Anda di halaman 1dari 47

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA


DILAPANGAN PADA PEKERJAAN BALOK
(ANALYSIS OF LABOR PRODUCTIVITY IN FIELD
ON BEAM WORK)
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Teaching Industry Learning Center
(TILC) Sekolah Vokasi UGM, Sleman Yogyakarta)

Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Untuk Memenuhi


Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana Teknik Sipil

Khuzail Syahnan Zubaidi Mayau


14511166

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2020

i
PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA


DILAPANGAN PADA PEKERJAAN BALOK
(ANALYSIS OF LABOR PRODUCTIVITY IN FIELD
ON BEAM WORK)
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Teaching Industry Learning Center
(TILC) Sekolah Vokasi UGM, Sleman Yogyakarta)

Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Untuk Memenuhi


Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana Teknik Sipil

Khuzail Syahnan Zubaidi Mayau


14511166

Disetujui:

Pembimbing

Vendie Abma, S.T., M.T.


Tanggal:

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
penilis dapat meyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Produktivitas
Tenaga Kerja di Lapangan Pada Pekerjaan Balok. Tugas akhir ini merupakan
salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan studi tingkat sarjana di Program
Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta.
Dalam Penyusunan Tugas Akhir ini banyak hambatan yang dihadapi
penulis, namun berjat saran, kritik, serta dorongan semangat dari berbagai pihak,
alhamdulillah Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Berkaitan dengan ini, penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Vendie Abma, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing tugas akhir.
2. Ibu Dr. Ir. Sri Amini Yuni Astuti., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
3. Bapak dan ibu yang selalu mendukung dan memberikan doa serta
semangat kepada penulis dalam menyusun tugas akhir ini hingga selesai.
4. Dan seluruh pihak terkait yang telah memberikan dukungan dan bantuan
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya Penulis berharap agar, Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak yang membacanya

Yogyakarta, 29 Oktober 2020p


Penulis,

Khuzail Syahnan Zubaidi Mayau


14511166

iii
DAFTAR ISI

PROPOSAL TUGAS AKHIR i


PROPOSAL TUGAS AKHIR ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
BAB I 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 3
1.4 Batasan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
BAB II 4
2.1 Tinjauan Umum 4
2.2 Penelitian Terdahulu 4
2.3 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu 8
BAB III 13
3.1 Manajemen Proyek 13
3.1.1 Pengertian Manajemen Konstruksi 13
3.2 Proyek Konstruksi 14
3.2.1 Pengertian Proyek Konstruksi 14
3.2.2 Karakteristik Proyek Konstruksi 15
3.2.3 Tujuan Proyek Konstruksi 16
3.3 Produktivitas 17
3.3.1 Pengertian Produktivitas 17
3.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas 18
3.3.3 Aspek-aspek Dalam Produktivitas 19
3.3.4 Pengukuran Produktivitas Pekerja 19

iv
3.4 Work Sampling 20
3.4.1 Pengertian Work Sampling 20
3.4.2 Prinsip work sampling 21
3.4.3 Fungsi dan Manfaat Work Sampling 22
3.4.4 Prosedur Pelaksanaan Work Sampling 22
3.5 Tenaga Kerja 23
3.5.1 Pengertian Tenaga Kerja 23
3.5.2 Jenis – Jenis Tenaga Kerja 24
3.6 Balok 25
3.6.1 Pengertian Balok 25
3.6.2 Pelaksanaan Pekerjaan Balok 26
BAB IV 29
4.1 Pendahuluan 29
4.2 Lokasi Proyek 29
4.3 Subjek dan Objek Penelitian 30
4.4 Jenis Data 30
4.5 Tahapan Penelitian 31
4.6 Bagan Alir Penelitian (Flowchart) 33
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN 1 36

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Rangkuman Penelitian Terdahulu 10

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Supported Scaffolding 27


Gambar 3. 2 Supported Scaffolding 27
Gambar 3. 3 Bentuk-bentuk Aerial Lifts 27

Gambar 4. 1 Bagan Alir Penelitian (Flowchart) 33

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini perkembangan konstruksi di Indonesia mengalami kemajuan
dari waktu ke waktu. Akibat dari perkembangan konstruksi yang meningkat
banyak pembangunan bangunan konstruksi, contohnya seperti pembangunan
konstruksi jalan, bendung, bendungan, maupun gedung. Menurut UURI No. 28
tahun 2002 tentang bangunan gedung pada pasal 1, bangunan gedung adalah
wujud fisik hasil pekerjaan konstuksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau didalam tanah
dan/atau air. Bangunan gedung berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan
sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
pembangunan konstruksi gedung mengalami pertumbuhan dari tahun 2017 yaitu
536.000 pembangunan menjadi 597.901 pembangunan pada tahun 2018.
Dikarenakan pertumbuhan konstruksi gedung yang cukup pesat tiap
tahunnya, maka pelaksanaan konstruksi gedung harus baik saat pelaksanaannya.
Pelaksanaan konstruksi gedung harus disertai juga dengan tenaga kerja pada saat
proses pembangunannya. Tenaga kerja merupakan unsur penting dalam
pelaksanaan suatu proyek. Tujuan diperlukannya tenaga kerja agar tercapainya
mutu pekerjaan yang baik serta sesuai dengan biaya dan waktu yang ditentukan
saat proses pembangunan. Jika biaya dan waktu mengalami masalah tentunya
suatu proyek konstruksi gedung akan mengalami pembengkakan biaya dan
keterlambatan waktu. Itu sebabnya diperlukan tenaga kerja yang baik dan
kompeten agar tidak terjadi masalah pada saat proses proyek konstruksi gedung.
Agar mengetahui baik atau tidaknya tenaga kerja pada sebuah proyek
konstruksi gedung perlu di cari produktivitas pada tenaga kerja tersebut.
Produktivitas adalah perbandingan nilai out put dengan nilai input. Nilai out put
yang dimaksud adalah volume pekerjaan sedangkan nilai input yaitu orang dan
2

waktu. Dengan nilai produktivitas tersebut, dapat di analisis koefisein/indeks


tenaga kerja yang dapat digunakan untuk mengetahui besar biaya dan waktu pada
saat pekerjaan proyek konstruksi. Salah satu pekerjaan pada proyek konstruksi
gedung yaitu pekerjaan struktur balok.
Pekerjaan struktur balok memiliki volume pekerjaan dan memerlukan
tenaga kerja pada saat pelaksanaannya. Pekerjaan pada struktur balok terbagi
menjadi tiga pekerjaan yaitu pekerjaan pembesian (penulangan), bekisting, dan
pengecoran. Ketiga pekerjaan tersebut memiliki volume pekerjaan yang besar dan
memerlukan tenaga kerja yang baik saat melakukan pekerjaan tersebut, agar
anggaran biaya dan waktu dapat dioptimalkan dan juga menghindari dari
keterlambatan yang mengakibatkan pembengkakan biaya. Itulah sebabnya
dibutuhkan data-data yang didapatkan secara langsung dilapangan, agar dapat
menganalisis produktivitas pada tenaga kerja saat pekerjaan balok. Dengan
produktivitas tersebut, bisa menjadi pertimbangan dalam merencankan
koefisien/indeks tenaga kerja dan evaluasi pada sebuah proyek konstruksi gedung
dalam merencanakan anggaran biaya dan durasi waktu pekerjaan.
Agar sebuah proyek konstruksi gedung dapat memepergunakan tenaga
kerjanya dengan optimal maka penelitian ini diperlukan. Tujuan penilitian ini
yaitu mengetahui produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan balok proyek
pembangunan gedung Teaching Industry Learning Center (TILC) Sekolah Vokasi
UGM, dengan menggunakan metode work sampling. Pada penelitian ini hasil
yang akan didapatkan yaitu produktivitas dari tenaga kerja khususnya pekerjaan
balok, kemudian akan dianalisis dan dibandingkan dengan produktivitas
berdasarkan acuan SNI 7394-2008. Kemudian penelitian ini juga akan
membandingkan biaya yang dikeluarkan proyek pada tenaga kerja khususnya
pekerjaan balok sesuai yang dianlisis oleh peneliti dan berdasarka acuan SNI
7394-2008.

