Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Dokumen Hasil Analisis
Dampak Lalu Lintas Rencana Pergantian Jembatan Batujajar di Jalan Cimareme - Batujajar,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Secara umum, laporan yang diserahkan oleh
konsultan mencakup:
1. Pendahuluan, yang mencakup latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup,
definisi atau istilah, serta sistematika penulisan.
2. Metodologi yang digunakan serta tinjauan dari aspek legalitas dan teknis baik dalam
pengumpulan data maupun pengolahan data.
3. Gambaran umum, baik gambaran umum wilayah Kabupaten Bandung Barat secara
umum maupun kondisi transportasi yang ada, serta informasi lain yang terkait dengan
Pergantian Jembatan Batujajar
4. Simulasi kinerja lalu lintas terkait dengan Pergantian Jembatan Batujajar beserta
penanganan dampak yang ditimbulkan.
5. Upaya-upaya memanajemen rekayasa lalu lintas untuk meminimalisasi dampak lalu
lintas akibat aktivitas Pergantian Jembatan Batujajar.
6. Kesimpulan dan saran atau rekomendasi untuk mengantisipasi dampak lalu lintas
dengan adanya Pergantian Jembatan Batujajar.
Dengan ini, diucapkan terima kasih atas kerjasama dari berbagai pihak yang membantu dan
memperlancar kegiatan, sehingga dokumen ini dapat terselesaikan tanpa halangan yang
berarti.
A. KESIMPULAN .......................................................................................................VI - 1
Gambar 5. 1 Tahap Mitigasi Pada Kegiatan Pra Kontruksi Jembatan Batujajar ................V - 2
Gambar 5. 2 Kondisi saat ini pada rencana Pergantian Jembatan Batujajar .....................V - 3
Gambar 5. 3 Prosedur Pengangkutan Material yang Salah ..............................................V - 5
Gambar 5. 4 Prosedur Pengangkutan Material yang Benar ..............................................V - 6
Gambar 5. 5 Manajemen Lalu Lintas Pada Saat Konstruksi ...........................................V - 16
Gambar 5. 6 Manajemen Lalu Lintas Pada Saat KonstruksiV - Error! Bookmark not defined.
Gambar 5. 7 Tahap Mitigasi pada Kegiatan Pasca Kontruksi (Operasi) Jembatan Batujajar 18
Gambar 5. 8 Contoh Ketinggian Penempatan Rambu ....................................................V - 25
Gambar 5. 9 Contoh Penempatan Rambu Peringatan ....................................................V - 26
Gambar 5. 10 Contoh Penempatan Rambu Larangan ....................................................V - 27
Gambar 5. 11 Contoh Penempatan Rambu Perintah ......................................................V - 28
Gambar 5. 12 Marka Membujur ......................................................................................V - 29
Gambar 5. 13 Marka Arah Pergerakan Lalu Lintas .........................................................V - 29
Gambar 5. 14 Penyediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan di sekitar Jembatan Batujajar..V - 31
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pergantian yang pesat tidak dapat dihindari oleh suatu daerah yang sedang
berkembang, seperti di Kabupaten Bandung Barat. Berbagai kegiatan perdagangan dan
jasa bertumbuh subur dengan ditandai dengan adanya Pergantian kawasan perumahan,
pusat perbelanjaan, pertokoan, dan industri. Pergantian yang pesat tersebut akan
menimbulkan dampak positif bagi Kabupaten Bandung Barat, terutama dalam hal
perekonomian. Kondisi perekonomian yang sehat, yang ditandai dengan meningkatnya
kegiatan ekonomi dan inflasi yang rendah, akan menarik banyak investasi untuk
ditanamkan di kabupaten tersebut. Hal ini akan berimbas terhadap peningkatan
pendapatan daerah dan kesejahteraan penduduknya. Namun, di samping dampak
positif tersebut, perkembangan suatu daerah yang terlalu masif akan menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan daerah tersebut, terutama di bidang transportasi.
Pergantian suatu kawasan baru ataupun perubahan peruntukan tata guna lahan yang
intensitas kegiatannya tinggi dapat membangkitkan dan menarik perjalanan baru dalam
jumlah besar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja layanan jaringan jalan di
sekitar lokasi Pergantian. Untuk mengetahui besaran dampak lalu lintas yang
ditimbulkan oleh Pergantian tersebut dan upaya penanganan permasalahan yang
terjadi, maka perlu dilakukan studi Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin). Studi ini
bertujuan untuk memprediksi apakah jaringan di sekitar lokasi Pergantian tersebut dapat
melayani lalu lintas yang ada ditambah dengan lalu lintas yang dibangkitkan atau ditarik
oleh Pergantian tersebut. Bila prasarana yang ada tidak dapat mendukung lalu lintas
tersebut, maka diperlukan upaya penanganan untuk mengurangi dampak negatif
Pergantian terhadap kelancaran dan keselamatan lalu lintas di sekitar lokasi Pergantian.
Pergantian yang efisien secara ekonomi dapat direalisasikan jika biaya eksternal
maupun sosial dipertimbangkan dalam perhitungan investasi maupun bisnis. Sesuai
dengan konsep analisis menginternalkan eksternalitas dengan konsekuensi poluter pays
maka pengembang mempunyai kewajiban untuk memberikan kontribusi yang nyata di
dalam penanganan dampak lalu lintas sebagai akibat Pergantian di kawasan atau lokasi
tertentu.
Keberadaan Jembatan Batujajar yang terletak di Jl. Batujajar, Kec. Batujajar, Kabupaten
Batujajar, Jawa Barat ini mengakibatkan terjadinya penambahan pembebanan lalu lintas
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pergantian Jembatan Batujajar I-1
PENDAHULUAN
yang ada yaitu dengan adanya kendaraan yang dibangkitkan maupun ditarik oleh
aktivitas Pergantian jembatan. Pembebanan lalu lintas baru akibat beroperasinya
jembatan secara langsung akan menimbulkan dampak terhadap kinerja layanan
jaringan jalan di sekitar kawasan jembatan. Sebagai perwujudan tanggung jawab dan
komitmen dari pemrakarsa dalam mengantisipasi dampak lalu lintas yang timbul di
sekitar kawasan jembatan, maka disusunlah dokumen Andalalin ini.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup studi Andalalin Pergantian Jembatan Batujajar adalah menganalisis
dampak lalu lintas yang ditimbulkan oleh aktifitas Jembatan Batujajar terhadap kinerja
lalulintas di sekitar kawasan, serta mencari upaya penanganannya.
D. OUTPUT / KELUARAN
Hasil keluaran dari penyusunan studi Andalalin ini adalah memberikan gambaran yang
tepat dan jelas dalam meminimalisasi dampak lalulintas yang ditimbulkan oleh aktifitas
Pergantian Jembatan Batujajar yang mencakup :
E. DASAR HUKUM
Dasar hokum dalam penysunan dokumen Andalalin ini antara lain :
14. Peraturan Menteri Perhubungan No. 11 Tahun 2017 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Menteri Perhubungan No. 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Analisis Dampak Lalu Lintas.
15. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 248/KPTS/M/2015 tentang Penetapan
Ruas-Ruas Jalan dalam Jaringan Jalan Perimer Menurut Fungsinya sebagai Jalan
Arteri (JAP) dan Jalan Kolektor-1 (JKP-1).
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009-2029
10. Tarikan perjalanan adalah jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu zona atau tata
guna lahan.
11. Derajat kejenuhan (DS) adalah rasio arus lalu lintas terhadap kapasitas.
12. Ekivalen mobil penumpang (pce) adalah faktor konversi berbagai jenis kendaraan
dibandingkan dengan mobil penumpang sehubungan dengan dampaknya terhadap
kinerja lalu lintas (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan lainnya, pce = 1)
13. Hambatan samping (SF) adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas akibat kegiatan
sisi jalan seperti pejalan kaki, penghentian angkot dan kendaraan lainnya,
kendaraan keluar dan masuk sisi jalan, dan kendaraan lambat.
14. Kendaraan ringan (LV) adalah kendaraan bermotor ber as dua dengan 4 roda dan
dengan jarak as 2,0-3,0 m (meliputi: mobil penumpang, oplet, mikrobis, pick-up, dan
truk kecil).
15. Kendaraan berat (HV) adalah kendaraan bermotor dengan lebih dari 4 roda
(meliputi: bis, truk 2as, truk 3as, dan truk kombinasi).
16. Marka lalu lintas adalah semua garis, pola-pola, simbol-simbol, huruf, kata-kata,
warna, atau alat lainnya yang dipasang pada permukaan perkerasan jalan atau kerb
untuk memperingatkan dan mengatur lalu lintas.
17. Nisbah Volume/Kapasitas (V/C ratio) adalah rasio volume lalu lintas terhadap
kapasitas.
18. Rambu lalu lintas adalah sejumlah alat pada tempat yang tetap atau berpindah-
pindah dimana pesan-pesan khusus disampaikan oleh arti dari kata-kata atau
simbol yang ditempatkan atau didirikan bagi kegunaan peringatan, petunjuk,
pelarangan atau perintah lalulintas.
19. Satuan mobil penumpang (smp) adalah satuan arus lalu lintas, dimana arus dari
berbagai tipe kendaraan telah diubah menjadi kendaraan ringan (mobil) dengan
menggunakan pce.
20. Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah unit ukuran ruang yang diperlukan untuk
memarkir kendaraan.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB 1 Merupakan bagian pendahuluan yang mencakup latar belakang, maksud
dan tujuan, ruang lingkup, definisi/istilah, dan sistematika penulisan
BAB 3 Merupakan gambaran umum, baik gambaran mengenai wilayah Kota Bogor
secara umum maupun kondisi transportasi yang ada, terkait dengan aktifitas
Jembatan Batujajar
BAB 4 Merupakan bagian yang membahas simulasi kinerja lalu lintas terkait
dengan aktifitas Jembatan Batujajar beserta penanganan dampak yang
ditimbulkan.
BAB 2
METODOLOGI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN ANDALALIN
Analisis dampak lalu lintas (andalalin) adalah suatu hasil kajian yang menilai tentang
efek-efek yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu Pergantian
pusat kegiatan dan/atau pengembangan kawasan baru pada suatu ruas jalan terhadap
jaringan transportasi di sekitarnya. Studi Andalalin adalah studi yang meliputi kajian
terhadap jaringan jalan di bagian dalam kawasan sampai dengan jalan di sekitar
kawasan pusat kegiatan dan atau pengembangan kawasan baru yang terpengaruh dan
merupakan akses jalan dari dan menuju kawasan tersebut (UU No. 22 tahun 2009).
Analisis dampak lalu lintas pada dasarnya merupakan analisis pengaruh pengembangan
tata guna lahan terhadap sistem pergerakan arus lalu lintas di sekitarnya yang
diakibatkan oleh bangkitan lalu lintas yang baru, lalu lintas yang beralih, dan oleh
kendaraan masuk dari/ke lahan tersebut (Tamin, 2000).
Tujuan studi analisis dampak lalu lintas adalah untuk mengantisipasi dampak yang
ditimbulkan oleh suatu kawasan pengembangan terhadap lalu lintas di sekitarnya dan
memprediksi dampak yang ditimbulkan suatu Pergantian kawasan. Kewajiban
melakukan studi andalalin tergantung pada bangkitan dan tarikan lalu lintas yang
ditimbulkan oleh pengembangan kawasan. Besarnya tingkat bangkitan dan tarikan lalu
lintas tersebut ditentukan oleh jenis dan besaran peruntukan lahan. Bangkitan dan
tarikan lalu lintas didapat dengan mempertimbangkan pola pergerakan. Bangkitan dan
tarikan lalu lintas yang didapat mempengaruhi distribusi perjalanan di ruas sekitar
kawasan.
2. Permukiman
a. Perumahan dan Permukiman;
1). Perumahan sederhana 150 unit
2). Perumahan menengah-atas 50 unit
b. Rumah susun dan Apartemen;
1). Rumah susun sederhana 100 unit
2). Apartemen 50 unit
c. Asrama 50 kamar
d. Ruko Luas Lantai keseluruhan 2000 m2
3. Infrastruktur
a. Akses ke dan dari jalan tol Wajib
b. Pelabuhan Wajib
c. Bandar Udara Wajib
d. Terminal Wajib
e. Stasiun kereta api Wajib
f. Pool kendaraan Wajib
g. Fasilitas parkir untuk umum Wajib
h. Jalan layang (flyover) Wajib
i. Lintas bawah (underpass) Wajib
j. Terowongan (tunnel) Wajib
4. Bangunan/Pemukiman/Infrastruktur lainnya :
Wajib dilakukan Andalalin apabila ternyata diperhitungkan telah menimbulkan 75
perjalanan (kendaraan) baru pada jam padat dan/atau menimbulkan rata-rata 500
perjalanan (kendaraan) baru setiap harinya pada jalan yang dipengaruhi oleh adanya
bangunan atau permukiman atau infrastruktur yang dibangun atau dikembangkan.
Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Analisis
Dampak Lalu Lintas
Analisis dampak lalu lintas mempunyai banyak ragam, tergantung pada kondisi
setempat dan kebijakan yang diikuti. Andalalin dapat bersifat makroskopik apabila yang
menjadi perhatian utamanya adalah unsur makronya (land use-transport system). Tetapi
dapat pula bersifat rinci (mikroskopik) apabila yang menjadi perhatian utamanya adalah
kinerja manajemen sistem lalu lintasnya. Kebijakan pemerintah dampak lalu lintas dapat
berupa minimalisasi dampak yang terjadi, sampai penyesuaian prasarana jalan agar
dampak lalu lintas yang diperkirakan terjadi dapat terimbangi.
Fenomena dampak lalu lintas diakibatkan oleh adanya Pergantian dan pengoperasian
pusat kegiatan yang menimbulkan bangkitan lalu lintas yang cukup besar, seperti pusat
perkantoran, pusat perbelanjaan, terminal dan lain-lain. Lebih lanjut dikatakan bahwa
dampak lalu lintas terjadi pada dua tahap, yaitu:
1. Tahap Konstruksi/Pergantian. Pada tahap ini akan terjadi bangkitan lalu lintas akibat
angkutan material dan mobilisasi alat berat yang membebani ruas jalan pada rute
material.
2. Tahap pasca konstruksi/saat beroperasi. Pada tahap ini akan terjadi bangkitan lalu
lintas dari pengunjung, pegawai dan penjual jasa transportasi yang akan membebani
ruas-ruas jalan tertentu, serta timbulnya bangkitan parkir kendaraan.
Setiap ruang kegiatan akan membangkitkan pergerakan dan menarik pergerakan yang
intensitasnya tergantung pada jenis tata guna lahannya. Bila terdapat Pergantian dan
pengembangan kawasan baru seperti pusat perbelanjaan, superblock dan lain-lain tentu
akan menimbulkan tambahan bangkitan dan tarikan lalu lintas baru akibat kegiatan
tambahan di dalam dan sekitar kawasan tersebut. Karena itu Pergantian kawasan baru
dan pengembangannya akan memberikan pengaruh langsung terhadap sistem jaringan
jalan di sekitarnya (Tamin, 2000).
Perkiraan banyaknya lalu lintas yang dibangkitkan oleh fasilitas Pergantian dan
pengembangan kawasan merupakan hal yang mutlak penting untuk dilakukan, termasuk
dalam proses analisis dampak lalu lintas adalah dilakukannya pendekatan manajemen
lalu lintas yang dirancang untuk menghadapi dampak dari perjalanan terbangkitkan
terhadap jaringan yang ada.
Lima elemen penting yang akan menimbulkan dampak apabila sistem guna lahan
berinteraksi dengan lalu lintas, antara lain:
1. Elemen bangkitan/tarikan perjalanan, yang dipengaruhi oleh faktor tipe dan kelas
peruntukan, intensitas serta lokasi bangkitan.
2. Elemen kinerja jaringan ruas jalan, yang mencakup kinerja ruas jalan dan
persimpangan.
3. Elemen akses, berkenaan dengan jumlah dan lokasi akses.
4. Elemen ruang parkir.
5. Elemen lingkungan, khususnya berkenaan dengan dampak polusi dan kebisingan.
Besar kecilnya dampak kegiatan terhadap lalu lintas dipengaruhi oleh hal-hal sebagai
berikut:
1. Bangkitan/tarikan perjalanan.
2. Menarik tidaknya suatu pusat kegiatan.
3. Tingkat kelancaran lalu lintas pada jaringan yang ada.
4. Prasarana jalan di sekitar pusat kegiatan.
5. Jenis tarikan perjalanan oleh pusat kegiatan.
6. Kompetisi beberapa pusat kegiatan yang berdekatan.
(The Institution of Highways and Transportation,1994)
1. Penilaian dan formulasi dampak lalu lintas yang ditimbulkan oleh daerah Pergantian
baru terhadap jaringan jalan di sekitarnya (jaringan jalan eksternal). Khususnya ruas-
ruas jalan yang membentuk sistem jaringan utama.
