Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat


memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST.)
di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

oleh :
Widyatama Fanmira
19110059
s
Tanggal Ujian : ………………
Disetujui oleh:
Pembimbing,

………Nama………..…
NIP/NIK : ……………..

Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik, Ketua Program Studi Teknik Sipil,

………Nama………….. ….……Nama………….....

NIP/NIK : ………….. NIP/NIK : ………….……


DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR
ISI .................................................................................................................................................3
I. PENDAHULUAN
1. Sejarah Jembatan ...................................................................................................4
2.DefinisiJembatan.....................................................................................................4
II.
ISI ..................................................................................................................................5
1. JENIS JEMBATAN BERDASARKAN MATERIAL ..........................................6
1. Jembatan
Kayu .............................................................................................6
2. Jembatan
Beton ............................................................................................8
3. Jembatan Baja ..............................................................................................9
2. JENIS JEMBATAN MENURUT FUNGSINYA ....................................………11
1. Jembatan Jalan
Raya ..................................................................................11
2. Jembatan
Penyebrangan .............................................................................11
3. Jembatan Kereta
Api ..................................................................................11
4. Jembatan
Darurat . ......................................................................................12
5. Jembatan
Pipa . ...........................................................................................12
6. Jembatan Untuk
Air . ..................................................................................13
3. JENIS JEMBATAN BERDASARKAN STRUKTUR . ......................................14
1. Jembatan Rangka .......................................................................................14
2. Jembatan cable-
stayed ................................................................................14
3.
JembatanGantung . .....................................................................................15
4. Jembatan
Gelagar . .....................................................................................15
5. Jembatan
Lengkung . ..................................................................................16
6. Jembatan Box
girder . .................................................................................17
4. JENIS JEMBATAN BERDASARKAN PANJANG
BENTANG . .....................18
DAFTAR
PUSTAKA . .........................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

1.A SEJARAH

Jembatan pertama yang dibuat dengan titian kayu untuk menyeberangi sungai. Ada
juga orang yang menggunakan dua utas tali atau rotan, yang diikat pada bebatuan di tepi
sungai. Seterusnya, batu digunakan, tetapi cuma sebagai rangka. Jembatan gerbang
berbentuk melengkung yang pertama dibuat semasa zaman Emperor Roma, dan masih
banyak jembatan dan saluran air orang Roma yang kenal hingga hari ini. Orang-orang
Roma juga mempunyai pengetahuan, yang mengurangkan perbedaan kekuatan batu yang
berbeda. Jembatan bata dan mortar dibuat pada zaman kaisar Romawi, karena sesudah
zaman tersebut, teknologi pengetahuan telah hilang. Pada Zaman Pertengahan, tiang-tiang
jembatan batu biasanya lebih besar sehingga menyebabkan kesulitan kepada kapal-kapal
yang lalu-lalang di sungai tersebut.
Pada abad ke-18, mulai banyak pembaruan dalam pembuatan jembatan kayu oleh
Hans Ulrich, Johannes Grubenmann dan lain-lain. Dengan kedatangan Revolusi Industri
pada abad ke-19, sistem rangka (truss system) menggunakan besi untuk memajukan untuk
pembuatan jembatan yang lebih besar, tetapi besi tidak mempunyai kekuatan ketegangan
(tensile strength) yang cukup untuk beban yang besar. Apabila mempunyai kekuatan
ketegangan yang tinggi, jembatan yang lebih besar akan dibuat, kebanyakannya
menggunakan idea Gustave Eiffel, yang pertama kali dipertunjukkan di Menara Eiffel di
Paris, Perancis. Yang sesuai digunakan untuk pembuatan jembatan yang panjang karena ia
mempunyai kekuatan kepada berat yang tinggi, tetapi konkrit pula mempunyai kos
penjagaan yang lebih murah. Jadi, selalunya "konkrit diperkuat" (reinforced concrete)
digunakan - kekuatan ketegangan konkrit yang lemah diisi oleh kabel tembaga yang
ditanam di dalam konkrit itu.
2. B DEFINISI JEMBATAN
Jembatan merupakan suatu bangunan yang dibuat untuk melintasi rintangan baik
yang terjasi dialam aupun buatan mausian. Jembtan dapat dikelompokan menjadi beberapa
jenis.

