Laporan Perencanaan Struktur - Billboard 4X6 Jl. Yos Sudarso Simpang Bukit Keminting - 2022.07.16

LAPORAN PERENCANAAN
STRUKTUR & PONDASI

16 JULI 2022
BILLBOARD
Jl. Yos Sudarso Simpang Bukit Keminting, Palangka Raya
Klien:
CV. ANTA KARYA CONSULTANT
Jl. Lewu Tatau V No. 17, Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
1 LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR & PONDASI BILLBOARD
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 2
2. PERATURAN YANG DIGUNAKAN DALAM DESAIN .................................................................. 2
3. MUTU MATERIAL YANG DIGUNAKAN .................................................................................... 2
4. DESKRIPSI SISTEM STRUKTUR BANGUNAN ........................................................................... 2
5. METODE PERENCANAAN STRUKTUR ..................................................................................... 3
6. PEMBEBANAN DASAR DAN PARAMETER REDUKSI ............................................................... 4
7. KARAKTERISTIK DINAMIK STRUKTUR .................................................................................... 4
8. ANALISA BEBAN GAYA GEMPA .............................................................................................. 6
9. ANALISA BEBAN ANGIN ....................................................................................................... 12
10. KOMBINASI BEBAN DESAIN ................................................................................................. 19
11. DESAIN KOMPONEN STRUKTUR .......................................................................................... 23
12. PERENCANAAN PONDASI .................................................................................................... 32
13. PENUTUP ............................................................................................................................. 42
1|Page
1. PENDAHULUAN
Informasi bangunan yang akan dianalisis pada laporan ini adalah sebagai berukut:
- Fungsi bangunan = Papan Reklame (Billboard)
- Lokasi = Jl. Yos Sudarso Simpang Bukit Keminting
- Ukuran = 4X6
- Tinggi total = 11.5m
- Sistem Struktur = Rangka Baja dengan Bresing Konsentris Biasa
2. PERATURAN YANG DIGUNAKAN DALAM DESAIN

Dasar – dasar peraturan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah:
a. PUBI-1982, Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
b. SNI 1727-2020, Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain.
c. SNI 1726:2019, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung.
d. SNI 2847:2019, Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung.
e. SNI 1729:2020, Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural.
3. MUTU MATERIAL YANG DIGUNAKAN

Spesifikasi bahan atau material untuk komponen struktur yang akan digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Tiang baja utama = ASTM A36M (Fy = 250 Mpa; Fu = 400 Mpa)
b. Rangka dan bresing baja = ASTM A36M (Fy = 250 Mpa; Fu = 400 Mpa)
c. Beton Pedestal & Pondasi = fc’ 21 Mpa (K-250)
d. Baja tulangan = Tulangan deformasi/ulir dengan Fy 420 Mpa
sesuai SNI 2052-2017 atau SNI 2847-2019.
4. DESKRIPSI SISTEM STRUKTUR BANGUNAN

Bangunan terdiri dari papan reklame 4X6 dengan tinggi total 11.5m. Struktur
dikategorikan sebagai Sistem Rangka Baja dengan Bresing Konsentris Biasa.
2|Page
5. METODE PERENCANAAN STRUKTUR

Analisis secara umum dilakukan secara 3 dimensi untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Analisa struktur beban gempa dilakukan dengan data kegempaan
Indonesia SNI 1726-2019 yang sesuai lokasi bangunan, sehingga dihasilkan gaya-
gaya dalam untuk merancang dinding bangunan dan sambungannya, dan karena
bangunan merupakan bangunan sederhana dan masih dijinkan untuk hanya
dilakukan analisis dengan metode analisis statik ekivalen. Untuk beban angin
dihitung sesuai peraturan SNI 1727-20202 dengan kondisi lingkungan dan struktur
yang didesain. Analisis struktur dilakukan dengan bantuan program ETABS seperti
terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Pemodelan struktur papan reklame 4X6
3|Page
6. PEMBEBANAN DASAR GRAVITASI DAN PARAMETER REDUKSI

Berikut adalah pembebanan dasar dan parameter reduksi dalam desain yang
digunakan adalah:
a) Berat jenis baja, 𝛾𝑠 : 78.5 kN/m3
b) Berat jenis beton, 𝛾𝑐 : 24.00 kN/m3
c) Berat jenis aluminium, 𝛾𝐴 : 27.00 kN/m3
d) Berat lampu sorot per unit : 10 kg
e) Beban hidup maintance dan konstruksi : orang+peralatan 100 kg per titik
f) Beban panel aluminium dengan tebal : 0.8 mm
g) Parameter desain (faktor reduksi kuat rencana Ø) yang digunakan dalam
perencanaan struktur (sesuai SNI 2847:2019) adalah:
- Faktor reduksi lentur : 0.90
- Faktor reduksi aksial : 0.65
- Faktor reduksi geser : 0.75
h) Parameter efektifitas momen inertia (penampang retak) kolom pedestal beton
bertulang sesuai SNI 2847:2019 : 0.7 Ig
Input pembebanan selain berat sendiri elemen yang dimodelkan adalah seperti
terlihat pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2. Input superimpose dead load dan live load (kN)
4|Page
7. KARAKTERISTIK DINAMIK STRUKTUR

➢ Berat Bangunan Efektif
Berat bangunan billboard sesuai mass source 1DL+1SDL+0.25LL dari setiap
elevasi, adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Berat efektif bangunan billboard per elevasi
TABLE: Mass Summary by Story

Story UX UY UZ
kg kg kg
+11.50 663.81 663.81 0
+5.50 803.1 803.1 0
+0.00 3766.32 3766.32 0
Total 5233.23 5233.23 0
➢ Ragam Getar Struktur

Dari analisis modal dengan metode eigen value, Ragam getar atau mode
shape dari struktur billboard ini adalah seperti terlihat pada Gambar 3,
dimana konfigurasi struktur sudah ideal dimana 2 mode pertama yang
terjadi adalah dominan translasi.
Mode 1 Mode 2 Mode 3