1.2 Rumusan Masalah


Terkait latar belakang masalah yang telah dibahas diatas, maka dirumuskan
permasalahan pokok sebagai berikut:
3

1. Berapa perbandingan produktivitas tenaga kerja dilapangan pada pekerjaan


balok acuan SNI 7394-2008?
2. Berapa perbandingan biaya tenaga kerja dilapangan pada pekerjaan balok
dengan acuan SNI 7394-2008?

1.3 Tujuan
Terkait rumusan masalah yang telah dibahas diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Megetahui perbandingan produktivitas tenaga kerja dilapangan pada
pekerjaan balok acuan SNI 7394-2008.
2. Mengetahui perbandingan biaya tenaga kerja dilapangan pada pekerjaan
balok dengan acuan SNI 7394-2008.

1.4 Batasan Penelitian


Batasan penelitian diperlukan agar penelitian ini tidak menyimpang dari
tujuan dan diharapkan tepat sasaran, berikut ini adalah batasan penelitian sebagai
berikut:
1. Pengamatan secara langsung dilakukan dilapangan.
2. Pengukuran hanya ditinjau pada analisa volume, tenaga kerja dan waktu.
3. Pengamatan dilakukan selama 10 hari kerja, pada waktu kerja normal yaitu
pukul 08.00 – 17.00 WIB, dengan waktu istirahat 1 jam yaitu dari pukul
12.00 – 13.00 WIB.
4. Tenaga kerja yang diamati tertuju pada tukang khususnya pekerjaan balok
dilapangan.
5. Material pada pekerjaan pembesian dan bekisting sudah tersedia dilapangan.
6. Pada pekerjaan pengecoran tenaga kerja yang diamati hanya yang ada
dilokasi pengecoran balok.
7. Pangamatan tidak termaksud produktivitas alat berat dan produktivitas
dipabrifikasi.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapahan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
4

1. Mendapatkan produktivitas tenaga kerja yang ada diproyek pembangunan


gedung Teaching Industry Learning Center (TILC) Sekolah Vokasi UGM dan
produktivitas tenaga kerja menurut acuan.
2. Mendapatkan besaran biaya produktivitas tenaga kerja yang ada diproyek
pembangunan gedung Teaching Industry Learning Center (TILC) Sekolah
Vokasi UGM dan produktivitas tenaga kerja menurut acuan.
3. Hasil nilai produktivitas yang didapatkan diharapkan dapat menjadi
pertimbangan dalam membuat perencanaan kedepannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum


Seperti penjelasan pada latar belakang sebelumnya, tenaga kerja memiliki
peranan penting dalam pelaksanaan konstruksi gedung. Jika tenaga kerja
mengalami permasalahan saat pelaksanaan dilapangan, tentunya akan berdampak
pada keberhasilan proyek. Permasalahan yang dimaksud yaitu keterlambatan
waktu dan pembengkakan biaya pada proyek konstruksi gedung tersebut. Oleh
sebab itu menganalisis produktivitas tenaga kerja perlu dilakukan terutama pada
pekerjaan balok yang memiliki volume pekerjaan yang besar. Metode yang
digunakan untuk menganalisis tenaga kerja pada penelitian ini adalah metode
work sampling dan dibandingkan dengan acuan SNI 7394-2008.
Metode work sampling diperlukan untuk pengukuran produktivitas tenaga
kerja yang sulit dilakukan secara akurat, memerlukan tenaga biaya yang besar.
Agar mencapai nilai produktivitas yang diharapkan, perencanaan harus dilakukan
dengan mempertimbangkan jumlah kelompok kerja, jadi perencanaan yang
dihasilkan akan sesuai dengan kemampuan tenaga kerja yang sudah ada
(Olomolaiye dll, 1998).

2.2 Penelitian Terdahulu


Agar mandapatkan hasil penelitian yang lebih baik, maka dibutuhkan
tinjauan pustaka yang mengacu pada penelitian yang telah dilakukan terdahulu.
Berikut adalah penelitian terdahulu yang digunakan sebagai tinjauan pada
penelitian ini :
1. Aprilian (2010) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Produktivitas
Tenaga Kerja pada Pekerjaan Struktur Rangka Atap Baja (Studi Kasus
Proyek Pembangunan RSUD Dr.Moewardi Surakarta, Jawa Tengah)”. Pada
penelitian ini permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana peneliti
mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja pada bidang konstruksi, dengan
5

tujuan yaitu menganalisis tingkat produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan


konstruksi dan menganalisis pengaruh variabel terhadap tingkat produktivitas
tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu
penelitian dengan cara mengumpulkan data primer dan data sekunder.
Penelitian berfokus pada pekerjaan rangka atap. variabel faktor yang
mempengaruhi produktivitas pada penelitian ini adalah umur, sarana bantu,
kondisi lapangan, pengalaman kerja, keahlian kerja, kesehatan pekerja,
kesesuaian upah, koordinasi dan perencanaan manajerial terhadap
produktivitas pekerjaan struktur rangka atap. Dari penelitian tersebut
mendapatkan hasil sebagai berikut :
a. besarnya produktivitas tenaga kerja pekerjaan struktur rangka atap adalah
66,8%.
b. variabel faktor pada penelitian ini secara simultan tidak berpengaruh yang
signifikan terhadap besarnya produktivitas, secara parsial variabel yang
mempunyai pengaruh dengan signifikan terhadap besarnya produktifitas
adalah variabel pengalaman kerja dan variabel keahlian kerja.
c. Variabel pengalaman kerja memiliki pengaruh dominan terhadap tingkat
produktivitas tenaga kerja pada lokasi penelitian.
2. Walangitan (2012) melakukan penelitian dengan judul “Produktivitas Tenaga
Kerja dengan Menggunakan Metode Work Sampling pada Pekerjaan Kolom
dan Balok Mega Trade Center Manado”. Pada penelitian ini permasalahan
yang dihadapi yaitu terbatasnya tenaga kerja berkualitas yang tersedia.
keterbatasan tersebut dapat menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek
konstruksi. Akibat dari tenaga kerja yang tidak terampil dan tidak maksimal
saat melakukan pekerjaannya yaitu menghasilkan nilai produktivitas yang
rendah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat
produktivitas tenaga kerja, volume perkerjaan, dan alokasi waktu yang
dimanfaatkan oleh tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaan bekisting dan
pembesian. Dari penelitian tersebut mendapatkan hasil sebagai berikut :
a. data produktivitas pekerjaan pemasangan bekisting pada kolom adalah
12,679 menit/m2, pekerjaan pemasangan pada balok adalah 22,569
6

menit/m2, waktu baku untuk pekerjaan pembesian pada kolom adalah


0,624 menit/kg dan 0,697 menit/kg untuk pembesian pada balok.
b. Analisis upah tenaga kerja adalah sebagai berikut :
1) Pekerjaan bekisting kolom 0,023 tukang dan 0,047 pekerja.
2) Pekerjaan bekisting balok 0,042 tukang dan 0,169 pekerja.
3) Pekerjaan pembesian kolom 0,113 tukang dan 0,451 pekerja.
4) Pekerjaan pembesian balok 0,128 tukang dan 0,514 pekerja.
3. Ervianto (2008) melakukan penelitian dengan judul “Pengukuran
Produktivitas Kelompok Pekerja dalam Proyek Konstruksi (Studi Kasus
Proyek Gedung Bertingkat di Surakarta)”. Pada penelitian ini memiliki
permasalahan yaitu kurangnya informasi kesesuaian penggunaan biaya untuk
tenaga kerja baik dari kajian ilmiah dan produktivitas dilapangan, mengingat
tingkat ketidakpastian yang tinggi dari penggunaan tenaga kerja itu sendiri.
Permasalahan utama bagi pelaksana konstruksi yaitu belum adanya informasi
yang faktual tentang tingkat produktivitas tenaga kerja yang digunakan untuk
prencanaan biaya. Perencanaan biaya penting dalam usaha memenangkan
tender dan sebagi pedoman saat pelaksanaan dilapangan. Metode yang
digunakan dalam mencari produktivitas ada beberapa diantaranya adalah
time study, time and motion study, dan work sampling. Metode-metode ini
memerlukan pengukuran produktivitas yang aktual dilapangan secara khusus
dikarenakan biaya yang besar, waktu yang lama dan harus intensif.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, mendapakan hasil data sebagai berikut :
a. produktivitas pekerjaan pondasi pelat adalah 0,067 m 3/orang/jam,
produktivitas pekerjaan kolom adalah 0,074 m 3/orang/jam, produktivitas
pekerjaan balok dan pelat adalah 0,041 m 3/orang/jam, dan produktivitas
pekerjaan batu kali adalah 0,191 m3/orang/jam.
4. Prasetyo (2017) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Produktivitas
Tenaga Kerja Metode Work Sampling : Studi Kasus Proyek Tunjuangan Plaza
6”. Permasalahan yang terjadi pada penelitian ini yaitu kondisi ideal seperti
pada acuan Indeks Tenaga Kerja dalam SNI sulit untuk ditemui, akibatnya
proyek konstruksi seringkali mengalami keterlambatan dikarenakan berbagai
7

