Anda di halaman 1dari 40

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Analisis Potensi Permintaan (demand) Angkutan Umum Berbasis Mikrolet pada


Kecamatan Alak Kota Kupang

PROPOSAL

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna mencapai


gelar Sarjana Teknik Sipil pada Universitas Nusa Cendana

Maria Jozephine

Harun 1606010132

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal
Tugas Akhir dengan baik.
Penelitian dengan judul ‘‘Analisis Potensi Permintaan (demand)
Angkutan Umum Berbasis Mikrolet pada Kecamatan Alak Kota Kupang” ini
ditulis sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil
Strata Satu pada Universitas Nusa Cendana Kupang.

Tidak lupa ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak
yang dengan kerelaan hatinya mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini.
Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan penulisan proposal penelitian ini.

Kupang, Oktober 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................i

Lembar Pengesahan.............................................................................................ii

Kata Pengantar.....................................................................................................iii

Daftar Isi..............................................................................................................iv

Daftar Gambar.....................................................................................................vi

Daftar Tabel........................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Batasan Masalah.............................................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................................3

1.6 Definisi Operasional.......................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................5

2.1 Intensitas Permintaan Jasa Angkutan............................................................5

2.2 Pemilihan Moda Transportasi........................................................................5

2.3 Angkutan Umum............................................................................................7

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jasa angkutan.......................8

2.5 Analisis Pemintaan..........................................................................................10

2.6 Analisis Matematis.........................................................................................10

2.7 Analisis Data Menggunakan Software............................................................17


iv
2.8 Penarikan Jumlah Sampel................................................................................22
2.9 Skala Likert.....................................................................................................23

2.10 Penelitian Terdahulu......................................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................25

3.1 Lokasi dan waktu penelitian...........................................................................25

3.2 Populasi dan sampel.......................................................................................27

3.3 Jenis Data.......................................................................................................27

3.4 Variabel Penelitian..........................................................................................28

3.5 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................28

3.6 Teknik Analisis Data......................................................................................29

3.7 Diagram Alir Penelitian.................................................................................31

Daftar pustaka.......................................................................................................33

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian 31

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pilihan Moda Transportasi Angkutan Penumpang.......................... 6


Tabel 2.2 Kapasitas Kendaraan........................................................................ 7
Tabel 2.3 Jumlah Penumpang........................................................................... 12
Tabel 2.4 Jumlah Kendaraan Minimal Untuk Pengusaha Angkutan Umum ... 13
Tabel 2.5 Formulir Menentukan Jumlah Permintaan ...................................... 15
Tabel 2.6 Formulir Menentukan Jumlah Armada ........................................... 16
Tabel 2.7 Tabel indeks koefisien reliabilitas ................................................... 19
Tabel 2.8 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 24
Tabel 3.1 Bar Chart Jadwal Penelitian ............................................................ 26

vii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permintaan transpotasi adalah besarnya jumlah jasa transportasi yang


dibutuhkan untuk mengangkut manusia atau barang dari dan ke suatu
lokasi/wilayah (Simbolon, 2003). Pada dasarnya permintaan transportasi
diakibatkan oleh hal-hal seperti kebutuhan manusia untuk berpergian dari satu
lokasi ke lokasi lain dengan tujuan mengambil bagian didalam suatu kegiatan,
misalnya bekerja, berbelanja, ke sekolah, dan lain-lain, juga kebutuhan angkutan
barang untuk digunakan atau dikonsumsi di lokasi lain (Nasution,2004).

Berdasarkan data sekunder (Lampiran 1) yang diperoleh dari lokasi


penelitian yaitu Kelurahan Fatufeto dan Kelurahan Nunbaun Delha, sarana
pendidikan yang ada hanya Paud, Sekolah Dasar, dan sekolah menengah pertama.
Artinya, kemungkinan orang melakukan aktivitas harian dengan berjalan kaki
sangat minim yaitu hanya anak-anak yang akan menuntut ilmu di sarana
pendidikan setempat. Tidak ada sarana pendidikan lain seperti sekolah menengah
atas dan universitas, fasilitas perekonomian seperti pasar dan swalayan, fasilitas
kesehatan seperti rumah sakit dan fasilitas-fasilitas lain yang membutuhkan
sarana transportasi untuk mencapainya. Sedangkan jika dilihat dari jenis
pekerjaan seiap penduduk seperti PNS, TNI/POLRI, bidan, mahasiswa,
wiraswasta, dan lain-lain, maka jenis pekerjaan tersebut akan memicu para
penduduk untuk melakukan pergerakan keluar guna melakukan aktivitas harian
seperti bekerja, kuliah, ke pasar dan lain-lain. Akibat dari pergerakan keluar
tersebut, dibutuhkan sarana transportasi untuk membantu masyarakat dalam
melakukan mobilitas mereka salah satunya angkutan umum. Oleh karena itu
kebutuhan akan sarana transportasi tersebut akan menimbulkan permintaan
transportasi. Dengan demikian, semakin besar intensitas pergerakan penduduk
keluar dari tempat asalnya, maka akan semakin besar pula permintaan transportasi
untuk menunjang mobilitas mereka.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat


Kelurahan Fatufeto dan Kelurahan Nunbaun Delha memiliki potensi untuk
melakukan
2

mobilitas. Mobilitas tersebut akan menimbulkan permintaan akan jasa transpotasi.