2. Upaya sinkronisasi terhadap kebijakan pemerintah dalam kaitannya dengan
penyediaan sarana dan prasarana jalan, khususnya rencana peningkatan prasarana
jalan dan persimpangan di sekitar Pergantian utama yang diharapkan dapat
mengurangi konflik, kemacetan dan hambatan lalu lintas.
3. Penyediaan solusi yang dapat meminimumkan kemacetan lalu lintas yang
disebabkan oleh dampak Pergantian baru, serta penyusunan usulan indikatif
terhadap fasilitas tambahan yang diperlukan guna mengurangi dampak yang
diakibatkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh Pergantian baru tersebut,
termasuk upaya untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana sistem jaringan
jalan yang telah ada.
1. Aspek Legal
Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan studi Andalalin
Pergantian Jembatan Batujajar adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan (Pasal
99, Ayat 1) telah diatur dengan jelas mengenai analisis dampak lalu lintas
berkenaan dengan setiap rencana Pergantian pusat kegiatan, permukiman, dan
infrastruktur yang menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban,
dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan analisis dampak lalu
lintas. Dari penjelasanbeberapa pasal yang terdapat dalam Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009, dapat disimpulkan bahwa penyediaan transportasi jalan
perlu disertai dengan kinerja layanan yang baik agar dapat menunjang mobilitas
orang dan barang. Oleh karena itu perlu dilakukannya upaya manajemen dan
rekayasa lalu lintas untuk mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan dan
gerakan lalu lintas dalam rangka menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban,
dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa,
Analisis Dampak,serta Manajemen Kebutuhan Lalu lintas.
Pasal 17
Inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 huruf g bertujuan untuk mengetahui dampak lalu lintas terhadap rencana
Pergantian pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan
gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan
angkutan jalan.
Pasal 18
Inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 yang dilakukan oleh:
a. Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan
angkutan jalan, meliputi:
1. Inventarisasi pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang
menimbulkan gangguan keselamatan dan kelancaran lalu lintas dan
angkutan jalan; dan
2. Analisis peningkatan lalu lintas akibat Pergantian pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur.
b. Menteri yang bertanggung jawab di bidang jalan meliputi : Inventarisasi dan
analisis jalan yang terganggu fungsinya akibat Pergantian pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur;
c. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, meliputi:
1. Inventarisasi pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang
menimbulkan atau berpotensi terjadinya gangguan keamanan, keselamatan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan;
2. Analisis peningkatan bangkitan dan tarikan lalu lintas akibat Pergantian
pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur.
d. Gubernur, Bupati, atau Walikota sesuai dengan kewenangannya, meliputi:
1. Inventarisasi dan analisis jalan yang terganggu fungsinya akibat Pergantian
pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur;
2. Inventarisasi pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang
menimbulkan gangguan keselamatan dan kelancaran lalu lintas dan
angkutan jalan; dan
3. Analisis peningkatan lalu lintas akibat Pergantian pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur.
3. Ketentuan-ketentuan lainnya sebagai dasar hukum pendukung studi Andalalin ini
adalah sebagai berikut:
1) Undang- undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2014 tentang
Penyelenggaraan Drainase Perkotaan;
4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana
Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan;
5) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 58/KPTS/M/2012 tentang
Penetapan Kelas Jalan Berdasarkan Daya Dukung Untuk Menerima Muatan
Sumbu Terberat dan Dimensi Kendaraan Bermotor di Pulau Jawa dan Pulau
Sumatera;
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan
Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Jalan;
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2010 Tentang Pedoman
Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian Jalan;
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 4 Tahun 2009 Tentang Sistem
Manajemen Mutu;
9) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 630/KPTS/M/2009 tentang Fungsi
Jalan Arteri dan Kolektor 1 bukan jalan tol;
10) Peraturan Menteri Perhubungan No. 11 Tahun 2017 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Menteri Perhubungan No. 75 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas;
11) Peraturan Menteri Perhubungan No. 111 Tahun 2015 tentang Tatacara
Penetapan Batas Kecepatan;
12) Peraturan Menteri Perhubungan No. 96 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;
13) Peraturan Menteri Perhubungan No. 75 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas;
14) Peraturan Menteri Perhubungan No. 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu
Lintas;
15) Peraturan Menteri Perhubungan No. 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan;
16) Instruksi Direktur Jenderal Bina Marga No. 02/IN/Db/2012 tentang Panduan
Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan;
17) Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga No. 10/SF/Db/2014 Standar
Dokumen Pengadaan dan Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) Untuk Pekerjaan
Konstruksi Jalan dan Jembatan;
18) Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No.
SK.7234/AJ.401/DRJD/2013 tentang Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan;
19) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 271/HK.105/DRJD/96
tentang Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat Pemberhentian Kendaraan
Penumpang Umum;
20) Standar No. 007/BM/2009 Geometri Jalan Bebas Hambatan Untuk Jalan Tol;
21) Pedoman No. 03/BM/2005 Perencanaan Persimpangan Jalan Tak Sebidang;
22) Pedoman No. 06/BM/2005 Perencanaan Putara Balik (U-Turn);
23) Pedoman No. 009/PW/2004 Perencanaan Fasilitas Pengendali Kecepatan
Lalu Lintas;
24) Pedoman Pd T-17-2004-B Perencanaan Median Jalan;
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pergantian Jembatan Batujajar II - 7
METODOLOGI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2. Aspek Teknis
Pelaksanaan teknis kajian Andalalin Jembatan Batujajar, secara umum dapat dilihat
pada Gambar 2.1. Tahapan kerja meliputi penentuan jenis dan lokasi survei,
pengumpulan data primer dan sekunder, bangkitan dan tarikan perjalanan,
pengembangan model lalu lintas, analisis kinerja ruas jalan dan simpang, analisis
penanganan dampak lalu lintas, dan rekomendasi. Secara detail kajian teknis yang
dilakukan dalam penyusunan dokumen Andalalin ini diterangkan pada subbab
berikut:
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA & ANALISIS
PENYUSUNAN REKOMENDASI
a. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam studi Andalalin meliputi data sekunder dan data
primer
yang perlu dicatat dalam melakukan survei tersebut yaitu: geometrik ruas jalan,
geometrik dan jenis pengendalian persimpangan.
b. Metoda Analisis
Di dalam tahapan ini akan dilakukan kompilasi data dan analisis di dalam rangka
analisis besaran dan luasan dampak serta penanganan dampak yang dilakukan.
1) Pengembangan Model
Studi ini menggunakan pemodelan dengan bantuan pedoman Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI, 1997) dalam menganalisis dampak lalu lintas. Pendekatan
makro dimulai dengan penaksiran intensitas tata guna lahan Pergantian Jembatan
Batujajar. Dari data tersebut selanjutnya diestimasi bangkitan dan tarikan
perjalanan, distribusi perjalanan, pemilihan moda dan pembebanan lalu lintas.
Dalam analisis dipergunakan empat tahapan pemodelan, yaitu sebagai berikut:
a) Bangkitan dan Tarikan Perjalanan
Bangkitan dan tarikan perjalanan adalah tahapan pemodelan yang
memperkirakan jumlah perjalanan yang berasal dari suatu zona atau tata guna
lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu zona atau tata guna lahan.
Bangkitan lalu lintas di kawasan Pergantian Jembatan Batujajar meliputi:
(1) Lalu lintas yang meninggalkan lokasi dan
(2) Lalu lintas yang menuju ke lokasi.
Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan perjalanan lalu lintas
berupa jumlah kendaraan per satuan waktu atau jumlah satuan mobil
penumpang per jam sibuk.
b) Distribusi Perjalanan
Tahap ini merupakan tahap yang menghubungkan interaksi antara tata guna
lahan, jaringan transportasi dan arus lalu lintas di kawasan Pergantian
Jembatan Batujajar. Pola sebaran arus lalu lintas antara zona asal i ke zona
tujuan d adalah hasil dari dua hal yang terjadi secara bersamaan. Distribusi
perjalanan pada intinya adalah tahapan untuk mendapatkan matriks asal-tujuan
yang akan digunakan dalam proses selanjutnya.
c) Pemilihan Moda
Dalam melaksanakan tahapan pemilihan moda, ada dua macam konsep
pendekatan, yaitu Trip End Model dan Trip Interchange Modal Split Model.
Dalam studi ini, dipergunakan konsep pendekatan Trip End Model untuk
membagi total person trip menjadi vehicle trip.
d) Pembebanan Perjalanan
Pembebanan perjalanan bertujuan untuk menentukan jalan yang dilewati oleh
kendaraan berdasarkan asal tujuannya. Setelah proses pembebanan
perjalanan, maka kinerja layanan persimpangan dan ruas jalan dapat dianalisis.
dasar untuk menghitung kinerja ruas jalan dan persimpangan adalah sebagai
berikut:
a) Ruas Jalan
(1) Derajat Kejenuhan
Untuk mengetahui kinerja ruas jalan maka perlu dilakukan perhitungan
besaran derajat kejenuhan ruas jalan. Derajat Kejenuhan merupakan
perbandingan arus total lalu lintas yang melewati suatu ruas jalan dengan
kapasitas jalan ruas jalan tersebut. Derajat Kejenuhan ruas jalan
dinyatakan dengan rumus berikut:
𝑄
𝐷𝑆 = (2.1)
𝐶
Dimana:
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Arus total lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas jalan (smp/jam)
Nilai arus lalu lintas (Q) dihitung berdasarkan hasil survei pencacahan lalu
lintas di ruas jalan, dimana masing-masing tipe kendaraan dikalikan
dengan nilai ekivalen mobil penumpang (emp). Besaran emp untuk
berbagai tipe kendaraan, sebagai fungsi tipe jalan, tipe alinyemen dan arus
lalu lintas dapat dilihat pada Tabel
Tabel 2. 2 Tipe alinyemen untuk jalan 2/2 UD (2-jalur 2-arah tak terbagi)
Tabel 2. 3 Kapasitas dasar (𝐶𝑂 ) pada jalan luar kota 2-lajur 2-arah tak-terbagi (2/2 UD)
Tabel 2. 8 Penyesuaian kecepatan arus bebas akibat lebar jalur lalu lintas (𝐹𝑉𝑊 )
Tabel 2. 10 Penyesuaian kecepatan arus bebas akibat kelas fungsional dan guna lahan
(𝐹𝐹𝑉𝑅𝐶 )
(3) Kecepatan
Kecepatan ruas jalan pada keadaan lalu lintas, hambatan samping dan
kondisi geometrik lapangan yang ada, dihitung dengan cara sebagai
berikut:
➢ Masukkan nilai Derajat Kejenuhan pada sumbu horisontal (X) pada
Gambar 2.2.
➢ Buat garis sejajar dengan sumbu vertikal (Y) dari titik ini sampai
memotong tingkatan kecepatan arus bebas (FV).
Gambar 2. 2 Kecepatan sebagai fungsi dari derajat kejenuhan pada jalan 2/2 UD
(3) Tundaan
Tundaan-tundaan yang terjadi simpang tidak bersinyal adalah sebagai
berikut:
(a) Tundaan lalu lintas simpang (DTI) adalah tundaan lalu lintas, rata-rata
untuk semua kendaraan bermotor yang masuk simpang, ditentukan
dari kurva empiris antara DT dan DS (lihat Gambar 2.7).
(b) Tundaan lalu lintas jalan utama (DTMA) adalah tundaan lalu lintas rata-
rata semua kendaraan bermotor yang masuk persimpangan dari jalan
Tingkat
Karakteristik Operasi Terkait
pelayanan
• Arus bebas
• Kecepatan lalu lintas > 100 km/jam
A
• Volume lalu lintas mencapai 20% dari kapasitas (400 smp
perjam, 2 arah)
• Awal dari kondisi arus setabil
• Kecepatan lalu lintas> 80 km/jam
B
• Volume lalu lintas dapat mencapai 45% dari kapasitas
(900 smp/jam, 2 arah)
• Arus masih stabil
• Kecepatan lalu lintas > 65 km/jam
C
• Volume lalu lintas dapat mencapai 70% dari kapasitas
(1400 smp/jam, 2 arah)
• Mendekati arus tidak stabil
• Kecepatan arus lalu lintas turun sampai 60 km/jam
D
• Volume lalu lintas dapat mencapai 85% dari kapasitas
(1700 smp/jam, 2arah)
• Kondisi mencapai kapasitas dengan volume mencapai
E 2000 smp/jam, 2 arah)
• Kecepatan lalu lintas pada umumnya berkisar 50 km/jam
• Kondisi arus tertahan
F • Kecepatan lalu lintas < 50 km/jam
• Volume dibawah 2000 smp/jam
Sumber: KM. No.14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, 2006
Tingkat
Karakteristik Operasi Terkait
pelayanan
• Arus bebas
• Kecepatan lalu lintas > 100 km/jam
A
• Volume lalu lintas sekitar 30% dari kapasitas (yaitu 600
smp/jam/jalur)
• Awal dari kondisi arus stabil
• Kecepatan lalu lintas sekitar 90 km/jam
B
• Volume lalu lintas tidak melebihi 50% dari kapasitas (yaitu
1000 smp/jam/jalur)
• Arus stabil
• Kecepatan lalu lintas > 75 km/jam
C
• Volume lalu lintas tidak melebihi 75% dari kapasitas (yaitu
1500 smp/jam/jalur)
• Mendekati arus tidak stabil
• Kecepatan lalu lintas sekitar 60 km/jam
D
• Volume lalu lintas sampai 90% dari kapasitas (yaitu 1800
smp/jam/jalur)
• Arus tidak stabil, terhambat, dengan tundaan yang tidak
dapat ditolerir
E • Kecepatan lalu lintas sekitar 50 km/jam
• Arus pada tingkat kapasitas (yaitu 2000 smp/jam/jalur)
Tabel 2. 17 Karakteristik Tingkat Pelayanan Ruas Jalan (Arteri Sekunder dan Kolektor
Sekunder)
Tingkat
Karakteristik Operasi Terkait
pelayanan
• Arus bebas
• Kecepatan perjalanan rata-rata > 80 km/jam
A • V/C ratio < 0,6
• Load factor pada simpang = 0
• Arus stabil
• Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d > 40 km/jam
B • V/C ratio < 0,7
• Load factor < 0,1
• Arus stabil
• Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d > 30 km/jam
C • V/C ratio < 0,8
• Load factor < 0,3
Tingkat
Karakteristik Operasi Terkait
pelayanan
• Arus tidak stabil, terhambat, dengan tundaan yang tidak
dapat ditolerir
• Kecepatan perjalanan rata-rata sekitar 25 km/jam
E
• Volume pada kapasitas
• Load factor pada simpang < 0,1
Sumber: KM. No.14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, 2006
Tingkat
Karakteristik Operasi Terkait
pelayanan
Tingkat
Rata-rata tundaan berhenti (detik per kendaraan)
Pelayanan
A <5
B 5 – 10
C 11 - 20
D 21 - 30
E 31 - 45
F > 45
Sumber: KM. No.14 Th 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, 2006
Tingkat
Rata-rata tundaan berhenti (detik per kendaraan)
Pelayanan
A <5
B 5,1 – 15
C 15,1 - 25
D 25,1 - 40
E 40,1 - 60
F > 60
Sumber: KM. No.14 Th 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, 2006
5) Rekomendasi
Rekomendasi terhadap alternatif penanganan dampak lalu lintas terbaik yang
dipilih dan dilengkapi dengan rencana teknik manajemen dan rekayasa lalu lintas.
BAB 3
GAMBARAN UMUM
1. Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten bandung Barat terletak di antara 60,373’ sampai dengan
70,131’ Lintang Selatan dan 1070,110’ sampai dengan 1070,1440’06’’ Bujur Timur.
Wilayah Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah subur dan indah
pemandangannya dengan kondisi geografis yang potensial (berbukit-bukit dengan
ketinggian dan kemiringan yang variatif) dengan dataran terendah pada ketinggian
125 mdpl dan dataran tertinggi pada ketinggian 2.150 mdpl.
2. Wilayah Administrasi
Wilayah administrasi Kabupaten Bandung Barat sebesar 1.305,77 Km2 atau 3,75%
dari luas wilayah provinsi Jawa Barat yang terbagi menjadi 16 wilayah administrasi
kecamatan, yaitu, Kecamatan Rongga (113,12 Km2), Kecamatan Gununghalu
(160,64 Km2), Kecamatan Sindangkerta (120,47 Km2), Kecamatan Cililin (77,79 Km2),
Kecamatan Cihampelas (46,99 Km2), Kecamatan Cipongkor (79,96 Km2), Kecamatan
Batujajar (32,04 Km2), Kecamatan Saguling (51,46 Km2), Kecamatan Cipatat (126,05
Km2), Kecamatan Padalarang (51,4 Km2), Kecamatan Ngamprah (36,01 Km2),
Kecamatan Parongpong (45,15 Km2), Kecamatan Lembang (95,56 Km2), Kecamatan
Cisarua (55,11 Km2), Kecamatan Cikalong Wetan (112,93 Km2), dan Kecamatan
Cipendeuy (101,09 Km2).
3. Kependudukan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah pendukuk di
Kabupaten Bandung Barat sampai dengan tahun 2019 berjumlah 1.667.724 jiwa,
yang terdiri dari 49% penduduk perempuan dan 51% penduduk laki-laki.