faktor yang terjadi dilapangan sehingga mempengaruhi produktivitas tenaga


kerja. Penelitian menggunakan metode random activity sampling, yaitu
mengkaji sampel berjumlah sedikit namun dapat mewakili. Berdarkan analisis
yang dilakukan, didapatkan hasil data sebagai berikut:
a. produktivitas pekerjaan pembesian adalah 40,35 kg/orang-jam.
b. produktivitas dalam pekerjaan pembesian (mengacu pada SNI 2008)
adalah 28,57 kg/0rang-jam.
c. Labor Utilization Rate (LUR) pada pekerjaan pembesian sebesar 77,61%.
5. Rizky (2014) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Produktivitas
Tenaga Kerja di Lapangan pada Pekerjaan Kolom (Study Kasus Proyek
Pembangunan Gedung Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Sleman
Yogyakarta)”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
work sampling. Work sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan
sejumlah besar pengamatan terhadap aktifitas kerja baik dari mesin, proses
dan pekerja / operator. Cara kerja metode ini yaitu dengan melakukan
pengukuran kerja menggunakan stopwatch, diklasifikasikan sebagai
pengukuran kerja secara langsung dikarenakan pelaksanaan secara langsung
dilakukan ditempat kerja atau lapangan yang sedang diteliti. Permasalahan
yang didapatkan pada penelitian ini yaitu perbedaan yang cukup besar antara
produktivitas dilapangan dengan produktivitas menurut acuan. Perbedaan ini
kemungkinan disebabkan oleh rendahnya standar koefisien yang dipakai oleh
SNI dan PUPR. BSN / Kementrian PUPR selaku pembuat acuan menentukan
sebuah koefisien berdasarkan nilai yang digunakan diseluruh indonesia. Oleh
sebab itu jika nilai tersebut digunakan di pulau Jawa seperti penilitian ini
kemungkinan produktivitas lapangan lebih besar dibandingkan acuan
tersebut. Berdarkan analisis yang dilakukan, didapatkan hasil data sebagai
berikut :
a. Produktivitas rata-rata lapangan sebesar 768,54 Kg/orang untuk pekerjaan
pembesian, 14 m2/orang untuk nilai produktivitas pekerjaan bekisting,
17,64 m3/orang untuk nilai produktivitas pekerjaan pengecoran. Nilai
produktivitas menurut SNI sebesar 200 kg/orang untuk pekerjaan
8

pembesian, 4,24 m2/orang untuk pekerjaan bekisting dan 4 m 3/orang untuk


pekerjaan pengecoran. Nilai produktivitas menurut Permen PUPR sebesar
71,43 kg/orang orang untuk pekerjaan pembesian, 9,09 m 2/orang untuk
pekerjaan bekisting dan 4 m3/orang untuk pekerjaan pengecoran.
perbedaan
b. Besarnya yang cukup signifikan antara acuan SNI 7394-2008
denagn Permen PUPR28-2016 pada semua jenis pekerjaan. Produktivitas
lapangan dengan acuan SNI sebesar 3,84 kali dan Permen PUPR sebesar
10,76 kali pada pekerjaan pembesian. Produktivitas lapangan dengan
acuan SNI sebesar 3,30 kali dan Permen PUPR sebesar 1,54 kali pada
pekerjaan bekisting. Produktivitas lapangan dengan acuan SNI dan Permen
PUPR sebesar 4,41 kali pada pekerjaan pengecoran.
Untuk penelitian ini digunakan metode work sampling dengan objek
penelitian balok pada proyek pembangunan gedung Teaching Industry
Learning Center (TILC) Sekolah Vokasi UGM. Dari penelitian ini
mendapatkan hasil akhir yang akan dibandingkan dengan nilai
produktivitas menurut acuan. Harapannya hasil akhir yang di dapatkan
akan menjadi pertimbangan dalam membuat perencanaan kedepannya.

2.3 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu


Penelitian yang akan dilakukan ini memiliki perbedaan dengan
penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya. Pada penelitian
sebelumnya, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode
analisis deskriptif, random activity sampling, Pengumpulan data dan
laporan-laporan harian yang diperoleh dari konsultan pengawas dan
pelaksana proyek. Adapun penelitian terdahulu yang menggunakan
metode work sampling dan acuan perbandingan yang sama akan tetapi
objek struktur dan jenis bangunan gedung yang berbeda. Perbedaan
lainnya yaitu pada lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti. Dari
penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dijelaskan diatas, belum ada
penelitian yang membahas mengenai analisis produktivitas dan biaya
tenaga kerja pada pekerjaan balok dan dibandingkan dengan acuan SNI
9

7394-2008, kemudian menggunakan metode work sampling yang


dilakukan langsung dilapangan pada proyek pembangunan gedung
Teaching Industry Learning Center (TILC) Sekolah Vokasi UGM. Maka
dari itu tugas akhir yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan
penelitian mengenai analisis produktivitas tenaga kerja dilpangan pada
pekerjaan balok dengan acuan perbandingan SNI 7394-2008 dan belokasi
pada proyek pembangunan gedung Teaching Industry Learning Center
(TILC) Sekolah Vokasi UGM.
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka diketahui rangkuman
penelitian terdahulu yang dapat dilihat pada tabel 2.1 beikut.
Tabel 2. 1 Rangkuman Penelitian Terdahulu

No Judul Metode Hasil


1. Analisis Produktivitas Tenaga Kerja pada Pekerjaan Struktur Analisis deskriptif a. besar produktivitas tenaga kerja pekerjaan
Rangka Atap Baja (Studi Kasus Proyek Pembangunan RSUD struktur rangka atap adalah 66,8%.
Dr.Moewardi Surakarta, Jawa Tengah). b. variabel faktor pada penelitian ini secara
simultan tidak berpengaruh yang signifikan
terhadap besarnya produktivitas.
c. Variabel pengalaman kerja memiliki
pengaruh dominan terhadap tingkat
produktivitas tenaga kerja pada lokasi
penelitian.
2. Produktivitas Tenaga Kerja dengan Menggunakan Metode Work Work Sampling a. Produktivitas Pemasangan Bekisting :
Sampling pada Pekerjaan Kolom dan Balok Mega Trade Center 1) Kolom : 12,697 menit/m2.
Manado. 2) Balok : 22, 569 menit/m2 .
b. Produktivitas Pembesian :
1) Kolom : 0,624 menit/kg.
2) Balok : 0,697 menit/kg.