BAB II
ISI

2.1. JENIS JEMBATAN BERDASARKAN MATERIAL


Dalam pembuatan struktur jembatan dibutuhkan material-material tertentu
sebagai komponen pembentuknya. Jembatan ditinjau dari material strukturnya
dapat diurutkan sebagai
berikut :
1. Jembatan kayu
2. Jembatan Beton
3. Jembatan Baja
4. Jembatan Komposit (Beton dan Baja).
Pada masing-masing material tersebut mempunyai keunggulan dan kekurangan.
Berikut penjelasan mengenai perbandingan keunggulan maupun kekurangan dari
material tersebut.
2.1.1 Jembatan Kayu

Kayu merupakan bahan yang cukup kuat dan kaku untuk dijadikan sebagai bahan
bangunan, dan kayu juga relatif mudah dibentuk dan dipotong-potong sesuai keingginan. Namun
dengan semakin majunya teknologi dan pengetahuan tentang material, orang-orang beralih
menggunakan beton maupun baja dalam pembuatan infrastruktur khususnya jembatan sehingga
untuk saat ini sudah sulit ditemui jembatan yang terbuat dari kayu.
Berikut Kekurangan serta kelebihan Penggunaaan Kayu pada jembatan
 Kelebihan :
a. Untuk membuat jembatan dengan bentang yang pendek, kayu lebih mudah dibentuk,
karena dapat dipotong-potong, sehingga pengerjaanya lebih mudah dibangdingkan
dengan pembuatan jembatan dari bahan beton atau baja.
b. Untuk beberapa jenis kayu tertentu, harga yang diperlukan untuk memperoleh kayu
untuk membuat jembatan (dengan bentang yang pendek) lebih murah daripada
menggunakan bahan beton maupun baja.
c. Lebih ramah lingkungan.
 Kekurangan :
a. Karena kayu berasal dari alam kualitas bahan kayu sulit untuk dikontrol. Sering kita
jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan proses tumbuh maupun
kesalahan akibat olah dari produk kayu.
b. Dibanding dengan bahan beton dan baja, kayu memiliki kekurangan terkait dengan
ketahanan-keawetan. Kayu dapat membusuk karena jamur dan kandungan air yang
berlebihan, lapuk karena serangan hama dan lebih mudah terbakar jika tersulut api.
c. Tidak semua daerah mudah dalam memperoleh kayu dengan kualitas yang
diinginkan.

2.1.2 Jembatan Beton

Beberapa sifat yang dimiliki beton sehingga dapat dibandingkan dengan baja
maupun kayu sebagai material pembentuk bangunan jembatan adalah sebagai
berikut.
 Kemanan :
Material beton merupakan material yang aman jika dikaitkan dengan bahaya
benturan/ impak, api dan angin. Hal ini berkaian dengan karakternya yang berat dan kaku,
tanpa diperlukan suatu perlakukan khusus, beton bahkan mempunyai ketahanan
terhadap temperatur yang sangat tinggi tanpa kehilangan kemampuan integritas
strukturnya . Selain itu, bangunan beton bertulang memiliki ketahanan yang cukup tinggi
terhadap bahaya angin, sebuah gedung yang dibangun dengan beton bertulang yang
dicor ditempat mampu menahan angin dengan kecepatan 200 mil /jam.
Dengan design yang baik, beton juga dapat memenuhi kriteria yang diharapkan
untuk keperluan ketahanan terhadap beban gempa misalnya untuk memenuhi faktor
kekakuan dan daktilitas.
 Harga
Menurut Ed Alsamsam, (PCA’s manager of buildings and special structures)
Secara umum, harga material beton di dunia adalah relatif stabil, dimana fluktuasi
harga material penyusun beton tidak terlalu besar, bahkan fluktuasi harga baja
tulangan untuk beton pun tidak terlalu berpengaruh pada harga beton bertulang secara
signifikan. Terutama untuk skala proyek yang besar dan dalam jangka waktu panjang,
prediksi rugi laba suatu kontrak proyek lebih mudah diprediksi