Distribusi Terbesar Persentase Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga
berlaku menurut lapangan usaha di Kabupaten Bandung Barat tahun 2019 adalah
industri pengolahan.
Tabel 3. 5 PDRB atas dasar harga konstan 2010 menurut lapangan usaha
Tabel 3. 6 Distribusi Persentase PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha
Tabel 3. 7 Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2010 menurut lapangan
usaha
5. Kondisi Transportasi
a. Jumlah Penumpang Angkutan Umum
Data tidak tersedia.
bagi seluruh masyarakat dalam melakukan segala aktivitas di semua lokasi dengan
kondisi dan karakteristik fisik yang berbeda. Jumlah perjalanan yang dilakukan
setiap individu saat ini semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pula
jumlah penduduk serta perekonomian suatu daerah. Untuk memenuhi kebutuhan
akan transportasi yang saat ini semakin tinggi perlu adanya upaya untuk
meningkatkan transportasi yang disertai dengan peningkatan sarana dan
prasarana transportasi.
Berdasarkan BPS Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2020, panjang jalan
terpanjang menurut kewanangan di kabupaten Bandung Barat adalah Jalan
Kabupaten yaitu sepanjang 651.135 km dan terdapat Jalan Provinsi sepanjang
73.17 km, sehingga total panjang jalan pada Kabupaten Bandung Barat sepanjang
724.305 km.
Berdasarkan data yang diolah dari berbagai sumber dan BPS Jawa Barat, jumlah
kendaraan bermotor umum dan bukan umum untuk BPKB menurut cabang
pelayanan di Jawa Barat, jumlah kendaraan di Kabupaten Bandung Barat, yaitu
635,976 kendaraan. Sehingga untuk ketersediaan sarana jalan terhadap jumlah
kendaraan di Kabupaten Bandung Barat mencapai 0.00114, ini artinya bahwa
setiap panjang jalan sepanjang 0.00114 km dapat diakses kendaraan sebanyak 1
kendaraan.
Citunjung – Haurngambang
Cipeundeuy – Cimerang – Cikandang
Kadudampit – Paduyungan – Cikadongdong - Ciharashas
Tj. Wangi – Kidangpanananjung – Muka Payung
Kertamukti – Sarimukti
Cipeundeuy – Ciroyom
Sukahaji – Sirnagalih
Pasirbuluh – TPA
Cilumbur – Cikole
Jalan Lokal
6. Gununghalu – Tamanjaya
Primer 3
Rongga – Cicadas
Rancasenggang – Babakan (Rawabogo)
Rajamandala – Cipanas
Cipeundeuy – Cisauheun – Sirnagalih
Kanangasari – Mandalamukti
Ciharashas- Cisalak
Jalan Sesko AU (Lembang)
Jalan Rahayu (Lembang)
Jalan Pegadaian (Lembang)
Jalan Sukajadi (Lembang)
Jalan Murhadi (Lembang)
Jalan Citalaksana (Lembang)
Jalan Sendik BRI Blk (Lembang)
Jalan Panorama Puskesmas (Lembang)
Jalan Sukajaya (Lembang)
Jalan Lokal Jalan Gunungsari (Lembang)
7.
Sekunder 1 Jalan Bhayangkara (Lembang)
Batujajar – SMP Batujajar
Lembang – Genteng
Jalan Barlak (Lembang)
Cililin – Sukatani
Jalan Terminal (Cililin)
Jalan Sindangkerta
Citapen – Ciraden
Cihampelas – Sayuran
Cipatik – Citapen
Jalan Mutiara Utama
Jalan Lokal
8. Jalan Kehutanan
Sekunder 3
Jalan SMP
Sumber : RTRW Kabupaten Bandung Barat
Sumber: http://dinkes.bandungbaratkab.go.id/wp-content/uploads/2015/03/BAB-VIII.pdf
Sementara untuk jumlah angkutan umum yang beroperasi di KBB saat ini
berjumlah 900 unit angkutan umum dari yang sebelumnya berjumlah 800 unit sejak
Faktor keberadaan terminal juga membantu kelancaran arus transpotasi baik untuk
kebutuhan perdagangan maupun untuk meningkatan pelayanan public khususnya
dalam penyediaan layanan transportasi yang baik dan memadai. Pada tahun 2016
total terminal yang ada di Kabupaten Bandung Barat berjumlah 24 terminal dengan
tidak semua kecamatan memilki terminal. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut
Trayek yang melewati Jembatan Batujajar adalah trayek dari Kota Cimahi dengan
trayek Cimahi – Batujajar.
a. Penetapan sistem pusat pelayanan sesuai fungsi PKN, PKL, PPK, dan PPL
b. Pengembangan sistem pusat pelayanan yang sesuai dengan daya dukung dan
daya tampung serta fungsi kegiatan dominannya
c. Pengendalian perkembangan Kawasan perkotaan di wilayah utara untuk menjaga
lingkungan yang berkelanjutan
d. Pengendalian perkembangan Kawasan perkotaan di wilayah selatan dengan tidak
melebihi daya dukung dan daya tampungnya
e. Penataan dan pengembangan jaringan prasarana wilayah
f. Mendorong terlaksananya peran wilayah pengembangan (WP) dalam
mewujudkan pemerataan pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk
g. Perwujudan dan pemeliharaan kelestarian Kawasan lindung
h. Pencegahan keruakan Kawasan lindung
i. Perwujudan keterpaduan Kawasan budidaya
j. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya sesuai daya dukung dan daya
tampung
k. Pengembangan pusat-pusat kegiatan agroindustri
l. Pengembangan kawsan wisata yang ramah lingkungan
m. Peningkatan fungsi kawsan untuk pertahanan dan keamanan negara
2. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan Jembatan Batujajar secara astronomis terletak pada koordinat
6°55'59.21"S 107°30'20.41"E, terletak di Jalan Sapaan, yang menghubungkan
Kecamatan Batujajar dan Kecamatan Cihampelas. Adapun batas-batas lokasi
kegiatan adalah sebagai Berikut :
Jl. Raya
Jl. Raya
Cihampelas
Batujajar
Jl. Sapaan
Lokasi Jembatan
Batujajar
4. Status Lahan
Pada Pergantian Jembatan Batujajar, lahan yang dipergunakan tidak perlu di
bebaskan, dikarenakan lahan tersebut merupakan milik pemerintah dan
memanfaatkan Daerah Aliran Sungai. Lahan yang akan digunakan sebagai
Pergantian jembatan seluas 400 m2.
Feb-23 Mar-23
NAMA JBT PEKERJAAN DURASI
02/04/23 02/11/23 02/18/23 02/25/23 03/04/23 03/11/23 03/18/23 03/25/23
Batujajar Pengadaan Jembatan Pengganti
Batujajar 1 Umum 42 0.006% 0.006% 0.006% 0.006%
Batujajar 2 Pekerjaan Pembangunan Jembatan Darurat
Batujajar 3 Pembongkaran Jembatan Lama & Abutmen 5 0.028% 0.028% 0.028% 0.028% 0.028%
Batujajar 4 Pekerjaan Bangunan Bawah 13
Batujajar 5 Pekerjaan Oprit Beserta Perkerasan 4
Batujajar 6 Pekerjaan Bangunan Atas
Batujajar - Pekerjaan Instalasi Jembatan Baru 12
Batujajar - Pekerjaan Lantai & Instalasi Expansion Joint (EJ) 7
Batujajar - Pekerjaan Pemasangan LRB 2
Batujajar 7 Pekerjaan Finishing (Railing, Rambu, Marka, PJU) 3
Batujajar 8 Pekerjaan Pembongkaran Jembatan Darurat
Untuk menjaga kualitas bahan-bahan yang akan digunakan, diperlukan tata cara
penyimpanan bahan material yang baik. Tata cara penyimpanan bahan material
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bahan diletakkan di atas permukaan yang bersih, rata, keras, dan ditutupi;
b. Bagian tengah tempat penyimpanan barang ditinggikan dan miring ke samping
sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainase/pemutusan dari
kandungan air/cairan yang berlebihan;
c. Bahan disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan
bahan, agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta
mengatur kadar air; dan
d. Penyimpanan agregat kasar ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis,
dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak
lebih dari 5 meter.
Secara umum jumlah dan jenis peralatan yang akan digunakan pada tahap konstruksi
disajikan sebagaimana pada tabel berikut
Mobilisasi alat dan bahan material yang dilakukan selama tahap konstruksi yaitu
selama 10.5 bulan, yang dilaksanakan pada siang dan malam hari guna menghindari
meningkatnya volume kendaraan yang biasa terjadi pada pagi dan sore hari.
Kapasitas pengangkutan material timbunan dan perkerasan berbutir per rit
diasumsikan sebesar 18 m3. Kapasitas pengangkutan baja sebesar 20 ton, dan beton
sebesar 5 m3. Berdasarkan hasil perkiraan, dari jumlah total pengangkutan 418 ritasi
mobilisasi peralatan, maka ritasi setiap harinya adalah rata-rata 2 ritasi/hari.
Mobilisasi menuju lokasi secara umum melalui Jalan Cimareme - Batujajar.
Lebar Lebar
Lebar
Tipe Bahu Bahu
Jalan Split Hambatan
No Nama Jalan Lajur Jalan Jalan
Efektif Arah Samping
Jalan Kanan Kiri
(m)
(m) (m)
1. Jalan Cimareme - Batujajar 2/2 UD 5,5 50 – 50 Medium 1 1
Jalan Cimareme - Batujajar -
2. 2/2 UD 5,5 50 – 50 Medium 1 1
Soreang
3. Jalan Raya BBS 2/2 UD 5,5 50 - 50 Medium 1,5 1,5
Dari hasil analisa, jalan yang mengakses langsung ke Pergantian Jembatan Batujajar
adalah Jalan Sapaan, Jalan Cimareme - Batujajar, dan Jalan Cimareme - Batujajar -
Soreang.
Kapasitas Total
Tipe
No. Nama Ruas Co Fcw FCsp FCsf FCcs Dua Arah
Jalan
(smp/jam)
Jalan Cimareme -
2 0.96 1.00 0.86 1.00 2394.2
Batujajar 2/2 UD 2900
Jalan Cimareme -
3 0.96 1.00 0.90 1.00 2505.6
Batujajar - Soreang 2/2 UD 2900
4 Jl. Raya BBS 2/2 UD 2900 0.96 1.00 0.90 1.00 2505.6
Untuk pengambilan data lalu lintas (Traffic Counting) dilakukan pada hari kerja
dikarenakan puncak lalu lintas tertinggi terjadi pada saat hari kerja, sehingga
didapatkan data volume lalu lintas tertinggi. Kondisi arus lalu lintas kendaraan di
wilayah pengembangan pada hari kerja berdasarkan hasil yang diperoleh dari survei
pengamatan dilapangan didapatkan volume lalu lintas pada Jalan Cimareme -
Batujajar dijelaskan pada gambar berikut
Dari hasil analisis dapat diketahui untuk volume lalu lintas terbesar yaitu pada ruas .
Untuk melihat fluktuasi volume lalu lintas pada ruas Jalan Cimareme - Batujajar.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, akan dijelaskan pada gambar berikut.
Sedangkan untuk mengetahui komposisi kendaraan yang melintas pada ruas Jalan
Cimareme - Batujajar terdapat data berupa komposisi kendaraan dari pengumpulan
data primer yang sebelumnya telah diambil melalui survei di lapangan, komposisi
kendaraan dapat dilihat pada tabel berikut:
Kend
No Ruas Jalan Jenis Kendaraan Prosentase
(smp/jam)
Sepeda Motor (MC) 2884 83%
Kendaraan Ringan (LV) 408 12%
1 Jalan Cimareme - Batujajar
Kendaraan Berat (HV) 166 5%
Tak Bermotor (UM) 0 0%
Sumber: Analisa Konsultan, 2021
Kemudian untuk tampilan diagram pie chart komposisi kendaraan pada dilihat pada
gambar berikut :
MC
LV
HV
UM
83.40%
3. Kondisi Persimpangan
a. Simpang Tiga Jalan Cimareme - Batujajar – Jalan Cimareme - Batujajar - Soreang
Simpang Tiga Jalan Cimareme - Batujajar – Jalan Cimareme - Batujajar - Soreang
merupakan simpang bentuk T tanpa kanalisasi yang mempertemukan Jalan
Sapaan dan Jalan Cimareme - Batujajar - Soreang. Simpang ini merupakan
simpang tidak bersinyal. Simpang ini terletak sebelah selatan dari rencana
Pergantian Jembatan Batujajar yang berjarak 400 m. Berikut merupakan kondisi
geometrik Simpang Tiga Jalan Sapaan – Jalan Cimareme - Batujajar - Soreang.
BAB 4
PEMODELAN LALU LINTAS
Penyusunan model memerlukan data pendukung yang memadai sebagai dasar dalam
memperkirakan permintaan transportasi melalui teknik-teknik atau model proyeksi. Data
pendukung yang diperlukan, antara lain data pergerakan kendaraan di sekitar wilayah
studi pada tahun sebelumnya yang di susun dalam bentuk Matriks Asal-Tujuan,
Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Barat dan sekitarnya
yang berdampak pada area sekitar pergantian Jembatan Batujajar. Beberapa skenario
dibentuk dalam melakukan analisis pergantian Jembatan Batujajaruntuk
membandingkan kinerja jaringan pada kondisi eksisting, kondisi belum dilakukan
manajemen dan rekayasa lalu lintas (do-nothing) dan kondisi setelah dilakukan
manajemen dan rekayasa lalu lintas (do-something).
1. Pola bangkitan perjalanan dan distribusi perjalanan berupa disire line pergerakan
antar zona dan antar kawasan
3. Rencana pergantian prasarana lalu lintas yang meliputi jalan dan simpang.
Setelah model dikembangkan dan validasi, maka model siap untuk diaplikasikan untuk
melakukan estimasi kebutuhan transportasi masa mendatang. Seterusnya kebutuhan
akan sistem pasokan (supply) yang antara lain berupa kebutuhan ja ringan jalan, lokasi
titik simpul, dan (jika diperlukan) kebutuhan moda angkutan umum dan barang serta
kebutuhan lalu lintas lainnya juga dapat ditentukan.
B. WILAYAH KAJIAN
Tidak dapat dipungkiri bahwa pergantian Jembatan Batujajar akan berdampak pada
jaringan disekitar. Berdasarkan hasil analisa, kajian dan survey lapangan maka
ditetapkan untuk analisa ruas jalan dan simpang sebagai berikut :
1. Ruas Jalan
2. Persimpangan
Lokasi Jembatan
Batujajar
Gambar
Gambar4. 4.1
1 Lingkup Wilayah
Lingkup Studi
Wilayah Studi
C. PEMBAGIAN ZONA
Model transportasi pada hakekatnya merupakan simplikasi dan simulasi untuk
mempresentasikan keadaan yang sesungguhnya dan kemungkinan yang akan terjadi
pada sistem transportasi dengan menggunakan pendekatan analisis pragmatis,
matematis dan analogi hukum fisika. Proses simulasi tersebut didasarkan kepada
hubungan dan interaksi antara aktivitas tata guna lahan dan penyediaan fasilitas
transportasi.
Kabupaten Serang sebagai daerah kajian merupakan suatu kesatuan daerah geografis
yang di dalamnya terdapat sub daerah yang disebut zona, yang masing-masing diwakili
oleh pusat zona (centroid). Pusat zona dianggap sebagai tempat atau lokasi awal
pergerakan lalu lintas dari zona tersebut dan akhir pergerakan lalu lintas yang menuju
zona tersebut. Jika sistem jaringan jalan disuperposisikan di atas daerah kajian, akan
terlihat gabungan antara sistem kegiatan yang diwakili oleh zona beserta pusatnya
dengan sistem jaringan jalan yang diwakili oleh simpul dan ruas jalan. Zona-zona asal
dan tujuan yang diperlukan untuk perhitungan model kebutuhan transportasi.
Berdasarkan batas daerah kajian, zona-zona tersebut dibagi atas zona internal dan zona
eksternal. Zona yang berada di dalam daerah kajian (zona internal) berpengaruh sangat
besar terhadap sistem pergerakan lalu lintas di dalam daerah kajian. Sedangkan zona
yang berada di luar batas daerah kajian (zona eksternal) dianggap kurang atau sedikit
berpengaruh terhadap pergerakan arus lalu lintas didaerah kajian. Daerah studi terbagi
menjadi 3 zona yang dipertimbangkan akan mempengaruhi dan terpengaruh oleh
pergantian Jembatan Batujajar. Pembagian disajikan pada tabel dibawah ini.