Semakin besar mobilitas mereka, maka semakin besar pula intensitas permintaan
jasa transportasi pada daerah tersebut. Oleh karena itu, peneliti bermaksud
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Potensi Permintaan (demand)
Angkutan Umum Berbasis Mikrolet pada Kecamatan Alak Kota Kupang”
guna mengetahui besar potensi permintaan jasa angkutan umum di daerah
tersebut dan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas permintaan jasa
transportasi penumpang umum berbasis mikrolet di daerah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka


perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Berapa besar potensi permintaan (demand) angkutan umum berbasis


mikrolet pada Kecamatan Alak?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas permintaan
(demand) angkutan umum mikrolet pada Kecamatan Alak?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan-batasan sebagai berikut :

1. Mengingat dan menimbang penyebaran kelurahan pada Kecamatan Alak


yang cukup luas, maka peneliti memilih untuk meneliti potensi
permintaan (demand) angkutan umum berbasis mikrolet hanya pada
Kelurahan Fatufeto dan Kelurahan Nunbaun Delha.
2. Analisis data permintaan (demand) angkutan umum menggunakan
metode dari Departemen Perhubungan Tahun 2002 berdasarkan
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di
Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan teratur.
3. Analisis data permintaan tidak hanya sampai pada mengetahui potensi
permintaan, tetapi juga menghitung jumlah armada yang dibutuhkan
untuk melayani.
4. Analisis faktor yang mempengaruhi intensitas permintaan angkutan
umum menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda dengan
bantuan software SPSS.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui besar potensi permintaan (demand) angkutan umum


berbasis mikrolet pada Kelurahan Fatufeto dan Kelurahan Nunbaun
Delha.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas permintaan
(demand) angkutan umum mikrolet pada Kelurahan Fatufeto dan
Kelurahan Nunbaun Delha.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, yaitu:

1. Bagi masyarakat sebagai pengguna (user) dari angkutan umum mikrolet,


2. Pemerintah selaku pemegang kebijakan (regulator) sebagai masukan
dan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dalam mengatur
regulasi angkutan umum perkotaan,
3. Bagi pihak pengusaha transportasi (operator) sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi

1.6 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dari masalah-masalah yang


diangkat maka berikut adalah definisi operasional konsepnya:

1. Analisis : Mengkaji, memeriksa, menyelidiki


2. Potensi : Kemampuan, daya
3. Permintaan (demand) : Jumlah barang/jasa yang diinginkan
4. Angkutan umum : Layanan angkutan penumpang
5. Basis : Asas, dasar
6. Mikrolet : Mobil penumpang umum jenis mikrolet
7. Kompleks : Wilayah
8. Kecamatan Alak : Kecamatan Alak mencakup Kelurahan
4

Fatufeto dan Kelurahan Nunbaun Delha


9. Kota kupang : Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur
Dari definisi operasional di atas, maka dapat diambil definisi umum dari
“ Analisis Potensi Permintan (demand) Angkutan Umum Berbasis
Mikrolet pada Kecamatan Alak Kota Kupang” adalah mengkaji,
memeriksa, dan menyelidiki kemampuan atau daya dari jumlah layanan
angkutan penumpang yang diinginkan berdasar mobil penumpang
umum jenis mikrolet pada wilayah Kelurahan Fatufeto dan Kelurahan
Nunbaun Delha, Kecamatan Alak di Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara
Timur yaitu Kota Kupang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Intensitas Permintaan Jasa Transportasi

Intensitas adalah tingkat keseringan seseorang dalam melakukan suatu


kegiatan tertentu yang didasarkan rasa senang terhadap kegiatan yang dilakukan
(Rinjani, 2013). Sedangkan, permintaan transportasi adalah besarnya jumlah jasa
transportasi yang dibutuhkan untuk mengangkut manusia atau barang dari dan ke
suatu lokasi/wilayah (Simbolon, 2003). Dengan demikian, maka intensitas
permintaan jasa transportasi adalah tingkat keseringan manusia atau barang dalam
membutuhkan jasa transportasi untuk diangkut dari dan ke suatu lokasi/wilayah.

Permintaan jasa transportasi tidak berdiri sendiri, melainkan tersembunyi di


balik kepentingan yang lain. Permintaan akan jasa angkutan baru akan timbul
apabila ada hal-hal di balik permintaan itu misalnya keinginan untuk rekreasi,
keinginan untuk ke sekolah atau untuk berbelanja, keinginan untuk menengok
keluarga yang sakit, dan sebagainya. (Nasution, 2004)

Pada dasarnya permintaan angkutan diakibatkan oleh hal-hal berikut


(Nasution, 2004):

a. Kebutuhan manusia untuk bepergian dari satu lokasi ke lokasi lain dengan
tujuan mengambil bagian didalam suatu kegiatan, misalnya bekerja, berbelanja,
ke sekolah, dan lain-lain.
b. Kebutuhan angkutan barang untuk digunakan atau dikonsumsi di lokasi lain.

2.2 Pemilihan Moda Transportasi

Masyarakat dalam melakukan perjalanan dari tempat asal ke tempat tujuan


mempunyai beberapa pilihan moda yang bisa digunakan, diantaranya didasarkan
pada jarak perjalanan. Berikut tabel pilihan moda transportasi angkutan
penumpang umum berdasarkan pada jarak tempuh.
6

Tabel 2.1 Pilihan Moda Transportasi Angkutan Penumpang

Pilihan Moda Transportasi Angkutan Penumpang


Angkutan Angkutan
Angkutan Angkutan
Penumpang Penumpang
Jarak (Km) Penumpang Penumpang
menggunakan menggunakan
melalui menggunakan
Angkutan Angkutan
Jalan Raya Kereta Api
Laut Udara
Jauh > 800 26 % 30 % 40 % 4%
Sedang
58 % 20 % 20 % 2%
300-800
Dekat < 300 84 % 10 % 5% 1%
Sumber: Nasution, 2004
Tabel 2.2 di atas menunjukan bahwa pengguna captive lebih banyak
memilih angkutan penumpang melalui jalan raya, untuk jarak dekat yaitu sebesar
84% bahkan untuk jarak sedang 58% masih memilih menggunakan angkutan
penumpang umum melalui jalan raya. Salah satu jenis angkutan Penumpang
umum yang melalui jalan raya adalah angkutan kota.