 Fleksibilitas Design :
Mengingat sifat beton yang mudah dibentuk, berbagai tampilan sesuai selera dan
seni dapat dipenuhi. Berbagai bentuk struktur bangunan beton bisa mengakomodasi
keinginan para arsitek, sehingga banyak dijumpai sruktur gedung atau bangunan lain
dengan nilai estetis yang sangat tinggi.
 Waktu pelaksaan :
Khusus untuk beton yang dicor ditempat, waktu pelaksanaan konstruksi
relatif lebih panjang, mulai dari pembuatan peracah dan acuan beton/bekisting,
pemberian tulangan, pengecoran dan perawatan beton memerlukan waktu yang
cukup panjang sampai umur beton yang cukup tercapai untuk dapat dilakukan
pembongkaran perancah/steger. Beberapa bahan aditif bisa ditambahkan untuk
mempercepat proses pengeringan beton.
2.1.3 Jembatan Baja
Keuntungan struktur dari material baja dalam pembangunan jembatan adalah sebagai berikut dari
pada beton ataupun kayu:
a. Rendahnya biaya pemasangan, jadwal konstruksi yang lebih cepat, dan keselamatan
kerja sewaktu pemasangan adalah beberapa keuntungan dalam konstruksi jembatan saat
ini.
b. Selain kapasitas baja untuk menahan beban berat selama masa layan, perencanaan juga
harus memasukkan faktor arsitektur. Berdasarkan pertimbangan itu, jembatan baja
menawarkan beberapa keuntungan daripada beton. Ada beberapa pertimbangan mengapa
jembatan baja mempunyai nilai ekonomis dari pada jembatan beton, yaitu:
 Besi baja mempunyai kuat tarik dan kuat tekan yang tinggi sehingga dengan
material yang sedikit bisa memenuhi kebutuhan struktur
 Keuntungan lain bisa menghemat tenaga kerja karena besi baja diproduksi di
pabrik dilapangan hanya ereksi pemasangannya saja.

 Setelah selesai masa layan, besi baja bisa dibongkar dengan mudah dan
dipindahkan ke tempat lain, setelah masa layan, jembatan baja bisa dengan mudah
diperbaiki dari karat.dll yang menyebabkan penurunan kekuatan strukturnya.
 Pemasangan jembatan baja di lapangan lebih cepat dibandingkan dengan jembatan
beton.dan memerlukan suatu ruang yang relatif kecil di lokasi konstruksi. Ini
adalah salah satu keuntungan dari jembatan baja ketika lokasi itu berhubungan
dengan lokasi proyek padat dan sempit.
 keuntungan baja dalam masalah keamanan strukturnya adalah baja mempunyai
kekuatan struktur yang pasti bila dibandigkan dengan beton yang kekuatan
strukturnya berubah berdasarkan campuran semen dan airnya.
 Beban angin juga menjadi lebih kecil dalam jembatan yang memakai material baja.
Ini dikarenakan material struktur dengan memakai baja lebih kecil daripada
jembatan dari beton.
Namun pada struktur baja jugan memiliki kekurangan, yaitu :
 Lebih berisik jika dilewati eban seperti kereta api.
 Bisa berkarat
2.2 JENIS JEMBATAN BERDASARKAN FUNGSINYA
2.2.1 Jembatan jalan raya (highway bridge)
Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan baik
kendaraan berat maupun ringan. Jembatan jalan raya ini menghubungkan antara
jalan satu ke jalan lainnya.

2.2.2 Jembatan penyeberangan (foot bridge)


Jembatan yang digunakan untuk penyeberangan jalan. Fungsi dari jembatan ini
yaitu untuk memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati jembatan penyeberangan
tersebut dan memberikan keamanan serta mengurangi faktor kecelakaan bagi
penyeberang jalan.

2.2.3 Jembatan kereta api (railway bridge)


Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api. Perencanaan
jembatan ini dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan, hingga beban yang diterima
oleh jembatan disesuaikan dengan kereta api yang melewati jembatan tersebut.
2.2.4 Jembatan darurat
Jembatan darurat adalah jembatan yang direncanakan dan dibuat untuk
kepentingan darurat dan biasanya dibuat hanya sementara. Umumnya jembatan darurat
dibuat pada saat pembuatan jembatan baru dimana jembatan lama harus dilakukan
pembongkaran, dan jembatan darurat dapat dibongkar setelah jembatan baru dapat
berfungsi.

2.2.5 Jembatan Pipa


Jembatan ini digunakan untuk pipa yang mengalirkan gas.
2.2.6 Jembatan Untuk Air
Jembatan ini hanya digunakan untuk air dan dilintasi oleh perah maupun kapal.