10
Lanjutan Tabel 2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu

No Judul Metode Hasil


Pengumpulan data Didapat hasil produktivitas tenaga kerja pada
3. Pengukuran Produktivitas Kelompok Pekerja dalam
produktivitas dan laporan – jam kerja reguler untuk pekerjaan pondasi
Proyek Konstruksi (Studi Kasus Proyek Gedung
laporan harian yang diperoleh pelat, kolom, balok dan pelat, pasangan batu
Bertingkat di Surakarta).
dari konsultan pengawas dan kali yaitu 0,067; 0,074; 0,041; 0,191
pelaksana proyek. (m3/orang/jam).
4. random activity sampling a. Nilai produktivitas pekerjaan pembesian
Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Metode Work
adalah 40,35 kg/orang- jam.
Sampling : Studi Kasus Proyek Tunjuangan Plaza 6.
b. Nilai produktivitas pekerjaan pembesian
adalah 28,57 kg/orang- jam menurut SNI
2008.
c. LUR pada pekerjaan pembesian adalah
77,61%.
5 a. Produktivitas rata-rata lapangan :
Analisis Produktivitas Tenaga Kerja di Lapangan pada Work Sampling
1) Pembesian : 768,54 Kg/orang.
Pekerjaan Kolom (Study Kasus Proyek Pembangunan
2) Bekisting : 14 m2/orang.
Gedung Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia,
3) Pengecoran : 17,64 m3/orang.
Sleman Yogyakarta)
b. Nilai produktivitas menurut SNI :
1) Pembesin : 200 kg/orang.
2) Bekisting :4,24 m2/orang.

11
Lanjutan Tabel 2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu

No Judul Metode Hasil


3) Pengecoran : 4 m3/orang.
c. Nilai produktivitas menurut Permen PUPR :
1) Pembesian : 71,43 kg/orang.
2) Bekisting : 9,09 m2/orang.
3) Pengecoran : 4 m3/orang.
d. Produktivitas lapangan pada pekerjaan
pembesian :
1) SNI : 3,84 kali.
2) Permen PUPR : 10,76 kali.
e. Produktivitas lapangan pada pekerjaan
Bekisting :
1) SNI : 3,30 kali.
2) Permen PUPR : 1,54 kali.
f. Produktivitas lapangan pada pekerjaan
pengecoran :
1) SNI dan Permen PUPR sebesar 4,41
kali.

12
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Manajemen Proyek


3.1.1 Pengertian Manajemen Konstruksi
Menurut James A.F. Stoner (2006) menyatakan bahwa Manajemen adalah
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian
upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada
pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Fungsi manajemen menurut robbins dan coulter, (2010) adalah sebagai
berikut:
1. Perencanaan (planning): menentukan arah tindakan perencanaan (planning)
berarti menetapkan tujuan organisasi dan bagaimana cara terbaik untuk
mencapainya. Pengambilan keputusan (decisison making), yang merupakan
bagian dari proses perencanaan adalah pemilihan suatu tindakan dari
serangkaian alternatif. Perencanaan dan pengambilan keputusan membantu
mempertahankan efektivitas manajerial karena menjadi petunjuk untuk
aktivitas dimasa depan. Artinya, tujuan dan rencana organisasi dengan jelas
membantu manajer untuk mengetahui bagaimana mengalokasikan waktu dan
sumber daya mereka.
2. Pengorganisasian (organizing): mengkoordinasikan aktivitas dan sumber
daya. Fungsi manajemen berikutnya adalah mengorganisasikan orang-orang
dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan rencana.
Secara khusus, pengorganisasian mencakup penentuan bagaimana cara
mengelompokan berbagai aktivitas dan sumber daya.
3. Kepemimpinan (leading): memotivasi dan mengelola orang.
Fungsi manajerial yang ketiga adalah kepemimpinan. Beberapa orang
menganggap kepemimpinan sebagai aktivitas yang paling penting dan paling
menantang dari semua aktivitas manajerial. Kepemimpinan (leading) adalah
14

serangkaian proses yang dilakukan agar anggota dari suatu organisasi bekerja
bersama demi kepentingan organisasi tersebut.
4. Pengendalian (controlling): memonitor dan mengevaluasi aktivitas Tahap
terakhir dari proses manajemen adalah pengendalian (controlling), atau
pemantauan kemauan organisasi dalam mencapai tujuannya. Ketika
organisasi bergerak menuju tujuannya, manajer harus memonitor kemajuan
untuk memastikan bahwa organisasi tersebut berkinerja sedemikian rupa
sehingga akan mencapai tujuannya pada waktu yang telah ditentukan.
Pengendalian membantu memastikan efektivitas dan efisiensi yang
diperlukan demi keberhasilan manajemen.
Definisi manajemen konstruksi menurut Soehendradjati, (1987) adalah
kelompok yang menjalankan fungsi manajemen dalam proses konstruksi (tahap
pelaksanaan), suatu fungsi yang akan terjadi dalam setiap proyek konstruksi. Itu
sebabnya manajemen konstruksi di butuhkan dalam sebuah proyek kontruksi agar
saat proses pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang telah ditentukan dengan
baik.

3.2 Proyek Konstruksi


3.2.1 Pengertian Proyek Konstruksi
Menurut Dipohusodo (1995) proyek merupakan sebuah usaha yang
mengerahkan sumber daya tersedia, yang diorganisasikan agar mencapai sasaran,
tujuan dan harapan penting tertentu, serta harus diselesaikan dalam jangka waktu
yang terbatas sesuai dengan kesepakatan.
Menurut Tjokroamijojo (1971) Proyek adalah unit yang paling baik untuk
pelaksanaan perencanaan operasional dari aktivitas investasi dengan kegiatan
yang saling berkaitan untuk mencapai suatu hasil tujuan tertentu, dalam jangka
waktu tertentu.
Definisi Proyek menurut Nugraha, dll (1985) adalah usaha dalam jangka
waktu yang telah ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang
telah dirumuskan pada waktu awal pembangunan proyek akan dimulai.
15

Definisi Proyek (konstruksi atau lainnya) menurut Ahuja, dll (1994) adalah
sebuah perbuatan atau pekerjaan unik yang pada dasarnya mempunyai satu tujuan
yang telah ditetapkan bidang atau lapangan, mutu atau kualitas, waktu dan harga
yang diingikan.
Menurut Ervianto (2002) proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu
pendek.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan proyek
konstruksi ialah rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan
tertentu dalam hal ini bangunan (konstruksi) dalam batasan waktu, biaya dan mutu
tertentu. Proyek konstruksi selalu memerlukan sumber daya yaitu manusia,
material (bahan bangunan), peralatan, metode pelaksanaan, uang, informasi, dan
waktu. Jika diperhatikan dari pengertian diatas proyek konstruksi memiliki ciri-
ciri berikut :
1. Memiliki tujuan khusus yaitu produk akhir / hasil kerja akhir.
2. Memliki penjadwalan, biaya dan kriteria mutu saat proses mencapai hasil
kerja akhir yang telah ditentukan.
3. Jangka waktu yang pendek (bersifat sementara), dikarenakan dibatasi oleh
waktu yang telah ditentukan.
4. Melibatkan berbagai pihak terkait secara langsung maupun tidak langsung.
3.2.2 Karakteristik Proyek Konstruksi
Menurut Ervianto (2002) Proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik
yang dapat dipandang secara tiga dimensi, antara lain sebagai berikut :
1. Bersifat unik
Maksud dari sebuah proyek konstruksi bersifat unik adalah sebuah proyek
konstruksi berifat sementara (memiliki batasan waktu), dalam proses
pengerjaannya proyek konstruksi selalu terlibat dalam grup pekerja yang
berbeda-beda, dan rangkaian kegiatan yang terjadi selama proyek konstruksi
berlangsung tidak sama atau identik meskipun proyek tersebut sejenis.
2. Sumber daya
16

Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya, sumber daya disini


yang dimaksud adalah pekerja (orang), uang, mesin, metode, dan material.
3. Organisasi.
Setiap organisasi memiliki tujuan yang berbeda-beda, dimana didalamnya
terdapat beberapa individu dengan ketidakpastian, perbedaan ketertarikan,
keahlian dan kepribadian bervariasi,
Oleh karena itu, dikarenakan jenis karakteristik seperti penjelasan diatas
maka manager proyek harus mampu menyatukan pandangan dan tujuan menjadi
satu dengan harapan agar tercapainya tujuan proyek tersebut.
3.2.3 Tujuan Proyek Konstruksi
Menurut Soeharto (1999), di dalam proses mencapai tujuan tersebut terdapat
batasan yang disebut tiga kendala (triple constrain) yaitu:
1. Biaya
Proyek harus dapat diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran.
2. Jadwal
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang
telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya
tidak boleh melewati batas waktu yang ditentukan.
3. Mutu
Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria
yang dipersyaratkan. Memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi
tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use.
Ketiga batsan tersebut bersifat saling melengkapi, artinya jika ingin
menaikkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya
harus diikuti dengan manaikkan mutu, selanjutnya akan berakibat pada biaya yang
melebihi anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka yang dilakukan
yaitu berkompromi dengan mutu dan jadwal. Oleh sebab itu untuk dapat
mengendalikan ketiga batasan diatas, perlu melakukan manajemen waktu, biaya,
dan mutu agar dapat meningkatkan kualitas perencanaan waktu dan biaya dalam
menghadapi kegiatan pekerjaan disuatu proyek konstruksi.
17

3.3 Produktivitas
3.3.1 Pengertian Produktivitas
Berikut ini adalah pengertian produktivitas menurut para ahli :
1. Smith dan wekeley (1995)
Produktivitas adalah produksi atau output yang dihasilkan dalam satu
kesatuan waktu untuk input.
2. Kohlers (1983)
Produktivitas adalah sebagai hasil yang didapat dari suatu proses produksi
yang menggunakan satu atau lebih faktor produksi. Produktivitas ini biasanya
dihitung sebagai indeks atau perbandingan output dibanding Input dan
dinyatakan dalam ukuran fisik serta finansial.
3. Ghiselli dan Brown (1995)
Melihat produktivitas dari dua segi yaitu output sebagai pengukur
produktivitas, yang didalamnya mengandung dua aspek yaitu jumlah dan
kualitas, sedang yang lain dilihat dari segi hilangnya waktu sebagai pengukur
produktivitas kerja.
4. Riyanto (1986)
Pengetian produktivitas adalah secara tidaak langsung menyatakan kemajuan
dari proses transformasi sumber daya menjadi barang atau jasa, peningkatan
berarti perbandingan yang naik antara sumber daya yang dipakai (input)
dengan jumlah barang yang dihasilkan (output).
5. Mali (1978)
Menyatakan bahwa produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau
meningkatkan hasil barang atau jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan
sumber daya secara efisien. Dapat dikatakan bahwa pengertian produktivitas
memiliki dua dimensi yaitu efektivitas dan efisien yang dapat diukur
berdasarkan pengukuran beriku :
Output yang dihasilkan
Produktivitas ¿
Input yang dihasilkan
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan pengertian produktivitas
yaitu perbandian nilai total output berupa jasa ataupun barang dengan total nilai
18

input-nya yang berupa material, modal, mesin, dan pekerja yang dimiliki.
Sederhananya produktivitas adalah nilai output dibagi nilai input.
Rumus Produktivitas :

Output
Produktivitas ¿ (3.1)
Input

Output = Volume pekerjaan (m3)


Input = Orang (OH), waktu (detik)
3.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Menurut Kaming (Ervianto, 2005) factor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas pada sebuah proyek diklasifikasikan menjadi 4 kategori, yaitu :
1. Teknologi dan metode
Faktor yang mempengaruhinya yaitu desain rekayasa, metode konstruksi,
urutan kerja, pengukuran kerja.
2. Manajemen lapangan
Faktor yang mempengaruhinya yaitu perencanaan dan penjadwalan, tata letak
lapangan, komunikasi lapangan, manajemen material, manajemen peralatan,
manajemen tenaga kerja.
3. Lingkungan kerja
Faktor yang mempengaruhinya yaitu keselamatan kerja, lingkungan fisik,
kualitas pengawasan, keamanan kerja, latihan kerja, partisipasi.
4. Manusia
Faktor yang mempengaruhinya yaitu tingkat upah kerja, keputusan kerja,
pembagian keuntungan, hubungan kerja mandor-pekerja.
Menurut Sinungan (Eddy S, 2007) Produktivitas dipengaruhi oleh :
1. Kuantitas atau jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam suatu proyek.
2. Tingkat keahlian tenaga kerja.
3. Latar belakang kebudayaan dan pendidikan termasuk pengaruh faktor
lingkungan dan keluarga terhadap pendidikan formal yang diambil tenaga
kerja.
19

4. Kemampuan tenaga kerja untuk menganalisis situasi yang terjadi dalam


lingkup pekerjaannya dan sikap moral yang diambil pada keadaan tersebut.
5. Minat tenaga kerja yang tinggi terhadap pekerjaan yang ditekuninya.
6. Struktur pekerjaan, keahlian, umur, dan jenis kelamin.
3.3.3 Aspek-aspek Dalam Produktivitas
Menurut Stefanus dan Rachmat (2007) ada dua aspek yang penting dalam
produktivitas kerja, yaitu sebagai berikut :
1. Efisiensi
Merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan yang
direncanakan dengan masukan yang sebenarnya terlaksana. Jika masukan
sebenarnya semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semain
tinggi.
2. Efektivitas
Merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target
dapat tercapai, secara kualitas maupun waktu. Jika presentase target tercapai
besar, maka tingkat efektivitas itu semakin tinggi, demikian pula sebaliknya.
3.3.4 Pengukuran Produktivitas Pekerja
Pada setiap proyek konstruksi selalu melalui rangkaian aktivitas pekerjaan
yang belum tentu sama untuk menghasilkan satu produk fisik sejenis. Ada banyak
hal yang mempengaruhi tergantung input seperti alat, tenaga kerja, material,
rancangan dan dana, sedangkan agar menghasilkan output juga tergantung pada
proses pekerjaan konstruksi yang kompleks.
Wuryanti (2010) berpendapat bahwa teknik pengukuran produktivitas dapat
dilakukan berdasarkan sumber data sebagai berikut :
1. Data faktual dilapangan
Yaitu pengukuran produktivitas dengan mengamati jumlah jam dan volume
kerja dilapangan.
2. Data historis
Yaitu pengukuran produktivitas yang dilakukan dengan mengkaji laporan
harian/ mingguan/ bulanan.
20

Pada pengamatan langsung dilapangan, pengukuran produktivitas dilakukan


oleh petugas yang melakukan pengamatan kontinu pada satu jenis pekerjaan dan
menghitung jumlah jam kerja maupun jumlah personil yang bekerja untuk
menyelesaikan satu jenis pekerjaan. Menurut Santoso dan Chandra (2006) dalam
bidang konstruksi, penentuan produktivitas pekerja awal sangatlah penting karena
akan mempengaruhi schedule yang direncanakan akan berjalan dengan lanccar
atau mungkin sebaliknya.
Sudah banyak metode yang ada dalam mencari nilai produktivitas dalam
sebuah proyek konstruksi. Semakin kompleks metode yang digunakan semakin
kompleks pula produksi yang harus dilakukan. Salah satu kendala utama bagi
pelaksana konstruksi adalah belum adanya informasi yang faktual tentang tingkat
produktivitas pekerja konstruksi yang dapat digunakan untuk perencanaan biaya
dalam usaha memenangkan tender dan sebagai pedoman selama pelaksanaan
dilapangan. Metoda yang diadopsi diantaranya adalah time study, time and motion
study, work sampling dan masih banyak metode lain yang dapat digunakan.

