KONSULTAN REVIEW:
BAB I. PERSYARATAN TEKNIS UMUM
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh
seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh
Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis seperti yang akan diuraikan
dalam Buku ini.
Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpangsiuran
informasi di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)/Konsultan Supervisi dan Direksi Pelaksana untuk
mendapat kejelasan pelaksanaan.
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja, Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta Buku Rencana
Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini.
Pekerjaan Persiapan meliputi : pembuatan papan nama proyek, pekerjaan pembersihan
proyek, dokumentasi, Shop dan As Built Drawing, pelaporan serta pengadaan listrik dan air
kerja.
PASAL 2
MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender setelah penandatanganan Kontrak dan Perintah
Kerja Pelaksanaan Pekerjaan (SPK), Pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Dan apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender Kontraktor yang ditetapkan belum
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan
ketentuan didalam Syarat syarat Umum dan Syarat syarat Khusus Kontrak.
PASAL 3
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang
diajukan bersama penawaran atau Peralatan konstruksi yang dibutuhkan lainya, dari
tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan ini.
1
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.2. Pembuatan kantor Kontraktor, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk keperluan
pekerjaan.
3.3. Dengan selalu disertai izin Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas,
Kontraktor dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan dan/ atau penambahan
terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya ( Pengambilan Keputusan harus melalui
rapat koordinasi yang mengikut sertakan tim teknis dinas terkait ).
3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor harus
menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
PASAL 4
PAPAN NAMA PROYEK
Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat maka Kontraktor harus memasang
Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor ( sesuai
dengan Angka Jumlah Penawaran Kontraktor Pelaksana ).
PASAL 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor ‘wajib’ menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau
biasa disebut ‘Pelaksana’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan
di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, sebagaimana dipersyaratakan
pada dokumen Pengadaan Kontraktor..
5.2. ‘Pelaksana’ merupakan wakil kontraktor dilapangan.
5.3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan
Konsultan MK/Konsultan Supervisi, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat
perasetujuan.
5.4. Bila di kemudian hari menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan
MK/Konsultan Supervisi bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup
cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis
untuk mengganti ‘Pelaksana’.
5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor harus
sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.
2
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 6
RENCANA KERJA
PASAL 7
KANTOR PROYEK, LOS KERJA, GUDANG BAHAN,
PAGAR PROYEK DAN LAIN-LAIN
3
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 8
A. PENGANTAR
1. Protokol ini dimaksudkan sebagai panduan umum bagi
Pemilik/Pergguna/Penyelengara bersama Konsultan, Konbaktor,
Subkontraktor, Vendor/Supplier dan Fabrikator, Mandor serta para Pekerja
dalam mencegah wabah COVID-19 di proyek konstruksi.
4
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Satuan Tugas tersebut berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang terdiri dari Ketua
merangkap anggota dan 4 (empat)Anggota yang mewakili Pemilik/ Pengguna/
Penyelenggara, Konsultan, Kontraktor, Subkontraktor, Vendor/ Supplier.
1. Satuan Tugas memasang poster (flyers) baik digital maupun fisik tentang
himbauan/ anjuran pencegahan COVID-19, seperti mencuci tangan, memakai
masker, untuk disebarluaskan atau dipasang di tempat-tempat strategis di
lapangan proyek.
5
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3. Satuan Tugas melarang seseorang yang sakit dengan indikasi suhu > 38
derajat Celcius (seluruh manager, insinyur, arsitek, karyawan/ satf, mandor,
pekerja dan tamu proyek) dating ke lokasi proyek.
6
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
7
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 9
PROGRAM RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (RK3)
8
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
9.6. Dalam kondisi berbahaya harus mampu menghentikan pekerjaan. Lapor kepada
penanggung jawab pekerjaan atau departemen terkait dan lakukan rapat
persiapan (TBM) kembali.
9.7. Melaksanakan inspeksi alat berat dan peralatan setiap akan digunakan dan
melaksanakan inspeksi rutin K3.
9.8. Membuat laporan berkala Kinerja K3 dan dilaporkan kepada pihak yang
berwenang dan pihak yang berkepentingan. Laporan ke instansi pemerintah yang
berwenang dan unit K3 setiap minggu, memuat Kinerja K3, daftar alat berat dan
operator, rencana, dan aktual K3.
9.9. Pemakaian alat pelindung diri dalam proyek pembangunan wajib bagi semua personil
yang ada di proyek. Pemakaian alat pelindung diri perorangan merupakan suatu
keharusan dan setiap karyawan diharapkan untuk secara aktif memberikan saran-saran
dalam menyeleksi alat pelindung diri yang digunakan dan membantu dalam
melaksanakan program K3 pada proyek konstruksi ini. Alat-alat pelindung diri
perorangan terdiri dari :
a. Pelindung Kepala f. Pelindung Tangan
b. Pelindung Kaki g. Pelindung Pendengaran
c. Pelindung Badan/Jatuh dari h. Pelindung Pernafasan
ketinggian i. Pakaian Pelindung
d. Pelindung Wajah j. Pakaian Kerja dan Kartu Identitas
e. Pelindung Mata
9
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
b. Bagian Belakang
Monitoring izin kerja dan dokumen dan asuransi CAR dan BPJS Proyek.
9.11. Fasilitas Minimal Bahaya Keselamatan Kerja
Proyek konstruksi harus merencanakan, menganggarkan, dan membuat
fasilitas proteksi bahaya nyata yang ada di setiap pekerjaan konstruksi baik
proyek bangunan maupun pekerjaan renovasi. Standar yang dibuat ini adalah
standar minimum, setiap kontraktor dapat melakukan improvisasi atau
menerapkan standar yang lebih tinggi. Pengelola Proyek akan melakukan inspeksi
secara berkala dan mendadak untuk memastikan fasiltas proteksi bahaya dibuat
dan dipelihara hingga memenuhi standar keselamatan kerja.
a. Proteksi Area Galian
Area galian merupakan area yang sangat berbahaya jika tidak diberi rambu-
rambu, sehingga akan mengurangi resiko kecelakaan di daerah ini.
b. Proteksi Bahaya Jatuh Dari Ketinggian
Untuk bangunan lebih dari 2 lantai, resiko jatuh dari ketinggian bangunan
menjadi perhatian yang sangat serius dalam penerapan K3. Untuk
menghindari hal tersebut, maka harus dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Pemasangan Pipa Pagar Tangga Darurat Perancah
Pemasangan Pipa Pagar Perancah
Pemasangan Tali Keselamatan
Pemasangan Pipa Pagar Tangga Darurat Area Gedung
Pemasangan Pipa Area Bekisting
c. Proteksi Bahaya Benda Jatuh
Material yang digunakan adalah jaring pengaman (polinet). Dipasang di seluruh
perancah yang digunakan sebagai platform (perancah tetap)/kemungkinan
ada material yang jatuh atau material yang terbawa angin dari dalam gedung.
Ukuran jaring disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Pada area-area yang
menjadi akses masuk, harus dibuat kanopi yang melindungi pekerja dari
kejatuhan benda dari area perancah. Pemasangan jaring pengaman ini
ditempatkan pada lokasi-lokasi seperti :
Perancah Eksternal
Jaring Vertikal pada Bekisting Atas
Jaring Vertikal pada Area Lift
Jaring Pengaman di Perimeter Gedung
Jaring Pengaman di Terminal Material
Jaring Pengaman Sisi Luar Gedung
10
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 10
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat
bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, Manajemen Konstruksi ( MK )an dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan,
alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga
seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya
pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
11
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 11
PERSYARATAN DAN STANDARISASI
10.1. Persyaratan Pelaksanaan
Untuk menghindari klaim dari ‘User’ Proyek dikemudian hari maka Kontraktor harus
betul-betul ‘memperhatikan’ pelaksanaan pekerjaan struktur dengan memperhitungkan
‘ukuran jadi (finished)’ sesuai persyaratan ukuruan pada gambar kerja dan penjelasan
RKS. Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk
dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau
petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib
memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang
menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing/Sanitasi
dan mendapat izin tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan
Pengawas.
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan calon Kontraktor harus
menyediakan :
Wakil sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya
selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi
kewajiban menurut kontrak.
Buku harian untuk :
Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari
pekerjaan.
Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
1 (satu) kamera/handycam.
1 (satu) alat ukur schuifmaat.
1 (satu) buah alat ukur panjang 50 m, 5 m.
1 (satu) buah mistar waterpass panjang 120 cm.
1 (satu) unitlaptop/PC lengkap dengan printer.
10.2. Standar yang Dipergunakan
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,
Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya
dengan pekerjaan antara lain :
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
12
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 12
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala
hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis
maupun Adminstratif.
11.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan menurut keadaan sebenarnya.
11.3. Manajemen Konstruksi ( MK ) Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan
dan Laporan bulanan secara rutin.
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen untuk bahan monitoring.
13
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 13
PENJELASAN RKS & GAMBAR
12.1. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka
yang mengikat/berlaku adalah RAB.
12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi gambar dan detail gambar mungkin akan
dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor harus melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh
mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari
ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang
tidak dijelaskan dalam gambar dan sepsifikasi atau gambar kerja yang mungkin
diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
12.3. Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi
berkenaan dengan penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar
dan spesifikasinya.
12.4. Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis,
lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada
ketentuan lain dari Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas.
12.5. Ukuran
12.5.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan
Gambar Pelengkap meliputi :
As – as
Luar – luar
Dalam – dalam
Luar – dalam
12.5.2. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm
(centimeter).
12.5.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai (“finished”).
12.5.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara
tertulis kepada Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas yang
selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai
dan dijadikan pegangan.
12.5.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka
pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas.
14
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas dan
disyahkan secara tertulis.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Direksi, dan
segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari segi
biaya maupun waktu.
12.6. Perbedaan gambar
12.6.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin
kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang
mengikat/berlaku.
12.6.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur,
maka Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas yang akan memutuskannya setelah
berkonsultasi dengan Perencana.
12.6.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi,
Elektrikal/ Listrik dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan
adalah ukuran fungsional dalam gambar kerja Arsitektur.
12.6.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam pelaksanaan
satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya,
maka di dalam hal terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-
perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap
Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan
Pengelola Proyek secara tertulis, mengadakan pertemuan dengan Konsultan
Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana
yang akan dijadikan pegangan.
12.6.5. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
12.7. Istilah
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai
berikut.
12.7.1. STR : Struktur,
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan Konstruksi, Bahan
Konstruksi Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering kolom, Balok dan
tebal Lantai.
12.7.2. ARS : Arsitektur,
15
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
16
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 14
TANGGUNG – JAWAB KONTRAKTOR
13.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2. Kehadiran Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas selaku wakil
Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur, atau memberi nasehat tidak
mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
13.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut
dengan biaya Kontraktor sendiri.
13.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas
melalui Konsultan Pnegawas.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan yang
timbul.
13.5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tangung-jawab Kontraktor.
13.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang milik Proyek, Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan
Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
13.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
17
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar
lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.
PASAL 15
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN
14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
ini maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat
yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(PUBI th. 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta
ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti
material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas
terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
14.2. Merk pembuatan bahan/ material & komponen jadi
14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan atau
merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini
dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas/setara dan tidak diartikan
sebagai suatu yang mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam
bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai
penentu standard atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya
membatasi persaingan; dan Kontraktor harus dengan sendirinya
menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas dan Perencana,
sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material patent itu harus
dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
14.2.2. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard
spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan
yang berlaku.
14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan
Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga akhli yang ditunjuk oleh pabrik dan
atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
18
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan
tambah.
14.2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan
ini.
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal/dalam negeri baik
kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui
oleh Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah.
14.3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua
bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas /Direksi dan Perencana untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut
didatangkan/dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) / Konsultan Pengawas dan Perencana adalah sebanyak minimal
(2) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standar of
appearance” dan disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh
bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.
14.5. Penyimpanan material
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
14.5.1. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan
kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan
yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan
tanpa izin tertulis dari Pemiliknya.
14.5.2. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan
(levelling) menurut petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan
Pengawas.
19
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
14.5.3. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring
kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan
drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan yang berlebihan. Material
harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan
bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga
gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun
dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari
satu meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari lima meter.
PASAL 16
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
15.1. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh
yang telah disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas seperti
yang diatur dalam PASAL 14 di atas.
15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas harus
segera dikeluarkan dari lapangan bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3 X
24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Manajemen
Konstruksi MK ) / Direksi / Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas /
Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang
mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan
denda sebesar 1 o/oo (satu permil) dari harga borongan.
15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya ke
Laboratorium balai Penelitian Bahan-Bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil
pengujian tersebut disampaikan kepada Manajemen Konstruksi ( MK )
/Direksi/Perencana secara tertulis.
Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
15.6. Bila diminta oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), Kontraktor harus
memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material
dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.
20
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 17
SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR
16.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor)
didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor ‘wajib’
memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
16.2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan
Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan
pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.
PASAL 18
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah
permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-
puing di dalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap
di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan PASAL-PASAL
yang lain dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/ penjagaan tumbuhan dan benda-benda
yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
17.2. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya
yang muncul, yang tidak diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan/atau
dibongkar, dan di buang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar
harus di buang dari daerah sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di bawah
elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai
dan dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T
99.
PASAL 19
PENYEDIAAN ALAT BERAT SEBAGAI ALAT MOBILISASI
21
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 20
DRAINASE/ SALURAN
18.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada
Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau
mempengaruhi tempat kerja.
Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa
menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan
daerah milik jalan (right-of way).
Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
18.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.
18.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus melakukan survey
untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan kena pengaruh oleh
pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas, dan patok
22
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 21
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
21.1. Izin memasuki tempat kerja
Direksi dan Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas atau setiap
petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan,
atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan/
dipersiapkan atau dimana bahan/ barang dibuat.
23
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
24
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
Pasal 01
PENGGALIAN TANAH & PENIMBUNAN
1. Lingkup Pekerjaan
Semua sampah-sampah, bekas-bekas bongkaran dan urugan harus dibuang keluar lokasi
dan tidak mengganggu lingkungan. Penggalian harus dilaksanakan sampai mencapai
kedalaman sebagaimana ditentukan dalam gambar-gambar. Dalam pelaksanaan galian
harus sesuai rencana dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan/
Konsultan MK/Pengawas.
3. Pelaksanaan Penggalian
3.1. Pemborong dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
3.2. Sebelum penggalian dimulai, Pemborong wajib mengajukan usulan penggalian yang
akan ditempuh minimal menyebutkan :
a. Urut-urutan pekerjaan penggalian.
b. Metode atau schema penggalian.
c. Peralatan yang digunakan.
d. Jadwal waktu pelaksanaan.
e. Pembuangan galian.
f. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.
25
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
3.3. Pemborong harus membuat saluran penampung air, didasar galian yang meliputi
areal galian. Air yang terkumpul harus dapat dipompa keluar ketempat yang aman
agar tanah dasar gailan tetap kering, oleh karenanya Pemborong wajib
mempersiapkan pompa lengkap dengan perlengkapannya untuk keperluan
penyedotan air tersebut.
3.4. Pemborong wajib membuat jalan penghubung, untuk naik/turun bagi kegunaan
inspeksi.
3.5. Pemborong wajib memperhatikan keselamatan para pekerja, kelalaian dalam hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
3.6. Penyangga/Penahan Tanah.
3.6.1. Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah tanggung jawab
dari Pemborong, yang harus memperbaiki semua kelongsoran-kelongsoran.
Pemborong harus membuat penyangga-penyangga/penahan tanah yang
diperlukan selama pekerjaan dan galian tambahan atau urugan bila diperlukan.
3.6.2. Apabila diperlukan penggalian tegak harus dibuatkan konstruksi turap yang
cukup kuat untuk menahan tekanan tanah dibelakang galian. Konstruksi-
konstruksi turap tersebut harus direncanakan dan dihitung oleh Pemborong
dan disetujui oleh Konsultan MK/Pengawas. Selama pelaksanaan tanah
dibelakang galian tidak boleh longsor. Semua biaya turap dan perkuatannya
sudah termasuk beban biaya bangunan dalam kontrak.
3.6.3. Pemborong diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing dan
galian yang termasuk dalam kontrak, memperbaiki longsoran-longsoran tanah
selama masa Kontrak dan Masa Perawatan.
4. Penimbunan
4.1. Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan harus ditimbun
sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan harus cukup baik,
bebas dari sisa-sisa (rumput, akar-akar dan lain-lainnya) dan dapat mencapai CBR
minimal 4 % rendam air. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk pengawas
teknik.
4.2. Penimbunan harus dilakukan lapis berlapis setebal maksimal 30 cm hamparan setiap
lapisan. Pemadatan mencapai kepadatan 95 % dari standard proctor laboratorium
pada air yang optimum dengan pemeriksaan standar PB.0111.76 Manual
26
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
pemeriksaan bahan jalan No. 01/MN/BM/1976. Untuk lapisan yang jalan paling
atas/akhir ke padatan harus mencapai 98 %.
4.3. Penimbunan Kembali.
4.3.1. Semua penimbunan kembali di bawah atau disekitar bangunan dan
pengerasan jalan/parkir harus sesuai dengan gambar rencana. Material untuk
penimbunan harus memenuhi spesifikasi ini.
4.3.2. Bila tidak dicantumkan didalam gambar-gambar detail, maka sebelum
pemasangan pondasi beton, dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug 20
cm (setelah disirami, diratakan dan dipadatkan), kemudian dipasang lantai
kerja dengan tebal 5 cm dengan adukan 1 semen : 3 pasir : 5 koral.
4.3.3. Bila tidak dicantumkan didalam gambar-gambar detail, maka sebelum
pemasangan sloof beton, dibawah sloof beton dipasang lantai kerja dengan
tebal 5 cm dengan adukan 1 semen pc 3 pasir 5 kerikil.
4.4. Pengurugan Tanah/Pemadatan Tanah.
4.4.1 Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak-semak,
akar-akar pohon, sampah-puing-puing bangunan dan lain-lain sampah,
sebelum pengurugan tanah dimulai.
4.4.2 Tanah urug untuk mengurug, meratakan dan membuat Tanah, tebing-tebing
harus bersih dari sisa-sisa tanaman, sampah dan lain-lain.
4.4.3 Material yang digunakan untuk timbunan dan subgrade harus memenuhi
standard spesifikasi AASHTO-M 57-64 dan harus diperiksa terlebih dahulu di
laboratorium tanah yang disetujui oleh Konsultan MK/Pengawas.
4.4.4 Material yang dipakai untuk timbunan harus memenuhi satu dari persyaratan-
persyaratan berikut :
Material yang diklafikasikan dalam kelompok Material yang A-1, A-2-4, A-2-5,
atau A-3 seperti dalam AASHTO M 145 dan harus dipadatkan sampai 90 5
dari berat jenis kering maximum (= maximum dry density) menurut AASHTO
T. 99 Material-material yang diklasifikasikan dalam kelompok A-2-6, A-2-7, A-
4, A-5, A-6, A-7' boleh digunakan dengan perhatian khusus diberikan pada
waktu pemadatan tanah untuk mencapai 95% dari berat jennis kering
maximum-maximum dry density) menurut AASHTO T.99.
4.4.5 Material yang dipakai untuk subgrade harus memenuhi salah satu dari
persyaratan-persyaratan berikut :
27
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
Material yang diklasifikasikan dalam grup A-1, A,2-4, A,2-5, A-3 seperti dalam
AASHTO M 145 dan bila digunakan harus dipadatkan sampai 100 % dari berat
jenis maksimum (= maksimum dry density) menurut AASHTO T.99. Material-
material dalam grup A-2-6, A-2-7, A-4, A-6 atau A-7 boleh juga dipakai asal
dipadatkan sampai minimum 95% berat jenis kering maksimum (= maximum
dry density) dan 95% optimum moisture content (AASHTO T.99).
4.4.6 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang dibutuhkan
maka Pemborong harus mendatangkan tanah urug yang baik dan cukup
jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK/Pengawas.
Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dencan peil ketinggian kemiringan
dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan MK/Pengawas. Tanah urug harus ditempatkan
dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 30 cm dan harus dipadatkan sebaik-
baiknya dengan penambahan air secukupnya dan penggilingan. Permukaan
dari kemiringan-kemiringan tanah harus diselesaikan secara rata atau
bertangga sebagaimana diminta oleh Konsultan MK/Pengawas.
4.4.6 Mesin gilas tidak boleh digunakan ditempat-tempat yang oleh Konsultan
MK/Pengawas dianggap berbahaya atau dengan jarak yang kurang dari 45 cm
terhadap saluran, batas-batas atau pekerjaan-pekerjaan lain yang mungkin
menjadi rusak. Untuk hal tersebut mesin gilas bisa diganti dengan stamper.
4.4.7 Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan memadatkan
tanah urug dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 30 cm. Pengurugan ini
tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
MK/Pengawas.
4.4.8 Urugan pada daerah bangunan dan sekeliling luar bangunan dalam radius 1,5
m dari tepi bangunan harus diberi bahan anti rayap. Jika ada waterproofing
maka bahan anti rayap harus tidak bereaksi dengan waterproofing.
4.4.9 Pengurugan tanah untuk dasar pondasi plat jalur/setempat, dimana dasar
pondasi harus diurug maka syarat-syarat pengurugan seperti diatas harus
dipenuhi dengan kepadatan 95 % dalam lapisan-lapisan setiap 20 cm.
28
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
Pasal 02
LANTAI KERJA
1. Umum
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan lantai kerja, seperti dibawah pekerjaan pondasi,
sloof dan sejenisnya sebagaimana yang tercantum dalam gambar perencanaan.
2. Persyaratan Bahan
Lantai kerja harus dibuat dari campuran semen, pasir, kerikil bila tidak disebutkan secara
khusus didalam gambar harus dibuat dengan perbandingan semen : pasir : kerikil = 1 : 3 : 5
atau kualitas setara B – 0.
3.1. Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah dibawahnya harus dipadatkan dan diratakan
dengan alat pemadat serta diurug lapisan pasir.
3.2. Lantai kerja, sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi/
Konsultan Pengawas tidak boleh ditutup oleh pekerjaan lainnya. Konsultan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas berhak membongkar pekerjaan diatasnya bilamana lantai
kerjá tersebut belum disetujui olehnya.
3.3. Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara
khusus dalam gambar, maka tebal lantai kerja minimal = 5 cm.
Pasal 03
PEKERJAAN BETON STRUKTUR
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Semua pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja,
pengangkutan yang dibutuhkan serta pelaksanaan pekerjaan beton struktur yang
meliputi semua elemen struktur gedung mulai dari pondasi telapak, poer dan sloof
sampai ke atap gedung, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan
29
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam peraturan dari bagian kerja ini,
ditambah dengan bagian-bagian khusus meliputi :
a. Tangki air dari fibre glass termasuk pelapisan kedap air
b. Pekerjaan pelubangan, perpipaan dan saluran pipa seperti dijelaskan dalam
gambar
c. Pekerjaan khusus pemasangan kait dan stek
d. Pekerjaan khusus pemasangan lapisan kedap air di atap.
1.2. Pemborong harus mengadakan penyediaan-penyediaan dan persiapan-persiapan
serta melakukan semua pekerjaan yang perlu untuk menerima atau ikut serta dengan
pekerjaan lain.
1.3. Pemborong harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat-alat yang terpasang,
selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam didalam beton. Syarat-syarat
umum pada pekerjaan ini berlaku penuh SNI 2847 : 2013 Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
1.4. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk
pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam
garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan
dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih
dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Perencana atau Konsultan MK/Pengawas,
guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya yang disetujui oleh Perencana.
1.5. Apabila didalam pelaksanaan pekerjaan terjadi penyimpangan dari syarat-syarat yang
telah ditentukand alam RKS ini, maka segala akibat yang ditimbulkan oleh
penyimpangan tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
1.6. Perencanaan, bahan, pelaksanaan, peralatan dan pengujian untuk pekerjaan struktur
beton bagian atas (upper structure) bila ditentukan lain harus mengikuti syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan yang diberikan dalam SNI 2847 : 2013 Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
2. Persyaratan Bahan
2.1. Semen Portland
Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu dan
dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan dalam SNI 15-2049-2004 atau type I
menurut ASTM memenuhi S.400 menurut Standar Semen Portland yang digariskan
30
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
oleh Asosisasi Semen Indonesia.Merk yang dipilih tidak ditukar-tukar dalam
pelaksanaan kecuali atas pertimbangan dan persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas Lapangan, yang hanya dapat dilakukan dalam
keadaan :
a. Tidak adanya stock dipasaran dari merk yang tersebut di atas.
b. Pemborong memberikan jaminan data-data teknis bahwa kualitas semen
penggantinya adalah dengan kualitas yang setara dengan mutu semen yang
tersebut di atas.
c. Batas-batas pembetonan dari penggunaan merk semen berlainan jenis harus
diketahui.