Translasi Y Translasi X Rotasi Z
1.1803 detik 1.1439 detik 0.2430 detik
Gambar 3. Ragam getar struktur pada 3 mode awal
5|Page
➢ Partisipasi Massa Modal Struktur

Dari analisis modal yang dilakukan dengan menggunanakan software
diperoleh partisipasi modal dari setiap mode struktur adalah seperti terlihat
pada Tabel 2, dimana selain mode 1 dan mode 2 sudah memenuhi untuk
translasi, total partisipasi massa modal juga sudah lebih dari 90%.
Tabel 2. Partisipasi modal masa modal struktur
TABLE: Modal Participating Mass Ratios
Case Mode Period UX UY UZ SumUX SumUY SumUZ RX RY RZ SumRX SumRY SumRZ
sec
Modal 1 1.18 0% 34% 0% 0% 34% 0% 95% 0% 0% 95% 0% 0%
Modal 2 1.144 35% 0% 0% 35% 34% 0% 0% 95% 0% 95% 95% 0%
Modal 3 0.243 0% 0% 0% 35% 34% 0% 0% 0% 91% 95% 95% 91%
Modal 4 0.227 0% 11% 0% 35% 45% 0% 1% 0% 0% 96% 95% 91%
Modal 5 0.169 0% 0% 0% 35% 45% 0% 0% 0% 9% 96% 95% 99%
Modal 6 0.16 14% 0% 0% 48% 45% 0% 0% 0% 0% 96% 96% 99%
Modal 7 0.096 0% 1% 0% 48% 47% 0% 0% 0% 0% 96% 96% 99%
Modal 8 0.084 0% 1% 0% 48% 48% 0% 0% 0% 0% 96% 96% 99%
Modal 9 0.062 0% 0% 0% 48% 48% 0% 0% 0% 0% 96% 96% 99%
Modal 10 0.06 0% 0% 0% 48% 48% 0% 0% 0% 0% 96% 96% 100%
Modal 11 0.06 0% 0% 0% 48% 48% 0% 0% 0% 0% 96% 96% 100%
Modal 12 0.055 0% 0% 0% 48% 48% 0% 0% 0% 0% 96% 96% 100%
Modal 13 0.046 0% 52% 0% 48% 100% 0% 4% 0% 0% 100% 96% 100%
Modal 14 0.046 52% 0% 0% 100% 100% 0% 0% 4% 0% 100% 100% 100%
Modal 15 0.025 0% 0% 0% 100% 100% 0% 0% 0% 0% 100% 100% 100%
8. ANALISA BEBAN GAYA GEMPA

➢ Prosedur Analisis Beban Gempa
Beban gempa pada perencanaan ini akan dilakukan dengan analisis statik
ekivalen dengan program ETABS, dengan menggunakan parameter-parameter
perencanaan beban gempa sesuai SNI 1726-2019. Analisis statik ekivalen
masih dapat dilakukan karena bangunan masih cukup sederhana, terdapat
pada lokasi zona gempa rendah dan dapat diterima sesuai SNI 1726-2019
seperti terlihat pada Tabel 3 berikut.
6|Page
Tabel 3. Prosedur analisis gempa yang diizinkan
➢ Parameter Percepatan Gempa berdasarkan Peta Gempa Indonesia

Sesuai lokasi bangunan yang direncanakan yaitu beradi di Palangka Raya,
sehingga dapat diperoleh nilai percepatan gempa sesuai pada peta Gamba
sesuai SNI 1726-2019 adalah sebagai berikut.
Gambar 4. Peta gempa percepatan batuan dasar pada periode pendek
7|Page
Gambar 5. Peta gempa percepatan batuan dasar pada periode 1 detik
Dari peta gempa diatas, dapat diperoleh nilai Ss dan S1 untuk kota palangka Raya
adalah seperti pada Gambar 6, dimana digunakan kondisi kelas situs tanah adalah
lunak (SE) agar konservatif karena tidak terdapat data penyeledikan tanah berupa
NSPT.
Gambar 6. Nilai percepatan gempa dan spektra desain Palangka Raya (SE)
8|Page
➢ Kategori Desain Seismik

Dari nilai sebelumnya diperoleh:
𝑆𝑠 = 0.1643 𝑔
𝑆1 = 0.0671 𝑔
Sehingga dengan kondisi kelas situs SE, diperoleh koefisien situs berdasarkan
Tabel 6 dan Tabel 7 SNI 1726-2019 adalah:
Tabel 4. Koefisien situs, Fa dan Fv
2 2
𝑆𝐷𝑆 = × 𝐹𝑎 × 𝑆𝑠 = × 2.4 × 0.1643 = 0.26288
3 3
2 2
𝑆𝐷1 = × 𝐹𝑣 × 𝑆1 = × 4.2 × 0.0671 = 0.18788
3 3
Tabel 5. Penentuan KDS berdasarkan nilai SDS dan SD1
Sehingga bangunan dapat dikategorikan sebagai KDS C.
9|Page
➢ Parameter Desain Struktur Tahan Gempa

Untuk parameter sistem struktur penahan gempa dimana menggunakan
Rangka Baja dengan Bresing Konsentris Biasa, sehingga diperleh nilai
parameter desain yaitu koefisien modifikasi respons (R)= 3.25; faktor kuat lebih
sistem (Ω0 )= 2; dan faktor pembesaran defleksi (Cd)= 3.25, seperti terdapat
pada Tabel berikut.
Tabel 6. Faktor R, Ω0 dan Cd untuk sistem pemikul gaya seismik
➢ Pendefenisian Beban Gempa Statik Ekivalen

Sehingga dari semua data dan parameter yang telah diperoleh, didefenisikan
gaya gempa statik ekivalen pada ETABS sebagai berikut.
Gambar 7. Pendefenisian beban gempa statik ekivalen arah X
10 | P a g e
Gambar 8. Pendefenisian beban gempa statik ekivalen arah Y
➢ Beban Gempa Desain