3.4 Work Sampling


3.4.1 Pengertian Work Sampling
Menurut Pilcher (1992) Work sampling atau yang biasa juga dikenal dengan
activity sampling adalah suatu teknik pengukuran dan analisis produktivitas
dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip statistik untuk segala aktivitas yang
efektif maupun tidak, dengan cara pengambilan sampel secara acak (harus dapat
mewakili seluruh populasi yang ada) kemudian menganalisisnya secara lebih
lanjut. Sampel secara acak yang dimaksud di sini adalah setiap individu atau
kelompok yang akan kita amati harus memiliki kemungkinan yang sama besar
untuk kita ambil sebagai sampel, tanpa adanya pembedaan atau penekanan pada
beberapa individu tertentu, seluruh elemen dipandang memiliki nilai yang sama.
Keuntungan dari pemilihan metode work sampling yaitu adanya kemungkinan
untuk mengambil data atau mempelajari banyak orang sekaligus dalam satu
penelitian.
21

Dalam proses penelitian dengan menggunakan work sampling ini, ada


beberapa metode yang biasanya diterapkan atau diaplikasikan untuk tahap
pengumpulan datanya, antara lain dengan observasi langsung di lapangan,
wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dan juga bisa dengan
membagikan kuisioner tertulis kepada responden yang dinilai cukup mumpuni
untuk memberikan keterangan yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
3.4.2 Prinsip work sampling
Menurut Oglesby dll, (1989 dalam Wibowo & Prasetya, 2004) Work
sampling memiliki prinsip-prinsip untuk digunakan, prinsip-prinsip dari work
sampling ialah sebagai berikut:
1. Data-data yang dikumpulkan dari pengamatan harus sedekat mungkin
dengan kenyataan yang ada, artinya apabila sampel yang diambil semakin
banyak, maka hasil pengamatan semakin akurat.
2. Sampel yang dikumpulkan dari berbagai macam bagian siklus tenaga kerja
yang ada, untuk memastikan setiap unit mempunyai kesempatan yang sama
untuk terpilih.
3. Dalam sebuah kelompok besar, sebuah sampel diambil secara random (acak)
yang akan mewakili sebagian atau seluruh karekteristik dari kelompok
tersebut (sebuah sampel tidak boleh menunjukkan kondisi atau situasi
khusus yang akan memberikan dampak bagi yang akan diamati). Menurut
Kaming (1997) yang dimaksud dengan random (acak) adalah:
a. Setiap pekerja mempunyai kemungkinan yang sama untuk terpilih dan
terinspeksi.
b. Kondisi tiap pekerja berbeda, tidak boleh disamakan dengan pekerja yang
lain.
c. Nilai sebuah elemen terbentuk saat pertama kali dilihat. Pengamatan tidak
boleh dilakukan dengan menebak pekerjaan yang sedang dilakukan,
selesai dilakukan, ataupun yang akan dilakukan.
d. Dasar karekteristik dari situasi sampling tidak boleh diubah selama
pengamatan berlangsung.
e. Pengambilan data dilakukan dengan waktu yang bervariasi.
22

4. Untuk menghindari kekeliruan, pencatatan harus dilakukan secara tepat


tanpa ragu-ragu seperti apa yang dilihat pertama kali.
5. Semua yang berkaitan dengan survei harus diamati, setidaknya 75% dari
pekerja harus masuk dalam sampel untuk mendapatkan hasil yang baik dan
dapat dipertanggungjawabkan.
6. Tidak boleh ada pencatatan yang ganda. Maksudnya, satu pekerja tidak
boleh dicatat sampai dua kali atau lebih pada waktu yang sama.
3.4.3 Fungsi dan Manfaat Work Sampling
Work Sampling mempunyai banyak fungsi dalam dunia kerja. Berikut ini
adalah fungsi dari Work Sampling antara lain:
1. Mengetahui distribusi pemakaian waktu kerja
2. Mengukur ratio delay dari sejumlah mesin atau operator.
Misal: menentukan persentase dari jam atau hari ketika mesin atau orang yg
terlibat pekerjaan dan persentase ketika sama sekali tidak ada aktivitas kerja
yg dilakukan atau idle.
3. Menetapkan performance level seseorang selama waktu kerjanya terutama
untuk jenis pekerjaan manual.
4. Menetapkan waktu baku untuk suatu proses operasi.
Work Sampling mempunyai banyak manfaat yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui distribusi pemanfaatan waktu oleh seorang atau
sekelompok kerja selama selang waktu kerjanya.
2. Untuk mengetahui besar tingkat penggunaan fasilitas, misalnya mesin-mesin,
ruangan dok kapal pada suatu pelabuhan dll.
3. Untuk menentukan waktu baku baik pekerjaan-pekerjaan tidak langsung
maupun yang langsung.
4. Untuk menaksir faktor kelonggaran suatu pekerjaan, terutama kelonggaran
pribadi dan kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak dapat
dihindarkan.
3.4.4 Prosedur Pelaksanaan Work Sampling
1. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Work Sampling
23

Berikut langkah-langkah yang dilakukan sebelum melakukan Sampling


Pekerjaan antara lain :
a. Menetapkan tujuan pengukuran, yaitu untuk apa sampling dilakukan,
menentukan besarnya tingkat ketelitian dan keyakinan.
b. Melakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya sistem
kerja yang baik.
c. Memilih operator
d. Melakukan pemisahan kegiatan sesuai yang ingin didapatkan.
e. Menyiapkan peralatan yang diperlukan berupa papan pengamatan,
lembaran-lembaran pengamatan, alat tulis.
2. Melakukan Work Sampling
Langkah-langkah untuk melakukan work sampling, yaitu melakukan
pengamatan aktivitas pada tenaga kerja dengan selang waktu yang diambil
secara acak terhadap satu atau lebih pekerja, kemudian mencatatnya apakah
pekerja sedang dalam keadaan bekerja atau menganggur. Pada penelitian ini
pengamatan dilakukan terhadap tenaga kerja yang melakukan pekerjaan
struktur balok. Data yang diambil berupa pekerjaan pembesian, bekisting, dan
pengecoran pada balok. Seperti pada prinsip work sampling yang telah
dijelaskan diatas, semua yang disurvei harus diamati setidaknya 75% dari
pekerja agar sample yang diamati dapat di pertanggung jawabkan. Sample
yang dimaksud disini berupa jumlah pekerja, jumlah balok yang diamati,
luasan balok tipa pekerjaan (tulangan, bekisting, dan pengecoran). Untuk
sample waktu saat pekerjaan nntinya akan di sesuaikan sesuai dengan batasan
waktu peneletian yang telah ditentukan. Sample yang telah didapatkan
nantinya akan di catat pada form penelitian. Hasil dari pengamatn akan di
analisis nilai produktivitas khususnya pekerjaan balok, dan dibandingkan
dengan produktivitas berdasarkan acuan SNI 7394-2008. Kemudian
penelitian ini juga akan membandingkan biaya pada tenaga kerja khususnya
pekerjaan balok sesuai yang dianlisis oleh peneliti dan berdasarka acuan SNI
7394-2008.
24

3.5 Tenaga Kerja


3.5.1 Pengertian Tenaga Kerja
Pada sebuah proyek, salah satu sumber daya yang menjadi penentu
keberhasilannya proye tersebut adalah tenaga kerja. Jenis dan intensitas kegiatan
proyek berubah sepanjang siklusnya, jadi penyediaan jumlah tenaga, jenis
keterampilan dan keahliannya harus mengikuti tuntutan perubahan kegiatan yang
sedang berlangsung. maka suatu perencanaan tenaga kerja proyek yang
menyeluruh dan terperinci harus meliputi perkiraan jenis dan kapan tenaga kerja
dibutuhkan.
Menurut Pramuji (2008) Dalam pelaksanaan proyek, jumlah kebutuhan
tenaga kerja yang terbesar adalah tenaga kerja lapangan. Tenaga kerja lapangan
ini berhubungan langsung dengan pekerjaan fisik konstruksi di lapangan.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja
DR Payaman Siamanjuntak dalam bukunya “Pengantar Ekonomi Sumber
Daya Manusia” menyatakan tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau
sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan
lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Secara praktis pengertian
tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurutnya hanya dibedakan oleh batas
umur.
Secara eksplisit tidak ada definisi mengenai tenaga kerja konstruksi didalam
UU (Undang-Undang) tentang jasa konstruksi maupun PP (Peraturan
Pemerintah) tentang usaha dan peran masyarakat jasa konstruksi. Tetapi ada
persyaratan tenaga kerja konstruksi yang tertuang didalam pasal 70 ayat (1) UUJK
(Undang –Undang Jasa Konstruksi) yaitu, “Setiap tenaga kerja konstruksi yang
bekerja dibidang jasa konstruksi wajib memiliki sertifikat kompetensi kerja”.
Keterangan mengenai siapa saja yang memiliki sertifikasi kompetensi kerja diatur
25

