Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA TAHAP PENYELIDIKAN TANAH


JEMBATAN SEI DELI A-SUNGAI DELI, BELAWAN BAHARI KOTA
MEDAN, SUMATERA UTARA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas


Dan Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Fakultas Teknik Studi Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Disusun Oleh :

EGA RISWANDA LUBIS (1607210228)


IRGI ILHAM SANI (1607210104)
AMSYAHRI (1607210035)
HASANUL ARIFIN (1607210199)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN
PENINJAUAN TIANG PANCANG PADA PROYEK PENGGANTIAN
JEMBATAN SEI DELI A-SUNGAI DELI, BELAWAN BAHARI KOTA
MEDAN, SUMATERA UTARA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas


Dan Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Fakultas Teknik Studi Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Disusun oleh :

EGA RISWANDA LUBIS 1607210228


IRGI ILHAM SANI 1607210104
AMSYAHRI 1607210035
HASANUL ARIFIN 1607210199

Disetujui oleh,

Dosen Pembimbing

(IRMA DEWI,S.T, M.Si)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat, karunia, dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas kerja
praktek hingga akhir penyusunan Laporan Kerja Praktek “PENINJAUAN TIANG
PANCANG PADA PROYEK PENGGANTIAN JEMBATAN SEI DELI A-
SUNGAI DELI” Pada Proyek Pembangunan Jembatan Sei Deli A-Sungai
Deli,Belawan Bahari Kota Medan, Sumatera Utara dengan baik dan lancar.
Laporan Kerja Praktek ini merupakan rangkuman dari hasil pengamatan
penulis di lapangan, yang meliputi manajemen proyek, perencanaan, penggunaan
alat dan bahan, pelaksanaan pekerjaan dan pengendalian pekerjaan, dimana
tinjauan khusus pada laporan ini adalah pekerjaan Pemancangan Titik Jembatan Sei
Deli A. Laporan ini secara rinci dibagi menjadi 5 (lima) bab, yang masing-masing
bab nya berisi penjelasan secara detail tentang bab tersebut, adapun 5 (lima) bab
tersebut adalah: Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang kerja praktik,
ruang lingkup kerja praktik, tujuan kerja praktik, sistematika penulisan. Bab II
Terdiri dari pihak-pihak yang terkait dalam proyek pembangunan PT. Bangun Mitra
Abadi dan terdiri dari deskripsi pekerjaan masing-masing pihak. Bab III terdiri dari
tinjauan pustaka atau landasan teori yang digunakan untuk memberikan penjelasan
mengenai studi yang diterapkan di proyek dan penerapan K3 pada proyek. Bab IV
Pelaksanaan Pekerjaan, berisi tentang pekerjaan paku bumi, pekerjaan
Pembongkaran Plat Lantai Jembatan, Pekerjaan Pemasangan Tiang Pancang. Bab
V berisikan kesimpulan dan saran yang didapat dari penulisan laporan kerja praktik
ini.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak.
Dengan penuh rasa hormat, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang Tua dan keluarga, terima kasih doa dan dukungan yang tidak pernah
berhenti bagi saya, yang selalu memotivasi saya untuk tidak putus asa dan terus
maju.
2. Irma Dewi,S.T, M.Si selaku Sekretaris Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sekaligus dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, nasehat, dukungan serta semangat hingga
selesainya tugas kerja praktek ini.
3. Ardiansyah, ST, selaku Manajer Proyek yang telah memberi izin dan
memberi kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek.
4. Seluruh team pelaksana, dan pekerja-pekerja di proyek yang memberikan
ilmu yang membantu penulis untuk menyelesaikan laporan ini.
5. Terima Kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
diharapkan untuk penyempurnaan laporan kerja praktek ini.

ii
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan penguasaan ilmu rekayasa sipil di Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Medan, Juli 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR ivii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Ruang Lingkup 2
1.4 Tujuan 2
1.5 Manfaat 2
1.6 Sistematika Penulisan 3
BAB 2 ORGANISASI PROYEK 4
2.1 Umum 4
2.2 Pemilik Proyek 5
2.3 Konsultan Pengawas 5
2.4 Kontraktor 5
2.5 Job Description 6
2.5.1 Project Director 7
2.5.2 Project Coordinator 8
2.5.3 Finance 8
2.5.4 Project Manager 9
2.5.5 Admin 9
2.5.6 Site Manager 10
2.5.7 Drafter 11
2.5.8 Logistik 11
2.5.9 Supervisor Utama 12
2.5.10 Surveyor 13
2.5.11 Mekanik 13
2.5.12 Supervisor Arsitektur 15

iv
2.5.13 Quality Control 15
2.5.14 Gudang 16
2.5.15 Supervisor Plumbing 16
2.5.16 K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja) 17
BAB 3 LANDASAN TEORI 18
3.1 Metodologi Pekerjaan Lapangan 18
3.1.1 Motodologi Pelaksanaan Bor Mesin 18
3.1.2 Metodologi pelaksanaan Standart Penetration Test (SPT) 18
3.2 Metodologi Pelaksanaan Penelitian Laboratorium 19
3.2.1 Kadar Air (Moisture Content) 19
3.2.2 Berat Satuan Isi (Unit Weight) 19
3.2.3 Berat Jenis Butiran (Spesific Grafity) 20
3.2.4 Konsisten Atterberg (Atterberg Limits) 20
3.2.5 Analisa Saringan (Grain Size Analysis) 21
3.2.6 Hydrometer 22
3.2.7 Konsolidasi (Consolidation ) 22
3.2.8 Direct Shear 23
3.3 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja 24
3.3.1 Dasar Pemberlakuan 25
3.3.2 Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja 27
3.3.3 Penyebab Kecelakaan Kerja 28
3.3.4 Usaha Mencapai Keselamatan Kerja 29
3.3.5 Masalah kesehatan karyawan 31
BAB 4 PELAKSANAAN PEKERJAAN 33
4.1 Penyelidikan Lapangan 33
4.2 Penyelidikan Tanah 33
4.3 Lokasi Quarry 35
4.4 Keluaran survey Geoteknik 35
4.4.1 Laporan penyelidikan tanah 35
4.4.2 Peta penyebaran tanah 36
BAB 5 PENUTUP 37
5.1 Kesimpulan 37
5.2 Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 38

v
LAMPIRAN 39
1. Dokumentasi 39

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur umum organisasi dalam proyek 6


