Disusun Oleh:
DISETUJUI OLEH:
SPV HAR MESIN/MENTOR
MENGETAHUI:
GENERAL MANAGER
PT. Indonesia Power PLTU PANGKALAN SUSU OMU
Rizqi Priatna
NIP : 760321153I
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan segala hidayah
dan memberi kesempatan hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan Kerja Praktik yang berjudul : “repair and maintenance terhadap estimasi
waktu pemakaian mechanical seal m37g-60 pada pompa sentrifugal di PT.
Indonesia power Pltu Pangkalan Susu omu unit 1 dan 2”. Laporan ini disusun
sebagai hasil akhir Kerja Praktik yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Oktober 2020
sampai dengan 1 November 2020. Laporan Kerja Praktik ini disusun untuk
memenuhi salah satusyarat pada mata kuliah Kerja Praktik Jurusan Teknik Mesin
Universitas Malikussaleh. Melalui Kerja Praktik ini penulis dapat melihat
langsung dunia pekerjaan yang sebenarnya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyusunan laporan Kerja Praktik
ini, khususnya kepada :
1. Keluarga yang senantiasa mendoakan saya dan memberi dukungan baik
secara moral maupun material;
2. Bapak Asnawi, S.T., M.Sc selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin;
3. Bapak Zulfahmi, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing Laporan yang telah
memberikan bimbingan dan masukkan dalam penyusunan laporan ini;
4. Bapak Rizqi Priatna selaku General Manager PT Indonesia Power PLTU
Pangkalan Susu OMU;
5. Bapak Evendi Saragih selaku Manager Administrasi PT Indonesia Power
PLTU Pangkalan Susu OMU;
6. Bapak Aryo Baskoro selaku Manager Operasi PT Indonesia Power PLTU
Pangkalan Susu OMU;
7. Bapak Wildanul Hakim selaku Manager Pemeliharaan PT Indonesia
Power PLTU Pangkalan Susu OMU;
i
8. Bapak Mohammad Gibran Alkahfi AF selaku Supervisor Senior HAR
Listrik sekaligus pembimbing atau mentor kerja praktik saya di PT
Indonesia Power PLTU Pangkalan Susu OMU;
9. Bapak Benny Hartono Sihombing/Samsul Anwar Selaku Supervisor Unit
HAR Listrik di PT Indonesia Power PLTU Pangkalan Susu OMU;
10. Bapak Rizky Mulia Harahap Selaku Supervisor BOP HAR Listrik di PT
Indonesia Power PLTU Pangkalan Susu OMU;
11. Bapak Rifky Nur Adlan Selaku Teknisi senior HAR Listrik Boiler di PT
Indonesia Power PLTU Pangkalan Susu OMU;
12. Serta Rekan-Rekan Kerja Praktik Nova Elviana dan Mahesa Ali Hutabarat,
yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan canda tawa selama
melaksanakan kerja praktik di PT Indonesia Power PLTU Pangkalan Susu
OMU
Penulis menyadari jika terdapat banyak kekurangan didalam penulisan
laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan sebuah kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata,
semoga laporan ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi penulis serta
pembaca pada umumnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Masalah 2
1.3 Rumusan Masalah 2
1.4 Tempat Pelaksana 3
1.5 Metodelogi Penelitian 3
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Umum Perusahaan 4
2.2 Visi dan Misi 5
2.3 Makna Bentuk dan Warna Logo 7
2.4 Lokasi Perusahaan 9
2.5 Ruang Lingkup Kerja Perusahaan 9
2.5.1 Sistem Distribusi Tenaga Listik 9
2.5.2 Pembangkitan Tenaga Listrik 12
2.5.3 Transmisi Tenaga Listrik 13
2.5.4 Sistem Distribusi Tenaga Listrik 15
2.5.5 Proses Produksi Listrik Pada PLTU Bahan Bakar Batubara 21
2.5.6 Penerapan Keselamatan Kerja 27
2.6 Struktur Organisasi Perusahaan 28
2.7 Tugas Pokok Organisasi 29
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Pengertian Pompa 35
3.2. Klasifikasi pompa secara umu 36
iii
3.2.1. Pompa perpindahan positif (Positive Displacement) 37
3.2.2 Pompa dinamik 37
3.3. Cara kerja pompa sentrifugal 43
3.4 Mechanical Seal 44
3.4.1. Fungsi Mechanical Seal 44
3.4.2. Komponen-komponen Mechanical Seal 47
3.4.3. Cara kerja Mechanical Seal 48
3.4.4. Desain mechanical seal 48
3.4.5 akibat kerusakan pada mechanical seal 48
BAB IV TUGAS KHUSUS
4.1 Analisa estimasi umur pakai (lifetime) 53
4.1.1 Data Hasil Pengecekan umur pakai mechanical seal 53
4.1.2 Visual Check 53
4.1.3 Proses Analisa Kerusakan Mechanical 54
4.2 Penyebab kerusakan mechanical seal 55
4.2.1 Analisa penyebab kerusakan mechanical seal 55
4.2.2 Analisa penyebab dari data visual check 56
4.3 Langkah perbaikan dan perawatan 56
4.3.1 Langkah perbaikan 56
4.3.2 Langkah perawatan 57
4.3.3 Hasil analisa 58
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan 59
5.2. Saran 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 4.4 Shaft sleeve 56
vii
2
BAB I
PENDAHULUAN
axial dari pegas/spring. Titik utama pengeblokan dilakukan oleh dua sealfaces
yang permukaannya sangat halus dan rata. Gesekan gerak berputar antara
keduanya meminimalkan terjadinya kebocoran. Satu sealface berputar mengikuti
putaran shaft, satu lagi diam menancap pada suatu dinding yang disebut dengan
Glandplat.