Angkutan kota atau biasa disingkat angkot adalah sebuah transportasi umum
dengan rute yang sudah ditentukan. Angkutan kota mulai diperkenalkan di Jakarta
pada akhir tahun 1970-an dengan nama mikrolet untuk menggantikan oplet yang
sudah dianggap terlalu tua, terseok-seok jalannya, dan sering mengalami
gangguan kelancaran lalu lintas. Nama “mikrolet” dipilih sebagai singkatan dari
kataa “mikro” (kecil) dan “oplet”. Sedangkan oplet merupakan sebuah istilah kata
bagi mobil penumpang ukuran kecil (Wikipedia).
Tabel 2.2 Kapasitas Kendaraan

Kapasitas Kendaraan Kapasitas


Jenis Angkutan Penumpang
Duduk Berdiri Total
Perhari/Kendaraan
Mobil Penumpang Umum 8 - 8 250-300
Bus Kecil 19 - 19 300-400
Bus Sedang 20 10 30 500-600
Bus Besar Lantai Tunggal 49 30 79 1.000-1.200
Bus Besar Lantai Ganda 85 35 120 1.500-1.800
Sumber: Departemen Perhubungan Tahun 2002.
catatan : - angka-angka kapasitas kendaraan bervariasi tergantung
pada susunan tempat duduk dalam kendaraan
- Ruang untuk berdiri per penumpang dengan luas
0,17m/penumpang
Berdasarkan penjelasan diatas dan mengacu pada Tabel 2.2 Kapasitas
Kendaraan, mikrolet merupakan mobil penumpang berukuran kecil dengan
karakteristik memiliki kapasitas penumpang dalam posisi duduk sebanyak 8 orang
dan tidak memiliki kapasitas untuk penumpang berdiri.

2.3 Angkutan Umum

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1993 tentang Angkutan


Jalan dijelaskan angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari suatu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Sedangkan kendaraan
umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan
oleh umum dengan dipungut bayaran. Pengangkutan orang dengan kendaraan
umum dilakukan dengan menggunakan mobil bus atau mobil penumpang dilayani
dengan trayek tetap atau teratur dan tidak dalam trayek.

Angkutan umum adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan


sistem sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang
adalah angkutan kota, (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan angkutan
udara (Suwardjoko, 1990).
8

Tujuan utama keberadaan angkutan umum penumpang adalah


menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat.
Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah dan
nyaman. Selain itu, keberadaan angkutan umum penumpang juga membuka
lapangan kerja. Ditinjau dengan kacamata perlalu-lintasan, keberadaan angkutan
umum penumpang mengandung arti pengurangan volume lalu lintas kendaraan
pribadi, hal ini dimungkinkan karena angkutan umum penumpang bersifat
angkutan massal sehingga biaya angkut dapat dibebankan kepada lebih banayak
orang atau penumpang. Banyaknya penumpang menyebabkan biaya penumpang
dapat ditekan serendah mungkin (Suwardjoko, 1990).

Ada beberapa kriteria yang berkenaan dengan angkutan umum. Kendaraan


umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan
oleh umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak langsung.
Trayek adalah lintasan kendaraan untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan
mobil, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal
tetap maupun tidak terjadwal (Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 35 Tahun
2003).

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jasa angkutan

Permintaan dan pemilihan pemakai jasa angkutan ( users ) akan jenis jasa
transportasi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut
(Nasution, 2004)

a. Biaya transpor,
Makin rendah biaya transpor makin banyak permintaan akan jasa transpor.
Tingkat biaya transpor merupakan faktor penentu dalam pemilihan jenis jasa
transpor.
b. Tarif transpor,
Tarif transpor yang ditawarkan oleh pelbagai macam moda transpor untuk
tujuan yang sama akan mempengaruhi pemilihan moda transpor.
c. Pendapatan pemakai jasa angkutan ( users ),
Apabila pendapatan penumpang naik, maka akan lebih banyak jasa transpor
yang akan dibeli oleh para penumpang.
d. Kecepatan angkutan,
Pemilihan ini sangat tergantung pada faktor waktu yang dipunyai oleh
penumpang.
e. Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan terdiri dari :
 Frekuensi
Makin tinggi frekuensi keberangkatan dan kedatangan dari suatu moda
transpor, pemakai jasa angkutan mempunyai banyak pilihan.
 Pelayanan baku (standard of service)
Suatu moda transpor yang dapat memberikan pelayanan yang baku dan
dilaksanakan secara konsisten sangat disenangi oleh pemakai jasa
angkutan.
 Kenyamanan (comfortibility)
Pada umumnya penumpang selalu menghendaki kenyamanan dalam
perjalanannya. Kenyamanan dapat pula dijadikan suatu segmen pasar
tersendiri bagi suatu moda transpor. Kepada mereka yang memberi nilai
tinggi untuk kenyamanan, dapat dibebani biaya transpor yang lebih tinggi
dari pada penumpang yang kurang memperhatikan kenyamanan.
 Ketepatan waktu
Kegagalan perusahaan angkutan untuk menepati waktu penyerahan atau
pengambilan barang, berpengaruh besar terhadap pemilihan atas
perusahaan tersebut.
 Keamanan dan keselamatan
Faktor keamanan dan keselamatan selalu menjadi tumpuan bagi pemilihan
suatu moda transportasi oleh penumpang.

2.5 Analisis Permintaan

(Departemen Perhubungan, 2002) analisis permintaan dilakukan dengan cara:

1. Menelaah rencana pengembangan kota, inventarisasi tata guna tanah dan


aktivitas ekonomi wilayah perkotaan;
2. Menelaah data penduduk, inventarisasi data perjalanan yang termasuk
didalamnya asal tujuan perjalanan, dimaksud perjalanan pemilihan moda
angkutan (moda split) dan jumlah penduduk serta penyebarannya.
10

3. Menelaah pertumbuhan penumpang masa lalu dan pertumbuhan beberapa


parameter lain, misalnya pemilik kendaraan dan pendapatan.

