Oleh:
ELRICH GRATIAWAN WD. GULO
NIM. 221158007
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Inspeksi, Pemeliharaan dan Metoda
Perbaikan Infrastruktur (Studi Kasus Jembatan Lubuk Kuari, Provinsi Jambi). Laporan ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inspeksi, Pemeliharaan dan Metoda Perbaikan
Infrastruktur (IPMPI), Program Studi Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur, Jurusan Teknik
Sipil, Politeknik Negeri Bandung.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil literatur dan analisis terhadap Jembatan Lubuk
Kuari di Provinsi Jambi dengan tujuan untuk mendata kerusakan-kerusakan yang ada pada
komponen baja jembatan dan memberikan rekomendasi pengujian dan penanganan terkait
kerusakan tersebut.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan sebagai
penunjang dalam bidang keilmuan teknik sipil. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan waktu,
namun demikian semoga laporan ini dapat menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 4 PENUTUP ........................................................................................................................ 18
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2. Faktor-faktor yang mengakibatkan kerusakan pada komponen baja dan memperkirakan
tingkat kerusakannya;
3. Rekomendasi pengujian terkait kerusakan pada komponen baja dan tindakan perbaikan
untuk menanggulangi kerusakan yang ada.
2
BAB 2
TINJAUAN UMUM
Peta lokasi Jembatan Lubuk Kuari dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.
3
2.2 Kondisi Jembatan Lubuk Kuari
Pada bagian ini ditampilkan gambar yang menunjukkan kondisi Jembatan Lubuk
Kuari saat ini, dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.
Jembatan Lubuk Kuari saat ini masih berfungsi sebagai penghubung antar Jalan
Tembesi-Jambi, Kabupaten Muaro Jambi yang dilalui oleh sungai Muaro Pijoan.
4
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
No Jenis Kerusakan Elemen Perkiraan Kuantitas Foto Kerusakan Jembatan
6
No Jenis Kerusakan Elemen Perkiraan Kuantitas Foto Kerusakan Jembatan
7
Menurut Fahimuddin et al. (2022), Karat atau korosi pada baja sangat erat
hubungannya dengan inspeksi maupun perawatan, lebih khusus pada konstruksi jembatan
baja karena konstruksinya yang terekspose secara terbuka di lingkungan yang tidak
terlindung dari hujan serta panas. Korosi pada baja merupakan masalah utama pada
struktur, terutama jembatan baja, karena dapat menyebabkan berkurangnya penampang dan
menurunkan sifat mekanik, termasuk kekuatan leleh, kekuatan ultimit, dan daktilitas.
Korosi dapat mengurangi masa layan jembatan dan membuat jembatan rentan terhadap
kegagalan. Dalam sebagian besar kasus, baja jembatan secara bersamaan mengalami
tegangan akibat pembebanan dalam kondisi mengalami korosi. Oleh karena itu, sangat
penting untuk melakukan inspeksi dan pemeliharaan terhadap komponen baja pada elemen
struktur jembatan.
8
menghasilkan gelombang ultrasonic. Selain memperoleh data dari hasil pembacaan
sensor photoacoustic, metode pelengkap yang digunakan adalah menghitung beban
yang hilang (mass loss) pada setiap spesimen yang terkorosi. Nantinya hasil
penghitungan massa yang hilang tersebut akan dihubungkan dengan hasil pembacaan
sensor photoacoustic untuk memperoleh hubungan keterkaitannya.
Gelombang ultrasonik yang dihasilkan oleh Ultrasound Generator (UG)
berfrekuensi 8 MHz dalam ruang 0.4 mm yang dipasangkan dengan Fiber Bragg
Grating (FBG) sebagai receiver. Transmitter dan receiver diposisikan secara
berpasangan dan berseberangan, yaitu satu UG dan satu FBG diposisikan di sisi yang
saling berhadapan dan mengapit spesimen. Satu spesimen diapit oleh beberapa pasang
alat tersebut dalam jarak yang sudah ditentukan. Pemasangan perangkat sensor dapat
dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini.
9
Gambar 3.2 Ilustrasi pengujian Metode Piezoelectric Pulse Echo
Sumber: Putro (2019)
10
Gambar 3.3 Pengaturan Metode Deteksi Laser Ultrasonic
Sumber: Putro (2019)
4. Metode Sensor Ultrasonik dengan Artificial Neural Network Back Propagation dan
Radial Basis Function
Metode ini menggunakan sensor ultrasonic dan kemudian data hasil pengukuran
diolah menggunakan Artificial Neural Network (ANN). Metode pengujian dengan
prinsip Huygens-Fresnel, menjelaskan bahwa ketika ukuran lapisan korosi lebih kecil
dibanding panjang gelombang ultrasonic, maka gelombang akan berdifraksi sehingga
receiver akan menerima gelombang yang lebih panjang. Karena impedansi akustik
udara lebih rendah dari beton dan spesimen, maka energi suara hasil pantulan akan
berkurang sehingga durasi suara akan meningkat akibat pemantulan dan hamburan
gelombang yang mengenai permukaan terkorosi. Pengujian ini juga memperhatikan
tingkat kadar air yang terkandung dalam lapisan spesimen untuk mengetahui dan
membuktikan apakah kadar air tersebut memiliki pengaruh terhadap gelombang
ultrasonic atau tidak.