Setelah proses running dilakukan, dari berat efektif bangunan dan parameter-
parameter yang telah didefenisikan, diperoleh gaya geser gempa desain seperti
terlihat pada Tabel dan Gambar berikut.
Tabel 7. Gaya geser gempa kumulatif statik ekivalen arah X dan arah Y
TABLE: Story Forces
Story Output Case Location P VX VY T MX MY
kN kN kN kN-m kN-m kN-m
+11.50 Seismic-X Top 0 -0.5018 0 0.1082 0 0
+11.50 Seismic-X Bottom 0 -0.5065 0 0.1082 0 -3.0202
+11.50 Seismic-Y Top 0 0 -0.4879 -0.974 0 0
+11.50 Seismic-Y Bottom 0 0 -0.4925 -0.9887 2.9365 0
+5.50 Seismic-X Top 0 -0.7392 0 0.1615 0 -3.0202
+5.50 Seismic-X Bottom 0 -0.7392 0 0.1615 0 -7.0858
+5.50 Seismic-Y Top 0 0 -0.7157 -1.4337 2.9365 0
+5.50 Seismic-Y Bottom 0 0 -0.7157 -1.4337 6.8727 0
+0.00 Seismic-X Top 0 -0.7392 0 0.1615 0 -7.0858
+0.00 Seismic-X Bottom 0 -0.7392 0 0.1615 0 -9.3035
+0.00 Seismic-Y Top 0 0 -0.7157 -1.4337 6.8727 0
+0.00 Seismic-Y Bottom 0 0 -0.7157 -1.4337 9.0198 0
11 | P a g e
Gambar 9. Gaya geser per elevasi gempa statik ekivalen arah X dan arah Y
9. ANALISA BEBAN ANGIN

Beban angin pada perencanaan ini akan di analisis sesuai dengan SNI 1727-2020
yang saat ini berlaku.
12 | P a g e
➢ Kecepatan Angin Dasar

Sebagai acuan normatif, pada analisis ini dapat mengambil nilai kecepatan
angin dasar, V (m/s), berdasarkan standar dari Australia, HB 212-2002 – Design
Wind Speeds for the Asia-Pacific Region. Standar ini merupakan publikasi yang
dikeluarkan oleh Australian Standard untuk nilai kecepatan angin pada area
Asia Pasifik. Menurut HB 212-2002, wilayah Indonesia sebagai daerah di sekitar
garis ekuator masuk kedalam level I, yang ditunjukkan pada Gambar berikut.
Dimana dari publikasi ini dapat kita lihat bahwa nilai wind speed adalah 32 m/s
untuk periode 50 tahunan dan 40 m/s untuk periode 500 tahunan.
Berdasarkan standar tersebut, kita dapat mengambil nilai V = 32 m/s untuk
desain beban angin pada kondisi layan (serviceability design) dan V = 40 m/s
pada kondisi batas (strength design), sehingga dalam hal ini digunakan
kecepatan angin dasar 40 m/s atau 90 mph.
Gambar 10. Kecepatan angin dasar sesuai HB 212-2002
13 | P a g e
➢ Koefisien Arah Angin

Tabel 8. Faktor arah angin, Kd
Dari tabel diatas, diperoleh nilai Kd yang digunakan adalah 0.85.
➢ Kategori Eksposur
Dari keterangan pada Pasal 26.7 pada SNI 1727-2020 tersebut, maka bangunan
dapat termasuk pada kategori C.
14 | P a g e
➢ Koefisien Faktor Topografi, Kzt

Efek peningkatan kecepatan angin diperhitungkan diperoleh sesuai pasal 26.8
SNI 1727-202, sehingga diperoleh Kzt = 1.0.
➢ Faktor Pengaruh Hembusan Angin, G

Sesuai pasal 26.9 SNI 1727-2022, Untuk bangunan gedung dan struktur lain
yang kaku digunakan nilai G = 0.85.
➢ Koefisien Tekanan Internal, GCpi

Tabel 9. Koefisien tekanan internal, GCpi
Dari tabel diatas, digunakan koefisien tekanan internal untuk nilai positif dan
negatifnya yaitu 0.18.
15 | P a g e
➢ Koefisien Tekanan, Cp
Tabel 10. Koefisien tekanan angin pada elemen dinding
Dengan lebar papan rekalame (B) adalah 4 m dan tebal (L) 0.5 m, maka rasio
L/B adalah 0.125, maka digunakan Cp = 0.8 pada sisi angin datang; Cp = -0.5
untuk sisi angin pergi; dan Cp = -0.7 pada dinding tepi.
➢ Pendefenisian Beban Angin

Pada arah X, karena tidak terdapat dinding aluminium dan hanya sistem
rangka, maka beban angin dapat diaplikasikan tanpa koefisien tekanan angin
seperti berikut.
Gambar 11. Pendefenisian beban angin arah X
Sedangkan pada arah Y karena terdapat dinding aluminium 1 sisi, maka

diperlukan input koefisien tekanan angin dinding seperti berikut.
16 | P a g e
Gambar 11. Pendefenisian beban angin arah Y
➢ Beban Angin Desain

Setelah proses running, pendefenisian yang telah dilakukan maka diperoleh
gaya geser desain akibaat beban angin seperti terlihat pada Gambar dan Tabel
berikut.
17 | P a g e
Gambar 12. Gaya geser per elevasi beban angin desain arah X dan arah Y
18 | P a g e
Tabel 11. Gaya geser desain akibat beban angin