2.2. Aggregates
a. Aggregates kasar, kualitas aggregates harus memenuhi syarat-syarat SNI 2847 :
2013. Aggregates berupa koral atau crushed stone yang mempunyai susunan
gradasi baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Butir-butir
keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-butir pipih maksimum 20
% bersih, tidak mengandung zat-zat aktif alkali. Dimensi minimum dari aggregates
kasar tidak lebih dari 2,5 cm dan tidak lebih dari 0,25 dimensi beton yang terkecil
dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
b. Aggregates halus, pasir butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung
lumpur dan bahan-bahan organis, kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh
melebihi dari 4% berat. Sisa diatas ayakan 4 mm sisa harus minimum 2 % berat,
sisa diatas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat, sisa ayakan 0,25 mm harus
berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
2.3. Air dan Beton
a. Air yang dipakai untuk semua beton, spesi/mortar dan spesi injeksi harus bebas
dari lumpur, minyak, asam dan bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
b. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air yang dipakai, dianjurkan untuk
mengirim contoh air itu ke Lembaga Pemeriksaan bahan-bahan yang disetujui
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas Lapangan / Konsultan MK/Pengawas
atas biaya Pemborong, untuk diselidiki sampai seberapa jauh ait itu mengandung
zat-zat yang dapat merusak beton / tulangan.
2.4. Acuan (Bekisting dan Perancah (Scafolding)
31
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
Acuan (bekisting) yang digunakan dalah dari plywood tebal 12 mm dengan rangka
kayu pengaku secukupnya, harus dipergunakan untuk pencetakan semua kolom
(kecuali kolom praktis), semua listplank dan semua tangga-tangga gedung. Perancah
(scafolding) dapat dipergunakan dari pipa-pipa besi yang direncanakan rangkaiannya
sedemikian rupa sebagai perancah yang memenuhi syarat, atau dapat pula dari kayu
dolken/bambu bulat dengan diameter minimum 8 cm, jarak minimal antar tiang
perancang adalah 50 cm.
2.5. Baja Tulangan
Jika tidak ditentukan lain dalam gambar-gambar struktur, jenis dan mutu besi beton
yang dipakai dalam pekerjaan struktur beton ini adalah baja polos diameter 10 mm
sampai 25 mm, mempunyai kekuatan tarik lelah maksimum 3200 kg/cm2 atau U-32,
kecuali untuk diameter 8 mm dipakai U-24. Khusus untuk jenis-jenis baja tulangan
yang berdiameter 19 mm ke atas, didatangkan dalam keadaan lurus (tidak boleh
ditekuk) dari pabriknya.
2.6. Mutu Beton
Jika tidak ditentukan lain dalam gambar struktur mutu beton yang digunakan adalah
FC 25 MPA untuk beton struktural dengan tegangan tekan hancur karakteristiknya
untuk kubus beton ukuran 15x15x15 cm3, pada usia 28 hari dengan derajat konfidensi
= 0,95 dan K-175 untuk beton non struktural. Untuk memungkinkan pencapaian
kualitas beton ini, Pemborong diwajibkan menggunakan beton ready mix.
2.7. Admixture (bahan-bahan tambahan dalam adukan beton)
Untuk pembetonan pada umumnya tidak diharuskan menggunakan admixtures, bila
diperlukan dapat diusulkan kepada Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
2.8. Penyimpanan.
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan
waktu dan urutan pelaksanaan.
b. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh) sesuai dengan berat
dari apa yang tercantum pada zak (tidak terdapat kekurangan), setelah diturunkan
disimpan pada gudang-gudang yang kering dan terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Jika ada semen yang
mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan
tangan dan jumlahnya tidak boleh melebihi 5% dari berat semen.
32
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
c. Besi beton harus bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu
yang bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya : minyak dan lain-
lain).
d. Aggregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain
jenisnya/gradasinya dan diatas lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya dengan tanah.
3. Pelaksanaan
3.2. Penulangan
a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjan penulangan terlebih dahulu harus
dilakukan test mutu besi di Laboratorium Konstruksi Beton dengan biaya dari
33
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
Pemborong. Test mutu besi selanjutnya dilakukan secara periodik mengikuti
ketentuan yang berlaku dalam SNI 2847 : 2013.
b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya
rekatnya. Bilamana ada kemacetan dalam pengecoran beton, tulangan akan
diperiksa kembali dan bila perlu akan dibersihkan. Baja tulangan beton harus
dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada
gambar-gambar konstruksi yang diberikan kepada Pemborong. Baja tulangan
beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat
merusak bahannya.
c. Pemborong harus melaksanakan supaya besi terpasang adalah sesuai dengan
apa yang tertera pada gambar, baik letak kedudukannya maupun ukuran-
ukurannya.
d. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan dan perlu penyempurnaan penulangan yang
ada maka ;
Pemborong dapat menambah ekstra baja tulangan dengan tidak mengurangi
penulangan yang tertera dalam gambar, secepatnya dapat diinformasikan
kepada Direksi Lapangan/ Konsultan MK/Pengawas.
Jika hal tersebut di atas akan dimintakan Pemborong sebagai kerja lebih maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis
dari Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
e. Jika diusulkan perubahan dari jalannya penulangan maka perubahan tersebut
hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/
Konsultan MK/Pengawas.
f. Jika Pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter baja tulangan yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter
baja tulangan yang terdekat, dengan catatan :
Harus ada persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/ Konsultan MK/Pengawas.
Jumlah baja tulangan persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (jumlah luas penampang).
Penggatian tidak boleh mengakibatkan keruwetan penulangan ditempat tersebut
atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian penggetar.
34
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
Mutu baja tulangan tetap sama.
3.3. Pengecoran
a. Sebagaimana disebutkan dalam point 2.7. pasal ini bahwa kualitas beton yang
harus dicapai dalam pekerjaan struktur beton ini adalah FC 25 MPA. Evaluasi
penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan SNI 2847 : 2013.
b. Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton ini dengan memperlihatkan data-data pelaksanaan dilain tempat dengan
mengadakan trial mix.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan
dalam SNI 2847 : 2013, mengingat bahwa 33,2/C faktor yang sesuai disini adalah
sekitar 0,52-0,55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji dilakukan
menurut SNI 2847 : 2013.
d. Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Direksi Lapangan/ Konsultan MK/Pengawas, laporan
tersebut harus dilengkapi dengan harga karakteristiknya.
e. Jumlah semen minimum 3 340 kg/m3 beton, khusus pada atap, pondasi, luifel
jumlah minimum tersebut dinaikan menjadi 365 kg/m3 beton (atau adukan standar
minimum 1:1,25:2,5 dan 1:2:3).
f. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas atas biaya Pemborong. Pengujian
kubus selanjutnya secara periodik mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SNI 2847
: 2013.
g. Jika perlu digunakan juga pembuatan kubus percobaan umur 7 (tujuh) hari
dengan ketentuan hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta
pada 28 hari. Jika hasil tekan benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang
diminta, maka harus dilakukan pengujian beton ditempat dengan cara-cara seperti
ditetapkan dalam SNI 2847 : 2013.
h. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah yang tidak
tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
i. Pengadukan beton dalam angker tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen adukan masuk ke dalam mixer.
35
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
j. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya degradasi komponen-
komponen beton.
k. Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton yang memenuhi ketentuan
dalam SNI 2847 : 2013.
l. Penempatan siar-siar pelaksanaan sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar
struktur, harus mengikuti ketentuan dalam SNI 2847 : 2013 dan sebelum
pengecoran beton dilaksanakan Pemborong harus membuat gambar pelaksanaan
(shop drawing) siar-siar tersebut yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
m. Siar-siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air semen yang diberi
campuran bahan pengikat (calbond atau sejenis) atas persetujuan Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
n. Selama pelaksanaan pengecoran beton berlangsung, harus diperhatikan letak
penulangan agar tidak berubah tempatnya. Jika kelalaian akan hal ini terjadi
sehingga menyebabkan perubahan kekuatan konstruksi maka segala resiko yang
timbul akibatnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
o. Pengecoran tidak diperkenankan selama hujan turun, air semen atau spesi tidak
boleh dihamparkan pada siar-siar pelaksanaan. Air semen atau spesi yang hanyut
dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan.
Pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum
selesai.
p. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokongan dan pengikatan
serta penyiapan permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran
harus mendapat perseujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
q. Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran harus
bersih dari zat-zat asing yang akan mempengaruhi/emngurangi kekuatan hasil
pengecoran. Beton tidak diperkenankan berhubungan dengan air yang mengalir
sebelum beton tersebut cukup keras.
r. Pemborong harus memasang lantai kerja (blinding course) yang merata di atas
permukaan tanah, yang terdiri dari lapisan beton setebal 5 cm dan mempunyai
sifat menyerap (absorptive), hal ini diperlukan untuk mempermudah pemasangan
tulangan dan pengecoran beton di atas dasar permukaan tanah.
36
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
s. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk
itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton
dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Bila tidak
ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi
atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter
cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut adalah bagian
pekerjaan itu.
t. Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas akan memeriksa hasil pekerjaan
pembetonan terhadap kemungkinan adanya cacat-cacat. Apabila terdapat cacat
pada pkerjaan pembetonan maka Pemborong harus memperbaikinya kembali
atas biaya Pemborong.
u. Bentuk atau cara-cara perbaikan cacat pada pekerjaan pembetonan tersebut
adalah menjadi wewenang Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas dan
Pemborong wajib melaksanakannya.
37
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
ketentuan kegunaan tersebut diatas, seluruh benda uji dirawat sebagaimana yang
dicantumkan dalam SNI 2847 : 2013, atau bila ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan/ Konsultan MK/Pengawas.
f. Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan
akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
pelepasan perancah dan penarikan baja prategang. Sedangkan untuk pengujian
diluar ketentuan pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Direksi Lapangan/
Konsultan MK/Pengawas dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah
pengujian dilakukan.
g. Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan SNI 2847 : 2013, dilakukan
dilokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan/ Konsultan
MK/Pengawas. Apabila digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan
pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis
pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung
pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
38
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan
menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
39
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
4.7. Proses pengeluaran beton ready mix di lapangan proyek dari alat pengaduk
dikendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam atau
sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu
tersebut diatas harus diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Pengawas. Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila
dipergunakan retarder yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Pengawas.
4.9. Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump beton
maka Pemborong harus segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi Lapangan/
Konsultan MK/Pengawas dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih
memenuhi kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air
kedalam adukan beton dalam kondisi tersebut.
40
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
5.6. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lain selama jangka waktu
tersebut dalam (5), Pemborong atas biaya sendiri harus segera memperbaiki bagian
yang mengalami kerusakan tersebut sampai permukaan akhir termasuk juga
memperbaiki peralatan-peralatan seperti peralatan listrik, pengatur udara (A.C) dan
instalasi lainnya yang mengalami kerusakan akibat pengaruh tersebut diatas.
6. Baja Tulangan
6.1. Mutu Baja Kecuali ditentukan lain pada cambar kerja, kekuatan dan penggunaan baja
adalah sebagai berikut :
a. Baja ulir BJTD 40
b. Baja polos BJTP 24
6.2. Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak dan karat serta bahan-bahan lain yang
mengurangi daya lekat.
6.3. Untuk pembuatan tulangan untuk batang-batang lurus atau dibengkokan, sambungan
kait-kait dan pembuatan sengkang disesuaikan dengan persyaratan yang tercantum
pada SNI 2847 : 2013. Kecuali ada petunjuk yang lain dari perencana.
6.4. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari tulangan
sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat
selama pengecoran berlangsung.
6.5. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan
SNI 2847 : 2013.
6.6. Batang-batang baja lunak yang bulat harus mempunyai keluluhan bawah tekan
minimum = 2400 kg/cm2 dan batang-batang baja ulir harus mempunyai keluluhan
bawah tekan minimum 4000 kg/cm2 seperti yang disyaratkan dalam gambar-gambar
struktur.
41
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
6.7. Sambungan tulangan dan penjangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk
itu yang tercantum dalam SNI 2847 : 2013.
6.8. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan Pemborong harus menyerahkan sertifikat resmi dari
laboratorium khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
6.9. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji
lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan, akan ditentukan oleh Konsultan MK/Pengawas.
6.10. Semua pengujian tersebut diatas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium yang direkomendasi oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas
dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard yang dapat dipakai
adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Pemborong.
7.3. Pelaksanaan
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Pemborong harus berkonsultasi dan meminta
persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan MK/ Pengawas mengenai ukuran,
lokasi, bahan dan bentuknya sebelum pelaksanaan pengecoran.
42
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
b. Apabila ada pekerjaan pelubangan yang tertinggal, rusak atau tidak sesuai
dengan yang ditetapkan, Pemborong berkewajiban untuk memperbaikinya dan
cara perbaikannya harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Pengawas sebelum dilaksanakan. Biaya atas itu ditanggung oleh Pemborong.
c. Khusus untuk memungkinkan pemasangan pipa-pipa di bawah plat lantai dasar,
maka pengecoran pelat lantai dasar dilakukan pada akhir pelaksanaan kerja,
setelah semua pipa-pipa yang perlu sudah dipasang oleh Pemborong, untuk itu
Pemborong harus menyediakan stek-stek sesuai kebutuhan untuk pembesian
lantai dasar, balok-balok dan kolom-kolom praktis.
43
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
b. Pemasangan dilakukan pada tahap paling akhir dari pekerjaan paket ini, yaitu
setelah pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan atap diselesaikan seperti roof
drain, penangkal petir dan lain-lain.
c. Pemasangan lapisan kedap air ini hanya boleh dilakukan setelah memperoleh
persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
d. Jenis Material dan cara pemasangan dapat dilihat pada spesifikasi teknis
pekerjaan arsitektur Bab IV RKS ini.
Pasal 04
PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG
1. UMUM
44
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
1.3. Pemancangan
Pemancangan dilakukan setelah setting out titik tisng pancang mendapat
persetujuan pengawas atau sesuai dengan gambar rencana. Pemancangan
dilakukan dengan baik, sampai dengan kedalaman yang disyaratkan. Bila
terjadi kegagalan dalamp emancangan, maka pemborong harusm engganti
atau bergeser pada titik sebelahnya denga jarak yang disetujui oleh
Konsultan MK/Pengawas.
45
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
Pergerakan alat jack-in pile ini ada dua macam, tipe dengan roda
crawler dan tipe ‘robot’. Pada project ini menggunakan tipe robot
dengan kapasitas maksimum alat pancang 100 ton. Tipe ini memiliki
moving set up antar titik yang lebih lambat apabila dibandingkan
dengan tipe beroda.
54
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
55
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
2. PERSYARATANBAHAN
2.1. Beton
Mutu beton yang digunakan untuk tiang pancang beton harus
mempunyai kekuatan minimum fc’ = 40 MPa (σ’bk = 450 kgf/cm²),
sesuai SNI 2847 : 2013; dalam proyek ini menggunakan fc’= 40
MPa (σ’bk = 450kgf/cm²)
Setiap pembuatan tiang harus didasarkan kepada rencana
campuran dengan menggunakan komponen bahan yang
memenuhi ketentuan yang berlakudan
selama pelaksanaan pengecoran beton harus diikuti dengan
pengendalian mutu. Untuk perkiraan awal proporsi takaran
campuran dapat digunakan tabel dibawah ini
56
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
2.2. Baja
Baja tulangan untuk sambungan tiang pancang beton pracetak harus
mempunyai tegangan leleh minimum 410MPa (BJ55) , bebas dari korosi
dan kotoran yang menempel pada baja;
Selubunguntuksambungantiangdibuatdaribajayangmempunyaiteganganlel
eh minimum 210 MPa (BJ34);
Untuk menjamin tercapainya mutu baja yang disyaratkan, sebelum
digunakan baja harus diuji mutunya sesuai dengan SNI07-2529-1991.
Mutu baja disesuaikan dengan spesifikasi AASHTOM270-04 yang
dapat dilihat pada tabel dibawahini
2.3. Epoksi
Untuk menjamin kuat ikat antara beton dan epoksi serta baja dan epoksi, maka
epoksi yang digunakan harus memenuhi ketentuan yang berlaku yaitu :
a. Bahanperekatyangdigunakanharusmempunyaidayarekatyangsangatbaik
dan dapat merekatkan dengan sempurna struktur beton
b. Bahan perekat harus dapat berpenetrasi sampai kedalaman retak yang
paling kecil yang terjadi pada struktur dengan sempurna dan untuk itu
harus mempunyai suatu kekentalan tertentu seperti disyaratkan pada
spesifikasi ini
c. Mempunyai sifat fleksibilitas yang dapat menahan vibrasi yang mungkin
terjadi di dalam retakan
d. Tidak boleh menyusut pada waktu mongering
e. Tahan terhadap air hujan, CO2, asam, dan bahan kimialainnya
f. Persyaratan bahan sesuai dengan AASHTO M 235M sebagaiberikut:
57
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
g. Sebelumdigunakanharusdilakukanpengujianmutuepoksisesuaiden
gan persyaratan yangberlaku.
2.4. Las
Bahan las yang digunakan harus sesuai dengan bahan dasar elemen
struktur baja yang akan disambung (seperti BJ 32, BJ 51 atau BJ 52) untuk
memastikanbahwa
Bahan las (kawat las) harus disimpan dalam keadaan kering di dalam
tempatyang
tertutup. Jika kaleng atau tempat telah dibuka, maka kawat las harus
segera digunakan.
3. PELAKSANAAN
3.1. PersyaratanTeknis
a. Jalan masuk dipersiapkan dengan lebar±4m
b. Lokasi pemancangan bebas dari puing atau sampah yang dapat
mengganggu pekerjaanpemancangan
c. Lokasi diupayakan padat dan rata untuk mempermudah mobilisasi alat
58
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
dan tiang pancang.
d. Pada tiap titik pancang dibuat galian selebar pile group dan kedalaman
sampai permukaan tanahasli.
e. Sesuai dengan data hasil penyelidikan tanah pada daerah lapisan tanah
ini keras belum dijumpai sehingga sisitem pemancangan merupakan
gabungan kekuatan antara Friction sepanjang Pile dan Point Bearing
diujungpile.
f. Daya dukung tiang tunggal sesuai hasil perhitungan perencanaan struktur
adalah P = 40 ton dan sesuai hasil baik perhitungan data soil baik sondir
maupun seperti kedalaman pemancangan direkomendasikan adalah 15 m
dari muka tanah existing.
g. Pancangan tiang pancang menggunakan precast persegi 250x250 mm
dengan kedalaman L=6-12 m atau sampai dengan tanah keras sesuai
hasil sondir
h. Mutu beton K-450.
i. Umur material disyaratkan 18hari.
j. Penyambungan precast pile menggunakan las listrikfull.
k. Bila pada kedalaman kurang dari 15 m sudah mencapai final set ( 2,5x40
) = 100 ton, pancangandihentikan.
l. Bila sampai dengan 15 m panjang tiang pancang belum mencapai final
set, pemancangan diteruskan sampaikan dengan Finalset.
m. Oil dan Tekanan Pile
Piling pressure
OIL (tf)
PRESSURE
(Mpa) Chief piling Chief Secondary
cylinder cylinder together
6.0 15.6 31.2
8.0 20.8 41.5
9.0 23.4 46.7
10.0 26.0 51.9
11.0 28.6 57.1
12.0 31.2 62.3
13.0 33.8 67.5
59
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
3.2. Toleransi
Toleransi kemiringan pancang 1: 200.
Posisi titik pancang tidak boleh bergeser/menyyimpang lebih dari
7.5cm,bila ternyata toleransi tersebut tidak dipenuhi, pemborongan
wajib melakukan pekerjaan perbaikan/ penambahan.
Segala biaya tambahan yang terjadi akibat dari penyimpangan
pemancangan seperti pembesaran pilecap, perubahan dimensi tie
beam beserta tulangannya dan penambahan tiang pancang baru
ditanggung sepenuhnya oleh pemborong.
3.3. LoadingTest
Setelah pelaksanan pemancangan tiang pancang maka akan diadakan
percobaan beban vertical pada tiang pancang yang hasil kalendering (
final set ) paling jelek/besar.
60
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
3.4. IndikatorPile
Sebelum memproduksi tiang pancang secara masal, pemborong wajib
melaksanakan Indikator Pile seperti yang tertera dalam gambar atau
diusulkan oleh pemborong. Hal ini dilakukan untuk memperoleh zoning
– zoning panjang – panjang tiang yang homogen dengan tepat dan
baik. Setelah diadaakn evaluasi yang cermat bersama dengan Pemberi
Tugas atau Perencana, maka Pemborong baru boleh memproduksi
tiang pancang secara masal. Hal ini dilakukan supaya tidak ada
pekerjaan penyambungan tiang atau tiang yang di dolly.
61
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
D. Tabel1.UkuranSelubungBajaBundar
Tabel2.UkuranSelubungBajaPersegi
3.5.2. PenyambunganTiang
Selubung bagian atas dan bawah harus dibersihkan sebelum
penyambungan dilakukan;
Tiang pancang atas harus terletak dalam satu garis lurus dan sentris
dengan tiang pancang yang disambungnya;
Setelah selubung baja terpasang dengan baik kemudian tiang bagian
62
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
3.6. PemeriksaanVisual
Jenispemeriksaansecaravisualdigunakanuntukmendeteksicacatyangcu
kupbesar di permukaan. Untuk cacat yang relatif kecil pemeriksaan
visual dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu, misalnya kaca
pembesar dan kadang-kadang memerlukan alat bantu lain ,misalnya
lampu untuk menyinari bagian-bagian yang akan diperiksa.
Pemeriksaan visual meliputi :
Las harus bebas dari cacat retak Permukaan las harus cukup halus
Sambungan las harus terbebas dari kerak
3.7. PersiapanPemancangan
Secara garis besar siklus kerja alat jack-in pile selama proses
pemancangan adalah sebagai berikut :
o mengikat tiang pancangpertama.
o mengangkat tiang pancangpertama.
63
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
o memutarataumemindahkantiangpancangpertama(bergeraksecarahor
izontal)ke titikpancang.
o memasukkantiangpancangpertamakepileclampingbox(jepitantiangkot
ak)yang ada padaalat.
o setting ketegak-lurus an (verticality) tiang pancang terhadap titikpancang.
o melakukan penetrasi tiang pancang ke dalam tanah dengan cara
menekan tiang pancang tersebut.
o penekanan tiang pancang hingga sisa tiang +/- 40 cm dari
permukaan tanah untuk kemudian dilakukanpenyambungan.
o pengambilan tiang pancang kedua(sambungan).
o pengangkatan, memindahkan ke titik pancang, memasukkan ke pile
clamping box, kemudian setting verticality terhadap titik pancang dan
tiang pancang yang sudah terpancang.
o pengelasansambungan.
o menekan tiang pancangsambungan.
o bila diperlukan dilakukan pengambilan dan pemasangan dolly untuk
membantu menekan tiangpancang.
o pemancangan tiang dilakukan hingga tercapai daya dukung desain
tiang atau hinggakapasitasalatjack-
inpilesudahtercapai(biasanyahinggaalatterangkat)
o bergerak ke titik pancangberikutnya.
64
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
65
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
66
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
Perbedaan dasar dari grip ujung dan grip tengah antara lain posisi
pemancangan dan ruang gerak yang diperlukan oleh alat pancang.
dengan menggunakan grip ujung, maka alat jack-in pile ini akan
memerlukan ruang gerak yang lebih sedikit, cocok untuk
pemancangan titik-titik pancang yang sangat berderkatan dengan
bangunan yang sudah ada (existing)kapasitas alat. dengan grip ujung
kapasitas yang dicapai hanya 70% dari kapasitas alattotal.
Pemeriksaan verticality (ketegak-lurusan tiang) harus terus dilakukan
selama proses pemancangan. Penyimpangan arah vertical dibatasi
tidak lebih dari 1 : 75 dan penyimpangan arah horizontal dibatasi tidak
lebih dari 75 mm. Pengamatan di lapangan pada saat sebelum
menekan tiang pancang dan selama proses pemancangan dapat
dilakukan dengan menggunakan waterpass. Waterpass ditempelkan
ke tiang pancang yang sedang ditekan. Selama proses
pemancangan, operator pancang kami berdiri sangat dekat dengan
alat pancang, bahkan ada yang berada di kolong alat pancang ini.
Karena cara kerja jack-in pile dengan menekan, maka tidak akan ada
getaran, ledakan atau cipratan oli seperti pada diesel hammer
sehingga relatif aman.
67
RencanaKerjaDanSyarat–SyaratTeknis
68
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
69
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.8.3 PenggunaanDolly
Untuk membantu proses pemancangan apabila tiang pancang
sudah sedikit tenggelam ke dalam tanah dan akan mencapai tanah
keras digunakan alat bantu pemancangan yang disebut Dolly.
70
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.8.4 Penghentianpemancangan
Parameter yang digunakan sebagai acuan bahwa pemancangan
tiang bisa dihentikan :
71
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
ketentuan bahan dari spesifikasi ini dan disusun dalam kondisi baik
dilapangan dan diterima oleh Konsultan manajemen konstruksi.
Kuantitas dalam meter panjang atau kilogram yang akan dibayar,
termasuk panjang tiang uji dan tiang uji tarik yang diperintahkan
oleh Konsultan manajemen konstruksi, tetapi tidak termasuk
panjang yang disediakan menurut pandapatKontraktor.
