Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS PENANGANAN WASTE MATERIAL PADA PROYEK


BANGUNAN BERTINGKAT DI KOTA PALANGKA RAYA

Oleh :

POPPY OLGA LESTARI


NIM. DAB 117 100

JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKA RAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga penyusunan Proposal Skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi berjudul

“ANALISIS PENANGANAN WASTE MATERIAL PADA PROYEK BANGUNAN

BERTINGKAT DI KOTA PALANGKA RAYA” disusun sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan studi pada jenjang Strata-1 yang berlaku dalam kurikulum Fakultas

Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Ir. Waluyo Nuswantoro, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Palangka Raya sekaligus Dosen Pembimbing Pendamping Skripsi .

2. Ibu Frieda, S.T.,M.T., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik

Universitas Palangka Raya.

3. Bapak Dr. Sutan Parasian Silitonga, STP.,S.T.,M.T., selaku Wakil Dekan Bidang

Umum dan Keuangan Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya.

4. Bapak Deddy NS. Putra Tanggara, S.T., M.T. selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya.

5. Bapak Dr. Rudi Waluyo, S.T.,M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Palangka Raya sekaligus Dosen Pembahas I.

6. Bapak Dr. Subrata Aditama K.A. Uda, S.T., M.T., selaku Dosem Pembimbing

Utama.

7. Bapak Apria B.P. Gawei, S.T.,M.T., selaku Dosen Pembahas II.

ii
8. Bapak Almuntofa P., S.T., M.T. selaku Moderator.

9. Seluruh Dosen Jurusan/Program Studi Teknik Sipil beserta Staf Tata Usaha Fakultas

Teknik Universitas Palangka Raya.

10. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam

penyelesaian Skripsi ini.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati dan menyadari bahwa penulisan Proposal

Skripsi ini banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu diharapkan

berbagai tanggapan, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa

mendatang. Terima kasih.

Palangka Raya, 2021

POPPY OLGA LESTARI

NIM. DAB 117 100

iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Waste Material 5
2.2 Faktor-faktor Penyebab Waste Material 6
2.3 Penanganan Waste Material Konstruksi 10
2.4 Upaya Meminimalkan Waste Material 12
2.5. Bangunan Bertingkat ................................................................................. 13
2.6. Penelitian Terdahulu 13

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Pendekatan Penelitian 20
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 20
3.3 Tahapan Penelitian 20
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 24
3.5. Data Penelitian 24
3.6. Teknik Pengumpulan Data 25
3.7. Instrumen Penelitian 25
3.8. Teknik Analisis Data 30
3.9. Diagram Alir Penelitian 31
3.10. Jadwal Penelitian 32

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Sumber dan Penyebab Sisa Material Konstruksi 7

2.2 Perbandingan Penelitian 16

3.1 Kisi–Kisi Instrumen Penelitian Faktor Penyebab yang Berpotensi

menjadi Waste Material .......................................................................... 28

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Hierarcy waste 10

3.1 Diagram Alir Penelitilian 23

vi
“ANALISIS PENANGANAN WASTE MATERIAL PADA PROYEK
BANGUNAN BERTINGKAT DI KOTA PALANGKA RAYA”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya suatu daerah, maka perkembangan di segala

bidang konstruksi pun semakin marak dilakukan. Berdasarkan bukti data Badan

Pusat Statistik (BPS) Kota Palangka Raya pada tahun 2017 terdapat 275.667 jiwa,

tahun 2018 terdapat 283.612 jiwa, 2019 terdapat 291.667 jiwa, dan 2020 terdapat

293.457 jiwa (BPS Kalimantan Tengah, 2020), yang ditandai dengan meningkatnya

pembangunan di segala bidang, termasuk pembangunan bangunan bertingkat.

Dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi sering terjadi masalah,

salah satunya yaitu masih banyaknya sisa material yang terbuang begitu saja dan

akan menimbulkan waste. Waste itu sendiri merupakan pemborosan dari hasil

penggunaan peralatan, material, tenaga kerja atau modal dalam jumlah yang lebih

besar dari yang diperlukan pada pelaksanaan bangunan (Taufiq & Anif, 2019).

Pada setiap akhir aktivitas proyek konstruksi selalu menghasilkan sisa

material bangunan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah waste

yang dihasilkan, di antaranya adalah sistem manajemen waste dan metode

pelaksanaan yang diterapkan oleh masing-masing kontraktor. Besarnya jumlah

1
waste yang dihasilkan akan berdampak pada tingkat polusi terhadap lingkungan

sekitar.