TABLE: Story Forces
Story Output Case Location P VX VY T MX MY
+11.50 Wind-X Top 0 -0.1957 0 0.0489 0 0
+11.50 Wind-X Bottom 0 -8.3459 0 1.688 0 -26.0609
+11.50 Wind-Y Top 0 0 -1.1831 -2.3662 0 0
+11.50 Wind-Y Bottom 0 0 -12.2586 -24.5173 40.8814 0
+5.50 Wind-X Top 0 -8.5208 0 1.7317 0 -26.0609
+5.50 Wind-X Bottom 0 -9.3887 0 1.9487 0 -75.3707
+5.50 Wind-Y Top 0 0 -13.2716 -26.5432 40.8814 0
+5.50 Wind-Y Bottom 0 0 -13.2716 -26.5432 113.8751 0
+0.00 Wind-X Top 0 -9.3887 0 1.9487 0 -75.3707
+0.00 Wind-X Bottom 0 -9.3887 0 1.9487 0 -103.5367
+0.00 Wind-Y Top 0 0 -13.2716 -26.5432 113.8751 0
+0.00 Wind-Y Bottom 0 0 -13.2716 -26.5432 153.6898 0
10. KOMBINASI BEBAN DESAIN

Dari yang telah dijabarkan pada analisis diatas, beban terdiri dari gravitasi, angin
dan gempa. Sehingga kombinasi beban desain yang akan digunakan adalah seperti
berikut.
Tabel 12. Kombinasi Beban Desain
TABLE: Load Combination Definitions
Name Type Is Auto Load Name SF Notes
DConS1 Linear Add Yes Dead 1.4
Dead [Strength]
DConS1 SDL 1.4
DConS2 Live 1.6 Dead + Live [Strength]
DConS2 SDL 1.2
DConS3 Live 1 Dead + Live + Wind + Snow
DConS3 SDL 1.2 [Strength]
DConS3 Wind-X 1
DConS4 Live 1 Dead + Live - Wind + Snow
DConS4 Wind-X -1
19 | P a g e

DConS5 Live 1 Dead + Live + Wind + Snow
DConS5 Wind-Y 1
DConS6 Live 1 Dead + Live - Wind + Snow
DConS6 Wind-Y -1
DConS7 SDL 0.9 Dead (min) + Wind [Strength]
DConS7 Wind-X 1
DConS8 SDL 0.9 Dead (min) - Wind [Strength]
DConS8 Wind-X -1
DConS9 SDL 0.9 Dead (min) + Wind [Strength]
DConS9 Wind-Y 1
DConS10 SDL 0.9 Dead (min) - Wind [Strength]
DConS10 Wind-Y -1
DConS11 Live 1 Dead + Live + Static Earthquake
DConS11 Seismic-X 1
DConS12 Live 1 Dead + Live - Static Earthquake
DConS12 Seismic-X -1
DConS13 Live 1 Dead + Live + Static Earthquake
DConS13 Seismic-Y 1
DConS14 Live 1 Dead + Live - Static Earthquake
DConS14 Seismic-Y -1
20 | P a g e

Dead (min) + Static Earthquake
DConS15 SDL 0.8
[Strength]
DConS15 Seismic-X 1
Dead (min) - Static Earthquake
DConS16 SDL 0.8
[Strength]
DConS16 Seismic-X -1
DConS17 SDL 0.8
[Strength]
DConS17 Seismic-Y 1
DConS18 SDL 0.8
[Strength]
DConS18 Seismic-Y -1
DStlD1 Linear Add Yes Dead 1
Dead [Deflections]
DStlD1 SDL 1
DStlD2 Linear Add Yes Dead 1
DStlD2 Live 1 Dead + Live [Deflections]
DStlD2 SDL 1
DStlS1 Linear Add Yes Dead 1.4
Dead [Strength]
DStlS1 SDL 1.4
DStlS2 Live 1.6 Dead + Live [Strength]
DStlS2 SDL 1.2
DStlS3 Live 1 Dead + Live + Wind + Snow
DStlS3 SDL 1.2 [Strength]
DStlS3 Wind-X 1
DStlS4 Live 1 Dead + Live - Wind + Snow
DStlS4 Wind-X -1
DStlS5 Live 1 Dead + Live + Wind + Snow
DStlS5 Wind-Y 1
DStlS6 Linear Add Yes Dead 1.2 Dead + Live - Wind + Snow
DStlS6 Live 1 [Strength]
21 | P a g e
DStlS6 SDL 1.2

DStlS6 Wind-Y -1
DStlS7 SDL 0.9 Dead (min) + Wind [Strength]
DStlS7 Wind-X 1
DStlS8 SDL 0.9 Dead (min) - Wind [Strength]
DStlS8 Wind-X -1
DStlS9 SDL 0.9 Dead (min) + Wind [Strength]
DStlS9 Wind-Y 1
DStlS10 SDL 0.9 Dead (min) - Wind [Strength]
DStlS10 Wind-Y -1
DStlS11 Live 1 Dead + Live + Static Earthquake
DStlS11 Seismic-X 1
DStlS12 Live 1 Dead + Live - Static Earthquake
DStlS12 Seismic-X -1
DStlS13 Live 1 Dead + Live + Static Earthquake
DStlS13 Seismic-Y 1
DStlS14 Live 1 Dead + Live - Static Earthquake
DStlS14 Seismic-Y -1
DStlS15 SDL 0.84742
[Strength]
DStlS15 Seismic-X 1
DStlS16 SDL 0.84742
[Strength]
DStlS16 Seismic-X -1
22 | P a g e

DStlS17 SDL 0.84742
[Strength]
DStlS17 Seismic-Y 1
DStlS18 SDL 0.84742
[Strength]
DStlS18 Seismic-Y -1
11. DESAIN KOMPONEN STRUKTUR

➢ Struktur Rangka Baja
Dari kombinasi beban yang disebutkan diatas, maka diperoleh hasil desain
komponen strutkur baja berupa rasio kapasitas elemen seperti terlihat pada
Gambar berikut.
Gambar 13. Rasio kapasitas elemen struktur baja
23 | P a g e
Dari gambar diatas, dpaat diperoleh bahwa semua elemen telah memenuhi
dimana untuk elemen tiang rasio terbesar adalah 0.799 dan untuk elemen
rangka siku adalah 0.784 seperti terlihat pada detail berikut ini.
Story Label Section Moment Interaction Check PMM Combo V22 Ratio V33 Ratio Section Class
+11.50 C4 D273 0.28 = 0.007 + 0 + 0.273 DStlS5 0.042 0.026 Seismic HD

