.
4.5 Analisa Produktivitas Tenaga Kerja (Resource)
Produktivitas tenaga kerja dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
V
Produktivitas tenaga kerja =
Txn
Dimana :
V = Volume pekerjaan
T = Durasi pekerjaan
n = Jumlah tenaga kerja yang digunakan
Berikut perhitungan produktivitas tenaga kerja :
Produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan lantai kerja beton mutu fc = 9,8
Mpa (K 125).
10.92
a. Pekerja = = 0,101 m3/hari/orang
6 x 18
10.92
b. Tukang batu = = 0,607 m3/hari/orang
6x3
10,92
c. Kepala tukang = = 1,820 m3/hari/orang
6x1
10,92
d. Mandor = = 1,820 m3/hari/orang
6x1
Perhitungan produktivitas tenaga kerja secara lengkap dapat dilihat pada
tabel lampiran 2.
53
Universitas Sumatera Utara
4.6 Analisa Percepatan Durasi Penyelesaian Proyek
Pada penelitian ini akan dilakukan proses percepatan (crashing) dengan
menggunakan dua alternatif, yaitu penambahan tenaga kerja dan jam kerja lembur
2 jam. Dari kedua hasil yang didapat akan dibandingkan dengan biaya dan durasi
proyek pada keadaan normal.
54
Universitas Sumatera Utara
Tt = Jumlah tenaga kerja setelah penambahan
Berikut perhitungan durasi setelah penambahan tenaga kerja pada
pekerjaan lantai kerja beton mutu fc = 9,8 Mpa (K 125) :
10.92
a. Pekerja = = 5
0,101 x 21
10.92
b. Tukang batu = = 5
0,607 x 4
5 hari
10.92
c. Kepala tukang = = 5
1,820 x 2
10.92
d. Mandor = = 5
1,820 x 2
Perhitungan durasi setelah penambahan tenaga kerja secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran 3.
3. Perhitungan upah setelah dilakukan penambahan tenaga kerja.
Berikut perhitungan upah setelah dilakukan penambahan tenaga kerja pada
pekerjaan lantai kerja beton mutu fc = 9,8 Mpa (K 125) :
a. Pekerja = 21 x Rp. 80.200,00 = Rp. 1.684.200,00
b. Tukang = 4 x Rp. 112.200,00 = Rp. 448.800,00
c. Kepala Tukang = 2 x Rp. 140.300,00 = Rp. 280.600,00
d. Mandor = 2 x Rp. 104.200,00 = Rp. 208.400,00
Rp. 2.622.000,00
e. Total biaya upah = Rp. 2.622.000,00
Perhitungan upah setelah penambahan tenaga kerja secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran 3.
Berdasarkan perhitungan durasi setelah penambahan tenaga kerja pada
tabel lampiran 3, maka didapatkan durasi keseluruhan pelaksanaan proyek
menjadi 56 hari kerja.
Berikut adalah diagram jaringan kerja setelah dilakukan crashing dengan
penambahan tenaga kerja sebesar 15% dari jumlah tenaga kerja tiap kegiatannya :
55
Universitas Sumatera Utara
Jalur Kritis
56
Universitas Sumatera Utara
4.6.2 Analisa Penambahan Jam Kerja Lembur
Analisa penambahan jam kerja bisa menjadi salah satu alternatif percepatan
proyek jika kebutuhan tenaga kerja yang akan ditambah tidak tersedia. Dalam
analisa ini digunakan penambahan 2 jam lembur dari jam kerja normal.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menganalisa penambahan jam kerja
lembur :
1. Menentukan produktivitas tenaga kerja setelah ditambah 2 jam kerja.
Pada proyek tersebut jam kerja normal yang digunakan ialah 7 jam/hari.