Gambar 3.1 Alat pelindung diri 29
Gambar 4.1 Proses penyelidikan tanah 33

vii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perencanaan konstruksi bangunan yang diperlukan, manusia mulai


memikirkan sesuatu yang simple, kuat dan ekonomis dengan unsur keindahan dan
estetika yang tinggi serta mampu menghasilkan suatu kualitas dan kuantitas yang
maksimum. Untuk melaksanakan konstruksi bangunan dalam hal ini pekerjaa soil
investigation, maka diperlukan pondasi yang baik untuk penempatkan bangunan
dan menjamin kekokohan (kekuatan) konstruksi bangunan tersebut. Ini disebabkan
karena kaki tempat berpijak suatu banguna adalah pondasi. Dan biasanya pondasi
ini tertanam dalam tanah sehingga yang memikul beban bangunan keseluruhan
adalah tanah, namun beban yang ditanggung pondasi bukan hanya beban bangunan
tersebut tetapi juga beban-beban bergerak yang terjadi pada bangunan tersebut.
Untuk mendesign konstruksi, bentuk, bahan serta pondasi supaya tanah tempat
bangunan didirikan itu mampu memikul beban keseluruhan dari bangunan tersebut,
maka sebelumnya harus diketahui daya dukung tanah tersebut sehingga diperlukan
penyelidikan tanah (soil Investigation). Melalui penyelidikan ini diharapkan akan
didapatkan daya dukung tanah serta spesifikasi tanah yang akan memikul beban
suatu konstruksi bangunan sehingga dapat digunakan untuk memikul beban
konstruksi tersebut.
Dengan adanya penelitian tanah ini, yang merupakan penyelidikan geologi dan
mekanika tanah, diharapkan dapat meninjau dengan cara menyeluruh kondisi tanah
dengan mendetail dan spesifikasi tanah secara terperinci. Dengan adanya data
spesifikasi tanah yang terperinci dan mendetail maka dengan mudah pula akan
diadakan perhitungan design pondasi yang benar, aman dan ekonomis.

1
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam pelaksanaan kerja praktek ini yaitu:


1. Bagaimana langkah-langkah dalam pelaksanaan pekerjaan penyelidikan tanah
dilapangan ?
2. Apa saja yang dilakukan dalam pelaksanaan penyelidikan tanah di
laboratotium?
3. Bagaimana cara mengatasi segala masalah yang timbul dalam pelaksanaan
pekerjaan penyelidikan tanah tersebut ?

1.3 Ruang Lingkup

Lokasi pergantian jembatan Sei Deli A Belawan, terletak di Kecamatan Medan


Labuhan, Kota Medan. Jembatan ini merupakan jalan yang menghubungkan antara
Belawan dan Kota Medan. Jembatan ini dibangun satu lajur dan terletak dilintasan
provinsi Sumatera Utara, yang panjang jembatan dibangun sepanjang kurang lebih
50 m.

1.4 Tujuan

Tujuan dari pekerjaan peyelidikan tanah adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
pelaksanaan pekerjaan penyelidikan tanah dilapangan.
2. Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan dlan penyelidikan tanah
dilaboratorium.
3. Untuk mengetahui masalah apa saja yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan
penyelidikan tanah.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah :

2
1. Hasil laporan ini dapat menambahan wawasan dalam pekerjaan pembangunan
jembatan pada tahap pekerjaan sondir.
2. Hasil laporan ini juga diharapkan bisa menjadi referensi dalam pelaksanaan
kerja praktek khususnya dalam proyek pekerjaan jembatan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika pada penulisan ini yaitu :


BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bagian bab ini membahas mengenai latar belakang diadakannya kerja praktek,
tujuan diadakan kerja ptarktek, metodologi kerja praktek dan sistematika yang
digunakan pada penulisan laporan.

BAB 2 ORGANISASI PROYEK


Terdiri dari pihak-pihak yang terkait dalam proyek pembangunan PT. Bangun Mitra
Abadi Medan dan terdiri dari deskripsi pekerjaan masing-masing pihak.

BAB 3 LANDASAN TEORI


Pada bab ini terdiri dari tinjauan pustaka atau landasan teori yang digunakan untuk
memberikan penjelasan mengenai studi yang diterapkan di proyek dan penerapan
K3 pada proyek.

BAB 4 PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pelaksanaan pekerjaan yang dibahas pada bab ini antara lain: pekerjaan
penyelidikan tanah melalui bore mesin.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang didapat dari penulisan laporan kerja
praktik ini.

3
BAB 2
ORGANISASI PROYEK

2.1 Umum

Proyek pembangunan pergantian jembatan sei deli A, yang berlokasi di


Belawan kota Medan merupakan proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang dilaksanakan oleh PPK – 4.5 Provinsi Sumatera Utara.
Bekerjasama dengan beberapa perusahaan lainnya yang membantu dalam hal
pekerjaan, direncanakan dan diatur dalam sebuah struktur organisasi yang jelas.
Dimana sebuah proyek konstruksi ini terdapat pihak-pihak yang terkait sebagai
berikut:
1. Pemilik Proyek.
2. Konsultan Perencanaan.
3. Kontraktor/Pelaksana Proyek.
4. Direksi/Pengawas.
Semua unsur yang terkait didalam suatu organisasi kerja harus terpisah satu
sama lain dalam artian tidak boleh dirangkap. Agar proses diatas berlangsung
dengan baik, dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk struktur organisasi. Struktur
organisasi formal akan menunjukkan hal-hal berikut:
1. Macam-macam pokok kegiatan organisasi.
2. Pembagian menjadi kelompok atau subsistem.
3. Adanya hirarki, wewenang dan tanggung jawab bagi kelompok dan pimpinan.
4. Pengaturan kerjasama, jalur pelopor, dan komunikasi meliputi jalur vertikal
dan horizontal.
5. Bentuk struktur formal yang terkenal adalah fungsional, produk, area dan
matriks.

4
2.2 Pemilik Proyek

Pemilik proyek adalah orang atau pihak yang memiliki suatu pekerjaan yang
diserahkan atau direalisasikan oleh tim pelaksana atau kontraktor. Dalam hal ini
pemilik proyek Pemerintah Kota Medan.
Adapun tugas dan hak dari pemilik proyek antara lain adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa hasil pekerjaan dari kontraktor.
b. Menerima hasil pekerjaan.
c. Membayar harga proyek.

2.3 Konsultan Pengawas

Proyek pembangunan Pergantian Jembatan Sei Deli A, Belawan yang


dilaksanakan ini adalah proyek Pemerintah Kota Medan dan dilaksanakan oleh
konsultan yaitu PT Purnajasa Bimapratama. Adapun tugas dari konsultan
perencanaan adalah sebagai pengawas yang bertugas mengawasi pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

2.4 Kontraktor

Kontraktor adalah pihak yang diberi tugas untuk melaksanakan suatu pekerjaan
oleh pemilik proyek sesuai dengan rencana dan desain yang telah dibuat. PT.
Bangun Mitra Abadi adalah pihak yang memenangkan tender pekerjaan proyek
pembangunan Pergantian Jembatan Sei Deli A,Belawan. Struktur organisasi dalam
proyek secara detail dapat dilihat pada Gambar 2.1.

5
(a)

(b)

Gambar 2.1: Struktur umum organisasi dalam proyek.