Pada penelitian tentang Analisis Penanganan Material Waste Pada Proyek

Perumahan Sederhana di Kota Palangka Raya oleh Pranisa tahun 2020, hasilnya

menunjukkan material yang besar potensinya menjadi waste adalah material

semen, pasir, kerikil/agregat kasar, besi beton/tulangan, kayu (papan), keramik,

pipa, paku papan bekesting, perancah kayu (balok) dan perancah kayu (bulat).

Sedangkan penyebab utama terjadinya material waste di lapangan kurang atau tidak

akurat sehingga terjadi kecerobohan dalam mencampur dan mengolah, kelebihan

volume, dan kesalahan dalam penggunaan material sehingga perlu diganti. Untuk

meminimalkan waste material upaya yang dilakukan, yaitu dengan kerja dengan

teliti, rencana kerja yang baik, dan menggunakan metode pelaksanaan yang tepat.

Serta untuk penanganan material waste yang telah terjadi adalah dengan

menggunakan kembali, pengurangan material, dan dijual (Luita, 2020).

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis penanganan waste material

menggunakan metode analisis frekuensi dan AHP (pengambilan keputusan).

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka akan dihasilkan suatu rumusan masalah

yang akan dijawab pada penelitian ini, yaitu:

1) Apa saja indikator yang mempengaruhi penanganan waste material?

2) Apa saja faktor dominan yang mempengaruhi penanganan waste

material?

2
3) Bagaimana analisis penanganan waste material yang terjadi pada

Proyek Bangunan Bertingkat di Kota Palangka Raya?

1.3 Batasan Masalah

1) Penelitian ini dilakukan pada Proyek Bangunan Bertingkat (mulai dari

bangunan bertingkat 2) di Kota Palangka Raya.

2) Responden adalah kontraktor dan konsultan di Kota Palangka Raya

yang bersertifikat SBU (Sertifikat Badan Usaha) dengan jenis pekerjaan

bangunan gedung.

3) Dalam penelitian ini digunakan metode Analisis Frekuensi dan metode

AHP (Pengambilan Keputusan).

4) Penelitian ini dibatasi hanya material waste yang dihasilkan langsung.

1.4 Tujuan Penelitian

1) Mengetahui indikator apa saja yang mempengaruhi dalam penanganan

waste material di bangunan bertingkat.

2) Menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi penanganan waste

material.

3) Membuat analisis penanganan waste material.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

1) Diharapkan mendapatkan wawasan lebih mengenai waste material.

2) Menambah bahan bacaan mengenai penanganan waste material.

2. Bagi Pelaksana Proyek Konstruksi

3
Bagi pelaksana proyek konstruksi, terutama bagi konsultan dan

kontraktor penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi dalam

mengidentifikasikan sumber dan penyebab beserta solusi meminimalisasi

material sisa yang terjadi di lokasi proyek, sehingga dapat menghindari

pemborosan material yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan nantinya penelitian ini bermanfaat memberikan

pengetahuan lebih tentang waste material.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Waste Material

Waste material merupakan material yang telah selesai digunakan atau

material yang berlebihan, termasuk material yang dapat digunakan kembali, dapat

didaur ulang, dapat dikembalikan ke supplier, dan dapat dibuang ke tempat yang

dapat digunakan oleh orang lain (Putu, Dharmayanti, & Dewi, 2018). Waste

material juga dapat diartikan sebagai material yang tidak berharga atau material

yang tidak diinginkan untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau

pemakaian (Liman & Sulistio, 2020).

Material yang digunakan dalam bidang konstruksi dapat digolongkan dalam

2 (dua) bagian besar (Gavilan & Bemold,1994), yaitu:

1. Consumable Material

Consumable Material merupakan material yang akhirnya akan menjadi

bagian dari struktur fisik bangunan, misalnya: pasir, kerikil, besi tulangan,

semen, batu bata, baja, dan lain-lain.

2. Non Consumable Material

Non Consumable Material merupakan material pendukung dalam

proyek konstruksi, dan bukan merupakan bagian fisik dari bangunan setelah

bangunan tersebut selesai, misalnya: perancah, bekisting, dan dinding

penahan sementara.

5
Menurut Tchobanoglous dkk (1993), ada 2 kategori sisa material yang

timbul selama pelaksanaan proyek konstruksi, yaitu:

1. Demolition waste, merupakan material sisa akibat hasil pembongkaran

proses rehabilitasi/renovasi atau penghancuran bangunan lama.

2. Construction waste, merupakan material sisa dari proses pembangunan.

Sisa material tersebut tidak dapat dipakai lagi sesuai dengan fungsi

semula.