Material dua sealfaces itu biasanya berbeda. Salah satu biasanya bersifat
lunak, biasanya Carbon-Graphite, yang lainnya terbuat dari material yang lebih
keras seperti Silicon-carbide. Pembedaan antara material yang digunakan pada
Stationary sealface dan Rotating sealface adalah untuk mencegah terjadinya
adhesi (gaya tarik menarik antar partikel yang berbeda jenisnya) antara dua buah
sealfaces tersebut. Mechanical seal yang baik akan memiliki umur pakai (life
time) sekurangnya sekitar 3 tahun masa operasi. Tentunya hal ini akan sangat
dipengaruhi oleh kondisi pompa/peralatan yang menggunakan mechanical seal
tersebut serta cara pengoperasiannya. Sedangkan pada operasional pompa sering
terjadi yang namanya keausan,tingginya tekanan pada fluida dan terkontaminasi
oleh kotoran atau partikel lainnya. Oleh karena adanya faktor itu, perlu suatu
upaya repair and maintenance terhadap pemakaian mechanical seal tersebut.
Diharapkan dengan adanya hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini,
penulis dapat mempelajari dan mengetahui permasalahan pembangkit tenaga
listrik di PT. Indonesia Power PLTU Pangkalan Susu OMU khususnya cara
perbaikan dan perawatan pada Mechanical Seal pada pompa.
PT. INDONESIA POWER adalah salah satu anak perusahaan listrik milik
PT. PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal 03 Oktober 1995 dengannama PT.
PLN Pembangkit TDAYA PERKASA (saenaga Listrik Jawa Bali PT. PLNPJBI)
dan pada tanggal 03 Oktober 2000 PT. PLN PJB I resmi berganti nama menjadi
PT. INDONESIA POWER.
PT. INDONESIA POWER membentuk anak perusahaan PT. COGINDO
DAYA PERKASA (saham 99,9 %) yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan
dan menejemen energi dengan penerapan konsep cogeneration dan distributed
generation,juga mempunyai saham 60 % di PT. ARTA DAYA COALINDO yang
bergerak di bidang usaha perdagangan batu bara. Aktifitas kedua anak perusahaan
ini di harapkan dapat lebih menunjang peningkatan dan pendapatan perusahaan di
massa datang.
PT. INDONESIA POWER adalah sebuah perusahaan pembangkit tenaga
listrik yang memiliki 130 unit pembangkit yang terbesar di lokasi- lokasi strategis
di pulau Jawa dan Bali. Unit-unit di kelola dan dioperasikan oleh lima Unit
Pembangkit, yaitu UP Suralaya, UP Saguling, UP Mrica, UP Semarang dan UP
Perak Grati serta tiga Unit Pembangkit dan jasa pembangkitan (UPJP), yaitu UJP
Bali, UJP Kamojang, satu Unit Jasa Pemeliharaan (UJP). Selain itu, Indonesia
Power juga melakukan operasi pemeliharaan di 6 Unit Jasa Pembangkit (UJP)
yaitu UJP PLTU Banten 1 Suralaya, UJP PLTU Banten 2 Labuhan, UJP PLTU
Banten 3 Lontar, UJP PLTU Jabar 2 Pelabuhan Ratu, UJP PLTU Jateng2 Adipala
dan UJP Pangkalan Susu Sumatera Utara.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumatra Utara 2 Pangkalan Susu,
berada di Desa Tanjung Pasir Kec Pangkalan Susu, Kab Langkat, Provinsi
Sumatra Utara. PLTU Pangkalan Susu dengan daya terpasang 2 x 200 MW.