2.3 JENIS JEMBATAN BERDASARKAN STRUKTURNYA


2.3.1 Jembatan rangka (truss bridge)

Contoh jembatan rangka (truss breidge)


Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk dasar berupa segitiga.
Elemen rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya sehingga setiap batang hanya
menerima gaya aksial tekan atau tarik saja. Jembatan rangka merupakan salah satu
jembatan tertua dan dapat dibuat dalam beragam variasi bentuk, sebagai gelagar
sederhana, lengkung atau kantilever.
2.3.2 Jembatan cable-stayed
Contoh jembatan cable – stayed
Jembatan cable-stayed menggunakan kabel sebagai elemen pemikul lantai lalu
lintas. Pada cable-stayed kabel langsung ditumpu oleh tower. Jembatan cable-stayed
merupakangelagar menerus dengan tower satu atau lebih yang terpasang diatas pilar – pilar
jembatanditengah bentang. Jembatan cable-stayed memiliki titik pusat massa yang relatif
rendah posisinya sehingga jembatan tipe ini sangat baik digunakan pada daerah dengan
resiko gempa.
2.2.3 Jembatan gantung (suspension bridge)

Contoh jembatan gantung


Sistem struktur dasar jembatan gantung berupa kabel utama (main cable) yang
memikul kabel gantung (suspension bridge). Lantai lalu lintas jembatan biasanya
tidak terhubungkan langsung dengan pilar, karena prinsip pemikulan gelagar terletak
pada kabel.
Apabila terjadi beban angin dengan intensitas tinggi jembatan dapat ditutup
dan arus lalu lintas dihentikan. Hal ini untuk mencegah sulitnya mengemudi
kendaraan dalam goyangan yang tinggi. Pemasangan gelagar jembatan gantung
dilaksanakan setelah sistem kabel terpasang, dan kabel sekaligus merupakan bagian
dari struktur launching jembatan.
2.3.4 Jembatan gelagar (beam bridge)
Contoh jembatan gelagar
Jembatan bentuk gelagar terdiri lebih dari satu gelagar tunggal yang terbuat dari
beton, baja atau beton prategang. Jembatan jenis ini dirangkai dengan menggunakan
diafragma, dan umumnya menyatu secara kaku dengan pelat yang merupakan lantai lalu
lintas.
2.3.5 Jembatan lengkung (arch bridge)

Contoh jembatan lengkung


Pelengkung adalah bentuk struktur non linier yang mempunyai kemampuan sangat
tinggi terhadap respon momen lengkung. Yang membedakan bentuk pelengkung dengan
bentuk – bentuk lainnya adalah bahwa kedua perletakan ujungnya berupa sendi sehingga
pada perletakan tidak diijinkan adanya pergerakan kearah horisontal. Bentuk Jembatan
lengkung hanya bisa dipakai apabila tanah pendukung kuat dan stabil.

2.3.6 Jembatan box girder


Contoh jembatan box girder
Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton konvensional maupun
prategang. box girder terutama digunakan sebagai gelagar jembatan, dan dapat
dikombinasikan dengan sistem jembatan gantung, cable-stayed maupun bentuk
pelengkung. Manfaat utama dari box girder adalah momen inersia yang tinggi dalam
kombinasi dengan berat sendiri yang relatif ringan karena adanya rongga ditengah
penampang. box girder dapat diproduksi dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk trapesium
adalah yang paling banyak digunakan. Rongga di tengah box memungkinkan pemasangan
tendon prategang diluar penampang beton. Jenis gelagar ini biasanya dipakai sebagai
bagian dari gelagar segmental, yang kemudian disatukan dengan sistem prategang post
tensioning. Analisa full prestressing suatu desain dimana pada penampang tidak
diperkenankan adanya gaya tarik, menjamin kontinuitas dari gelagar pada pertemuan
segmen. Dalam perancangan jembatan ada beberapa aspek yang perlu ditinjau yang
nantinya akan mempengaruhi dalam penetapan bentuk maupun dimensi jembatan.
2.4 JENIS JEMBATAN BERDASARKAN PANJANG BENTANG
1. Jembatan dengan bentang sangat pendek (kurang dari 5 m)
2. Jembatan dengan bentang pendek (kurang dari 40 m)
3. Jembatan dengan bentang menengah (antara 40 m sampai 125 m)
4. Jembatan dengan bentang panjang (lebih dari 125 m)
5. Jembatan dengan bentang sangat panjang (lebih dari 600 m)

DAFTAR PUSTAKA
1. Baja profil WF-beam proses canai panas,
SNI 07-7178-2006.
2. Tabel Profil baja PT. Gunung Garuda

Anda mungkin juga menyukai