Disusun Oleh :
Disusun oleh :
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat, karunia, dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas kerja
praktek hingga akhir penyusunan Laporan Kerja Praktek “PENINJAUAN TIANG
PANCANG PADA PROYEK PENGGANTIAN JEMBATAN SEI DELI A-
SUNGAI DELI” Pada Proyek Pembangunan Jembatan Sei Deli A-Sungai
Deli,Belawan Bahari Kota Medan, Sumatera Utara dengan baik dan lancar.
Laporan Kerja Praktek ini merupakan rangkuman dari hasil pengamatan
penulis di lapangan, yang meliputi manajemen proyek, perencanaan, penggunaan
alat dan bahan, pelaksanaan pekerjaan dan pengendalian pekerjaan, dimana
tinjauan khusus pada laporan ini adalah pekerjaan Pemancangan Titik Jembatan Sei
Deli A. Laporan ini secara rinci dibagi menjadi 5 (lima) bab, yang masing-masing
bab nya berisi penjelasan secara detail tentang bab tersebut, adapun 5 (lima) bab
tersebut adalah: Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang kerja praktik,
ruang lingkup kerja praktik, tujuan kerja praktik, sistematika penulisan. Bab II
Terdiri dari pihak-pihak yang terkait dalam proyek pembangunan PT. Bangun Mitra
Abadi dan terdiri dari deskripsi pekerjaan masing-masing pihak. Bab III terdiri dari
tinjauan pustaka atau landasan teori yang digunakan untuk memberikan penjelasan
mengenai studi yang diterapkan di proyek dan penerapan K3 pada proyek. Bab IV
Pelaksanaan Pekerjaan, berisi tentang pekerjaan paku bumi, pekerjaan
Pembongkaran Plat Lantai Jembatan, Pekerjaan Pemasangan Tiang Pancang. Bab
V berisikan kesimpulan dan saran yang didapat dari penulisan laporan kerja praktik
ini.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak.
Dengan penuh rasa hormat, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang Tua dan keluarga, terima kasih doa dan dukungan yang tidak pernah
berhenti bagi saya, yang selalu memotivasi saya untuk tidak putus asa dan terus
maju.
2. Irma Dewi,S.T, M.Si selaku Sekretaris Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sekaligus dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, nasehat, dukungan serta semangat hingga
selesainya tugas kerja praktek ini.
3. Ardiansyah, ST, selaku Manajer Proyek yang telah memberi izin dan
memberi kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek.
4. Seluruh team pelaksana, dan pekerja-pekerja di proyek yang memberikan
ilmu yang membantu penulis untuk menyelesaikan laporan ini.
5. Terima Kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
diharapkan untuk penyempurnaan laporan kerja praktek ini.
ii
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan penguasaan ilmu rekayasa sipil di Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR ivii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Ruang Lingkup 2
1.4 Tujuan 2
1.5 Manfaat 2
1.6 Sistematika Penulisan 3
BAB 2 ORGANISASI PROYEK 4
2.1 Umum 4
2.2 Pemilik Proyek 5
2.3 Konsultan Pengawas 5
2.4 Kontraktor 5
2.5 Job Description 6
2.5.1 Project Director 7
2.5.2 Project Coordinator 8
2.5.3 Finance 8
2.5.4 Project Manager 9
2.5.5 Admin 9
2.5.6 Site Manager 10
2.5.7 Drafter 11
2.5.8 Logistik 11
2.5.9 Supervisor Utama 12
2.5.10 Surveyor 13
2.5.11 Mekanik 13
2.5.12 Supervisor Arsitektur 15
iv
2.5.13 Quality Control 15
2.5.14 Gudang 16
2.5.15 Supervisor Plumbing 16
2.5.16 K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja) 17
BAB 3 LANDASAN TEORI 18
