Oleh :
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
untuk menyelesaikan studi pada jenjang Strata-1 yang berlaku dalam kurikulum Fakultas
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Ir. Waluyo Nuswantoro, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
2. Ibu Frieda, S.T.,M.T., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik
3. Bapak Dr. Sutan Parasian Silitonga, STP.,S.T.,M.T., selaku Wakil Dekan Bidang
4. Bapak Deddy NS. Putra Tanggara, S.T., M.T. selaku Wakil Dekan Bidang
5. Bapak Dr. Rudi Waluyo, S.T.,M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas
6. Bapak Dr. Subrata Aditama K.A. Uda, S.T., M.T., selaku Dosem Pembimbing
Utama.
ii
8. Bapak Almuntofa P., S.T., M.T. selaku Moderator.
9. Seluruh Dosen Jurusan/Program Studi Teknik Sipil beserta Staf Tata Usaha Fakultas
10. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati dan menyadari bahwa penulisan Proposal
Skripsi ini banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu diharapkan
berbagai tanggapan, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
“ANALISIS PENANGANAN WASTE MATERIAL PADA PROYEK
BANGUNAN BERTINGKAT DI KOTA PALANGKA RAYA”
BAB I
PENDAHULUAN
bidang konstruksi pun semakin marak dilakukan. Berdasarkan bukti data Badan
Pusat Statistik (BPS) Kota Palangka Raya pada tahun 2017 terdapat 275.667 jiwa,
tahun 2018 terdapat 283.612 jiwa, 2019 terdapat 291.667 jiwa, dan 2020 terdapat
293.457 jiwa (BPS Kalimantan Tengah, 2020), yang ditandai dengan meningkatnya
salah satunya yaitu masih banyaknya sisa material yang terbuang begitu saja dan
akan menimbulkan waste. Waste itu sendiri merupakan pemborosan dari hasil
penggunaan peralatan, material, tenaga kerja atau modal dalam jumlah yang lebih
besar dari yang diperlukan pada pelaksanaan bangunan (Taufiq & Anif, 2019).
1
waste yang dihasilkan akan berdampak pada tingkat polusi terhadap lingkungan
sekitar.
Perumahan Sederhana di Kota Palangka Raya oleh Pranisa tahun 2020, hasilnya
pipa, paku papan bekesting, perancah kayu (balok) dan perancah kayu (bulat).
Sedangkan penyebab utama terjadinya material waste di lapangan kurang atau tidak
volume, dan kesalahan dalam penggunaan material sehingga perlu diganti. Untuk
meminimalkan waste material upaya yang dilakukan, yaitu dengan kerja dengan
teliti, rencana kerja yang baik, dan menggunakan metode pelaksanaan yang tepat.
Serta untuk penanganan material waste yang telah terjadi adalah dengan
Dari latar belakang di atas, maka akan dihasilkan suatu rumusan masalah
material?
2
3) Bagaimana analisis penanganan waste material yang terjadi pada
bangunan gedung.
material.
1. Bagi Mahasiswa
3
Bagi pelaksana proyek konstruksi, terutama bagi konsultan dan
3. Bagi Peneliti
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
material yang berlebihan, termasuk material yang dapat digunakan kembali, dapat
didaur ulang, dapat dikembalikan ke supplier, dan dapat dibuang ke tempat yang
dapat digunakan oleh orang lain (Putu, Dharmayanti, & Dewi, 2018). Waste
material juga dapat diartikan sebagai material yang tidak berharga atau material
yang tidak diinginkan untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau
1. Consumable Material
bagian dari struktur fisik bangunan, misalnya: pasir, kerikil, besi tulangan,
proyek konstruksi, dan bukan merupakan bagian fisik dari bangunan setelah
penahan sementara.
5
Menurut Tchobanoglous dkk (1993), ada 2 kategori sisa material yang
Sisa material tersebut tidak dapat dipakai lagi sesuai dengan fungsi
semula.