1. Kinerja Lalu Lintas Kondisi Tahun Dasar, kondisi eksisting di wilayah studi yaitu
sebelum dilakukan pergantian Jembatan Batujajar;
2. Kinerja Lalu lintas Kondisi Tanpa Pergantian, kondisi lalu lintas di wilayah studi
yaitu tanpa adanya pergantian Jembatan Batujajar;
3. Kinerja Lalu Lintas Masa Kontruksi, kondisi masa kontruksi di wilayah studi yaitu
saat dilakukan pergantian Jembatan Batujajar;
4. Kinerja Lalu lintas Kondisi Do-Nothing, yaitu kondisi lalu lintas pengoperasian
Jembatan Batujajartanpa adanya penanganan;
5. Kinerja Lalu lintas Kondisi Do-Something, yaitu kondisi lalu lintas pengoperasian
Jembatan Batujajardengan skenario penanganan;
Adapun nama persimpangan dan nama ruas jalan sesuai gambar kodefikasi jaringan
pada Gambar 4.2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Setelah zona terbagi, maka untuk proses selanjutnya agar dapat dilakukan pembebanan
dengan menggunakan aplikasi transportasi diperlukan data volume lalu lintas hasil
survei lapangan. Adapun OD perjalanan yang digunakan adalah sebagai berikut.
O/D 1 2 3 jumlah
1 0 254 159 413
2 189 0 256 445
3 208 180 0 389
Jumlah 398 434 415 1247
Sumber: Analisa data, 2021
Setelah dilakukan pembebanan perjalanan dengan data jaringan jalan diatas maka
dapat diketahui nilai volume kendaraan hasil pemodelan. Dan akan didapatkan kinerja
jaringan jalan, kinerja persimpangan dan kinerja tiap-tiap ruas jalan untuk kondisi
eksisting tahun 2021. Adapun tingkat pelayanan dari ruas jalan dan kinerja jaringan hasil
pemodelan lalu lintas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Kapasitas
Volume V/C Kecepatan Kepadatan
No. Nama Ruas Total LOS
(smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km)
(smp/jam)
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa untuk kondisi saat ini tahun
2021 ketika Pergantian Jembatan Batujajar belum diganti, terdapat link yang memiliki
V/C ratio sebesar 0,36 Jalan Cimareme - Batujajar Segmen 6 namun secara umum
hampir semua ruas jalan yang ada disekitar lokasi Jembatan Batujajar masih mampu
menampung lalu lintas yang ada dengan kecepatan rata-rata dalam jaringan sebesar
42,4 km/jam dan tingkat pelayanan jalan atau level of service (LOS) terendah pada ruas-
ruas jalan di sekitar lokasi Jembatan Batujajar adalah berada pada level B.
Gambar 4. 3 Pemodelan Pembebanan Lalu Lintas Kondisi Eksisting Tahun 2020 pada Aplikasi PTV Visum
Gambar 4. 4 Desire Line Kondisi Eksisting Tahun 2020 pada Aplikasi PTV Visum
O/D 1 2 3 jumlah
1 0 265 166 431
2 198 0 267 465
3 218 188 0 406
Jumlah 416 454 433 1303
Sumber: Analisa data, 2021
Setelah dilakukan pembebanan perjalanan dengan data jaringan jalan diatas maka
dapat diketahui nilai volume kendaraan hasil pemodelan. Dan akan didapatkan kinerja
jaringan jalan, kinerja persimpangan dan kinerja ruas jalan untuk kondisi Kondisi Tahun
Dasar 2021. Adapun tingkat pelayanan dari ruas jalan dan kinerja jaringan hasil
pemodelan lalu lintas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Kapasitas
Volume V/C Kecepatan Kepadatan
No. Nama Ruas Total LOS
(smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km)
(smp/jam)
Jalan Cimareme - Batujajar
1 2394.2 861,0 0,34 40,6 21,2 B
Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
2 2394.2 866,3 0,36 40,6 21,4 B
Segmen 2 (Jembatan Batu jajar)
Jalan Cimareme - Batujajar
3 2394.2 863,1 0,36 40,0 21,6 B
Segmen 3
Jalan Cimareme - Batujajar
4 2533.4 863,1 0,36 39,1 22,1 B
Segmen 4
Jalan Cimareme - Batujajar
5 2533.4 863,1 0,34 38,6 22,3 B
Segmen 5
Jalan Cimareme - Batujajar
6 2505.6 939,8 0,38 41,4 22,7 B
Segmen 6
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa untuk kondisi Tahun Dasar
Tahun 2021 ketika Pergantian Jembatan Batujajar belum diganti, terdapat link yang
memiliki V/C ratio sebesar 0,38 yaitu Jalan Cimareme - Batujajar Segmen 6 namun
secara umum hampir semua ruas jalan yang ada disekitar lokasi Jembatan
Batujajarmasih mampu menampung lalu lintas yang ada dengan kecepatan rata-rata
dalam jaringan sebesar 40,3 km/jam dan tingkat pelayanan jalan atau level of service
(LOS) terendah pada ruas-ruas jalan di sekitar lokasi Jembatan Batujajaradalah berada
pada level B.
Kondisi masa kontruksi yaitu kondisi dimana lalu lintas di wilayah studi sedang dalam
proses pergantian Jembatan Batujajarpada Tahun 2022 dan 2023. Pada masa kontruksi
pemodelan lalu lintas dibagi kedalam 4 (empat) zona.
Pada kondisi ini Jembatan Batujajar sudah dimasukkan dalam pemodelan simulasi lalu
lintas karena menimbulkan bangkitan dan tarikan perjalanan baru seperti terlihat pada
gambar di berikut ini.
Adapun nama persimpangan dan nama ruas jalan sesuai gambar kodefikasi jaringan
pada Gambar 4.5 dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Selanjutnya adalah menentukan jumlah tarikan dan bangkitan yang diakibatkan oleh
proses pergantian Jembatan Batujajaryaitu timbul dari lalu lintas pekerja dan kendaraan
angkutan barang dalam jam sibuk. resume terhadap volume pergerakan yang mungkin
akan terjadi pada masa konstruksi (masa pengurugan/penggalian, dan masa
konstruksi).
Indikator yang akan digunakan dalam memprediksi bangkitan dan tarikan pada masa
konstruksi adalah frekuensi kendaraan material dan pekerja untuk menentukan besaran
bangkitan, sehingga diketahui bangkitan dan tarikan perjalanan masa konstruksi
Jembatan Batujajarsebesar 21,4 smp/jam. Kemudian didistribusikan sebagai berikut :
ZONA
Perjalanan Menuju dari Zona Jumlah
1 2 3
Jumlah Bangkitan O/D 431 465 406 1.302
Total Tarikan Perjalanan 21,4
Distribusi Perjalanan 4,3 7,5 9,6 21,4
Sumber : Analisa data, 2021
ZONA
Perjalanan Keluar dari Zona Jumlah
1 2 3
Jumlah Tarikan O/D 416 453 433 1.302
Total Bangkitan Perjalanan 21,4
O/D 1 2 3 4 Jumlah
1 0 289 181 4,3 474
2 216 0 291 7,5 514
3 238 205 0 9,6 452
4 4,3 7,5 9,6 0 21,4
Jumlah 458 501 482 21,4 1.462
Sumber: Analisa data, 2021
O/D 1 2 3 4 Jumlah
1 0 315 197 4,3 516
2 235 0 317 7,5 560
3 259 223 0 9,6 492
4 4,3 7,5 9,6 0 21,4
Jumlah 499 546 524 21,4 1.590
Sumber: Analisa data, 2021
Setelah dilakukan pembebanan perjalanan dengan data jaringan jalan diatas maka
dapat diketahui nilai volume kendaraan hasil pemodelan. Dan akan didapatkan kinerja
jaringan jalan dan kinerja tiap-tiap ruas jalan untuk kondisi Masa Konstruksi Tahun 2022
dan 2023 (Do Nothing). Adapun tingkat pelayanan dari ruas jalan dan kinerja jaringan
hasil pemodelan lalu lintas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. 18 Kinerja Ruas Jalan Masa Konstruksi Tahun 2022 (Do Nothing)
Kapasitas
Volume V/C Kecepatan Kepadatan
No. Nama Ruas Total LOS
(smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km)
(smp/jam)
Jalan Cimareme - Batujajar
1 2533,4 929,9 0,37 36,5 25,5 B
Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
2 Segmen 2 (Jembatan Batu 2394,2 935,6 0,39 36,5 25,6 B
jajar)
Kapasitas
Volume V/C Kecepatan Kepadatan
No. Nama Ruas Total LOS
(smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km)
(smp/jam)
Jalan Cimareme - Batujajar
3 2394,2 932,1 0,39 36,0 25,9 B
Segmen 3
Jalan Cimareme - Batujajar
4 2394,2 932,1 0,39 35,2 26,5 B
Segmen 4
Jalan Cimareme - Batujajar
5 2533,4 932,1 0,37 34,8 26,8 B
Segmen 5
Jalan Cimareme - Batujajar
6 2505,6 1014,9 0,41 37,3 27,2 B
Segmen 6
Jalan Cimareme - Batujajar
7 2505,6 682,7 0,27 36,5 18,7 B
– Soreang Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
8 2505,6 688,3 0,27 37,0 18,6 B
– Soreang Segmen 2
9 Jalan Raya BBS 2505,6 669,1 0,27 36,4 18,4 B
Sumber: Analisa data, 2021
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa untuk kondisi saat pergantian
(konstruksi) Tahun 2022 (Do Nothing) ketika Pergantian Jembatan Batujajarsedang
diganti, terdapat link yang memiliki V/C ratio sebesar 0,41 yaitu Jalan Cimareme -
Batujajar Segmen 6 namun secara umum hampir semua ruas jalan yang ada disekitar
lokasi Jembatan Batujajarmasih mampu menampung lalu lintas yang ada dengan
kecepatan rata-rata dalam jaringan sebesar 36,2 km/jam dan tingkat pelayanan jalan
atau level of service (LOS) terendah pada ruas-ruas jalan di sekitar lokasi Jembatan
Batujajar adalah berada pada level B.
Sedangkan pelayanan dari ruas jalan dan kinerja jaringan hasil pemodelan lalu lintas
Masa Konstruksi Tahun 2023 (Do Nothing) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. 21 Kinerja Ruas Jalan Masa Konstruksi Tahun 2023 (Do Nothing)
Kapasitas
Volume V/C Kecepatan Kepadatan
No. Nama Ruas Total LOS
(smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km)
(smp/jam)
Jalan Cimareme - Batujajar
1 2533,4 1004,3 0,40 34,5 29,1 B
Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
2 Segmen 2 (Jembatan Batu 2394,2 1010,4 0,42 34,5 29,3 B
jajar)
Jalan Cimareme - Batujajar
3 2394,2 1006,7 0,42 34,0 29,6 B
Segmen 3
Jalan Cimareme - Batujajar
4 2394,2 1006,7 0,42 33,2 30,3 B
Segmen 4
Jalan Cimareme - Batujajar
5 2533,4 1006,7 0,40 32,9 30,6 B
Segmen 5
Jalan Cimareme - Batujajar
6 2505,6 1096,1 0,44 35,2 31,1 B
Segmen 6
Jalan Cimareme - Batujajar
7 2505,6 737,3 0,29 34,5 21,4 B
– Soreang Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
8 2505,6 743,4 0,30 35,0 21,2 B
– Soreang Segmen 2
9 Jalan Raya BBS 2505,6 722,6 0,29 34,4 21,0 B
Sumber: Analisa data, 2021
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa untuk kondisi saat pergantian
(konstruksi) Tahun 2023 (Do Nothing) ketika Pergantian Jembatan Batujajar sedang
diganti, terdapat link yang memiliki V/C ratio sebesar 0,44 yaitu Jalan Cimareme -
Batujajar Segmen 6 namun secara umum hampir semua ruas jalan yang ada disekitar
lokasi Jembatan Batujajar masih mampu menampung lalu lintas yang ada dengan
kecepatan rata-rata dalam jaringan sebesar 34,2 km/jam dan tingkat pelayanan jalan
atau level of service (LOS) terendah pada ruas-ruas jalan di sekitar lokasi Jembatan
Batujajar adalah berada pada level B.
Gambar 4. 8 Pemodelan Pembebanan Lalu Lintas Kondisi Konstruksi Tahun 2022 (Do Nothing)
Gambar 4. 10 Pemodelan Pembebanan Lalu Lintas Kondisi Konstruksi Tahun 2023 (Do Nothing)
Manajemen dan Rekayasa lalu lintas yang akan di terapkan untuk meningkatkan
kinerja lalu lintas di sekitar Pergantian Jembatan Batujajar, antara lain yaitu :
- Pembersihan Ruas Jalan Yang Kotor Akibat Material Yang Terjatuh Dijalan
Setelah dilakukan pembebanan perjalanan dengan data jaringan jalan diatas maka
dapat diketahui nilai volume kendaraan hasil pemodelan. Dan akan didapatkan kinerja
jaringan jalan dan kinerja tiap-tiap ruas jalan untuk kondisi Masa Konstruksi Tahun 2022
dan 2023 (Do Something). Adapun tingkat pelayanan dari ruas jalan dan kinerja jaringan
hasil pemodelan lalu lintas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. 24 Kinerja Ruas Jalan Masa Konstruksi Tahun 2022 (Do Something)
Kapasitas
Volume V/C Kecepatan Kepadatan
No. Nama Ruas Total LOS
(smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km)
(smp/jam)
Jalan Cimareme - Batujajar
1 2533,4 911,3 0,36 38,3 23,8 B
Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
2 Segmen 2 (Jembatan Batu 2394,2 916,8 0,38 38,3 23,9 B
jajar)
Jalan Cimareme - Batujajar
3 2394,2 913,5 0,38 37,8 24,2 B
Segmen 3
Jalan Cimareme - Batujajar
4 2394,2 913,5 0,38 36,9 24,7 B
Segmen 4
Jalan Cimareme - Batujajar
5 2533,4 913,5 0,36 36,5 25,0 B
Segmen 5
Jalan Cimareme - Batujajar
6 2505,6 994,6 0,40 39,2 25,4 B
Segmen 6
Jalan Cimareme - Batujajar
7 2505,6 669,0 0,27 38,3 17,5 B
– Soreang Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
8 2505,6 674,6 0,27 38,9 17,3 B
– Soreang Segmen 2
9 Jalan Raya BBS 2505,6 655,7 0,26 38,2 17,2 B
Sumber: Analisa data, 2021
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa untuk kondisi saat pergantian
(konstruksi) Tahun 2022 (Do Something) ketika Pergantian Jembatan Batujajar sedang
diganti, terdapat link yang memiliki V/C ratio sebesar 0,40 yaitu Jalan Cimareme -
Batujajar Segmen 6 namun secara umum beberapa ruas jalan yang ada disekitar lokasi
Jembatan Batujajar kurang mampu menampung lalu lintas yang ada dengan kecepatan
rata-rata dalam jaringan sebesar 38,0 km/jam dan tingkat pelayanan jalan atau level of
service (LOS) terendah pada ruas-ruas jalan di sekitar lokasi Jembatan Batujajar adalah
berada pada level B.
Sedangkan pelayanan dari ruas jalan dan kinerja jaringan hasil pemodelan lalu lintas
Masa Konstruksi Tahun 2023 (Do Something) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. 27 Kinerja Ruas Jalan Masa Konstruksi Tahun 2023 (Do Something)
Kapasitas
Volume V/C Kecepatan Kepadatan
No. Nama Ruas Total LOS
(smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km)
(smp/jam)
Jalan Cimareme - Batujajar
1 2533,4 984,2 0,39 36,2 27,2 B
Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
2 Segmen 2 (Jembatan Batu 2394,2 990,2 0,41 36,2 27,3 B
jajar)
Jalan Cimareme - Batujajar
3 2394,2 986,6 0,41 35,7 27,6 B
Segmen 3
Jalan Cimareme - Batujajar
4 2394,2 986,6 0,41 34,9 28,3 B
Segmen 4
Jalan Cimareme - Batujajar
5 2533,4 986,6 0,39 34,5 28,6 B
Segmen 5
Jalan Cimareme - Batujajar
6 2505,6 1074,2 0,43 37,0 29,0 B
Segmen 6
Jalan Cimareme - Batujajar
7 2505,6 722,5 0,29 36,2 19,9 B
– Soreang Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
8 2505,6 728,5 0,29 36,7 19,8 B
– Soreang Segmen 2
9 Jalan Raya BBS 2505,6 708,1 0,28 36,1 19,6 B
Sumber: Analisa data, 2021
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa untuk kondisi saat pergantian
(konstruksi) Tahun 2023 (Do Something) ketika Pergantian Jembatan Batujajar sedang
diganti, terdapat link yang memiliki V/C ratio sebesar 0,43 yaitu Jalan Cimareme -
Batujajar Segmen 6 namun secara umum hampir semua ruas jalan yang ada disekitar
lokasi Jembatan Batujajar masih mampu menampung lalu lintas yang ada dengan
kecepatan rata-rata dalam jaringan sebesar 36,0 km/jam dan tingkat pelayanan jalan
atau level of service (LOS) terendah pada ruas-ruas jalan di sekitar lokasi Jembatan
Batujajar adalah berada pada level B.