2.2 Faktor-faktor Penyebab Waste Material

Waste material dapat disebabkan oleh kegiatan konstruksi dan juga dapat

disebabkan oleh faktor dari luar (eksternal) seperti kerusakan atau kesalahan. Faktor

eksternal

Sumber – sumber yang dapat menyebabkan terjadinya material waste pada

pelaksanaan konstruksi terbagi menjadi lima kategori yaitu : desain, pengadaan

material, penanganan material, pelaksanaan, residual (sisa). Hasil penelitian

Bossink dan Brouwers (1996) di Belanda, menyimpulkan sumber dan penyebab

terjadinya sisa material konstruksi berdasarkan kategori yang telah dibuat oleh

Gavilan dan Bernold (1994) tercantum pada Tabel 2.1.

6
Tabel 2.1. Sumber dan Penyebab Sisa Material Konstruksi

I Putu Sri
Pranisa Poppy
Sumber No Faktor Penyebab dkk Fajar
2019 2021
2009 2018
1 Kesalahan dalam kontrak dokumen √ √ √
2 Ketidaklengkapan dokumen kontrak √ √ √
3 Perubahan design √ √ √
4 Memilih spesifikasi produk √ √
5 Memilih produk yang berkualitas rendah √ √
Design 6 Kurang memperhatikan ukuran dari produk yang digunakan √ √
7 Designer tidak mengenal dengan baik jenis-jenis produk yang lain √ √
8 Pendetailan gambar yang rumit √ √
9 Informasi gambar yang kurang √ √

10 Kurang berkoodinasi dengan kontraktor dan kurang berpengalaman mengenai √ √


konstruksi
11 Kesalahan pemesanan, kelebihan, kekurangan, dsb √ √ √
12 Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil √ √
Pengadaan 13 Pembelian material yang tidak sesuai dengan spesifikasi √ √
14 Pemasok mengirim barang tidak sesuai dengan spesifikasi √ √
15 Kemasan kurang baik, menyebabkan terjadi kerusakan dalam perjalanan √ √
16 Material yang tidak di kemas dengan baik √ √
Penanganan 17 Material yang terkirim dalam keadaan tidak padat/kurang √ √
18 Membuang/melempar material √ √

7
Tabel 2.1. Lanjutan
I Putu Sri
Pranisa Poppy
Sumber No Faktor Penyebab dkk Fajar
2019 2021
2009 2018

19 Penanganan material yang tidak hati-hati pada saat pembongkaran untuk √ √


dimasukkan kedalam gudang
20 Penyimpanan material yang tidak benar menyebabkan kerusakan √ √ √
21 Kerusakan material akibat transportasi ke/di lokasi proyek √ √ √
22 Kesalahan yang diakibatkan oleh tenaga kerja √ √ √ √
23 Peralatan yang tidak berfungsi dengan baik √ √ √ √
24 Cuaca yang buruk √ √ √ √
25 Kecelakaan pekerjaan dilapangan √ √ √ √
26 Penggunaan material yang salah sehingga perlu diganti √ √ √ √
27 Metode untuk menempatkan pondasi √ √ √
Pelaksanaan Jumlah material yang dibutuhkan tidak diketahui karena perencanaan yang
28 √ √ √
tidak sempurna
29 Informasi tipe dan ukuran material yang akan digunakan terlambat √ √ √
disampaikan kepada kontraktor
30 Kecerobohan dalam mencampur, mengolah dan kesalahan dalam penggunaan √ √ √
material sehingga perlu diganti
31 Pengukuran di lapangan tidak akurat sehingga terjadi kelebihan volume √ √ √
32 Sisa pemotongan material tidak dapat dipakai lagi √ √
33 Kesalahan pada saat memotong material √ √
Residual 34 Kesalahan pemesanan barang, karena tidak menguasai spesifikasi √ √
35 Kemasan √ √
36 Sisa material karena proses pemakaian √ √

8
Tabel 2.1. Lanjutan
I Putu Sri
Pranisa Poppy
Sumber No Faktor Penyebab dkk Fajar
2019 2021
2009 2018
37 Waste yang dikonversi dari pemotongan yang tidak ekonomis. √ √
38 Sisa hasil dari pemotongan material yang sudah tidak bisa terpakai lagi √ √
Sisa Pencampuran yang berlebihan pada material basah yang disebabkan oleh
39 √ √
kurangnya pengetahuan tentang syarat-syarat yang benar
40 Limbah dari proses aplikasi √ √
37 Kehilangan akibat pencurian √ √

38 Buruknya pengontrolan material di proyek dan perencanaan manajemen √ √


Lain-lain terhadap sisa material
39 Kriminal waste penyebab kerusakan atau pencurian √ √
40 Kurangnya kontrol pada meterial di lokasi proyek dan manajemen plan √ √
(Sumber : Pranisa, 2019)

9
2.3 Penanganan Waste Material Konstruksi

Jenis material pada setiap proyek ada bermacam-macam, begitupun sisa

material yang dihasilkan yang perlu adanya usaha penanganan sisa material oleh

manajer proyek. Cara-cara penanganan terhadap sisa material konstruksi

berdasarkan pada waste hierarchy (Sugiarto dkk, 2017) dapat dilihat pada gambar

2.1 di bawah.