2.6 Analisis Matematis

Analisis matematis untuk mengetahui potensi permintaan (demand) adalah


sebagai berikut :

1. Jumlah permintaan pelayanan angkutan umum penumpang kota pada


kelurahan-kelurahan yang terletak di sekitar batas wilayah terbangun kota
dapat dihitung. Unit kelurahan digunakan untuk mempermudah perolehan
data. Cara perhitungan :
a. Jumlah penduduk kelurahan : P (Jiwa)
b. Jumlah penduduk potensi melakukan pergerakan = jumlah penduduk usia
11-55 tahun : Pm (Jiwa)
c. Angka kepemilikan kendaraan pribadi dihitung berdasarkan
K = V/P...................................................................................................(1)
Dimana :
K = Angka Pemilikan Kendaraan pribadi
(kend/penduduk) V = Jumlah kendaraan pribadi
(kendaraan)
P = Jumlah penduduk seluruhnya
d. Kemampuan pelayanan kendaraan pribadi sama dengan kemampuan
kendaraan pribadi untuk melayani jumlah penduduk potensial yang
melakukan pergerakan.
Perhitungan kemampuan pelayanan kendaraan pribadi adalah :
L = K.PmC..............................................................................................(2)
Dimana :
L = Kemampuan pelayanan kendaraan pribadi
K = Angka Pemilikan kendaraan pribadi
Pm = Jumlah penduduk potensial melakukan pergerakane.
C = Jumlah penumpang yang diangkut oleh kendaraan pribadi
e. Jumlah kemampuan potensial melakukan pergerakan yang membutuhkan
pelayanan angkutan umum penumpang yang sama dengan selisih antara
jumlah penduduk potensial melakukan pergerakan dan kemampuan
pelayanan kendaraan pribadi untuk penduduk tersebut.
M = Pm – L................................................................................(3)
Dimana :
M = Jumlah kemampuan potensial melakukan pergerakan yang
membutuhkan pelayanan angkutan umum
Pm = Jumlah penduduk potensial melakukan pergerakan
f. Jumlah permintaan angkutan umum penumpang (D) adalah suatu faktor
(ftr) kali besarnya jumlah penduduk potensial melakukan pergerakan
yang membutuhkan pelayanan angkutan umum penumpang. Faktor ini
tergantung pada kondisi/tipe kota. Dengan anggapan bahwa setiap
penduduk potensial melakukan pergerakan yang membutuhkan
pelayanan angkutan umum penumpang untuk perjalanan pergi-pulang
setiap hari, dapat digunakan faktor-faktor
D = ftr x M.................................................................................(4)
Dimana :
D = Jumlah permintaan angkutan umum penumpang
Ftr = Faktor kali besarnya jumlah penduduk potensial melakukan
pergerakan yang membutuhkan pelayanan angkutan umum, dengan
anggapan bahwa setiap penduduk potensial melakukan pergerakan yang
membutuhkan pelayanan angkutan umum penumpang untuk perjalanan
pergi-pulang setiap hari.
M = Jumlah kemampuan potensial melakukan pergerakan yang
membutuhkan pelayanan angkutan umum.
2. Jumlah penumpang minimal untuk mencapai titik impas pengusahaan
angkutan umum penumpang dapat dihitung sebagai berikut ;
a. Jumlah penumpang minimal untuk kendaraan angkutan umum dapat
dilihat dalam Tabel 2.3 dibawah ini
12

TABEL 2.3 JUMLAH PENUMPANG


Jumlah Penumpang Min
No Jenis Kendaraan
Per hari Bus (P Min)
1 Bus Lantai Ganda 1.500
2 Bus Lantai Tunggal 1.000
3 Bus Patas Lantai Tunggal 625
4 Bus Sedang 500
5 Bus Kecil 400
6 MPU (hanya roda empat) 250
Sumber: Departemen Perhubungan, 2002.

Pada bagian yang ditandai (Mobil Penumpang umum) merupakan


perwakilan dari jumlah penumpang minimal perhari untuk angkutan
penumpang umum mikrolet.
b. Syarat suatu daerah dapat dilayani angkutan umum.
Suatu daerah dapat dilayani angkutan umum penumpang jika :
D > R x Pmin..........................................................................................(5)
Dimana :
D =Jumlah permintaan angkutan penumpang umum
R =Jumlah kendaraan minimal untuk pengusaha angkutan
umum penumpang
P.min=Jumlah penumpang minimal per kendaraan per hari
Nilai R digunakan untuk sebagai jenis kendaraan angkutan umum
penumpang kota seperti pada Tabel 2.4 dibawah ini.
TABEL 2.4 Jumlah Kendaraan Minimal untuk Pengusaha Angkutan
umum (R)

JENIS ANGKUTAN JUMLAH MINIMUM

Bus Lantai Ganda 50 unit


Bus Lantai Tunggal 50 unit
Bus Patas Lantai tunggal 50 unit
Bus Sedang 20 unit
Bus Kecil 20 unit
MPU (hanya roda empat) 20 unit
Sumber: Departemen Perhubungan, 2002.

c. Jumlah kendaraan yang dibutuhkan untuk melayani suatu


daerah/kelurahan (N) :

N = D/P.Min............................................................................................(6)

Dimana :

N = Jumlah kebutuhan

kendaraan D = Jumlah

permintaan perhari

Pmin= Jumlah kendaraan minimal perhari per kendaraan

Catatan:

Jika N<R, sautu daerah tidak dapat dimasukan ke dalam wilayah


pelayanan angkutan umum.

Jika N>R, suatu daerah dapat menjadi bagian wilayah pelayanan


angkutan umum.

Proses itu dilakukan terhadap kelurahan-kelurahan yang berada didalam


batas wilayah terbangun kota berurutan menjadi pusat kota, sampai pada
kelurahan yang mempunyai nilai N<R
14

Kelurahan terluar sebelum kelurahan yang mempunyai nilai N>R


merupakan kelurahan terluar dalam wilayah pelayanan angkutan umum
penumpang kota.