6
2.5 Job Description

2.5.1 Project Director

Tugas dan tanggung jawab:


1. Memilih dan menetapkan metode konstruksi yang akan di gunakan untuk
proyek.
2. Memimpin survey lokasi proyek sebagai bahan pembuatan perencanaan dan
Pembina pegawai proyek.
3. Menandatangani kontrak pengadaan barang dan jasa dengan pihak ke III dan
menandatangani cek/ giro.
4. Menandatangani surat keluar : surat dinas intern dan ekstern, surat kuasa, berita
acara, surat undangan intern dan ekstern, surat pernyataan, surat edaran,
Internal memo, surat pengantar, Laporan, Surat tugas, Surat keterangan,
Pengumuman.
5. Monitoring pelaksanaan dan sumber daya di proyek memimpin kegiatan
pelaksanaan proyek dengan menggunakan sumber daya milik perusahaan dan
mitra usaha secara efisien dan produktif.
6. Menyetujui program kerja mingguan dan bulanan berdasarkan master
schedule.
7. Memberikan solusi terhadap penyimpangan waktu dan biaya yang terjadi.
8. Menyusun permintaan dana kerja proyek dan menyetujui rencana pembayaran
untuk keperluan proyek.
9. Memimpin rapat rutin koordinasi proyek dan rapat khusus penanganan masalah
proyek.
10. Memonitor proses pengadaan logistik proyek dan mempelajari dokumen
proyek.
11. Mengurus serah terima lapangan dan melakukan persiapan pelaksanaan proyek
di lapangan.
12. Menggali/menciptakan peluang untuk menambah pendapatan dan melakukan
value engineering.
13. Mengurus surat referensi dari pengguna jasa setelah proyek selesai dan
melakukan evaluasi dan juga kaji ulang minimal 1 kali setahun.

7
2.5.2 Project Coordinator

Tugas dan Tanggung Jawab:


1. Project Coordinator harus secara konstan membuat analisa mengenai projek
yang sedang berjalan berdasarkan tolok ukur tertentu yang telah disusun
Project Manager, dan memberikan pelaporan yang komprehensif dan
memberikan usulan tindakan yang diperlukan.
2. Menyusun rencana projek sesuai dengan hasil analisa yang telah dilakukan
sebelumnya serta memberikan usulan target-target untuk dicapai kepada
Project Manager.
3. Seorang Project Coordinator harus bisa melaksanakan dan menyelesaikan
projek sesuai perencanaan dan target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
Project Manager.
4. Memberikan laporan pertanggungjawaban setelah projek selesai, sesuai
dengan perencanaan dan target yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan
kualitas yang telah ditetapkan dan menjamin seluruh data yang diperlukan
diambil pada saat implementasi.
5. Memberikan laporan yang komprehensif secara gradual kepada manajemen,
serta membuat laporan final setelah projek selesai

2.5.3 Finance

Tugas dan tanggung jawab:


1. Memimpin semua aktifitas dalam bidang Administrasi, Keuangan dan Umum.
2. Mencatat dan menata semua karyawan yang di Proyek.
3. Membantu Kepala Proyek untuk mencatat transaksi keuangan di Proyek.
4. Membantu Kepala Proyek untuk mencatat dan menyimpan surat keluar dan
masuk di Proyek.
5. Bertanggung jawab penuh semua aktifitas Administrasi, Keuangan dan Umum.
6. Bertanggung jawab penuh kelangsungan sernua aktifitas karyawan di Proyek.
7. Bertangung jawab penuh terhadap bukti dan pencatatan transaksi keuangan di
Proyek.
8
8. Memberikan masukan kepada Kepala Proyek tentang kondisi keungan di
Proyek.

2.5.4 Project Manager

Tugas dan Tanggung Jawab:


1. Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan timbul agar
dapat diantisipasi secara dini.
2. Melakukan koordinasi kedalam (team proyek, manajemen, dll) dan keluar.
3. Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja operasi proyek, meliputi
aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan proyek.
4. Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga operasi proyek
dapat berjalan sesuai dengan rencana (on track)
5. Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (Laporan Kemajuan
Pekerjaan).
6. Seorang Project Manager harus mengontrol proyek yang ditanganinya. Proyek
harus selesai sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan waktu.
7. Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata terhadap
organisasi. Taat kepada setiap kebijakan yang di keluarkan organisasi, harus
mengambil keputusan dengan wewenang yang terbatas dari organisasi.

2.5.5 Admin

Tugas dan tanggung jawab:


1. Melakukan proses data entry.
2. Melakukan sesi dokumentasi.
3. Menjaga dan mengecek inventory kantor.
4. Mengecek biaya operasional dan membuat reiburstment ke pusat.
5. Membuat surat jalan.
6. Membuat data absensi dan lembur.
7. Membuat laporan mingguan/bulanan.

9
8. Merapikan dokumen dan membuat salinan dari tiap dokumen yang ada.

2.5.6 Site Manager

Tugas dan tanggung jawab:


1. Merencanakan “Time Schedule” pelaksanaan proyek sesuai dengan kewajiban
dari perusahaan terhadap pemilik proyek atau kepentingan perusahaan sendiri.
2. Merencanakan pemakaian bahan dan alat dan pekerjaan instalasi untuk setiap
proyek yang ditangani sesuai dengan volume dan waktu penggunaannnya.
3. Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada pelaksana dalam
menunjang pelaksanaan proyek. Instruksi-instruksi pekerjaan secara umum
dapat diberikan secara lisan dan yang bersifat khusus dibukukan dalam buku
instruksi pengawas.
4. Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi-
instruksi yang diberikan baik segi teknis, kualitas pekerjaan, maupun time
schedulenya.
5. Mengadakan control disiplin kerja dari pelaksana-pelaksana proyek, mandor
maupun tenaga kerja sesuai dengan tugas, kewajiban dan wewenang masing-
masing.
6. Berkomunikasi dengan pemilik rumah atau direksi yang ditunjuk dalam segala
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek untuk menunjang kewajiban
perusahaan dengan pemilik proyek, baik dalam waktu maupun kualitasnya.
Komunikasi ini juga meliputi pemilihan material, suratmenyurat, penyelesaian
klaim dan sebagainya.
7. Melaksanakan pekerjaan administrasi yang berkaitan dengan pekerjaan tambah
kurang. Dan diberikan ke Budget Control sepengetahuan Proyek Manager dan
disetujui oleh Direktur Proyek.
8. Membicarakan masalah-masalah khusus dan kesulitan-kesulitan teknis dengan
Proyek Manager.
9. Membuat laporan mingguan untuk Proyek Manager yang mencakup kegiatan
proyek, kesulitan-kesulitan proyek, dan hal-hal khusus yang perlu dilaporkan.

10
10. Membicarakan kesulitan-kesulitan, rencana detail bangunan dengan Proyek
Manager.
11. Mengatur penggunaan tenaga pekerja di proyek untuk menunjang rencana
Time Schedule.
12. Menyetujui dan menerima tenaga pelaksana, mandor, dan pekerja sesuai
dengan target dari kantor dan menugaskan sesuai dengan tujuan masingmasing.
13. Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengarahan tenaga pelaksana
kepada Manager Proyek.
14. Memberikan data-data untuk perhitungan upah tenaga untuk dihitung oleh
Budget Control, mencheck ulang perhitungan upah untuk disetujui oleh Proyek
Manager dan Direktur Proyek.

2.5.7 Drafter

Tugas dan tanggung jawab:


1. Mengatur penggunaan tenaga pekerja di proyek untuk menunjang rencana
Time Schedule.
2. Menyetujui dan menerima tenaga pelaksana, mandor, dan pekerja sesuai
dengan target dari kantor dan menugaskan sesuai dengan tujuan masingmasing.
3. Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengarahan tenaga pelaksana
kepada Manager Proyek.
4. Memberikan data-data untuk perhitungan upah tenaga untuk dihitung oleh
Budget Control, mencheck ulang perhitungan upah untuk disetujui oleh Proyek
Manager dan Direktur Proyek.