3.9.2. Tiang pancang yang disediakan oleh Kontraktor, termasuk tiang uji
tidak diijinkan untuk menggantikan tiang pancang yang telah
diterima sebelumnya oleh Konsultan manajemen konstruksi, yang
ternyata kemudian hilang atau rusak sebelum penyelesaian
kontrak selama penumpukkan atau penanganan atau
pemancangan dan akan yang diperintahkan oleh Konsultan
manajemen konstruksi untuk disingkirkan dari tempat pekerjaan
atau dibuang dengan cara lain.
72
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.10.2. Jika suatu test PDA gagal, maka tambahan 2 test beban lagi
harus dilakukan dan tidak boleh gagal, semuanya atas beban
biaya Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan tambahan tiang
dalam kelompok tiang yang gagal, tanpa tambahan pembayaran.
3.10.3. Selama test beban, tidak boleh ada pemancangan tiang yang
dikerjakan. Tiang yang akan ditest, harus dipilih oleh
Pengawas/Perencana secararandom
berdasarkan data pemancangan.
3.10.5. Sekali pun test beban dilakukan hanya atas tiang-tiang tertentu,
Kontraktor harus bertanggung jawab dan menjamin bahwa
semua tiang memenuhi syarat dalam batas toleransinya.
Penerimaan beberapa tiang tidak melepas tanggungjawab
Kontraktor atas semua pekerjaan pondasi dan atas akibat
penurunan pada struktur atas bangunan.
73
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.11.3. Prosedur:
Prosedur berikut ini harus diikuti :
a. Tambatkan transducer pada tiang, lakukan pemeriksaan
kalibrasi internal,dan ambil pengukuran dinamis atas impact
selama interval yang dimonitor bersama dengan observasi
rutin atas penetration resistance.
74
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.11.4. Laporan:
Laporan harus mencakup hal sebagai berikut:
a. Umum: identifikasi proyek, lokasi proyek, lokasi site
pengujian, pemilik, kontraktor tiang, boring log terdekat,
koordinat dan datumhorisontal.
b. Peralatan pemasangan tiang: type hammer, berat ram, tinggi
jatuh aktual dan rate-nya, energi hammer, bantalan tiang,
drivingcap.
c. Data test tiang
75
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
d. Datapemancangan.
e. Data peralatan, termasuk gambarperalatan.
f. Rekaman testdinamis.
g. Hasil analisa danevaluasi.
h. Catatan atas kejadiankhusus.
3.12. LoadingTest
76
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
M. PROSEDUR PEMBEBANAN
SIKLUS PEMBEBANAN MAX. BEBAN TEST = 200 % X BEBAN
RENCANA
77
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
NOTE :
Kegagalan test beban pada proving test yang diakibatkan kesalahan dari
kwalitas kerja Kontraktor bertanggung jawab akan biaya penggantian
tiang baru. Pile cap beserta loading testnya , setelah dilakukan redesign
oleh Perencana. Kontraktor bertanggung jawab akan biaya penggantian
tiang baru , pile cap beserta loading testnya walaupun tidak harus pada
pengganti tersebut ( keterangan : apabila loading test/proving test pada
tiang yang ternyata terbukti gagal, maka Kontraktor wajib melakukan
loading test kembali. Semua biaya untuk loading test tersebut menjadi
beban kontraktor). Dan bilamana terjadi loading test yang hasilnya
meragukan kekuatan tiang/keamanan struktur bangunan yang mungkin
diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan, maka pihak KMK berhak
menginstruksikan diadakannya test tiang atau test lain yang diusulkan
78
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Kontraktor dan disetujui oleh MK dan biaya semua test ini ditanggung
olehKontraktor.
3.13. LaporanPercobaan
Nomor, panjangtiang
Tanggal pelaksanaan tiang dengan tanggal percobaanpembebanan
Nama proyek, Perencanaan dan Kontraktorpondasi
Recording pembacaan, beban, waktu danpenurunan
Catatan mengenai kejadian-kejadian selamapembebanan
Detail, denah dari percobaan pembebanan, serta alat-alat yang
dipergunakan, sistem pembebanan dan prosedur
pengukuranpenurunan.
Grafik:beban-penurunanwaktu-penurunanwaktu-beban
Sertifikat kalibarasi dari alat-alat yang digunakan dan berlaku
maksimum 3 bulan sebelumpercobaan
79
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.14. KegagalanPercobaan
Kegagalan percobaan pembebanan, percobaan pembebanan dianggap
tidak sah jika :
Pembebanan tidak dapat dilanjutkan akibat ketidak stabilan dari
Kentlege, terjadi kebocoran pada hydraulicjack
Pile cap mengalami keretakan pada waktupembebanan
Pondasi tiang mengalami keretakan pada waktupembebanan
Kalibrasi alat sudah tidakberlaku
Beban mengalamifailure
Penyimpangandariketentuandalamspesifikasiinidanakibatmenjaditan
ggungjawab Kontraktor termasuk biaya perbaikan yang diperlukan
atas keputusan Direksi/Direksi lapangan.
Pasal 05
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
1. Uraian
Pekerjaan ini meliputi konstruksi baja dan bagian konstruksi baja dari composite
structure, konstruksi harus kokoh dan pantas menurut gambar rencana baik elevasi,
ukuran dan bentuk atau yang disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
Pekerjaan ini termasuk penyelesaian, pengolahan dipabrik, pemasangan dan
pengecatan dari konstruksi baja seperti yang ditentukan didalam spesifikasi ini atau
didalam gambar rencana juga termasuk dalam pekerjaan ini, paku keeling, pengelasan,
baja special, dan baja campuran, metallic electrodes, baja tempaan dan tulangan, dan
baja lain yang dibutuhkan menurut spesifikasi ini dan gambar rencana.
2. Material
Material-material yang dipakai harus mengikuti ketentuan yang ada dibawah ini :
a. Baja konstruksi
Baja konstruksi, batang-batang baja, harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang ada
dibawah ini :
Syarat-syarat umum untuk menyerahkan plat baja, papan AASHO M60
bendung, batang baja untuk pekerjaan konstruksi baja
80
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
81
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
82
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Engsel dan rol berdiameter lebih kecil atau sama dengan 7” harus memenuhi syarat-
syarat AASHO M169 dan kekerasan Rockwell B.80 engsel dan roll berdiameter lebih
dari 7” harus memenuhi syarat-syarat AASHO M102. bahan-bahan yang tidak
memenuhi syarat kekerasan dapat diterima, apabila mempunyai tegangan tarik
66.000 psi dan batas leleh sebesar 33.000 psi.
i. Cat
Semua cat yang dipakai harus didatangkan dalam kondisi yang baik dan
pengalengan yang kuat, mempunyai label yang jelas tentang nama, berat dan
volume dari cat, begitu juga dengan warna formula dan nama serta alamat dari
pabriknya.
Pemakaian cat menurut tipenya ditentukan pada gambar rencana atau special
spesifikasi.
Kecuali ditentukan lain dari spesifikasi ini, semua cat harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dibawah ini :
Kaleng penuh yang baru dibuka tidak mempunyai amplas yang melebihi
ketentuan, mudah melarutkannya dengan mengaduk sampai lembut dan merata.
Cat tidak melihatkan adanya pembekuan, warna yang tidak rata, dan bebas dari
gumpalan-gumpalan dan pengerasan atau menjadi selaput keras pada bagian
atas.
Cat yang dapat diterima harus dikuaskan, mempunyai permukaan yang bagus
dan tidak melekatkan pengaliran atau meleleh jika dikuaskan pada baja yang
permukaannya vertical pada luas permukaan 12 m² untuk 1 liter cat.
Cat tidak membentuk selaput keras pada permukaanya selama 48 jam didalam
kaleng tertutup yang berisi tiga perempat penuh.
Cat tidak melekatkan kekentalan, pembekuan atau pengerasan jika disimpan
untuk selama 6 bulan, sejak dari tanggal didatangkan dalam keadaan dalam
kaleng yang penuh pada temperature 21ºC sampai dengan 32ºC.
Cat harus mengikuti syarat-syarat yang ada pada spesifikasi dibawah ini :
Red lead ready mixed paint AASHO M72 Type I or II
White and tinded ready mixed paint AASHO M70 Type I,class B
Allumunium paint AASHO M69
Foliage green bridge paint AASHO M67
Lamblack ASTM D209
Zine dust-sinc oxide paint federal specification TT-P-641 types 2
83
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
- Pigmen 68 -
- Nonvolatile vehicle, percent or vehicle 65 -
- Pitthalic anhydride, percent of nonvolatile vehicle 3 -
- Oil acids, percent of nonvolatile vehicle 78 -
- Water, percent of paint - 0,5
- Coarse particle and skins (retained on No. 325 - 2,0
sieve) percent of pigmen
- Consistency (kerbs-storner), equivalent kerbs 73 86
units 2 -
- Weight per liter, kg
3. Pelaksanaan
a. Pemeriksaan
Tukang yang dikerjakan harus dari tenaga yang ahli pada bidangnya dan
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas, terutama ketelitian diperlukan untuk menjamin
kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan, dan
tidak satu pekerjaanpun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa
dan disetujui.
Setiap pekerjaan yang ternyata cacat tidak sesuai dengan gambar rencana atau
spesifikasi ini dapat ditolak, dan bila terjadi demikian, harus segera diperbaiki.
84
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
85
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
86
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
mempengaruhi mutu las. Las dengan retak susut, retak pada bahan dasar,
berlubang dan kurang tepat letaknya, harus disingkirkan.
Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan,
maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-
sama untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila
menggunakan baut pas pada salah satu lubang, maka lubang ini dibor lebih kecil
dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya. Cara lain
ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal.
Setelah mengebor, seluruh kotoran besi harus disingkirkan, dan pelat-pelat dan
sebagainya dapat dilepas bila perlu.
Diameter paku keling pada gambar rencana adalah diameter paku keling sebelum
dipukul diameter lubang untuk paku atau baut kecuali baut pas, adalah 1,50 mm
lebih besar dari pada diameter yang tertera pada gambar rencana. Dalam hal
menggunakan baut pas pada lubang yang tidak dibor menembus sekaligus untuk
seluruh tebal elemen-elemennya maka lubang dapat dibor dengan ukuran yang
lebih kecil dahulu dan diperbesar kemudian pada saat montase percobaan.
c. Menuang dan Menempa
Semua tuangan harus baik dan bebas dari lubang-lubang, sumbatan-sumbatan atau
cacat lain. Segera setelah tuangan dikeluarkan dari acuan maka Direksi Lapangan/
Konsultan MK/Pengawas harus diberitahukan sehingga ia dapat melakukan
pemeriksaan.
Hasil tuangan yang cacat tidak dipernankan untuk diperbaiki dan hasil tuangan tidak
boleh dicat atau diminyaki sebelum pemeriksaan dilakukan.
Seluruh tempaan harus baik, bebas dari sumbatan-sumbatan, lubang-lubang dan
cacat lain. Tuangan dan tempaan harus disempurnakan dengan mesin perkakas
sehingga berbentuk, seperti tertera pada gambar rencana dan seluruh hubungan
diselesaikan dan dicocokan dengan menggunakan mesin perkakas, yang
menghasilkan pekerjaan dengan mutu tinggi.
Tuangan dan tempaan yang terletak diatas beton, bila menurut pendapat Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas dalam penyelesaian permukaan bawah yang
akan berhubungan dengan beton tidak cukup baik, maka harus diolah dengan mesin
perkakas, dan biaya-biaya untuk pekerjaan tersebut dibebankan atas resiko
kontraktor.
d. Penyelesaian permukaan-permukaan pada bagian-bagian yang dikerjakan dengan
mesin perkakas.
87
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Tingkat penyelesaian umumnya harus dalam mutu yang tinggi dan memuaskan agar
masih memenuhi toleransi atau tingkat yang diinginkan. Mangkok hemispherical dan
ball joint perletakan harus dipasang dengan hati-hati agar mendapatkan tumpuan
yang merata, dengan menggunakan “material tanda” yang amat halus untuk
mengeceknya, dan ruangan bebas diantaranya kurang dari 0,1 mm. untuk menjamin
kebulatannya maka bagian-bagian harus digerakkan satu sama lain mengitari suatu
lingkaran lingkup dan berputar sekurang-kurangnya 45º kearah kedua jurusan as
horizontal. Kemudian puncak bola akan diratakan sebagian yang tidak melebihi
diameter 25 mm.
e. Montase dibengkel (montase percobaan)
Sebelum diangkat, pekerjaan baja termasuk setiap railing yang akan terpasang
langsung pada pekerjaan baja, harus dipasang sementara (montase percobaan)
pada halaman kontraktor, pabrikasi yang terlindung dari cuaca untuk diperiksa oleh
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas mengenai aligmen serta tepatnya seluruh
bagian dan sambungan.
Kalau terjadi perbedaan kedudukan, maka bentang yang berdampingan harus
dimontase bersama-sama pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan
perletakan-perletakannya, gelagar melintang dan seluruh batang-batang penguat.
Sambungan sementara harus berhubungan betul menyeluruh dengan menggunakan
cara yang disetujui seperti watel, jack, baut-baut.
Pemahatan yang dilakukan pada saat hanyalah untuk membawa bagian-bagian itu
pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang atau merusak
material.
Sekurang-kurangnya 25% dari lubang dan paku keeling untuk setiap sambungan
harus diisi dengan drift-paralle yang tidak boleh kurang dari 2/5-nya, sedangkan
selebihnya diisi dengan baut. Setiap bagian yang tidak cocok dengan gambar
rencana dan syarat-syarat dapat ditolak. Pemberitahuan harus diberikan kepada
Direksi Lapangan/ Konsultan MK/Pengawas bila pekerjaan siap untuk diperiksa dan
semua fasilitas yang diperlukan untuk maksud pemeriksaan itu harus disediakan oleh
kontraktor. Montase percobaan tidak akan dilepas dulu sebelum mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
Memberikan tanda untuk pemasangan akhir
Setiap montase percobaan serta setelah mendapat persetujuan Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas, tetapi belum dilepas, setiap bagian harus
diberi tanda yang jelas (dengan pahatan dan cat). Cat dari warna yang berbeda
digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang sama.
88
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat tanda-tanda itu,
oleh kontraktor pabrikasi diberikan dengan cuma-cuma kepada Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas dan kontraktor montase dari bangunan itu,
pada saat pengiriman pekerjaan baja itu.
f. Pengecatan dibengkel.
Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka
permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang dikerjakan dengan
mesin perkakas dan pada perletakan, harus dibersihkan seluruhnya sehingga
menjadi logam yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (sand blasting)
atau dengan cara lain yang disetujui. Setelah semua permukaan dalam keadaan
bersih dan kering, kemudian dicat dasar dengan satu lapisan menie, atau bahan-
bahan pelindung lainnya kalau diisyaratkan khusus untuk pekerjaan tertentu.
g. Penyerahan untuk pemasangan akhir (montase lapangan)
Penyediaan paku keeling, baut-baut dan sebagainya. Kontraktor pabrikasi akan
menyediakan jumlah sepenuhnya dari paku keeling, mur-mur, baut-baut, cincin baut
dan sebagainya, yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dilapangan dengan
tambahannya sebanyak 10% dari setiap paku keeling dan 5% untuk setiap ukuran
baut mur dan cincin baut. Kontraktor pabrikasi harus juga menyediakan baut stel
lengkap dengan mur serta cincin-cincinya, sebanyak 50% dari jumlah keseluruhan
dari paku keeling dan baut baja keras yang diperlukan dilapangan untuk satu
bentang.
Pada saat pengiriman, kontraktor pabrikasi akan mengajukan/ menyerahkan dengan
Cuma-Cuma, untuk Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas dan kontraktor
montase baru jembatan itu, dua copy daftar paku keeling dan bautnya yang
menyatakan jumlah, ukuran dan kwalitas, serta letaknya dimana akan dipakai pada
pekerjaan, dari seluruh paku keeling, dan baut-baut yang diserahkan.
Paku keeling.
Ukuran paku keeling yang tertera pada gambar rencana, adalah ukuran sebelum
dipanaskan. Kepala paku keeling haruslah penuh, dibentuk dengan cermat,
konsentris dengan batangnya, dan berhubungan langsung dengan permukaan
batang-batang. Setiap paku keeling haruslah cukup panjang untuk membentuk
kepala dengan ukuran-ukuran standard serta cukup untuk menutup lubang
sepenuhnya. serta menyulitkan pengelasan bagian-bagian pekerjaan
menggunakan drfit secara wajar (moderate) harus dilaporkan kepada Direksi
Lapangan/ Konsultan MK/Pengawas. Permukaan yang dikerjakan dengan mesin
perkakas harus dibersihkan sebelum dipasang. Koppel dan sambungan lapangan
89
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
90
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
k. Gelagar Induk
Gelagar induk harus dipasang lengkap dengan gelagar melintang dan sebagainya.
semua sambungan dipasang dengan drift dan baut seperti yang disyaratkan dan bila
telah disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas, akan dikeling atau
dibuat secara permanen.
l. Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan dapat
dengan rapat menyeluruh sebelum dimulai pemasangan paku keeling, drift dapat
digunakan hanya untuk mendekatkan pekerjaan pada dan tidak akan digunakan
untuk mengganggu lubang-lubang.
Menggunakan drift dengan ukuran yang lebih besar dari diameter nominal lubang
tidak diperkenankan. Dianjurkan paku keeling dipasang dengan menggunakan
mesin, lebih disukai dengan menggunakan alat tekanan dari tipe yang disetujui.
Pemberian tekanan pada paku keeling diteruskan untuk beberapa waktu setelah
selesai dipasang.
Setiap paku keling harus cukup panjang membentuk kepala dengan ukuran standard,
dan harus dipanaskan merah menyeluruh.
Setiap paku keeling setelah dipanaskan dan sebelum dimasukkan pada lubang,
harus bebas dari kotoran-kotoran besi dengan cara menggosokkannya pada
permukaan sepotong lobang paku keeling berada dalam keadaan tetap panas merah
menyeluruh pada saat dimasukkan dan dikerjakan dan mengisi seluruh lubang
selama masih panas.
Semua paku keeling yang longgar serta paku keeling yang retak, berbentuk jelek
atau dengan kepala yang cacat atau dengan kepala yang sangat eksentris terhadap
batangnya, harus dipotong dan diganti dengan paku keeling yang baik. Membentuk
kembali kepala paku keeling tidak diperkenankan. kepala paku keeling yang agak
pipih dapat digunakan pada tempat-tempat tertentu dimana ruang bebas terbatas.
91
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
92
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
pas yang lain, speling sebesar 15% untuk teknik yang bermacam-macam
haruslah dengan pemeriksaan Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas.
Kolom (5) adalah angka kira-kira untuk torque yang diperlukan untuk
menggerakkan mur terhadap tegangan pada kolom (2), dikira-kira sebagai berikut
:
Torque = 0,0175 x diameter baut x tegangan baut
(lbs,ft) (inchi) (lbs)
Tabel 8.04.2
Diameter baut 85% dari Beban kalibrasi Torque
percobaan beban
Inch Lbs lbs lbs lbs, ft
¾ 24.00 27.540 12,29 315
7/8 30.000 34.960 25,61 465
1 39.900 35.880 20,48 700
1 1/8 47.650 54.800 24,46 940
Pengecekan hubungan tegangan/ torque dilakukan oleh kontraktor montase, dan
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Pengawas akan melakukan test pengecekan
torque di lapangan. Setiap baut yang kendor harus disesuaikan menurut
kebutuhan.
Perhatian khusus perlu diberikan pada kelompok baut yang telah dikencangkan
semula, yang karena baut-baut berdampingan dikencangkan mungkin kendor dan
harus dikencangkan kembali sehingga mencapai tegangan yang diperlukan.
93
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
94
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4. Dasar Perhitungan
Volume baja bangunan dibayarkan menurut banyak kilogram yang terpasang dengan
komplit pada tempatnya. Dengan maksud perhitungan untuk pembayaran dari bagian-
bagian yang digunakan dibengkel seperti ; besi campuran, besi plat, angkur baut dan
mur, alas, rockers, expansion dams, lubang dan pipa saluran, besi penyambung, baut
angker pada beton, crandles and brackets, post, conduit dan ducts, steel pile shells,
structural shapes and sheet plates for expansion joint.
volume berat besi yang dipakai berdasarkan berat dibawah ini :
- Allumunium 2.800
- bronze, tembaga campuran 8.700
- tembaga lembaran 9.000
- besi tuang 7.200
- besi dapat ditempa 7.600
- besi tempa 7.900
- baja, baja tuang, baja campuran, bearing dan baja murni 7950
- seng 7.300
- Bentuk, pelat, pegangan dan lantai :
95
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Berat dari besi yang berbentuk pelat dihitung berdasarkan berat sebelumnya dari dimensi
dan ukuran yang ditentukan dari work shop drawing yang disetujui dikurangi dengan
pemotongan dan lubang pembukaan diluar paku keeling berat dari sandaran termasuk
sebagai konstruksi baja. Berat dari steel grid flooring dihitung terpisah.
Lainnya.
Berat dari baut untuk pemasangan, pekerjaan pengecatan dibengkel dan dilapangan,
pengelasan dibengkel dan dilapangan, galvanis, pembungkus dan lainnya,
pengangkutan dan lainnya yang membantu selama pengangkutannya, paku, baut, baut
keras, angker semuanya termasuk didalam pekerjaan ini.
PASAL 06
PEKERJAAN WATER STOP
1. Bahan
Bila tidak ditentukan lain, maka pekerjaan pengecoran beton yang tidak menerus dan
harus kedap air dipakai bahan water stop dari polyvinyl chloride yang tahan terhadap
bahan kimia, alkali, minyak dan acids. Bahan water stop tersebut dengan ukuran 200 x
5 x 14 mm, dipakai produksi ex Sika type 0-20L atau setara.
2. Persyaratan Pelaksanaan
2.1. Pemasangan water stop harus mengikuti petunjuk dari pabriknya.
2.2. Water stop dipasang disetiap pemberhentian pekerjaan pengecoran beton kedap
air sesuai dengan gambar usulan dari Pemborong yang sudah disetujui oleh
Konsultan MK/Pengawas. Khusus untuk pengecoran, bak air, dan sebagainya
dimana tempat tersebut tidak boleh bocor, maka ditempat tersebut dipasang
water stop.
96
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 07
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan Struktur ATAP Baja Ringan ialah bagian-bagian yang dalam gambar rencana
dinyatakan sebagai Konstruksi struktur baja ringan.
1.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut Kontraktor harus membuat shop drawing dari
pekerjaan baja ringan. Gambar kerja meliputi detail-detail pemasangan, pemotongan,
penyambungan, pengaku, ukuran-ukurn dan lain-lain yang secara teknis diperlukan,
terutama untuk fabrikasi dan pemasangan.
1.3. Sub Kontraktor yang dipakai jika ada harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
1.4. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi baja ringan sesuai ketentuan-
ketentuan berikut :
- Mengajukan persetujuan material dan aplikator kepada konsultan MK.
- Mengajukan analisa struktur atap.
- Mengajukan gambar shop drawing.
1.5. Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka
batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
Rangka utama atas (top chord)
Rangka utama bawah (bottom chord)
Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan
jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
1.6. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan
Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka
kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan
angin dan bracing (ikatan pengaku)
Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
97
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Persyaratan Bahan/Material
Baja ringan yang digunakan dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Base material High Tensile Steel = G 550 (minimum yield strength = 5500 kg/cm2.
- Coating Zincalume A/Z 150 gr/m2.
- Material Thickness minimal 1,00 mm TCT (ukuran profil desuai dengan kekuatan
berdasarkan desain dan analisa struktur).
- Ketebalan reng (roof batten) minimal 0,48 mm TCT.
- Baut/fastener yang dipakai harus memenuhi standar desain.
- Menggunakan software yang sudah mendapat sertifikasi resmi dari Asosiasi terkait
dan ditandatangani oleh Konstruktor yang bersertifikat.
- Garansi struktur dan garansi material.
98
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2.3. Kuda-kuda
Konektor
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
Galvabond Z275
Yield Strength 250 MPa
Design Tensile Strength 150 MPa
99
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudut
tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter)
untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan
detail profil seperti gambar diatas.
100
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen
rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai
berikut:
Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
Kepadatan Alur 16 alur/inci
Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
Kekuatan Mekanikal
Gaya geser satu baut 5,10 KN
Gaya aksial 8,60 KN
Gaya Torsi 6,90 KN
3. Fabrikasi
3.1. Umum
- Aplikator yang digunakan harus dari tenaga-tenaga ahli pada bidangnya dan
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas dan ketelitian utama diperlukan untuk menjamin
bahwa seluruh bagian dapat cocok satu dengan lainnya pada waktu pemasangan.
- Konsultan Manajemen Konstruksi mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap
waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan.
- Tidak satu pekerjaanpun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa
dan disetujui.
- Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau
spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera diperbaiki.
101
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
- Kontraktor pabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri semua pekerjaan, alat-
alat perancah dan sebagainya yang diperlukan dalam hubungan pemeriksaan
pekerjaan.
- Kontraktor pabrikasi harus memperkenalkan Kontraktor untuk sewaktu-waktu
memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan mengenai cara-cara dan
lain-lain yang berhubungan dengan waktu pemasangan di tempat pekerjaan.