Titik terjauh perpotongan antara batas wilayah terbangun kelurahan


terluar yang mempunyai nilai N.R dan jaringan jalan kota, dapat dihitung
seperti berikut.

Perhitungan dapat menggunakan formulir berikut ini :


FORMULIR PERHITUNGAN PERMINTAAN PELAYANAN ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI WILAYAH PERKOTAAN

Tabel 2.5 Formulir Menentukan Jumlah Permintaan

Formulir I

K1 K2 L1 L2 M D
Kelurahan P Pm VI V2
(3) : (1) (4) : (1) (5) x (2) x 3 (6) x (2) x 2 (2) – ((7)+(8)) 2 x (9)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

P : Jumlah penduduk seluruhnya


Pm : Jumlah penduduk potensial melakukan pergerakan
V1 : Jumlah Kendaraan Pribadi (roda 4)
V2 : Jumlah kendaraan pribadi (roda 2)
K1 : Angka kepemilikan kendaraan pribadi (roda 4)
K2 : Angka Kepemilikan kendaraan pribadi (roda 2)
L1 : Kemampuan pelayanan kendaraan pribadi (roda 4), diasumsikan dapat mengankut 3 orang
L2 : Kemampuan pelayanan kendaraan pribadi (roda 2), diasumsikan dapat mengankut 2 orang
M : Jumlah kemampuan potensial melakukan pergerakan yang membutuhkan pelayanan angkutan umum
D : Jumlah permintaan angkutan umum penumpang
Sumber: Departemen Perhubungan, 2002.
16

Tabel 2.6 Formulir Penentuan Jumlah Armada

Formulir II

Keterangan
N
Kelurahan D Pmin N>R
(1) : (2)
(memenuhi atau tidak memenuhi)
1 2 3 4

Keterangan :
D : Jumlah permintaan angkutan penumpang (hasil perhitungan dari fomulir I)
Pmin : Jumlah penumpang minimal perhari per kendaraan ( Data pada tabel 2.3)
R : Jumlah kendaraan minimal untuk pengusaha angkutan umum penumpang ( Data pada tabel 2.4)
N : Jumlah kebutuhan kendaraan
Sumber: Departemen Perhubungan, 2002.
2.7 Analisis Data Menggunakan Software

Dalam penelitian mengenai Analisis Potensi Permintaan (demand)


Angkutan Umum Berbasis Mikrolet pada Kecamatan Alak Kota Kupang
menggunakan dua software untuk mengkaji data yaitu software microsoft excel
dan software SPSS

2.7.1 Microsoft excel

Microoft excel merupakan salah satu paket program dalam microsoft office
yang berguna untuk pengolahan lembar kerja (data yang disajikan dalam tabel
berupa kolom dan baris). Microsoft excel mampu melakukan perhitungan numerik
baik dengan operasi- operasi aritmatika maupun dengan fungsi matematika,
termaksuk fumgsi-fungsi statistik sederhana (statistik deskriptif). Dalam penelitian
ini, micrsoft Excel digunakan untuk melakukan analisis matematis, membuat
kuesioner dan input data kuesioner.

2.7.2 Software spss

Dalam penelitian ini akan menggunakan software untuk menganalisa data


untuk mengetahui faktor pengaruh terhadap intensitas permintaan jasa angkutan
umum di Kecamatan Alak. Software yang digunakan adalah SPSS. SPSS adalah
sebuah program komputer yang digunakan untuk membuat analisis statistika.
SPSS dipublikasi oleh SPSS Inc. SPSS (Statistical Package for the Social Science
atau Paket Statistik untuk Ilmu Sosial) versi pertama pada tahun 1968, diciptakan
oleh Norman Nie, seorang lulusan Fakultas Ilmu Politik dari Stanford University,
yang sekarang menjadi Profesor Peneliti Fakultas Ilmu Politik di Stanford
University dan Profesor Emiritus Ilmu Politik di University of Chicago.

SPSS Semula hanya digunakan untuk ilmu sosial saja, tapi perkembangan
berikutnya digunakan untuk berbagai disiplin ilmu sehingga kepanjangannya
berubah menjadi Statistical Product and Service Solution (Nisfianoor, 2009).
SPSS digunakan oleh peneliti pasar, peneliti kesehatan, perusahaan survey,
pemerintah, peneliti pendidikan, organisasi pemasaran, dan lain sebagainya.
Selain analisa statistika, manajemen data dan dokumentasi data juga merupakan
fitur-fitur dari software dasar SPSS.
18

SPSS dapat membaca berbagai jenis data atau memasukkan data secara
langsung ke dalam SPSS Data Editor. Bagaimanapun struktur dari file data
mentahnya, maka data dalam Data Editor SPSS harus dibentuk dalam bentuk baris
dan kolom. Baris berisi informasi untuk satu unit analisis, sedangkan kolom
adalah informasi yang dikumpulkan dari masing-masing kasus. Pada penelitian ini
akan digunakan beberapa pengujian statistik agar memperoleh fakor-faktor
pengaruh terhadap intensitas permintaan angkutan umum, uji statistik yang
digunakan adalah:

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui


sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam
melakukan fungsi ukurnya. Agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan
tujuan diadakannya pengukuran tersebut dengan persamaan Pearson product
moment (Riduwan, 2004), sebagai berikut :

................................................(7)

dimana :
rhitung = koefisien korelasi
∑Xi = jumlah skor item
∑Yi = jumlah total skor (seluruh item)
n = jumlah responden
Dalam penelitian kali ini penulis akan menggunakan tingkat signifikansi (α)
sebesar 5%, dan juga jika nilai r hitung < r tabel maka disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuisioner tidak dapat digunakan, namun jika sebaliknya maka
pertanyaan dapat digunakan.

b. Uji Reliabilitas

Apabila kuisioner sudah terbukti valid, maka selanjutnya akan diuji


reliabilitasnya. Realibilitas adalah tingkat keandalan kuisioner. Kuisioner yang
reliabel adalah kuisioner yang apabila diujicobakan secara berulang-ulang pada
kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Angka koefisien
reliabilitas berkisar antara 0.00 hingga 1.00. Butir kuisioner dinyatakan reliabel
jika memberikan nilai α > 0.60 (Ghozali, 2002). Kuisoner dinyatakan reliabel
apabila koefisien reliabilitas > 0.60.
Berikut adalah tabel indeks koefisien reliabilitas :
Tabel 2.7 Indeks Koefisien Reliabilitas
Nilai Interval Kriteria
<0,20 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 \Cukup
0,60-0,799 Tinggi
0,80-1,00 Sangat Tinggi
Sumber: Ghozali, 2002.