Pada perhitungan sebelumnya telah diketahui produktivitas pada pekerjaan
normal. Untuk menentukan nilai produktivitas penambahan jam kerja
lembur yaitu menggunakan rumus :
1
Penurunan produktivitas =
Indeks produktivitas
Indeks produktivitas diperoleh dari Gambar 2.16 menurut Soeharto,
sehingga dapat dihitung nilai penurunan produktivitas per jam sebagai
berikut :
1
Penurunan produktivitas jam ke 1 = = 0,909
1,1
1
Penurunan produktivitas jam ke 2 = = 0,833
1,2
Maka dapat dihitung produktiitas per jamnya dengan menggunakan rumus :
Kapasitas kerja per hari
Produktivitas per jam =
Durasi jam kerja normal
Durasi kerja normal = 7 jam
Durasi kerja lembur = 2 jam
Total jam kerja = 9 jam
Berikut perhitungan produktivitas tenaga kerja setelah ditambah 2 jam kerja
pada pekerjaan lantai kerja beton mutu fc = 9,8 Mpa (K 125) :
a. Pekerja
0,101
Produktivitas per jam normal = = 0,014 m3/jam/orang
7
Produktivitas lembur jam ke 1 = 0,909 x 0,014 = 0,013 m3/jam/orang
Produktivitas lembur jam ke 2 = 0,833 x 0,014 = 0,012 m3/jam/orang
57
Universitas Sumatera Utara
Produktivitas 2 jam lembur = 0,013 + 0,012
= 0,025 m3/hari/orang
Produktivitas 7 jam normal = 0,014 x 7 = 0,101 m3/hari/orang
Produktivitas 9 jam kerja = 0,025 + 0,101
= 0,126 m3/hari/orang
b. Tukang Batu
0,607
Produktivitas per jam normal = = 0,087 m3/jam/orang
7
Produktivitas lembur jam ke 1 = 0,909 x 0,087 = 0,079 m3/jam/orang
Produktivitas lembur jam ke 2 = 0,833 x 0,087 = 0,072 m3/jam/orang
Produktivitas 2 jam lembur = 0,079 + 0,072
= 0,151 m3/hari/orang
Produktivitas 7 jam normal = 0,087 x 7 = 0,607 m3/hari/orang
Produktivitas 9 jam kerja = 0,151 + 0,607
= 0,758 m3/hari/orang
c. Kepala Tukang
1,820
Produktivitas per jam normal = = 0,26 m3/jam/orang
7
Produktivitas lembur jam ke 1 = 0,909 x 0,26 = 0,236 m3/jam/orang
Produktivitas lembur jam ke 2 = 0,833 x 0,26 = 0,217 m3/jam/orang
Produktivitas 2 jam lembur = 0,236 + 0,217
= 0,453 m3/hari/orang
Produktivitas 7 jam normal = 0,26 x 7 = 1,820 m3/hari/orang
Produktivitas 9 jam kerja = 0,453 + 1,820
= 2,273 m3/hari/orang
d. Mandor
1,820
Produktivitas per jam normal = = 0,26 m3/jam/orang
7
Produktivitas lembur jam ke 1 = 0,909 x 0,26 = 0,236 m3/jam/orang
Produktivitas lembur jam ke 2 = 0,833 x 0,26 = 0,217 m3/jam/orang
Produktivitas 2 jam lembur = 0,236 + 0,217
= 0,453 m3/hari/orang
Produktivitas 7 jam normal = 0,26 x 7 = 1,820 m3/hari/orang
58
Universitas Sumatera Utara
Produktivitas 9 jam kerja = 0,453 + 1,820
= 2,273 m3/hari/orang
Perhitungan produktivitas tenaga kerja akibat penambahan jam lembur
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.
2. Menentukan durasi pekerjaan setelah ditambah 2 jam kerja.
Setelah mendapatkan nilai produktivitas tenaga kerja per jam, maka dapat
dicari durasi pekerjaan setelah dipercepat dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Volume pekerjaan
Durasi setelah crashing =
Produktivitas kerja 9 jam x jumlah tenaga kerja
Berikut perhitungan durasi pekerjaan setelah ditambahkan 2 jam kerja pada
pekerjaan lantai kerja beton mutu fc = 9,8 Mpa (K 125) :
10.92
a. Pekerja = = 4,805
0,126 x 18
10.92
b. Tukang batu = = 4,805
0,758 x 3
5 hari
10.92
c. Kepala tukang = = 4,805
2,273 x 1
10.92
d. Mandor = = 4,805
2,273 x 1
Perhitungan durasi pekerjaan setelah ditambah 2 jam kerja secara lengkap
dapat dilihat pada lampiran 5.