Gambar 4. 12 Pemodelan Pembebanan Lalu Lintas Kondisi Konstruksi Tahun 2022 (Do Something)
Gambar 4. 14 Pemodelan Pembebanan Lalu Lintas Kondisi Konstruksi Tahun 2023 (Do Something)
Hasil analisa bangkitan dan tarikan perjalanan yang digunakan sebagai dasar
pembuatan OD matrik perjalanan setelah rencana pergantian Jembatan Batujajarselesai
diganti (do-nothing). OD matrik perjalanan kondisi do-nothing diperoleh dari nilai
estimasi tarikan dan bangkitan perjalanan dari rencana area pergantian tersebut yang
ditambahkan dengan pergerakan kendaraan operasional eksisting (sebelum ada
pergantian) dengan tetap mempertimbangkan tingkat pertumbuhan PDRB di Kabupaten
Bandung Barat sebesar 4,76% per tahunnya. Untuk lebih jelasnya matrik asal tujuan
perjalanan pada kondisi do-nothing tahun dasar 2023 dapat dilihat pada tabel berikut ini
O/D 1 2 3 jumlah
1 0 315 197 512
2 235 0 317 552
3 259 223 0 482
Jumlah 494 538 514 1.547
Sumber: Analisa data, 2021
Pada Tahun 2023 sebagai tahun dasar dan untuk melihat bagaimana gambaran
pelayanan 5 (lima) tahun mendatang juga akan dilakukan analisis yang sama dengan
melakukan forecasting pada tahun rencana 2028 seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
O/D 1 2 3 jumlah
1 0 484 303 788
2 362 0 488 850
3 399 344 0 742
Jumlah 760 828 792 2.380
Sumber: Analisa data, 2021
Perhitungan bangkitan dan tarikan Jembatan Batujajar ini beroperasi penuh pada Tahun
2023, sehingga perhitungannya didasarkan pada Tahun 2023. Adapun tingkat
pelayanan dari ruas jalan dan kinerja jaringan hasil pemodelan lalu lintas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Kapasitas
Volume V/C Kecepatan Kepadatan
No. Nama Ruas Total LOS
(smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km)
(smp/jam)
Jalan Cimareme - Batujajar
1 2533,4 954,1 0,38 45,3 21,1 B
Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
2 Segmen 2 (Jembatan Batu 2394,2 959,9 0,40 45,3 21,2 B
jajar)
Jalan Cimareme - Batujajar
3 2394,2 956,4 0,40 44,6 21,4 B
Segmen 3
Jalan Cimareme - Batujajar
4 2394,2 956,4 0,40 43,6 21,9 B
Segmen 4
Jalan Cimareme - Batujajar
5 2533,4 956,4 0,38 43,1 22,2 B
Segmen 5
Jalan Cimareme - Batujajar
6 2505,6 1041,3 0,42 46,3 22,5 B
Segmen 6
Jalan Cimareme - Batujajar
7 2505,6 700,4 0,28 45,3 15,5 B
– Soreang Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
8 2505,6 706,2 0,28 45,9 15,4 B
– Soreang Segmen 2
9 Jalan Raya BBS 2505,6 686,5 0,27 45,1 15,2 B
Sumber: Analisa data, 2021
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa untuk kondisi Do-Nothing
Tahun 2023 ketika Pergantian Jembatan Batujajar sudah selesai diganti dan sudah
beroperasi, terdapat link yang memiliki V/C ratio sebesar 0,42 Jalan Cimareme -
Batujajar Segmen 6 namun secara umum hampir semua ruas jalan yang ada disekitar
lokasi Jembatan Batujajar masih mampu menampung lalu lintas yang ada dengan
kecepatan rata-rata dalam jaringan sebesar 44,9 km/jam dan tingkat pelayanan jalan
atau level of service (LOS) terendah pada ruas-ruas jalan di sekitar lokasi Jembatan
Batujajaradalah berada pada level B.
Dalam memperkirakan lalu lintas kedepan, maka perlu dilakukan forecasting juga untuk
melihat bagaimana prediksi gambaran tingkat pelayanan pada jangka waktu 5 (lima)
tahun mendatang yaitu pada tahun rencana operasional 2028. Adapun tingkat
pelayanannya seperti terlihat pada Tabel dibawah ini.
Kapasitas
Volume V/C Kecepatan Kepadatan
No. Nama Ruas Total LOS
(smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km)
(smp/jam)
Jalan Cimareme - Batujajar
1 2533,4 1030,4 0,41 42,8 24,1 B
Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
2 Segmen 2 (Jembatan Batu 2394,2 1036,7 0,43 42,8 24,2 B
jajar)
Jalan Cimareme - Batujajar
3 2394,2 1032,9 0,43 42,2 24,5 B
Segmen 3
Jalan Cimareme - Batujajar
4 2394,2 1032,9 0,43 41,2 25,1 B
Segmen 4
Jalan Cimareme - Batujajar
5 2533,4 1032,9 0,41 40,8 25,3 B
Segmen 5
Jalan Cimareme - Batujajar
6 2505,6 1124,6 0,45 43,7 25,7 C
Segmen 6
Jalan Cimareme - Batujajar
7 2505,6 756,5 0,30 42,8 17,7 B
– Soreang Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
8 2505,6 762,7 0,30 43,4 17,6 B
– Soreang Segmen 2
Kapasitas
Volume V/C Kecepatan Kepadatan
No. Nama Ruas Total LOS
(smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km)
(smp/jam)
9 Jalan Raya BBS 2505,6 741,4 0,30 42,6 17,4 B
Sumber: Analisa data, 2021
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa untuk kondisi Do-Nothing
tahun 2028 ketika Pergantian Jembatan Batujajar sudah selesai diganti dan sudah
beroperasi, terdapat link yang memiliki V/C ratio sebesar 0,45 Jalan Cimareme -
Batujajar Segmen 6 namun secara umum hampir semua ruas jalan yang ada disekitar
lokasi Jembatan Batujajar masih mampu menampung lalu lintas yang ada dengan
kecepatan rata-rata dalam jaringan sebesar 42,5 km/jam dan tingkat pelayanan jalan
atau level of service (LOS) terendah pada ruas-ruas jalan di sekitar lokasi Jembatan
Batujajar adalah berada pada level C.
Gambar 4. 16 Pemodelan Pembebanan Lalu Lintas Kondisi Pengoperasionalan Jembatan Tanpa Penanganan (Do-Nothing) Tahun 2023
Gambar 4. 17 Desire Line Kondisi Pengoperasionalan Jembatan Tanpa Penanganan (Do-Nothing) Tahun 2023
Gambar 4. 18 Pemodelan Pembebanan Lalu Lintas Kondisi Pengoperasionalan Jembatan Tanpa Penanganan (Do-Nothing) Tahun 2028
Gambar 4. 19 Desire Line Kondisi Pengoperasionalan Jembatan Tanpa Penanganan (Do-Nothing) Tahun 2028
Dengan adanya Pergantian Jembatan Batujajar, terjadi penurunan kinerja ruas jalan dan
secara jaringan di sekitar lokasi meskipun tidak secara drastis akan tetapi hal ini harus
mendapatkan penanganan untuk mereduksi dampak lalu lintas akibat Pergantian
Jembatan Batujajar.
Manajemen dan Rekayasa lalu lintas yang akan di terapkan untuk meningkatkan
kinerja lalu lintas di sekitar Pergantian Jembatan Batujajar, antara lain yaitu :
Setelah dilakukan pembebanan perjalanan dengan data jaringan jalan diatas maka
dapat diketahui nilai volume kendaraan hasil pemodelan. Dan akan didapatkan kinerja
jaringan jalan dan kinerja tiap-tiap ruas jalan untuk kondisi Do-Something Tahun 2023.
Adapun tingkat pelayanan dari ruas jalan dan kinerja jaringan hasil pemodelan lalu lintas
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Kapasitas
Volume V/C Kecepatan Kepadatan
No. Nama Ruas Total LOS
(smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km)
(smp/jam)
Jalan Cimareme - Batujajar
1 2533,4 935,0 0,37 47,5 19,7 B
Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
2 Segmen 2 (Jembatan Batu 2394,2 940,7 0,39 47,5 19,8 B
jajar)
Jalan Cimareme - Batujajar
3 2394,2 937,3 0,39 46,8 20,0 B
Segmen 3
Jalan Cimareme - Batujajar
4 2394,2 937,3 0,39 45,8 20,5 B
Segmen 4
Jalan Cimareme - Batujajar
5 2533,4 937,3 0,37 45,3 20,7 B
Segmen 5
Jalan Cimareme - Batujajar
6 2505,6 1020,5 0,41 48,6 21,0 B
Segmen 6
Jalan Cimareme - Batujajar
7 2505,6 686,4 0,27 47,5 14,4 B
– Soreang Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
8 2505,6 692,1 0,28 48,2 14,4 B
– Soreang Segmen 2
9 Jalan Raya BBS 2505,6 672,7 0,27 47,4 14,2 B
Sumber: Analisa data, 2021
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa untuk Tahun 2023 ketika
area pergantian Jembatan Batujajar sudah selesai diganti dan sudah beroperasi serta
telah dilakukan upaya penanganan berupa manajemen dan rekayasa lalu lintas di sekitar
lokasi, meskipun terdapat link yang memiliki v/c ratio sebesar 0,41 yaitu Jalan Cimareme
- Batujajar Segmen 6, namun secara jaringan dilihat dari parameternya seperti
kecepatan rata-rata dalam jaringan setelah dilakukan upaya manajemen mengalami
kenaikan meskipun tidak signifikan.
Dimana pada kondisi tanpa pengaturan (Do-Nothing) sebesar 44,9 km/jam kemudian
setelah kondisi dengan pengaturan (Do-Something) 47,2 km/jam dan tingkat pelayanan
jalan atau level of service (LOS) terendah pada ruas-ruas jalan di sekitar lokasi
Jembatan Batujajar adalah pada level B.
Dalam memperkirakan lalu lintas kedepan, maka perlu dilakukan forecasting juga untuk
melihat bagaimana gambaran tingkat pelayanan 5 (lima) tahun mendatang. Adapun
kinerja lalu lintas pada kondisi tahun 2028 (proyeksi operasional optimal pada tahun
kelima) dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Kapasitas
Volume V/C Kecepatan Kepadatan
No. Nama Ruas Total LOS
(smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km)
(smp/jam)
Jalan Cimareme - Batujajar
1 2533,4 1009,8 0,40 44,9 22,5 B
Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
2 Segmen 2 (Jembatan Batu 2394,2 1015,9 0,42 44,9 22,6 B
jajar)
Jalan Cimareme - Batujajar
3 2394,2 1012,2 0,42 44,3 22,9 B
Segmen 3
Jalan Cimareme - Batujajar
4 2394,2 1012,2 0,42 43,3 23,4 B
Segmen 4
Jalan Cimareme - Batujajar
5 2533,4 1012,2 0,40 42,8 23,6 B
Segmen 5
Jalan Cimareme - Batujajar
6 2505,6 1102,1 0,44 45,9 24,0 B
Segmen 6
Jalan Cimareme - Batujajar
7 2505,6 741,3 0,30 44,9 16,5 B
– Soreang Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
8 2505,6 747,5 0,30 45,6 16,4 B
– Soreang Segmen 2
9 Jalan Raya BBS 2505,6 726,5 0,29 44,8 16,2 B
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa untuk tahun 2028 ketika area
pergantian Jembatan Batujajarsudah selesai diganti dan sudah beroperasi serta telah
dilakukan upaya penanganan berupa manajemen dan rekayasa lalu lintas di sekitar
lokasi, meskipun terdapat link yang memiliki v/c ratio sebesar 0,44 yaitu Jalan Cimareme
- Batujajar Segmen 6, namun secara jaringan dilihat dari parameternya seperti
kecepatan rata-rata dalam jaringan setelah dilakukan upaya manajemen mengalami
kenaikan meskipun tidak signifikan.
Dimana pada kondisi tanpa pengaturan (Do-Nothing) 42,5 km/jam kemudian setelah
kondisi dengan pengaturan (Do-Something) menjadi 44,6 km/jam dan tingkat pelayanan
jalan atau level of service (LOS) terendah pada ruas-ruas jalan di sekitar lokasi
Jembatan Batujajar adalah pada level B.
Gambar 4. 20 Pemodelan Pembebanan Lalu Lintas Kondisi Pengoperasionalan Jembatan Dengan Upaya Penanganan (Do-Something) Tahun 2023
Gambar 4. 21 Desire Line Kondisi Pengoperasionalan Jembatan Dengan Upaya Penanganan (Do-Something) Tahun 2023
Gambar 4. 22 Pemodelan Pembebanan Lalu Lintas Kondisi Pengoperasionalan Jembatan Dengan Upaya Penanganan (Do-Something) Tahun 2028
Gambar 4. 23 Desire Line Kondisi Pengoperasionalan Jembatan Dengan Upaya Penanganan (Do-Something) Tahun 2028
Tabel 4. 44 Kinerja Jaringan Jalan Pada Tiap Kondisi Pemodelan Lalu Lintas
Tabel 4. 45 Kinerja Jaringan Jalan Pada Tiap Kondisi Pemodelan Lalu Lintas
2020 2021
Eksiting Tahun Dasar
No. Nama Ruas
Volume Kecepatan Kepadatan Volume V/C Kecepatan Kepadatan
V/C Ratio LOS LOS
(smp/jam) (km/jam) (smp/km) (smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km)
Jalan Cimareme - Batujajar
1 820 0,32 42,7 19,2 B 861,0 0,34 40,6 21,2 B
Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
2 Segmen 2 (Jembatan Batu 825 0,34 42,7 19,3 B 866,3 0,36 40,6 21,4 B
jajar)
Jalan Cimareme - Batujajar
3 822 0,34 42,1 19,5 B 863,1 0,36 40,0 21,6 B
Segmen 3
Jalan Cimareme - Batujajar
4 822 0,34 41,1 20,0 B 863,1 0,36 39,1 22,1 B
Segmen 4
Jalan Cimareme - Batujajar
5 822 0,32 40,7 20,2 B 863,1 0,34 38,6 22,3 B
Segmen 5
Jalan Cimareme - Batujajar
6 895 0,36 43,6 20,5 B 939,8 0,38 41,4 22,7 B
Segmen 6
Jalan Cimareme - Batujajar –
7 602 0,24 42,7 14,1 B 632,1 0,25 40,6 15,6 B
Soreang Segmen 1
2022
Konstruksi (Do - Nothing) Konstruksi (Do - Something)
No. Nama Ruas
Volume Kecepatan Kepadatan Volume Kecepatan Kepadatan
V/C Ratio LOS V/C Ratio LOS
(smp/jam) (km/jam) (smp/km) (smp/jam) (km/jam) (smp/km)
Jalan Cimareme - Batujajar
1 929,9 0,37 36,5 25,5 B 911,3 0,36 38,3 23,8 B
Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
2 Segmen 2 (Jembatan Batu 935,6 0,39 36,5 25,6 B 916,8 0,38 38,3 23,9 B
jajar)
Jalan Cimareme - Batujajar
3 932,1 0,39 36,0 25,9 B 913,5 0,38 37,8 24,2 B
Segmen 3
Jalan Cimareme - Batujajar
4 932,1 0,39 35,2 26,5 B 913,5 0,38 36,9 24,7 B
Segmen 4
Jalan Cimareme - Batujajar
5 932,1 0,37 34,8 26,8 B 913,5 0,36 36,5 25,0 B
Segmen 5
Jalan Cimareme - Batujajar
6 1014,9 0,41 37,3 27,2 B 994,6 0,40 39,2 25,4 B
Segmen 6
Jalan Cimareme - Batujajar –
7 682,7 0,27 36,5 18,7 B 669,0 0,27 38,3 17,5 B
Soreang Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar –
8 688,3 0,27 37,0 18,6 B 674,6 0,27 38,9 17,3 B
Soreang Segmen 2
9 Jalan Raya BBS 669,1 0,27 36,4 18,4 B 655,7 0,26 38,2 17,2 B
Sumber: Analisa data, 2021
2023
Konstruksi (Do - Nothing) Konstruksi (Do - Something)
No. Nama Ruas
Volume Kecepatan Kepadatan Volume Kecepatan Kepadatan
V/C Ratio LOS V/C Ratio LOS
(smp/jam) (km/jam) (smp/km) (smp/jam) (km/jam) (smp/km)
Jalan Cimareme - Batujajar
1 1004,3 0,40 34,5 29,1 B 984,2 0,39 36,2 27,2 B
Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
2 Segmen 2 (Jembatan Batu 1010,4 0,42 34,5 29,3 B 990,2 0,41 36,2 27,3 B
jajar)
Jalan Cimareme - Batujajar
3 1006,7 0,42 34,0 29,6 B 986,6 0,41 35,7 27,6 B
Segmen 3
Jalan Cimareme - Batujajar
4 1006,7 0,42 33,2 30,3 B 986,6 0,41 34,9 28,3 B
Segmen 4
Jalan Cimareme - Batujajar
5 1006,7 0,40 32,9 30,6 B 986,6 0,39 34,5 28,6 B
Segmen 5
Jalan Cimareme - Batujajar
6 1096,1 0,44 35,2 31,1 B 1074,2 0,43 37,0 29,0 B
Segmen 6
Jalan Cimareme - Batujajar –
7 737,3 0,29 34,5 21,4 B 722,5 0,29 36,2 19,9 B
Soreang Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar –
8 743,4 0,30 35,0 21,2 B 728,5 0,29 36,7 19,8 B
Soreang Segmen 2
9 Jalan Raya BBS 722,6 0,29 34,4 21,0 B 708,1 0,28 36,1 19,6 B
Sumber: Analisa data, 2021
2023
Operasional (Do - Nothing) Operasional (Do - Something)
No. Nama Ruas
Volume Kecepatan Kepadatan Volume Kecepatan Kepadatan
V/C Ratio LOS V/C Ratio LOS
(smp/jam) (km/jam) (smp/km) (smp/jam) (km/jam) (smp/km)
Jalan Cimareme - Batujajar
1 954,1 0,38 45,3 21,1 B 935,0 0,37 47,5 19,7 B
Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
2 Segmen 2 (Jembatan Batu 959,9 0,40 45,3 21,2 B 940,7 0,39 47,5 19,8 B
jajar)
Jalan Cimareme - Batujajar
3 956,4 0,40 44,6 21,4 B 937,3 0,39 46,8 20,0 B
Segmen 3
Jalan Cimareme - Batujajar
4 956,4 0,40 43,6 21,9 B 937,3 0,39 45,8 20,5 B
Segmen 4
Jalan Cimareme - Batujajar
5 956,4 0,38 43,1 22,2 B 937,3 0,37 45,3 20,7 B
Segmen 5
Jalan Cimareme - Batujajar
6 1041,3 0,42 46,3 22,5 B 1020,5 0,41 48,6 21,0 B
Segmen 6
Jalan Cimareme - Batujajar –
7 700,4 0,28 45,3 15,5 B 686,4 0,27 47,5 14,4 B
Soreang Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar –
8 706,2 0,28 45,9 15,4 B 692,1 0,28 48,2 14,4 B
Soreang Segmen 2
9 Jalan Raya BBS 686,5 0,27 45,1 15,2 B 672,7 0,27 47,4 14,2 B
Sumber: Analisa data, 2021
2028
Operasional (Do - Nothing) Operasional (Do - Something)
No. Nama Ruas
Volume Kecepatan Kepadatan Volume Kecepatan Kepadatan
V/C Ratio LOS V/C Ratio LOS
(smp/jam) (km/jam) (smp/km) (smp/jam) (km/jam) (smp/km)
Jalan Cimareme - Batujajar
1 1030,4 0,41 42,8 24,1 B 1009,8 0,40 44,9 22,5 B
Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar
2 Segmen 2 (Jembatan Batu 1036,7 0,43 42,8 24,2 B 1015,9 0,42 44,9 22,6 B
jajar)
Jalan Cimareme - Batujajar
3 1032,9 0,43 42,2 24,5 B 1012,2 0,42 44,3 22,9 B
Segmen 3
Jalan Cimareme - Batujajar
4 1032,9 0,43 41,2 25,1 B 1012,2 0,42 43,3 23,4 B
Segmen 4
Jalan Cimareme - Batujajar
5 1032,9 0,41 40,8 25,3 B 1012,2 0,40 42,8 23,6 B
Segmen 5
Jalan Cimareme - Batujajar
6 1124,6 0,45 43,7 25,7 C 1102,1 0,44 45,9 24,0 B
Segmen 6
Jalan Cimareme - Batujajar –
7 756,5 0,30 42,8 17,7 B 741,3 0,30 44,9 16,5 B
Soreang Segmen 1
Jalan Cimareme - Batujajar –
8 762,7 0,30 43,4 17,6 B 747,5 0,30 45,6 16,4 B
Soreang Segmen 2
9 Jalan Raya BBS 741,4 0,30 42,6 17,4 B 726,5 0,29 44,8 16,2 B
Sumber: Analisa data, 2021
BAB 5
IMPLEMENTASI DAN PENANGANAN
DAMPAK LALU LINTAS
Pergantian Jembatan Batujajar yang terletak di ruas Cimarame – Batujajar (No. Ruas 082),
Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Pergantian ini
berpotensi menimbulkan dampak lalu lintas pada ruas-ruas jalan disekitar lokasi
pergantian. Setelah dilakukan pengumpulan dan analisis data lapangan, dapat diketahui
bahwa dengan pergantian dan pengoperasian Jembatan Batujajar terjadi penurunan unjuk
kerja ruas Cimarame – Batujajar serta mempengaruhi daya dukung jalan untuk
menampung penambahan pembebanan lalu lintas yang terjadi.
