PASAL 1
URAIAN UMUM KEGIATAN
PASAL 2
SYARAT-SYARAT UMUM
PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan Persiapan
2. Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3)
3. Pekerjaan Gedung
a. Pekerjaan Tanah dan Pasangan Pondasi
b. Pekerjaan Beton
c. Pekerjaan Dinding
d. Pekerjaan Lantai
e. Pekerjaan Kusen Pintu / Jendela
f. Pekerjaan Plafon dan Atap
g. Pekerjaan Instalasi Listrik
h. Pekerjaan Pengecatan
i. Pekerjaan Sanitasi
j. Pekerjaan Lain – Lain
4. Pekerjaan Area Luar
a. Pekerjaan jalan dan parkir depan gedung
5. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
PASAL 4
PEKERJAAN PERSIAPAN
A. Lingkup Pekerjaan
Pengangkutan alat berat dan peralatan ringan beserta dengan kelengkapan dan
pedukungnya. Seluruh bentuk alat yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan harus
disediakan oleh pelaksana dalam jumlah yang cukup dan kondisi baik. Pengangkutan
material dilaksanakan secara periodik disesuaikan dengan kebutuhan pada saat
pelaksanaan, jumlah material harus cukup dan dalam keadaan baik.
Seluruh Jenis Alat yang akan dipakai harus dilengkapi bukti kepemilikan atau sewa.
Seluruh Jenis Material yang masuk ke lokasi pekerjaan dan akan dipakai , harus diperiksa
terlebih dahulu oleh pengawas dan direksi lapangan untuk mendapat persetujuan
pemakaiannya. Dan dituangkan da;am daftar material siap pakai. Material dengan kondisi
cacat bentuk dan kwalitas serta tidak terdaftar dalam standar yang berlaku tidak diijinkan
untuk dipakai .
C. Metode Pelaksanaan
Mobilisasi alat dan bahan harus memperhatikan keselamatan keamanan dan ketertiban
serta mematuhi peraturan yang berlaku.
2. Man power , berisi jumlah pekerja yang aktif pada saat itu , dipakai sebagai kontrol
terhadap kemampuan , ketepatan dan kelayakan proporsi pekerja terhadap
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Kontraktor wajib menambah atau mengganti
pekerja yang tidak sesuai dengan kemampuan terhadap pekerjaan. Disiapkan pula
struktur organisasi proyek dengan keterangan tugas dan tanggung jawab masing
masing personil .
3. Material power, berisi tentang jumlah material , dipakai sebagai kontrol terhadap
ketersediaan bahan dan kualitas bahan yang akan dipakai. Kontraktor wajib
mengganti / reject tentang suatu material apabila tidak sesuai dengan spesifikasi
dan analisa biaya.
4. Machine power, berisi tentang ketersediaan alat kerja baik mekanis maupun
manual, Kontraktor wajib menyediakan seluruh alat yang dibutuhkan oleh tenaga
kerja.
5. Kondisi cuaca, bersisi tentang kondisi cuaca aktual pada hari tersebut, dan prediksi
1 hari kedepan untuk dijadikan acuan dalam menyusun rencana kerja.
6. Laporan Laporan, kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan laporan harian dan
dokumentasi foto kemajuan pekerjaan di lapangan setiap seminggu sekali dan
dibuat 6 (Enam) rangkap asli diserahkan kepada Pengawas Lapangan dan Direksi.
7. Photo Visual, diambil secara periodik dan continue pada titik yang sama dan
terlihat jelas serta dapat memperlihatkan proses kemajuan pekerjaan.
Dalam seluruh keadaan bentuk laporan dan dokumentasi dibuat dalam format formal ,
dengan tampilan dan bahasa yang lazim dan dimengerti oleh semua pihak. Sebagai
Bahan Arsip disiapkan pula Laporan dan Dokumentasi dalam arsip Digital ( Copy CD ).
pelaksanaan yang akan dijelaskan oleh pelaksana lapangan dan harus mendapat
persetujuan dari pengawas lapangan dan direksi. Seluruh bentuk keputusan hasil
rapat harus dituangkan dalam berita acara dan disahkan bersama.
3. Rapat Evaluasi Mingguan, memuat tentang evaluasi hasil pekerjaan dalam minggu
terakhir, dan rencana pekerjaan minggu berikutnya. Dalam rapat ini dibahas pula
tentang pekerjaan yang belum selesai / tidak sesuai rencana dan kualitas. Sehingga
menjadi pekerjaan prioritas pada minggu berikutnya diikuti dengan penambahan
tenaga kerja dan material agar tidak mengganggu rencana kerja minggu kerja
berikutnya. Seluruh bentuk keputusan hasil rapat dituangkan dalam berita acara
dan disahkan bersama.
4. Rapat Evaluasi Bulanan , memuat tentang evaluasi hasil pekerjaan dalam bulan
terakhir, dan rencana pekerjaan bulan berikutnya. Dalam rapat ini dibahas pula
tentang pekerjaan yang belum selesai / tidak sesuai rencana dan kualitas. Sehingga
menjadi pekerjaan prioritas pada minggu berikutnya diikuti dengan penambahan
tenaga kerja dan material agar tidak mengganggu rencana kerja bulan kerja
berikutnya. Seluruh bentuk keputusan hasil rapat dituangkan dalam berita acara
dan disahkan bersama.
5. Insidentil Meeting, dilaksanakan apabila ada ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
gambar kerja dan spesifikasi serta kuantitas analisa biaya atau ada kejadian luar
biasa. Seluruh bentuk keputusan hasil rapat dituangkan dalam berita acara dan
disahkan bersama.
6. Dalam Seluruh Situasi , Pelaksana Lapangan dan Pengawas Lapangan harus
bersama sama mengikuti laju perkembangan pekerjaan , dan memeriksa tentang
kualitas dan kuantitas pekerjaan. Sehingga pekerjaan sesuai dengan buku kontrak.
Apabila terjadi kesalahan dan ketidaksesuaian, maka dibahas dalam rapat dan
diselesaikan dengan peraturan yang berlaku.
b. Penjelasan Gambar
1. Bila gambar kerja tidak sesuai dengan RKS maka yang memikat adalah RKS, atau
ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
2. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku/mengikat.
3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja arsitektur dengan struktur maka yang
berlaku / mengikat adalah gambar kerja arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi
konstruksi dan kekuatan struktur.