REDUCE

REUSE

RECYCLE

SALVAGE

Gambar 2.1 Hierarcy Waste

1. Reduce

Reduce (pengurangan) material sisa konstruksi dalam hal ini dapat

dibagi menjadi 2 (dua) cara, yaitu:

1) Prevention (Pencegahan)

Prevention atau tindakan pencegahan merupakan usaha yang

dilakukan untuk mencegah penggunaan material yang dapat

menghasilkan sisa material konstruksi.

2) Minimalization (Minimalisasi)

Minimalization merupakan usaha meminimalisasi atau mengurangi

sisa material konstruksi dengan cara mempersiapkan rencana

penanganan sisa material konstruksi.

10
2. Reuse

Reuse (penggunaan ulang) merupakan proses penggunaan ulang dari

sisa material konstruksi yang masih bisa digunakan. Untuk mempermudah

kontraktor dalam penggunaan ulang berdasarkan tujuan materialnya perlu

dilakukan pemisahan sisa material konstruksi berdasarkan jenis

pekerjaannya, seperti kayu bekisting sisa pengecoran. Penggunaan ulang

material tersebut dapat menghemat pemakaian material baru baik dalam

proyek yang sama, maupun proyek yang akan datang.

3. Recycle

Recycle (daur ulang) merupakan proses pengolahan sisa material

konstruksi menjadi material konstruksi yang memiliki kualitas yang hampir

sama dengan material baru. Proses daur ulang pada umumnya hanya dapat

dilakukan terhadap material tertentu yang sifatnya dapat didaur ulang. Jenis

sisa material yang dapat didaur ulang antara lain karet, aspal, beton, besi,

kayu, pipa, cat, PVC, besi baja, kertas packaging, kaca, keramik, aluminium

dan seng.

4. Salvage

Salvage (sampah konstruksi) merupakan sisa material konstruksi yang

dipindahkan dari lokasi dimana proyek itu dilaksanakan ke Tempat

Pembuangan Akhir (TPA), dijual, atau disumbangkan kepada pihak ketiga.

Dalam proses salvage, sisa material yang dapat dipindahkan masih dapat

digunakan kembali oleh pihak ketiga.

11
2.4 Upaya Meminimalkan Waste Material

1. Optimalisasi Penggunaan Material

Tindakan ini dapat diwujudkan dengan melakukan perhitungan

kebutuhan bahan seakurat mungkin berdasarkan perencanaan pelaksanaan

dari kontraktor dan pengawasan yang intensif dan berkala saat pelaksanaan

pekerjaan (I Gusti, 2018)

2. Pemilihan Metode Konstruksi yang Efektif dan Efisien

Pemilihan metode yang sesuai dengan jenis pekerjaan dapat

meminimalisasi timbulnya sisa material di lapangan (I Gusti, 2018)

3. Peningkatan Akurasi Estimasi dan Pemesanan

Estimasi kebutuhan material dalam setiap jenis pekerjaan dan

menentukan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan material akan

dapat meminimalisasi timbulnya sisa material di lapangan (I Gusti, 2018)

4. Rencana Kerja yang Baik

5. Kerja dengan Teliti

6. Penyimpanan Material yang Baik

Menurut I Putu tahun 2009, dalam meminimalkan waste material yang ada,

ada 6 (enam) alasan utama yang mendasarinya, yaitu:

1) Menghemat biaya,

2) Mengurangi penggunaan material yang berlebih,

3) Meningkatkan kemampuan kompetisi,

4) Meningkatkan kebiasaan kerja,

5) Meningkatkan kualitas lingkungan, dan

12
6) Mengurangi beban landfill

2.5 Bangunan Bertingkat

2.5.1 Definisi

Bangunan bertingkat adalah bangunan yang mempunyai lebih dari

satu lantai secara vertikal. Bangunan bertingkat pada umumnya dibagi

menjadi dua, yaitu bangunan bertingkat rendah dan bangunan bertingkat

tinggi. Adapun perbedaan tersebut dibedakan berdasarkan persyaratan

teknis struktur bangunan. Bangunan dengan ketinggian di atas 40m dapat

digolongkan ke dalam bangunan tinggi. Berbeda dengan jumlah lantai,

bangunan bertingkat dapat dibedakan menjadi 3, yaitu bangunan bertingkat

rendah (2-4 lantai), bangunan berlantai banyak (5-10 lantai), dan bangunan

pencakar langit (>10 lantai).