Cimarame – Batujajar yang notabene menjadi jalan penghubung antar kabupaten lainnya,
akan menjadi ruas jalan yang sangat terdampak akibat dari beroperasinya Jembatan
Batujajar. Pada kondisi eksisting pada jam sibuk, lalu lintas belum begitu padat akan tetapi
sangat berpotensi terjadinya kepadatan dan kemacetan lalu lintas karena bertambahnya
volume lalu lintas pada saat pergantian Jembatan Batujajar akan menimbulkan gangguan
lalu lintas di sekitar lokasi pergantian. Maka dari itu, beberapa rekomendasi teknis kami
siapkan untuk meminimalisir dampak yang akan ditimbulkan.
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
Jl. Raya
Sina
rMukti sawah
pem ukim an
sawah
sawah
sawah
pem ukim an
sawah
pem ukim an
pem ukim an
sawah
pem ukim an
Jl. Cimare
me
- Ba
tujaja
r
Jembatan
sawah
sawah
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
Batujajar
sawah
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
P sawah
Jl.
Cimar
eme
- Batujajar
pem ukim an
5,5
pem ukim an
R10
4
Jl.
5,5
Selacau
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
Jl. BB
wadu
S
k sag
Jl.
Cimar
eme
- Batujajar
pem ukim an
uling
waduk
saguling
pem ukim an
r
- Batujaja
Jl. Cimareme
5,5
pem ukim an
Jl. BB
S
pem ukim an
pem ukim an
tujajar
e - Ba
Jl. Cimarem
pem ukim an
R5
pem ukim an
R5
5,5
Jl. Raya
Batujajar
5,5
-Soreang
pem ukim an
pem ukim an
Jl. Cipa
tik
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
Jl. Raya
Sina
rMukti sawah
pem ukim an
sawah
sawah
sawah
pem ukim an
sawah
pem ukim an
pem ukim an
sawah
pem ukim an
Jl. Cimareme
- Ba
tujaja
r
Jl.
sawah
sawah
pem ukim an
Cim
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
sawah
pem ukim an
arem
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
sawah
P
Jl.
Cimareme
- Batujajar
e
pem ukim an
5,5
pem ukim an
R10
4
Jl.
-B
5,5
Selacau
pem ukim an
pem ukim an
atuja
pem ukim an
Jl. BB
waduk
S
Jl.
Cimareme
saguling
- Batujajar
pem ukim an
jar waduk
saguling
pem ukim an
r
- Batujaja
Jl. Cimareme
5,5
pem ukim an
Jl. BB
S
pem ukim an
pem ukim an
ujajar
- Bat
Jl. Cimareme
pem ukim an
R5
pem ukim an pem ukim an
R5
5,5
Jl. Raya
Batujajar
5,5
-Soreang
pem ukim an
pem ukim an
Jl. Cipa
tik
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
pem ukim an
wadu
k sag
uling
r
- Batujaja
areme
Jl. Cim
5,5
pem ukim an
B. TAHAPAN KONSTRUKSI
1. Manajemen Lalu Lintas
Pada tahap konstruksi Pergantian Jembatan Batujajar dilakukan, pastinya terdapat
pergerakan kendaraan berat dalam distribusi material yang dibutuhkan dalam
masa Pergantian. Oleh karena itu, untuk menjamin kelancaran dan keselamatan
lalu lintas di sekitarnya maka perlu adanya pengaturan.
Perlu diperhatikan juga untuk pemilihan rute kendaraan pengangkut material dari
tempat pengambilan tanah dan bahan material ke tempat lokasi Pergantian,
pemilihan rute tersebut di haruskan melewati jalan yang volume lalu lintasnya tidak
terlalu padat dan untuk pengangkutan diusahakan dilaksanakan pada off time atau
diluar jam sibuk agar tidak terlalu mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Dampak menurunnya kualitas udara yang terjadi akibat kegiatan pada tahap
konstruksi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Upaya yang dapat dilakukan dalam menangani dampak yang terjadi adalah:
Upaya yang dapat dilakukan dalam menangani dampak yang terjadi adalah:
3) Kegiatan galian dan timbunan tanah serta pekerjaan konstruksi fisik akan
menyebabkan adanya penurunan kualitas udara yang disebabkan oleh
naiknya kadar debu dan besarnya dampak yang timbul dapat dikategorikan
sedang.
Upaya yang dapat dilakukan dalam menangani dampak yang terjadi adalah:
b. Meningkatnya Kebisingan
Dampak meningkatnya kebisingan yang terjadi akibat ada kegiatan pada tahap
konstruksi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Upaya yang dapat dilakukan dalam menangani dampak yang terjadi adalah:
Upaya yang dapat dilakukan dalam menangani dampak yang terjadi adalah:
Upaya yang dapat dilakukan dalam menangani dampak yang terjadi adalah:
Dampak berupa gangguan lalu lintas terjadi akibat kegiatan pada tahap
konstruksi dapat dijelaskan seperti berikut :
Upaya yang dapat dilakukan dalam menangani dampak yang terjadi adalah:
Upaya yang dapat dilakukan dalam menangani dampak yang terjadi adalah:
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pergantian Jembatan Batujajar VI - 8
IMPLEMENTASI DAN PENANGANAN DAMPAK LALU LINTAS
Dampak berupa kerusakan prasarana jalan umum yang terjadi akibat kegiatan
pada tahap konstruksi dapat dijelaskan seperti berikut :
Upaya yang dapat dilakukan dalam menangani dampak yang terjadi adalah:
Upaya yang dapat dilakukan dalam menangani dampak yang terjadi adalah:
No Permasalahan Mitigasi
No Permasalahan Mitigasi
4 Material Sisa Proyek Dari pengangkutan bahan material dan urugan terdapat
sisa material (tanah urugan, pasir dan batu Koral) yang
tertinggal di sekitar Jalan Cimareme - Batujajar . Sehingga
Perlu adanya pembersihan material yang tersisa di ruas
pemukiman
pemukiman
Jalan Cimareme - Batujajar
5,5
wadu
k sag
uling
ujajar
e - Bat
arem
Jl. Cim
5,5
pemukiman
Hasil
No Parameter Geometrik
Pengukuran
1 Lebar pendekat (W1) 5,5
2 Lebar pendekat (W2) 12
3 Lebar Masuk Rata-Rata (WE) 8
4 Lebar Jalinan (WW) 10,00
5 Panjang Jalinan (LW) 35,00
6 (WE/WW) 2,57
7 (WW/LW) 0,69
Sumber: Analisis Konsultan, 2021
Dari table di atas dapat di ketahui bahwa Sehingga rasio jalinan (pW) = 0,89.
FRSU = 0,94
Untuk lebih jelasnya terkait perhitungan kapasitas dapat dilihat pada table di bawah ini.
Dari table di atas dapat di ketahui bahwa besarnya kapasitas adalah 2816,79 smp/jam.
Pilihan Arus Derajat Kecepatan arus bebas Vo Kecepatan tempuh Waktu tempuh
lalu lintas kejenuhan Faktor HV Faktor Pw Faktor DS V rata-rata
Q
smp/jam DS = Q/C km/jam km/jam detik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
0,00 266,31 0,09 41,05 0,70 28,89 0,98 28,19 4,47
Sumber: Analisis Konsultan, 2021
Dari table diatas dapat diketahui bahwa nilai derajat kejenuhan (DS) adalah sebesar 0,09,
kemudian untuk kecepatan tempuh sebesar 28,19, dan waktu tempuh rata-rata sebesar
4,47 detik.
Kemudian untuk gambar teknis Analisa panjang weaving pada Lokasi pergantian Jembatan
Batujajar dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
SIRKULASI KENDARAAN
Jl.
C
ima
rem
KEND. MASUK
e-
Bat
uja
KEND. KELUAR
jar
KEND. TERUSAN
KEND. TERUSAN
5,5
ARE
wadu
A
k sag
uling
KO NSTR
UKS
I
ujajar
e - Bat
arem
Jl. Cim
5,5
MATE
RIAL POS
bak cu
ci
kendar
aan
pemukiman
Pergantian Jembatan Batujajar terletak pada ruas jalan dengan lalu lintas yang
cukup signifikan, kemacetan yang terjadi dikarena intensitas tata guna lahan yang
tinggi sehingga menarik banyak perjalanan, sehingga perlu adanya pengaturan
sirkulasi eksternal pada kendaraan masuk-keluar pada ruas Jalan Cimareme -
Batujajar yang berkaitan dengan desain pintu masuk yang sesuai dan keleluasaan
kendaraan masuk/keluar, untuk ruang manuver kendaraan tanpa mengakibatkan
tundaan dan antrian dari arus lalu lintas kendaraan terusan. Salah satu
pertimbangannya untuk memilih akses adalah jumlah potensi titik konflik. Berikut
merupakan gambaran potensi titik konflik yang terjadi akibat Pergantian Jembatan
Batujajar ini
Jl.
Cim
are
me
-
Bat
uja
jar
5,5
wadu
ARE
k sag
A
uling
KON
STR UKS
I
r
tujaja
e - Ba
arem
Jl. Cim
5,5
MAT
ERIA POS
bak cu
ci
L
kendar
aan
pemukiman
5,5
pemukiman
0
R1 pemukiman
4
Jl.
Se
pemukiman
au
Jl.Raya
Sinar
Mukt
i sawah
sawah pemukiman
pemukiman
sawah
sawah
pemukiman
sawah
pemukiman
sawah
pemukiman sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
Jl. Cimareme
-Batu
jajar
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
P
Jl.Cimareme
-Batu
jajar
pemukiman
pemukiman
Jl.Sela
cau
jar
Jl. Cimareme-Batujajar
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.BB
waduk
S
Jl.Cimareme
saguling
-Batu
jajar
pemukiman
pemukiman pemukiman
waduk
saguling
truksi
pemukiman
areakon
-Batujajar
Jl. Cimareme
5,5
kendaraan
bakcuci
pemukiman
Jl.BB
S
pemukiman
pemukiman
jajar
-Batu
Jl. Cimareme
pemukiman
Jl. Raya
BBS pemukiman
pemukiman
Jl. Raya
Batuj
aajr-Sore
ang
pemukiman
pemukiman
Jl. Cipa
tik
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.
Ci
ma
rem
e-
Ba
tuja
jar
Jl.
C
ima
rem
e-
Batu
jaja
r
5,5
ARE
wadu
A
k sag
uling
KO NSTR
UKS
I
ujajar
e - Bat
arem
Jl. Cim
5,5
MAT
ERIA POS
bak cu
ci
L
kendaraa
n
pemukiman
kiman
pemukiman
Jl.
Larangan Menjalankan
8. III – 4h Kendaraan dengan Kecepatan 2
Lebih dari 20 km/jam
9. - Warnig Lamp 2
Gambar 5. 6 Tahap Mitigasi pada Kegiatan Pasca Kontruksi (Operasi) Jembatan Batujajar
a. Kendaraan Masuk
Kendaraan material dari arah Padalarang
Kendaraan material dari arah Padalarang dan sekitarnya yang akan menuju ke
Pergantian Jembatan Batujajar melintasi ruas Jalan Cimarame – Batujajar kemudian
setelah melintasi Jembatan Batujajar eksisting belok ke kanan menuju lokasi
Pergantian Jembatan Batujajar .
Kendaraan material dari arah Soreang dan sekitarnya yang akan menuju ke Pergantian
Jembatan Batujajar melintasi ruas Jalan Cimarame – Batujajar sebelum sampai
Jembatan Batujajar Eksisting kemudian belok kiri menuju lokasi Pergantian Jembatan
Batujajar.
b. Kendaraan Keluar
Kendaraan menuju ke arah Padalarang
Kendaraan yang akan menuju ke arah Padalarang dan sekitarnya dari Pergantian
Jembatan Batujajar belok ke kiri melintasi Jalan Cimarame – Batujajar lurus terus
menuju ke arah Padalarang dan sekitarnya.
Kendaraan yang akan menuju ke arah Soreang dan sekitarnya dari Pergantian
Jembatan Batujajar belok ke kanan melintasi Jalan Cimarame – Batujajar kemudian
lurus terus menuju ke arah Soreang dan sekitarnya.
Untuk lebih jelasnya Sirkulasi kendaraan material dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Jl.
Cim
are
me
-
Bat
uja
jar
5,5
wadu
ARE
k sag
A
uling
KON
STR UKS
I
r
tujaja
e - Ba
arem
Jl. Cim
5,5
MAT
ERIA POS
bak cu
ci
L
kendar
aan
pemukiman
Arah
Soreang
Penyesuaian Geometrik Jalan menjadi tanggung jawab pengembang. Hal ini dilakukan
sebagai langkah penanganan akibat timbulnya dampak lalu lintas karena adanya
Pergantian Jembatan Batujajar tersebut. Rekomendasi penanganan dampak tersebut
yaitu perkerasan bahu jalan Pergantian Jembatan Batujajar.