- Kontraktor Montase tidak mempunyai wewenang untuk memberikan instruksi-
instruksi mengenai cara penyelenggaraan pabrikasi.
3.3. Meluruskan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa
kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran,
bila perlu harus diperbaiki sehingga bila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat
seluruhnya.
3.4. Pemotongan
Baja ringan harus dipotong dengan alat listrik (cutting wheel) agar permukaan yang
diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap bidang yang dipotong,
tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
4. Persyaratan Pelaksanaan
4.1. Pra-Konstruksi
102
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar
kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung
pada setiap titik buhul.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis.
e. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen
dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil
perakitan (fabrikasi)
f. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan
penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
g. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan
akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).
4.2. Konstruksi
a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan
baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan
yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan
mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi
rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem
rangka atap.
e. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan
kuda-kuda.
f. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan
dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat
memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng
tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
g. Jaminan Struktural
103
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan,
meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New
Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan
”Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind
load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan
ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction
industries”(Australian Standard 3566).
104
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 1
PEKERJAAN DINDING
1.1. Dinding Bata Ringan
1.1.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
2) Pekerjaan pasangan bata ringan celkone ini meliputi seluruh detail
yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar.
b. Pekerjaan yang berhubungan (Adukan dan Pasangan)
c. Bata ringan yang digunakan bata sesuai Spek teknis atau Setara dengan
kualitas terbaik yang disetujui perencana / konsultan Management
Kontruksi, siku dan sama ukuranya 10 x 20 x 60 cm.
1.1.2. Pelaksanaan
a. Pasangan bata ringan dengan menggunakan adukan mortar / semen
instant sesuai spek teknis ato setara MU-380.
b. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar – siar harus dikerok rata
dan dian ibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
c. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan bahan setara MU-
100, dan acian MU-200 harus di basahi dengan air terlebih dahulu dan
siar-siar dikerok serta dibersihkan.
d. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung
diaci atau di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban
air keluar dalam dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan
acian dengan bahan sesuai spek teknis setara MU-200,PM-300 atau
pemasangan keramik dinding.
e. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 8-10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
f. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 9,0 m2,
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran
106
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
109
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1.3.4. Pelaksanaan
a. Dimana diperlukan, menurut Manajemen Konstruksi ( MK ), Kontraktor
harus membuat shop drawing untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan
pasangan.
b. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang
diperlukan. Adukan dilaksanakan sesuai standard spesifikasi dari bahan
yang digunakan sesuai dengan petunjuk Perencana/ Manajemen
Konstruksi ( MK ) .
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti Semua petunjuk
dalam gambar arsitektur, terutama gambar detail dan gambar potongan
mengenai ukuran tebal/ tinggi/ peil dan bentuk profilnya.
d. Untuk bidang kedap air, pasangan dinding ata ringan yang
berhubungan dengan udara luar dan Semua pasangan batu bata dari
bawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai
dan 120 cm dari permukaan lantai untuk toilet, ruang saji/pantry dan
daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran (trasraam) setara MU -
600.
e. Untuk adukan kedap air harus ditambah Daily bond, dengan perbandingan
1 pc : 1 Daily Bond.
f. Material untuk adukan harus diukur yang sebenarnya dan menggunakan
kotak (boxes) pengukuran yang akurat.
g. Penggunaan bahan additive harus disetujui oleh Perencana dan digunakan
sesuai dengan ketentuan dari pabrik.
h. Pekerjaan bata yang sudah selesai harus dilindungi dengan lembaran
penutup untuk mencegah adukan menjadi cepat kering.
i. Pasangan dinding bata pada sudut ruangan harus dilindungi dengan
papan untuk melindungi dari kerusakan. Jika ada pekerjaan pasangan
yang memperlihatkan sambungan yang rusak atau tidak beres maka
pasangan itu harus dibongkar dan diganti yang baru.
j. Berikan angkur sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjukkan gunakan
ukuran/jarak type standard.
k. Tempatkan angkur pada bubungan pasangan dinding dengan struktur
kolom praktis atau balok sesuai petunjuk gambar tapi tidak lebih dari 60
cm pada jarak vertikal dan 90 cm pada jarak horizontal.
110
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 02
PEKERJAAN SCREED
1. Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan screed pelindung, screed
permukaan beton, screed untuk leveling dan screed lainnya dimana ditunjukkan.
1.2. Submittal
Shop drawing, indikasi dimana akan dikerjakan pemasangan screed dan informasi
ketebalan yang akan dikerjakan.
2. Persyaratan Bahan
2.1 Semen PC
Lihat spesifikasi pekerjaan beton
2.2. Pasir
Pasir harus bersih dan bebas dari lumpur, lemak dan kotoran lain, dengan diameter
butiran maksimal 1.8 mm
111
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Mesh kawat ayam, kawat 3 mm dengan lobang mesh 50 mm, digunakan pada
pasangan Screed dengan ketebalan lebih besar dari 50 mm.
3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Persiapan
Bersihkan permukaan bidang kerja yang akan diberikan screed, kasarkan
permukaan beton yang akan diberi screed, segera basahi permukaannya, kuaskan
air semen kemudian pasangkan screed sebelum air semen imenjadi kering. Tidak
diperkenankan memulai pekerjaan screed jika kondisi bidang kerja belum
dipersiapkan dengan benar.
113
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 03
PEKERJAAN WATER PROOFING
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Meliputi : penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar,
memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
1.2. Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dengan waterprofing antara lain:
a. Semua struktur beton yang dekat/terkena dengan air, seperti toilet, janitor.
b. Dak beton datar/atap/roof tank/roof garden/balkon/overstek.
c. Ground water tank dan STP.
d. Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya.
e. Bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
1.3. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan screed pelindung, seperti disyaratkan dalam spesifikasi pekerjaan
adukan pasangan dan plesteran.
b. Pekerjaan water proof coating yang berhubungan dengan beton bertulang,
lantai, plumbing.
2. Persyaratan Bahan
115
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Semua bahan dikirim dan diterima dalam kemasan asli dengan label pabrik
dan segel utuh.
Kemasan : Liquid 25 kg (ember pail), 110 kg ( drum polyetilin), dan 250 kg
(drum plat baja).
Kemasan harus dalam posisi berdiri selama pengangkutan dan
penyimpanan.
b. Tempat dan lama penyimpanan : Simpan didalam suhu ruangan, hindari
basah dan sengatan langsung cahaya matahari, dengan kondisi ini bahan
layak pakai selama 20 bulan.
c. Lama pengeringan : Pada atap dak 15 menit kering sentuh (cuaca
panas).
Pada atap dak 25 menit kering sentuh (cuaca
medung)
Pada atap dak 8 jam kering keras (cuaca panas)
3. Pelaksanaan Pekerjaan
3.1 Pekerjaan Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane dak atap dengan lapisan
serat fiber glass
a. Persiapan
1) Tahap Pertama pekerjaan pemebersihan lokasi yang akan di Waterproofing
Liquid Applied Acrylic Membrane dari serpihan bangunan dan sisa – sisa
adukan / cor
2) Tahap Kedua pekerjaan penghalusan dak beton yang akan di Waterproofing
Liquid Applied Acrylic Membrane pakai mesin gerinda hingga rata dan sisa
debu dari mesin gerinda dibersihkan pakai penyedot debu / vacuum cleaner
3) Tahap Ketiga pekerjaan leveling untuk kemiringan kearah pembuangan air
dengan cara penarikan benang, jika ada bagian yang rendah maka
bangunan yang tinggi di gerinda sampai sama dengan yang rendah,
sehingga permukaan dak rata jika ada dak yang kubangan lekuk dalam
maka lekukan leveling dengan penambahan daging dengan semen mortar
dan lemkra untuk campuaran beton.
4) Pencucian permukaan beton sampe basah sehingga lubang – lubang pori-
pori beton membesar air masuk kelubang pori – pori sehingga tidak ada
udara yang terjebak dalam lubang pori – pori beton.
b. Aplikasi - Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane
116
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.2 Perkerjaan Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane pada GWT dan STP
a. Persiapan
1) Tahap Pertama pekerjaan pemebersihan lokasi GWT yang di water proofing
dari serpihan bangunan dan sisa – sisa adukan / cor
117
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2) Tahap Kedua pekerjaan penghalusan dak beton yang akan di water proofing
pakai mesin gerinda hingga rata dan sisa debu dari mesin gerinda
dibersihkan pakai penyedot debu / vacuum cleaner
3) Pencucian permukaan beton GWT sampe basah sehingga lubang pori – pori
beton membesar air masuk kelubang pori – pori sehingga tidak ada udara
yang terjebak dalam lubang pori – pori.
b. Aplikasi - Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane
1) Tahap Pertama Pekerjaan Primer
Permukaan dak beton dalam keadaan basah langsung di primer coating
Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane satu lapis langsung dengan
horizontal- vertical pakai rol dan kuas untuk bagian susut dan full drain.
2) Tahap Kedua Coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane
Setelah Primer kering lakukan coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic
Membrane satu lapis dengan pendahuluan vertical - horizontal
3) Tahap Ketiga pelapisan serat fiberglass
Setelah coating kering lakukan pemasangan pelapisan serat fiberglass di
coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane pada setiap sudut
beton sebagai lapisan pertama selebar 40 cm kanan kiri
4) Tahap Keempat pelapisan serat fiberglass 220 gram / m²
Setelah coating kering lakukan pemasangan pelapisan serat fiberglass
dicoating Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane dengan system
wet on wet ( dibawah serat basah diatas serat basah ) pakai rol dan kuas
mengikuti dari belakang untuk menekan serat fiberglass agar tidak ada
kantong udara.
5) Tahap Kelima Body coat
Setelah coating pelapisan serat fiberglass kering baru lakukan coating body
coat sebanyak tiga kali lapis dengan perilaku horizontal – vertical setiap
lapisnya pakai rol dan kuas.
6) Tahap Keenam pemeriksaan lubang pori – pori dan kantong udara
Setelah body coat kering lakukan pemeriksaan pori- pori dan kok dan
kantong angin serta penghalusan permukaan Waterproofing Liquid Applied
Acrylic Membrane pakai kertas gos dan kape.
7) Tahap Ketujuh Tes rendam
Setelah finishing kering lakukan tes rendam 2 x 24 jam
8) Pengasaran permukaan dinding GWT
Setelah Tes rendam dan GWT betul-betul sudah tidak bocor, karena GWT
mau dilapisi keramik maka permukaan dinding GWT dikasari dengan cara di
118
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
taking pakai semen dengan cara permukaan GWT di coating ulang dan
dalam keadaan basah lalu taking pake semen
3.3 Pekerjaan Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane pada kamar mandi
a. Persiapan
1) Tahap satu pembersihan lokasi kamar mandi dari serpihan dan sisa adukan
2) Penghalusan permukaan beton pake mesin gerinda
3) Pemotongan pipa full drain hingga rata dengan beton
4) Pencucian permukaan dak beton hingga bersih
b. Aplikasi
1) Primer Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane satu lapis
2) Pelapisan serat fiberglass pada setiap sudut, pipa full drain, pipa closed,
pipa air bersih
3) Coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane lima lapis dengan
sytem vertical dan horizontal.
4) Tes rendam 2 x 24 jam
4. Garansi
Sesudah serah terima pertama, kontraktor wajib menyerahkan sertifikat garansi minimal
7 Tahun.
Pasal 04
PEKERJAAN SEALANT DAN CAULKING
1. Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan pekerjaan sealant dan caulking secara lengkap,
seperti yang ditentukan dalam dokumen.
1.2 Definisi
a. Sealant : Elastomer weatherproof digunakan sebagai pengisi dan sealant,
mempunyai daya rekat, kohesi, dapat menyambung dibantu tekanan,
mempunyai daya lentur: digunakan untuk desain sambungan yang kedap air
119
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
dan kedap udara; digunakan pada sambungan exterior dan untuk sambungan
yang mempunyai pergerakan.
b. Caulking Compound : bahan yang digunakan untuk mengisi celah
sambungan; mempunyai sifat perekat dan kohesi, digunakan untuk bahan
interior.
c. Caulk : proses pengisian sambungan (tanpa melihat bahan yang digunakan ).
d. Sambungan dikatakan gagal bila terjadi hal hal sebagi berikut :
Kebocoran udara atau air
Berpindah dan bergeser
Kehilangan daya lekat
Kehilangan sifat kohesi
Tidak mengering
Terjadi perubahan warna
Mengotori pekerjaan yang ada didekatnya.
Terjadi gelembung, kantong air atau rongga kosong.
1.4 Submittal
a. Produk data : data data produk dan indikasi kesesuaian dengan kebutuhan
spesifikasi serta instruksi pemasangan dari masing masing type sealant,
keterangan persiapan pekerjaan dan primer untuk setiap kondisi bidang kerja.
b. Contoh Bahan :
Joint sealant system : 30 cm panjang ; terpasang pada jenis bahan yang
akan digunakan.
Sealant system : 30 cm panjang, terpasang pada salah satu bahan yang
akan digunakan, termasuk Backer Rod.
Contoh Warna : Ajuakn contoh warna seperti telah ditentukan, untuk
mendapat persetujuan Direksi Lapangan / Konsultan MK dan Perencana.
120
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Sertifikat.
Pernyataan dari manufacturer bahwa bidang kerja yang akan dipasangi
sealantadalah dapat dan sesuai dengan karakteristik type selant serta dapat
memenuhi kriteria yang ditentukan, jelaskan juga persyaratan permukaan
bidang kerja serta primer yang disyaratkan.
d. Garansi.
Berikan garansi selama 10 tahun atas kerusakan bahan, kualitas
pemasangan, daya lekat dan kekedapan terhadap udara dan air serta
persyaratan lainnya; perbaiki kerusakan dan penyimpangan penyimpangan
hasil kerja.
Tremco,Dymeric.
2) Karakteristik Bahan
Type Two-part polyurethane based sealant dengan perwarna yang
terpisah.
Warna sesuai dengan warna material yang diberi sealant.
3. Pelaksanaan
3.1 Mock-up :
Buatkan contoh terpasang sebagai standard pekerjaan, kerjakan untuk setiap
jenis dan tipe sambungan untuk mendapatkan persetujuan Perencana.
3.3 Pelaksanaan
a. Umum
Kerjakan seperti yang diinstruksikan pembuat bahan, kecuali yang
dispesifikasikan untuk mendapat hasil pekerjaan yanglebih baik.
b. Persiapan:
Kerjakan primer seperti yang disyaratkan, tidak diperkenankan mengotori
permukaan lainnya yang berdekatan.
Pasangkan Backer Rod; pasangkan sesuai dengan kebutuhan untuk
menjaga ketebalan sealant yang disyaratkan; pasangkan bond breaker
tape untuk sambungan dengkal.
c. Pemasangan:
123
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
124
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 05
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI
1. Umum
1.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja
dan RKS.
2.3 Homogenius Tile yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak
maupun cacat.
2.4 Sebelum pemasangan lantai pada masing-masing ruang yang akan dilapis
125
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Homogenius Tile pekerjaan lantai kerja dan spesi harus sudah selesai dengan
hasil rata waterpass, sehingga saat pemasangan Homogenius Tile tidak
bergelombang.
2.5 Pemotongan harus dilakukan oleh tenaga yang ahli, dengan menggunakan mesin
potong, batas potongan harus digerinda sampai basil halus dan rata benar.
2.6 Setelah pemasangan Homogenius Tile selesai terpasang, jarak antara masing-
masing unit Homogenius Tile harus sama dan membentuk garis lurus, bidang
permukaan lantai harus rata, waterpass dan tidak ada bagian yang bergelombang,
naad diisi dengan semen khusus ex Laticrete, warna sesuai dengan warna
Homogenius Tile
2.7 Sisa-sisa atau bekas kotoran semen yang melekat pada lantai Homogenius Tile
harus segera dibersihkan benar-benar untuk selanjutnya bila sudah bersih benar
lantai Homogenius Tile dan Kontraktor harus memelihara kebersihannya hingga
saat Serah Terima Pekerjaan Kedua.
2.8 Bila terjadi kerusakan atau terdapat cacat maupun retak, bergelombang, maka
Kontraktor wajib menggantikan kerusakan lantai tersebut dengan biaya perbaikan
ditanggung oleh Kontraktor
3.3. Standard
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia – 1982 (NI-3)
126
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.7. Pemasangan
3.7.1. Umum
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama
lokasi pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi
pekerjaan setelah studi diatas dilaksanakan, tentukan metoda persiapan
127
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
a. Rekatan (bond).
Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah
terpasang, secara random, untuk memastikan bahwa adukan perekat telah
merekat dengan baik pada bagian belakang tile dan telah terpasang dengan
baik.
b. Tension Test.
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di
exterior. Test harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Test
dilaksanakan tiap hari kerja dan sampel diambil secara random jika umur
pemasangan sample tidak lebih dari 5 hari, kekuatan rekatan harus minimal 3
kg/cm2.
Pasal 06
PEKERJAAN PELAPIS DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan dan pekerja yang
berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian dinding sesuai Gambar Kerja dan
130
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
RKS.
1.2. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan pelapis dinding yang akan
dipasang, khususnya untuk menentukan warna tekstur yang akan di tentukan
kemudian oleh Pemberi Tugas.
1.3. Kontraktor harus memberikan jaminan tertulis dari produsen/ Sub Kontraktor
kepada Pemilik Proyek untuk setiap penggunaan bahan dinding dan jangka waktu
jaminan minimum 5 tahun.
1.4. Pekerjaan dinding keramik pada area kamar mandi dan dapur .
2.2. Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari Direksi. Lapangan,
setelah diseleksi mengenai kwaalitas bahan, warna, tekstur, dan bahan tidak boleh
retak, maupun cacat.
2.5. Pelaksanaan
a. Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pola keramik.
Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
131
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat,
ataupun bernoda
Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik
khusus sesuai persyaratan pabrik.
Pasal 07
PEKERJAAN DINDING PARTISI
1. Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pembuatan dinding partisi lengkap
dengan rangka dan perlengkapan lainnya.
132
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Persyaratan Bahan
2.1. Gypsum Board
Menggunakan type "butter edge", tahan api (type "X") kecuali jika ditentukan
lain, gunakan ketebalan sesuai yang direncanakan, produk Jaya board, Elephant,
Knauf, Intan Board.
2.2. Insulasi
Insulasi digunakan adalah Rockwool (mineral) produk adalah bahan insulasi termal
ringan yang dikenal sebagai salah satu bahan terbaik untuk tujuan termal dan isolasi
dibuat dari campuran batuan alam (basal dan dolomit) meleleh pada suhu tinggi untuk
membentuk matriks cair, yang kemudian melewati aliran udara yang mendinginkan
material dan membentuk untai berserat panjang. Untaian ini terikat bersama untuk
membentuk lembaran, blok, selimut, penutup pipa dan granulates (tidak terikat). Bahan
ini secara kimia dan biologis inert dan bebas dari patogen tanaman dengan spesifikasi
sebagai berikut :
- Kepadatan : 40 kg/m3
133
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
- Panjang : 3000-7000 mm
- Lebar : 600-1200 mm
- Tebal : 25-150 mm
2.7. Perekat
Gunakan perekat jenis tahan air dari produk yang direkomendasi pabrik pembuat
partisi.
3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Pemasangan
3.1.1. Rangka Partisi
a Rangka Utama/Struktural
Pasangkan rangka utama struktural arah vertikal setiap jarak 60 cm
menerus dari bawah sampai atas setinggi partisi dan berikan pengikat
struktural pada bagian dasar (plat lantai bawah) dan puncak (plat
lantai atas) untuk mengangkurkan partisi pada lantai dan langit-langit.
b Rangka Pembagi/Sekunder
134
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.1.2. Insulasi
a Material
Pasangkan bahan insulasi menutup/mengisi rongga-rongga dari rangka.
Isikan dengan penuh, ujung/sisi tepi direkatkan dengan bahan perekat
yang direkomendaasi oleh pembuat bahan insulasi. Pasangkan
insulasi ini pada type partisi yang ditunjuk oleh Perancang.
b Penggunaan Kawat Penguat
Pasangkan kawat galvanis secara diagonal untuk setiap bidang
rongga dari rangka, pasangkan untuk mengapit pada kedua permukaan
bahan insulasi.
Pasal 08
PEKERJAAN PLAFOND
1.3. Standard
ANSI : A 42.4 - Interior Lathing and Furring
136
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1.4. Persetujuan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh jenis
langit-langit yang dipakai, lengkap dengan brosur dan syarat pelaksanaan dari
pabrik.
b. Kontraktor harus menyediakan shop drawing yang memperlihatkan dengan
jelas hubungan langit-langit satu dengan lainnya tanpa naad dan hubungannya
dengan lampu, AC dan lain-lain.
1.6. Pelaksanaan
a. Rangka hollow disusun sejajar dengan bidang GRC Board yang akan
dipasang, dengan jarak mak. 60 cm, dipasang menerus, tidak terputus.
b. Rangka hollow pada arah tegak lurus disusun sejajar, jarak max. 60 cm.
c. Suspension road clamp dipasang pada hollow, jarak min. 60 cm.
d. Seluruh sisi bagian bawah rangka langit-langit harus diratakan, pola
pemasangan rangka/penggantung harus disesuaikan dengan detail gambar
serta hasil pemasangan harus rata/tidak melendut.
e. Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
f. Pada Pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi lain yang teletak di atas langit-langit. Untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan Konsultan Manajemen Konstruksi.
g. Bidang pemasangan langit-langit harus rata/waterpass, jarak pemasangan
naad dibuat 0,5 cm atau sesuai dengan detail gambar. Naad harus lurus dan
sama lebar, pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu sama
lain.
137
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2.2. Standar/Rujukan
1) Australian Standard (AS)
2) American Standard for Testing and Materials (ASTM).
d. Ketidaksesuaian.
1) Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun
pemasangan dan lainnya.
2) Bila bahan-bahn yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang
atau tidak sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor
wajib menggantinya dengan yang sesuai.
3) Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
2.4. Bahan-Bahan
138
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1) Papan Gypsum.
- Papan Gypsum harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai untuk
daerah tropis dan memliki ketebalan minimal 9 mm dan ukuran modul sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja, dari produk Jayaboard, elephant, Knauff, Intan
Board.
- Papan Gypsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588,
BS 1230 atau ASTM C 36.
2) Semen Penyambung.
Semen penyambung papan Gypsum harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat papan Gypsum.
3) Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan Gypsum harus dibuat dari
bahan baja ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran yang
dibuat khusus untuk pemasangan papan Gypsum, seperti buatan Jof Metal,
Buman, Jayabord.
4) Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus
sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan Gypsum yang memenuhi
ketentuan AS 2589.
5) Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan Gypsum, antara lain seperti
tersebut berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan
Gypsum:
- Perekat
- Pita kertas berperforasi,
- Cat dasar khusus untuk permukaan papan Gypsum.
- Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan Gypsum
terpasang dengan baik.
a. Umum.
1) Sebelum papan Gypsum dipasang, Kontraktor harus memeriksa
kesesuaian tinggi/kerataan permukaan, pembagian bidang, ukuran dan
konstruksi pemasangan terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan
waterpas pada tempat yang sama.
139
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
b. Pemasangan.
1) Rangka papan Gypsum untuk pemasangan di langit-langit, partis atau
tempat-tempat lainnya, yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari
standar pabrik pembuatnya yang dibuat khusus untuk pemasangan papan
Gypsum, seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
2) Papan Gypsum, dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat
pengencangan yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang
yang sesuai.
3) Sambungan antara papan Gypsum harus menggunakan pita penyambung
dan perekat serta dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik
pembuat papan Gypsum.
c. Pengecatan.
1) Permukaan papan Gypsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk
dan permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
2) Kemudian permukaan papan Gypsum tersebut harus dilapisi dengan cat
dasar khusus untuk papan Gypsum untuk menutupi permukaan yang
berpori.
Setelah cat dasar papan Gypsum kering kemudian dilanjutkan dengan
pengaplikasian cat dasar dan atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis dalam warna akhir sesuai ketentuan Skema yang akan diterbitkan
kemudian.
Pasal 09
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM
140
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1.2 Bahan-bahan
Alumunium
Extruder : Alexindo, Alco, Aluprima, Elephant, YKK, ALCAN dan
sesuai SII extrusi 0695-82
Kadar Campuran : Alloy- 6063 T5 / Billet yang digunakan harus aslinya,
tidak terbuat dari bahan-bahan scrap / sisa
Anodizing : Ketebalan lapisan diseluruh permukaan alumunium
coating
Jenis extrusi Profil : Depth 70 mm
Profil : Standard produksi Alexindo, Alco, Aluprima, Elephant,
YKK, ALCAN.
Sistim Profil : Alexindo, Alco, Aluprima, Elephant, YKK, ALCAN.
a. Silicone Sealant
1) Acceptable Manufacturer :
General Electrik # SSG 4000 dan # SCS 2000
2) Karakteristik Bahan
Type : Single Component, low modulus silicone rubber.