2.6 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dan referensi untuk penelitian ini maka

dipaparkan hasil penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan. Ada beberapa

penelitian yang berhubungan dengan penerapan kriteria tepat guna lahan, yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh I Putu, dkk (2009), bertujuan untuk

mengetahui material – material yang berpotensi besar menjadi waste

beserta penyebab, upaya minimasi waste yang akan terjadi, dan

penanganan waste yang telah terjadi pada tiap – tiap material. Penelitian

ini dilakukan pada proyek perumahan di kota Surabaya. Hasil penelitian

13
menunjukkan bahwa material yang berpotensi besar menjadi waste

adalah pada material keramik, genteng, kayu, cat, dan besi beton.

Penyebab utama material waste untuk material kayu, genteng, kayu, dan

besi beton adalah karena kesalahan pekerja. Sedangkan pada material

cat adalah karena perubahan speksifikasi mendadak. Untuk mengurangi

jumlah waste yang akan terjadi pada material keramik, genteng, dan besi

beton, maka dilakukan dengan cara bekerja dengan lebih teliti, dan

untuk material kayu adalah dengan rencana kerja yang baik, sedangkan

pada material cat adalah dengan menggunakan metode pelaksanaan

yang tepat. Untuk penanganan material waste yang telah terjadi pada

material keramik, genteng, dan cat adalah dengan cara menggunakan

kembali, sedangkan untuk material kayu dan besi beton dilakukan

dengan cara disimpan untuk proyek selanjutnya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Michael Alan Kristianto, dkk (2019),


bertujuan untuk mengetahui waste yang berada pada proyek konstruksi

terutama pada pekerjaan struktur atas beton bertulang di bangunan

tingkat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waste material

paling banyak berupa kayu yang digunakan pada bekisting. Persentase

waste yang berasal dari pegunungan kayu pada bekisting berkisar 85%,

persentase waste yang berasal dari baja tulangan berkisar -0,24% sampai

dengan 0,99%. Penyebab waste utama pada kayu sebagai bekisting,

diindikasikan bahwa proses pembongkaran yang kurang baik, sehingga

tidak dapat digunakan kembali.

14
3. Penelitian yang dilakukan oleh Pranisa Luita Nadia Singarimbun

(2019), bertujuan untuk mengetahui material-material yang berpotensi

menjadi waste dan penyebabnya, upaya mengurangi waste yang akan

terjadi dan penanganan waste yang telah terjadi pada proyek perumahan

sederhana di Kota Palangka Raya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

material-material yang berpotensi menjadi waste material adalah

semen, pasir, kerikil/agregat kasar, besi beton/tulangan, kayu (papan),

keramik, pipa, paku papan bekisting, perancah kayu (balok) dan

perancah kayu (bulat). Upaya untuk meminimalkan waste material kerja

dengan teliti, rencana kerja yang baik, menggunakan metode

pelaksanaan yang tepat.

15
Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian

No Judul Peneliti Tujuan Metode Teknik Hasil Penelitian


Analisis
1. Penanganan I Gusti Putu 1. Untuk mengetahui Kuesioner, Analisis Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis
waste Adi Suartika jenis sisa material wawancara frekuensi sisa material yang paling sering dihasilkan
material pada Putra G A. yang sering terjadi adalah kayu bekisting, besi tulangan, cat,
proyek P,Candra dan bentuk keramik, gypsum board/kalsiboard,
konstruksi Dharmayanti penanganan yang bata/batako, semen, koral serta pasir. Bentuk
gedung dan A. A, sudah dilakukan saat penanganan yang sudah dilakukan saat ini
bertingkat Diah Parami ini oleh pihak oleh pihak proyek adalah menjual sisa
Dewi (2018) proyek serta untuk material yang masih bernilai kepada salvage
menganalisis upaya company atau memanfaatkannya untuk
yang dilakukan keperluan proyek mendatang, atau
untuk membuang sisa material yang berupa limbah
meminimalkan dan ke tempat pembuangan akhir (TPA). Upaya
menangani sisa untuk meminimalkan sisa material dilakukan
material tersebut. dengan tindakan pencegahan yang mencakup
optimalisasi penggunaan material, penerapan
metode konstruksi yang efektif dan efisien,
serta peningkatan akurasi estimasi dan
pemesanan. Hal ini dapat diterapkan secara
efektif dan berkesinambungan bila didukung
komitmen dari kontraktor pelaksana yaitu
dengan menambahkan divisi khusus yang
betugas merencanakan, melaksanakan dan
mengontrol upaya pengelolaan sisa material.