4. Bila ada perbedaan antara gambar kerja arsitektur dengan gambar kerja elektrikal,
mekanikal, plumbing maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran
fungsional dalam gambar arsitektur.
5. Bila ada perbedaan antara gambar tanggal pengeluaran yang berbeda untuk satu
masalah, maka gambar dengan tanggal yang tercantum terbaru yang berlaku /
mengikat.
6. Bila perbedaan-perbedaan itu, ketidakjelasan maupun kesimpang siuran
menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan
kesalahan, maka pemborong diwajibkan melaporkan ke Konsultan Pengawas untuk
diadakan pertemuan dengan Konsultan Perencana untuk mendapat keputusan
bersama dengan peraturan yang berlaku.
7. Ketentuan diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh pemborong untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan maupun mengajukan “Claim” biaya pekerjaan
tambahan.
8. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur
berdasarkan disain yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas Lapangan.
9. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan
termasuk keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis,
dan hal-hal lain yang diperlukan.
10. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing
fabrikasi dan ketepatan penyetelan / pemasangan semua bagian konstruksi.
Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Kontraktor, harus
dilakukan atas biaya Kontraktor.
11. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus
ditanyakan kepada Konsultan Pengawas dan Perencana. Apabila prosedur ini tidak
A. Tenaga Ahli
Kontraktor harus menempatkan Site Engineer yang handal yang ditempatkan dilapangan
dan memiliki sertifikasi kerja untuk bidang pekerjaannya.
Semua sub kontraktor yang digunakan harus memiliki standar kualifikasi yang ditetapkan
LPJK dan assosiasi Profesional sesuai dengan lingkup pekerjaan.
B. Pengujian Bahan .
Semua bahan – bahan yang diperlukan untuk bangunan / pekerjaan tersebut, kontraktor
terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh kepada pengawas lapangan untuk
mendapatkan persetujuan sebelum bahan tersebut didatangkan / dipakai.
PASAL 5
PERATURAN PERATURAN
PASAL 6
DIREKSIKEET DAN GUDANG
Untuk pekerjaan kantor direksi & gudang ini, kontraktor diwajibkan untuk membuat ukuran
sesuai spesifikasi yang tertera pada gambar kerja dan Analisa Biaya. Sedangkan kayu
rangka yang harus digunakan adalah jenis kayu Kelas II & penutup dinding
menggunakan tripleks 3 mm. Lantai pada direksikeet dan gudang menggunakan
spesifikasi teknik rabat, atap menggunakan Seng Gelombang. Jika menggunakan direksi
keet knock down maka perhitungan terhadap kuantitas harga akan disesuaikan, setelah
mendapat persetujuan dari pengawas lapangan dan direksi.
Kebutuhan Ruang dan perlengkapan Minimal Kantor Direksi :
1. R. Kerja Direksi
2. Alat tulis kantor sesuai kebutuhan ( PC ,printer , dll )
3. Kursi Meja Rapat kecil.
4. Buku Tamu.
5. Tanda Pengenal untuk Pekerja dan Tamu.
6. Display gambar kerja ( Shop drawing , As built drawing dll )
7. Alat ukur.
8. Time Schedule dan Rencana Kerja harian/mingguan.
9. Peralatan P3K
10. Helm dan Safety Equipment.
11. Radio Komunikasi
12. Dan lain-lain
Direksi keet ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau dan tidak mengganggu lalu
lintas kegiatan. Kondisi harus ditata sedemikian rupa sehingga tercipta kenyamanan ,
keamanan dan otoritas serta privasi kerja bagi pengguna.
1. Pembuatan bangsal kerja (terbuka atau setengah terbuka), gudang bahan untuk
menyimpan bahan-bahan bangunan yang harus terlindung dari cuaca, ruang tidur /
pemondokan pekerja untuk menjaga keamanan. Bangsal kerja ini menjadi
tanggungan Penyedia Jasa pemborongan selama pelaskanaan pekejaan.
2. Gudang, Los Kerja dan Los lainnya yang dibuat oleh kontraktor, setelah selesai
pelaksanaan pekerjaan / pembangunan tersebut, harus segera dibongkar /
dibersihkan oleh pihak kontraktor dan bahan – bahan bekasnya menjadi milik
kontraktor.
PASAL 7
PENGUKURAN DAN BOWPLANK
cm, sedangkan untuk Bouwplank digunakan papan kayu ukuran 2/20 cm dengan
panjang 3.00 m.
Patok-patok harus dipancang sedemikian rupa sehingga kedudukannya
benar-benar stabil (tidak goyang), tanda-tanda sumbu / as (dinding dan pondasi
struktur) harus ditentukan secara teliti dan dibuat jelas.Jenis kayu yang dipergunakan
untuk keperluan ini adalah jenis kayu klas III yang lurus dan kering atau bahan besi.
Ukuran-ukuran pokok lainnya, harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang
tercantum pada gambar kerja. Apabila terdapat perbedaan atau keraguan pada
gambar kerja maka kontraktor harus melaporkannya secara tertulis kepada Direksi
supaya dapat memberikan keputusan sesuai dengan peraturan yang berlaku..Bahan
bangunan yang dipergunakan untuk pasangan bouwplank, tidak diperkenankan
dipakai kembali untuk pekerjaan yang lain.
PASAL 8
LISTRIK DAN AIR KERJA
Sebelum Pekerjaan dimulai Kontraktor harus menyiapkan Sarana Air, baik untuk
kepentingan Pekerjaan maupun untuk fasilitas pekerja dan direksi. Dalam hal ini termasuk
pengadaan tenaga listrik untuk alat kantor dan alat alat lapangan serta penerangan lokasi
kegiatan apabila pekerjaan dilaksanakan pada malam hari ( Lembur ).
PASAL 9
PEMBUATAN PAPAN NAMA KEGIATAN
1. Papan Nama Proyek menggunakan rangka kayu Kelas II dilapis dengan tripleks 4
mm. Penulisan menggunakan cat kualitas baik dan tahan cuaca. Alternatif bahan
digital Printing water proof.
2. Papan Nama Proyek diwajibkan terpasang pada saat pelaksanaan pekerjaan
dimulai sampai dengan dengan Serah Terima Kedua selesai.
KEGIATAN : ………………………………………..
PEKERJAAN : ………………………………………..
NO KONTRAK : ………………………………………..