Warna : sesuai dengan warna material yang diberi sealant untuk
weatherproof.
d. Acrylic Sealant
1) Acceptable manufacturer :
Pecora corp
Evode
Tremco
2) Karakteristik Bahan
Type HDF-Acrylic sealant,kombinasi dari Acrylic polymers dengan
fleksibilitas yang cukup tinggi.
Warna sesuai warna pekerjaan yang diberi sealant.
e. Bahan Pelengkap
1) Cleaner
Type yang direkomendasi oleh pembuat bahan bidang kerja dan bahan
sealant.
2) Primer/Sealer
Type yang direkomendasikan oleh pembuat bahan bidang kerja dan bahan
sealant.
3) Tape Bond Breaker
Plastic type, digunakan pada permukaan bersinggungan dimana sambungan
harus dikosongkan untuk keperluan penampilan bahan
4) Backer Rod
Compressible Rod polyethylene foam; polyethylene diperkuat dengan
polyurethane foam; butyl rubber foam atau neoprene foam; sebagaimana
yang direkomendasikan pembuat bahan untuk kesesuaian dan kelayakan
terhadap karakteristik bahan;gunakan ukuran dan bentuk untuk kedalaman,
patahan bidang dasar sambungan.
142
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
5) Divider Strip
Gunakan untuk memisahkan dua jenis sealant yang berbeda.
1.6. Pemasangan
a. Pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan kusen aluminium
beserta kaca harus dilaksanakan oleh sub Kontraktor aluminium ahli yang
mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan / Konsultan MK.
h. Antara tembok / kolom / kolom dan kusen harus diisi dengan"seal" yang
elastis, untuk jendela-jendela luar.
i. Pemasangan kaca-kaca terhadap kusen aluminium juga harus menggunakan
"seal" yang berupa, alur karet.
j. Sambungan-sambungan vertikal maupun, horizontal sambungan sudut
maupun silang demikian juga pengkombinasian profil-profil alumunium harus
dipasang sempurna, dengan sekrup-sekrup pengaku. Sekrup-sekrup tidak
boleh kelihatan.
k. Dalam keadaan ditutup atau dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar yang
menandakan kurang sempurnanya pemasangan seal keliling.
l. Selain tidak, bergetar, pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak akan
terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan maupun udara basah dari
luar.
m. Pemasangan kaca I panel kaca harus dilakukan dari arah dalam bangunan
untuk memudahkan penggantian.
n. Kontraktor wajib menjaga kusen-kusen aluminium dan bidang-bidang kaca
yang sudah terpasang dari kotoran-kotoran seperti air semen, cat plesteran
dan lain-lain serta mengamankannya dari benturan-benturan.
3.2 Bahan-bahan
a. Rangka Kayu Nyatoh Kiln Dried dengan ketebalan 50 mm dengan finger joint
b. Pelapis daun pintu/Kulit daun pintu menggunakan plywood tebal 9 mm atau
PVC atau HDF Flat 3,2 mm
c. Isian menggunakan solid wood honey comb
d. Model ditentukan kemudian
e. Perekat tahan air dan Jenis Herferin atau yang setara Presto Conta.ck-AD.
f. Pengikat berupa paku mur, baut, sekrup dan lain-lain harus digalvanis sesuai
146
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
dengn NI - 5
3.3 Pelaksanaan
a. Harus dilakukan pengukuran ditempat pemasangan, bila terdapat kelainan-
kelainan agar segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan / Konsultan MK untuk
mendapat persetujuan perubahan-perubahannya.
b. Kontraktor harus membuat gambar rencana pembuatan untuk dimintakan
persetujuannya lebih dahulu dari Direksi Lapangan / Konsultan MK.
c. Di atas kusen pintu dan jendela untuk yang lebih lebar dari 1.00 m harus
dipasang balok kolom bertulang (latei). Untuk yang lebih kecil dari 1.00 m harus
dipasang diatas rollag dengan adukan 1 pc : 3 ps.
Pasal 10
PEKERJAAN PINTU TAHAN API (FIRE DOOR)
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pembuatan pintu-pintu besi seperti yang dinyatakan / ditunjukkan
dalam gambar.
147
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Persyaratan Bahan
Bahan pintu ruang tahan api dengan spesifikasi sbb :
a. Klasifikasi kelas 1 (6R)
Bahan daun pintu tebal 90mm, tebal pintu total 345mm.
b. Ukuran
Nett thickness : 110mm
Total thickness : 345mm
Clear opening lebar : 12.000mm
Clear opening tinggi : 2.000mm
Wall opening lebar : 1800mm
Wall opening tinggi : 2.300mm
Ketebalan tembok : 345mm
c. Material
Konstruksi material terdiri dari outer dan inner plates superloy pada seluruh permukaan
daun pintu yang tahan terhadap pengaruh dari oxyacetylene cutting torch, abrasive
wheels, ratating dan jack hammers, carbide drills, hole saws, diamond core drill, dan
shaped explosive charges, dan tahan api melebihi dari 2 (dua) jam.
d. Mekanisasi Penguncian
1) Menggunakan 3 (tiga) buah combination locks dengan Counter Spy Dial, untuk
pintu utama dan satu buah kunci untuk daygate (pintu terali) sehingga dapat
dikontrol oleh 3 orang.
2) Setiap combination locks mempunyai Four Tumbler combination, sehingga
dapat menciptakan 100 juta macam angka kombinasi.
3) System pengunci menggunakan stainless steel full height Locking Bar pada
ketiga sisi pintu yaitu :
Movable Locking Bar
Dead Bolt Locking Bar pada sisi engsel.
Dilengkapi satu buah system penguncian Locking Bar dari sisi bawah pintu
yang mana bila pintu ditutup akan keluar secara otomatis.
System mekanisme penguncian tersebut diatas ditambah penggunaan 3 (tiga)
buah Combination locks ini memberi keamanan maximal sesuai dengan
Standard International.
e. Door Sill
Setiap pintu mempunyai flat sill sehingga tinggi lantai dalam dan diluar khasanah sama.
Keuntungan dari equilevel sill ini adalah tidak dibutuhkan sebuah foot brigde yang
sangat mengganggu, sill ini akan otomatis naik bila pintu khasanah ditutup.
148
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
f. Finish
Finishing seluruh pintu kluis serta frame dan daygate menggunakan plat staimless
steel.
g. Daygate
Setiap vault door dilengkapi dengan Daygate stainless steel frame yang dapat dikunci
dari luar dan dalam ruangan.
h. Door Stop
Vault door dilengkapi dengan bumper karet untuk menahan pintu pada keadaan
terbuka 180 derajat.
i. Hinges
Pintu kluis dilengkapi dengan single tested hinges dan mempunyai daya tahan
kekuatan 3 kali lipat dari berat daun pintu kluis, dan single unit tested hinges adalah
anti-friction bearings dapat menahan gesekan antara pintu kluis dengan hinges
(engsel).
j. Door Switch Built-in
Setiap vault door terdapat 2 (dua) buah door switch.
Door switch tersebut dihubungkan dengan airguard, alarm security, penerangan
(lighting) ke dalam ruang Khasanah.
k. Fungsi Door Switch
Bila pintu kluis dibuka penerangan di ruang Kahsanah secara otomatis menyala dan
airguard secara otomatis terbuka dan udara AC masuk ke dalam ruang Khasanah
alarm akan berfungsi bila pintu kluis tertutup.
l. Time Lock (Optional)
Setiap vault door dapat dilengkapi dengan 3 precision movement shock proof time lock
yang dapat mengunci vault door sampai 144 jam.
Setiap time lock terdiri dari 3 buah timer mekanis yang sangat presisi, sehingga bila ada
salah satu macet masih ada dua buah cadangan.
149
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Konstruksi
Emergency vault ventilator dibuat dari plat besi baja dan dilas menjadi satu kesatuan
yang kuat dan pada saat pemasangan dilas pada angkur yang disediakan pada
dinding.
d. Cara Kerja
150
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Sebuah operating handle yang dapat ditarik dan diputar untuk membuka Emergency
vault ventilator. Pada keadaan terbuak, sebuah fan menyala yang meniup angin ke
dalam ruang khasanah.
e. Lampu
Setiap vault ventilator dilengkapi dengan longlife flourecent light yang menyala selama
24 jam
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneiliti dan
mendata setiap ukuran di lapangan, detail-detail sesuai gambar sebelum di fabrikasi.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan di tempat pekerjaan harus ditempatkan
pad ruang/tempat yang terlindung dari cuaca dan bebas dari karat-karat dan
goresan.
c. Pemasangan di site dilakukan dengan menggunakan angkur pada kolom praktis
yang dilas pada kusen dan dilakukan penyetelan mekanisme pintu langsung pada
tempatnya.
d. Dalam melaksanakan pekerjaan pemasangan pintu tahan api ini dikerjakan oleh
tenaga ahli yang benar-benar berpengalaman tentang pekerjaan pintu tahan api.
e. Kontraktor dapat mengajukan alternatif sehubungan dengan kecepatan pelaksanaan
dengan bahan atau tipe yang berkualitas lebih baik dan memenuhi semua
persyaratan yang disebutkan dalam spesifikasi dan haurs mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Lapangan/Konsultan MK.
f. Kontraktor harus bertanggung jawab atas segala kerusakan, cacat ataupun masalah
dalam pemasangan meskipun mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan MK. Sema perbaikan, penggantian ataupun alat bantu
pemasangan tambahan ditanggung oleh kontraktor.
g. Apabila pekerjaan yang membutuhkan angker di dinding ataupun di struktur,
pemasangannya harus disesuaikan dengan keadaan ditempat secara cermat.
h. Pintu tahan api dipastikan dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tetapi tidak
longgar. Bilamana terjadi cacat atau kerusakan lainnya sebelum masa pemeliharaan
berakhir harus dibongkar dan diganti.
i. Bar handle dan lever handle dipasang setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan MK.
151
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 11
PEKERJAAN KACA
1. Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan kaca yang lengkap dan sesuai dengan
yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
b. Pekerjaan lain yang terkait :
Pekerjaan komponen pintu/ jendela.
Pekerjaan sanitair untuk kaca cermin.
Pekerjaan lain yang mengikuti spesifikasi ini
152
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Submittals
2.1 Shop Drawing
a. Gambar kerja yang lengkap dan jelas menunjukkan :
Detail dalam skala besar untuk setiap jenis profile sistem sambungan, sistem
pemasangan setiap jenis kaca dan komponen lain yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan yang sempurna. Perubahan dimungkinkan hanya
karena hasil review dan evaluasi atas test mock-up yang harus diadakan,
perubahan harus disetujui Pengawas lapangan.
b. Sistem pemasangan.
Gambar kerja dan pelaksanaan yang menunjukkan :
Sistem konstruksi penyangga kaca dan penempatannya terhadap kusen
ataupun panel pintu.
Jenis kaca dan tebal kaca.
153
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2.7 Penjadwalan
Koordinasi pekerjaan dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait dengan
pekerjaan dinding kaca untuk pekerjaan yang sempurna, dan tidak menghambat
jadwal pekerjaan lain. Beri tanda pada bidang/ tempat kerja dari setiap pekerjaan
yang terkait (bila perlu)
a. Pekerjaan Mock-up
b. Pekerjaan Komponen dinding kaca
3. Bahan
3.1 Spesifikasi Bahan.
a. Bahan kaca & cermin harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982
b. Bahan harus bebas cacat dan noda, bebas sulfida, maupun bercak lainnya
c. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan dari Pengawas.
d. Sisi kaca yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus
digerinda/dihaluskan hingga tidak tajam dan berbahaya.
Bahan 1
a. Jenis : Kaca
b. Type finishing permukaan : On Line
c. Produksi : Asahimas atau setara
d. Ketebalan : 5 mm/ditentukan lain
e. Bahan pengisi siar : disesuaikan
154
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
f. Warna : Clear
g. Ukuran : gambar Shop Drawing
h. Posisi : Jendela (Bovenlicth).
Bahan 2
a. Jenis : Kaca
b. Type finishing permukaan : On Line
c. Produksi : Asahimas atau setara
d. Ketebalan : 8 mm/ditentukan lain
e. Bahan pengisi siar : disesuaikan
f. Warna : Clear
g. Ukuran : gambar Shop Drawing
h. Posisi : Pintu dan Jendela
Bahan 3
a. Jenis : Kaca Tempered
b. Type finishing permukaan : On Line
c. Produksi : Asahimas atau setara
d. Ketebalan : 12 mm/ditentukan lain
e. Bahan pengisi siar : disesuaikan
f. Warna : Clear
g. Ukuran : gambar Shop Drawing
h. Posisi : Pintu Utama, Pintu Koridor
Bahan 4
a. Jenis : Kaca
b. Type finishing permukaan : -
c. Produksi : Asahimas atau setara
d. Ketebalan : 6 mm/ditentukan lain
e. Bahan pengisi siar : -
f. Type : Clear
g. Ukuran : gambar Shop Drawing
h. Posisi : Cermin toilet
155
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.2 Fabrikasi
a. Kaca.
Dimensi dalam gambar rencana harus diperiksa dan disesuaikan pada Shop
Drawing berdasarkan hasil pengukuran di lapangan.
b. Cutting/Pemotongan.
Sesuai dengan peraturan pabrik pembuat dan tidak dilakukan di lapangan.
4. Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian, dan
syarat pekerjaan dalam buku ini
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
c. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Pengawas
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan
diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur
namun menggunakan potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem
aci
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus
f. Pemotongan kaca harus disesuaikan dengan rangka/kusen, minimal 10 mm
masuk ke dalam alur kaca pada kusen
g. Pembersih akhir kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca setara merk Windex
h. Cermin dan kaca harus terpasang dengan rapi serta sisi tepi harus lurus dan rata,
bebas dari noda, dan bekas goresan.
Pasal 12
PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu / daun jendela seperti kunci, engsel dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
156
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
dan daun jendela aluminium seperti yang ditunjukkan / disyaratkan dalam detail
gambar.
2. Persyaratan Bahan
2.1. Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian
“hardware” akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut
kepada Direksi Lapangan / Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.
2.2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berrukuran 3x6cm dengan tebal 1mm. Tanda pengenal ini dihubungkan degan
cincin nikel kesetiap anak kunci.
2.3. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan “Backed Enamel Finish”
yang delengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor
pengenalnya. Lemari berukuran lebar x tinggi adalan 40x50cm, dengan tebal 15cm
berdaun pintu tunggal memekai engsel piano dan handle aluminium.
g. Untuk pintu-pintu pagar besi digunakan general besi dengan kunci gembok
merk Kend yang tercakup dalam sistim Masterkey.
4. Persyaratan Pelaksanaan
a. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah
dipasang ± 32cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang
ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan
pintu, engsel tengeh dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
d. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
e. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
f. Kontarktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua
data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam Gambar
Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.
g. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus desetujui dahulu oleh Direksi
Lapangan / Konsultan MK / Perancang.
158
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 13
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITAIR
a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, peralatan, bahan untuk
pemasangan semua fixtures pada ruang dapur dan toilet. Termasuk dalam pekerjaan
peralatan dan perlengkapan daerah basah ini adalah penyediaan tenaga kerja,
pengadaan dan pemasangan, bahan-bahan, peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
ini termasuk alat bantunya dan alat angkut bila diperlukan untuk pekerjaan peralatan dan
perlengkapan saniter ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar-gambar, uraian
dan syarat-syarat di bawah ini.
2.2 Pantry
Sink (Stainless Steel) : MODENA, BLANCO, ROYAL
Kran air : TOTO, SAN EI, AMERICAN STANDARD
2.3 Submittal.
a. Contoh Bahan.
Tunjukkan contoh bahan kepada Pengawas. Bahan yang dipilih adalah bahan
yang telah mendapat persetujuan dari Pemilik/ Perencana/Direksi Lapangan /
Konsultan MK.
b. Shop Drawing.
Buatkan Shop Drawing secara lengkap, jelas, dan terinci yang dapat
menjelaskan :
- Type dan tampak setiap jenis sanitair.
- Posisi penempatan setiap titik pemipaan.
- Posisi penempatan fixture sanitair.
159
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
- Detail sambungan.
- Detail fitting dan plumbing.
- Detail pertemuan saniter dengan komponen bangunan lainnya yang
berhubungan, misal dengan pola keramik lantai maupun dinding.
Ukuran harus lengkap dan jelas, lakukan pembuatan detail dalam skala
yang jelas (1:1, 1:2, 1:5, atau 1:10).
Tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum ada persetujuan dari
Shop Drawing.
c. Pelaksanaan
3.1 Persiapan.
a. Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar yang ada dan
kondisi lapangan termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan dan cara
pemasangan juga detail yang sesuai gambar .
b. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkan
kepada Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
c. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
160
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.2 Pemasangan
a. Kontraktor harus memastikan bahwa seluruh sistem plumbing bersih dari
segala kotoran, puing, ataupun cairan sebelum tes dilaksanakan.
b. Pekerjaan harus sesuai dengan Shop Drawing yang telah disetujui.
c. Bila terjadi perbedaan antara gambar dengan di lapangan pada saat
pelaksanaan Kontraktor wajib memberitahukan kepada Pengawas Lapangan
secepat mungkin.
d. Peralatan sanitair harus terlindung dari goresan, benturan, ataupun cipratan
agregat oleh pekerjaan terkait lainnya yang mengakibatkan cacat unit sanitair.
3.3 Testing
a. Seluruh sistem sanitair harus dites secara keseluruhan untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengawas.
b. Kontraktor wajib memperbaiki/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya sendiri selama
kerusakan bukan disebabkan Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
c. Kontraktor harus membersihkan kembali seluruh sistem plumbing dan sanitair
setelah pengujian selesai dan harus mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan.
Pasal 14
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Meliputi pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
pengecatan sesuai dengan RKS serta Gambar Kerja.
1.2. Dinding yang tidak dilapisi dengan bahan pelapis apapun, penyelesaiannya
dengan menggunakan cat tembok.
1.3. Jika sesuatu bagian atau permukaan tidak disebutkan dalam spesifikasi ini pelapis
catnya sama dengan pelapis yang dipakai untuk area dinding plafond dengan
material yang sejenis dan atau menyerupai, atau sesuai petunjuk dari Perancang /
Direksi Lapangan / Konsultan MK.
161
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1.4. Pekerjaan ini meliputi pemeliharaan setelah pekerjaan pengecatan selesai. Barang
atau bagian pekerjaan lain yang rusak atau kotor diakibatkan oleh pekerjaan
pengecatan menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk membersihkannya maupun
penggantian kerusakan jika diperlukan.
2. Persyaratan Bahan
2.1. Bahan cat, berkualitas baik yaitu setara dengan produksi ICI Dulux, Mowilex atau
Propan, warna sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana atau Pemilik Proyek
2.4. Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan,
tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek dan Direksi
Lapangan / Konsultan MK.
2.5. Pengiriman cat, harus disertakan sertifikat dari agen / distributor yang dinyatakan
bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya. Kontraktor bertanggungjawab, bahwa
warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan RKS.
2.6. Warna
a. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan,
Kontraktor harus mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Direksi
Lapangan / Konsultan MK.
b. Perancang / Direksi Lapangan / Konsultan MK menentukan warna pilihannya,
Kontraktor menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh,
atas biaya Kontraktor.
3. Pekerjaan Persiapan
162
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
163
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
164
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 15
PEKERJAAN TANGGA
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, peralatan, bahan untuk
pemasangan lantai tangga beserta kelengkapannya.
2. Bahan-bahan
Lantai dari Hoatau dinyatakan lain sesuai gambar, bagian ujung tangga dipasang
dengan anti slip 10 x 60 cm, anti slip terbuat dari potongan homogeneus tile.
Railing tangga terdiri dari black steel finish cat atau dinyatakan lain sesuai gambar
Railing lain adalah pipa black steel finish cat Ø 2” dan Aksesoris atau bahan bantu
lainnya.
3. Pelaksanaan
3.1. Pemasangan baluster besi dilakukan pada saat pengecoran beton anak tangga.
3.2. Pada setiap hubungan las harus diamplas rapi.
3.3. Motiv desain sesuai dengan gambar kerja
3.4. Pola pemasangan, sistim penyambungan dan pertemuan sudut harus rapih serta
sebelumnya harus menyampaikan shopdrawing.
3.5. Untuk mencegah terhadap rusak/cacat, harus diberi pelindung sampai dengan
seluruh pekerjaan selesai.
165
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 16
PEKERJAAN BESI NON- STRUKTUR
1. Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan penyediaan dan pemasangan besi galvanize ataupun stainless
steel lengkap terpasang, termsauk pekerjaan lainnya seperti angkur, struktur
penguat, pengikat dan komponen-komponen lainnya yang dianggap perlu untuk
menyelesaikan pekerjaan ini.
Pekejaan ini dikhususkan untuk daerah dalam dan luar, railing, pintu pintu, rangka
plafon, profil-profil, dan sesuai dengan gambar rencana.
1.2 Submittal
a. Mock up
a.1 Buatkan 1 (satu) buah mock up dengan modul 4 x 4 M2 pada tempat
yang akan disepakati konstruksinya baik dilapangan atau dipabrik.
a.2 Mock up meliputi pekerjaan terkait, antara lain
Kaca Dinding
Granit/Marmer
Angkur,baut,dan perlengkapannya
Sealant
Stainless Steel
a.3 Mock up adalah untuk
Memperlihatkan system penyambungan, pengelasan, pengganjalan,
dan lain lain detail yang disyaratkan
Memperlihatkan pemakaian bahan bahan yang terkait
Sehingga memenuhi criteria rancangan dalam spesifikasi teknis
setiap pekerjaan terkait.
Pelaksanaan tidak diperkenankan melakukan kegiatan sebelum
mock up terakhir dapat persetujuan dari pemberi tugas
b. Shop Drawing
b.1. Buatkan shop drawing secara lengkap, jelas dan terperinci yang dapat
menjelaskan :
Type dan tampak
166
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1.3. Sertifikat
Pernyataan bahwa pelaksanaan dan penggunaan baik material/bahan adalah asli,
baru, maupun metode pengerjaan sudah sesuai dengan yang disyaratkan oleh
pihak manufacturer.
1.5 Jaminan/Garansi
a. Umum : Berikan jaminan bahwa hasil pekerjaan baik dan tidak terdapat
bagian bagian yang rusak atau cacat baik karena bahan maupun karena
pengerjaan.
b. jaminan/garansi diterbitkan untuk kepentingan pemilik/pemberi tugas pada
dan terhitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan.
167
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Bahan
2.1 Type Bahan
a. Galvanize Steel
1. Pipa besi digunakan adalah GIP dengan bentuk O dan ukuran sesuai
yang tertera pada gambar.
2. Baja porfil yang digunakan adalah baja ST 37 dengan bentuk dan ukuran
sesuai yang tertera pada gambar.
3. Pipa besi yang digunakan adalah carbon steel ST 37 dengan ukuran
sesuai yang tertera pada gambar.
b. Stainless Steel
a. Baja mengadung nikel ( NI ) dan chrome ( Cr ) lebih dari 12%, harus
memenuhi standard AISI 304.
b. Harus tahan karat ( dengan perllindungan PVC Coating)
c. ype Hairline atau sesuai dengan gambar.
d. Celah antar plat stainless steel minimum 1 cm
2.2 Fabrikasi/Assembling
a. Fabrikasi
1. Semua jenis pekerjaan besi ( Galvanize & Stainless ) harus
dipabrikasikan di worksop/pabrik atau disesuaikan dengan lapangan.
2. Untuk jenis yang dapat dirakit, harus dilaksanakan worksop dan siap
dipasang dilapangan. Jika tidak dapat dipra-kit, akan tetapi sudah siap
dirakit dilapangan atau dipasang pada bangunan ( Struktur yang ada )
3. Semua sambungan harus dikerjakan dengan mesin, lurus,rata tidak
goyang atau bergerak, dan bentuk sambungan sesuai dengan standard
toleransi untuk sambungan yang tahan korosi
168
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
b. Toleransi Fabrikasi
1. Pengelasan, tidsk terlihat pada bagian yang akan terlihat mata langsung.
Tidak diperkenankan menggunakan las titik
2. Semua toleransi ini harus saling disesuaikan dengan persyaratan
toleransi yang ditetapkan dalam spesifikasi pekerjaan besi.
3. Pelaksanaan
3.1 Persiapan pelaksanaan
Lakukan pengukuran pada tempat dimana akan dipasang sesuai dengan jenis dan
type yang direncanakan. Berikan catatan jika ternyata ada penyimpangan ukuran.
Siapkan peralatan peralatan/perlengkapan perlengkapan pembantu untuk
memudahkan pemahaman sehingga siap melaksanakan pekerjaan.
3.2 Pemasangan
a. Persiapan
Koordinasikan pemasangan material, bersama sama pihak terkait paling
lambat 10 hari sebelum pemasangan
Distribusikan hasil koordinasi pada semua pihak terkait.
Buat shop drawing,diagram dan panduan panduan pemasangan yang
terpadu antara semua bagian curtain wall dan meliputi semua alat Bantu
dan material.
Rakit semaksimal mungkin bagian pekerjaan besi tersebut dibengkel
kerja tanpa menyulitkan pengakutan, untuk mengurangi sebanyak
mungkin deviasi rangkaian dan untuk membatasi perakitan disitus kerja.
b. Pekerjaan Galvanize Steel
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar
gambar dan kondisi dilapangan. Untuk mendapatkan profil yang tepat,
bentuk, ukuran, berat dan detail detail konstruksi yang ditunjukkan pada
gambar rencana.