4
PLTU Pangkalan Susu COD (Comersial Operation Date) unit 1 pada 20
Agustus 2015, dan unit 2 pada 14 Juli 2015. Peralatan utama PLTU Pangkalan
5
5
Susu khususnya turbin dan generator dipasok oleh pabrik Tiongkok, Bejing,
Beizhong dengan kontraktor Guandong Power Engineering Corporation (GPEC),
di disign berbahan bakar utama batu bara berkualitas 4200 kcal/KG, dengan
temperatur utama 5350 C dan tekanan 2,75 Mpa pada beban continue 200 MW.
A. VISI
Menjadi Perusahaan Energi Terbaik Yang Tumbuh Berkelanjutan.
B. MISI
Menyediakan solusi energy yang andal, inovatif, ramah lingkungan dan
melampaui harapan pelanggan
6
a. Motto
“energy of things”
b. Tujuan
“Terdepan dalam menyediakan energi listrik berbagai jenis pembangkit
dengan kinerja Exellent melalui proses prima oleh SDM profesional yang
menjamin terwujudnya long sustainable company”.
c. The Way We Do Business.
1) Leadership Excellence
2) Business Proses Excellence
3) People excellence
4) Learning organization
5) Customer & supplier relationship
6) Stakeholder & social responsibility
d. The Way We Act
1) Proaktif & pantang menyerah
2) Saling percaya & bekerja sama
3) Fokus pada perbaikan proses & green
7
1. Bentuk
a. Karena nama yang kuat, indonesia di tampilkan dengan huruf yang
tegas dan kuat. FUTURA BOOK/REGULER dan FUTURA BOLD.
b. Aplikasi kilatan petir pada huruf ’’o’’ melambangkan “TENAGA
LISTRIK” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
c. Titik/bulatan merah (red dot) di ujung kilatan petir merupakan simbol
perusahan yang telah lama digunakan semenjak bernama PLN PLB.
Titik merupakan simbol yang di gunakan sebagaian besar materi
kominikasi perusahaan dengan simbol kecil ini, diharapkan indetitas
perusahan dapat langsung terwakili.
2. Warna
a. Merah
Diaplikasikan pada kata indonesia, menunjukan identitas yang kuat dan
kokoh sebagai Pemilik seluruh sumber daya untuk memproduksi tenaga
listrik guna dimanfaatkan di Indonesia, dan juga di luar negeri.
b. Biru
Diaplikasikan pada power, dasar warna biru menggambarkan sifat pintar
dan bijaksana, dengan diaplikasikan dengan kata power makna warna ini
menunjukan produk tenaga listrik yang di hasilkan perusahaan memiliki
ciri;
- Perteknologian tinggi
- Efisien
- Aman
- Ramah lingkungan
9
SUTT 150 KV lebih banyak digunakan dari pada SUTT 70 KV. Khusus untuk
tegangan 500 KV dalam Praktik saat ini disebut sebagai tegangan ekstra tinggi.
yang disingkat dengan nama SUTET.
Pada saat ini masih ada beberapa saluran transmisi dengan tegangan 70
KV namun tidak dikembangkan lagi oleh PLN. Saluran transmisi ada yang berupa
saluran udara dan ada pula yang berupa saluran kabel tanah. Karena saluran udara
harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan kabel tanah maka saluran
transmisi PLN kebanyakan berupa saluran udara. Kerugian dari saluran udara
dibandingkan dengan saluran kabel tanah adalah saluran udara mudah terganggu
oleh gangguan yang ditimbulkan dari luar sistemnya, misalnya karena sambaran
petir, terkena ranting pohon, binatang, layangan dan lain sebagainya.
Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi maka sampailah
tenaga listrik di Gardu Induk (GI) sebagai pusat beban untuk diturunkan
tegangannya melalui transformator penurun tegangan (step down transfomer)
menjadi tegangan menengah atau yang juga disebut sebagai tegangan distribusi
primer. Tegangan distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20 KV, 12 KV dan 6
KV. Kecenderungan saat ini menunjukkan bahwa tegangan distribusi primer PLN
yang berkembang adalah 20 KV.
Jaringan distribusi primer yaitu jaringan tenaga listrik yang keluar dari GI
baik itu berupa saluran kabel tanah, saluran kabel udara atau saluran kawat
terbuka yang menggunakan standard tegangan menengah dikatakan sebagai
Jaringan Tegangan Menengah yang sering disebut dengan singkatan JTM dan
sekarang salurannya masing masing disebut SKTM untuk jaringan tegangan
menengah yang menggunakan saluran kabel tanah, SKUTM untuk jaringan
tegangan menengah yang menggunakan saluran kabel udara dan SUTM untuk
jaringan tegangan menengah yang menggunakan saluran kawat terbuka. Setelah
tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer maka kemudian tenaga
listrik diturunkan tegangannya dengan menggunakan trafo distribusi (step down
transformer) menjadi tegangan rendah dengan tegangan standar 380/220 Volt atau
220/127 Volt dimana standar tegangan 220/127 Volt pada saat ini tidak
diberlakukan lagi dilingkungan PLN. Tenaga listrik yang menggunakan standard
12
tegangan rendah ini kemudian disalurkan melalui suatu jaringan yang disebut
Jaringan Tegangan Rendah yang sering disebut dengan singkatan JTR.