3.1 Metodologi Pekerjaan Lapangan 18
3.1.1 Motodologi Pelaksanaan Bor Mesin 18
3.1.2 Metodologi pelaksanaan Standart Penetration Test (SPT) 18
3.2 Metodologi Pelaksanaan Penelitian Laboratorium 19
3.2.1 Kadar Air (Moisture Content) 19
3.2.2 Berat Satuan Isi (Unit Weight) 19
3.2.3 Berat Jenis Butiran (Spesific Grafity) 20
3.2.4 Konsisten Atterberg (Atterberg Limits) 20
3.2.5 Analisa Saringan (Grain Size Analysis) 21
3.2.6 Hydrometer 22
3.2.7 Konsolidasi (Consolidation ) 22
3.2.8 Direct Shear 23
3.3 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja 24
3.3.1 Dasar Pemberlakuan 25
3.3.2 Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja 27
3.3.3 Penyebab Kecelakaan Kerja 28
3.3.4 Usaha Mencapai Keselamatan Kerja 29
3.3.5 Masalah kesehatan karyawan 31
BAB 4 PELAKSANAAN PEKERJAAN 33
4.1 Penyelidikan Lapangan 33
4.2 Penyelidikan Tanah 33
4.3 Lokasi Quarry 35
4.4 Keluaran survey Geoteknik 35
4.4.1 Laporan penyelidikan tanah 35
4.4.2 Peta penyebaran tanah 36
BAB 5 PENUTUP 37
5.1 Kesimpulan 37
5.2 Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 38
v
LAMPIRAN 39
1. Dokumentasi 39
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
2
1. Hasil laporan ini dapat menambahan wawasan dalam pekerjaan pembangunan
jembatan pada tahap pekerjaan sondir.
2. Hasil laporan ini juga diharapkan bisa menjadi referensi dalam pelaksanaan
kerja praktek khususnya dalam proyek pekerjaan jembatan.
3
BAB 2
ORGANISASI PROYEK
2.1 Umum
4
2.2 Pemilik Proyek
Pemilik proyek adalah orang atau pihak yang memiliki suatu pekerjaan yang
diserahkan atau direalisasikan oleh tim pelaksana atau kontraktor. Dalam hal ini
pemilik proyek Pemerintah Kota Medan.
Adapun tugas dan hak dari pemilik proyek antara lain adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa hasil pekerjaan dari kontraktor.
b. Menerima hasil pekerjaan.
c. Membayar harga proyek.
2.4 Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang diberi tugas untuk melaksanakan suatu pekerjaan
oleh pemilik proyek sesuai dengan rencana dan desain yang telah dibuat. PT.
Bangun Mitra Abadi adalah pihak yang memenangkan tender pekerjaan proyek
pembangunan Pergantian Jembatan Sei Deli A,Belawan. Struktur organisasi dalam
proyek secara detail dapat dilihat pada Gambar 2.1.
5
(a)
(b)
6
2.5 Job Description
7
2.5.2 Project Coordinator
2.5.3 Finance
2.5.5 Admin
9
8. Merapikan dokumen dan membuat salinan dari tiap dokumen yang ada.
10
10. Membicarakan kesulitan-kesulitan, rencana detail bangunan dengan Proyek
Manager.
11. Mengatur penggunaan tenaga pekerja di proyek untuk menunjang rencana
Time Schedule.
12. Menyetujui dan menerima tenaga pelaksana, mandor, dan pekerja sesuai
dengan target dari kantor dan menugaskan sesuai dengan tujuan masingmasing.
13. Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengarahan tenaga pelaksana
kepada Manager Proyek.
14. Memberikan data-data untuk perhitungan upah tenaga untuk dihitung oleh
Budget Control, mencheck ulang perhitungan upah untuk disetujui oleh Proyek
Manager dan Direktur Proyek.
2.5.7 Drafter
2.5.8 Logistik
11
2. Mengadakan contoh material untuk mendapatkan persetujuan dari pihak ke
satu.
3. Mengadakan dan mengelola persediaan material dan alat yang di perlukan
sesuai schedule.
4. Melaksanakan perencanaan, pengendalian, pengoperasian , pemeliharaandan
perbaikan alat termasuk penyediaan suku cadang.