+11.50 C9 L 40X40X4 0.141 = 0.002 + 0.059 + 0.08 DStlS2 0.005 0.0001231 Seismic MD
+11.50 C11 L 40X40X4 0.1 = 0.004 + 0.041 + 0.054 DStlS2 0.003 0 Seismic MD
+11.50 C17 L 40X40X4 0.133 = 0 + 0.042 + 0.091 DStlS5 0.004 0.003 Seismic MD
+11.50 C21 L 40X40X4 0.126 = 1.422E-04 + 0.047 + 0.079 DStlS6 0.002 0.004 Seismic MD
24 | P a g e
Story Label Section Moment Interaction Check PMM Combo V22 Ratio V33 Ratio Section Class
+5.50 C4 D273 0.799 = 0.013 + 0 + 0.786 DStlS6 0.018 0.026 Seismic HD
PMM Section
Story Label Section Moment Interaction Check V22 Ratio V33 Ratio
Combo Class
+11.50 B2 L 40X40X4 0.116 = 0.001 + 0.05 + 0.064 DStlS5 0.001 0.008 Seismic MD
25 | P a g e
PMM Section
Combo Class
+11.50 B125 L 40X40X4 0.462 = 4.578E-04 + 0.235 + 0.227 DStlS2 0.058 0.026 Seismic MD
+11.50 B134 L 40X40X4 0.167 = 0 + 0.068 + 0.099 DStlS5 0.001 0.005 Seismic MD
+11.50 B139 L 40X40X4 0.609 = 0 + 0.273 + 0.336 DStlS2 0.064 0.034 Seismic MD
+11.50 B1 2L 40X40X4 0.293 = 0.003 + 0.291 + 0 DStlS5 0.068 0.011 Seismic MD
+11.50 B3 2L 40X40X4 0.06 = 0.001 + 0.059 + 1.325E-04 DStlS6 0.013 0.005 Seismic MD
+11.50 B5 2L 40X40X4 0.109 = 1.834E-04 + 0.104 + 0.005 DStlS2 0.01 0.019 Seismic MD
+11.50 B6 2L 40X40X4 0.113 = 0.002 + 0.107 + 0.005 DStlS2 0.011 0.02 Seismic MD
+11.50 B199 2L 40X40X4 0.681 = 0.003 + 0.678 + 0 DStlS5 0.072 0.014 Seismic MD
+11.50 B202 2L 40X40X4 0.172 = 0 + 0.166 + 0.005 DStlS2 0.011 0.032 Seismic MD
26 | P a g e
PMM Section
Combo Class
+11.50 B208 2L 40X40X4 0.171 = 3.929E-04 + 0.122 + 0.048 DStlS5 0.011 0.037 Seismic MD
+11.50 B209 2L 40X40X4 0.625 = 2.932E-04 + 0.625 + 0 DStlS2 0.066 0.011 Seismic MD
+5.50 B3 2L 40X40X4 0.15 = 3.193E-04 + 0.15 + 1.25E-04 DStlS5 0.033 0.009 Seismic MD
27 | P a g e
PMM Section
Combo Class
+11.50 D7 L 40X40X4 0.253 = 0.006 + 0.105 + 0.142 DStlS5 0.002 0.004 Seismic MD
+11.50 D72 L 40X40X4 0.132 = 2.882E-04 + 0.061 + 0.071 DStlS2 0.002 0.002 Seismic MD
28 | P a g e
➢ Struktur Pedestal Beton Bertulang

Untuk elemen kolom pedestal beton bertulang, dapat diperoleh bahwa
tulangan yang diperlukan masih merupakan tulangan minimum (1%) seperti
terlihat pada Gambar berikut.
Gambar 14. Rasio tulangan perlu dan gaya ultimate untuk komponen pedestal
29 | P a g e
P ( kN)
8000
(Pmax) (Pmax)
fs=0 fs=0
fs=0.5fy fs=0.5fy
1
-1200 1200
Mx ( kNm)
(Pmin) (Pmin)
-3000
Gambar 15. Plot beban ultimate tarhadap kapasitas kolom pedestal
30 | P a g e
➢ Sambungan Pedestal dengan Pipa Baja

Perhitungan sambungan pedestal beton bertulang dengan tiang pipa baja
dilakukan dengan menggunakan gaya dalam maksimum akibat analisis,
sehingga diperleh hasil seperti berikut.
Gambar 16. Pemodelan sistem sambungan pedestal dan tiang pipa baja
Dari pemodelan dan beban yang diperhitungkan diatas, maka diperoleh hasil
analisis bahwa desain sambungan telah memenuhi baik analisis secara
keseluruhan yang sudah konvergen maupun batasan tegangan yang terjadi
masih dibawah tegangan leleh baja yang digunakan seperti berikut.
31 | P a g e
Gambar 17. Hasil analisis perhitungan sambungan
12. PERENCANAAN PONDASI