Sama halnya pada JTM jenis saluran yang dipergunakan pada JTR dapat
menggunakan tiga jenis saluran yaitu SUTR untuk saluran udara tegangan rendah
dengan menggunakan saluran kawat terbuka SKUTR untuk saluran udara
tegangan rendah dengan menggunakan saluran kabel udara yang dikenal dengan
sebutan kabel twisted yang sering disebut dengan singkatan TIC singkatan dari
Twisted Insulation Cable SKTR untuk saluran udara tegangan rendah dengan
menggunakan saluran kabel tanah.
Tenaga listrik dari jaringan tegangan rendah ini untuk selanjutnya
disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) melalui suatu sarana yang
disebut Sambungan Pelayanan atau Sambungan Rumah yang dapat dipisahkan
menjadi dalam 2 bagian yaitu Sambungan Luar Pelayanan dan Sambungan Masuk
Pelayanan.
Dalam proses bisnis PLN pelanggan-pelanggan yang mempunyai daya
tersambung besar aturannya tidak disambung melalui Jaringan Tegangan Rendah
(JTR) melainkan disambung langsung pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
dan yang sangat besar disambung pada Jaringan Transmisi Tegangan Tinggi,
tergantung besarnya daya tersambung.
Transmisi berfungsi menyalurkan arus listrik atau tenaga listrik dari pusat
pembangkit tenaga listrik ke gardu induk sebagai pusat beban . Tegangan terima
di gardu Induk (Vr) adalah selisih vector antara tegangan kirim (Vs) dengan drop
tegangan di sepanjang konduktor transmisi yaitu perkalian arus (I) dengan
14
Impedansi (Z). Impedansi ini merupakan jumlah vektor dari resistensi (R) dan
reaktansi (X) penghantar dimana semakin panjang penghantar maka semakin
besar pula R dan X nya sehingga Z juga semakin besar dan akibatnya drop
tegangan IZ juga semakin besar, dengan demikian Vr kecil.
Tegangan pelayanan diperbolehkan turun s/d 10 % dari V nominal.
Dengan demikian panjang jeringan dibatasi oleh drop tegangan. Model transmisi
tenaga listrik dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Tiga pola utama sistim distribusi 20 kV yang telah ada dan berkembang di
pulau jawa yaitu:
a. Sistem pentanahan netral dengan tahanan tinggi di PLN Distribusi Jawa
Timur.
b. Sistem pentanahan netral langsung sepanjang jaringan di PLN Distribusi
Jateng dan DIY.
c. Sistem pentanahan netral dwengan tahanan rendah yang berlaku di PLN
Distribusi Jawa barat dan PLN Distribusi DKI Jaya.
Dimana masing masing memiliki karakter dan kekhususan tersendiri yang
akan dijadikan sebagai dasar bagi perkembangan sistem distribusi di daerah
daerah yang sedang berkembang.
Dilihat dari pengawatanya dapat kita pisahkan menjadi 2 macam yaitu:
a. Sistem Distribusi 20 kV fasa tiga 3 kawat terdapat pada sistem distribusi
20 kV dengan pentanahan netral tinggi dan pada sistem distribusi 20 kV
dengan pentanahan netral rendah.
b. Sistem Distribusi 20 kV fasa tiga 4 kawat terdapat pada sistem distribusi
20 kV dengan netral pentanahan langsung.
Ketiga macam sistem distribusi 20 kV tersebut memiliki pilosofi yang
berbeda yaitu:
a. Pentanahan dengan tahanan tinggi dimaksudkan untuk memperoleh hasil
yang optimum dengan mengutamakan keselamatan umum sehingga lebih
layak memasuki daerah perkotaan dengan saluran udara.
b. Pentanahan secara langsung dimaksudkan untuik memperoleh hasil
optimum dengan mengutamakan ekonomi sehingga dengan saluran udara
elektrifikasi dapat lebih layak dilaksanakan diluar kota sampai ke daerah
yang terpencil.
c. Pentanahan dengan tahanan rendah dimaksdukan untuk memperoleh hasil
optimum dari kombinasi antara faktor ekonomi dan keselamatan umum
dan layak untuk dipergunakan saluran udara bagi daerah daerah luar kota
maupun kabel bagi daerah pada dalam kota.