5. Menyelenggarakan mobilisasi dan demobilisasi alat konstruksi.
6. Melakukan evaluasi kinerja suplier proyek.
7. Mengatur penugasan operator dan mekanik peralatan proyek.
8. Mengimplentasi system manajemen Trimatra Liguna dan prosedur Trimatra
Liguna di bidang yang terkait, mengacu pada standart ISO 14001, ISO 9001,
OHSAS 18001, Perkap No 24 tahun.
9. Memastikan semua material telah teridentifikasi sesuai spesifikasi nya.
10. Memastikan alat berat yang di pakai mempunyai kelengkapan surat layak
pakai, dan operator mempunyai SIO.
11. Dan hal – hal strategis lainnya yang terkait dengan kegiatan logistik dan
peralatan proyek sesuai arahan kepala proyek.
12
8. Mendisiplinkan bawahan / subkon.
9. Memecahkan masalah sehari hari di proyek.
10. Melaksanakan tugas, proyek, dan pekerjaan secara langsung.
11. Memberikan training pekerjaan pada mandor / subkonnya.
12. Memimpin dan memotivasi bawahannya.
2.5.10 Surveyor
2.5.11 Mekanik
13
1. Menerapkan Keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH)
yang antara lain adalah mengidenifikasi potensi bahaya dan resiko kecelakaan
kerja dengan cermat, menentukan dampak dari kecelakaan kerja dan
menghidarinya, menerapkan semua prosedur K3-LH dan mengikuti sosialisasi
dan penjelasan K3-LH yang diberikan.
2. Menerapkan komunikasi di tempat kerja yang antara lain adalah menerima dan
menyalurkan informasi, menyampaikan dan menerima informasi dengan baik,
menerapkan system pelaporan sesuai prosedur.
3. Menerapkan Kerja sama ditempat kerja yang antara lain adalah
mengidentifikasi tujuan dan peran kelompok serta memberikan kontribusi
efektif dan tepat dalam pertemuan kelompok.
4. Mengidentifikasi komponen utama engine yang antara lain adalah melakukan
identifikasi spesifikasi teknik engine dan mengidentifikasi struktur dan fungsi
sistem mekanis, sistem bahan bakar, sistem pelumasan, sistem pendingin dan
sistem udara masuk dan gas buang engine.
5. Melaksanakan pemeliharaan engine yang antara lain adalah melakukan
identifikasi spesifikasi teknis engine, melakukan identifikasi sistem pada
engine, menyiapkan tools, suku cadang dan bahan yang dipergunakan serta
melaksanakan pemeriksaan, pengukuran dan penyetelan serta penggantian
suku cadang.
6. Melaksanakan Perbaikan ringan (minor repair) engine yang antara lain adalah
mempelajari surat perintah kerja perbaikan, menyiapkan buku panduan/shop
manual yang sesuai ,membongkar dan membershkan komponen yang akan
diperbaiki. Memeriksa dan menganalisa kerusakan komponen, menyusun dan
mengajukan suku cadang yang diperlukan, memeriksa kesesuaian dan
memasang suku cadang yang diperlukan dan menguji hasil perbaikan.
7. Melaksanakan Perbaikan (Major Repair) engine yang antara lain adalah
mempelajari surat perintah kerja perbaikan, menyiapkan buku panduan/shop
manual yang sesuai membongkar engine sesuai prosedur, memeriksa dan
menganalisa kerusakan komponen serta menyusun dan mengajukan suku
cadang yang diperlukan.
14
8. Menganalisa dan mengatasi gangguan (trouble shooting) engine alat berat yang
antara lain adalah mempelajari surat perintah kerja perbaikan, menyiapkan
buku panduan/shop manual yang sesuai, membongkar komponen yang akan
diperbaiki, memeriksa dan menganalisa kerusakan komponen, menyusun dan
mengajkan suku cadang yang diperlukan, memeriksa kesesuaian dan
memasang suku cadang yang diperlukan dan menguji hasil perbaikan.