Metodologi perencanaan pondasi adalah analisis eigenvalue untuk menentukan
mode dan perioda getaran yang dominan. Jika mode getaran dominan berupa
getaran translasi (bukan torsi) maka model struktur dapat diterima dan perioda
getar dijadikan masukan untuk menentukan gaya gempa statik berdasarkan respon
spektra yang sesuai.
Dari hasil soil test yang telah dilakukan yakni test sondir, diperoleh bahwa tanah
keras diperoleh pada kedalaman 2.6m dengan nilai konus 200 kg/cm2 dan JHP 340
kg/cm seperti pada gambar berikut.
32 | P a g e
Gambar 18. Data hasil sondir
Gambar 19. Dokumentasi pengujian sondir
33 | P a g e
Gambar 20. Grafik hasil sondir di Jl. Yos Sudarso Simpang Bukit Keminting
Dari grafik diatas, karena pondasi diletakan pada kedalaman 3m, maka digunakan
nilai CR (tahanan ujung konus) sebesar 20 kg/cm2 untuk perhitungan daya dukung
pondasi tapak supaya lebih konservatif.
34 | P a g e
Dimana dari analisis yang diperoleh reaksi tumpuan yang akan dijadikan beban pada
perencanaan pondasi adalah:
Tabel 13. Joint reactions yang digunakan sebagai beban untuk desain pondasi
TABLE: Joint Reactions
Story Label Output Case FX FY FZ MX MY MZ
-3.00 2 DStlS1 0.0 0.0 116.4 -0.6 0.0 0.0
-3.00 2 DStlS2 0.0 0.0 122.1 -0.5 0.0 0.0
-3.00 2 DStlS3 -9.4 0.0 113.7 -0.5 -103.5 -0.4
-3.00 2 DStlS4 9.4 0.0 113.7 -0.5 103.5 0.4
-3.00 2 DStlS5 0.0 -13.3 113.7 153.2 0.0 0.0
-3.00 2 DStlS6 0.0 13.3 113.7 -154.2 0.0 0.0
-3.00 2 DStlS7 -9.4 0.0 74.8 -0.4 -103.5 -0.4
-3.00 2 DStlS8 9.4 0.0 74.8 -0.4 103.5 0.4
-3.00 2 DStlS9 0.0 -13.3 74.8 153.3 0.0 0.0
-3.00 2 DStlS10 0.0 13.3 74.8 -154.1 0.0 0.0
-3.00 2 DStlS11 -0.7 0.0 118.1 -0.5 -9.3 0.0
-3.00 2 DStlS12 0.7 0.0 118.1 -0.5 9.3 0.0
-3.00 2 DStlS13 0.0 -0.7 118.1 8.5 0.0 0.0
-3.00 2 DStlS14 0.0 0.7 118.1 -9.5 0.0 0.0
-3.00 2 DStlS15 -0.7 0.0 70.4 -0.3 -9.3 0.0
-3.00 2 DStlS16 0.7 0.0 70.4 -0.3 9.3 0.0
-3.00 2 DStlS17 0.0 -0.7 70.4 8.7 0.0 0.0
-3.00 2 DStlS18 0.0 0.7 70.4 -9.4 0.0 0.0
-3.00 2 DStlD1 0.0 0.0 83.1 -0.4 0.0 0.0
-3.00 2 DStlD2 0.0 0.0 97.1 -0.4 0.0 0.0
-3.00 2 DConS1 0.0 0.0 116.4 -0.6 0.0 0.0
-3.00 2 DConS2 0.0 0.0 122.1 -0.5 0.0 0.0
-3.00 2 DConS3 -9.4 0.0 113.7 -0.5 -103.5 -0.4
-3.00 2 DConS4 9.4 0.0 113.7 -0.5 103.5 0.4
-3.00 2 DConS5 0.0 -13.3 113.7 153.2 0.0 0.0
-3.00 2 DConS6 0.0 13.3 113.7 -154.2 0.0 0.0
-3.00 2 DConS7 -9.4 0.0 74.8 -0.4 -103.5 -0.4
-3.00 2 DConS12 0.7 0.0 122.1 -0.5 9.3 0.0
-3.00 2 DConS13 0.0 -0.7 122.1 8.5 0.0 0.0
-3.00 2 DConS14 0.0 0.7 122.1 -9.5 0.0 0.0
-3.00 2 DConS15 -0.7 0.0 66.5 -0.3 -9.3 0.0
-3.00 2 DConS16 0.7 0.0 66.5 -0.3 9.3 0.0
-3.00 2 DConS17 0.0 -0.7 66.5 8.7 0.0 0.0
-3.00 2 DConS18 0.0 0.7 66.5 -9.3 0.0 0.0
Dari tabel diatas, diperoleh bahwa beban ultimate yang diperoleh adalah Pu = 122.1 kN
dan Mu = 154.2 kN.m.
35 | P a g e
Billboard Jl. Yos Sudarso Simpang Bukit Keminting

Analisis Daya Dukung Tanah Metode Schmertmann
(1978)
- Tanah kohesif (Lempung)
Untuk Pondasi Lajur
Qu = 2 + 0.28 qc
Untuk Pondasi Persegi
Qu = 5 + 0.28 qc
qc = 20 kg/cm²
Qu = 5 + 0.28 qc
= 10.6 kg/cm²
= 106 ton/m²
Qi = Qu
FK
= 35.33 ton/m²
= 353.33 kN/m²
- Tanah Non kohesif (Pasir)

Untuk Pondasi Lajur
Qu = 28 - 0.009 (300-qc)1.5
Untuk Pondasi Persegi
Qu = 48 - 0.009 (300-qc)1.5
Qu = 48 - 0.009 (300-qc)1.5
= 5.83 kg/cm²
= 58.32 ton/m²
Qi = Qu
FK
= 19.44 ton/m²
= 194.411 kN/m²
36 | P a g e
Data Struktur :
1 Dimensi Kolom b = 700 mm

h = 700 mm
Type Kolom αs = 40
2 Dimensi Pondasi B = 2.10 m
L = 2.10 m B=L
ht = 0.30 m
3 Mutu Beton fc' = 21 Mpa
4 Mutu Baja fy' = 420 Mpa
5 Besi tulangan D = 13
(dipakai)
6 BJ Beton γc = 24 KN/m3
Data Tanah :
6 Daya dukung tanah σt = 194.41 Kpa