18
Ada 3 macam pola sistem distribusi utama yang dianut oleh PT. PLN
(persero) di seluruh Indonesia dan satu pola tambahan untuk sistem yang tidak
lagi dikembangkan oleh PLN. Di PT. PLN untuk koordinasi, investasi, tingkat
pelayanan dan keselamatan dalam rangka pengamanan sistem distribusi, suatu
wilayah atau distribusi hanya diperbolehkan untuk menganut salah satu pola yang
cocok untuk lingkungannya. Jaminan keselamatan, keandalan dan kontinyuitas
penyaluran sulit untuk dipertahankan pada posisi yang optimum dan dalam
pelaksanaanya dilapangan dapat menimbulkan beberapa kesulitan dengan adanya
ketimpangan antara kebutuhan dan ketersediaan biaya investasi dan pemeliharaan
peralatan.
Pola-pola sistem distribusi tersebut adalah:
1) Sistem Distribusi Pola 1
Sistem distribusi pola 1 yaitu sistem distribusi 20 KV fasa tiga 3 kawat
dengan pentanahan netral melalui tahanan tinggi.
Di Indonesia pola sistem distribusi semacam ini petama dikembangkan di
PLN distribusi Jawa Timur dan ciri cirinya dapat di indentifikasi sebagai
berikut:
a. Sistem Jaringan
1. Tegangan nominal: 20 kV.
2. Sistem Pentanahan: Netral Kumparan TM yang dihubungkan
secara bintang dari trafo utama ditanahkan melalui tahanan dengan
nilai 500 ohm (arus hubung singkat ke tanah maksimum 25 A.
3. Konstruksi jaringa: Pada dasarnya adalah saluran udara yang terdiri
dari saluran utama (Main lines): Kawat jenis AAAC 150 mm2 fasa
tiga 3-kawat untuk saluran cabang: kawat AAAC 70 mm2.
4. Sistem pelayanan: radial dengan kemungkinan saluran utama
antara jaringan yang berdekatan dapat saling berhubungan dalam
keadaan darurat.
b. Sistem Pengaman
19
Gerakan putar ini kemudian dikopel dengan generator yang akhirnya dapat
menghasilkan energi listrik, untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) energi
panas dalam bahan bakar tidak langsung diberikan ke turbin, akan tetapi terlebih
dahulu diberikan ke dalam steam generator atau disebut juga Boiler/Ketel Uap.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu:
1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
2. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
Proses konversi energi pada PLTU dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Gambar 2.12 Siklus Rankine Regenerasi dengan Satu Open Feed Water Heater
Pada siklus ini, uap dari boiler diekspansikan ke turbin pada tingkat
keadaan 1 menjadi tingkat keadaan 2, pada tingkat keadaan 2 uap dari turbin
dicerat dan dimasukkan kedalam open feed water heater yang digunakan untuk
memanaskan air yang ada di feed water heater, sisa uap diekspansikan kembali ke
turbin pada tingkat keadaan 3, dan uap dari turbin dikondensasikan di kondensor
pada tingkat keadaan 4. Air yang ada di kondensor dipompa ke dalam open
feedwaterheater dan bercampur dengan uap dari ceratan turbin, sehingga air
memiliki peningkatan temperatur.
25
Perbedaan utama antara open feed water heater dan close feed water
heater adalah, pada open feed water heater uap yang memiliki temperatur tinggi
bercampur dengan air dari kondensor yang ada pada feed water heater. Sedangkan
pada close feed water heater uap panas dari turbin tidak tercampur dengan air dari
kondensor yang ada pada feed water heater, karena close feed water heater
memiliki bentuk shell and tube, sehingga hanya terjadi proses perpihanan panas
antara uap ceratan turbin dan air dari kondensor, fluida panas terpisah dengan
fluida dingin. Close feed water heater dalam hal ini bisa disebut sebagai Heat
Exchanger. Proses produksi listrik dapat dilihat pada Gambar 2.14
Untuk menghasilkan energi listrik pada PLTU Batubara ini, awalnya batu
bara yang ditampung dalam bak penampungan dibawa ke dalam mesin pencacah
batubara melalui conveyor belt untuk dipecah menajdi ukuran yang lebih kecil
atau halus, hal ini berguna agar batubara lebih mudah terbakar pada saat di dalam
boiler. Batubara yang telah halus tadi dibawa ke dalam boiler untuk digunakan
sebagai bahan bakar pada proses pembakaran.
Dari proses pembakaran ini akan menghasilkan sisa abu batubara. Abu
yang berukuran relatif besar akan langsung jatuh ke bawah tungku Boiler dan
akan dikumpulkan untuk diangkut ke tempat penyimpanan debu atau abu (Ash
Storage). Sedangkan abu ringan yang berterbangan akan ditangani oleh alat
penangkap debu atau abu (ESP–Electrostatic Precipitator) dan akan dikumpulkan.