2.5.8 Logistik

Tugas dan tanggung jawab:


1. Memberikan informasi harga material dan harga alat untuk keperluan
pelaksanaan proyek sekaligus membuat laporan pengoperasian alat.

11
2. Mengadakan contoh material untuk mendapatkan persetujuan dari pihak ke
satu.
3. Mengadakan dan mengelola persediaan material dan alat yang di perlukan
sesuai schedule.
4. Melaksanakan perencanaan, pengendalian, pengoperasian , pemeliharaandan
perbaikan alat termasuk penyediaan suku cadang.
5. Menyelenggarakan mobilisasi dan demobilisasi alat konstruksi.
6. Melakukan evaluasi kinerja suplier proyek.
7. Mengatur penugasan operator dan mekanik peralatan proyek.
8. Mengimplentasi system manajemen Trimatra Liguna dan prosedur Trimatra
Liguna di bidang yang terkait, mengacu pada standart ISO 14001, ISO 9001,
OHSAS 18001, Perkap No 24 tahun.
9. Memastikan semua material telah teridentifikasi sesuai spesifikasi nya.
10. Memastikan alat berat yang di pakai mempunyai kelengkapan surat layak
pakai, dan operator mempunyai SIO.
11. Dan hal – hal strategis lainnya yang terkait dengan kegiatan logistik dan
peralatan proyek sesuai arahan kepala proyek.

2.5.9 Supervisor Utama

Tugas dan tanggung jawab:


1. Menyampaikan kebijakan yang disampaikan oleh jabatan di atasnya kepada
seluruh bawahan dan Mandor / Subkon dibawah koordinasinya.
2. Mengatur kelompok kerja pada Mandor / Subkon.
3. Memberikan tugas pada Mandor / Subkon atau bawahannya.
4. Membuat rencana jangka pendek untuk tugas yang telah ditetapkan oleh
atasannya.
5. Mengontrol dan mengevaluasi kinerja mandor/subkon serta bawahan.
6. Memberikan info pada manajemen mengenai kondisi bawahan, atau menjadi
perantara antara pekerja dengan manajemen.
7. Menegakkan aturan yang telah di tentukan oleh perusahaan.

12
8. Mendisiplinkan bawahan / subkon.
9. Memecahkan masalah sehari hari di proyek.
10. Melaksanakan tugas, proyek, dan pekerjaan secara langsung.
11. Memberikan training pekerjaan pada mandor / subkonnya.
12. Memimpin dan memotivasi bawahannya.

2.5.10 Surveyor

Tugas dan tanggung jawab:


1. Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran topografi
lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-data lapangan.
2. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga
dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan
pencegahannya,
3. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk
pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran terakhir.
4. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan menjamin data yang
diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan untuk keperluan peninjauan
desain atau detail desain.
5. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan gambar
rencana.
6. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan Dan pengukuran
tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan
7. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala proyek.

2.5.11 Mekanik

Tugas dan tanggung jawab:

13
1. Menerapkan Keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH)
yang antara lain adalah mengidenifikasi potensi bahaya dan resiko kecelakaan
kerja dengan cermat, menentukan dampak dari kecelakaan kerja dan
menghidarinya, menerapkan semua prosedur K3-LH dan mengikuti sosialisasi
dan penjelasan K3-LH yang diberikan.
2. Menerapkan komunikasi di tempat kerja yang antara lain adalah menerima dan
menyalurkan informasi, menyampaikan dan menerima informasi dengan baik,
menerapkan system pelaporan sesuai prosedur.
3. Menerapkan Kerja sama ditempat kerja yang antara lain adalah
mengidentifikasi tujuan dan peran kelompok serta memberikan kontribusi
efektif dan tepat dalam pertemuan kelompok.
4. Mengidentifikasi komponen utama engine yang antara lain adalah melakukan
identifikasi spesifikasi teknik engine dan mengidentifikasi struktur dan fungsi
sistem mekanis, sistem bahan bakar, sistem pelumasan, sistem pendingin dan
sistem udara masuk dan gas buang engine.
5. Melaksanakan pemeliharaan engine yang antara lain adalah melakukan
identifikasi spesifikasi teknis engine, melakukan identifikasi sistem pada
engine, menyiapkan tools, suku cadang dan bahan yang dipergunakan serta
melaksanakan pemeriksaan, pengukuran dan penyetelan serta penggantian
suku cadang.
6. Melaksanakan Perbaikan ringan (minor repair) engine yang antara lain adalah
mempelajari surat perintah kerja perbaikan, menyiapkan buku panduan/shop
manual yang sesuai ,membongkar dan membershkan komponen yang akan
diperbaiki. Memeriksa dan menganalisa kerusakan komponen, menyusun dan
mengajukan suku cadang yang diperlukan, memeriksa kesesuaian dan
memasang suku cadang yang diperlukan dan menguji hasil perbaikan.
7. Melaksanakan Perbaikan (Major Repair) engine yang antara lain adalah
mempelajari surat perintah kerja perbaikan, menyiapkan buku panduan/shop
manual yang sesuai membongkar engine sesuai prosedur, memeriksa dan
menganalisa kerusakan komponen serta menyusun dan mengajukan suku
cadang yang diperlukan.

14
8. Menganalisa dan mengatasi gangguan (trouble shooting) engine alat berat yang
antara lain adalah mempelajari surat perintah kerja perbaikan, menyiapkan
buku panduan/shop manual yang sesuai, membongkar komponen yang akan
diperbaiki, memeriksa dan menganalisa kerusakan komponen, menyusun dan
mengajkan suku cadang yang diperlukan, memeriksa kesesuaian dan
memasang suku cadang yang diperlukan dan menguji hasil perbaikan.
9. Membuat Laporan Pekerjaan yang antara lain adalah mengkompilasi data dari
semua proses pekerjaan, menyusun data kedalam form laporan dan
menyampaikan laporan pekerjaan kepada atasan.

2.5.12 Supervisor Arsitektur

Tugas dan tanggung jawab:


1. Bertanggung jawab kepada Team Leader.
2. Sebagai penanggung jawab teknis tertinggi pelaksanaan Pengendalian Rencana
Desain Arsitektur & Landscape dalam konstruksi/pelaksanaan.
3. Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Rencana Desain Arsitektur
dan Landscape yang dihasilkan oleh Perencana Arsitektur.
4. Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Gambar Shop Drawing
Arsitektur dan Landscape yang diajukan oleh Kontraktor.
5. Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Gambar AsBuilt Arsitektur
dan Landscape yang diajukan oleh Kontraktor.
6. Melakukan koordinasi antar bidang / disiplin secara internal dalam organisasi
tim konsultan MK.
7. Bertanggung jawab atas perhitungan (kualitas & kuantitas) hasil kemajuan
pekerjaan di lapangan untuk bidang Arsitektur Bangunan dan Landscape.