16
Tabel 2.2 Lanjutan
No Judul Peneliti Tujuan Metode Teknik Hasil Penelitian
Analisis
2. Analisis Michael 1. Untuk mengetahui Observasi Purposive Hasil penelitian menunjukkan bahwa waste
Waste Alan waste yang berada dan Sampling material paling banyak berupa kayu yang
Material Kristianto, pada proyek Wawancra digunakan pada bekisting. Persentase waste
Konstruksi Erwin konstruksi terutama yang berasal dari penggunaan kayu pada
pada Panucci pada pekerjaan bekisting berkisar 85%, persentase waste
Pekerjaan Ajie, struktur atas beton yang berasal dari baja tulangan berkisar
Struktur Atas Hermawan, bertulang di antara -0,24% sampai dengan 0,99%.
Beton dan Budi bangunan tingkat Penyebab waste utama pada kayu sebagai
Bertulang Setiyadi tinggi bekisting, diindikasikan bahwa proses
Bangunan (2019) pembongkaran yang kurang baik, sehingga
Tingkat tidak dapat digunakan kembali.
Tinggi

17
Tabel 2.2 Lanjutan
No Judul Peneliti Tujuan Metode Teknik Hasil Penelitian
Analisis
3. Analisis Pranisa 1. Untuk mengetahui Kuesioner, Analisis Hasil analisis menunjukkan bahwa material-
penanganan Luita Nadia material – material wawancara frekuensi, material yang berpotensi menjadi waste
material Singarimbun yang berpotensi analisis material adalah semen, pasir, kerikil/agregat
waste pada (2019) besar menjadi mean, dan kasar, besi beton/tulangan, kayu (papan),
proyek material waste standar keramik, pipa, paku papan bekisting,
perumahan beserta penyebab, deviasi perancah kayu (balok) dan perancah kayu
sederhana di upaya (bulat). Upaya untuk meminimalkan waste
Kota meminimalkan material kerja dengan teliti, rencana kerja
Palangka material waste yang yang baik, menggunakan metode
Raya akan terjadi, dan pelaksanaan yang tepat. Upaya untuk
penanganan material meminimalkan waste material kerja dengan
waste yang telah teliti, rencana kerja yang baik, menggunakan
terjadi pada tiap – metode pelaksanaan yang tepat. Dan untuk
tiap material penanganan waste material yang telah terjadi
perumahan di kota adalah dengan menggunakan kembali,
Palangka Raya. pengurangan material, dan di jual.

18
No Judul Peneliti Tujuan Metode Teknik Hasil Penelitian
Analisis
4. Analisis Poppy Olga Untuk mengetahui Kuesioner Analisis Hasil yang diharapkan adalah untuk
Penanganan Lestari faktor dominan apa dan frekuensi mengetahui faktor dominan yang
Waste (2021) saja yang wawancara dan mempengaruhi waste material pada proyek
Material pada mempengaruhi Metode konstruksi bangunan bertingkat di Kota
Proyek penanganan waste Pengambilan Palangka Raya, dan membuat analisis
Bangunan material dan analisis Keputuan – penanganan waste material yang terjadi pada
Bertingkat di penanganannya pada AHP proyek konstruksi bangunan bertingkat di
Kota proyek bangunan Kota Palangka Raya.
Palangka bertingkat di Kota
Raya Palangka Raya.

19
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan

dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada (Sugiyono, 2010).

Pada penelitian ini, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan

deskriptif. Adapula metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi

lapangan dan pengumpulan data dengan kuesioner serta dilengkapi oleh

wawancara.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada proyek konstruksi tiap bangunan

bertingkat di Kota Palangka Raya.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dimulai dari bulan

Oktober hingga Desember 2021.

3.3 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian merupakan tata cara atau urutan langkah yang

dilaksanakan secara sistematis dan logis sesuai dengan dasar teori permasalahan,

sehingga didapat analisis yang akurat untuk mencapai suatu tujuan. Adapun tahapan

penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

20
1. Tahap Pertama

Pada tahap pertama penelitian ini adalah kegiatan-kegiatan

pendahuluan, yaitu :

a. Penyusunan latar belakang penelitian.

b. Penyusunan rumusan masalah.

c. Penyusunan batasan masalah.

d. Penyusunan tujuan penelitian.

e. Penyusunan manfaat penelitian.

Tahap pertama ini akan menghasilkan output Penelitian.

2. Tahap Kedua

Tahap kedua penelitian ini adalah studi literatur. Studi ini bertujuan

untuk mengetahui dan memahami waste material, strategi penanganannya

dan sebagainya. Adapun studi literatur tersebut adalah :

1. Waste material

2. Indikator yang mempengaruhi penanganan waste material

konstruksi

3. Definisi bangunan bertingkat

4. Penelitian terdahulu

Pada tahap kedua ini akan menghasilkan output berupa Tinjauan

Pustaka.