didalam UUJK (Undang –Undang Jasa Konstruksi) No 18 tahun 1999 pasal 9 ayat
1-4.
3.5.2 Jenis – Jenis Tenaga Kerja
Tenaga konstruksi dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu sebagai
berikut :
1. Penyedia atau pengawas
Memiliki tugas yaitu untuk mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan. Setiap pengawas
membawahi sejumlah pekerja lapangan
2. Pekerja atau buruh lapangan (craft labour)
Terdiri dari berbagai macam tukang yang memiliki keahlian tertentu, seperti
tukang kayu, tukang besi, tukang batu, dll. Dalam melaksanakan pekerjaan
biasanya mereka dibantu oleh pembantu tukang atau pekerja (buruh terlatih,
buruh semi terlatih, dan buruh tak terlatih). Pada penelitian ini tenaga kerja
yang diamati adalah pekerja lapangan yang melakukan pekerjaan pada
struktur balok.
Dilihat dari bentuk hubungan kerja antara pihak yang bersangkutan, maka
tenaga kerja proyek khususnya tenaga kerja konstruksi dibedakan menjadi 2, yaitu
sebagai berikut :
1. Tenaga kerja borongan
Yaitu tenaga kerja berdasarkan ikatan kerja yang ada antara perusahaan
penyedia tenaga kerja (labour supplier) dengan kontraktor untuk jangka
waktu tertentu.
2. Tenaga kerja langsung (direct hire)
Tenaga kerja yang direkrut dan menandatangani ikatan kerja perorangan
dengan perusahaan kontraktor. Umumnya diikuti dengan latihan, sampai
dianggap cukup memiliki kemampuan dan kecakapan dasar.
26

3.6 Analisa Harga Satuan Pekerjaan


3.6.1 Pengertian Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan, upah tenaga kerja dan
alat berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat dipasaran,
dikumpulkan dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan.
Analisa harga satuan pekerjaan adalah cara perhitungan harga satuan
pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan,
upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan
pekerja dan harga sewa/beli peralatan untuk menyelesaikan per-satuan pekerjaan
konstruksi. Analisa harga satuan pekerjaan dipengaruhi oleh angka indeks yang
menentukan nilai satuan bahan/material, nilai satuan alat, dan nilai satuan upah
tenaga kerja ataupun pekerjaan yang digunakan sebagai acuan untuk
merencanakan dan mengendalikan biaya suatu pekerjaan. Indeks merupakan
faktor pengali sebagai dasar pada perhitungan biaya bahan ataupun biaya upah.
Untuk harga bahan material didapat dipasar pada setiap daerah, kemudian
dikumpulkan dalam suatu daftar yang dinamakan harga satuan bahan/material,
sedangkan upah tenaga kerja didapatkn diloksi setempat kemudian didata dalam
suatu daftar yang dinamakan daftar harga satuan upah tenaga kerja. Harga satuan
haruslah disesuaikan dengan kondisi lapangan, kondisi alat, metode pelaksanaan
dan jarak angkut.
Dibawah ini merupakan skema Harga Satuan Pekerjaan yang dipengaruhi
oleh material, upah, dan peralatan. Skema dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut
ini,
27

Gambar 3.1 Skema Harga Satuan Pekerjaan

Dari gambar diatas, diketahui agar mendapatkan harga satuan pekerjaan


maka dibutuhkan terlabih dahulu harga satuan ipah, harga satuan bahan, dan harga
satuan alat. Kemudian dibutuhkan juga nilai indeks tiap harga satuan, maka dapat
menghasilkan rumus sebagai berikut:
Upah tenaga kerja = harga satuan upah x indeks upah
Bahan / Material = harga satuan bahan x indeks bahan (3.2)
Peralatan = harga satuan alat x indeks alat
Didapatkan juga rumus harga satuan pekerjaan adalah sebagai berikut:
Harga satuan Pekerjaan = Upah tenaga kerja + Bahan + peralatan (3.3)

3.7 Biaya Proyek

3.8 Balok
3.6.1 Pengertian Balok
Menurut Dipohusodo (1994) balok adalah elemen struktural yang menerima
gaya-gaya yang bekerja dalam arah tranversal terhadap sumbunya yang
mengakibatkan terjadinya momen lentur dan gaya geser sepanjang bentangnya.
Menurut Wahyudi L dan Rahim (1999) balok merupakan elemen struktural
yang menyalurkan beban-beban dari pelat lantai ke kolom sebagai penyangga
vertikal. Pada umumnya balok dicor secara monolit dengan pelat dan secara
28

struktural dipasang tulangan dibagian bawah atau dibagian atas dan bawah. Dua
hal utama yang dialami oleh balok ialah tekan dan tarik, yang antara lain karena
adanya pengaruh lentur ataupun gaya lateral.
Apabila sebuah balok menahan beban yang mengakibatkan timbulnya
momen lentur, maka akan terjadi deformasi (regangan) lentur pada balok tersebut.
Pada kejadian momen lentur positif, regangan tekan akan terjadi di bagian atas
dan regangan tarik akan terjadi di bagian bawah penampang. Regangan yang
terjadi akan mengakibatkan tegangan yang harus di tahan oleh balok, tegangan
tekan di bagian atas dan tegangan tarik di bagian bawah.
3.6.2 Pelaksanaan Pekerjaan Balok
Berikut ini dalah pelaksanaan pekerjaan kolom pada suatu proyek
konstruksi :
1. Pekerjaan Penulangan (Pembesian)
Pekerjaan pembesian atau penulangan merupakan bagian dari pekerjaan
struktur dan memegang peran penting dalam aspek pelaksanaan dikarenakan
fungsi tulangan yang penting dalam kualitas struktur gedung.
2. Pekerjaan Scaffolding (perancah)
Pekerjaan scaffolding (perancah) adalah suatu konstruksi pembantu yang
didirikan ketika gedung sedang dibangun untuk menjamin tempat kerja yang
aman bagi tukang yang membangun gedung, memasang sesuatu, atau
mengadakan pekerjaan pemeliharaan. Berikut ini adalah tipe-tipe dasar
scaffolding :
a. Supported Scaffolding
Yaitu platform yang disengga oleh tiang, yang dilengkapi dengan
pendukung lain seperti sambungan-sambungan, kaki-kaki, kerangka-
kerangka an outriggers.
29

Gambar 3. 1 Supported Scaffolding

b. Suspended Scaffolding
Yaitu platform kerja yang didukung oleh tali/sling

Gambar 3. 2 Supported Scaffolding

c. Aerial Lifts
Platform kerja yang didukung oleh alat tertentu, tipe ini berbentuk seperti
keranjang (basket).

Gambar 3. 3 Bentuk-bentuk Aerial Lifts


30

3. Pekerjaan Bekisting (Formwork)


Menurut Stephens (1985) bekisting atau Formwork adalah cetakan sementara
yang digunakan untuk menahan beban selama beton dituang dan dibentuk
sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Dikarenakan berfungsi sebagai
cetakan sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang
dituang telah mencapai kekuatan yang cukup. Bekisting dalam proyek
konstruksi sebaiknya direncenakan dan dilaksanakan sebaik mungkin agar
beton yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan seperti kualitas,
keamanan dan ekonomis.
4. Pengecoran Beton
Pekerjaan pengecoran adalaah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam
cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasang besi tulangan. Sebelum
melakukan pengecoran harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan
cetakan/bekisting dan besi tulangan telah terpasang sesuai rencana. Biasanya
pengecoran dilakukan disertai penggunaan vibrator agar adonan beton yang
dituang merata pada cetakan/bekisting.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Pendahuluan
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang dipakai yaitu metode
Work Sampling. Pengamatan dilakukan secara langsung dilapangan dan meninjau
tenaga kerja. Tenaga kerja yang ditinjau yaitu tukang besi, tukang kayu, dan
tukang pengecoran pada pekerjaan balok. Peninjauan terhadap tenaga kerja
dilakukan dengan cara mendata jumlah tenaga kerja, volume pekerjaan dan
waktu/durasi pada pekerjaan balok. Kemudian data-data yang telah didapatkan
barusan akan di analisis agar mendapatkan nilai produktivitasnya. Pengumpulan
data dilakukan pada waktu kerja normal yaitu dari pukul 08.00 – 16.00 WIB
sesuai dengan jadwal tiap-tiap pekerjaan. Pendataan tidak dilakukan pada waktu
istirahat, yaitu pukul 12.00 – 13.00 WIB dan tidak juga dilakukan pada waktu
kerja lembur. Data yang telah didapatkan dilapangan nantinya akan diolah untuk
mendpatkan produktivitas tenaga kerja dan kemudian akan dibandingkan dengan
standar SNI 7394-2008.