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid.


Uji ini digunakan untuk mengukur suatu kuisoner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach
Alpha lebih dari r tabel.
𝑘 ∑𝑆𝑖
r11 = [ ] [1 − ].......................................................................................................................... (8)
𝑘−1 ∑𝑠𝑡

dimana :
r11 = koefisien korelasi
∑Si = jumlah skor item
∑St = jumlah total skor (seluruh item)
k = jumlah responden

2. Uji Asumsi Klasik


Untuk meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah
linear dan dapat dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan, maka akan
dilakukan pengujian normalitas dan multikolinearitas (Ghozali, 2006).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel,
pengganggu atau residual normal atau tidak. Seperti diketahui Uji t dan F,
20

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk
menguji apakah distribusi variabel pengganggu atau residual dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006).
Sedangkan dasar pengambilan keputusan uji normalitas data, adalah:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau garis histogramnya, menunjukkan distribusi normal di
bawah kurva normal, maka model regresi memenuhi.
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram, tidak menunjukkan distribusi normal di
bawah kurva normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Multikoleniaritas
Jika pada model persamaan regresi mengandung gejala multikoleniaritas,
berarti terjadi kolerasi (mendekati sempurna) antara variabel bebas. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Suatu
model regresi yang bebas multikoleniaritas mempunyai nilai tolerance lebih dari
0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 10.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda (Sugiyono, 1999) digunakan untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas baik secara bersama-sama
(simultan) maupun secara parsial.
a. Uji Parsial (Uji t)
Menurut Sugiyono (1999), uji pengaruh secara parsial bertujuan untuk menguji
secara parsial pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka formulasi uji t yang
digunakan sebagai berikut

.............................................................................................................(9)

dimana :
bi = koefisien regresi
Sbi = simpangan baku (standard error)
Taraf signifikansi α : 0,05 Kaidah pengambilan keputusan:

a. Jika nilai signifikan > α (0,05), artinya secara parsial variabel bebas
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel terikat.

b. Jika nilai signifikan ≤ α (0,05), artinya secara parsial variabel bebas


mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
b. Uji Simultan (Uji F)
Menurut Sugiyono (2014), uji bersama-sama (Uji F) bertujuan untuk menguji
secara simultan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka formulasi uji F
yang digunakan sebagai berikut:

..............................................................................................(10)

dimana :
JKR = Jumlah Kuadrat Regresi
JKE = Jumlah Kuadrat Error
n = Banyaknya responden
k = Banyak variabel Taraf signifikansi
α = 0,05 Kaidah Pengambilan keputusan
a. Jika nilai signifikan > α (0,05), artinya secara parsial
variabel bebas mempunyai pengaruh yang tidak signifikan
terhadap variabel terikat.
b. Jika nilai signifikan ≤ α (0,05), artinya secara parsial variabel
bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat.
4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui kontribusi


pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dengan
rumus sebagai berikut:

......................................................................................(11)
di mana :
R2 = Koefisien Determinasi

JKR = Jumlah Kuadrat Regresi


22

JKT = Jumlah Kuadrat Total


Pada perhitungan regresi tersebut akan diperoleh koefisien determinasi
ganda (R2) yang digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan yang paling baik
dari model regresi yang digunakan. Jika R2 yang diperoleh mendekati 1 (satu),
maka semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel
independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Jika R2 yang diperoleh
mendekato 0 (nol), maka semakin lemah model tersebut dalam menerangkan
variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat).
2.8 Penarikan Jumlah Sampel
Sebelum melakukan uji statistik terlebih dahulu harus dilakukan penarikan
jumlah sampel, dengan menggunakan rumus Slovin (Sugiyono, 2006). Rumus
Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut:

..................................................................................................................(12)

dimana :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = persentase kesalahan yang ditolerir (e = 7%)

Jumlah sampel atau responden yang diambil berdasarkan teknik probability


sampling, di mana peneliti memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu sendiri. Pengambilan sampel
ini dilakukan dengan teknik insindental, seperti yang dikemukakan Sugiyono
(2006), bahwa sampling insindental adalah penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan
peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
2.9 Skala Likert

Skala Likert atau Likert Scale adalah skala penelitian yang digunakan untuk
mengukur sikap dan pendapat. Dengan skala likert ini, responden diminta untuk
melengkapi kuesioner yang mengharuskan mereka untuk menunjukkan tingkat
persetujuannya terhadap serangkaian pertanyaan. Pertanyaan atau pernyataan
yang digunakan dalam penelitian ini biasanya disebut dengan variabel penelitian
dan ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Nama Skala ini diambil dari nama
penciptanya yaitu Rensis Likert, seorang ahli psikologi sosial dari Amerika
Serikat.