26
Asap dan debu-debu yang sangat kecil yang tidak tertangkap oleh ESP kemudian
akan dialirkan melalui cerobong asap untuk dibuang ke udara/ lingkungan luar.
Kembali lagi pada proses pembakaran, pada boiler ini terjadi proses
pemanasan air yang sebelumnya telah dimurnikan agar tidak mudah menimbulkan
korosi (untuk air laut), air tersebut melalui pipa-pipa boiler dan dipanaskan
sehingga akan berubah menjadi uap panas yang bertekanan tinggi. Tetapi karena
kadar air pada uap masih terlalu tinggi, maka kadar air harus dihilangkan terlebih
dahulu melalui superheater sehingga akan berubah menjadi uap kering. Kemudian
uap kering ini dialirkan menuju ke turbin untuk mendorong sudu-sudu turbin
sehingga poros turbin akan berputar. Setelah digunakan untuk memutar turbin,
maka uap kering akan turun kembali ke lantai dasar. Uap tersebut akan
didinginkan di dalam kondensor, dengan menggunakan air pendingin (biasanya
air laut atau air sungai) yang dialirkan melalui pipa-pipa di dalam kondensor akan
mendinginkan uap sehingga kembali menjadi air, kemudian air tersebut dapat
disirkulasikan kembali ke Boiler untuk dipanaskan menjadi uap kembali dan
digunakan untuk memutar turbin.
Kembali lagi pada poros turbin yang berputar, karena poros turbin ini
sudah dihubungkan langsung dengan generator sehingga ketika turbin berputar
maka generator juga akan ikut berputar. Karena generator ikut berputar maka akan
menghasilkan energi listrik yang akan dikirimkan ke trafo untuk dirubah
tegangannya dan kemudian disalurkan melalui saluran transmisi PLN.
Skema sistem pendistribusian listrik dari sumber yaitu PLTU yang
disalurkan ke pengguna dapat dilihat pada Gambar 2.15.
4. Bulan K3 Nasional;
1.
2.
3.
3.1. Pengertian Pompa
Pompa adalah suatu peralatan mekanis atau mesin yang digunakan untuk
memindahkan fluida cair dari suatu tempat yang bertekanan rendah ke tempat
yang bertekanan tinggi melalui suatu media pipa (saluran) dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara
continue (tahara, 2000). Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan
tekanan antara bagian masuk (Suction) dengan bagian keluar (Discharge). Dengan
kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga
(penggerak) menjadi tenaga mekanis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna
untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang
pengaliran.
Prinsip kerja dari pompa sentrifugal ini yaitu Pompa digerakkan oleh motor,
daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeller yang
dipasangkan pada poros tersebut. Fluida yang ada dalam impeller akan ikut
berputar karena dorongan sudu-sudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat
cair mengalir dari tengah impeller keluar melalui saluran diantara sudu dan
meninggalkan impeller dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar dari
impeller dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran yang
penampangnya makin memebesar (volute/diffuser), sehingga terjadi perubahan
dari head kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang keluar dari flens
keluar pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan terjadi karena setelah
zat cair dilemparkan oleh impeller, ruang diantara sudu-sudu menjadi vakum
sehingga zat cair akan terisap masuk. Selisih energi per satuan berat atau head
total dari zat cair pada flens keluar (tekan) dan flens masuk (isap) disebut head
total pompa.
35
36
36
Pompa sentrifugal adalah jenis pompa tekan dinamis yang mengubah energi
mekanik kedalam energi hidrolik melalui aktivitas sentrifugal (tahara, 2000).
Sedangkan prinsip kerja pompa tekan dinamis adalah dengan mengubah energi
mekanis dari poros menjadi energi fluida, dan energi inilah yang menyebabkan
pertambahan head tekanan, head kecepatan, dan head potensial pada fluida yang
mengalir secara kontinu.
3.2. Klasifikasi pompa secara umum
Diagram klasifikasi pompa secara umum diperlihatkan pada Gambar 3.2:
Positive Displacement Pump adalah jenis pompa cairan yang di gerakan dari
sisi isap ke sisi tekan oleh variasi mekanis volume rumah pompa, dengan kata lain
menaikan tekanan dengan cara memperkecil ruang volume (sularso dan tahara,
2000). jenis pompa yang dapat dimasukkan kedalam tipe ini adalah pompa
Reciprocating, pompa rotary, dan pompa Diafragma.