TGL KONTRAK : ………………………………………..
WAKTU PELAKSAAAN : ………………………………………..
SUMBER DANA / NILAI KONTRAK : ………………………………………..
KONTRAKTOR PELAKSANA : ………………………………………..
KONSULTAN PENGAWAS : ……………………………………….
_____________________________________________________________
TAHUN ANGGARAN …………….
PASAL 10
PEKERJAAN GALIAN TANAH & URUGAN
1. Bentuk dan dimensi disesuaikan dengan gambar dan instruksi pengawas lapangan
dan direksi.
2. Sebelum Pekerjaan dimulai, harus ditentukan terlebih dahulu profil dan bentuk
konstruksi, dengan pengukuran dan pematokan.
3. Tentukan level rencana dan level galian rencana.
4. Galian menggunakan alat gali yang layak pakai.
5. Permukaan tanah dibentuk dan diratakan
6. Galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah untuk pondasi, galian
minor pada perataan tanah leveling untuk kavling gedung. Dimensi dan bentuk
mengacu pada gambar.
7. Tanah sisa galian dibuang / dipindahkan ke area yang membutuhkan timbunan dan
mempunyai rencana elevasi lebih tinggi dari permukaan rencana.
8. Hasil galian tanah harus sesuai dengan bentuk profil pada gambar kerja.
9. Setelah pekerjaan selesai kontraktor harus melaporkan kondisi tersebut untuk
mendapatkan persetujuan.
1. Tanah Bekas Galian Konstruksi yang tidak tertutup kembali oleh konstruksi terpasang
harus diisi tanah, dengan material tanah sisa galian. Urugan tanah harus disiram air
dan dipadatkan dengan stamper .
Persyaratan Bahan :
1. Pasir untuk urugan adalah pasir urug kualitas baik, yang butirannya tajam dan tidak
pecah apabila terkena air .
2. Pasir harus bersih dari bahan organik maupun lumpur, tanah, dan garam.
Metode Pelaksanaan :
1. Dilaksanakan pada bagian-bagian : di bawah pasangan pondasi foot plat, batu belah,
di bawah lantai , lantai saluran dan bagian bagian lain yang tertera pada gambar dan
dokumen kontrak.
2. Lapisan pasir urug harus dipadatkan dengan cara ditimbris / stamper setelah terlebih
dahulu disiram air secara merata sehingga urugan pasir tersebut benar-benar padat.
Pasir urug yang akan digunakan harus bebas dari berbagai kotoran pengganggu dan
sampah organik maupun non organik. Ukuran ketebalan pasir urug yang tercantum
pada gambar kerja adalah ukuran padat.
1. Pekerjaan yang dimaksud adalah perataan tanah pada kavling untuk bangunan dan
lokasi lokasi yang memerlukan perataan tanah.
2. Pekerjaan perataan tanah harus mengikuti leveling dan bentuk rencana kavling untuk
bangunan.
3. Pemadatan dengan Stamper dalam keadaan basah.
Persyaratan Bahan :
1. Matrial yang di gunakan untuk urugan adalah tanah merah yang bersih dari sampah ,
lumpur dan tidak boleh menggunakan tanah lempung.
2. Matrial urugan tidak diperbolehkan dari puing sisa bongkaran.
Metode Pelaksanaan :
1. Pekerjaan yang dimaksud adalah pengurugan tanah pada kavling untuk bangunan
dan lokasi lokasi yang memerlukan pengurugan sesuai dengan gambar.
2. Pekerjaan pengurugan tanah harus mengikuti leveling dan bentuk rencana kavling
untuk bangunan.
3. Pemadatan dengan Stamper / babyroller dengan ketebalan maksimum 20 cm per
layer.
4. Material timbunan adalah tanah mendatangkan dari luar dan sebelum ditimbun harus
dibersihkan dari sampah dan puing.
5. Pekerjaan ini meliputi pembentukan kavling untuk bangunan.
6. Kepadatan tanah hasil urugan harus padat dan tidak mengalami deformasi.
PASAL 11
PEKERJAAN PONDASI
Persyaratan Bahan :
Metode Pelaksanaan :
PASAL 12
PEKERJAAN PASANGAN
a. Dinding bata
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan pada seluruh dinding
bangunan, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
Mutu bata yang digunakan dari jenis kelas I menurut NI 10 dengan bentuk
standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang bersudut siku-siku dan
tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang
merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan
lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila terendam
air.
b. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat masif,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan
hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat pasir.
c. Semen
1. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merk dari mutu yang baik dan
disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak
diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut diatas
Kontraktor harus memperhatikan syarat-syarat penyimpanan semen yang baik. SNI
dan SII. Dengan Type I.
2. Semen yang dipakai Portland semen satu merk yang telah disyahkan/disetujui oleh
yang berwenang, dan memenuhi syarat sebagaimana diuraikan dalam SNI 03-
2847-2002.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan dalam
kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
4. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
5. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
6. Semen yang didatangkan kelokasi, harus disimpan pada gudang yang mempunyai
ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidakakan rusak dan/atau
tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton. Diletakkan pada tempat
yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai, tidak boleh ditumpuk sampai
tingginya melebihi 2 m.
7. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang
tidak boleh dilakukan diatas timbunan yang telah ada danpemakaian semen harus
dilakukan menurut urutan pengirimannya.
d. Air.
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,
garam, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton
atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
1. Pasangan dinding pengisi baik dengan batu bata atau bahan pengisi lainnya yang
disetujui harus dilaksanakan dengan rata, tegak dan lajur penaikannya diukur tepat
dengan tiang lot. Apabila tidak diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap
lajur naik, bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya. Sebelum
dipasang batu bata harus dibasahi dalam air/direndam terlebih dahulu.
2. Pada proses pemasangan dinding pengisi agar sudah diperhitungkan adanya
fasilitas conduit/ sparing yang harus tertanam didalam pasangan batu bata. Rangka
penguat berupa sloof, kolom praktis dan ring balk dari beton dipasang untuk setiap
luas dinding maksimum 12 M2 dan sesuai persyaratan pabrik pembuat batubata
atau yang disetujui pengawas lapangan dan direksi.
3. Batu bata pecah tidak diijinkan dipasang.
4. Penyusunan pasangan bata dipasang dengan siar bergigi , tidak mempunyai siar
tegak yang sama. Tebal siar 1.5 cm .