9. Membuat Laporan Pekerjaan yang antara lain adalah mengkompilasi data dari
semua proses pekerjaan, menyusun data kedalam form laporan dan
menyampaikan laporan pekerjaan kepada atasan.
15
2. Melaksanakan tes / uji pada setiap kegiatan proyek sesuai yang di syaratkan
dalam spesifikasi.
3. Menginformasikan hasil tes kepada atasan jika ditemukan ketidak sesuaian.
4. Membuat laporan hasil uji/tes dan mengarsipkannya dengan baik.
5. Mendokumentasikan seluruh kegiatan pada waktu pengambilan sample uji di
lapangan.
6. Mengecek setiap bahan/material yang masuk ke proyek sesuai yang di
syaratkan.
7. Mengelola audit internal pemasok, memastikan efektivitas tindakan perbaikan
dan pencegahan berikutnya.
8. Mengelola audit eksternal, tindakan selanjutnya dan perkembangan
ketidaksesuaian dan perbaikan.
9. Menyusun dan menganalisis kinerja untuk mengidentifikasi perlunya
perbaikan.
10. Memperbarui dan memelihara database elektronik.
2.5.14 Gudang
16
1. Menerima pekerjaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan plambing
dengan memahami gambar rencana, spesifikasi teknik dan persyaratan lainya.
2. Menyiapkan Gambar kerja (shop drawing).
3. Menyiapkan dan mengatur penggunaan bahan, peralatan
serta perlengkapan pekerjaan plumbing.
4. Menyiapkan dan mengatur tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaan
plambing (merakit, memasang alat plambing dan perlengkapannya, memotong
dan menyambung berbagai jenis pipa serta memasang pompa).
5. Memeriksa kualitas pekerjaan, menguji sistem plambing, desinfeksi dan
kegiatan lain yang berhubungan dengan itu.
6. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.
7. Membuat laporan berkala tentang pelaksanaan kegiatan pekerjaan dilapangan.
8. Merawat alat kerja serta menjaga ketertiban, keselamatan dan kesehatan kerja.
9. Menyiapkan Gambar Terpasang (as Built Drawing)
17
BAB 3
LANDASAN TEORI
18
3.2 Metodologi Pelaksanaan Penelitian Laboratorium
Banyaknya air yang dikandung tanah sesuai dengan besar dan banyaknya pori
tanah. Persentase kandungan air ini akan mempengaruhi kekuatan tanah dolam
memikul beban yang diberkan kepadanya. Apabila Kandungan air ini terlalu
banyak, akan merugikan karena akan mengakibatkan perermbesan air tanah pada
saat tanah tersebut dibebani. Perembesan ini akan mengakibatkan penurunan tanah,
yang mana sangat berbahaya terhadap konstruksi yang dibangun diatasnya.
Kadar air Tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung didalam
tanah dengan berat kering tanah tersebut yang dinyatakan dengan persentase.
ASTM D-2216
ASTM T-265
Dengan menggunakan cawan can oven serta fimbangan cari porcobaan ini
dapat ditentukan kadar air yarg kemudian kita buat dalam satuan persentase (W =
%) .
Berat Satuan isi ini diperlukan untuk mengetahui banyaknya tanah dalam satu
pemadatan tertentu. Kegunaan dari perhitungan ini adalah untuk mendapatkan 6atu
analisa kekuatan tanah ditniau dari isinya. Semakin besar berat satuan isi suatu
19
tanah, perani somakin keadaan tanah tersebut untuk memikul beban diatas tanah
tersebut.
Berat Satuan Isi = Unit Weight = Density didapatkan dengan metode percobaan
sesuai dengan petunjuk (Designation).
ASTM C-29
AASHTO T-2937
Berat isi adalah berat suatu conloh tanah dibagi volume tanah itu sendiri
didapat dengan menggunakan ring yang diketahui berarti serta volumenya, dengan
satuan gram/cm3.