169
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
170
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
171
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 17
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan bantu yang menunjang untuk
pelaksanaan konstruksi atap bangunan dan dipasang pada bagian-bagian atap sesuai
dengan yang tertera dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah Metal Zincalum dengan ketebalan minimal 0,35 mm
setara Lysag Bluescope, Maharoof, Sakura Roof, Intiroof.
b. Bahan atap yang digunakan tidak boleh cacat atau pecah, untuk Kontraktor harus
menjaga dengan baik terhadap bahan sebelum atau sesudah pemasangan.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus meneliti kembali ukuran dan
peil dilapangan untuk menyesuaikan dengan gambar rencana.
b. Pemasangan genteng ini tidak jauh beda dengan genteng dari tanah liat. Lebarnya
genteng ini mempercepat waktu pengerjaan sebuah rumah. Genteng metal terbuat
dari pelat baja galvanis, yaitu bahan baja yang dilapisi metal zincalume dan aspal
berpasir.
c. Untuk menjaga mutu / kwalitas pemasangan atap sebaiknya dilaksanakan oleh
tenaga ahli dalam pemasangan atap
d. Kontraktor harus menunjukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan
MK untuk mendapat persetujuan.
e. Metode pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti system dan ketentuan yang berlaku
menurut produsen bahan atap metal yang digunakan.
172
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 18
PEKERJAAN KANSTEEN
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan, peralatan,
pengangkutan dan pelaksanaan pekerjaan kanstin pada bagian pinggir perkerasan pada
lokasi-lokasi sebagaimana terlihat pada gambar yang terbuat dari adukan beton.
2. Bahan-Bahan
Terbuat dari block beton pracetak dengan ukuran 15 x 60 x 30 cm atau sesuai gambar,
kekuatan tekan karakteristik dari beton antara 225 kg/cm2, produksi setara PT. Conbloc
Indonesia, Celcon Block, Dusaspun.
3. Pelaksanaan
a. Daerah yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan digali sampai
bentuk dan kedalaman yang diperlukan dan pondasi dimana kerb tersebut akan
ditempatkan sampai suatu permukaan yang rata. Semua bahan yang lunak dan tidak
sesuai harus dikeluarkan dan diganti yang sesuai dan dipadatkan secara
menyeluruh.
b. Kerb dibuat dengan teliti sesuai dengan gambar detail, garis-garis dari ketinggian
sebagaimana terlihat pada gambar atau petunjuk Direksi. Semua kerb yang harus
dibuat dengan menggunakan cetakan-cetakan lengkung atau unit-unit pracetak yang
melengkung.
c. Block-block kerb harus diletakkan dengan sambungan-sambungan yang serapat
mungkin.
d. Setelah suatu pekerjaan beton dicor ditempatkan mengeras dan block-block kerb
telah dipasang menurut persyaratan, maka daerah galian yang tersisa harus diurug
dengan bahan yang disetujui. Bahan ini harus ditempatkan dan dipadatkan.
173
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL DALAM
GEDUNG
PASAL 1
SYARAT-SYARAT UMUM
1. Umum
Persyaratan ini rnerupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada klausal dari
persyaratan ini yang dituliskan kernbali dalarn persyaratan umum ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausal-klausal tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul-klausal tersebut atau bukan berarti rnenghilangkan klausal-klausal lainnya dari
syarat-syarat umurn.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini rnerupakan satu kesatuan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau
peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya
dinyatakan dalarn salah satu.
178
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
179
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
180
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
gambar blue print (cetak biru) sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as
built drawings). As built drawings harus diserahkan kepada Manajemen
Konstruksi ( MK )/MK segera setelah selesai pekerjaan.
4. Koordinasi
a. Kontraktor pekerjaan instalasi Elektrikal dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus
bekerja sama dengan Kontraktor bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah
ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu
tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
5. Daftar Bahan dan Contoh
a. Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Kontraktor menerima
pemberitahuan meneruskan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja), kecuali apabila
ditunjuk lain oleh Pemberi Tugas, Kontraktor diharuskan menyerahkan daftar dari
material-material yang akan digunakan.
Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum data-
data teknis, tipe/ jenis yang diusulkan, nama-nama dan alamat manufacture,
katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Manajemen
Konstruksi ( MK ). Persetujuan oleh Manajemen Konstruksi ( MK ) akan
diberikan atas dasar diatas.
b. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada
Manajemen Konstruksi ( MK ), untuk persetujuannya. Semua biaya yang
berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah
menjadi tanggungan Kontraktor.
c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi
teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh
orang- orang yang ahli. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas
segala ukuran kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila
terdapat keragu-raguan, Kontraktor harus segera menghubungi Manajemen
Konstruksi ( MK ) untuk berkonsultasi.
d. Pengarnbilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang tidak sesuai
dengan spesifikasi teknis harus dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas,
Manajemen Konstruksi ( MK ) dan Perencana, apabila terjadi kekeliruan maka hal
tersebut menjadi beban tanggung jawab Kontraktor. Untuk itu pemilihan
equipment dan material tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi
Tugas.
181
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
182
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
183
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek
dan diserahkan pada Manajemen Konstruksi ( MK ) untuk diketahui/disetujui.
b. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas dan Manajemen
Konstruksi ( MK ) dalam rangkap 5 (lima) mengenai hal-hal sebagai berikut :
1) Hasil pengetesan kabel-kabel instalasi Elektronik (merger tes dan pemberian
tegangan dan grouping).
2) Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3) Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh
Manajemen Konstruksi ( MK ).
13. Penanggung Jawab Pelaksana
a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menempatkan
seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan
harus selalu berada di lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Kontraktor
dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi-instruksi dari
Pemberi Tugas dan Manajemen Konstruksi ( MK ).
b. Penanggung jawab tersebut harus berada di tempat pekerjaan selama jam kerja
dan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada saat yang dikehendaki
oleh Pemberi Tugas dan Manajemen Konstruksi ( MK ).
c. Petunjuk, dan perintah Pemberi Tugas dan Manajemen Konstruksi ( MK ) dalam
pelaksanaan akan disampaikan langsung kepada pihak Kontraktor melalui
penanggung jawab Kontraktor.
14. Perubahan, Penambahan dan Pengurangan Pekerjaan
a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang
disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan Manajemen Konstruksi ( MK ) dan Perencana.
b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Kontraktor harus menyerahkan
gambar perubahan yang dimaksud kepada Perencana dan Manajemen
Konstruksi ( MK ) dalam rangkap 4 (empat) untuk disetujui.
c. Penggantian dan perubahan material, dan lain sebagainya, harus diajukan oleh
Kontraktor kepada Pemberi Tugas secara tertulis. Perubahan-perubahan material
dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus
disetujui secara tertulis oleh Pemberi Tugas.
184
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
185
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
186
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
187
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 2
PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL
1. Umum
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga
kerja, pemasangan, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi
calon operator, sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan baik.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan Panel Tegangan Rendah (TR), Kontraktor elektrikal bekerja sama
dengan user dan PLN.
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel utama tegangan rendah
380V/220V (SDP).
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan rendah
lengkap dengan kabel fitting lainnya :
1) Dari Panel TR disambung ke SDP menggunakan kabel jenis NYFGBY.
2) Dari SDP menuju ke Panel Sub Sub Distribusi, menggunakan kabel NYY.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai tipe dan ukuran kabel
tegangan rendah sesuai dengan gambar rencana.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel-panel tegangan rendah.
f. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak, meliputi :
1) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur lampu dan jenis lampu
sesuai gambar rencana.
2) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak .
3) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, grid switch dan saklar
tukar.
4) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kabel
serta berbagai aksesoris lainnya seperti : box untuk saklar dan stop kontak,
junction box, fleksibel conduit, bends/elbows, socket dan lain-lain.
5) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan
dan stop kontak.
g. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan lengkap
dengan box kontrol, elektroda pentanahan dan aksesoris lainnya.
h. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem penangkal petir lengkap
dengan aksesoris lainnya.
i. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar
dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, kabel rack, kabel
ladder, kabel tranking, support equipment dan aksesoris lainnya.
188
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
189
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Kerja starter motor Y-D adalah automatic starter motor Y-D dan
harus dapat dihidupkan secara manual atau remote. Masing-masing
starter motor Y-D terdiri dari :
a) 3 buah kontaktor daya
b) 1 thermal overload relay
c) 1 motor timer
d) 1 tombol start stop
e) 1 selector switch 3 posisi (local, stop, remote)
f) 3 indicator lamp :
- Merah : Fault
- Hijau : Stop
- Orange : Start
a. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan. Setiap
lemari hanya dapat dibuka bila semua peralatan bertegangan dalam lemari
tersebut telah off/mati.
b. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat
kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.
c. Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang dihubungkan
dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya
dapat dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah off/mati. Letak engsel
maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.
d. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :
1) Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium.
2) Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan,
kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara
galvanisasi atau Chromium Plating atau dengan Zinc Chromate Primer.
Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven warna abu-abu
atau warna lain yang disetujui Direksi.
e. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker
(MCB) dengan kapasitas minirnal 2 - 10 A ( Ex.Clipsal, Hager, ABB, Scheineder,
Seimens ). Circuit Breaker lainnya harus dari tipe Moulded Case Circuits Breaker
(MCCB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana dengan breaking
capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana. Circuit Breaker harus dari
tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit.
190
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Main CB dari setiap panel harus dilengkapi dengan shunt trip terminals dan kabel
control harus tahan api.
f. Magnetic Connector harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan
kumparan kontaktor harus sesuai untuk tegangan 220 V, 50 Hz dan tahan bekerja
kontinu pada 10% tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan
sempurna pada 85% tegangan nominal. Magnetic Contactor harus dari
Telemekanik dan yang setaraf.
1) Ampere meter
a) Class : 1,5
b) Over load cap : 1,2 x In continue
c) Ukuran : 6 x 6 mm
d) Skala : 0-2500 Amp
e) Tipe : Moving iron, untuk pengukuran AC
f) Ketelitian : ±1,5% untuk pengukuran AC
2) Voltmeter
a) Class : 1,5
b) Over load cap : 1,2 x In continue
c) Ukuran : 6 x 6 mm
d) Skala : 0- 500 Amp
e) Tipe : Moving iron, untuk pengukuran AC
f) Ketelitian : ± 1,5% untuk pengukuran AC
3) KWH Meter
a) Rated voltage : 3 x 300 Volt
b) Rated current output transformer : 30 (120) Amp
c) Acuracy class :2
d) Base plate of moulded plastic
e) The Subcontractor register : 6 (six) cipher rollers single
pengukuran tarif
4) Lampu indicator
a) Tubular lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm
b) Warna : merah, kuning, biru
5) Push button
Panel mounting, double on -1, off - 0 semua push-button dilengkapi
dengan lampu indikator untuk menyatakan sistem dalam on atau off.
6) Relay-relay
Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder PLN, dilengkapi
dengan relay proteksi OL (Over Load), SC (Short Circuit) dan UV
191
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
192
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
l. Pembuatan Panel
Bahwa panel yang disebut di bawah ini harus dibuat oleh Panel Maker yang
bersertifikat.
4. Kabel Daya Tegangan Rendah
4.1. Umum
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran
dan tipe yang sesuai dengan gambar rencana (NYY, NYFGbY, FRC, NYM,
NYA, 0,6/1 KV) kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard
SII atau S.P.L.N.
Instalasi dan Pemasangan Kabel
a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
peraturan PUlL 2000 dan SNI 04-0255-2000. Semua kabel/kawat harus
baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor
dan jenis pintalannya. Semua kawat dengan penampang 6 mm2 ke atas
haruslah terbuat secara disiplin (stranded). Instalasi ini tidak boleh
memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm2 kecuali untuk
pemakaian remote control. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang
dipakai ialah dari tipe :
1) Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan conduit UPVC High
Impact ( Ex.Clipsal,Ega,Double H ).
2) Untuk kabel distribusi menggunakan kabel NYY, FRC dan NYFGbY (
Ex. Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Tranka Cable).
b. “Splice”I Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun sambungan-sambungan baik
dalam feeder, dalam tanah (tertanam) maupun cabang-cabang, kecuali
pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible).
Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan
harus teguh secara elektrik, dengan cara-cara solderless connector.
Jenis kabel tekanan, jenis compression atau soldered. Dalam membuat
splice, konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan
baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel
telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tiang
lampu harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang
193
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
194
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
195
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1) Factory Test
2) Pengetesan Individual
Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari
pengetesan sebagai berikut.
a) Pengetesan ukuran tahanan hantaran
b) Pengetesan dielektrik
c) Pengukuran loss factor
3) Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan
dipakai. Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai berikut :
a) Test tegangan impuls
b) Mekanikal I
c) Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature
d) Pengetesan dielektrik
e) Pengetesan perambatan (Creep Test)
4) Site Test
Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam,
penyambungan- penyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka
dilakukan pengetesan dielektrik/insulation test. Marking kabel untuk
pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak dapat
dihapus.
h. Garansi
Sertifikat pengetesan dari pabrik pembuat kabel harus disertakan pada
penyerahan kabel. Bila kabel yang bersangkutan mengalami kegagalan
dalam pengetesan, maka pabrik pembuat kabel dan Kontraktor
bertanggung jawab atas kabel tersebut, sampai kabel tersebut dapat
berhasil dalam pengetesan ulang dan diterima baik oleh MK/ Manajemen
Konstruksi ( MK ).
196
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
kuat terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari diffuser itu
sendiri.
c. Reflector terutama untuk ruangan kantor harus memakai bahan tertentu,
sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.
d. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus
cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan
tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu
itu sendiri.
e. Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam
box harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak
menempel pada ballast atau kapasitor.
f. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan
karat, kemudian difinish dengan cat akhir dengan oven warna putih.
g. Box terbuat dari glass-fibre reinforced polyster dengan brass insert harus
tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear
polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.
h. Pelat sisi dari armatur lampu tipe TKI atau TKO harus mempunyai
ketebalan minimum 0,7 mm.
i. Ballast harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula dipergunakan
single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).
j. Tabung Fluorescent harus dari tipe TL-D, tipe Daylite w/54.
k. Armatur Down light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan
harus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser
harus dari bahan gelas susu atau satin etached opal plastic. Armatur down
light tersebut harus tahan terhadap bahan kimia maupun gas kimia.
Konstruksi armatur down light harus kuat untuk dipasang dengan lampu
PLC-18 W disesuaikan dengan gambar rencana. Lubang-lubang ventilasi
harus ada dan ditutup dengan kasa nylon untuk mencegah masuknya
serangga. Diffuser terpasang pada dudukan ulir, tidak boleh dengan
memakai paku sekrup.
l. Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan
desain Arsitek.
5.2. Stop Kontak Biasa
a. Stop kontak dinding yang dipakai adalah stop kontak satu fasa, rating 250
V,13 Ampere, untuk pemasangan di dinding.
b. Stop kontak 1 (satu) fasa dilengkapi dengan saklar dan pilot lamp untuk
pemasangan rata dengan dinding dengan rating 250 V, 13 Ampere.
197
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
198
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari
diameter 19-25 mm.
b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung
junction box yang menempel pada plat beton dan armatur lampu.
c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa
PVC, khusus untuk power high impact conduit-heavy gauge, minimum
diameter 19-25 mm.
d. Seluruh instalasi PVC conduit dilengkapi dengan coupling spacer bar
saddle, adaptor female and male thread, male and female bushe, locknut
dan perlengkapan lainnya.
5.8. Testing/ Pengujian
Testing dilakukan dengan disaksikan oleh MK / Manajemen Konstruksi ( MK )
Lapangan yang disahkan oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi :
a. Test ketahanan isolasi
b. Test kekuatan tegangan impuls
c. Test kenaikan temperature
d. Continuity test
6. Rak Kabel dan Cable Trunking
Rak kabel/kabel ladder yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis kabel
ladder yang terbuat dari Plat Hot Rolled Steel Sheet SPHC dengan ketebalan
minimum 2,0 mm dan standar panjang 3,0 meter dengan finishing Hot Dip Galvanis
dengan ketebalan coating minimum 80 micron.
Cable Trunking dengan ukuran lebar dan tinggi sesuai pada gambar dan standar
panjang 3,0 meter digunakan untuk kabel penerangan, kabel stop kontak dan kabel
daya atau lainnya, terbuat dari Steel Sheet SPCC dengan tebal minimum 1,2 mm dan
difinish secara Hot Dipped Galvanized, dan diberi penutup. Seluruh Cable Ladder dan
Cable Trunking harus dilengkapi dengan peralatan aksesoris dan penggantung.
7. Sistem Pembumian
Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing
peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan
pada elektroda pembumian baik secara terpadu.
Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 50 mm2 dan harus
ditanam minimal sedalam 6 m, sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal
2 Ohm. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan
pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standar-standar yang berlaku dalam
PUlL 2000 dan SNI 04-0255-2000.
199
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
200
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
201
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
202
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
203
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
204
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
<= 10 6 mm2
16 mm2 10 mm2
35 mm2 16 mm2
70 mm2 50 mm2
120 mm2
70 mm2
95 m
> = 150 mm2
9. Pengujian
a. Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasangm harus diadakan
pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah
dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan
LMMK/PLN serta instansi lainnya yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan
tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistem
untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik.
Semua biaya yang timbul dari pelaksanan pengujian menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.
b. Test meliputi tes beban kosong (no load test) dan test beban penuh (full load
test).
1) No Load Test
Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan ditest satu per satu seperti
misal pengujian instalasi 0,6/1 kV (kabel tegangan rendah) :
a. Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1000 V.
b. Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1000 V.
c. Pengukuran tanahan pentanahan.
Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan/hasil pengujian
pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya
harus dilaksanakan secara keseluruhan (full load test).
2) Full Load Test (Test Beban Penuh)
Test beban penuh ini harusdilaksanakan Pelaksana Pekerjaan sebelum
penyerahan pertama pekerjaan. Test ini meliputi :
a. Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
205
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Lama test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan
semua biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban
pelaksana Pelaksana Pekerjaan, dengan skedul / pengaturan waktu oleh
MK/Manajemen Konstruksi ( MK ).
Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan MK/Manajemen
Konstruksi ( MK ). Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test
jam untuk lampiran penyerahan pertama pekerjaan.
206
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan
pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan
oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Direksi Lapangan
dan Perencana, maka dapat dipikirkan penggantian merk/ tipe dengan suatu
sanksi tertentu kepada Kontraktor.
PASAL 3
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
1. Umum
Pekerjaan sistem proteksi petir meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan
tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan
dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem proteksi petir dapat
beroperasi dengan baik dan benar.
2. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan
dari sistem proteksi petir yang lengkap sesuai dengan spesifikasi teknik ini, serta
pengurusan ijin dari badan yang berwenang (Departemen Tenaga Kerja).
3. Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standar dan peraturan yang berlaku dari Jawatan
Keselamatan Kerja atau standar/peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.
4. Material
Material yang digunakan dalam sistem proteksi petir harus dalam keadaan baik dan
sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Konsultan Konsultan MK/MK.
Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Konsultan
Konsultan MK/MK sebelum dilakukan pemasangan. Material atau alat-alat yang tidak
sesuai dengan spesifikasi teknik ini akan ditolak. Sistem proteksi petir yang dipakai
adalah Sistem non radio aktif atau elektrostatik.
Komponen - komponen yang dipakai adalah sebagai berikut :
a. Terminasi Udara :
Terminal udara khusus untuk sistem proteksi petir eksternal, yang dimaksudkan
untuk menetralisir awan bermuatan disekitar bangunan gedung dan menangkap
sambaran petir bila terjadi petir.
b. Penghantar / konduktor penyalur :
Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan secara
listrik antara terminal udara dan penghantar / konduktor penyalur vertikal (down
conductor) yang menghubungkan secara listrik antara terminal udara dan
elektroda pembumian.
207
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Proteksi petir ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman energi kilat dari
"terminal udara" ke bumi. Untuk sistem tersebut digunakan jenis kabel yang
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat terminal udara.
c. Sistem Pembumian
Terminal pembumian, terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan
elektroda pembumian, bak kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan
pembumian secara berkala. Elektroda pembumian, terbuat dari Copper Rod pejal
dengan diameter tidak kurang dari 20 mm dan panjang sekurang – kurangnya
6.000 mm dan harus dimasukan ke dalam tanah secara vertikal dan harus
diperoleh tahanan pembumian setinggi – tingginya 5 Ohm.
5. Pemasangan dan Pelaksanaan
Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan petunjuk-
petunjuk dan spesifikasi pabrik.
a. Batang proteksi dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut angker atau
klem. Pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya-gaya mekanis pada
saat timbulnya sambaran petir.
b. Pemegang konduktor/klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan
konduktor untuk mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air.
c. Sambungan - sambungan :
Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang baik dan tidak
mudah terlepas.
Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat adanya
sambungan .
d. Pelindung mekanis
Penghantar pembumian harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan
pipa uPVC tipe high impact.
6. Pengujian
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem proteksi petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengujian terhadap instalasi sistem maupun pembumiannya.
Pengujian yang harus dilakukan :
a. Pengujian tahanan pembumian.
Ukuran tahanan dari pembumian dengan menggunakan metoda standar.
b. Pengujian kontinyuitas.
7. Contoh
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan
digunakan/dipasang, yaitu paling tidak penghantar dan elektroda pembumian yang
208
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
209
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 4
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN FIRE ALARM
1. Umum
Pengertian sistem fire alarm disini adalah sistem deteksi awal terjadinya kebakaran
yang akan memberikan indikasi secara audio maupun visuil, dari mana kebakaran
itu berasal, sehingga dapat diambil tindakan pengamanan sedini mungkin untuk
memadamkan kebakaran. Fire alarm merupakan suatu kesatuan sistem yang
dikontrol dari peralatan sistem kontrol.
2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan
perbaikan selama masa pemeliharaan, izin-izin tenaga teknis dan tenaga ahli.
Dalam lingkup termasuk seluruh pekerjaan yang tertera didalam gambar dan
spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya, sehingga sistem siap
dioperasikan dan dapat beroperasi secara baik. Pekerjaan tersebut terdiri dari
pengadaan dan pemasangan :
a. Pengadaan dan pemasangan 1 (satu) sistem master control fire alarm lengkap
dengan Battery and Charger, Rectifier, Grounding dan Accessories.
b. Pengadaan dan pemasangan central announciator aktif lengkap dengan
indikasi lokasi, display, LED, tombol set dan reset, alarm bell.
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kontrol untuk lift automatic on
dan fire hydrant automatic on.
d. Pengadaan dan pemasangan sub announciator panel lengkap dengan indikasi
lokasi, LED, dan alarm bell serta flesing alarm dan lampu tanda.
e. Pengadaan dan pemasangan termination box fire alarm.
f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis detector, manual
break glass, LED indicating lamp, auxiliaria contact and relay.
g. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis kabel utama dan
kabel distribusi.
h. Pengadaan dan pemasangan kabel dari MCFA (Master Control Fire Alarm) ke
central announciator dan kabel lainnya sehingga sistem dapat beroperasi
dengan baik.
i. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi
dengan baik.
210
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
211
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
• Humadity : 20 - 95%
• Sensitivity : 5 - 15%/ m
• Coverage area : 150 m²
• Sensitiv terhadap black smoke.
c. Ionization smoke detector
Standby voltage : 18 - 40 VDC
Operaling temperatur : 0°C - 38°C
Humidity : 20 - 95 %
Dual chamber
Two wire low current design
Adjustable sensilivity
Sensilivity test points
Flashing LED for visual supervision
Furctional test switch
Optional auxiliary relay
Coverage area : 60 m² 100 m².
d. Rate of rise heat detector
Operating voltage : 30 Vdc
Operating temperature : - 10°C - + 50°C
Type operasi : Normally open
Coverage area : 70 m² - 90 m²
Kenaikan temperatur yang dideteksi 20°C/menit
e. Fixed temperatur heat detector
Operating voltage : 30 Vdc
Operating temperature : 60°C - 80°C
Type operasi : Normally open
Coverage area : 60 m² - 70 m²
f. Base Detector
Dilengkapi dengan LED Indicator
Pemasangan outbow
Harus dapat dipakai semua jenis type detector
g. Combiration rate of rise and fixed temperature heat detector :
Kenaikan temperature yang dideteksi 15° F/menit
Batas temperature yang dideteksi adalah 135° F
Humidity > 90 %
Coverage area : 60 m²
Pemasangan outbow
212
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
213
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
⇒ Sounders :
Pre-signal buzzer Buzzer dan Telephone buzzer.
⇒ Accesories : Voltmeter dan Handset telephone.
j. Battery dan Automatic Battery Charger untuk MCFA :
⇒ Battery dari jenis maintenance free (battery nicad) untuk beroperasi selama
8 jam stand by, 1 jam general alarm.
⇒ Battery charger bekerja secara automatic maupun manual.
⇒ Rectifier system.
k. Sub announciator panel
⇒ Modular construction
⇒ Dilengkapi dengan indicating lamp (LED) dengan nama lokasinya.