7 Berat tanah γt = 18.00 KN/m3
8 Tebal tanah diatas ha = 3.00 m
pondasi
Data Beban :
9 Beban P ultimate Pult = 122.06 KN

10 Beban M ultimate Mult = 154.17 KNm
37 | P a g e
Analisa
q = Berat Fondasi + Berat Tanah

= ht x γc + ha x γt
= 0.30 x 24 + 3.00 x 18.00
= 61.2 KN/m2
Cek Fondasi Terhadap Tegangan Izin Tanah
Tegangan yang terjadi pada tanah
Pult Mult
σmaks = + + q ≤ σt
B x L 1/6 B x L2
122.0617 154.1728
= + + 61.2 ≤ 194.41116
2
2.10 x 2.10 1/6 2.10 x 2.10
= 27.67839 + 99.885 + 61.2
= 188.764 ≤ 194.41 Save!
Pult Mult
σmin = - + q ≤ σt
B x L 1/6 B x L2
122.0617 154.1728
= - + 61.2 ≤ 194.41116
2
2.10 x 2.10 1/6 2.10 x 2.10
= 27.67839 - 99.885 + 61.2
= -11.007 ≤ 194.41 Save!
Kontrol Tegangan Geser 1 Arah
0.70
ds = 75 + D/2
= 75 + 6.50
= 82.00 mm
d = ht - ds
= 300 - 82.00
0.30 = 218.00
L = 2.10 a = B/2 - b/2 - d

= 1050 - 350 - 218.00
2.10 = 482.00 mm
= 0.482 m
σa = σmin + B - a x σmaks - σmin b
= -11.007 + 2.10 - 0.482 x 188.764 - -11.007 2.10

2.10
0.7 = 142.912 KN/m2
Gaya tekan ke atas dari tanah (Vu)
Vu = a x B x σmaks + σa 2
0.7
= 0.482 x 2.10 x 188.764 + 142.912 2
= 167.861 KN
38 | P a g e
0.70 0.218 0.482 Gaya geser yang dapat ditahan oleh beton (Ø.Vc)
fc'
Ø.Vc = Ø x x B x d
6
21
= 0.75 x x 2.10 x 218.00
6
0.218
= 262.238 KN
2.10
Ø.Vc = 262.238 > Vu = 167.861 ......... Save!
σmin σa σmaks
-11.007 142.912 188.764
Kontrol Tegangan Geser 2 Arah (Geser Pons)
Dimensi Kolom, b = 700

h = 700
b + d = 700.00 + 218.00 = 918.00 mm = 0.918 m

h + d = 700 + 218.00 = 918.00 mm = 0.918 m
Gaya Tekan Ke Atas (Geser Pons)
σmaks + σmin
2
Vu = B - b + d x h + d x
2
188.764 + -11.007
= 2.10 2 - 0.918 x 0.918 x
2
= 317.0537
hk 700
βc = = = 1.000
Bk 700
bo = 2 x bk + d + hk + d
bo = 2 x 700 + 218.00 + 700 + 218.00
= 3672 mm
Gaya geser yang ditahan oleh beton
2 fc' bo d
Vc1 = 1 + x
βc 6
0.109
2 21 3672 218.00
0.70
Vc1 = 1 + x
1.000 6
0.109
Vc1 = 1834166.757 N
= 1834.167 KN
0.591 0.109 0.70 0.109 0.591

αs d fc' bo d
Vc2 = 2 + x
bo 12
40 218.00 21 3672 218.00

Vc2 = 2 + x
0.218 3672 12
0.082 Vc2 = 1031635.551 N

2.10 = 1031.636 KN
39 | P a g e
1
Vc3 = x fc' bo d
3
1
σmin Vc3 = x 21 3672 218.00
-11.007 σmaks 3
188.764
= 1222777.838 N
= 1222.778 KN
Jadi
Vc1 = 1834.167
Vc2 = 1031.636 Diambil yang terkecil
Vc3 = 1222.778
Vc = 1031.636 KN
Ø.Vc = 0.75 x 1031.636
= 773.727 KN
Ø.Vc = 773.727 > Vu = 317.054 ......... Save!
Hitungan Penulangan Fondasi
0.70 ds = 75 + 13 + 6.5
= 94.500 mm
≈ 0.096 m
0.70
1.05 d = ht - ds
= 0.30 - 0.096
= 0.204 m
0.30 0.204 = 204 mm
0.096
B h
2.10 x = -
2 2
2100 700
x = -
2 2
σmin σx σmaks x = 700 mm
-11.007 122.173 188.764 = 0.7 m
σx = σmin + B - x x σmaks - σmin B
σx = -11.007 + 2.10 - 0.7 x 188.764 - -11.007 2.10

`
= 122.173 KN/m3
σmaks - σx
2 2
Mu = 0.5 σx x + x
3
188.764 - 122.173
2 2
= 0.5 122.173 1 + 0.7
3
= 40.809 KNm
Mu
K =
2
Ø x b x d
40808884.568
=
2
0.8 x 1000 x 204
= 1.226 Mpa
40 | P a g e
382.5 x 0.85 x 600 + fy - 225 x β1 fc'

Kmaks =
2
600 + fy
382.5 x 0.85 x 600 + 420 - 225 x 0.85 21

Kmaks =
2
600 + 420
= 5.439 Mpa
K < Kmaks
K = 1.226 < Kmaks = 5.439 ......... OK!
2 x K
a' = 1 - 1 - d
0.85 x fc'
2 x 1.226
= 1 - 1 - 204
0.85 x 21
= 14.526 mm
0.85 x fc' x a' x b

As(1) =
fy
0.85 x 21 x 14.526 x 1000

=
420
= 617.347 mm2
Jika
fc' ≤ 31.36 Mpa
maka
1.4 x b x d
As ≥ ........... (R.1)
fy ....... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1)
Jika
fc' > 31.36 Mpa
maka
fc' x b x d
As = ........... (R.2)
4 fy ....... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1)
fc' = 21 < 31.36

maka yang dipakai adalah pers ..................... (R.1)
1.4 x b x d fc' x b x d
As(2) = ....... (R.1) As(2') = ....... (R.2)
fy 4 fy
1.4 x 1000 x 204 0 x 0 x 0