Perkerasan Bahu Jalan yang menjadi akses ke Jembatan Batujajar yang baru guna
memperlancar lalu lintas kendaraan yang melintasi Jembatan Batujajar yang baru
dibangun tersebut.
Hal ini sesuai dengan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan milik Direktorat Jendral
Bina Marga tentang persyaratan maximum radius tikung untuk kendaraan besar
maupun kendaraan kecil.
Dalam perubahan geometrik jalan dalam penanganan permasalahan lalu lintas akibat
Pergantian Jembatan Batujajar perlu memperhatikan parameter perencanaan sebagai
berikut :
Jl.
Cim
are
me
- Ba
pemukiman tuja
jar
5,5
pemukiman
0
R1
4
Jl.
Se
5,5 lac
au
r
pemukiman
pemukiman
Jl.
Cim
are
me
- Ba
tuja
jar
Jl.
Cim
are
me
-
Batu
jaja
r
5,5
wadu
k sag
uling
tujajar
e - Ba
marem
Jl. Ci
5,5
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.
Jl. R 5,5
aya
R5
R5
5,5
Jl. R
aya
jaja
r-So
pemukiman rean
g
pemukiman
IMPLEMENTASI DAN PENANGANAN DAMPAK LALU LINTAS
Sirkulasi lalu lintas di dalam kawasan Jembatan Batujajar perlu diatur untuk
mengurangi terjadinya konflik lalu lintas yang dapat menghambat kelancaran arus
kendaraan baik keluar-masuk parkir maupun kendaraan keluar-masuk kawasan.
Tindakan penanganan lalu lintas yang perlu dilakukan adalah pemasangan rambu,
pemarkaan, maupun penambahan perlengkapan jalan lainnya sesuai kebutuhan.
Hal ini dilakukan untuk mengarahkan lalu lintas dan juga dalam rangka usaha
peningkatan keselamatan di dalam Jembatan Batujajar tersebut. Adapun rambu
yang perlu dipasang antara lain: rambu peringatan adanya jembatan, rambu
prioritas simpang dan rambu petunjuk arah.
Rambu adalah salah satu perlengkapan jalan berupa lambang, huruf, angka,
kalimat, dan ataupun perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan,
perintah, ataupun petunjuk bagi pemakai jalan. Pemasangan rambu jalan dapat
dikatakan efektif bila memenuhi syarat-syarat antara lain:
c. Memaksakan perhatian;
e. Perintahnya dihormati dan dipatuhi secara penuh oleh pemakai jalan; dan
Tata cara penempatan rambu pada ruas jalan berdasarkan ketentuan adalah
sebagai berikut:
1) Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum 1,75 meter dan
maksimal 2,65 meter diukur dari permukan jalan sampai dengan sisi daun
rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah apabila bagian
rambu dilengkapi dengan papan tambahan;
Untuk lebih jelasnya, aturan ketinggian penempatan rambu dapat dilihat pada
Gambar 5.8
Ukuran daun rambu terdiri dari tiga ukuran yaitu ukuran besar, sedang, kecil
dan sangat kecil. Berikut merupakan penjelasan penempatan rambu menurut
ukurannya secara detail.
3) Daun rambu ukuran kecil ditempatkan pada jalan dengan kecepatan rencana
60 km/jam atau kurang;
Rambu Peringatan
1) Rambu peringatan ditempatkan pada sisi jalan sebelum lokasi atau bagian
yang berbahaya dengan jarak:
a) Minimum 180 meter, untuk jalan dengan kecepatan rencana lebih dari 100
km per jam;
b) Minimum 100 meter, untuk jalan dengan kecepatan rencana lebih dari 80
km per jam sampai dengan 100 km per jam;
3) Rambu peringatan ditempatkan pada sisi bagian luar bahu jalan atau jalur
lalu lintas dimulai pada awal tikungan sampai dengan akhir tikungan.Jarak
antara masing-masing rambu disesuaikan dengan kebutuhan;
Rambu Larangan
Rambu Perintah
2) Rambu perintah ditempatkan pada sisi jalan sesuai perintah yang diberikan
oleh rambu tersebut;
2) Pemarkaan
a. Marka membujur berupa garis utuh berfungsi sebagai larangan bagi kendaraan
melintasi garis tersebut.
b. Marka membujur berupa garis utuh dipergunakan juga untuk menandakan tepi
jalur lalu lintas.
d. Marka jalan membujur berupa garis ganda yang terdiri dari garis utuh dan garis
putus – putus maka :
1) Lalu lintas yang berada pada sisi garis putus – putus dapat melintasi garis
ganda tersebut.
2) Lalu lintas yang berada pada sisi garis utuh dilarang melintasi garis ganda
tersebut
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.12 dan Gambar 5.13 sebagai
berikut:
Peringatan JembatanPeringatan
3. II – 1w Penyempitan Bagan Jalinan Jalan 2
Tertentu
sawah pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.Raya
Sinar
Mukt
i sawah
sawah pemukiman
pemukiman
sawah
sawah
sawah
pemukiman
sawah
pemukiman sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
Jl. Cimareme
-Batu
Jl.
jajar
sawah
Cim pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
are
pemukiman
sawah
me pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
- Ba
sawah
P
Jl.Cimareme
tuja
-Batu
jajar
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.Sela
cau
Jl. Cimareme-Batujajar
jar
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.BB
waduk
S
Jl.Cimareme
saguling
-Batu
jajar
pemukiman
waduk
saguling
pemukiman
truksi
areakon
-Batujajar
Jl. Cimareme
5,5
kendaraan
bakcuci
pemukiman
Jl.BB
S
5,5
pemukiman
pemukiman
pemukiman
jajar
-Batu
Jl. Cimareme
pemukiman
Jl. Raya
BBS pemukiman
pemukiman
Jl. Raya
Batuj
aajr-Sore
ang
pemukiman
0
R1
pemukiman
4
Jl. Jl. Cipa
tik
Se pemukiman
5,5 lac
au
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
r
pemukiman
pemukiman
Jl.
Cim
are
me
- Ba
tuja
jar
Jl.
Cim
are
me
-
Batu
jaja
r
5,5
wadu
k sag
uling
tujajar
e - Ba
marem
Jl. Ci
5,5
pemukiman
pemukiman
jar
atuja
-B
me
are
pemukiman
Jl.
Jl. R 5,5
aya
R5
R5
5,5
Jl. R
jaja
r-So
pemukiman rean
g
pemukiman
IMPLEMENTASI DAN PENANGANAN DAMPAK LALU LINTAS
Penanganan yang dilakukan harus bias memberikan perubahan lebih baik pada
kinerja ruas maupun jaringan jalan dalam hal sebagai berikut:
Manajemen dan rekayasa lalu lintas dilakukan untuk meningkatkan kinerja jaringan
jalan yang berada di sekitar pergantian Jembatan Batujajar. Pergantian Jembatan
Batujajar akan menyebabkan dampak lalu lintas pada ruas Cimarame – Batujajar
serta ruas jalan disekitarnya. Pada periode awal Pergantian dan pengoperasian
Jembatan Batujajar perlu adanya manajemen dan rekayasa lalu lintas untuk
kelancaran kenyamanan dan ketertiban serta menjamin keselamatan bagi kendaraan
yang keluar masuk Jembatan Batujajar.
6. Memasang penerangan pada akses keluar masuk Kawasan Jembatan Batujajar Pengembang √
Desain akses masuk dan keluar yang mencukupi buat kelancaran keluar-masuk
7. Pengembang √
kendaraan proyek disesuaikan dengan dimensi kendaraan pengangkut bahan material
Sebelum kendaraan pengangkut material keluar dari area lokasi pembangunan,
8. Pengembang √
dilakukan pencucian kendaraan pada bak cuci kendaraan
Menyediakan lahan untuk menempatkan material bangunan dan peralatan untuk
9. Pengembang √
pembangunan di dalam kawasan lokasi pembangunan
Pengangkutan baik bahan material maupun urugan tidak dilakukan pada saat jam sibuk
10. Pengembang √
(Off Peak).
Keharusan parkir di dalam areal konstruksi dan larangan parkir kendaraan proyek di
11. Pengembang √
bahu ruas Jalan Cimarame – Batujajar
Dalam pengangkutan material diharapkan material ditutup rapat menggunakan terpal
12. Pengembang √
dan diikat dengan baik
13. Melakukan pembersihan jalan yang diakibatkan oleh pengangkutan material tanah Pengembang √
Tabel 5. 4 Tanggung Jawab dan Pengawasan Pada Dampak Lalu Lintas Pergantian Jembatan Batujajar
: Pengawasan
Ditjen Hubdat,
Kementerian Perhubungan
Perubahan Geometrik jalan Saat Operasi
dan Ditjen Bina Marga,
Kementerian PUPR
Ditjen Hubdat,
Penyediaan Fasilitas Kementerian Perhubungan
Saat Operasi
Keselamatan dan Ditjen Bina Marga,
Kementerian PUPR
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dampak lalu lintas dari rencana Pergantian Jembatan
Batujajar dilakukan dengan mempertimbangkan pergantian di sekitar lokasi kajian dan
bersifat komprehensif/menyeluruh mencakup berbagai aspek yang mempengaruhi
perjalanan dan lalu lintas yang telah dilakukan terkait rencana Pergantian Jembatan
Batujajar dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
B. SARAN
Beberapa saran yang diusulkan adalah sebagai berikut :
1. Perlunya pengawasan dan evaluasi unjuk kerja lalu lintas sekitar setelah Jembatan
Batujajar beroperasi;
2. Perlunya koordinasi antara pengembang dengan Instansi terkait untuk antisipasi jika
terjadinya longsor pada masa konstruksi jembatan. Sehingga pada waktu pekerjaan
konstruksi berlangsung dampak potensi longsor yang akan timbul dapat
diminimalisasi.
3. Perlunya koordinasi antara pengembang dengan Instani terkait untuk pemenuhan
fasilitas perlengkapan jalan dan hasil rekayasa lalu lintas. Sehingga pada waktu
operasi dampak lalu lintas yang akan timbul dapat diminimalisasi.
4. Perlu adanya pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan Analisis Dampak Lalu
Lintas Pergantian Jembatan Batujajar terhadap implementasi penanganan yang
dilakukan baik oleh pengembang maupun pemerintah berupa tanggung jawab
dalam penanganan dampak lalu lintas. Pemantauan dan evaluasi dilakukan pada
saat masa konstruksi dan pasca konstruksi.
PEMRAKARSA
A0 DAFTAR ISI
A2.4 KONDISI SIMPANG EKSITING JL. CIMAREME - BATUJAJAR - JL BBS - JL. BATUJAJAR-SOREANG 5
4
A3.1 KONDISI TITIK KONFLIK DAN SIRKULASI MATERIAL PERGANTIAN JEMBATAN BATUJAJAR - JAWA BARAT 3
2
A3.2 KONDISI MASA KONTRUKSI ALT. 1 (WARNING LIGHT) PERGANTIAN JEMBATAN BATUJAJAR - JAWA BARAT 1
NO. REVISI TGL. PARAF
A3.3 KONDISI MASA KONSTRUKSI ALT 1 SIMPANG JL. CIMAREME - BATUJAJAR - JL SELACAU KETERANGAN :
A3.4 KONDISI MASA KONSTRUKSI ALT 1 SIMPANG JL. CIMAREME - BATUJAJAR - JL BBS - JL. BATUJAJAR-SOREANG
A3.5 KONDISI MASA KONTRUKSI ALT. 2 (APILL) PERGANTIAN JEMBATAN BATUJAJAR - JAWA BARAT
A3.6 KONDISI MASA KONSTRUKSI ALT 2 SIMPANG JL. CIMAREME - BATUJAJAR - JL SELACAU
A3.7 KONDISI MASA KONSTRUKSI ALT 2 SIMPANG JL. CIMAREME - BATUJAJAR - JL BBS - JL. BATUJAJAR-SOREANG
A4.1 KONDISI MASA OPERASIONAL SIMPANG PERGANTIAN JEMBATAN BATUJAJAR - JAWA BARAT
A4.3 KONDISI MASA OPERASIONAL SIMPANG JL. CIMAREME - BATUJAJAR - JL BBS - JL. BATUJAJAR-SOREANG
JUDUL GAMBAR :
DAFTAR ISI
JUMLAH LEMBAR -
DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK
LALU LINTAS
PERGANTIAN JEMBATAN
BATUJAJAR - JAWA BARAT
Jl. Cimareme - Batujajar segmen 1 Jl. Cimareme - Batujajar segmen 2
(Jembatan Batujajar)
PEMRAKARSA
0.5000 1.0000 2.7500 2.7500 1.0000 0.5000 1.0000 2.7500 2.7500 .\logo BUKAKA.jpeg
0.5000 1.0000 2.7500 2.7500 1.0000 0.5000 0.5000 1.0000 2.7500 2.7500 1.0000 0.5000
9
Jl. Cimareme - Batujajar segmen 5 Jl. Cimareme - Batujajar segmen 6 8
7
6
5
4
3
2
1
0.5000 1.0000 2.7500 2.7500 1.0000 0.5000 2.0000 2.7500 2.7500 2.0000
NO. REVISI TGL. PARAF
KETERANGAN :
POTONGAN MELINTANG
JUMLAH LEMBAR -
U DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK
LALU LINTAS
PERGANTIAN JEMBATAN
BATUJAJAR - JAWA BARAT
B T
PEMRAKARSA
S pemukiman
pemukiman
Jl.
Ra
ya
Sin
ar
Mu
sawah
kti
sawah pemukiman
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman
sawah pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.
Raya
Sinar sawah
Mukti
pemukiman
sawah
pemukiman
sawah
sawah
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
Jl.
Cimareme
- Batujajar
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
P
Jl.
Cimareme
- Batujajar
pemukiman
5,5
pemukiman
4
R10
Jl.
Selacau
5,5
R2
Jl. Cimareme
pemukiman
- Batujajar
pemukiman
pemukiman
pemukiman
waduk
Jl.
BBS
Jl.
Cimareme
pemukiman
sagu - Batujajar
30km
pemukiman ling
Jl.
pemukiman
Cimareme
- Batujajar
5,5
waduk
saguling
pemukiman
- Batujajar
Jl. Cimareme
5,5
pemukiman
Jl. BBS
pemukiman
sawah pemukiman
- Batujajar
Cimareme
pemukiman
Jl.
Jl. Raya 5,5
R5
BBS pemukiman pemukiman
5,5 R5
Jl. Raya
5,5 Batujajar-Soreang
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl. Cipatik
pemukiman
Jl.
Cim
are
me
- Ba
tuj
aja
r
pemukiman
sawah pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
LOKASI KONTRUKSI
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
9
sawah
8
P
Jl.
Ci
ma
7
rem
e-
Ba
pemukiman tuj
aja
r
5,5
pemukiman
R10
4
Jl.
5,5 Se
lac
au
pemukiman
pemukiman
Jl. BB
pemukiman
5
wadu
S
k sag 4
Jl.
Ci
ma
rem
e-
Ba
tuj
pemukiman aja
r
30 km
uling
3
Jl.
Cim
are
me
- Bat
uja
jar
5,5
2
waduk
sagu
ling
1
pemukiman
ajar
- Batuj
KETERANGAN :
reme
Jl. Cima
5,5
pemukiman
Jl. BBS
pemukiman
pemukiman
jar
uja
- Bat
me
are
Cim
pemukiman
Jl.
Jl. Ray 5,5
R5
a BBS pemukiman pemukiman
R5
5,5
Jl. Ray
a Bat
5,5
ujaj
ar-S
pemukiman orea
ng
pemukiman
Jl. Cip
atik
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
JUDUL GAMBAR :
pemukiman
JUMLAH LEMBAR -
U DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK
LALU LINTAS
PERGANTIAN JEMBATAN
BATUJAJAR - JAWA BARAT
B T
PEMRAKARSA
S 5,5
.\logo BUKAKA.jpeg
LOKASI KONTRUKSI
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.
Raya
Sinar sawah
Mukti
pemukiman
sawah
pemukiman
sawah
sawah
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
Jl.
Cimareme
- Batujajar
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
P
Jl.
Cimareme
- Batujajar
pemukiman
5,5
pemukiman
4
R10
Jl.
Selacau
5,5
R2
Jl. Cimareme
pemukiman
- Batujajar
pemukiman
pemukiman
pemukiman
waduk
Jl.
BBS
Jl.
Cimareme
pemukiman
sagu - Batujajar
30km
ling
Jl.
Cimareme
- Batujajar
5,5
waduk
saguling
pemukiman
- Batujajar
Jl. Cimareme
5,5
pemukiman
Jl. BBS
pemukiman
pemukiman
- Batujajar
Cimareme
pemukiman
Jl.