2.5.13 Quality Control

Tugas dan tanggung jawab:


1. Mengelola dan mengarsipkan dokumen kontrak dan dokumen proyek.

15
2. Melaksanakan tes / uji pada setiap kegiatan proyek sesuai yang di syaratkan
dalam spesifikasi.
3. Menginformasikan hasil tes kepada atasan jika ditemukan ketidak sesuaian.
4. Membuat laporan hasil uji/tes dan mengarsipkannya dengan baik.
5. Mendokumentasikan seluruh kegiatan pada waktu pengambilan sample uji di
lapangan.
6. Mengecek setiap bahan/material yang masuk ke proyek sesuai yang di
syaratkan.
7. Mengelola audit internal pemasok, memastikan efektivitas tindakan perbaikan
dan pencegahan berikutnya.
8. Mengelola audit eksternal, tindakan selanjutnya dan perkembangan
ketidaksesuaian dan perbaikan.
9. Menyusun dan menganalisis kinerja untuk mengidentifikasi perlunya
perbaikan.
10. Memperbarui dan memelihara database elektronik.

2.5.14 Gudang

Tugas dan tanggung jawab:


1. Memastikan barang terjaga dengan baik.
2. Memastikan barang terhitung dengan baik.
3. Memastikan data di Komputer sama dengan data di fisik.
4. Memastikan pengiriman bisa sampai tepat waktu.
5. Memastikan target kerja tercapai sesuai dengan yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
6. Menjaga dan memelihara kebersihan gudang.

2.5.15 Supervisor Plumbing

Tugas dan tanggung jawab:

16
1. Menerima pekerjaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan plambing
dengan memahami gambar rencana, spesifikasi teknik dan persyaratan lainya.
2. Menyiapkan Gambar kerja (shop drawing).
3. Menyiapkan dan mengatur penggunaan bahan, peralatan
serta perlengkapan pekerjaan plumbing.
4. Menyiapkan dan mengatur tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaan
plambing (merakit, memasang alat plambing dan perlengkapannya, memotong
dan menyambung berbagai jenis pipa serta memasang pompa).
5. Memeriksa kualitas pekerjaan, menguji sistem plambing, desinfeksi dan
kegiatan lain yang berhubungan dengan itu.
6. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.
7. Membuat laporan berkala tentang pelaksanaan kegiatan pekerjaan dilapangan.
8. Merawat alat kerja serta menjaga ketertiban, keselamatan dan kesehatan kerja.
9. Menyiapkan Gambar Terpasang (as Built Drawing)

2.5.16 K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Tugas dan tanggung jawab:


1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi.
2. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi.
3. Merencanakan dan menyusun program K3.
4. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3.
5. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3.
6. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman
teknis K3 konstruksi.
7. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan.
8. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat.

17
BAB 3
LANDASAN TEORI

3.1 Metodologi Pekerjaan Lapangan

3.1.1 Motodologi Pelaksanaan Bor Mesin

Methode pelaksanaan Boring (Bor mesin) harus disesuaikan dengan petunjuk


standart ASTM Designation. Bor Mesin dilaksanakan sedemikian rupa dengan
menggunakan mata bor yang memadai sehingga diperoleh contoh yang maximum
dengan panjang contoh max 1.50 meter Untuk memperoleh core recovery yang
maximum, mata bor dicabut sesering mungkin dan pada lapisan tanah kohesif dan
mudah lepas, lubang bornya dipasang casing sedemikian rupa sehingga contoh asli
dapat diambil pada setap kedalaman yang dinginkan. Contoh inti yang diambil dari
lobang bor ditempatkan di dalam peti contoh (core box) secara teratur. Setelah terisi
maka peti diberi label kemudian difoto sebaga dokumentasi dari hasil core drilling
yang dilaksanakan.

3.1.2 Metodologi pelaksanaan Standart Penetration Test (SPT)

Pekerjaan ini dilaksanakan berdasarkan petunjuk ASTM D-1586 yang


dilakukan setiap interval 1 0-2.0 meter. Nilai SPT dicatat melalui jumlah pukulan
(N Value) untuk setiap penetrasi 15 cm (blows perfoot). Penumbukan jenis
Automatic Trip Mechanis dengan berat 63,5 kg yang menjamin gerakan jatuh bebas
dengan tinggi jatuh yang tetap dan teratur setinggi 75 cm Jumlah tumbukan untuk
setiap 15 cm penetrasi sedalam 45 cm. Tabung contoh split barrel dipakai untuk
mendapatkan contoh tanah untuk keperluan identifikasi dan untuk mengukur
tahanan tanah yang ditembus. Standart Penetration Test ini sering disebut SPT saja.
Hasil dari pengetesan dituangkan dalam boring log.

18
3.2 Metodologi Pelaksanaan Penelitian Laboratorium

Penyelidikan Tanah melalui penelitian laboratorium dilaksanakan terhadap


sample yang diambil dari lapangan (Undisturbed atau Disturbed Sample) untuk
mendapatkan data Parameter tanah (Soil Properties) berupa data sifat-sifat phisis
Tanah (Index Properties of Soil Data) dan sifat-sifat Teknis tanah (Engineering
Properties Of Soil Data).
Adapun percobaan untuk mendapatkan data parameter tanah adalah dijelaskan
di bawah ini.

3.2.1 Kadar Air (Moisture Content)

Banyaknya air yang dikandung tanah sesuai dengan besar dan banyaknya pori
tanah. Persentase kandungan air ini akan mempengaruhi kekuatan tanah dolam
memikul beban yang diberkan kepadanya. Apabila Kandungan air ini terlalu
banyak, akan merugikan karena akan mengakibatkan perermbesan air tanah pada
saat tanah tersebut dibebani. Perembesan ini akan mengakibatkan penurunan tanah,
yang mana sangat berbahaya terhadap konstruksi yang dibangun diatasnya.
Kadar air Tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung didalam
tanah dengan berat kering tanah tersebut yang dinyatakan dengan persentase.
ASTM D-2216
ASTM T-265
Dengan menggunakan cawan can oven serta fimbangan cari porcobaan ini
dapat ditentukan kadar air yarg kemudian kita buat dalam satuan persentase (W =
%) .

3.2.2 Berat Satuan Isi (Unit Weight)

Berat Satuan isi ini diperlukan untuk mengetahui banyaknya tanah dalam satu
pemadatan tertentu. Kegunaan dari perhitungan ini adalah untuk mendapatkan 6atu
analisa kekuatan tanah ditniau dari isinya. Semakin besar berat satuan isi suatu

19
tanah, perani somakin keadaan tanah tersebut untuk memikul beban diatas tanah
tersebut.
Berat Satuan Isi = Unit Weight = Density didapatkan dengan metode percobaan
sesuai dengan petunjuk (Designation).
ASTM C-29
AASHTO T-2937
Berat isi adalah berat suatu conloh tanah dibagi volume tanah itu sendiri
didapat dengan menggunakan ring yang diketahui berarti serta volumenya, dengan
satuan gram/cm3.

3.2.3 Berat Jenis Butiran (Spesific Grafity)

Berat Jenis Tanah = Spesific Grafity


Metode Percobaan sesuai dengan pefunjuk (Designation :
ASTM D-854

AASHTO T- 100
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara barat butir tanah dengan berat air
suling dengan samo dengan menggunakan picnometer neraca dan lain-lain, dengan
simbol G.