AASHTO T- 100
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara barat butir tanah dengan berat air
suling dengan samo dengan menggunakan picnometer neraca dan lain-lain, dengan
simbol G.
Bila contoh tanah berbutir halus ( lempung atau lanau mencapai keadaan cair,
kemudian dibiarkan mengering, maka tanah akan keadaan sebagai berikut :
Batas cair
Kadar air Tanah pada 25 kali pukulan, depi lepi alu yang terpisah dan contoh
tanah tersebut menjadi merapat kembali.
Batas Plastis
Kadar Air pada keadaan tanah dapat digefintir menjadi satu benang
berdiameter 3 (tiga) mm tanpa menjadi patah.
20
Batas Susut
Kadar air maksimum pada keadaan dimana kehilangan selanjutnya tidak akan
menyebabkan perubahan volume.
Pada pemeriksaan kali ini yang ditentukan adalah batas cair dan batas plastis
dari tanah.
Konsistensi Allerberg = Atterberg Limit.
Metode Percobaan sesual dengan petunjuk (Designation).
ASTM D-423, D-424, D-427
AASHTO T-89 dan T-90
Dengan Menggunakan Liguid dan Plastis Limit Device dapat ditentukan :
Batas Cair(Liguid Limit/LL)
Batas Plastis (Piastis Limit/PL)
Plastis Index ( Index Plastic/IP)
Sifat-sitat suatu tanah banyak di tentukan oleh ukuran butirnya. Besanya butir
juga merupakan dasar untuk klasifikasi dan pemberian nama pada jenis tanah.
Besarnya butiran dapat ditunjukkan dalam grafik yang disebut grafik lengkung
gradasi atau grafik lembung pembagi butir. Tanah yang ukuran butirnya terbagi rata
antar butiran kasar sampai butiran halus disebut bergradasi baik. Bila terdapat
kekurangan atau kelebihan salah satu ukuran butir tersebut, maka tanah itu disebut
bergradasi buruk, dan apabila besar butiran hampir sama, maka disebut bergradasi
seragam.
Pada tanah berbutir kasar seperti kerikil dan pasir, sifat-sifatnya tergantung
pada ukuran butir. Pada tanah berbutir halus sepert lempung dan lanau secara
langsung tidak berhubungan dengan ukuran butirnya, sebab sifat lempung dan lanau
lebih dipengaruhi oleh komposit zat mineral dari pada ukuran butirnya. Karena itu
penentuan butir pada tanah berbutir halus tidak begitu penting. Yang penting adalah
menentukan batas-batas Atterberg, karena akan memberi petunjuk yang lebih baik
tentang sifatnya dan pada yang ditunjukkan oleh besar butimya.
21
Analisa Saringan = Sieve Arialysis
Dengan menggunakan seperangkat alat saringan dan perlengkapan lainnya
dapat dianalisa sample yang tertahan diatas saringan No. 200.
Dari percoboan dapat ditentukan :
Persentase tertahan dan yang lewat serta cumulative
Persentase tertahan dan lewat No. 200 (F)
3.2.6 Hydrometer
Jika sample dari sieve analysis > 12 % lolos saringan No. 200, maka perlu
membedakan berapa banyak lanau ( Silt ) atau lempung ( Clay ). Hal ini di dapat
dengan menggunakan Hydrometer dan tabung 1.000 ml.
Metode percobaan Sesual dengan petunjuk ( Designation).
AASTM D-421
AASHTO T-82, T-146, T-88
Pada umumnya tanah mempunyai sifat pemampatan yang besar. Hal ini
disebabkan oleh pori tanah yang besar. Oleh karena itu pembebanan yang besar,
tanah akan menyebabkan penurunan atau deformasi yang besar pula, inilah yang
menyebabkan penurunan pondasi, yang mana akan menimbulkan kerusakan /
keruntunan pada konstruksi. Jadi konsolidasi ini harus diperhatikan sesekali dalam
bidang Teknk sipil. Berbeda dengan bahan konstruksi lain karakteristik tanah ini
didominasi oleh karakteristik mekanisnya seperti permeabilitas atau kekuatan geser
yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya pembebanan. Dalam preses deformasi
pada tanah akibat beban luar dapat dipandang sebagai gejala penyusutan pori akibat
beban yang bekerja pada tanah tersebut. Susunan butir tanah berubah sehingga
angka perbandingan pori menjadi kecil yang mana akan mengakibatkan deformasi
pemampatan. Jika beban bekorja kecil, maka deformasi tanpa pergeseran pada titik
sentuh antara butir butir tanah, pada deformasi ini pelaksanaan pemampatan tanah
22
akan kembali kebentuk sermula, jika bebon diatas di tiadakan, deformasi ini disebut
deformasi elastis.