Tingkat persetujuan yang dimaksud dalam skala Likert ini terdiri dari 5
pilihan skala yang mempunyai gradasi dari Sangat Setuju (SS) hingga Sangat
Tidak Setuju (STS). 5 pilihan tersebut diantaranya adalah :
1. Sangat Tidak Setuju (STS)
2. Tidak Setuju (TS)
3. Normal (N)
4. Setuju (S)
5. Sangat Setuju (SS)
24

2.10 Penelitian Terdahulu


Tabel 2.8 Penelitian
Terdahulu
Nama Judul dan
No Kesamaan Perbedaan
Peneliti Tahun Penelitian
1 Magdalena Analisis Metode yang Studi kasus : Analisis
B. Yane Kebutuhan dipakai pada bangkitan perjalanan
Angkutan Umum analisis penduduk yang
Jalur Kolhua- permintaan menggunakan
Bundaran PU dan pelayanan kendaraan pribadi
Bangkitan angkutan
Perjalanan umum
Penduduk yang menggunakan
Menggunakan metode dari
Kendaraan Pribdi Departemen
Tahun: 2016 Perhubungan
tahun 2002
2 Annisa E. Model Tarikan Analisis faktor Studi kasus : Analisis
Normandiri Pergerakan yang Model Tarikan
Transportasi pada mempengaruhi Pergerakan
Kompleks Lippo tarikan Transpotasi
Plaza, Flobamora pergerakan
Mall dan menggunakan
Hypermart metode
Bundaran PU Analisis
Kota Kupang Regresi Linier
Tahun: 2016 Berganda
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Kupang pada wilayah Kelurahan Fatufeto


dan Kelurahan Nunbaun Delha.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 2 minggu di setiap kelurahan yang mulai pada


tanggal 23 November sampai tanggal 4 Desember 2020 di Kelurahan Fatufeto dan
tanggal 7 Desember sampai tanggal 18 Desember 2020 di Kelurahan Nunbaun
Delha sesuai bar chart jadwal penelitian lengkap. Penelitian dilakukan pada pagi
hari sampai malam hari yakni dari pukul 09.00 WITA sampai pukul 19.00 WITA.
26

Kegiatan Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pembagian dosen pembimbing, studi literatur awal, penyususan
Proposal Bab I, II, dan III, konsultasi dan revisi proposal, seminar proposal, revisi proposal, penyerahan proposal, penelitian, analisa dan
konsultasi hasil penelitian, seminar hasil penelitian, revisi hasil penelitian, ujian skripsi, revisi skripsi dan penjilidan, dan pengumpulan
skripsi dilakukan selama kurang lebih 12 bulan dari bulan september 2020 sampai bulan agustus 2021. Jadwal kegiatan (bar chart)
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Bar Chart Jadwal Penelitian

Sep-20 Okt-20 Nov-20 Des-20 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 Mei-21 Jun-21 Jul-21 Agu-21
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembagian Dosen Pembimbing
2 Studi Literatur Awal
3 Penyusunan Proposal Bab I, II dan III
4 Konsultasi dan Revisi Proposal
5 Seminar Proposal
6 Revisi Proposal
7 Penyerahan Proposal
8 Penelitian
9 Analisa dan Konsultasi Hasil Penelitian
10 Seminar Hasil Penelitian
11 Revisi Hasil Penelitian
12 Ujian Skripsi
13 Revisi Skripsi dan Penjilidan
14 Pengumpulan Skripsi
3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini merupakan masyarakat kelurahan Fatufeto dan


masyarakat Kelurahan Nunbaun Delha yang berada dalam usia potensial
melakukan perjalanan yaitu dari umur 11 tahun – 55 tahun.

3.2.2 Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin


(Sugiyono,2006) dengan memperkirakan bahwa semua masyarakat Kelurahan
Fatufeto dan Kelurahan Nunbaun Delha yang berusia 11 sampai 55 tahun
memiliki potensi melakukan perjalanan. Sehingga sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah populasi seluruh masyarakat Kelurahan Fatufeto dan
Kelurahan Nunbaun Delha yang berada dalam rentan usia 11 sampai 55 tahun
yang secara baik dapat mengisi kuisioner dari peneliti dengan bertanggungjawab.
Sehingga berdasarkan persamaan (12) maka didapat banyak sampel :
N
𝑛 = 1+Ne2 4500 = 195,22 sampel, dipakai 200 sampel.
= 1+4500(7%)^2

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi ( Jumlah penduduk dalam rentan umur 5-56 tahun )

e = Persentase kesalahan yang ditolerir ( e = 7% )

catatan: data jumlah sampel didapat dari data sekunder yaitu jumlah penduduk yang
dalam rentan usia 11 – 55 tahun, data dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.3 Jenis Data

3.3.1 Data primer

Data primer dari penelitian ini diperoleh dari hasil survei wawancara dan
survei kuisioner yang dibagikan kepada responden sesuai sampel yaitu 100 sampel
dalam rentan usia 11 sampai 55 tahun pada masing-masing kelurahan.
28

3.3.2 Data sekunder

Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari data penduduk kelurahan
yang didapatkan langsung dari kantor lurah dengan menggunakan surat ijin dari
pihak prodi, antara lain:

 Jumlah penduduk keseluruhan


 Jumlah penduduk berusia potensial melakukan perjalanan
 Jumlah Pekerja
 Jumlah Pelajar
 Jumlah fasilitas perekonomian, kesehatan,dll.
 Sarana pendidikan, sarana peribadatan, dan fasilitas olahraga

3.4 Variabel Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan variabel-variabel yang berhubungan


dengan faktor yang mempengaruhi permintaan angkutan umum. Variabel yang
digunakan adalah sebagai berikut :

 Y1 = Intensitas permintaan angkutan umum mikrolet


 X1 = Biaya Transpor
 X2 = Tarif Transpor
 X3 = Pendapatan Pemakai Jasa Angkutan
 X4 = Kecepatan Angkutan
 X5 = Kualitas Pelayanan
Berdasarkan variabel-variabel di atas, Y1 merupakan variabel terikat
dengankan X1 sampai X5 merupakan variabel bebas.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik pengumpulan data dengan survey

Teknik pengumpulan data dengan survei dilakukan dengan cara mengambil


data pada setiap kelurahan yaitu pada Kelurahan Fatufeto dan Kelurahan Nunbaun
Delha dengan membawa surat ijin yang sudah disediakan oleh operator program
studi pada jam kerja.
3.5.2 Teknik pengumpulan data dengan kuisioner

Teknik pengumpulan data dengan teknik kuisioner dilakukan dengan


metode wawancara yang menggunakan kuisioner yang memuat pertanyaan
berbagai atribut setiap jenis variabel. Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara
sama dengan jenis pertanyaan dalam kuisioner yang sudah dibuat harus dijawab
oleh responden. Kuisioner yang sudah disiapkan peneliti akan dilampirkan pada
Lampiran 2.