3.2.4 Konsisten Atterberg (Atterberg Limits)

Bila contoh tanah berbutir halus ( lempung atau lanau mencapai keadaan cair,
kemudian dibiarkan mengering, maka tanah akan keadaan sebagai berikut :
 Batas cair
 Kadar air Tanah pada 25 kali pukulan, depi lepi alu yang terpisah dan contoh
tanah tersebut menjadi merapat kembali.
 Batas Plastis
 Kadar Air pada keadaan tanah dapat digefintir menjadi satu benang
berdiameter 3 (tiga) mm tanpa menjadi patah.

20
 Batas Susut
 Kadar air maksimum pada keadaan dimana kehilangan selanjutnya tidak akan
menyebabkan perubahan volume.
 Pada pemeriksaan kali ini yang ditentukan adalah batas cair dan batas plastis
dari tanah.
Konsistensi Allerberg = Atterberg Limit.
Metode Percobaan sesual dengan petunjuk (Designation).
ASTM D-423, D-424, D-427
AASHTO T-89 dan T-90
Dengan Menggunakan Liguid dan Plastis Limit Device dapat ditentukan :
 Batas Cair(Liguid Limit/LL)
 Batas Plastis (Piastis Limit/PL)
 Plastis Index ( Index Plastic/IP)

3.2.5 Analisa Saringan (Grain Size Analysis)

Sifat-sitat suatu tanah banyak di tentukan oleh ukuran butirnya. Besanya butir
juga merupakan dasar untuk klasifikasi dan pemberian nama pada jenis tanah.
Besarnya butiran dapat ditunjukkan dalam grafik yang disebut grafik lengkung
gradasi atau grafik lembung pembagi butir. Tanah yang ukuran butirnya terbagi rata
antar butiran kasar sampai butiran halus disebut bergradasi baik. Bila terdapat
kekurangan atau kelebihan salah satu ukuran butir tersebut, maka tanah itu disebut
bergradasi buruk, dan apabila besar butiran hampir sama, maka disebut bergradasi
seragam.
Pada tanah berbutir kasar seperti kerikil dan pasir, sifat-sifatnya tergantung
pada ukuran butir. Pada tanah berbutir halus sepert lempung dan lanau secara
langsung tidak berhubungan dengan ukuran butirnya, sebab sifat lempung dan lanau
lebih dipengaruhi oleh komposit zat mineral dari pada ukuran butirnya. Karena itu
penentuan butir pada tanah berbutir halus tidak begitu penting. Yang penting adalah
menentukan batas-batas Atterberg, karena akan memberi petunjuk yang lebih baik
tentang sifatnya dan pada yang ditunjukkan oleh besar butimya.

21
Analisa Saringan = Sieve Arialysis
Dengan menggunakan seperangkat alat saringan dan perlengkapan lainnya
dapat dianalisa sample yang tertahan diatas saringan No. 200.
Dari percoboan dapat ditentukan :
Persentase tertahan dan yang lewat serta cumulative
Persentase tertahan dan lewat No. 200 (F)

3.2.6 Hydrometer

Jika sample dari sieve analysis > 12 % lolos saringan No. 200, maka perlu
membedakan berapa banyak lanau ( Silt ) atau lempung ( Clay ). Hal ini di dapat
dengan menggunakan Hydrometer dan tabung 1.000 ml.
Metode percobaan Sesual dengan petunjuk ( Designation).
AASTM D-421
AASHTO T-82, T-146, T-88

3.2.7 Konsolidasi (Consolidation )

Pada umumnya tanah mempunyai sifat pemampatan yang besar. Hal ini
disebabkan oleh pori tanah yang besar. Oleh karena itu pembebanan yang besar,
tanah akan menyebabkan penurunan atau deformasi yang besar pula, inilah yang
menyebabkan penurunan pondasi, yang mana akan menimbulkan kerusakan /
keruntunan pada konstruksi. Jadi konsolidasi ini harus diperhatikan sesekali dalam
bidang Teknk sipil. Berbeda dengan bahan konstruksi lain karakteristik tanah ini
didominasi oleh karakteristik mekanisnya seperti permeabilitas atau kekuatan geser
yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya pembebanan. Dalam preses deformasi
pada tanah akibat beban luar dapat dipandang sebagai gejala penyusutan pori akibat
beban yang bekerja pada tanah tersebut. Susunan butir tanah berubah sehingga
angka perbandingan pori menjadi kecil yang mana akan mengakibatkan deformasi
pemampatan. Jika beban bekorja kecil, maka deformasi tanpa pergeseran pada titik
sentuh antara butir butir tanah, pada deformasi ini pelaksanaan pemampatan tanah
22
akan kembali kebentuk sermula, jika bebon diatas di tiadakan, deformasi ini disebut
deformasi elastis.
Akan tetapi pembebanan yang diberi pada tanah pada umumnya menyebabkan
pergeseran pada titik- titik sentuh antara butir butir tariah, sehingga terjadi
deformasi pemanpatan yang disebut dengan deformasi plastis, sebab jka beban
diatas ditiadakan, tanah tidak akan kembali kebentuk semula. Karena penyusutan
pori maka air yang terdapat didalam pori ini perlu dikeluarkan sehingga penyusutan
pori sesuai dengan deformasi. Karena permeabilitas tanah kohesif lebih kecil dari
tanah pasiran, sehingga pengeluaran air dalam pori memerlukan waktu yang lama.
Jadi untuk mencapai keadaan deformasi yang sesuai dengan beban yang bekerja
memerlukan waktu yang larma. Hal inilah yang disebut dengan konsolidasi (
Pemampatan).
Konsolidasi = Consolidation
Motode Pekerjaan Sesuai Dengan petunjuk (Designation)
AASTM D-2435
AASHTOT-216
Alat yang dipakai dalam percobaan menggunekan apparatus, dimana contoh
tanah diletakkan diantara dua buah plat dari batu pori dan dibebani selama satu
minggu dengan beban bervariasi dan dari percobaan ini dapat ditentukan
Koefisien Konsolidasi cv (cv2/det)
Koefisien Pengurangan volume,mv
Koefisien permeability, k (cm/det) Compression index, cc.