Waste material dapat disebabkan oleh kegiatan konstruksi dan juga dapat
disebabkan oleh faktor dari luar (eksternal) seperti kerusakan atau kesalahan. Faktor
eksternal
terjadinya sisa material konstruksi berdasarkan kategori yang telah dibuat oleh
6
Tabel 2.1. Sumber dan Penyebab Sisa Material Konstruksi
I Putu Sri
Pranisa Poppy
Sumber No Faktor Penyebab dkk Fajar
2019 2021
2009 2018
1 Kesalahan dalam kontrak dokumen √ √ √
2 Ketidaklengkapan dokumen kontrak √ √ √
3 Perubahan design √ √ √
4 Memilih spesifikasi produk √ √
5 Memilih produk yang berkualitas rendah √ √
Design 6 Kurang memperhatikan ukuran dari produk yang digunakan √ √
7 Designer tidak mengenal dengan baik jenis-jenis produk yang lain √ √
8 Pendetailan gambar yang rumit √ √
9 Informasi gambar yang kurang √ √
7
Tabel 2.1. Lanjutan
I Putu Sri
Pranisa Poppy
Sumber No Faktor Penyebab dkk Fajar
2019 2021
2009 2018
8
Tabel 2.1. Lanjutan
I Putu Sri
Pranisa Poppy
Sumber No Faktor Penyebab dkk Fajar
2019 2021
2009 2018
37 Waste yang dikonversi dari pemotongan yang tidak ekonomis. √ √
38 Sisa hasil dari pemotongan material yang sudah tidak bisa terpakai lagi √ √
Sisa Pencampuran yang berlebihan pada material basah yang disebabkan oleh
39 √ √
kurangnya pengetahuan tentang syarat-syarat yang benar
40 Limbah dari proses aplikasi √ √
37 Kehilangan akibat pencurian √ √
9
2.3 Penanganan Waste Material Konstruksi
material yang dihasilkan yang perlu adanya usaha penanganan sisa material oleh
berdasarkan pada waste hierarchy (Sugiarto dkk, 2017) dapat dilihat pada gambar
2.1 di bawah.
REDUCE
REUSE
RECYCLE
SALVAGE
1. Reduce
1) Prevention (Pencegahan)
2) Minimalization (Minimalisasi)
10
2. Reuse
3. Recycle
sama dengan material baru. Proses daur ulang pada umumnya hanya dapat
dilakukan terhadap material tertentu yang sifatnya dapat didaur ulang. Jenis
sisa material yang dapat didaur ulang antara lain karet, aspal, beton, besi,
kayu, pipa, cat, PVC, besi baja, kertas packaging, kaca, keramik, aluminium
dan seng.
4. Salvage
Dalam proses salvage, sisa material yang dapat dipindahkan masih dapat
11
2.4 Upaya Meminimalkan Waste Material
dari kontraktor dan pengawasan yang intensif dan berkala saat pelaksanaan
Menurut I Putu tahun 2009, dalam meminimalkan waste material yang ada,
1) Menghemat biaya,
12
6) Mengurangi beban landfill
2.5.1 Definisi
rendah (2-4 lantai), bangunan berlantai banyak (5-10 lantai), dan bangunan
dipaparkan hasil penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan. Ada beberapa
penelitian yang berhubungan dengan penerapan kriteria tepat guna lahan, yaitu :
penanganan waste yang telah terjadi pada tiap – tiap material. Penelitian
13
menunjukkan bahwa material yang berpotensi besar menjadi waste
adalah pada material keramik, genteng, kayu, cat, dan besi beton.