5. Siar tegak dan datar harus dikorek dengan kedalaman 1 cm, agar pasangan
plesteran dapat melekat dengan baik.
6. Adukan Pengisi pasangan 1 Pc : 3 Ps untuk Pasangan Trassram, Pasangan yang
tertanam pada tanah , pasangan 30 cm diatas sloof dan kamar mandi setinggi 1,5
m.
7. Adukan Pengisi pasangan 1 Pc : 5 Ps untuk Pasangan dinding pemisah ruangan
dan pasangan yang bukan tertanam tapi terlindung dari pengaruh cuaca.
8. Pembuatan adukan berdasarkan perbandingan takaran volume , Kualitas adukan
harus dijaga dan dengan karakteristik yang sama dan konstan.
9. Untuk pembuatan adukan masal hendaknya dibuat dengan mesin mixer ( Molen )
agar pekerjaan lebih efisien.
10. Apabila terjadi retak minor , baik pada batu bata maupun adukan pengisi , maka
harus diisi dengan adukan khusus. Jika Pasangan mengalami retak yang cukup
besar dan bisa mengalami perubahan bentuk dan posisi , maka pasangan harus
dibongkar dan diganti pasangan baru atas biaya kontraktor.
11. Seusai jam kerja, seluruh lajur pasangan dinding pengisi baik batubata atau bahan
pengisi lainnya yang belum selesai, harus ditutup (dilindungi) dengan kertas semen /
pelastik pelindung, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh pengawas
lapangan. Untuk dinding-dinding yang sudah kering (berumur 6 jam keatas) harus
disiram dengan air bersih secara periodik, atau sesuai dengan persyaratan.
1. Setiap pemasangan dinding batu bata atau bahan dinding pengisi lainnya yang
mempunyai luas lebih 12 m2, harus diperkuat dengan balok dan kolom beton praktis
dengan ukuran dan dimensi kolom beton 11 x 11, dengan perkuatan tulangan besi
10 mm 4 buah dengan sengkang yang dipasang besi, 8 mm setiap 20 cm atau
sesuai gambar kerja. Perletakan kolom dianker pada lantai sloof dengan stek yang
cukup dan kokoh. Perletakan balok disambung ke kolom praktis / kolom induk.
Perkuatan anker dengan besi min 6 mm – 60 cm .
2. Bingkai beton dengan balok dan kolom diberikan kepada semua bukaan yang
disebabkan oleh pemasangan pintu atau pemasangan jendela atau bukaan lainnya.
Untuk lubang pintu dan lubang bagi kusen jendela agar diperhitungkan kusen
PASAL 13
PEKERJAAN PLESTERAN.
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Pelaksanaan
1. Semua perlengkapan sanitasi dipasang ke dinding atau lantai dengan cara yang
baik, sambungan-sambungannya kokoh dan tidak merusak fitting.
2. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik tanpa kebocoran.
3. Pemasangan perlengkapan sanitasi harus rapih, tidak miring.
4. Selesai pemasangan perlengkapan sanitasi wajib dilaksanakan final test dan
disetujui pengawas lapangan.
5. Biaya pengujian, pemeriksaan dan kerusakan material adalah tanggung jawab
Kontraktor.
1. Penyelesaian muka beton dan dinding dipasang plesteran dengan tebal lapisannya
tidak kurang dari 1,5 cm, kecuali ditentukan lain.
2. Instalasi Pipa Listrik dan pipa sanitasi serta lainnya yang tertanam pada pelesteran
harus diberi perkuatan tambahan.
3. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa hingga merupakan permukaan yang rata,
plesteran harus dilaksanakan dengan memakai alat hampar dari kayu dan disebarkan
kepinggir-pinggir dengan memakai alat perata adukan sampai permukaannya rata dan
halus.
4. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah dipasang.
5. Mulailah membasahi, secukupnya begitu plesteran telah mengeras untuk menghindari
kerusakan. Waktu kering dan panas, plesteran harus dijaga agar tidak terjadi
penguapan terlalu banyak dan tidak rata.
1. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit tujuh hari setelah dipasang.
2. Membetulkan semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan membongkar
bagian tersebut, kemudian dilakukan perbaikan dan dinyatakan baik jika sudah
disetujui pengawas lapangan. Biaya perbaikan menjadi beban Kontraktor.
3. Pekerjaan yang sudah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya.
4. Singkirkan sisa-sisa plesteran yang mungkin masuk ke dalam lobang sparing yang
disiapkan untuk pekerjaan instalasi listrik dan instalasi lainnya.
5. Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, harus selalu dalam keadaan bersih.
PASAL 14
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING
Lingkup Pekerjaan, meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS serta Gambar rencana.
Pekerjaan Lantai yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan pasangan Keramik anti slip pada semua lantai toilet.
2. Pekerjaan Granite pada semua ruangan kecuali yang dipasang keramik corak.
3. Semua Type , Corak , Ukuran dan Bentuk sesuai dengan gambar rencana , kecuali
ditentukan lain oleh pengawas dan direksi.
4. Kontraktor diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan dipasang
khususnya diseleksi kualitas, warna, tekstur, bahan lantai untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas lapangan.
Lantai keramik dipasang pada semua ruangan bagi penggunaan yang umum, toilet, dan
daerah basah lainnya seperti yang ditentukan didalam gambar. Keramik yang dipakai
harus memenuhi syarat uji keramik menurut SII ,
1. 20 X 20 cm atau sesuai RAB untuk lantai KM/WC, Setara Mulia KW 1.
2. Granite 60 X 60 cm. untuk lantai pada umumnya , setara Indogres KW 1.
3. Bahan dasar: Keramik , dan Granite.
4. Lembaran tidak bergelombang atau cacat lainnya.
Pelaksanaan :
1. Adukan untuk alas/sambungan : 1 pc + 2 pasir.
2. Pemasangan harus rata, lurus dan tegak lurus satu sama lain, permukaan harus
water pas, kecuali dinyatakan lain pada gambar rencana.
3. Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat serta kegiatan lain.
4. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan jangan terjadi potongan lebih kecil dari
setengan ukuran, kecuali tercantum dalam gambar. Potongan dilakukan dengan
mesin potong keramik dengan kondisi baik.
5. Keramik/ Granite hasil potongan harus di gerinda agar permukaan potongan rata
dan halus.
Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain sebagainya untuk penyelesai-
an pekerjaan pelapis dinding luar sesuai yang tercantum dalam gambar kerja.
Pekerjaan pasangan dinding Keramik pada semua dinding toilet, ruangan Pantry/Dapur.
Keramik adalah produksi Roman, Mulia atau setara, yang memenuhi syarat mutu SII 0583
- 81 dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Ukuran : 20 X 25 cm. Atau Sesuai RAB, Setara Mulia KW 1.
2. Penampilan permukaan : tidak adanya keretakan rambut.
3. Warna keramik corak.
4. Lembaran tidak bergelombang atau cacat lainnya.
Pemasangan.
Keramik dipasang dengan adukan semen, pasir dan air dengan campuran 1pc + 2ps.
Penggunaan semen pasir dan air dalam seluruh hal harus memenuhi ketentuan.
1. Dinding beton yang akan ditempel keramik dipahat terlebih dahulu agar adukan
dapat mengikat dengan beton
2. Dalam keadaan setengah kering digores dengan sisir seng.
3. Sebaiknya pemasangan keramik dimulai setelah plesteran umurnya 7 hari sambil
disiram secara berkala.
4. Ketebalan adukan 2,5 cm dan dibuat naat maksimal 3 mm.
5. Pemasangan naat-naat keramik harus saling tegak lurus, dengan permukaan
keramik tidak bergelombang dan cacat lainnya.
6. Jika terjadi pemotongan harus dilaksanakan dengan alat potong khusus keramik,
hasil potongan harus rata, tidak bergerigi. Pemasangan keramik harus dilaksanakan
mengikuti petunjuk dari pabriknya.
Finishing
Setelah keramik terpasang selama 24 jam, naad diisi dengan bahan Coloured Tile Grout
dengan warna sesuai keramiknya.
Pelapis dinding dinding dengan ACP ini hanya di beberapa bagian tertentu terutama pada
dinding tampilan luar. ACP dipasang disesuaikan dengan gambar rencana.
1. Rangka ACP menggunakan besi Hollow.
2. ACP t = 4 mm, yang digunakan setara (Seven) untuk area luar ruangan.
Pemasangan.
ACP dipasang pada dinding yang sudah diplester /rata, dengan menggunakan
rangka besi hollow.
1. Pemasangan ACP harus orang yang sudah ahli dibidangnya.
2. Pastikan bahwa bagian yang akan kita pasang sudah rapi dan siap untuk dipasang
bracket.
3. Sebelum pasang usahakan di marking terlebih dahulu.
4. ACP yang kita pasang harus sesuai dengan kondisi ruangan yang kita pasang.
5. Untuk area luar ( Exterior) menggunakan ACP Jenis PVDF.
6. Untuk Area dalam (Interior) menggunakan ACP Jenis PE.
PASAL 15
PEKERJAAN BETON
LINGKUP PEKERJAAN
15.1 Meliputi semua penyediaan tenaga kerja, bahan konstruksi beserta kelengkapan
untuk konstruksi beton yang memadai.
15.2 Semua pekerja yang dipekerjakan untuk melakukan pekerjaan tersebut harus
benar-benar ahli dan tukang yang berpengalaman serta mengerti benar akan
pekerjaannya.
15.3 Untuk Pekerjaan Beton Konstruksi kontraktor harus mempersiapkan gambar kerja
(shop drawing) dan laporan hasil test uji lab jika adukan untuk adukan site mix
,berikut rencana pengecorannya minimal 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan dimulai,
serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
15.4 Pekerjaan beton meliputi :
A. Pekerjaan beton tidak bertulang meliputi :
1. Rabat Beton
2. Lantai kerja
3. Dan lain lain yang tercantum dalam Gambar dan RAB
b. Pasir Beton
1. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, Lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan
yang tercantum didalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu
beton yang baik Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan
sejenisnya.
2. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam
kotoran baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan
sebagainya sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku .
3. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
4. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan ditempatyang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
5. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan
6. Hanya pasir beton yang dapat digunakan untuk pekerjaan beton.
7.
c. Koral / Kerikil Beton
Koral/kerikil beton yang digunakan harus bersih dari seluruh macam kotoran
serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002
d. Air
Air yang akan digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-
bahan organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.
Apabila diperlukan Direksi dapat meminta kepada Kontraktor untuk
memeriksakan air yang akan digunakan ke laboratorium pemeriksaan yang
resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
e. Baja Tulangan
1. Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai
dengan kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
2. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (Lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
3. Kualitas tulangan yang akan digunakan sekualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel atau Budi Darma (BD).
4. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk ulir untuk U – 39 dan polos
untuk U – 24 dengan kualitas besi beton adalah baja lunak sesuai dengan
standar SNI 03-2847-2002 serta peraturan yang mengikat lainnya
15.7 Bekisting
Spesifikasi Bahan :
1. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan/persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm ,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga
berukuran 5/7 cm dan 5/10 cm, sedangkan kayu yang digunakan adalah
jenis kayu terentang (Klas III) yang keras.
1. Shop drawing
a. Membuat shop drawing dengan terlebih dahulu mengkoordinasikan
/melaporkan kepada Konsultan Pengawas.
b. Memeriksa gambar dan perhitungan konstruksi yang dibuat oleh Konsultan
Perencana. Jika terdapat hal yang dianggap meragukan serta
membahayakan, Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas
yang selanjutnya akan meneruskan kepada Konsultan Perencana. Sebelum
ada kepastian dari kebenaran perhitungan tersebut, Kontraktor tidak
diijinkan meneruskan bagian pekerjaan tersebut.
2. Campuran Beton
a. Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan 1 pc : 2 ps : 3 kr yang serasi
dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu
beton K-175 ( Site Mix ) non struktural.
b. Penakaran semen dan agregat (halus dan kasar), harus dengan kotak-kotak
takaran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
c. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan mesin pengaduk
(molen beton) yang berkapasitas minimum 350 Ltr, pengadukan harus rata,
sehingga warna dan kekentalannya sama setiap kali membuat adukan.
3. Penulangan
a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai
dengan gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum di dalam
SNI 03-2847-2002.
b. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sengkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan
penggetaran berlangsung.