Daya dari penggerak di berikan kepada poros pompa untuk memutar
impeller di dalam volute casting (rumah spiral), maka zat cair yang berada di
dalam sudu – sudu ikut berputar. Karena timbul gaya sentrifugal, maka zat cair
mengalir dari tengah impeller keluar melalui saluran diantara susu – sudu
impeller. Disini heat tekanan zat cair menjadi lebih tinggi, demikian pula heat
kecepatan nya bertambah besar karena zat cair mengalami percepatan. Zat cair
yang keluar dari impeller di tampung oleh saluran yang berbentuk volute (spiral)
di sekeliling imp eller dan di salurkan keluar pompa melalui nozzlel
(outlet/discharge). Didalam nozle ini, sebagian head kecepatan aliran di ubah
menjadi head tekanan, jadi impeller pompa berfungsi memberikan kerja kepada
zat cair antara flange hisap dan flange keluar pompa disebut heat total pompa.
Dari uraian di atas, jelas bahwa pompa sentrifugal dapat mengubah energi
mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang
menyebabkan pertambahan head tekanan, head potensial pada zat cair yang
mengalir secara continue pompa perpindahan positif terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Pompa torak
2. Pompa plunyer
3. Pompa membrane
4. Pompa Rotary
5. Pompa diafragma
38
Pompa dinamik terdiri dari satu impeller atau lebih yang dilengkapi dengan
sudu – sudu yang di pasangkan pada poros – poros yang berputar dan menerima
energi dari motor penggerak pompa serta di selubungi dengan sebuah rumah
(casing). Fluida berenergi memasuki impeller secara aksial, kemudian fluida
meninggalkan impeller pada kecepatan yang relatif tinggi dan di kumpulkan
dalam volute atau diffuser terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head
tekanan, yang diikuti dengan penurunan kecepatan. Sesudah proses konversi ini
selesai kemudian fluida keluar dari pompa melalui katup discharge. Pompa
dinamik dapat di bagi dalam beberapa jenis yaitu:
1. Pompa sentrifugal (centrifugal pump)
Pompa sentrifugal adalah suatu pompa yang memindahkan cairan dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran impeller (sularso dan
tahara,2000). Pompa sentrifugal mengubah energi kecepatan menjadi energi
tekan. Semakin cepat putaran pompanya maka akan semakin tinggi tekanan
(head) dihasilkan. Pompa ini di gerakan oleh motor atau turbin. Daya dari
penggerak diberikan pada poros pompa untuk memutar impeller yang di pasang
pada poros tersebut. Akibat dari putaran impeller yang menimbulkan gaya
sentrifugal, maka zat cair akan mengalir dari tengah impeller keluar diantara dari
sudu–sudu dan meninggalkan impeller dengan kecepatan yang tinggi. Bentuk
Pompa Sentrifugal (centrifugal pump) diperlihatkan pada Gambar 3.3
39
Pompa sentrifugal
Pompa ini terdiri dari Impeller yang dipasang pada sebuah poros berputar
dalam rumah pompa (Casing) atau rumah keong (Volute Casing) serta memiliki
saluran masuk (Suction) dan keluaran (Discharge) fluida. Impeller yang berputar
menimbulkan tekanan dalam air. Pada tengah Impeller, air keluar melalui sudu-
sudu dengan kecepatan yang diakibatkan adanya gaya sentrifugal sehingga arah
aliran yang keluar dari Impeller tegak lurus terhadap aliran yang menuju ke pusat
sudu Impeller.
Bagian-bagian pompa sentrifugal diperlihatkan pada Gambar 3.5
a. Rumah Pompa
Rumah Pompa berfungsi sebagai penampung cairan yang terlempar dari
sudu-sudu Impeller untuk merubah atau mengkoversikan energi cairan menjadi
energi tekanan statis. Atau sering disebut juga dengan rumah keong karena
bentuknya yang menyerupai keong.
41
b. Impeller
Impeller merupakan cakram bulat dari logam dengan lintasan untuk aliran
fluida yang sudah terpasang. Impeller biasanya terbuat dari perunggu,
Polikarbonat, besi tuang atau stainlessteel, namun bahan-bahan lain juga
digunakan. Sebagaimana kinerja pompa tergantung pada jenis impellernya, maka
penting untuk mimilih rancangan yang cocok dan mendapatkan impeller dalam
kondisi yang baik.
Jumlah impeller menetukan jumlah tahapan pompa. Pompa satu tahap
memiliki satu impeller dan sangat cocok untuk layanan head (tekanan) rendah.