⇒ Tombol reset dan tombol disconnect zone
⇒ Bell.
⇒ Emergency Telepon
l. Bahan instalasi
⇒ Pipa conduit PCV kelas haigh Impact.
⇒ Doos penyambungan elbow dan socher
⇒ Klem
⇒ Cable rack tahan terhadap bahan kimia maupun gas kim.
6. Syarat-syarat Fisik
a. Bahan atau paralatan dari klasifikasi atau type yang sama diminta merk atau
dibuat oleh pabrik yang sama.
b. Setiap bagian dari peralatan yang jumlahnya jelas, maka jumlah harus
merupakan suatu unit yang lengkap.
c. Semua peralatan utama sistem ini disarankan produksi AS atau Eropa.
d. Semua bahan atau peralatan harus baru, dalam arti bukan barang bekas atau
hasil perbaikan.
e. Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.
7. Sistem Instalasi
a. Melaksanakan instalasi perkabelan untuk seluruh bangunan secara rapi dan
sempurna serta menyediakan dan memasang perlengkapan deteksi
kebakaran berupa :
214
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
215
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
9. Daftar Material
PASAL 5
PEKERJAAN SISTEM CCTV
1. Umum
Persyaratan umum, persyaratan teknis, gambar-gambar yang disertakan juga
instruksi, informasi resmi yang disampaikan kepada peserta lelang paket ini adalah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Lelang secara keseluruhan
serta prosedur pelelangan paket pekerjaan ini.
Dokumen pelelangan ini merangkum seluruh informasi dan spesifikasi baik
administratif maupun teknis yang diberikan oleh Pihak Pemberi Tugas, Perencana dan
Konsultan MK, di dalam proses pelelangan.
216
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Secara umum paket pekerjaan elektrikal ini meliputi pengadaan, pemasangan, uji
coba, testing dan pemeliharaan peralatan serta instalasi Sistem Tata Suara khususnya
peralatan utama ( digital multiplexer DVR, Personal computer, Keyboard controller,
monitor LCD full screen dan multi screen ), kamera , serta Instalasi/Sistem
pengkabelan, sehingga sistem dapat beroperasi secara baik dan sempurna.
3. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Digital video recorder lengkap dengan
instalasi dimasing-masing gedung.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Keyboard controller disetiap gedung.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian monitor LCD multi screen dan Full
screen lengkap dengan instalasi di setiap gedung.
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Personal Computer (PC) lengkap
dengan software dimasing-masing gedung.
e. Pengadaan, pemasangan dan pengujian UPS dengan kapasitas sesuai gambar
lengkap dengan instalasi.
f. Pengadaan, pemasangan dan pengujian switch hub dan transceiver fiber optic
lengkap dengan konektor di masing-masing gedung.
g. Pengadaan dan pemasangan rak penyimpan peralatan lengkap dengan surge
arrester di masing-masing gedung.
h. Pengadaan dan pemasangan serta pengujian instalasi kamera dengan
menggunakan kabel coaxial RG 6 dan kabel UTP RG 45 Cat 5e untuk kamera
khusus dimasing-masing gedung.
i. Pengadaan, pemasangan serta pengujian instalasi power dengan menggunakan
kabel NYM 3 x 2.5 mm² lengkap pelindung uPVC HI, klem, sock serta aksesoris
lainnya dimasing-masing gedung.
j. Pengadaan, pemasangan serta pengujian kabel transmisi dengan menggunakan
kabel fiber optic multi mode 4 core lengkap dengan pelindung uPC HI serta
aksesoris lainnya.
217
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
218
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
6. Syarat-Syarat Pemeliharaan
6.1. Pemeliharaan Dan Garansi
Untuk peralatan sistem ini Pemborong harus mengadakan pemeliharaan selama 6
(enam) bulan, sejak pemasangan dan bekerja dengan baik setelah serah terima
pertama, yang dinyatakan dengan suatu Berita Acara yang ditanda tangani oleh
Pemilik sesuai prosedur yang telah ditetapkan dan dibuat oleh Konsultan MK.
Untuk hal tersebut maka dalam masa pemeliharaan Pemborong wajib menyediakan
peralatan khusus terpakai dan menjamin tersedianya suku cadang serta tenaga kerja
terampil minimum 2 orang yang selalu berada di lokasi selama 24 jam dengan catatan
tenaga kerja yang berkwalitas.
6.2. Asistensi Dan Training
Selama masa pemeliharaan adalah kewajiban bagi Pemborong untuk :
a. Asistensi/membantu Pemilik di dalam menyiapkan dan menyusun 'user-
data'/'user-program' untuk menentukan dan mendapatkan 'classes of service',
features tertentu serta operasi lain-lain.
b. Melakukan training bagi Pemilik/Operator-operator untuk : mengenal,
mengoperasi, memprogram, trouble shooting, dan lain-lain sedemikian rupa
sehingga pihak Pemilik dapat menggunakan peralatan dengan sebaik-baiknya.
c. Pemborong harus menyusun program training ini, Peserta training dari pihak
Pemilik ditentukan sebanyak 6 orang, dan akan ditentukan kemudian
tambahannya
6.3. Petunjuk Pemeliharaan
a. Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan, Pemborong harus menyerahkan
Buku Petunjuk Pemeliharaan terhadap seluruh peralatan utama (conference
delegate, sistem integrasi,sistem proyektor dan spesialist sound system) dan
Instalasi/fixtures serta daftar material/komponen yang memerlukan penggantian
secara berkala. Buku yang diserahkan harus dalam bentuk edisi lux dan dijilid
dengan rapih dan bagus. Petunjuk pemeliharaan harus mencantumkan ringkasan
dari pemeliharaan berkala yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan
standard/aturan yang berlaku secara umum.
b. Di dalam buku pentunjuk pemeliharaan tersebut harus diuraikan secara jelas dan
ringkas mengenai tatacara/prosedur pemeliharaan, contoh data logbook
pencatatan (harian, mingguan, bulanan dan tahunan).
219
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Jumlah buku yang harus disediakan oleh Pemborong sebanyak 5 (lima) set,
masing-masing 3 set untuk Pemilik Proyek, 1 set untuk Konsultan MK/MK dan 1
set untuk Perencana. Seluruh biaya yang diakibatkan oleh pembuatan dan
pengadaan buku tersebut ditanggung oleh Pemborong.
220
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLUMBING
PASAL 1
1. Umum
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan plambing,
sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri dari :
a. Pengadaan dan pemasangan pompa distribusi dalam.
b. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih dan air kotor, dan air
bekas, Pembuangan Air Hujan dari Roof Top, sesuai gambar rencana dan
spesifikasi, termasuk penyambungan pipa saluran air dari meter air ke ground
water reservoir.
c. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan
plambing.
d. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plambing yang terpasang
termasuk sanitary.
e. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi
Tugas.
f. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as
built drawing bagi instalasi yang telah terpasang.
2. Kualifikasi Pekerja
a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan oleh
pekerja-pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman.
Tukang las harus mempunyai Sertifikat.
b. MK/Manajemen Konstruksi ( MK ) dapat menolak atau menunda pelaksanaan
suatu pekerjaan, bila dinilai bahwa pelaksana tersebut tidak terampil/tidak
berpengalaman.
3. Pengajuan-pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan :
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan/pemasangan
peralatan dan perpipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau
221
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4. Review
MK/Manajemen Konstruksi ( MK ) akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan
dari kontraktor dan memberi komentar atas hal tersebut. Kontraktor harus merevisi
pengajuannya sampai memperoleh persetujuan MK/Manajemen Konstruksi ( MK ).
222
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
8. Garansi
a. Kontraktor Plambing bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau
rusak harus diganti oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan.
b. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (skilled
labour) agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum suatu pipa
tertutup (oleh dinding, langit-langit, dan lain-lain) harus diuji dan disetujui oleh
MK/Manajemen Konstruksi ( MK ) atau wakil yang ditunjuk.
c. Kontraktor pekerjaan ini harus memberikan garansi tertulis kepada MK/
Manajemen Konstruksi ( MK ), bahwa seluruh instalasi penyediaan dan distribusi
air bersih, instalasi pemadam kebakaran, instalasi pembuangan air kotor bekerja
dengan memuaskan, dan kontraktor menanggung semua biaya atas kerusakan-
kerusakan penggantian yang perlu selama jangka waktu pemeliharaan.
d. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh barang yang akan dipasang dan
atau brosur-brosur sebelum pemasangan instalasi plambing, fixture-fixture dan
peralatan lain, untuk mendapat persetujuan dari MK / Manajemen Konstruksi
( MK ).
9. Training
Kontraktor harus menyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagi calon operator yang
akan mengoperasikan dan memelihara sistem air bersih, air kotor dan air hujan.
Latihan dapat dimulai sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas petunjuk dan
persetujuan MK/Manajemen Konstruksi ( MK ).
PASAL 2
1. Umum
4.1. Ruang Lingkup
Spesifikasi ini merupakan persyaratan minimal untuk seluruh pekerjaan
perpipaan pada pekerjaan mekanikal .
223
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Standar dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain :
a. ASTM : American Society of Testing Material
b. ANSI : American National Standard Institute
c. BS : Birmingham Standard
d. JIS : Japan Industrial Standard
e. SII : Standard Industri Indonesia
2. Spesifikasi Perpipaan
a. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta
arah dari masing-masing sistem pipa.
b. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian
lainnya.
c. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan
stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja di bawah
tanah diberi lapisan anti karat densotape dengan ketebalan 2-3 mm.
d. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut di atas harus
juga terlindung dari cahaya matagari.
e. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik
pembuat.
224
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Gedung
Air Limbah
Pengaliran ABK 5 10 15 PVC-10 IA
Gravitasi
Air Hujan AH 5 10 15 PVC-10 IA
Air Limbah
AK 5 10 15 PVC-10 IA
Gravitasi Toilet
Vent VT - - Rendam PVC-5 IA
Pipa Header
Pompa dan
HD/ABK/AK 10 10 15 GIP IA
Pipa Air Limbah
Luar
Keterangan :
IA = Tidak diisolasi
IB = Diisolasi
GRV = Gravitasi
Tekanan uji tidak terbatas pada tabel ini namun juga harus mengacu pada tekanan
aktual pompa.
225
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
226
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4. Persyaratan Pemasangan
4.1. Umum
a. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapian, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai,
serta memperkecil banyaknya penyilangan.
b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang
dari 50 mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
227
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
228
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
229
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
50 s.d. 80 3,0 4
100 s.d. 150 4,0 4
200 atau lebih 5,0 4
50 0,6 0,9
80 0,9 1,2
Pipa PVC
100 1,2 1.5
150 1,8 2,1
Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka
jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran
terkecil yang ada.
b. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa
berikut ini :
1) Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
2) Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang
sejenis.
c. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
1) Diameter Batang
Ukuran Pipa Batang
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s.d. 50 mm 9 mm
65 mm s.d. 150 mm 13 mm
200 mm s.d. 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar Dihitung dengan faktor keamanan 5
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel di atas
Penunjang pipa lebih dari Dihitung dengan faktor keamanan 5
2 terhadap kekuatan puncak
2) Bentuk gantungan.
Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.
d. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
e. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai
dasar zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan
yang berlaku.
230
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
231
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
232
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
233
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4.17. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan di service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-
cara/ metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda- benda asing
disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor
selama 1 jam setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah
itu dibilas.
5. Pengujian/ Pengetesan
a. Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :
1) Pemeriksaan sebagian- sebagian.
2) Pemeriksaan setelah pemasangan.
b. Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta sistem sudah
memenuhi dan sesuai dengan rencana.
1) Pemborong harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
2) Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar dites terlebih dahulu sebelum
diurug, dengan bagian per bagian, dengan tekanan 1 ½ x tekanan kerja
selama 1 jam tanpa ada penurunan tekanan (antara 10 kg/cm2) dan
dilanjutkan pengujian per sistem.
3) Setelah alat plambing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa penurunan
tekanan, berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan
ditentukan oleh Manajemen Konstruksi ( MK ).
4) Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan
tinggi air.
5) Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi sesuai PPI
234
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
dengan sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih baik, baik yang dipa atau di
tangki.
6) Setelah itu dibersihkan (dibilas) dengan air bersih.
7) Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa untuk
pengetesan.
8) Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan
pengujian sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam
perencanan seperti kapasitas pompa, kebisingan pompa (± 60 dB), tekanan
air keluar kran dia. 0,3 kg/cm2) dan lain-lain.
9) Semua pengetesan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan akan dikeluarkan
sertifikat oleh Pemberi Tugas.
PASAL 3
1. Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem air bersih adalah sebagai berikut :
a. Tangki persediaan air bersih,
b. Pompa suplai,
c. Perpipaan,
d. Pengkabelan,
e. Panel listrik,
f. Peralatan instrumen dan pengendalian,
g. Penyambungan ke peralatan penunjang, dan
235
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3. Peralatan Utama
3.1. Tangki Persediaan Air Bersih
a. Tangki persediaan air bersih terletak di area service basement (ground
water tank). Tangki air bawah berfungsi untuk menyediakan air untuk
kebutuhan cadangan selama 2 (dua) hari, dengan kualitas sesuai standar
Depkes RI tahun 1990.
b. Tangki harus dibuat dari konstruksi higienis dengan ketentuan sebagai
berikut.
1) Membuat kemiringan pada lantai, sehingga terjadi aliran minimum
selama 20 menit.
2) Tanpa sudut tajam.
3) Mempunyai bak pengurasan pada dasar tangki.
4) Permukaan dinding licin dan bersih.
c. Sumur hisap, untuk memperkecil volume air mati pada pipa isap pompa,
maka harus dibuat sumur hisap pada tangki air.
d. Tangki air bawah dapat dibuat dari Fiberglass Reinforced Plastic
berbentuk kubikel (siap pakai).
e. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
1) Manhole
2) Tangga
3) Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar
4) Pipa peluap dan pipa penguras
5) Indikator muka air
6) Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel,
dan sebagainya
236
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
f. Sistem Pengendalian
1) Muka air dalam tangki atas mengendalikan pompa pemindah.
2) Pompa akan hidup pada saat air turun mencapai muka air tertentu.
3) Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap.
237
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
238
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
4.3. Perizinan
a. Izin Usaha
Kontraktor sumur bor harus mempunyai surat izin perusahaan pengeboran
air tanah yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan
Departemen Pertambangan dan Energi, SIPP di wilayah setempat dan
izin-izin lainnya yang diwajibkan.
b. Izin Pengeboran
Kontraktor harus mengurus semua perizinan pengeboran air tanah. Biaya
pengurusan dan biaya perizinan dibebankan kepada Kontraktor.
239
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
240
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
5. Spesifikasi Perpipaan
Lihat “Spesifikasi Perpipaan”
6. Sand Filter
a. Sand filter berfungsi meningkatkan mutu air.
b. Backwash (pencucian filter) harus dilakukan setiap hari selama 5 menit sampai 10
menit, pada saat beban pemakaian air surut.
c. Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure tyoe, multi media
automatic/manual backwash.
d. Laju aliran maksimum adalah 10 m2/m2/jam.
e. Bahan tangki terbuat dari wound polyester sedangkan screen terbuat dari bronze
atau stainless steel.
f. Filter terdiri dari :
1) Tangki termasuk screen
2) Filter media
3) Valves
4) Interconnecting piping
5) Instruments
6) Life indicator
g. Kapasitas sand filter 0,3 m3/menit.
h. Perpipaan
7. Carbon Filter
a. Carbon filter berfungsi menghilangkan bau yang terdapat di dalam air.
241
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
b. Roof Tank
Tipe : Silinder tank
Kapasitas : 0,5 m3
Tekanan :-
Material : GRP
242
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 4
PEKERJAAN TANKI AIR BERSIH
1. Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Tanki Air Bersih yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan
pemasangan Tanki yang dipakai untuk penampungan air bersih yaitu Tanki
bawah (Ground Tank) dan Tanki Atas (Tower Tank) beserta peralatan dan alat-
alat bantu pendukung instalasi.
b. Pekerjaan Tanki Air Bersih yang dimaksudkan disini hanya berlaku pada tanki
fiber. Sedang spesifikasi detail pekerjaan instalasi tanki beton (concrete)
dijelaskan dalam bab pekerjaan structure.
1.2. Pekerjaan yang Berhubungan
a. Didalam melaksanakan Pekerjaan Instalasi Tanki Air Bersih, Konsultan
MK/Pemborong harus juga memperhatikan pekerjaan mekanikal yang
berhunbungan dengan instalasi plumbing dan sistemair bersih.
b. Selain itu Konsultan MK/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan lain
yang terkait diluar Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
Pekerjaan Elektrikal.
Pekerjaan Structure.
Pekerjaan Arsitek dan Interior.
Pekerjaan Sipil dan Landscape.
1.3. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan tanki air bersih mengacu pada standart-
standart dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
– SNI : Standart Nasional Indonesia
– Petunjuk pemasangan unit dari pabrikan.
2. Persyaratan Teknis
2.1. Persyaratan Teknis Sistem
a. Tanki Bawah (Ground Tank) dipakai tanki penampung air bersih dari air baku
yang berasal dari air PDAM dan atau air sumur dangkal dan atau air sumur
dalam diletakkan di bawah/samping gedung di atas tanah. Sedang Tanki Atas
dipakai sebagai tanki penampung air bersih sebelum didistribusikan ke pemakai,
diletakkan diatas Roof dan atau Tower.
243
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
b. Berkaitan dengan fungsi tersebut, selain pipa inlet dan pipaoutlet, maka tanki di
fasilitasi dengan pipa by pass, pipa overflow, pipa drain, pipa ventilasi, ladder
(internal dan external) dan peralatan bantu lainnya untuk mempermudah operasi
dan maintenance tanki
c. Selain fungsi tanki sebagai tanki penampungan air bersih, juga di pergunakan
sebagai perletakan fungsi kontrol operasi pompa berkaitan dengan penempatan
floating valve untuk penutupan aliran air masuk dan atau elektrode yang
terendam dalam air
2.2. Persyaratan Material
a. Material Tanki Ground Tank
Spesifikasi pekerjaan ini disyaratkan dalam pekerjaan structure. Beberapa hal
yang berkaitan dengan pekerjaan mekanikal adalah sebagai berikut.
Material: Concrete , underground.
Kapasitas: sesuai schedule
Service: Manhole, Ladder, pipe outlet, pipe inlet, bypass pipe, and venting
pipe.
b. Material Tanki Roof Tank atau Tower Tank
– Roof/Tower Tank
Bahan baku : dari Polyethylene (HDPE-High Density Poly
Ethylene) berkualitas tinggi
Thickness : sesuai ketentuan pabrikan
Kapasitas : sesuai schedule
Pipe Connection : Flange connection
Service : Manhole, Ladder, pipe outlet, pipe inlet,drain pipe,
overflow pipe, bypass pipe, and venting pipe.
Structure Support : sesuai ketentuan pabrikan
Base Frame : Concrete Structure
Foundation : Concrete Structure
Standart SNI, ISO, FDA
Diakui oleh FDA ( Food and Drugs Administration), tidak berbau, tidak
beracun dan tidak mengubah rasa makanan maupun minuman.
244
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
245
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
– Test dan Cominisioning dilakukan pada mengisi air bersih ke dalam tanki
sampai penuh (kapasitas maximal tanki) dan air tergenang selama 24 jam
tanpa terjadi penurunan level air dalam tanki.
– Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan disinfeksi dan pembilasan
terhadap tanki air bersih dengan larutan chlorine yaitu :
Diisi larutan chlorine yang mengandung 50 ppm, dan dibiarkan selama 24
jam sebelum dibilas dan digunakan atau dipakai kembali.
Diisi larutan chlorine yang mengandung 200 ppm, dan dibiarkan selama 1
jam sebelum dibilas dan digunakan kembali.
Setelah 24 jam seluruh pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih
sehingga chlorine tidak lebih dari 0,2 ppm.
3. Jaminan dan Garansi
3.1. Jaminan Pekerjaan
a. Jaminan Pekerjaan berlaku untuk Material yang terpasang dalam pekerjaan.
Material harus berasal oleh Pabrik untuk merek material atau agen resmi yang
dtunjuk oleh pabrik tersebut. Pabrik dan atau agen resmi tersebut harus
berdomisili di Indonesia.
b. Pelaksana/Pemborong harus menjamin keseluruhan pekerjaan instalasi tanki
mekanik beserta peralatan pendukungnya. Jaminan ini tertuang dalam Berita
Acara Jaminan Pekerjaan yang disetujui oleh Konsultan MK.
c. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance
terhadap peralatan utama dan peralatan pembantu sisteminstalasi tanki setelah
serah terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang
telah disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan proyek:
3.2. Garansi dan Spare Part
a. Pelaksana/Pemborong harus menyerahkan Garansi Tanki Air Bersih dan
peralatan bantu selama 1 tahun yang diberikan oleh penyedia/supplier material
pendukung lainnya kelengkapan dokumen serah terima pekerjaan.
b. Pelaksana harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari agen
tunggal atau dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang ditunjuk oleh
pabrik.
3.3. Serah Terima Pekerjaan
a. Serah Terima Pekerjaan instalasi Tanki Air Bersih merupakan bagian dari Serah
Terima Pekerjaan Mekanikal secara keseluruhan di pekerjaan/proyek ini.
Prosedur Serah Terima Pekerjaan Mekanikal harus menyesuaikan dengan
peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
246
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 5
PEKERJAAN SUMUR DALAM
1. Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Sumur Dalam yang dimaksudkan disini pekerjaan pembuatan sumur
dalam (deep well) meliputi pekerjaaan survey, persiapan, pengeboran,
pemasangan pipa jambang, dan konstruksi sumur.
b. Pekerjaan sumur merupakan pekerjaan kontrak air. Pemborong/ Kontraktor
berkewajiban melaksanakan pekerjaan sehingga didapatkan sumber air yang
dapat memenuhi kebutuhan pemakaian air. Akibat kesalahan pengambilan titik
pengeboran sehingga tidak diketemukan kapasitas air yang diinginkan menjadi
tanggung jawab Pelaksana/Kontraktor. Selain itu kapasitas air yang diambil harus
menyesuaikan ketetuan dalam perijinan dari Dinas Pertambangan setempat.
c. Melaksanakan proses perizinan pengeboran sumur dan pemakaian air tanah ke
Departemen Pertambangan setempat.
d. Selain itu sumur dilengkapi dengan bak atau rumah pompa yang berfungsi
sebagai tempat kontrol operasi dan melindungi pompa dan panel control
terhadap air hujan, air banjir, panas dan pengaruh iklim sekitar. Pekerjaaan ini
juga termasuk dalam lingkup pekerjaan sumur dengan memperhatikan
persyaratan pekerjaan structure den landscape.
1.2. Pekerjaan yang Berhubungan
a. Didalam melaksanakan Pekerjaan Sumur Dalam, Pengawas /Pemborong harus
juga memperhatikan pekerjaan mekanikal yang berhubungan dengan instalasi
plumbing pekerjaaan pompa sumur dalam dan intalasi sistem air bersih.
b. Selain itu Pengawas/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan lain yang
terkait diluar Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
Pekerjaan Elektrikal.
Pekerjaan Structure.
Pekerjaan Landscape.
1.3. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan sumur mengacu pada standart- standart
dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
247
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Persyaratan Teknis
2.1. Persyaratan Teknis Sistem
a. Sumur Dalam (Deep Well) sebagai penyedia air bersih yang merupakan air tanah
diambil pada kedalaman lebih dari 50 meter. Kedalaman air tanah yang
berdasarkan perletakan pipa saringan sumur di aquifer atau zona jenuh.
b. Sumur berfungsi sebagai penyedia air baku yang berasal dari air tanah. Air baku
diharapkan memenuhi standart air bersih yang dipakai untuk memenuhi
kebutuhan air bersih pengguna gedung. Berkaitan dengan hal tersebut
Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan test analisa air sumur ke instansi
yang berwenang untuk menentukan kelayakan sebagai air bersih.
2.2. Persyaratan Material
a. Pipa Jambang
Pipa Jambang : Galvanized Steel Pipe, Medium Class, 10 kg/cm2. Standard :
SNI 0039-87/BS, 1387-67.
Fittings : Flange connection, Steel Butt-Weld, 16 kg/cm2.
Standard : SNI, ANSI.
b. Saringan Pipa Sumur (Well Screen pipes)
Material : Rod and warp contruction. Rod : wire, Triangular wire
or wedge wire.
Wire : triangular wire or wedge wire.
Length : 3 meter.
Lobang : slot 1 mm x 45 mm.
Jumlah : 3 buah / menyesuaikan panjang aquifer.
Ukuran wire & warp : sesuai standart pabrikan.
c. Material Pendukung
Gravel : dia 2 - 3 mm.