4.2 Lokasi Proyek


Lokasi yang dijadikan penelitian adalah proyek pembangunan gedung
Teaching Industry Learning Center (TILC) Sekolah Vokasi UGM, yang berlokasi
di Jl. Persatuan, Blimbing Sari, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta untuk lokasi lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 4.1.
32

Lokasi Proyek

Gambar 4.1 Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Teaching Industry


Learning Center (TILC) Sekolah Vokasi UGM

4.3 Subjek dan Objek Penelitian


Pada penelitian ini, subjek yang diteliti adalah tukang pada perkerjaan
pembesian, pekerjaan bekisting, dan pekerjaan pengecoran balok pada proyek
pembangunan konstruksi. Sedangkan objek penelitian yaitu mengetahui
produktivitas dan biaya tenga kerja pekerjaan balok dan dibandingkan dengan
standar menurut SNI 7394-2008.

4.4 Jenis Data


Dalam proyek konstruksi diperlukan data-data yang digunakan agar
mempermudah analisis. Data tersebut dapat diperoleh dari kontraktor pelaksanaan
suatu proyek konstruksi. Data yang telah diperoleh dikelompokkan menjadi dua,
yaitu sebagai berikut :
1. Data Primer
Menurut Supomo dalam Purhantara (2010) data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh
data atau informasi langsung dengan menggunakan instrumen-instrumen yang
telah ditetapkan. Dalam penelitian ini data yang dimaksud adalah volume
pekerjaan pembesian, bekisting, pengecoran, durasi waktu, dan jumlah tenaga
33

kerja saat melakukan pekerjaan balok. Work Sampling adalah metode yang
digunakan untuk mendapatkan data primer tersebut.
2. Data Sekunder
Menurut Moehar (2002) data sekunder adalah data yang telah tersedia dalam
berbagai bentuk. Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik
atau data yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga tiap digunakan dalam
statistik biasanya tersedia pada kantor-kantor pemerintahan, biro jasa data,
perusahaan swasta atau badan lain yang berhubungan dengan penggunaan
data. Dalam penelitian ini data sekunder yang dimaksud adalah gambar kerja
pada proyek. Data dapat secara langsung diminta kepada pihak kontraktor
pelaksana proyek tersebut.

4.5 Tahapan Penelitian


Penelitian harus dilakukan dengan urutan yang jelas dan teratur, agar dapat
diperoleh hasil yang diharapkan. Itu sebabnya penelitian ini dibagi menjadi
beberapa tahap, antara lain sebagai berikut :
1. Pertama harus melakukan pencarian referensi yang berguna untuk
memperdalam ilmu mengenai topik yang sedang diteliti. Referensi yang
dipakai berasal dari beberapa buku, artikel, jurnal, dan tugas akhir yang
berhubungan dengan topik penelitian ini
2. Pengumpulan data penelitian dilakukan langsung dilapangan. Pada penelitian
ini, lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah lokasi proyek
konstruksi. Data yang diambil terbagi menjadi 2 yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer didapatkan melalui pengamatan langsung dilapangan,
sedangkan data sekunder didapatkan dengan meminta data berupa gambar
proyek.
3. Data-data yang sudah didapatkan akan dilakukan analisis data untuk
mengetahui nilai produktivitas dan biaya tenaga kerja pada pekerjaan balok
dan nantinya akan di bandingkan dengan standar menurut SNI 7394-2008.
4. Dari produktivitas tenaga kerja yang telah dibandingkan dengan standar SNI
7394-2008, nantinya akan diketahui apakah tenaga kerja dalam pekerjaan
34

balok mempunyai nilai produktivitas dan biaya yang rendah atau tinggi dan
dapat diketahui juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai
produktivitas tenaga kerja.
5. Terakhir adalah kesimpulan pada penelitian. data yang telah dianalisis dibuat
suatu kesimpulan yang mempunyai hubungan dengan tujuan penelitian.
35

4.6 Bagan Alir Penelitian (Flowchart)


Berikut ini adalah bagan alir penelitian (flowchart) sebagai berikut:
Mulai

Mencari Referensi

Mengumpulkan Data

Data Primer Data Sekunder


1. Survei pada lokasi proyek 1. Gambar kerja proyek
2. Mencatat nilai volume, waktu, 2. Wawancara pada
jumlah tenaga kerja dan mandor dan tenaga
mengambil gambar pekerjaan kerja dilapangan
penulangan, bekisting, dan
pengecoran pada balok
kerja di lapangan

Analisis Data
1. Menghitung volume pekerjaan pembesian, bekisting, dan pengecoran balok
2. Menghitung produktivitas dan biaya tenaga kerja pada pekerjaan balok

Komparasi pada SNI 7394-2008 dan Permen PUPR No. 28 -2016

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai
Gambar 4. 1 Bagan Alir Penelitian (Flowchart)
DAFTAR PUSTAKA

Agung Pranata. 2015. Studi Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan Pada Proyek
Gedung Dengan Metode BOW, SNI, dan Lapangan

Ajeng Ayu Anindya. 2016. Analisis Perbandingan Biaya dan Waktu Penggunaan
Bekisting Plywood Berlapis Polyfilm dan Bekisting PVC pada Proyek
Bangunan Gedung. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.

Andree Tedjowidjojo. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja


Terhadap Kinerja Pekerja Pada Proyek Konstruksi di Yogyakarta. Program
Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Derian Asher Prasetyo, Anthony, Herry Pintardi Chandra, dan Soehendro


Ratnawidjaja. Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Dengan Metode Work
Sampling : Studi Kasus Proyek Tujungan Plaza 6.

Fatchur Roehman. 2011. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Dengan Metode BOW,
SNI, dan Lapangan (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah
Tinggal Perum Bugel, Jepara). Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Fatah.

Frederick Martce Yudha. 2013. Analisis Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan


Pengendalian Waktu Pada Proyek Konstruksi. Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Hadi Kurniawan, Wiwik Budiawan. Analisa Produktivitas Pekerja Dengan


Metode Smpling Kerja pada Bagging Section PT. Chandra Asri
Petrochemical TBK. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro Semarang.
37

Ir. Gede Astawa Diputra, MT. 2015. Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Pada
Pekeerjaan Struktur Beton Balok dan Pelat Lantai. Jurusa Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Milena Maria Sequeria Salu. 2014. Analisa Pengaruh Kerja Lembur Terhadap
Produktivitas Tenaga Kerja Proyek Konstruksi. Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Muhammad Khafid. 2015. Strategi Bersaing Dalam Meningkatkan Jumlah


Pelanggan. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.

Ni Kadek Lia Arista. 2016. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan


Pelaksanaan Proyek Konstruksi di kabupaten Buleleng. Jurusan Tekniik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Pius Partanto dkk. 2001. Kamus Ilmiah Popular hal 345. Surabaya, Arkola.

R. Rendra Arief Budiono. 2009. Perencanaan Struktur Gedung Rusunawa Tegal


Panggung Yogyakarta. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Sebastian Surya Sanjaya Ohoiulun. 2012. Studi Lapangan Produktivitas Tukang


Pada Pekerjaan Pasangan Bata Ringan Dengan Menggunakan Metode Rated
Activity Sampling. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.

Sendjum H Manululang. 1998. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di


Indonesia hal 03. Jakarta PT Rineka Citra.

Subijanto. 2011. Peran Negara Dalam Hubungan Tenaga Kerja Indonesia. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan (vol 17 no 6) hal 708.
LAMPIRAN 1
Kurva S Penelitian Tugas Akhir

Anda mungkin juga menyukai