3.2.8 Direct Shear

Kekuatan geser sesuatu tanah dapat didefinisikan sebagai tahanan maksimum


dari tanah terhadap tegangan geser dibawah suatu kondisi yang diberikan. Kondisi-
kondisi yang dimaksud diatas berkaitan dengan sifat-sifat drainase tanah, untuk
suatu tanah berbutir kasar drainase pada umumnya baik, tetapi sesuatu tanah
berbutir halus akan mengering dengan sangat lambat dan karenanya kecepatan
percobaan merupakan suatu faktor penting.
23
Kohesi ( daya lekat antar butir)
Sifat gesekan (Friction/sudut geser)
Coulomb merumuskan hubungan tersebut dalam bentuk yang sederhana yaitu
τƒ = c + σ tan φ Dimana : τƒ = Kekuatan Geser Tanah σ = Tegangan Normal c =
Kohesi Tanah φ = Sudut Geser Tanah
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kahesi (C) dan sudut geser tanah
ᴓ Methode percobaan sesuai dengan petunjuk ( Designation ) :
ASTM D-3080

AASHTO T- 23

3.3 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari


luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo,
patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari
kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja
yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat
membuat stres emosi atau gangguan fisik.
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja antara
lain:
1. Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
2. Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha
untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan
yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
3. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan
yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang
24
mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan,
dan kondisi pekerja .
4. Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang
terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik,
mental dan stabilitas emosi secara umum.
5. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
6. Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga
kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena
kecelakaan. Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja secara
material, selain itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih nyaman,
sehingga secara keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara lebih produktif

3.3.1 Dasar Pemberlakuan

Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang-


undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada
tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang
Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948),
yang merupakan bukti tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam
perusahaan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992,
menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan
ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan
kesejahteraan demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan
baik. Jadi, bukan hanya perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah

25
ini, tetapi para karyawan juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat
tercapai kesejahteraan bersama.
Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan
hukum penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan
pijakan yang jelas mengenai aturan yang menentukan bagaimana K3 harus
diterapkan.
Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat keselamatan
kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang.
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
26
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahayakecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Undang-Undang tersebut selanjutnya diperbaharui menjadi Pasal 86 ayat 1


Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa setiap pekerja/
buruh berhak untuk memperoleh perlindungan atas:
1. Keselamatan dan kesehatan kerja
2. Moral dan kesusilaan
3. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.

Sedangkan ayat 2 dan 3 menyebutkan bahwa “untuk melindungi keselamatan


pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.” (ayat 2), “Perlindungan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku.” (ayat 3). Dalam Pasal 87 juga
dijelaskan bahwa Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen.

3.3.2 Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim


yang kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan
dan penyakit kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh
pihak-pihak yang bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan
menurut Rizky Argama (2006), tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan
kesehatan kerja adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Beberapa tujuan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah:
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan
perusahaan
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan

27
3. Menghemat biaya premi asuransi
4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan
kepada karyawannya

3.3.3 Penyebab Kecelakaan Kerja

Menurut Mangkunegara (2008) faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan


kerja, yaitu:
1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
 Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang
diperhitungkan keamanannya.
 Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
 Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

2. Pengaturan Udara
 Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,
berdebu, dan berbau tidak enak).
 Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.

3. Pengaturan Penerangan
 Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
 Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.

4. Pemakaian Peralatan Kerja


 Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
 Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik.

28
Gambar 3.1 Alat pelindung diri

5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai


 Stamina pegawai yang tidak stabil.
 Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara
berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap
pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam
penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa risiko
bahaya.

3.3.4 Usaha Mencapai Keselamatan Kerja

Usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja dan
menghindari kecelakaan kerja antara lain:
1. Analisis Bahaya Pekerjaan (Job Hazard Analysis)
Job Hazard Analysis adalah suatu proses untuk mempelajari dan menganalisa
suatu jenis pekerjaan kemudian membagi pekerjaan tersebut ke dalam langkah
langkah menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi.
Dalam melakukan Job Hazard Analysis, ada beberapa lagkah yang perlu dilakukan:
 Melibatkan Karyawan.

29
Hal ini sangat penting untuk melibatkan karyawan dalam proses job hazard
analysis. Mereka memiliki pemahaman yang unik atas pekerjaannya, dan hal
tersebut merupakan informasi yang tak ternilai untuk menemukan suatu bahaya.
 Mengulas Sejarah Kecelakaan Sebelumnya.
Mengulas dengan karyawan mengenai sejarah kecelakaan dan cedera yang
pernah terjadi, serta kerugian yang ditimbulkan, bersifat penting. Hal ini merupakan
indikator utama dalam menganalisis bahaya yang mungkin akan terjadi di
lingkungan kerja
 Melakukan Tinjauan Ulang Persiapan Pekerjaan.
Berdiskusi dengan karyawan mengenai bahaya yang ada dan mereka
ketahui di lingkungan kerja. Lakukan brainstorm dengan pekerja untuk menemukan
ide atau gagasan yang bertujuan untuk mengeliminasi atau mengontrol bahaya yang
ada.
 Membuat Daftar, Peringkat, dan Menetapkan Prioritas untuk Pekerjaan
Berbahaya.
Membuat daftar pekerjaan yang berbahaya dengan risiko yang tidak dapat
diterima atau tinggi, berdasarkan yang paling mungkin terjadi dan yang paling
tinggi tingkat risikonya. Hal ini merupakan prioritas utama dalam melakukan job
hazard analysis.

 Membuat Outline Langkah-langkah Suatu Pekerjaan.


Tujuan dari hal ini adalah agar karyawan mengetahui langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, sehingga kecelakaan kerja
dapat diminimalisir.

 Risk Management
Risk Management dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan
kerugian/kehilangan (waktu, produktivitas, dan lain-lain) yang berkaitan dengan
program keselamatan dan penanganan hukum

30
 Safety Engineer
Memberikan pelatihan, memberdayakan supervisor/manager agar mampu
mengantisipasi/melihat adanya situasi kurang ‘aman’ dan menghilangkannya

 Ergonomika
Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia dengan
pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan
perkakas yang digunakan, serta lingkungan kerjanya.
Selain ke-empat hal diatas, cara lain yang dapat dilakukan adalah:
1. Job Rotation
2. Personal protective equipment
3. Penggunaan poster/propaganda
4. Perilaku yang berhati-hati

3.3.5 Masalah kesehatan karyawan

Beberapa kasus yang menjadi masalaha kesehantan bagi para karyawan adalah:
1. Kecanduan alkohol & penyalahgunaan obat-obatan
Akibat dari beban kerja yang terlalu berat, para karyawan terkadang
menggunakan bantuan dari obata-obatan dan meminum alcohol untuk
menghilangkan stress yang mereka rasakan. Untuk mencegah hal ini, perusahaan
dapat melkaukan pemeriksaan rutin kepada karyawan tanpa pemberitahuan
sebelumnya dan perusahaan tidak memberikan kompromi dengan hal-hal yang
merusak dan penurunan kinerja (missal: absen, tidak rapi, kurang koordinasi,
psikomotor berkurang)

2. Stress
Stres adalah suatu reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan
kepada tubuh tersebut. Banyak sekali yang menjadi penyebab stress, namun
beberapa diantaranya adalah:
 Faktor Organisasional, seperti budaya perusahaan, pekerjaan itu sendiri, dan
kondisi kerja

31
 Faktor Organisasional seperti, masalah keluarga dan masalah finansial

3. Burnout
"Burnout” adalah kondisi terperas habis dan kehilangan energi psikis maupun
fisik. Biasanya hal itu disebabkan oleh situasi kerja yang tidak mendukung atau
tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan. Burnout mengakibatkan kelelahan
emosional dan penurunan motivasi kerja pada pekerja. Biasanya dialami dalam
bentuk kelelahan fisik, mental, dan emosional yang intens (beban psikologis
berpindah ke tampilan fisik, misalnya mudah pusing, tidak dapat berkonsentrasi,
gampang sakit) dan biasanya bersifat kumulatif

32
BAB 4
PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1 Penyelidikan Lapangan

Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah, warna, perkiraan


prosentase butiran kasar/halus) sesuai dengan Metoda USCS.