3. Menentukan biaya tambahan dan upah total tenaga kerja.
Setelah mendapatkan durasi pekerjaan setelah crashing, maka dapat
dihitung berapa biaya tambahan akibat penambahan jam kerja dengan
menggunakan rumus yang berdasarkan ketentuan yang tertulis dalam
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 11
tentang upah jam kerja lembur. Rumus tersebut ialah sebagai berikut :
Upah jam lembur ke 1 = 1,5 x 1/173 x upah normal x hari kerja sebulan
Upah jam lembur ke 2 dan seterusnya = 2 x 1/173 x upah normal x hari
kerja sebulan
Berikut perhitungan biaya tambahan dan upah total tenaga kerja pada
pekerjaan pekerjaan lantai kerja beton mutu fc = 9,8 Mpa (K 125) :
59
Universitas Sumatera Utara
a. Upah normal
Pekerja = Rp. 80.200,00
Tukang batu = Rp. 112.200,00
Kepala tukang = Rp. 140.300,00
Mandor = Rp. 104.200,00
(Harga upah pekerja diperoleh dari analisa biaya konstruksi proyek)
b. Upah lembur jam ke 1
1
Pekerja = 1,5 x x Rp. 80.200,00 x 24 = Rp. 16.689,02
173
1
Tukang batu = 1,5 x x Rp. 112.200,00 x 24 = Rp. 23.347,98
173
1
Kepala tukang = 1,5 x x Rp. 140.300,00 x 24 = Rp. 29.195,38
173
1
Mandor = 1,5 x x Rp. 104.200,00 x 24 = Rp. 21.683,24
173
c. Upah lembur jam ke 2
1
Pekerja = 2x x Rp. 80.200,00 x 24 = Rp. 22.252,02
173
1
Tukang batu = 2 x x Rp. 112.200,00 x 24 = Rp. 31.130,64
173
1
Kepala tukang = 2 x x Rp. 140.300,00 x 24 = Rp. 38.927,17
173
1
Mandor = 2x x Rp. 104.200,00 x 24 = Rp. 28.910,98
173
d. Upah tenaga kerja (oh)
(Upah normal + upah jam ke 1 + upah jam ke 2)
Pekerja = Rp. 80.200,00 + Rp. 16.689,02 + Rp. 22.252,02
= Rp. 119.141,04
Tukang batu = Rp. 112.200,00 + Rp. 23.347,98 + Rp. 31.130,64
= Rp. 166.678,61
Kepala tukang = Rp. 140.300,00 + Rp. 29.195,38 + Rp. 38.927,17
= Rp. 208.422,54
Mandor = Rp. 140.200,00 + Rp. 21.683,24 + Rp. 28.910,98
= Rp. 154.794,22
60
Universitas Sumatera Utara
e. Total upah tenaga kerja
(Total cost per hari x jumlah tenaga kerja)
Pekerja = Rp. 119.141,04 x 18 = Rp. 2.144.538,73
Tukang batu = Rp. 166.678,61 x 3 = Rp. 500.035,84
Kepala tukang = Rp. 208.422,54 x 1 = Rp. 208.422,54
Mandor = Rp. 154.794,22 x 1 = Rp. 154.794,22
Total upah pekerjaan = Rp. 3.007.791,33
Perhitungan biaya tambahan dan upah total tenaga kerja setelah crashing
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5.
Berdasarkan perhitungan durasi setelah penambahan jam kerja lembur
pada tabel lampiran 5, maka didapatkan durasi keseluruhan pelaksanaan proyek
menjadi 56 hari kerja.
Berikut adalah diagram jaringan kerja setelah dilakukan crashing dengan
penambahan jam lembur selama 2 jam :
61
Universitas Sumatera Utara
Jalur Kritis
62
63
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah grafik perbandingan biaya dan durasi pekerjaan normal
dengan alternatif penambahan tenaga kerja dan jam kerja (lembur).