4. Persiapan Pengecoran
a. Sebelum pengecoran beton dilakukan, Kontraktor wajib melaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk pemeriksaan dan diminta persetujuannya untuk
memulai pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton
bertulang.
b. Sekurang-kurangnya 10 (Sepuluh) hari sebelum pengecoran yang pertama
Kontraktor sudah membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites
pada laboratorium tes sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas lapangan
untuk usia 7 (Tujuh) hari. Untuk Ready mix maka Produsen yang
menyiapkan atas permintaan Kontraktor.
c. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh Direksi dan Pengawas Lapangan.
d. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump
dengan kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20 cm, atas m = 10 cm dan
tinggi m = 30 cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang
sama tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m = 50 cm
sebanyak 10 kali untuk tiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu
karet. Setelah muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut
ditarik ke atas dan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula.
Untuk bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10 cm untuk non
struktur, sedangkan untuk stuktur penurunan maksimum 9 cm.
5. Pengecoran
a. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah :
1). Direksi / Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
2). Direksi / Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan dicor.
3). Direksi / Pengawas Lapangan telah menerima laporan dari laboratorium
tentang karakteristik Campuran Beton untuk pengecoran.
PASAL 16
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
16.1 Untuk Rangka pintu menggunakan alumunium warna standar Dalam Negeri 4 in.
16.2 Aluminium yang digunakan setara Alexindo dengan , t = 1 mm, warna alumunium
standar (Anodised).
16.3 Rangka Daun Jendela dan Jendela Kaca, untuk semua type, terbuat dari
alumunium warna standar dalam negeri.
16.4 Rangka Daun pintu terbuat dari alumunium warna dengan kualitas baik untuk yang
Pintu Kaca, dan daun pintu Km/Wc PVC.
Lingkup pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.
Pekerjaan ini meliputi :
Kusen Pintu dan jendela alumunium warna setandar, aetara Alexindo,
Daun Pintu kaca rangka alumunium dan Jendela kaca Rangka Alumunium.
Pintu Disesuaikan dengan RAB baik jenis maupun speknya.
kusen alumunium harus dilakukan di Pabrik secara maksimal dan dilapangan tinggal
pasang.
Antara tembok/ kolom/ beton dan kusen alumunium harus diisi dengan “sealant” yang
elastis.
Bahan – Bahan
Kaca harus standard dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti disebutkan
dalam gambar, kaca harus plat, rata dan jernih dan tidak ada bintik-bintik/noda-noda
lainnya.
1. Kaca untuk interior dan exterior yaitu :
a. Kaca Polos 5 mm untuk jendela rangka, jendela mati dan pintu Panel Kaca.
Pekerjaan Pelaksanaan
Pekerjaan kaca dilaksanakan setelah pekerjaan langit- langit, lantai, penyelesaian dinding
selesai dikerjakan. Pemotongan kaca harus teliti dan sesuai dengan ukuran sehingga
dalam pemasangan tanpa ada paksaan. Seluruh pemasangan kaca digunakan silicone
sealant dari jenis yang terbaik.
1. Pemasangan dilakukan sedemikian rupa sehingga pertemuan antara masing-
masing ujung rapat, tidak ada celah sama sekali.
2. Pemotongan kaca harus sesuai dengan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk ke
dalam alur kaca pada kusen.
3. Kaca yang di dalam pemasangannya mengalami retak, tergores dan cacat lainnya
harus diganti atas biaya Kontraktor. Sealant yang digunakan sesuai dengan pasal
yang mengatur pekerjaan ini.
Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan kunci &
alat penggantung lengkap dengan accessoriesnya seperti tercantum di dalam gambar.
Bahan-Bahan
1. Type-type kunci harus sesuai dengan fungsi ruangannya.
2. Pegangan (handle) dari bahan stainless steel dan solid nylon serta engsel-engsel
harus dari stainless steel dengan memakai ring nylon.
3. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan engselnya,
jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu,
tiap engsel memikul beban maksimum 20 kg.
Pelaksanaan
1. Semua kunci, engsel dan door closer harus dilindungi dan dibungkus plastik atau
tempat aslinya setelah dicoba. Pemasangan dilakukan setelah bangunan selesai
dicat.
2. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul sekrup,
cara mengokohkan hanya diputar sampai ujung. Sekrup yang rusak waktu
dipasang harus dicabut kembali dan diganti.
3. Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah sedangkan
engsel ketiga dipasang di tengah-tengah.
4. Semua kunci tanam harus harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu,
dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai gambar.
5. Seluruh pekerjaan kunci, menggunakan kunci tanam dengan sistem penguncian
ganda (double slaag). Kunci tanam yang digunakan adalah kualitas baik. Untuk
pintu ganda (pintu double), pada sisi salah satu daun pintunya dipasang slot tanam
panjang 20 cm (atas bawah). Setiap daun jendela dilengkapi dengan Gerendel dan
Hak Angin type Kait (tanpa skrup) . Gerendel dan hak angin yang digunakan adalah
Produksi Dalam Negeri dengan kualitas baik (SII).
PASAL 17
PEKERJAAN PLAFOND
Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua peralatan, pekerja, bahan-bahan dan perlengkapan lainnya untuk
pekerjaan Plafond sesuai gambar-gambar dan RKS terpasang secara lengkap dan
sempurna.
Kontraktor harus memberikan contoh-contoh yang akan dipasang khususnya untuk
menentukan warna dan texture yang akan ditentukan kemudian.
Hasil pelaksanaan
1. Plafond harus terpasang dengan baik, permukaan harus rata, garis vertikal dan
horisontalnya harus saling tegak lurus sesuai disain.
2. Jika terjadi lendutan atau kekurangan-kekurangan lain, kontraktor harus
melaksanakan perbaikannya atas biaya kontraktor.
Pelaksanaan
1. Gypsum dan GRC Board dipasang pada rangka menggunakan baut.
2. Rangka Plafond menggunakan hollow 2 x 4 cm dan 4 x 4cm tebal 0,25mm. Modul
60 x 120 cm.
3. Rangka Plafond diberi penggantung ( Hanger ) dengan modul 240 x 240 m
4. Bidang permukaan bawah (dudukan penutup langit-langit) harus rata.
5. Penutup Plafond menggunakan bahan Gypsum dan GRC Board ( SII ) yang
dipasang dengan list tepi selebar 10 cm.