Akan tetapi pembebanan yang diberi pada tanah pada umumnya menyebabkan
pergeseran pada titik- titik sentuh antara butir butir tariah, sehingga terjadi
deformasi pemanpatan yang disebut dengan deformasi plastis, sebab jka beban
diatas ditiadakan, tanah tidak akan kembali kebentuk semula. Karena penyusutan
pori maka air yang terdapat didalam pori ini perlu dikeluarkan sehingga penyusutan
pori sesuai dengan deformasi. Karena permeabilitas tanah kohesif lebih kecil dari
tanah pasiran, sehingga pengeluaran air dalam pori memerlukan waktu yang lama.
Jadi untuk mencapai keadaan deformasi yang sesuai dengan beban yang bekerja
memerlukan waktu yang larma. Hal inilah yang disebut dengan konsolidasi (
Pemampatan).
Konsolidasi = Consolidation
Motode Pekerjaan Sesuai Dengan petunjuk (Designation)
AASTM D-2435
AASHTOT-216
Alat yang dipakai dalam percobaan menggunekan apparatus, dimana contoh
tanah diletakkan diantara dua buah plat dari batu pori dan dibebani selama satu
minggu dengan beban bervariasi dan dari percobaan ini dapat ditentukan
Koefisien Konsolidasi cv (cv2/det)
Koefisien Pengurangan volume,mv
Koefisien permeability, k (cm/det) Compression index, cc.
AASHTO T- 23
25
ini, tetapi para karyawan juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat
tercapai kesejahteraan bersama.
Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan
hukum penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan
pijakan yang jelas mengenai aturan yang menentukan bagaimana K3 harus
diterapkan.
Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat keselamatan
kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang.
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
26
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahayakecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
27
3. Menghemat biaya premi asuransi
4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan
kepada karyawannya
2. Pengaturan Udara
Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,
berdebu, dan berbau tidak enak).
Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
3. Pengaturan Penerangan
Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.
28
Gambar 3.1 Alat pelindung diri
Usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja dan
menghindari kecelakaan kerja antara lain:
1. Analisis Bahaya Pekerjaan (Job Hazard Analysis)
Job Hazard Analysis adalah suatu proses untuk mempelajari dan menganalisa
suatu jenis pekerjaan kemudian membagi pekerjaan tersebut ke dalam langkah
langkah menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi.
Dalam melakukan Job Hazard Analysis, ada beberapa lagkah yang perlu dilakukan:
Melibatkan Karyawan.
29
Hal ini sangat penting untuk melibatkan karyawan dalam proses job hazard
analysis. Mereka memiliki pemahaman yang unik atas pekerjaannya, dan hal
tersebut merupakan informasi yang tak ternilai untuk menemukan suatu bahaya.
Mengulas Sejarah Kecelakaan Sebelumnya.
Mengulas dengan karyawan mengenai sejarah kecelakaan dan cedera yang
pernah terjadi, serta kerugian yang ditimbulkan, bersifat penting. Hal ini merupakan
indikator utama dalam menganalisis bahaya yang mungkin akan terjadi di
lingkungan kerja
Melakukan Tinjauan Ulang Persiapan Pekerjaan.
Berdiskusi dengan karyawan mengenai bahaya yang ada dan mereka
ketahui di lingkungan kerja. Lakukan brainstorm dengan pekerja untuk menemukan
ide atau gagasan yang bertujuan untuk mengeliminasi atau mengontrol bahaya yang
ada.