Jl. Raya 5,5
R5
BBS pemukiman pemukiman
5,5 R5
Jl. Raya
5,5 Batujajar-Soreang
pemukiman
pemukiman
Jl. Cipatik
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
9
8
wadu 7
k sag 6
uling 5
4
3
2
1
NO. REVISI TGL. PARAF
KETERANGAN :
ajar
Batuj
me -
JUDUL GAMBAR :
JUMLAH LEMBAR -
U DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK
LALU LINTAS
PERGANTIAN JEMBATAN
BATUJAJAR - JAWA BARAT
B T
Jl. PEMRAKARSA
S Ci
ma
rem .\logo BUKAKA.jpeg
e-
Ba
tuj PT. Bukaka Teknik Utama Tbk.
aja
r pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.
Raya
Sinar
Mukti
pemukiman
pemukiman
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman
sawah
sawah
pemukiman
sawah
pemukiman
sawah
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
Jl.
Cimareme
- Batujajar
sawah
pemukiman
sawah
pemukiman
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
P
Jl.
Cimareme
- Batujajar
pemukiman
5,5
pemukiman
4
R10
Jl.
Selacau
5,5
R2
Jl. Cimareme
pemukiman
- Batujajar
pemukiman
pemukiman
pemukiman
waduk
Jl.
BBS
Jl.
Cimareme
pemukiman
sagu - Batujajar
30km
ling
Jl.
Cimareme
- Batujajar
5,5
waduk
saguling
pemukiman
- Batujajar
Jl. Cimareme
5,5
pemukiman
Jl. BBS
pemukiman
pemukiman
- Batujajar
Cimareme
pemukiman
Jl.
Jl. Raya 5,5
R5
BBS pemukiman pemukiman
5,5 R5
Jl. Raya
5,5 Batujajar-Soreang
pemukiman
pemukiman
Jl. Cipatik
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
9
8
7
6
5
5,5
4
3
2
1
NO. REVISI TGL. PARAF
pemukiman KETERANGAN :
1 0
R
4
Jl.
5,5
Sela
ca
Jl. Cimareme - Batuj u
R2
DIGAMBAR DIGAMBAR TGL.
JUDUL GAMBAR :
JUMLAH LEMBAR -
jar
U
uja
DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK
LALU LINTAS
Jl. Cimareme - Batujajar PERGANTIAN JEMBATAN
Bat
BATUJAJAR - JAWA BARAT
B T
-
PEMRAKARSA
me
S
are
2.0000 2.7500 2.7500 2.0000
Cim
pemukiman
PT. Bukaka Teknik Utama Tbk.
Jl.
0.5000 1.5000 2.7500 2.7500 1.5000 0.5000
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.
Raya
Sinar sawah
Mukti
pemukiman
sawah
pemukiman
sawah
sawah
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
Jl.
Cimareme
- Batujajar
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
P
Jl.
Cimareme
- Batujajar
pemukiman
5,5
pemukiman
4
R10
Jl.
Selacau
5,5
R2
Jl. Cimareme
pemukiman
- Batujajar
pemukiman
pemukiman
pemukiman
waduk
Jl.
BBS
Jl.
Cimareme
pemukiman
sagu - Batujajar
30km
ling
Jl.
Cimareme
- Batujajar
5,5
waduk
saguling
pemukiman
- Batujajar
Jl. Cimareme
5,5
pemukiman
Jl. BBS
pemukiman
pemukiman
- Batujajar
Cimareme
pemukiman
Jl.
Jl. Raya 5,5
R5
BBS pemukiman pemukiman
5,5 R5
Jl. Raya
5,5 Batujajar-Soreang
pemukiman
pemukiman
Jl. Cipatik
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl. R 5,5
9
8
aya
R5
7
BB pemukiman 6
S 5
4
3
Jl. Batujajar - Soreang 2
R5 1
5,5
Jl. R
aya 2.0000 2.7500 2.7500 2.0000
5,5 B atuj
ajar
pemukiman -So
r ean
g
JUDUL GAMBAR :
JUMLAH LEMBAR -
Cim
are
m
e-
Ba
tuja
jar
U DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK
LALU LINTAS
PERGANTIAN JEMBATAN
BATUJAJAR - JAWA BARAT
B T
PEMRAKARSA
S 5,5
.\logo BUKAKA.jpeg
A
LOKASI KONTRUKSI
RE
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.
Raya
Sinar sawah
Mukti
pemukiman
sawah
pemukiman
sawah
sawah
wadu
sawah
sawah
pemukiman
A
pemukiman sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
k sag
sawah
pemukiman
Jl.
Cimareme
- Batujajar
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
uling
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
P
Jl.
Cimareme
- Batujajar
pemukiman
5,5
pemukiman
4
R10
Jl.
Selacau
5,5
R2
Jl. Cimareme
pemukiman
- Batujajar
pemukiman
pemukiman
pemukiman
K
waduk
Jl.
BBS
Jl.
Cimareme
pemukiman
sagu - Batujajar
30km
ling
Jl.
Cimareme
- Batujajar
5,5
waduk
saguling
pemukiman
- Batujajar
Jl. Cimareme
5,5
pemukiman
Jl. BBS
ON
pemukiman
pemukiman
- Batujajar
Cimareme
pemukiman
Jl.
Jl. Raya 5,5
R5
BBS pemukiman pemukiman
5,5 R5
Jl. Raya
5,5 Batujajar-Soreang
pemukiman
pemukiman
Jl. Cipatik
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
STR
pemukiman
U
9
K
8
SI
7
6
5
4
jara
3
Batuj
2
me -
1
mare
NO. REVISI TGL. PARAF
KETERANGAN :
Jl. Ci
5,5
MAT
ERIA POS
bak cu
c
kendar i
L
aan
pemukiman
KETERANGAN :
: merging
3 DIGAMBAR DIGAMBAR TGL.
: diverging
3
JUDUL GAMBAR :
: weafing 0 KONDISI TITIK KONFLIK DAN
SIRKULASI MATERIAL
PERGANTIAN JEMBATAN
: crossing
3 BATUJAJAR - JAWA BARAT
JUMLAH LEMBAR -
Jl.
Ci
ma
rem
e -B
atu
jaj
ar 20 km
U HATI HATI !!! DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK
100 meter
KELUAR MASUK
KENDARAAN PROYEK LALU LINTAS
HATI HATI !!!
PERGANTIAN JEMBATAN
50 meter
KELUAR MASUK BATUJAJAR - JAWA BARAT
B T
KENDARAAN PROYEK
Jl.
Cim
are
PEMRAKARSA
me
S
-B
atu
ja
jar
.\logo BUKAKA.jpeg
5,5
PT. Bukaka Teknik Utama Tbk.
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.
Raya
Sinar sawah
Mukti
pemukiman
sawah
pemukiman
sawah
sawah
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
Jl.
Cimareme
- Batujajar
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
ARE
P
Jl.
Cimareme
- Batujajar
pemukiman
5,5
pemukiman
4
R10
Jl.
Selacau
5,5
R2
Jl. Cimareme
pemukiman
- Batujajar
pemukiman
pemukiman
pemukiman
waduk
Jl.
BBS
Jl.
Cimareme
pemukiman
sagu - Batujajar
30km
ling
Jl.
Cimareme
- Batujajar
5,5
waduk
saguling
pemukiman
- Batujajar
Jl. Cimareme
5,5
pemukiman
Jl. BBS
pemukiman
pemukiman
- Batujajar
Cimareme
pemukiman
Jl.
wadu
Jl. Raya 5,5
R5
BBS pemukiman pemukiman
5,5 R5
Jl. Raya
5,5 Batujajar-Soreang
pemukiman
pemukiman
A
Jl. Cipatik
k sag
pemukiman
uling pemukiman
pemukiman
KO
pemukiman
pemukiman
pemukiman
NSTR
9
UK
8
SI
7
6
5
jar
atuja
4
e-B
3
arem
2
Jl. Cim
1
5,5 NO. REVISI TGL. PARAF
KETERANGAN :
MAT
ERIA
bak cu
c
kendara i
L
POS
an
pemukiman
RAMBU PERINGATAN
RAMBU LARANGAN
DIGAMBAR DIGAMBAR TGL.
PENYEMPITAN BADAN
BERHENTI
JALAN
HATI HATI !!!
100 meter
KELUAR MASUK
KENDARAAN PROYEK
ma HATI-HATI
rem
S
e- PEMRAKARSA
Ba
ukiman tuj
aja
r .\logo BUKAKA.jpeg
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.
Raya
Sinar sawah
Mukti
5,5
pemukiman
sawah
pemukiman
sawah
sawah
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
Jl.
Cimareme
- Batujajar
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
P
Jl.
Cimareme
- Batujajar
pemukiman
5,5
pemukiman
4
R10
Jl.
Selacau
5,5
R2
Jl. Cimareme
pemukiman
- Batujajar
pemukiman
pemukiman
pemukiman
waduk
Jl.
BBS
Jl.
Cimareme
pemukiman
sagu - Batujajar
30km
ling
Jl.
Cimareme
- Batujajar
5,5
waduk
saguling
pemukiman
- Batujajar
Jl. Cimareme
5,5
pemukiman
Jl. BBS
pemukiman
pemukiman
- Batujajar
Cimareme
pemukiman
Jl.
Jl. Raya 5,5
R5
BBS pemukiman pemukiman
5,5 R5
Jl. Raya
5,5 Batujajar-Soreang
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl. Cipatik
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
R10
4
Jl.
Se 9
5,5 lac 8
au 7
pemukiman 3
2
1
NO. REVISI TGL. PARAF
KETERANGAN :
jar pemukiman
pemukiman
KETERANGAN :
: merging
3 DIGAMBAR DIGAMBAR TGL.
: diverging
3
JUDUL GAMBAR :
: weafing 0
KONDISI MASA KONSTRUKSI ALT 1
SIMPANG JL. CIMAREME - BATUJAJAR -
: crossing
1 JL SELACAU
JUMLAH LEMBAR -
U DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK
LALU LINTAS
PERGANTIAN JEMBATAN
BATUJAJAR - JAWA BARAT
B T
PEMRAKARSA
S
.\logo BUKAKA.jpeg
jar
uja
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.
Raya
Sinar sawah
Mukti
pemukiman
sawah
pemukiman
sawah
sawah
sawah
sawah
pemukiman
Bat
pemukiman sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
Jl.
Cimareme
- Batujajar
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
P
Jl.
Cimareme
- Batujajar
pemukiman
5,5
pemukiman
4
R10
Jl.
Selacau
5,5
R2
Jl. Cimareme
pemukiman
- Batujajar
pemukiman
pemukiman
pemukiman
waduk
Jl.
BBS
Jl.
Cimareme
pemukiman
sagu - Batujajar
30km
ling
Jl.
Cimareme
- Batujajar
5,5
waduk
saguling
pemukiman
e-
- Batujajar
Jl. Cimareme
5,5
pemukiman
Jl. BBS
pemukiman
pemukiman
- Batujajar
Cimareme
pemukiman
Jl.
Jl. Raya 5,5
R5
BBS pemukiman pemukiman
5,5 R5
Jl. Raya
5,5 Batujajar-Soreang
pemukiman
pemukiman
Jl. Cipatik
pemukiman
rem
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
a
Cim
pemukiman
9
Jl.
8
7
6
5
4
3
2
Jl. R 5,5 1
aya
R5
BB pemukiman NO. REVISI TGL. PARAF
S KETERANGAN :
R5
5,5
Jl. R
aya
Bat
5,5
ujaj
ar-S
pemukiman orea
ng
KETERANGAN :
GAMBAR KETERANGAN GAMBAR KETERANGAN
: merging
3 RAMBU PERINGATAN
PERSIMPANGAN TIGA
RAMBU KELAS JALAN
DIGAMBAR DIGAMBAR TGL.
: diverging
3 RAMBU PERINGATAN
HATI-HATI
RAMBU LARANGAN
PARKIR
JUDUL GAMBAR :
: weafing 0
RAMBU PERINGATAN RAMBU PETUNJUK KONDISI MASA KONSTRUKSI ALT 1
APILL ARAH SIMPANG JL. CIMAREME - BATUJAJAR -
: crossing
1 JL BBS - JL. BATUJAJAR-SOREANG
RAMBU LARANGAN
BERHENTI
JUMLAH LEMBAR -
Jl.
U
Cim
ar e
DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK
me
LALU LINTAS
-B
PERGANTIAN JEMBATAN
atu
BATUJAJAR - JAWA BARAT
jaja
B T
r
PEMRAKARSA
S
.\logo BUKAKA.jpeg
5,5
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.
Raya
Sinar sawah
Mukti
pemukiman
sawah
pemukiman
sawah
sawah
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
Jl.
Cimareme
- Batujajar
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
P
Jl.
Cimareme
- Batujajar
pemukiman
5,5
pemukiman
4
R10
Jl.
Selacau
5,5
R2
Jl. Cimareme
pemukiman
- Batujajar
pemukiman
pemukiman
pemukiman
waduk
Jl.
BBS
Jl.
Cimareme
pemukiman
sagu - Batujajar
30km
ling
Jl.
Cimareme
- Batujajar
5,5
waduk
saguling
pemukiman
- Batujajar
Jl. Cimareme
5,5
pemukiman
Jl. BBS
pemukiman
pemukiman
- Batujajar
Cimareme
pemukiman
Jl.
Jl. Raya 5,5
R5
BBS pemukiman pemukiman
5,5 R5
Jl. Raya
5,5 Batujajar-Soreang
pemukiman
pemukiman
wadu
Jl. Cipatik
pemukiman
k sag pemukiman
pemukiman
uling pemukiman
pemukiman
pemukiman
9
8
7
6
5
4
3
2
jar
1
a
Batuj
NO. REVISI TGL. PARAF
me -
KETERANGAN :
mare
Jl. Ci
5,5
JUMLAH LEMBAR -
sawah
U GAMBAR KETERANGAN GAMBAR KETERANGAN
DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK
RAMBU PERINGATAN RAMBU PERINGATAN
BANYAK PEJALAN KAKI FASILITAS LALU LINTAS
PENYEBRANGAN PERGANTIAN JEMBATAN
BATUJAJAR - JAWA BARAT
B T RAMBU PERINGATAN
HATI-HATI
RAMBU PETUNJUK
FASILITAS
PENYEBRANGAN
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.
Raya
Sinar sawah
Mukti
pemukiman
sawah
pemukiman
sawah
sawah
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
Jl.
Cimareme
- Batujajar
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
P
Jl.
Cimareme
- Batujajar
pemukiman
5,5
pemukiman
4
R10
Jl.
Selacau
5,5
R2
Jl. Cimareme
pemukiman
- Batujajar
pemukiman
pemukiman
pemukiman
waduk
Jl.
BBS
Jl.
Cimareme
pemukiman
sagu - Batujajar
30km
ling
Jl.
Cimareme
- Batujajar
5,5
waduk
saguling
pemukiman
- Batujajar
Jl. Cimareme
5,5
pemukiman
Jl. BBS
pemukiman
pemukiman
- Batujajar
Cimareme
pemukiman
Jl.
Jl. Raya 5,5
R5
BBS pemukiman pemukiman
5,5 R5
Jl. Raya
5,5 Batujajar-Soreang
pemukiman
pemukiman
Jl. Cipatik
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
5,5
9
pemukiman 8
7
R10 6
4
Jl. 5
Se 4
5,5 lac
au 3
jar pemukiman
pemukiman
JUDUL GAMBAR :
JUMLAH LEMBAR -
U DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK
LALU LINTAS
PERGANTIAN JEMBATAN
BATUJAJAR - JAWA BARAT
B T
PEMRAKARSA
S
.\logo BUKAKA.jpeg
r
ja
uja
pemukiman
Bat
pemukiman
pemukiman
pemukiman
Jl.
Raya
Sinar sawah
Mukti
pemukiman
sawah
pemukiman
sawah
sawah
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
Jl.
Cimareme
- Batujajar
sawah
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
sawah
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
e-
sawah
P
Jl.
Cimareme
- Batujajar
pemukiman
5,5
pemukiman
4
R10
Jl.
Selacau
5,5
R2
Jl. Cimareme
pemukiman
- Batujajar
pemukiman
pemukiman
pemukiman
waduk
Jl.
BBS
Jl.
Cimareme
pemukiman
sagu - Batujajar
30km
ling
Jl.
Cimareme
- Batujajar
5,5
waduk
saguling
pemukiman
- Batujajar
Jl. Cimareme
5,5
pemukiman
Jl. BBS
rem
pemukiman
pemukiman
- Batujajar
Cimareme
pemukiman
Jl.
Jl. Raya 5,5
R5
BBS pemukiman pemukiman
5,5 R5
Jl. Raya
5,5 Batujajar-Soreang
pemukiman
pemukiman
Jl. Cipatik
pemukiman
pemukiman
pemukiman
ima
pemukiman
pemukiman
pemukiman
pemukiman
C
Jl.
9
8
7
6
5
4
3
Jl. R 5,5 2
aya R5
pemukiman
1
BB pemukiman
S NO. REVISI
KETERANGAN :
TGL. PARAF
R5
5,5
Jl. R
aya
Bat
5,5
ujaj
ar-S
pemukiman orea
ng
RAMBU PERINGATAN
RAMBU KELAS JALAN
PERSIMPANGAN TIGA
JUMLAH LEMBAR -