6. Ketinggian Plafond dan penempatannya, harus mengikuti gambar kerja, dan
sebelum permukaan bawah rangka Plafond rata dan lurus, maka pemasangan
penutup Plafond tidak boleh dipasang terlebih dahulu, dan baru boleh dipasang
setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas lapangan.
7. Hasil Pekerjaan yang tidak rata/bergelombang, harus dibongkar dan diperbaiki
kembali atas biaya pemborong.
PASAL 18
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
2. Untuk instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatir yang disyahkan oleh PLN
setempat.
3. Semua keperluan untuk pekerjaan ini disesuaikan dengan keperluan/gambar dan
harus yang berkualitas baik, baru dan mendapat persetujuan Direksi.Untuk intalasi
penerangan kabel NYA dia 1,5 mm dan stop kontak menggunakan kabel NYA dia.
2,5 mm sedang untuk kontak daya yang dia. 4 mm.
4. Dalam pipa tidak boleh ada sambungan kabel, sambungan hanya boleh dilakukan
dalam doos-doos PVC maksimum 2 buah sambungan, kemudian diisolasi dan
dilasdop.
5. Pipa yang menuju ke stop kontak dan saklar ditanam dalam tembok. Stop kontak
dan saklar-saklar dipasang stinggi 160 cm dari lantai.
6. Sebelum pekerjaan diserahkan, pemborong harus melakukan pengetesan terhadap
instalasi-instalasi yang telah selesai dan dilakukan bersama-sama dengan pihak
yang berwenang (PLN) disaksikan oleh Direksi. Hasilnya dituangkan dalam sertifikat
tanda instalasi baik dan aman.
Instalasi Listrik
1. Pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan di dalam dan luar bangunan sampai
menyala. Dengan test Running ( Menyala dengan baik ) selama 2 x 24 jam.
2. Pekerjaan instalasi tersebut harus di laksanakan oleh instalatur yang memiliki
S.I.K.A dan sebelum pekerjaan dilaksanakan harus dibuat gambar instalasi.
c. Bola lampu :
Lampu Downlight diameter D 4 ” ,lampu SL 8 dan 14 watt setara Philips.
Lampu RM 2 x 36 Watt setara Philips.
Lampu SL
d. AC
AC Split ½ PK setara LG.
AC Cealing Cassete 2,5 HP setara LG
PASAL 19
PEKERJAAN PENGECATAN
Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
pengecatan sesuai dengan RKS serta Gambar Kerja. Pekerjaan pengecatan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, hasil pekerjaan tidak menggelombang,
mengelupas, dan cacat lainnya.
Jika terjadi cacat seperti tersebut Kontraktor harus melakukan perbaikan (pengecatan
ulang). Biaya perbaikan, seluruhnya menjadi beban Kontraktor.
Bahan-Bahan
Memiliki Sertifikat standarisasi ( SNI – SII ) Acrylic Emulsion.
Sifat umum :
1. Tidak berbau dan beracun.
2. Daya tutup tinggi.
3. Cat Setara Vinilex
Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan , tidak
pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek atau manajer konstruksi.
Pengiriman cat, harus disertakan sertifikat dari agen/ distributor yang menyatakan bahwa
cat yang dikirim dijamin keasliannya. Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna dan
bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan RKS.
Warna
1. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada pengawas lapangan.
2. Warna yang ditetapkan untuk pedoman pengecatan adalah, seperti standard yang
ditetapkan untuk warna dan Konsultan Perencana menentukan warna pilihannya,
Kontraktor menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas
biaya Kontraktor. Pencampuran warna atau pemesanan dan pembuatan warna
khusus harus disiapkan dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk
pembuatan dan pencampurannya.
Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan diadakan persiapan sebagai berikut :
1. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh pengawas lapangan
dan direksi.
2. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan.
3. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih basah dan
lembab.
4. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
5. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan
yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
6. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari produsen cat tersebut.
7. Pasangan diluar pekerjaan pengecatan harus dilindungi dari kemungkinan terkena
dampak proses pekerjaan pengecatan.
harus benar benar rata, apabila masih terdapat sudut / akhir pasangan yang belum
sempurna, kondisi tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu. Persiapan dilakukan
dengan membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan/
pengapuran yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian
dengan lap sampai benar-benar bersih.
3. Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur hingga pori dan retak rambut tertutup
dengan baik.
4. Pada bagian-bagian di mana banyak reaksi dengan alkali dan rembesan air harus
diberi lapisan wall sealer.
5. Tunggu masa kering plamur sambil menunggu retak rambut susulan , jika terdapat
retak rambut susulan maka harus dilapis ulang . Setelah kering permukaan tersebut
diamplas lagi sampai rata dan halus.
6. Kemudian dicat dengan lapisan pertama 1 x .
7. Tunggu masa kering Cat, sambil diperiksa kondisi pasangan yang dicat. Perbaiki
jika ada retak rambut dan pengelupasan lapisan plamur.
8. Kemudian dicat dengan lapisan kedua 2 x .
9. Amplas ulang dan Prioritaskan Bagian-bagian yang masih kurang baik.
10. Pengecatan terakhir 3 x harus menutupi semua permukaan secara merata baik
warna maupun kualitas pengecatan.
PASAL 20
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITASI
- Pekerjaan pipa dan Pengetesan Instalasi dan Fixture dan lainnya seperti tercantum
dalam gambar kerja.
d. Pipa-Pipa
Semua Pipa PVC, pipa penyambung, joint, fitting adalah PVC kelas AW (heavy
duty) memenuhi Standard SII, berasal dari pabrik yang sama. produk wavin atau
setaraf, ukuran sesuai gambar kerja.
e. Alat Sanitair
- Pekerjaan Alat Sanitair kran, pekerjaan spool hook dan pekerjaan pemasangan
kloset duduk yang digunakan adalah sekualitas Merk toto. Warna yang akan
digunakan akan ditentukan kemudian oleh Owner bersama dengan Direksi.
- Floor drain dipasang pada setiap KM/WC. Floor Drain yang digunakan adalah yang
dilengkapi dengan penyekat bau (leher angsa). Kualitas yang disyaratkan adalah
memenuhi standar SII setara Toto.
- Kran. Kran Air, yang digunakan adalah kran logam lapis vernikel setara Toto
memenuhi SII.
- Septicktank dibuat dari Bioseptitank Kapasitas 2 m3
- Bak Peresapan dibuat dari pipa-pipa PVC dia. 4” yang berlubang. Ukuran dan
bentuk dari bak peresapan dapat dilihat pada gambar kerja.