= =
420 4 0
= 680.000 mm2 ........... As dipakai = #DIV/0! mm2 ........... As tidak Dipakai!
Dipilih yang terbesar dari As(1) dan As(2)......... Sehingga,
As(1) = 617.347 mm2

As = 680.000 mm2
As(2) = 680.000 mm2
41 | P a g e
Jarak tulangan,
2
0.25 x phi x D x S
s =
As
2
0.25 x 3.14 x 13 x 1000
=
680.000
= 195.096 mm
s ≤ 2 x ht
≤ 2 x 300
≤ 600
s ≤ 450 mm
Dipilih (s) yang terkecil = 195.096 mm
Jadi dipakai tulangan = D 13 - 195
Result
Cek Status Pondasi :
Tegangan yang terjadi pada tanah σmaks = 188.7636 < 194.41116 OK!
σmin = -11.0068 < 194.41116 OK!
Kontrol gaya geser 1 arah Ø.Vc = 262.238

Vu = 167.861 < 262.238 OK!
Kontrol gaya geser 2 arah Ø.Vc = 773.727

Vu = 317.054 < 773.727 OK!
Penulangan Pondasi
Arah X = Y D 13 - 195
13. PENUTUP
Demikian laporan ini disajikan agar dapat digunakan dengan semestinya oleh
pihak-pihak terkait dalam mendukung pembangunan proyek ini.
Jakarta, 16 Juli 2022
Martinus Nifotuho Fau, ST.

No. SKA: 1.2.201.3.049.09.1179487
42 | P a g e

Laporan Perencanaan Struktur - Billboard 4X6 Jl. Yos Sudarso Simpang Bukit Keminting - 2022.07.16

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Laporan Perencanaan Struktur - Billboard 4X6 Jl. Yos Sudarso Simpang Bukit Keminting - 2022.07.16

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAPORAN PERENCANAAN

STRUKTUR & PONDASI

2. PERATURAN YANG DIGUNAKAN DALAM DESAIN .................................................................. 2

3. MUTU MATERIAL YANG DIGUNAKAN .................................................................................... 2

4. DESKRIPSI SISTEM STRUKTUR BANGUNAN ........................................................................... 2

5. METODE PERENCANAAN STRUKTUR ..................................................................................... 3

6. PEMBEBANAN DASAR DAN PARAMETER REDUKSI ............................................................... 4

7. KARAKTERISTIK DINAMIK STRUKTUR .................................................................................... 4

8. ANALISA BEBAN GAYA GEMPA .............................................................................................. 6

9. ANALISA BEBAN ANGIN ....................................................................................................... 12

10. KOMBINASI BEBAN DESAIN ................................................................................................. 19

11. DESAIN KOMPONEN STRUKTUR .......................................................................................... 23

12. PERENCANAAN PONDASI .................................................................................................... 32

13. PENUTUP ............................................................................................................................. 42

2. PERATURAN YANG DIGUNAKAN DALAM DESAIN

3. MUTU MATERIAL YANG DIGUNAKAN

4. DESKRIPSI SISTEM STRUKTUR BANGUNAN

5. METODE PERENCANAAN STRUKTUR

Gambar 1. Pemodelan struktur papan reklame 4X6

6. PEMBEBANAN DASAR GRAVITASI DAN PARAMETER REDUKSI

Gambar 2. Input superimpose dead load dan live load (kN)

7. KARAKTERISTIK DINAMIK STRUKTUR

TABLE: Mass Summary by Story

➢ Ragam Getar Struktur

Mode 1 Mode 2 Mode 3

Gambar 3. Ragam getar struktur pada 3 mode awal

➢ Partisipasi Massa Modal Struktur

8. ANALISA BEBAN GAYA GEMPA

Tabel 3. Prosedur analisis gempa yang diizinkan

➢ Parameter Percepatan Gempa berdasarkan Peta Gempa Indonesia

Gambar 4. Peta gempa percepatan batuan dasar pada periode pendek

Gambar 5. Peta gempa percepatan batuan dasar pada periode 1 detik

➢ Kategori Desain Seismik

Sehingga bangunan dapat dikategorikan sebagai KDS C.

➢ Parameter Desain Struktur Tahan Gempa

➢ Pendefenisian Beban Gempa Statik Ekivalen

Gambar 7. Pendefenisian beban gempa statik ekivalen arah X

Gambar 8. Pendefenisian beban gempa statik ekivalen arah Y

➢ Beban Gempa Desain

9. ANALISA BEBAN ANGIN

➢ Kecepatan Angin Dasar

Gambar 10. Kecepatan angin dasar sesuai HB 212-2002

➢ Koefisien Arah Angin

Dari tabel diatas, diperoleh nilai Kd yang digunakan adalah 0.85.

➢ Koefisien Faktor Topografi, Kzt

➢ Faktor Pengaruh Hembusan Angin, G

➢ Koefisien Tekanan Internal, GCpi

➢ Pendefenisian Beban Angin

Gambar 11. Pendefenisian beban angin arah X

Sedangkan pada arah Y karena terdapat dinding aluminium 1 sisi, maka

Gambar 11. Pendefenisian beban angin arah Y

➢ Beban Angin Desain

Tabel 11. Gaya geser desain akibat beban angin

10. KOMBINASI BEBAN DESAIN

DConS5 Linear Add Yes Dead 1.2

DConS15 Linear Add Yes Dead 0.8

DStlS6 SDL 1.2

DStlS17 Linear Add Yes Dead 0.84742

11. DESAIN KOMPONEN STRUKTUR

Gambar 13. Rasio kapasitas elemen struktur baja

+11.50 C4 D273 0.28 = 0.007 + 0 + 0.273 DStlS5 0.042 0.026 Seismic HD

➢ Struktur Pedestal Beton Bertulang

Gambar 15. Plot beban ultimate tarhadap kapasitas kolom pedestal