11
3.3.2 Alasan Pemilihan Metode Sensor Ultrasonik
Masing-masing metode deteksi memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode
Piezoelectric Pulse Echo digunakan untuk mendeteksi spesimen yang terletak di
bawah permukaan air, contohnya adalah permukaan bawah kapal atau struktur tiang
jembatan, karena gelombang yang dihasilkan oleh transmitter dapat merambat pada
medium air. Ketiga metode lain yakni Metode Photoacoustic Sensor, Metode Laser
Ulstrasonic, dan Metode Sensor Ultrasonik dapat digunakan untuk melakukan
deteksi terhadap spesimen yang berada di atas permukaan air. Meskipun tidak ada
percobaan yang menggunakan sensor ultrasonic untuk mendeteksi spesimen yang
terendam di dalam medium air, namun sensor ultrasonic juga dapat digunakan
untuk mendeteksi spesimen yang terendam di bawah permukaan air karena adanya
bukti bahwa kadar air dalam lapisan spesimen dapat mempengaruhi kecepatan
gelombang ultrasonic. Dibandingkan dari sisi sensitivitas, sensor ultrasonic juga
memiliki sensitivitas yang lebih baik dibandingkan dengan sensor piezoelectric.
Sensor piezoelectric dapat mendeteksi korosi dengan resolusi maksimal 75 µm,
tetapi harus dengan pengolahan FFT, sedangkan untuk sensor ultrasonic hasil yang
sama dapat diperoleh tanpa menggunakan pengolahan FFT. Hal tersebut
dipengaruhi oleh frekuensi gelombang yang digunakan. Frekuensi yang dihasilkan
oleh sensor ultrasonic lebih tinggi sehingga dapat menjangkau pori-pori korosi yang
lebih kecil dibandingkan dengan gelombang yang dihasilkan oleh sensor
piezoelectric. (Putro, 2019)
Berdasarkan pembahasan tersebut, dari sisi medium dan sensitivitas deteksi,
penulis menyimpulkan bahwa deteksi korosi dengan metode sensor ultrasonic lebih
baik daripada sensor piezoelectric.
12
Gambar 3.4 Diagram alir pengujian
Sumber: Studi literatur
13
oleh komponen baja Jembatan Lubuk Kuari adalah korosi seragam (uniform
attack). Korosi seragam adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat
reaksi kimia karena pH air yang rendah dan udara yang lembab, sehingga makin
lama logam makin menipis (Utomo, 2009).
1. Menyiapkan alat sensor ultrasonik yang terdiri dari beberapa komponen alat,
seperti pulser atau receiver, tranducer, dan perangkat display. Komponen alat
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.5 berikut.
Tranducer
Perangkat
Display
Receiver
14
2. Tranducer diletakkan secara sembarang pada titik di area baja yang terkena
korosi. Ilustrasi peletakkan tranducer dapat dilihat pada Gambar 3.6 berikut.
15
3.4.7 Rekomendasi Penanggulangan Terhadap Korosi Baja Jembatan Lubuk Kuari
Data hasil pengujian terhadap korosi baja yang telah diolah dan dianalisis
dijadikan sebagai bahan acuan dalam menentukan tindakan penanggulangan yang
dibutuhkan, bila tingkat korosi baja belum mencapai batas yang dipersyaratkan
maka dapat diakukan tindakan perbaikan (repair), namun bila sebaliknya maka
material baja tersebut perlu diganti (replace). Berikut beberapa tindakan perbaikan
yang direkomendasikan oleh penulis terhadap korosi yang dialami oleh komponen
baja Jembatan Lubuk Kuari, dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini.
16
Jenis Kerusakan Perkiraan
No Rekomendasi Perbaikan
Elemen Kuantitas
a. Pembersihan dari karat dan lumut pada
batang diagonal jembatan;
Terjadi Seluruh b. Diberikan inhibitor;
4 pengaratan pada batang c. Diberikan coating dari zat agresif;
batang diagonal diagonal d. Pengecatan atau galvanisasi bila
diperlukan;
e. Pemeliharaan rutin.
17
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil inspeksi terhadap Jembatan Lubuk Kuari, maka dapat disimpulkan
beberapa hal, antara lain:
1. Jembatan Lubuk Kuari di Provinsi Jambi masih beroperasi dan digunakan aktif oleh
masayarakat. Kerusakan atau cacat utama yang ada pada jembatan tersebut adalah
korosi dengan jenis uniform attack (korosi seragam) yang ada pada sistem perletakan,
batang tepi atas dan bawah serta batang diagonal. Deskripsi kerusakan lebih detail
dapat dilihat pada Tabel 3.1;
2. Faktor-faktor yang menyebabkan korosi adalah sebagai berikut:
a. Faktor usia jembatan yang sudah mencapai lebih dari 25 tahun;
b. Konstruksi jembatan baja terekspose secara terbuka di lingkungan yang tidak
terlindung dari hujan serta panas;
c. Kurangnya pemeliharaan rutin.
3. Pengujian yang direkomendasikan berdasarkan kerusakan yang ada yakni korosi,
berupa Pengujian Non-Destruktive dengan Metode Sensor Ultrasonik untuk
memeriksa tingkat korosi yang dialami oleh komponen baja Jembatan Lubuk Kuari.
Rekomendasi perbaikan yang diberikan oleh penulis dapat dilihat pada Tabel 3.2.
4.2 Saran
1. Pada kegiatan inspeksi terhadap jembatan sebaiknya tidak hanya pada satu aspek
kerusakan saja. Perlu diperhatikan seluruh aspek dan komponen material yang terdapat
pada jembatan seperti mutu beton, baja, dsb.
2. Perlu dilakukan pengujian dengan berbagai metode untuk mendapatkan keakuratan
data hasil pemeriksaan terhadap kerusakan pada jembatan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19