21
3. Tahap Ketiga

Tahap ketiga pada penelitian ini adalah tahap melakukan pengumpulan

data. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai

berikut :

a. Lokasi dan Waktu Penelitian.

b. Tahapan Penelitian.

c. Populasi dan sampel.

d. Data penelitian.

1) Data primer

2) Data sekunder

e. Teknik pengumpulan data

1) Kuesioner

2) Wawancara

f. Instrumen penelitian.

g. Teknik analisis data.

Pada tahapan ini akan menghasilkan output berupa Data Penelitian.

22
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

23
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah bangunan bertingkat di Kota Palangka

Raya.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi (Sugiyono, 2010). Sampel

yang diambil adalah kontraktor dan konsultan yang terkait dalam

pelaksanaan proyek bangunan bertingkat tersebut. Kontraktor yang

digunakan sebagai responden berasal dari anggota GAPENSI (Gabungan

Pengusaha Konstruksi Indonesia) Kota Palangka Raya yang memiliki

sertifikat SBU (Sertifikat Badan Usaha) dengan jenis pekerjaan bangunan

gedung, sedangkan responden dari konsultan berasal dari anggota

INKINDO (Ikatan Konsultan Indonesia) Provinsi Kalimantan Tengah.

Responden yang dipilih adalah responden yang representatif dengan tujuan

penelitian.

3.5 Data Penelitian

Penelitian ini membutuhkan beberapa data untuk dianalisis lebih lanjut.

Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder.

24
1. Data Primer

Data Primer adalah data yang didapat langsung dengan melakukan

observasi langsung ke lapangan dan penyebaran kuesioner serta wawancara

langsung kepada para kontraktor dan konsultan pada proyek bangunan

bertingkat tersebut.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari studi

literature, baik dari tulisan, referensi yang relevan, jurnal.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuesioner kepada

pihak terkait pada proyek konstruksi bangunan bertingkat, yaitu konsultan,

kontraktor, developer dan para pekerja lainnya. Metode ini diharapkan dapat

menunjang akurasi data pada penelitian ini.

Teknik pengumpulan data itu sendiri merupakan langkah yang paling

strategis dalam suatu penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan data yang

diperlukan.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah berupa kuesioner, yaitu pengumpulan data

melalui daftar pertanyaan yang disusun untuk mendapatkan informasi atau

keterangan dari beberapa orang (Sugiyoyo, 2010). Kuesioner disusun dengan

menggunakan kalimat yang jelas dan sesuai dengan konsep yang ada agar

memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner.

25
Indikator kuesioner diperoleh dari hasil analisis literatur pada penelitian

sebelumnya yang tersusun dalam tabel 2.1. Pada indikator kuesioner ini disusun

berdasarkan 5 (lima) faktor yang mempengaruhi, diantaranya faktor perencanaan,

faktor manajemen, faktor sumber daya manusia, faktor material/bahan, dan faktor

lingkungan. Adapun pertanyaan yang ada dalam kuesioner antara lain sebagai

berikut :

1. Data profil responden

Pada data profil responden ini akan mencakup, nama responden, jenis

kelamin, usia, jabatan, lama bekerja, email, dan no hp (whatsapp).

2. Kuesioner tentang penelitian

Kuesioner berisi pernyataan tentang faktor dan indikator yang berkaitan

dengan penanganan waste material pada proyek konstruksi di Kota

Palangka Raya.

3. Skala penelitian responden

Untuk pengisian faktor yang mempengaruhi penyebab waste material,

maka responden diminta untuk memilih skala likert dengan nilai sebagai

berikut :

1 = Tidak Berpengaruh

2 = Kurang Berpengaruh

3 = Cukup Berpengaruh

4 = Berpengaruh

5 = Sangat Berpengaruh

Adapun kisi-kisi instrumen disajikann dalam Tabel 3.1 di bawah ini.