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara matematis. Teknik analisis


terhadap data yang telah dikumpukan untuk mengetahui potensi permintaan
(demand) angkutan umum mikrolet dengan menggunakan metode dari
Departemen Perhubungan, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan
Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur.

Tenik Analisis Data Untuk Mengetahui Permintaan Angkutan Umum

a. Menghitung Angka kepemilikan kendaraan pribadi (K)


b. Menghitung kemampuan pelayanan kendaraan pribadi (L)
c. Menghitung jumlah kemampuan potensial melakukan pergerakan
yang membutuhkan pelayanan angkutan umum (M)
d. Menghitung jumlah permintaan angkutan umum penumpang (D)
e. Mengontrol kelayakan penyediaan angkutan umum pada suatu derah
dengan membandingkan Jumlah permintaan angkutan umum
penumpang (D) dengan mengalikan jumlah kendaraan minimal untuk
pengusaha angkutan umum (R) dan jumlah penumpang minimal per
kendaraan per hari (Pmin)
f. Menghitung Jumlah kendaraan yang dibutuhkan (N)

Teknik Analisis Data Untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi


Permintaan Angkutan Umum Mikrolet dengan bantuan software SPSS
a. Uji Validitas
b. Uji Reliabilitas
c. Uji Asumsi Klasik
d. Analisis Regresi Linear Berganda
30

e. Koefisien Determinasi
Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan
tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah
satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala
dengan format seperti :
a. Pertanyaan Positif (+)
Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
Skor 2. Tidak (setuju/baik) atau kurang
Skor 3. Normal / Cukup
Skor 4. (setuju/baik/suka)
Skor 5. Sangat (setuju/baik/suka)
b. Pernyataan Negatif
Skor 1. Sangat (setuju/baik/suka)
Skor 2. (setuju/baik/suka)
Skor 3. Normal / Cukup
Skor 4. Tidak (setuju/baik) atau kurang
Skor 5. Sangat (tidak setuju/ buruk/kurang sekali)
c. total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor
masing-masing item dari individu tersebut.
d. Respon dianalisis untuk mengetahui item-item mana yang sangat
nyata batsan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala total.
Misalnya, responden pada upper 25% dan lower 25% dianalisis untuk
melihat sampai berapa jauh tiap item dalam kelompok ini berbeda.
Item-item yang tidak menunjukan beda yang nyata, apakah masuk
dalam skor tinggi atau rendah juga dibuang untuk mempertahankan
konsistensi internal dari pertanyaan.
3.7 Diagram Alir Penelitian
Penelitian mengenai analisis potensi permintaan (demand) angkutan umum
berbasis mikrolet pada Kecamatan Alak Kota Kupang yang dilakukan mengikuti
diagram alir penelitian, berikut merupakan diagram alirnya.

Mulai

Perumusan Masalah

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


Jumlah penduduk keseluruhan Jumlah penduduk berusia potensial melakukan p
Jumlah Pekerja 
Jumlah Pelajar


Hasil survei wawancara dengan kuesioner yang diisi oleh responden

Jumlah fasilitas perekonomian,


kesehatan,saranapendidikan, sarana peribadatan, dan fasilitas
olahraga

A
32

Analisis Matematis

Analisis Potensi Permintaan Angkutan Umum Data Kuesioner


ya
tidakangkutan umum
Analisis Faktor yang mempengaruhi intensitas permintaan
Uji validitas dan reliabilitas

Uji asumsi klasik

Analisis regresi linier berganda

Koefisien determinasi

Hasil analisis dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian


Daftar Pustaka

Alsasad Rudi, 2018, Sekilas Perjalanan Oplet, Mikrolet dan Angkot,


Kompas.com, Bogor.

Angkutan Kota, Transportasi Umum, Wikipedia.

Annisa E. Normandiri, 2016, Model Tarikan Pergerakan Transportasi pada


Kompleks Lippo Plaza, Flobamora Mall dan Hypermart Bundara PU Kota
Kupang, Jurnal Teknik Sipil, Vol V, No 2, Kupang.

Anwar Hidayat, 2016, Cara Hitung Rumus Slovin Besar Sampel, Statistikian.

Departemen Perhubungan RI Tahun 2002, Pedoman Teknis


Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Dalam Trayek Tetap dan
Teratur.

Dewa Ayu Nyoman Sriastuti, 2107, Analisis Potensi Permintaan (demand)


Angkutan Umum pada Koridor Jalan Raya Sesetan Denpasar, Jurusan
Teknik Sipil, Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali.

Herry Judhi Pratikno, S.E, 2006, Analisis Intensitas Penggunaan Angkutan


Penumpang Umum, Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan,
Universitas Diponegoro, Semarang.

Ika Dewi, 2019, Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Transportasi


Penyebrangan di Kabupaten Kepulauan Selayar, Universitas Islam Negero
Alauddin Makassar, Makassar.

Magdalena B. Yane, 2016, Analisis Kebutuhan Angkutan Umum Jalur


Kolhua-Bundaran PU dan Bangkitan Perjalanan penduduk yang
Mengunakan Kendaraan Pribadi, Jurnal Teknik Sipil, Vol. V, No. 1,
Kupang.

Anda mungkin juga menyukai