- Kitchen Zink stainlees satu lobang dan kran bebek setara toto..
- Wastafel Setara Toto.
- Kaca Cermin tebel 3 mm.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Pemipaan.
Bahan-Bahan
1. Semua Produk yang terpasang memiliki standarisasi ( SII – SNI )
2. Semua Jenis Pasangan sanitasi ( Closet , Washtafel , Urinoir , Dll ) dengan warna
dan tahun pembuatan yang sama.
3. Semua Produk Harus dalam kemasan yang baik dan bersegel pada saat diterima di
lokasi pekerjaan.
4. Tidak dalam keadaan cacat dan berbeda corak.
5. Pipa PVC AW Sekualitas Wavin ( ½ , ¾, 1, 2 , 3 , dan 4 “ ) dan Fitting Fitting.
6. Lem PVC Kualitas Baik.
Running Test
1. Pipa yang tertanam dalam tembok , tanah dan konstruksi lainnnya tidak diijinkan
ditutup sebelum melewati masa uji coba.
2. Setelah pekerjaan pemasangan pipa beserta sambungannya terpasang dengan
baik, seluruh instalasi diperkuat sementara.
3. Instalasi harus diuji coba / running baik pipa distribusi intake maupun out take test
dalam waktu yang cukup.
4. Apabila masih terjadi kebocoran pada sambungan pipa ada pipa yang mengalami
perubahan bentuk akibat daya hisap / daya dorong tekanan air , maka instalasi
harus di bongkar dan diganti.
5. Setelah running test dianggap baik oleh semua pihak dan instalasi bekerja dengan
baik , maka instalasi pipa boleh di perkuat permanen .
PASAL 21
PEKERJAAN RANGKA ATAP & ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
Rangka atap berbentuk segitiga kaku yang terdiri dari rangka utama atas
(topchord), rangka utama bawah (bottom chord), dan rangka pengisi (web), seluruh
rangka tersebut disambung dengan menggunakan baut menukik sendiri (self drilling
screw) dengan jumlah yang cukup, untuk meletakkan material penutup atap/
genteng, dipasang rangka reng (batten) langsung diatas rangka atap utama dengan
jarak yang disesuaikan dengan ukuran genteng.
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material kelapangan (site), Perangkaian
(assembling) dan ereksi (erection) meliputi ; Pekerjaan rangka atap (roof truss),
pekerjaan reng (batten), dan pekerjaan jurai dalam (valley gutter).
- Reng TS 40 (batten)
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik)
dengan spesifikasi tinggi profil 40 mm dan tebal 0,48 mm, berat 0,57
kg/m’, yang pada sisi kana kiri sepanjang profil dilipat kedalam
selebar 5mm.
b. Persyaratan Konstruksi
Komponen struktur konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga kerja
pemasang yang terlatih dan bersertifikat serta mampu memahami gambar kerja dan
dibuktikan dengan surat ijin memasang dari pabrik. Surat ijin memasang atap baja
ringan ini harus disertakan pada saat pemaparan produk.
PASAL 22
PEKERJAAN AREA LUAR
PASAL 23
PEKERJAAN INSTALASI PIPA AIR HUJAN
Saluran air hujan terbuka di atas tanah konstruksi grevel dan tertutup dibuat dari pipa
beton dipasang dengan pemasangan bata sesuai gambar kerja. Saluran yang melalui
bawah jalan atau tempat parkir dibuat dari beton dengan persyaratan struktur yang
diizinkan. Pembuatan saluran air hujan dan drainase harus diperhatikan kemiringan
saluran minimal 1 % (satu persen). Saluran air hujan ini harus disesuaikan dengan
saluaran yang ada saat ini. Saluran dari atas menggunakan pipa PVC 4 in setara AW
PASAL 24
PEKERJAAN JARINGAN DISTRIBUSI LISTRIK
dan tegangan alat ukur antara 5kV sampai dengan 10 kV arus searah. Kontraktor harus
memastikan bahwa baterai Megger masih mempunyai daya yang cukup untuk menjamin
keakuratan data.
Pengujian dilakukan dengan tegangan alat ukur di posisi 5 kV DC dan dilakukan fasa-fasa
dan fasa-ground. Pengujian dilakukan sebelum dan sesudah uji tegangan tinggi dan
dicatat hasilnya.
4. Pemasangan Trafo
4.1. Spesifikasi
Spesifikasi yang diminta adalah sesuai dengan SPLN D3.002-1 2007. Kontraktor harus
menyertakan Certificate of Origin dari pabrikan.
tambahan pengaman kurva waktu (IDMT, Inverse) yang dapat diatur ulang. Untuk
pengaman jurusan menggunakan fitting NH Fuse ukuran 2 dengan penutup.
7. Pemasangan Grounding
Grounding dipasang di bawah pondasi bangunan gardu. Jenis kabel yang digunakan
adalah kabel tembaga murni jenis Hard Drawn dengan luas penampang 50 mm2 (sesuai
SPLN 41-5). Kontraktor harus menyertakan Certificate of Origin dari pabrikan.
Nilai resistansi pentanahan harus ≤ 1 Ω (Ohm).
PASAL 25
KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
PASAL 26
PEMBERSIHAN SISA MATERIAL DAN PERAPIHAN
PASAL 27
PENUTUP
Untuk mencapai hasil pekerjaan yang baik pada setiap pekerjaan kontraktor harus
memperhatikan :
1. Gambar Kerja
2. Rencana Anggaran Biaya
3. Rencana Kerja dan Syarat syarat
4. RAB , tentang Volume , kualitan dan Kuantitas Pekerjaan yang harus dikerjakan.
5. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak menjadi tanggung jawab
penuh Kontraktor.
6. Metode Pelaksanaan yang diusulkan Kontraktor dan peraturan pelaksanaan yang
dikeluarkan oleh supplier bahan.
7. Kordinasi dengan pengawas lapangan dan direksi secara periodik pada setiap tahap
pelaksanaan pekerjaan untuk menghindari kesalahan yang fatal.
8. Penempatan Tenaga Ahli yang memenuhi persyaratan.
9. Pembelanjaan Material yang sesuai dengan Spesifikasi.
10. Menjaga Keamanan dan Ketertiban didalam lokasi kegiatan dan sekitarnya.