26
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Faktor Penyebab yang Berpotensi menjadi Waste Material

JAWABAN RESPONDEN
No FAKTOR Tidak Kurang Cukup Sangat
Berpengaruh
Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
A DESAIN/PERENCANAAN
A1 Kurangnya informasi gambar
Tidak atau kurang berkoordinasi dengan
kontraktor dan kurang berpengalaman
A2 mengenai konstruksi

A3 Desain atau perencanaan yang rumit


Kurang memperhatikan ukuran dari produk
A4 yang digunakan
A5 Pemilihan produk yang berkualitas rendah
B MANAJEMEN
B1 Penjadwalan dan perencanaan yang buruk
B2 Koordinasi yang buruk di antara pihak-
pihak yang terlibat di dalam proyek
Metode konstruksi yang tidak tepat/tidak
B3
sesuai
B4 Pengambilan keputusan yang lambat
C SUMBER DAYA MANUSIA
C1 Pekerja yang lambat
C2 Pekerja yang tidak efektif
C3 Pekerja yang tidak disiplin
C4 Pengawasan yang terlambat
C5 Pengawas yang kurang berpengalaman
27
Tabel 3.1 Lanjutan
JAWABAN RESPONDEN
No FAKTOR Tidak Kurang Cukup Sangat
Berpengaruh
Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
C SUMBER DAYA MANUSIA
C6 Tenaga kerja yang menganggur
C7 Kesalahan pada pelaksanaan
C8 Kurangnya skill tenaga kerja
D MATERIAL/BAHAN
D1 Kelebihan material
D2 Material tidak sesuai dengan spesifikasi
D3 Penumpukan material di lokasi
D4 Kerusakan material
D5 Penyimpanan material yang buruk
D6 Penanganan material yang buruk di lokasi
E LINGKUNGAN
E1 Kondisi lokasi
E2 Kondisi Cuaca

28
3.8 Teknik Analisis Data

Setelah data didapatkan, yaitu berupa jawaban responden dari kuesioner

yang telah dibagikan, maka akan dilakukan analisa berupa analisis frekuensi,

analisis mean dan standar deviasi.

Analisis frekuensi adalah analisis yang bertujuan untuk menunjukkan

jumlah jawaban responden untuk masing-masing pilihan dalam kuesioner,

sedangkan analisis mean adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui rata-rata

jawaban responden terhadap suatu pertanyaan, sehingga dapat diketahui nantinya

kecenderungan jawaban dari masing-masing pertanyaan dalam kuesioner.

Analisis frekuensi dilakukan untuk mendapatkan data berupa rangking

material berdasarkan tingkat besaran waste (dilihat dari volume waste material).

Sedangkan Metode Analytic Hierarchy Process – AHP (Pengambilan

Keputusan) merupakan cara untuk mengambil keputusan dengan efektif atas

persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses

pengambilan keputusan dengan memecahkan suatu persoalan ke dalam bagian-

bagian tertentu (Bhushan dan Rai, 2004 dalam Sener dkk, 2010). Metode AHP ini

dilakukan untuk mendapatkan data berupa data ranking keputusan yang terbaik,

pada penelitian ini pada ranking upaya meminimalkan waste dan penanganannya.

29
3.9 Diagran Alir Penelitian

Gambar Diagram alir penelitian


30
3.10 Jadwal Penelitian

31
DAFTAR PUSTAKA
.

Gavilan, R. M., and Bernold, L. E. 1994. “Source Evaluation of Waste in Building


Construction”, Journal of Engineering and Mangement, .

Intan, Suryanto. 2005. “Analisa dan Evaluasi Sisa Material Konstruksi: Sumber
Penyebab, Kuantitas, dan Biaya”. Tesis Pascasarjana – Universitas Kristen
Petra Surabaya. Surabaya

Putra, I Gusti Putu Adi Suartika dkk. 2018. “Penanganan Waste Material Pada
Proyek Konstruksi Gedung Bertingkat”, Jurnal spektran. Denpasar

Sugiarto dkk. 2017. “Analisis Dan Identifikasi Sisa Material Kontruksi Dalam
Proyek Pembangunan Dan Peningkatan Jalan Solo-Gemolong-Geyer Bts,
Kab.Sragen”. E-Jurnal Matriks Teknik Sipil. Solo

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Luita, Pranisa. (2020). Penanganan Material Waste pada Proyek Konstruksi


Perumahan Sederhana di Kota Palangka Raya. Palangka Raya: Universitas
Palangka Raya.

Tchobanoglous, g., Theisen, H., and Vigil, S.A. 1993. Integrated Solid
Management, McGraw-Hill. Inc., Ner Jersey.

Wiguna, I Putu Artama dkk. 2009. “Analisis Penanganan Material Waste Pada
Proyek Perumahan Di Surabaya”. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Prasarana Wilayah. Surabaya

Liman, K., & Sulistio, H. (2020). Waste Material Beton pada Proyek Konstruksi
di Jakarta. Jurnal Mitra Teknik Sipil, 3(1), 183-190.

Taufiq, M., & Anif, W. B. (2019, Juli). ANALISIS PENGENDALIAN SISA


MATERIAL PADA PELAKSANAAN. Ensiklopedia of Journal, 1(4),
251-254.

Anda mungkin juga menyukai