Penyebab utama material waste untuk material kayu, genteng, kayu, dan
jumlah waste yang akan terjadi pada material keramik, genteng, dan besi
beton, maka dilakukan dengan cara bekerja dengan lebih teliti, dan
untuk material kayu adalah dengan rencana kerja yang baik, sedangkan
yang tepat. Untuk penanganan material waste yang telah terjadi pada
waste yang berasal dari pegunungan kayu pada bekisting berkisar 85%,
persentase waste yang berasal dari baja tulangan berkisar -0,24% sampai
14
3. Penelitian yang dilakukan oleh Pranisa Luita Nadia Singarimbun
terjadi dan penanganan waste yang telah terjadi pada proyek perumahan
15
Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian
16
Tabel 2.2 Lanjutan
No Judul Peneliti Tujuan Metode Teknik Hasil Penelitian
Analisis
2. Analisis Michael 1. Untuk mengetahui Observasi Purposive Hasil penelitian menunjukkan bahwa waste
Waste Alan waste yang berada dan Sampling material paling banyak berupa kayu yang
Material Kristianto, pada proyek Wawancra digunakan pada bekisting. Persentase waste
Konstruksi Erwin konstruksi terutama yang berasal dari penggunaan kayu pada
pada Panucci pada pekerjaan bekisting berkisar 85%, persentase waste
Pekerjaan Ajie, struktur atas beton yang berasal dari baja tulangan berkisar
Struktur Atas Hermawan, bertulang di antara -0,24% sampai dengan 0,99%.
Beton dan Budi bangunan tingkat Penyebab waste utama pada kayu sebagai
Bertulang Setiyadi tinggi bekisting, diindikasikan bahwa proses
Bangunan (2019) pembongkaran yang kurang baik, sehingga
Tingkat tidak dapat digunakan kembali.
Tinggi
17
Tabel 2.2 Lanjutan
No Judul Peneliti Tujuan Metode Teknik Hasil Penelitian
Analisis
3. Analisis Pranisa 1. Untuk mengetahui Kuesioner, Analisis Hasil analisis menunjukkan bahwa material-
penanganan Luita Nadia material – material wawancara frekuensi, material yang berpotensi menjadi waste
material Singarimbun yang berpotensi analisis material adalah semen, pasir, kerikil/agregat
waste pada (2019) besar menjadi mean, dan kasar, besi beton/tulangan, kayu (papan),
proyek material waste standar keramik, pipa, paku papan bekisting,
perumahan beserta penyebab, deviasi perancah kayu (balok) dan perancah kayu
sederhana di upaya (bulat). Upaya untuk meminimalkan waste
Kota meminimalkan material kerja dengan teliti, rencana kerja
Palangka material waste yang yang baik, menggunakan metode
Raya akan terjadi, dan pelaksanaan yang tepat. Upaya untuk
penanganan material meminimalkan waste material kerja dengan
waste yang telah teliti, rencana kerja yang baik, menggunakan
terjadi pada tiap – metode pelaksanaan yang tepat. Dan untuk
tiap material penanganan waste material yang telah terjadi
perumahan di kota adalah dengan menggunakan kembali,
Palangka Raya. pengurangan material, dan di jual.
18
No Judul Peneliti Tujuan Metode Teknik Hasil Penelitian
Analisis
4. Analisis Poppy Olga Untuk mengetahui Kuesioner Analisis Hasil yang diharapkan adalah untuk
Penanganan Lestari faktor dominan apa dan frekuensi mengetahui faktor dominan yang
Waste (2021) saja yang wawancara dan mempengaruhi waste material pada proyek
Material pada mempengaruhi Metode konstruksi bangunan bertingkat di Kota
Proyek penanganan waste Pengambilan Palangka Raya, dan membuat analisis
Bangunan material dan analisis Keputuan – penanganan waste material yang terjadi pada
Bertingkat di penanganannya pada AHP proyek konstruksi bangunan bertingkat di
Kota proyek bangunan Kota Palangka Raya.
Palangka bertingkat di Kota
Raya Palangka Raya.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan
deskriptif. Adapula metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi
wawancara.
dilaksanakan secara sistematis dan logis sesuai dengan dasar teori permasalahan,
sehingga didapat analisis yang akurat untuk mencapai suatu tujuan. Adapun tahapan
20
1. Tahap Pertama
pendahuluan, yaitu :
2. Tahap Kedua
Tahap kedua penelitian ini adalah studi literatur. Studi ini bertujuan
1. Waste material
konstruksi
4. Penelitian terdahulu
Pustaka.