Perbandingan Durasi
68
66
64
62
60
58 Durasi (Hari Kerja)
56
54
52
50
Normal Penambahan Tenaga Penambahan Jam
Kerja Kerja (Lembur)
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Durasi Proyek Normal dan Sesudah Crashing
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Biaya Upah Tenaga Kerja Normal dan Sesudah
Crashing
64
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah kurva perbandingan antara waktu dan biaya pada kondisi
normal, tambah tenaga kerja dan lembur yang berdasarkan pada Gambar 2.17
menurut Imam Soeharto, 1999.
Rp150,000,000.00
Lembur
Rp140,000,000.00 (56 ; Rp. 142,723,687.28)
Rp130,000,000.00
Biaya
Rp110,000,000.00
Normal
(66 ; Rp. 96,074,700.00)
Rp100,000,000.00
Rp90,000,000.00
55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
Waktu
Gambar 4.3 Perbandingan Waktu dan Biaya Pada Kondisi Normal, Tambah
Tenaga Kerja dan Lembur
Pada gambar 4.3 diperlihatkan hubungan antara biaya dan waktu. Apabila
waktu dipersingkat, maka biaya yang dibutuhkan juga akan meningkat dari biaya
normal. Hal ini terjadi karena peningkatan pengeluaran biaya langsung, seperti
gaji tenaga kerja maupun upah lembur.
65
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab 4, maka dalam
penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Total upah tenaga kerja dalam kondisi normal ialah sebesar Rp.
96.074.700,00 dengan durasi pelaksanaan pekerjaan bangunan proyek
selama 66 hari kerja. Dari hasil analisa pada penelitian ini diperoleh total
upah tenaga kerja dengan alternatif penambahan tenaga kerja sebesar Rp.
113.632.675,00 dengan durasi pelaksanaan pekerjaan bangunan proyek
selama 56 hari kerja atau lebih cepat 15,15% dari durasi normal. Sedangkan
total upah tenaga kerja dengan alternatif penambahan jam kerja (lembur)
sebesar Rp. 142.723.687,28 dengan durasi pelaksanaan pekerjaan bangunan
proyek selama 56 hari kerja atau lebih cepat 15,15% dari durasi normal.
2. Alternatif yang lebih ekonomis untuk menyelesaikan proyek ialah
penambahan tenaga kerja karena lebih hemat Rp. 29.091.012,28 dari
penambahan jam kerja (lembur).
3. Apabila waktu dipersingkat, maka biaya yang dibutuhkan juga akan
meningkat dari biaya normal.
5.2 Saran
1. Metode percepatan yang digunakan dalam penelitian ini hanya
menggunakan dua alternatif yaitu penambahan tenaga kerja dan jam kerja
(lembur). Maka akan lebih baik apabila ditambahkan dengan alternatif yang
lainya seperti penambahan shift kerja, penambahan material/peralatan dan
lainnya. Agar dapat lebih banyak perbandingan dan dapat mengetahui
metode crashing yang lebih efetif dari segi waktu dan biaya.
2. Objek penelitian ini yaitu proyek pembangunan gedung. Maka dapat dicoba
dengan meneliti pada proyek pembangunan jalan, jembatan, bendung serta
pembangunan yang lainnya.
66
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, Tjutju Tarliah & Ahmad Dimyati. 2011. Operations Research : Model
Pengambilan Keputusan. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
67
Universitas Sumatera Utara
Gray. C.F dan Larson E.W. 2000. Project Management - First Edition. Bosyo:
Irwin McGraw-Hill.
Onibala, Tjakra, Pratasis. 2018. Optimasi Waktu dan Biaya dengan Metode
Crash. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 16, No. 69.
68
Universitas Sumatera Utara
Soedrajat. 1984. Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan. Bandung: Nova.
69
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
5 Pekejaan Kolom 15 x 20 cm
6 Pekerjaan Kolom 20 x 20 cm
8 Pekerjaan Balok 15 x 20 cm
- Pembesian
Pekerja Rp 16,689.02 Rp 22,252.02 Rp 119,141.04 Rp 2,382,820.81
Tukang Besi Rp 23,347.98 Rp 31,130.64 Rp 166,678.61 Rp 3,333,572.25
5
Kepala Tukang Rp 29,195.38 Rp 38,927.17 Rp 208,422.54 Rp 416,845.09
Mandor Rp 21,683.24 Rp 28,910.98 Rp 154,794.22 Rp 154,794.22
- Bekisting