Membuat Daftar, Peringkat, dan Menetapkan Prioritas untuk Pekerjaan
Berbahaya.
Membuat daftar pekerjaan yang berbahaya dengan risiko yang tidak dapat
diterima atau tinggi, berdasarkan yang paling mungkin terjadi dan yang paling
tinggi tingkat risikonya. Hal ini merupakan prioritas utama dalam melakukan job
hazard analysis.
Risk Management
Risk Management dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan
kerugian/kehilangan (waktu, produktivitas, dan lain-lain) yang berkaitan dengan
program keselamatan dan penanganan hukum
30
Safety Engineer
Memberikan pelatihan, memberdayakan supervisor/manager agar mampu
mengantisipasi/melihat adanya situasi kurang ‘aman’ dan menghilangkannya
Ergonomika
Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia dengan
pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan
perkakas yang digunakan, serta lingkungan kerjanya.
Selain ke-empat hal diatas, cara lain yang dapat dilakukan adalah:
1. Job Rotation
2. Personal protective equipment
3. Penggunaan poster/propaganda
4. Perilaku yang berhati-hati
Beberapa kasus yang menjadi masalaha kesehantan bagi para karyawan adalah:
1. Kecanduan alkohol & penyalahgunaan obat-obatan
Akibat dari beban kerja yang terlalu berat, para karyawan terkadang
menggunakan bantuan dari obata-obatan dan meminum alcohol untuk
menghilangkan stress yang mereka rasakan. Untuk mencegah hal ini, perusahaan
dapat melkaukan pemeriksaan rutin kepada karyawan tanpa pemberitahuan
sebelumnya dan perusahaan tidak memberikan kompromi dengan hal-hal yang
merusak dan penurunan kinerja (missal: absen, tidak rapi, kurang koordinasi,
psikomotor berkurang)
2. Stress
Stres adalah suatu reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan
kepada tubuh tersebut. Banyak sekali yang menjadi penyebab stress, namun
beberapa diantaranya adalah:
Faktor Organisasional, seperti budaya perusahaan, pekerjaan itu sendiri, dan
kondisi kerja
31
Faktor Organisasional seperti, masalah keluarga dan masalah finansial
3. Burnout
"Burnout” adalah kondisi terperas habis dan kehilangan energi psikis maupun
fisik. Biasanya hal itu disebabkan oleh situasi kerja yang tidak mendukung atau
tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan. Burnout mengakibatkan kelelahan
emosional dan penurunan motivasi kerja pada pekerja. Biasanya dialami dalam
bentuk kelelahan fisik, mental, dan emosional yang intens (beban psikologis
berpindah ke tampilan fisik, misalnya mudah pusing, tidak dapat berkonsentrasi,
gampang sakit) dan biasanya bersifat kumulatif
32
BAB 4
PELAKSANAAN PEKERJAAN
33
2. Melakukan penyelidikan kondisi permukaan air (sub-surface) sehubungan
dengan pondasi jembatan yang akan dibangun.
3. Menyelidiki lokasi sumber material yang ada di sekitar pelaksanaan,
kemudian dituangkan dalam bentuk penggambaran peta termasuk sarana lain
yang ada seperti jalan pendekat/oprit, bangunan pelengkap/pengaman dan lain
sebagainya.
4. Pekerjaan pengambilan contoh dengan pengeboran (umumnya terhadap
undisturbed sampling) dimaksudkan untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut di
laboratorium untuk mendapatkan informasi yang lebih teliti tentang
parameter-parameter tanah dari pengetesan Index Properties (Besaran Indeks)
dan Engineering Properties (Besaran Struktual Indeks).
5. Penyelidikan tanah untuk desain jembatan dilaksanakan di lingkungan Bina
Marga dengan bentang > 60 m (relative dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi)
digunakan bor-mesin (alat bor yang digerakkan dengan mesin) di mana
kapasitas kedalaman bor dapat mencapai 40 m disertai alat split spoon
sampler untuk Standar Penetration Test (SPT) menurut AASHTO T 206 – 74.