21
3. Tahap Ketiga
berikut :
b. Tahapan Penelitian.
d. Data penelitian.
1) Data primer
2) Data sekunder
1) Kuesioner
2) Wawancara
f. Instrumen penelitian.
22
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
23
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Raya.
2. Sampel
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi (Sugiyono, 2010). Sampel
penelitian.
24
1. Data Primer
bertingkat tersebut.
2. Data Sekunder
kontraktor, developer dan para pekerja lainnya. Metode ini diharapkan dapat
strategis dalam suatu penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan data yang
diperlukan.
menggunakan kalimat yang jelas dan sesuai dengan konsep yang ada agar
25
Indikator kuesioner diperoleh dari hasil analisis literatur pada penelitian
sebelumnya yang tersusun dalam tabel 2.1. Pada indikator kuesioner ini disusun
faktor manajemen, faktor sumber daya manusia, faktor material/bahan, dan faktor
lingkungan. Adapun pertanyaan yang ada dalam kuesioner antara lain sebagai
berikut :
Pada data profil responden ini akan mencakup, nama responden, jenis
Palangka Raya.
maka responden diminta untuk memilih skala likert dengan nilai sebagai
berikut :
1 = Tidak Berpengaruh
2 = Kurang Berpengaruh
3 = Cukup Berpengaruh
4 = Berpengaruh
5 = Sangat Berpengaruh
26
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Faktor Penyebab yang Berpotensi menjadi Waste Material
JAWABAN RESPONDEN
No FAKTOR Tidak Kurang Cukup Sangat
Berpengaruh
Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
A DESAIN/PERENCANAAN
A1 Kurangnya informasi gambar
Tidak atau kurang berkoordinasi dengan
kontraktor dan kurang berpengalaman
A2 mengenai konstruksi
28
3.8 Teknik Analisis Data
yang telah dibagikan, maka akan dilakukan analisa berupa analisis frekuensi,
sedangkan analisis mean adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui rata-rata
material berdasarkan tingkat besaran waste (dilihat dari volume waste material).
bagian tertentu (Bhushan dan Rai, 2004 dalam Sener dkk, 2010). Metode AHP ini
dilakukan untuk mendapatkan data berupa data ranking keputusan yang terbaik,
pada penelitian ini pada ranking upaya meminimalkan waste dan penanganannya.
29
3.9 Diagran Alir Penelitian
31
DAFTAR PUSTAKA
.
Intan, Suryanto. 2005. “Analisa dan Evaluasi Sisa Material Konstruksi: Sumber
Penyebab, Kuantitas, dan Biaya”. Tesis Pascasarjana – Universitas Kristen
Petra Surabaya. Surabaya
Putra, I Gusti Putu Adi Suartika dkk. 2018. “Penanganan Waste Material Pada
Proyek Konstruksi Gedung Bertingkat”, Jurnal spektran. Denpasar
Sugiarto dkk. 2017. “Analisis Dan Identifikasi Sisa Material Kontruksi Dalam
Proyek Pembangunan Dan Peningkatan Jalan Solo-Gemolong-Geyer Bts,
Kab.Sragen”. E-Jurnal Matriks Teknik Sipil. Solo
Tchobanoglous, g., Theisen, H., and Vigil, S.A. 1993. Integrated Solid
Management, McGraw-Hill. Inc., Ner Jersey.
Wiguna, I Putu Artama dkk. 2009. “Analisis Penanganan Material Waste Pada
Proyek Perumahan Di Surabaya”. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Prasarana Wilayah. Surabaya
Liman, K., & Sulistio, H. (2020). Waste Material Beton pada Proyek Konstruksi
di Jakarta. Jurnal Mitra Teknik Sipil, 3(1), 183-190.