Gambar 4.1 Proses penyelidikan tanah

4.2 Penyelidikan Tanah

Penyelidikan geoteknik disini merupakan bagian dari penyelidikan tanah


yang mencakup seluruh penyelidikan lokasi kegiatan berdasarkan klasifikasi
jenis tanah yang didapat dari hasil tes dengan mengadakan peninjauan kembali
terhadap semua data tanah dan material guna menentukan jenis/tipe pondasi yang
tepat dan sesuai tahapan kegiatannya, sebagai berikut:
1. Mengadakan penyelidikan tanah dan material di lokasi pelaksanaan jembatan
yang akan dibangun dengan menetapkan lokasi titik-titik bor yang diperlukan
langsung di lapangan.

33
2. Melakukan penyelidikan kondisi permukaan air (sub-surface) sehubungan
dengan pondasi jembatan yang akan dibangun.
3. Menyelidiki lokasi sumber material yang ada di sekitar pelaksanaan,
kemudian dituangkan dalam bentuk penggambaran peta termasuk sarana lain
yang ada seperti jalan pendekat/oprit, bangunan pelengkap/pengaman dan lain
sebagainya.
4. Pekerjaan pengambilan contoh dengan pengeboran (umumnya terhadap
undisturbed sampling) dimaksudkan untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut di
laboratorium untuk mendapatkan informasi yang lebih teliti tentang
parameter-parameter tanah dari pengetesan Index Properties (Besaran Indeks)
dan Engineering Properties (Besaran Struktual Indeks).
5. Penyelidikan tanah untuk desain jembatan dilaksanakan di lingkungan Bina
Marga dengan bentang > 60 m (relative dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi)
digunakan bor-mesin (alat bor yang digerakkan dengan mesin) di mana
kapasitas kedalaman bor dapat mencapai 40 m disertai alat split spoon
sampler untuk Standar Penetration Test (SPT) menurut AASHTO T 206 – 74.
6. Pada setiap jembatan, penyelidikan tanah yang dibutuhkan masing-masing
lokasi rencana pondasi harus sudah menetapkan penggunaan jenis bor dan
posisi lubang bor yang direncanakan serta jumlah titik bor minimal satu titik
boring, yaitu satu titik bor mesin atau satu set bor tangan dan sondir,
tergantung bentang rencana jembatannya. Hal ini tergantung pada kondisi
area (alam dan lokasi), kepentingan struktur dan tersedianya peralatan
pengujian beserta teknisinya.
7. SPT dilakukan pada interval kedalaman 1,50 m s/d 2,00 m untuk diambil
contohnya (undisturbed dan disturbed).
8. Mata bor harus mempunyai diameter yang cukup untuk mendapatkan
undisturbed sample yang diinginkan dengan baik, dapat digunakan mata bor
steel bit untuk tanah clay, silt dan mata bor jenis core barrel.
9. Digunakan casing (segera) bilamana tanah yang dibor cenderung mudah
runtuh.
10. Untuk menentukan besaran index dan structural properties dari
contohcontoh tanah, baik yang terganggu (disturbed) maupun yang asli
34
(undisturbed) tersebut diatas dan contoh material (quarry), maka pengujian di
laboratorium dikerjakan berdasarkan spesifikasi SNI, SK SNI,
AASHTO, ASTM, BS dengan urutan terdepan sebagai prioritas
pertamanya. Lapotan penyelidikan tanah dan material harus pula berisi
“analisis dan hasil” daya dukung tanah serta rekomendasi jenis pondasi
yang sesuai dengan daya dukung tanah tersebut dan hasil bor log dituangkan
dalam bentuk table/formulir bor log dan form drilling log yang dilengkapi
dengan keterangan/data diantaranya tentang tipe bor yang digunakan,
kedalaman l;apisan tanah, tinggi muka air tanah, grafik log, uraian lithology,
jenis sample, nilai SPT, tekanan kekuatan (kg/cm2), liquid/plastis limit,
perhitungan pukulan dan lain sebagainya.

4.3 Lokasi Quarry

Penentuan lokasi quarry baik unutk perkerasan jalan, struktur jembatan,


maupun unutk bahan timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus menginformasikan lokasi quarry lain
yang dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan
kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan – kesulitan yang mungkin
timbul dalam proses penambangannya, dilengkapi dengan foto – foto.

4.4 Keluaran survey Geoteknik

Keluaran dari survey geologi / geoteknik berupa :


4.4.1 Laporan penyelidikan tanah

1. Nilai CBR
2. Tanah nilai SPT, berdasarkan Borlog
3. PropertiesTanah berupa nilai
4. Unconfined,
5. Kadar air,
35
6. Berat jenis

4.4.2 Peta penyebaran tanah

1. Kondisi lapisan tanah


2. Daerah rawan longsor

36
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Dalam penyelidikan tanah diproyek pembangunan pergantian jembatan sei deli


A, Belawan maka didapatkan jenis tanah dan kedalamannya
2. Dalam pelaksanaan prooyek pergantian jembatan sei deli A, Belawan
diperlukan juga K3 sebagai alat pelindung diri dari material yag tajam serta
melindungi diri dari kecelakaan kerja
3. Memberikan informasi yang jelas pelapisan tanah sampai kedalaman tertentu
4. Mendapat gambaran jenis pondasi yang sesuai untuk kondisi daerah tersebut
5. Memberikan alternatif ukuran pondasi sesuai dengan bentang jenbatan
6. Memberikan masukan untuk masalah yang mungkin timbul seperti stabilitas
lereng, penurunan.

5.2 Saran

Dalam merencanakan pondasi pada Proyek Pergantian Jembatan Sei Deli yang
berlokasi di Jembatan Sei Deli Belawan, Provinsi Sumatera Utara. Pondasi Dangkal
(Swallow Foundation) maupun Pondasi Dalam (Deep Foundation) dimana besar
dimensi atau ukuran pondasi dan kedalaman pondasinya dapat disesuaikan dari
hasil analisa daya dukung tanah yang sudah disajikan dengan memperhitungkan
beban-beban yang dipikul oleh bangunan antara lain berat sendiri maupun
bebanbeban bergerak pada bangunan tersebut. Untuk posisi kedalaman pondasi,
diperhatikan ketebalan lapisan tanah keras dibawahnya dan dalam menentukan
design jenis pondasi diperhatikan factor kekuatan atau keamanan dan factor
ekonomisnya.

37
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/andrytupang/penyelidikan-tanah-untuk-
konstruksijembatan ]
http://dw.binamarga.pu.go.id/invit/dokumen/1.[31082016A-EN2-P10]LAPORAN
GEOTEKNIK AMBAWANG.pdf
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html
http://anandasekarbumi.files.wordpress.com/2010/11/sap-9-msdm-10-11.ppt)
https://www.slideshare.net/dhitaariefta/makalah-k3-64644052
http://ewyhimawary.blogspot.com/2011/04/apd-di-laboratorium.html
http://analissolo.blogspot.com/2013/01/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3-
di.html

38
LAMPIRAN

1. Dokumentasi

Foto bersama dengan pihak proyek

39
40

Anda mungkin juga menyukai