6. Pada setiap jembatan, penyelidikan tanah yang dibutuhkan masing-masing
lokasi rencana pondasi harus sudah menetapkan penggunaan jenis bor dan
posisi lubang bor yang direncanakan serta jumlah titik bor minimal satu titik
boring, yaitu satu titik bor mesin atau satu set bor tangan dan sondir,
tergantung bentang rencana jembatannya. Hal ini tergantung pada kondisi
area (alam dan lokasi), kepentingan struktur dan tersedianya peralatan
pengujian beserta teknisinya.
7. SPT dilakukan pada interval kedalaman 1,50 m s/d 2,00 m untuk diambil
contohnya (undisturbed dan disturbed).
8. Mata bor harus mempunyai diameter yang cukup untuk mendapatkan
undisturbed sample yang diinginkan dengan baik, dapat digunakan mata bor
steel bit untuk tanah clay, silt dan mata bor jenis core barrel.
9. Digunakan casing (segera) bilamana tanah yang dibor cenderung mudah
runtuh.
10. Untuk menentukan besaran index dan structural properties dari
contohcontoh tanah, baik yang terganggu (disturbed) maupun yang asli
34
(undisturbed) tersebut diatas dan contoh material (quarry), maka pengujian di
laboratorium dikerjakan berdasarkan spesifikasi SNI, SK SNI,
AASHTO, ASTM, BS dengan urutan terdepan sebagai prioritas
pertamanya. Lapotan penyelidikan tanah dan material harus pula berisi
“analisis dan hasil” daya dukung tanah serta rekomendasi jenis pondasi
yang sesuai dengan daya dukung tanah tersebut dan hasil bor log dituangkan
dalam bentuk table/formulir bor log dan form drilling log yang dilengkapi
dengan keterangan/data diantaranya tentang tipe bor yang digunakan,
kedalaman l;apisan tanah, tinggi muka air tanah, grafik log, uraian lithology,
jenis sample, nilai SPT, tekanan kekuatan (kg/cm2), liquid/plastis limit,
perhitungan pukulan dan lain sebagainya.
1. Nilai CBR
2. Tanah nilai SPT, berdasarkan Borlog
3. PropertiesTanah berupa nilai
4. Unconfined,
5. Kadar air,
35
6. Berat jenis
36
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dalam merencanakan pondasi pada Proyek Pergantian Jembatan Sei Deli yang
berlokasi di Jembatan Sei Deli Belawan, Provinsi Sumatera Utara. Pondasi Dangkal
(Swallow Foundation) maupun Pondasi Dalam (Deep Foundation) dimana besar
dimensi atau ukuran pondasi dan kedalaman pondasinya dapat disesuaikan dari
hasil analisa daya dukung tanah yang sudah disajikan dengan memperhitungkan
beban-beban yang dipikul oleh bangunan antara lain berat sendiri maupun
bebanbeban bergerak pada bangunan tersebut. Untuk posisi kedalaman pondasi,
diperhatikan ketebalan lapisan tanah keras dibawahnya dan dalam menentukan
design jenis pondasi diperhatikan factor kekuatan atau keamanan dan factor
ekonomisnya.
37
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/andrytupang/penyelidikan-tanah-untuk-
konstruksijembatan ]
http://dw.binamarga.pu.go.id/invit/dokumen/1.[31082016A-EN2-P10]LAPORAN
GEOTEKNIK AMBAWANG.pdf
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html
http://anandasekarbumi.files.wordpress.com/2010/11/sap-9-msdm-10-11.ppt)
https://www.slideshare.net/dhitaariefta/makalah-k3-64644052
http://ewyhimawary.blogspot.com/2011/04/apd-di-laboratorium.html
http://analissolo.blogspot.com/2013/01/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3-
di.html
38
LAMPIRAN
1. Dokumentasi
39
40