Semen, Pasir, dan material pendukung lainnya disesuaikan dengan kontruksi
248
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
249
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
250
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
251
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 6
PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN
1. Persyaratan Umum
1.1. Material
Dalam memasukkan penawaran, Pemborong wajib melampirkan hal-hal berikut
ini dengan jelas :
252
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
a. Melampirkan keterangan dari merk, type, data-data teknis yang penting dari
item-item peralatan seluruhnya dari yang ditawarkan pada lembar kertas
tersendiri, pada dokumen penawaran.
b. Melampirkan brosure, minimum 1 (satu) set asli dari setiap item unit yang
ditawarkan.
c. Pada brosure tersebut spesifikasi teknis yang terkait terhadap peralatan terpilih
harus diberi tanda dengan stabilo, misalnya, kapasitas, pemakaian daya, kurva
performansi, part load, performansi, kondisi, performansi kebisingan dan vibrasi,
berat operasi, dimensi dan lainnya, sehingga dapat diketahui secara
jelas/detail kondisi unit terpilih.
d. Mengisi Daftar Isian material yang ditawarkan sesuai dengan Form Daftar Isian
yang disertakan pada buku RKS yang tersebut di bawah.
Setiap kekurangan dari butir-butir a s/d d di atas akan mengurangi penilaian evaluasi
atas Penawaran Pemborong di mana bobot penilaian akan hal-hal tersebut di
atas sangat menentukan dalam evaluasi penawaran.
Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru dan
bebas dari defective material, improper material dan menjamin terhadap kualitas atau
mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan
yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda-
tangani berita acara penerimaan barang.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian atau penolakan material/peralatan
menjadi tanggungan /beban Kontraktor.
1.2. Gambar-gambar dan Spesifikasi
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan-perencanaan ini merupakan satu
kesatuan dan tidak dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau
peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dimana hal
tersebut tidak dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi
perencanaan ini, tetapi bagian pekerjaan atau peralatan tersebut merupakan satu
kesatuan sistem maka Kontraktor harus tetap melaksanakan dan pengadakan
peralatan/material/bahan dari bagian pekerjaan atau peralatan tersebut tanpa ada
biaya tambahan.
1.3. Gambar-gambar Perencanaan
- Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan fire fighting dalam
Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar FF.
- Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/
ketidakcocokan baik dari segi besaran-besaran diameter pipa maupun
253
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
254
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
255
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
d. Semua penarikan pipa air termasuk pipa air bersih, pipa dan ducting AC, rak
kabel, dll. yang tidak tercantum dalam gambar-gambar dan spesifikasi yang
dilakukan oleh pihak lain, Pemborong harus berkoordinasi dan memberikan data-
data, ukuran dan gambar-gambar kepada pihak lainnya yang mengerjakannya.
e. Semua fasilitas listrik, air, saniter darurat hendaknya diusahakan oleh Pemborong.
Pemborong harus berkoordinasi dengan pihak lainnya untuk menanggulangi
persoalan ini.
1.12. Sub Kontraktor
a. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus atau tenaga-tenaga pelaksana yang
ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain
maka Pemborong dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub
Kontraktor lain setelah mendapatkan persetujuan MK.
b. Pemborong wajib bertanggung jawab penuh atas segala lingkup pekerjaan-nya,
baik yang dilaksanakannya sendiri maupun yang telah di sub-kontrakkan.
c. Pemberi Tugas dan MK tidak dapat dituntut bila ada gugatan sub Kontraktor
karena tidak lancarnya pembayaran yang harus diberikan oleh Kontraktor.
1.13. Pengawas Lapangan
a. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang
yang cukup berpengalaman. Ia bertanggung jawab penuh atas segala pekerjaan
instalasi pada proyek ini.
b. Nama, perincian pengalaman kerja, struktur organisasi Pengawas Lapangan
hendaknya diberikan oleh Pemborong kepada MK untuk dimintakan
persetujuannya.
c. Bilamana ternyata menurut pendapat pihak MK, Konsultan atau pihak yang
berwenang Pengawas Lapangan yang ditunjuk itu kurang cakap memimpin maka
Pemborong harus menggantinya dengan orang lain.
1.14. Laporan Instalasi
a. Pemborong harus memberikan contoh semua bahan-bahan yang akan
dipergunakannya kepada MK, Konsultan atau pihak yang ditunjuk untuk
dimintakan persetujuan tertulis pemasangannya.
b. Dengan mencantumkan secara lengkap merk, type, spesifikasi dari semua contoh
bahan yang diajukan.
c. Pemborong harus membuat jadwal/ schedule waktu yang terperinci untuk setiap
pekerjaannya dan diserahkan kepada MK, Konsultan atau pihak yang ditunjuk
untuk mendapatkan persetujuannya.
d. Pemborong harus mengadakan :
1. Buku Laporan Harian
256
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
257
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Informasi Sistem
2.1. Sistem yang diterapkan
System pemadaman kebakaran Gedung Rumah Susun pada dasarnya terbagi
menjadi 2 bagian/sistem :
a. Fire Hydrant & Fire Sprinkler System
b. Fire Suppression System.
System hydrant dan sprinkler yang akan diterapkan menggunakan system kombinasi
(Combined System) dimana sistem hydrant dan sistem sprinkler keduanya dicatu oleh
satu sistem pompa.
Sistem Fire Pumps tersebut terdiri dari 3 set pompa kebakaran :
a. Pompa kebakaran listrik (Electric Fire Pump)
b. Pompa kebakaran diesel (Diesel Fire Pump)
c. Pompa pacu listrik (Jockey Pump).
Fire extinguisher (Alat Pemadam Api Ringan – APAR) bila tidak dinyatakan lain dalam
gambar, pada dasarnya ditempatkan untuk setiap area seluas 200 mª minimal 1(satu)
buah APAR .
258
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Gambar instalasi fire hydrant menunjukkan letak dari fire hose dan instalasi
pipingnya secara garis besar, 1 (satu) titik indoor hydrant dapat memproteksi area
maksimal untuk setiap ±800 mª (ruang terbuka tanpa sekat) dan 2 (dua) titik
indoor hydrant untuk setiap ±800 m² (ruang dengan sekat). Sprinkler System Type
Wet Pipe Riser dengan Alarm Check Valve yang melayani setiap 500 kepala
Sprinkler.
b. Sistem Pompa
a). Pompa Hydrant/Sprinkler electric dari jenis Centrifugal Split Cassing dengan
performance curve yang landai sehingga pada 65 % Head nominal, tidak
kurang dari 150 % terjadi penambahan debit, dan shut off Head adalah tidak
lebih dari 140 % Rated Head.
Motor listrik mempunyai putaran yang sama dengan putaran pompa (direct
driver) dengan daya poros nominal, sesuai dengan daya poros yang
dibutuhkan pompa.
Tiap-tiap Pompa kebakaran harus lengkap dengan Fire Control Panel, base
plate dan peredam getar.
b). Jockey pump dari jenis Vertical Multistage dengan kapasitas nominal
sebagaimana ditunjukkan oleh gambar.
Pompa harus disupply lengkap dengan Fire Control Panel, base plate dan
peredam getar.
c). Pompa diesel adalah pompa dengan penggerak diesel Engine. Data dan
spesifikasi pompa sama dengan Spesifikasi Pompa Fire Electric. Diesel
engine yang digunakan dari jenis “Stationary Four Stroke Water Cooled
(Radiator) lengkap dengan Fly wheel, Tube Oil Filter, Tube Oil Cookle dan
lain-lain, Battery Charger dilengkapi dengan AMF.
Daya yang dimiliki oleh engine harus paling kurang 20 % lebih besar dari
daya maksimum yang dibutuhkan untuk menggerakan pompa kebakarannya
pada rating putaran pompa.
d). Kelengkapan pompa adalah sebagai berikut :
- Fire Control Panel
- Pressure Gauge & Pressure Switch
- Safety Valve & Flow Meter
- Anti Water Hammer Check Valve
- Flexible Joint (Standard Pressure Rating 450 psi)
- Gate (OS&Y) Valve, Strainer, Inlet Vortex
259
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
260
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan-
peraturan Pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia. Selama
pelaksanaan Kontrak ini harus betul-betul ditaati. Pada umumnya peraturan-peraturan
berikut ini berkenan dengan pasal sebagai berikut :
a. SNI 03-1745-2000 : Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak
dan selang pencegah bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.
b. SNI 03-1735-2000 : Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses
lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
c. SNI 03-3989-2000 : Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sprinkler
otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
d. SNI 03-6570-2001 : Instalasi pompa yang dipasang tetap untuk proteksi
kebakaran.
e. NFPA-13 : Standard for the Installation of Sprinkler System.
f. NFPA-14 : Standard for the Installation of Standpipe, Private Hydrant and Hose
System.
g. NFPA-20 : Standard for the Installation of Stationary Pumps for Fire Protection.
h. NFPA-2001 : Standard on Clean Agent Fire Extinguishing System.
i. Satandar, acuan dan Perda dari Pemerintah dan Instansi setempat.
261
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
a. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari
kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus
terpasang dengan kokoh (rigit) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
b. Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air harus dilaksanakan dengan rapi tidak
mengganggu waktu pemasangan-pemasangan/ dinding keramik dan
sebagainya. Disamping pemasangan fixtures yang baik dan serasi, juga
harus kuat dalam kedudukannya untuk komponen, misalnya fixture, fitting
dan sebagainya. Kontraktor bertanggung jawab untuk melengkapi
komponen tersebut di dalam kelengkapan jaringan instalasi tersebut.
c. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok
dari beton dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada
sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.
3). Penggantung / Penumpu Pipa
a. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau
angker yang kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah
timbulnya getaran.
b. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
dengan jarak antara tidak lebih dari 2,5 m.
c. Semua pipa yang melewati daerah dilokasi bangunan, dipergunakan flexible
joint untuk mencegah patahnya pipa dari pergeseran bangunan.
d. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/ terikat pada kontruksi
bangunan dengan insert/ angker yang dipasang pada waktu pengecoran
beton dengan Ramset.
e. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem-clam dan dibuat dengan jarak
tidak lebih dari 3 m.
262
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3.6. Pengecatan
Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dilapisi dengan Tar (Tor corted) atau
coating untuk penahan Korosi. Sedangkan untuk pipa-pipa terlihat (exposed) harus
diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh
MK. Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/ cat
pada setiap jarak 4 m pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana
terletak pintu pemeriksaan. Sebagai patokan dipakai warna cat untuk jaringan Pipa
Hydrant dan Sprinkler berwarna Merah.
263
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
264
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
265
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
266
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
a. STV & D harus dipasang seperti yang tertera dalam gambar perencanaan.
b. Test Valve harus diset pada laju aliran sebesar satu kepala sprinkler terkait.
c. Drain valve harus dapat mengalirkan air mati dalam jaringan pipa sprinkler.
d. STV & D terdiri dari lockable test valve dan lockable drain valve.
267
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
268
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1, Body dan case dari cast-iron, Disc dan diagram dari Synthetic Rubber, end
connection dari flange.Tekanan sisi masuk dan tekanan sisi keluar yang diperlukan
harus sesuai dengan yang tercantum pada gambar.Harus dilengkapi peralatan untuk
By-pass.
269
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
8. Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan maka Pemborong wajib mengisi daftar material
yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang turut
dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-
komponen yang berupa barang-barang produksi pabrik.
Material yang menyangkut peralatan utama / pompa harus di lengkapi dengan
“Certificate of Origin “ dan di sahkan oleh Chamber Of Commerce, dan Bill Of
Lading atau Air Way Lading.
270
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
PASAL 7
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN SISTEM AIR LIMBAH
1. Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air limbah disini antara lain adalah
sebagai berikut.
a. Perpipaan
b. Penyambungan dengan Peralatan plambing
c. Floor drain
d. Clean out
e. Roof drain
f. Drainase
2. Perpipaan
a. Umum
1) Macam perpipaan air limbah adalah air hujan, air limbah saniter, dan limbah
dapur.
2) Jenis pipa lihat “Spesifikasi Perpipaan”.
b. Limbah Saniter
Perpipaan limbah saniter mulai dari alat saniter antara lain kloset, urinal, lavatory,
dan floor drain, sampai saluran halaman melalui septictank.
c. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dari kanopi drain di atap dialirkan ke
dalam sumur resapan sebelum dialirkan ke saluran kota. Khusus fitting air hujan
mempergunakan cast iron.
271
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
a. Apabila ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus dibuat bak Sump Pit
seperti diuraikan disini.
b. Bak Sump Pit harus dibuat dari konstruksi beton bertulang, badan rapat air
sedangkan tutup harus rapat udara.
c. Setiap bagian Sump Pit harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1 : 10
ke arah pompa sedangkan semua ujung sudut dibuat 135°.
d. Bak Sump Pit harus dilengkapi sebagai berikut.
1) Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar.
2) Sleeve untuk pipa vent.
3) Sleeve untuk kabel-kabel.
4) Level switches untuk kendali pompa.
5) Level switches untuk alarm banjir.
6) Tangga monyet.
7) Manhole untuk laluan pompa.
5. Manhole
a. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen.
b. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease
akan terbentuk penahan bau.
c. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk
laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
d. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
e. Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.
6. Sumur Resapan
272
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
a. Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air hujan yang
berasal dari pipa reser sebelum dialirkan over flownya ke selokan kota.
b. Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.
c. Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan, pekerjaan sumur
rembesan akan merupakan pekerjaan divisi sipil/konstruksi.
d. Konstruksi sumur rembesan antara lain sebagai berikut.
1) Dasar sumur berupa batu kerikil.
2) Dinding sumur berupa dinding berlubang yang dibuat dari beton atau beton
blok berlubang.
3) Tutup dibuat dari plat beton/plat baja.
4) Di antara tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk sesuai gambar.
e. Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik di daerah yang mempunyai
lapisan pasir kasar, maka bidang rembesan harus berada di lapisan pasir kasar.
7. Floor Drain
a. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis bucket trap, water prooved type
dengan 50 mm water seal dan dilengkapi dengan U trap.
b. Floor drain terdiri dari :
1) Chromium plated bronze cover and ring.
2) PVC neck.
3) Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for
water proofing
c. Floor drain harus mempunyai ukuran utama sebagai berikut:
Outlet Diameter Cover Diameter
2” 4”
3” 6”
4” 8”
273
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga
mudah dibuka dan ditutup.
9. Roof Drain
a. Roof drain yang dipergunakan harus dibuat dari cast iron dengan konstruksi
waterproof.
b. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa
bangunan.
c. Roof drain harus terdiri dari atas 3 bagian sebagai berikut.
1) Bitumen coated cast iron body dengan water proofed flange.
2) Bitumen coated neck for adjustable fixing.
3) Bitumen coated cover dome type.
Pasal 08
PEKERJAAN BIOSEPTIK / STP
1. Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Bioseptic yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan
pemasangan tanki pengolah air limbah gedung berupa air kotor dan atau air
bekas. Lingkup pekerjaan ini juga beserta pengadaaan dan pemasangan
peralatan dan alat-alat bantu pendukung instalasi.
b. Pekerjaan Bioseptic merupakan pekerjaan kontrak sistem, dimana keandalan
sistem dan hasil yang diolah oleh sistem menjadi Jaminan dalam pekerjaan ini.
Jika terjadi kesalahan dan kerusakan sistemsehingga air hasil proses
pengolahan tidak sesuai yang diinginkan, Pelaksana/Pemborong harus
mengganti sebagian atau kesuluruhan material dan peralatan dengan yang
baru. Sehinggga didapatkan hasil proses pengolahan yang disyaratkan.
c. Pekerjaan dudukan/pondasi dan atau penutup beton yang melindungi tanki
pengolah air limbah merupakan pekerjaan structure spesifikasi detail pekerjaan
disyaratkan dalam bab pekerjaan structure.
1.2. Pekerjaan yang Berhubungan
a. Didalam melaksanakan Pekerjaan Instalasi Bioseptic, Konsultan
MK/Pemborong harus juga memperhatikan pekerjaan mekanikal yang
berhubungan dengan instalasi plumbing dan instalasi sistem air bekas dan air
kotor.
b. Selain itu Konsultan MK/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan lain
274
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. Persyaratan Teknis
2.1. Persyaratan Teknis Sistem
a. Sistem pengolahan air kotor atau sewage treatment plant yang direncanakan
adalah sistem Bio Media Anaerob-Aerob. Air Kotor diproses ini dalam tanki
pengolah secara anaerob dan aerob dengan dipergunakan oxygen untuk
mempercepat bacteria dalam menguraikan zat-zat organik menjadi anorganik.
Selain itu dipergunakan Bio Media yang berfungsi juga sebagai sarana
mempercepat proses pengolahan. Air hasil pengolahan kemudian disalurkan ke
saluran gedung/lingkungan/kota yang telah memenuhi syarat-syarat baku air
limbah.
b. Setelah melalui proses pengolahan selama 24 jam, hasil air pengolahan
mempunyai parameter analisa air sebagai berikut :
BOD 5 hari : 20 ppm (mg/l)
Suspended solid : 10 ppm (mg/l).
c. Proses Pengolahan secara umum dapat disyaratkan sebagaimana terlihat pada
diagram di bawah ini. Untuk proses Biomedia dan Aerobdilakukan bertingkat : 2
kali untuk unit pengolahan yang berkapasitaskecil, dan 3 kali atau lebih untuk unit
pengolahan berkapasitas besar.
275
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
276
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
277
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 09
PEKERJAAN TATA UDARA DAN VENTILASI MEKANIK
3. Kondisi Ruangan
Temperatur Ruangan
Secara umum, kondisi udara ruangan yang dikondisikan harus dapat dicapai pada :
22 - 24°C / 50 - 60% RH (RH mengikuti nilai temperatur), yang diukur pada bidang
kerja dan harus merata diseluruh ruangan yang dibuktikan dengan hasil pengukuran.
Tingkat Kebisingan
Tingkat kebisingan pada bidang kerja tidak boleh melebihi kriteria NC-40 dan
dibuktikan dengan hasil pengukuran.
4. Lingkup Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pengadaan, pemasangan dan pengujian
(testing & balancing) dari seluruh unit ac yang akan dipasang dalam proyek ini
dengan lengkap dan berfungsi dengan baik sehingga seluruhan sistem dapat
memberi kan performansi yang diinginkan.
Lingkup pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini di antaranya adalah :
Pengadaan dan pemasangan Unit-unit AC Split Cassette dan Wall Mounted dan Split
Duct, lengkap dengan Evaporator Unit, Condensing Unit, Temp. Control, dan
278
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
accessories lainnya beserta pengaturan dan pengujiannya, pada lokasi dan tipe serta
kapasitas yang sesuai dengan gambar prencanaan.
a. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Unit-unit AC Split dengan
tipe dan kapasitas sesuai dengan Gambar Skedul Peralatan lengkap dengan
instalasi sistem pipa refrigerant dan pipa drain.
b. Pengadaan dan pemasangan Sistem Ducting berikut isolasi, Difuser, Grille,
Volume Damper, lengkap dengan penggantung.
c. Pengadaan dan pemasangan pipa drainase dari evaporator blower unit sampai
ketempat pembuangan yang terdekat yang diperkenankan lengkap dengan
isolasi.
d. Pengadaan, pemasangan, pengaturan instalasi listrik. Untuk sistem ini
termasuk penarikan kabel dari panel AC kesemua unit peralatan.
e. Pengadaan peralatan temperatur control yang meliputi pengoperasian on/off
dan pengaturan temperatur .
f. Pengadaan dan pemasangan fondasi dan rangka/rak condensing unit,
penggantung Evaporating Unit, dan peredam getaran untuk masing-masing unit
yang dipasang dalam instalasi ini.
g. Pembobokan, penutup serta finishing kembali dinding, atap lantai dan lain-lain
akibat pemasangan pipa kabel, mesin-mesin AC dan lain-lainnya.
h. Pengadaan dan pemasangan unit-unit Exhaust & Intake Fan lengkap dengan
ducting system dan dengan dudukan, penyangga dan lain-lain pada lokasi yang
sesuai dengan gambar perencanaan (dokumen lelang).
i. Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik dari Panel Daya ke unit-unit AC
dan Exhaust Fan (catatan : daya listrik Exhaust Fan mengambil dari Stop Kontak
yang disediakan oleh Bagian Sistem Listrik) , lengkap dengan klem, konduit, dll.
j. Memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan perawatan sistem
instalasinya kepada petugas yang ditunjuk sampai cakap menjalankan
tugasnya.Memberikan garansi terhadap perawatan atau mesin yang
dipasangnya atau yang dipasang untuk instalasi sistem ini.
5.1. AC SPLIT
279
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pemborong harus memasang "Condensing Unit" untuk "Split System” dengan jenis,
ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Unit ini
harus factory built" dan telah diuji pabriknya.
Tipe : lihat skedul peralatan
Kapasitas : lihat skedul peralatan
a. Kompressor
Tipe : "Fully Hermetic, Reciprocating/scroll"
Pendinginan : gas refrigerant
b. Koil Kondenser
Material : tembaga dengan "fin" dari almunium yang
direkatkan secara mekanis.
Koil ini harus telah diuji terhadap kebocoran, telah di "dehidrated" dan diisi
gas refrigerant secukupnya dari pabrik.
c. Fan Kondenser
Tipe : propeller, direct drive
d. Fan Motor
Tipe : permanent split capicator dilindungi secara "inherent" serta
mempunyai bantalan peluru yang dilumasi secara tetap.
e. Casing
Casing dan rangka hendaknya telah dicat anti karat dan sesuai untuk
pemasangan di luar
f. Peredam Getaran
Hendaknya pada semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai
dengan persyaratan pabriknya.
5.1.2. Evaporator Blower Unit
Pemborong harus memasang "Evaporator Blower Unit" untuk "Spilit System" dengan
jenis, ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Unit ini
hendaknya "factory built" & telah diuji oleh pabriknya.
Khusus untuk Unit Tipe Cassette, pada bagian casing box fan & evaporator harus
dilengkapi dengan lubang untuk fresh air.
Tipe dan Kapasitas : lihat skedul peralatan
a. Fan
Tipe : forward curved
Fan hendaknya telah ditimbang dan dibalans secara statis maupun dinamis di
dalam rumah fan oleh pabriknya.
b. Casing
280
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
6. Syarat-syarat Pemasangan
281
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Shop drawing harus disiapkan sebanyak 4 (empat) set dan disampaikan untuk
diperiksa dengan rentang waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung
setelah dikeluarkannya Surat Perintah Kerja atau akan ditentukan oleh Konsultan MK.
Shop drawing bukanlah (tidak boleh) merupakan penjiplakan dari gambar
perencanaan (gambar lelang).
3) Indoor Unit harus dipasang secara kokoh pada dudukan sehingga tidak
menimbulkan getaran/vibrasi.
c. Pipa Refrigerant.
1) Hendaknya semua pipa refrigerant dikerjakan secara hati-hati dan sebaik
mungkin. Semua bagian-bagian pipa ini harus bersih, kering dan bebas dari
debu dan kotoran. Hendaknya dipakai pipa tembaga jenis L atau K yang
"dihydrated" & "sealed". Ukuran (diameter) dan panjang pipa harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik.
2) Sambungan
Pipa jenis "hard drawn tubing" harus disambung dengan perantaraan
"wrought copper fitting" atau "non purous brass fitting". Dianjurkan
dipakai solder perak dengan ditiupkan gas mupia seperti Nitrogen
282
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
283
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
284
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
285
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
6.5.4. Instalasi
a. Pemborong harus melaporkan hasil kemajuan peker-
jaannya setiap minggu serta perbandingannya dengan jadwal yang telah
tersusun. Bilamana terjadi perbedaan harus disertakan juga alasan-alasan
serta cara-cara penanggulangannya.
b. Bagi setiap tahap-tahap instalasi yang telah selesai dikerjakannya Pemborong
harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak pemilik proyek/Konsultan
MK/ Perencana dan pihak yang ditunjuk
bahwa tahap instalasi ini telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan
yang ada. Tahap-tahap instalasi ini ditentukan kemudian berdasarkan jadwal
perincian wakta yang diserah kan oleh Pemborong.
c. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian, balancing dan trial run sistem instalasi
ini haruslah pula dihadiri pihak pemilik proyek/Konsultan MK/Perencana dan Ahli
serta pihak-pihak lain yang bersangkutan. Untuk ini hendaklah diberikan
pula sertifikat pernyataan hasil pengujian oleh yang berwenang memberikannya.
d. Pemborong wajib melaporkan kepada pemilik proyek/Konsultan
MK/Perencana atau Ahli yang ditugaskan
bilamana sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin
ada.
e. Segera setelah Kontrak selesai maka Pemborong harus memindahkan semua
sisa bahan pekerjaannya dan peralatannya kecuali yang masih diperlukan
selama pemeliharaan.
6.5.5. Perbaikan
Semua akibat dari pekerjaan instalasi ini, berupa kerusakan atau sisa-sisa bahan
harus dirapihkan kembali antara lain : bobokan dinding harus dilakukan perbaikan
sesuai dengan kwalitas dan warna yang sama dan merupakan tanggung jawab
Pemborong.
6.5.6. Pengetesan
Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan pada penjelasan
sebelumnya dan harus melakukan percobaan seperti operasi sesungguhnya secara
tepat dari seluruh sistem untuk peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan
yang mengalami kerusakan/cacat /salah harus diganti/dibetulkan dan percobaan
diulangi untuk operasi yang sebenarnya/normal/ dan benar pada seluruh instalasi
Unit AC Split, thermostat dan lain-lain.
286
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
287
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
288
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
289