Pompa dua tahap memiliki dua impeller yang terpasang secara seri untuk layanan
head sedang. Pompa multi-tahap memiliki tiga impeller atau lebih terpasang seri
untuk layanan head yang tinggi. Impeller dapat digolongkan atas dasar: Arah
utama aliran dari sumbu putaran: aliran radial, aliran aksial, aliran
campuran ,Jenis hisapan: hisapan tunggal dan hisapan ganda, Bentuk atau
konstruksi mekanis
c. Poros Pompa (Shaft)
Poros Pompa terbuat dari stainless steel yang berfungsi untuk meneruskan
energi mekanik dari mesin penggerak (Prime Over) kepada Impeller.
d. Inlet
Pipa inlet berbentuk L yang digunakan untuk menaikkan air ke dalam
Impeller dengan menggunakan bantuan dari motor penggerak. Fungsinya sebagai
saluran masuk cairan ke dalam Impeller.
e. Outlet
Pipa Outlet digunakan untuk mengalirkan air dari dalam pompa ke tempat
bak penampungan.
f. Wadah (cashing)
Fungsi utama wadah adalah menutup impeller pada penghisapan dan
pengiriman pada ujung dan sehingga berbentuk tangki tekanan. Tekanan pada
ujung penghisapan dapat sekecil sepersepuluh tekanan atmosfir dan pada ujung
pengiriman dapat dua puluh kali tekanan atmosfir pada pompa satu tahap. Untuk
Pompa multi-tahap perbedaan tekanannya jauh lebih tinggi. Wadah di rancang
42
untuk tahan paling sedikit dua kali tekanan ini untuk menjamin batas keamanan
yang cukup. Fungsi wadah yang kedua adalah memberikan media pendukung dan
bantalan poros untuk batang torak dan impeller. Oleh karena itu wadah pompa
harus dirancang untuk:
1. Memberikan kemudahan mengakses ke seluruh bagian pompa untuk
pemeriksaan, perawatan dan perbaikan.
2. Membuat wadah anti bocor dengan memberikan kotak penjejal.
3. Menghubungkan pipa-pipa hisapan dan pengiriman ke flens secara
langsung.
4. Mudah dipasang dengan mudah ke mesin penggerak (motor listrik) tanpa
kehilangan daya.
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa
melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
5. Shaft Sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan
pada stuffing box. Pada pompa multistage dapat sebagai leakage joint, internal
bearing dan interstage atau distance sleever.
6. Wearing Ring
7. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane), inlet dan outlet
nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan
energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
8. Seal ( Perapat)
Perapat digunakan untuk mencegah/mengurangi kebocoran yang terjadi
melalui celah antara shaft dengan casing pompa. Jenis perapat yang biasa
digunakan pada pompa sentrifugal adalah Mechanical Seal dan Gland Packing.
kinetik yang berupa kecepatan buang tinggi menjadi head terkanan sebelum fluida
meninggalkan pipa keluaran pompa.
Daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk memutarkan impeller
di dalam fluida. Karena adanya dorongan dari sudu-sudu yang berputar fluida
yang ada didalam impeller juga ikut berputar, sehingga menimbulkan gaya
sentrifugal. Karena adanya gaya sentrifugal maka fluidaa mengalir dari tengah
impeller keluar melalui saluran diantara sudu-sudu. Disini head tekanan fluida
menjadi lebih tinggi. Demikian pula dengan head kecepatannya bertambah besar
karena fluida mengalami (spiral) dikeliling impeller dan disalurkan keluar pompa
memelalui nosel. Didalam nosel ini sebagian head kecepatan aliran diubah
menjadi head tekanan.
bersama rubber bellows. Komponen ini bergesekan langsung dengan bagian yang
stasioner.
Sifat rubber bellows yang elastis dan fleksibel secara aksial, berfungsi untuk
mencegah kebocoran fluida kerja di antara shaft (9) dengan rotating seal ring (4).
Tekanan dari pegas serta sifat rubber bellows yang dapat berdeformasi secara
aksial, akan menjaga semua komponen seal saling menekan sehingga tidak terjadi
kebocoran pada saat pompa beroperasi maupun tidak.
2. Komponen Stasioner
Komponen-komponen mechanical seal yang diam terkoneksi dengan
casing/housing pompa (1). Komponen tersebut terdiri atas sebuah
dudukan/stationery seat (3) dan secondary rubber seal (2). Secondary rubber seal
berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran di antara dudukan dengan casing
pompa. Sedangkan stationery seat menjadi komponen yang bergesekan langsung
dengan rotating seal ring. Oleh karena itu, secondary rubber (karet) seal juga
berfungsi untuk menjaga stationery seat agar tidak berputar mengikuti putaran
rotating seal ring tersebut.
Pada saat pompa bekerja, di antara dua komponen mechanical seal yang
saling bergesekan yakni stationery seal dan rotating seal didesain terbentuk
sebuah lapisan film. Lapisan ini terbentuk dari fluida kerja yang sangat sedikit
jumlahnya keluar melalui sela-sela komponen-komponen mechanical seal.
Lapisan film tersebut berfungsi sebagai pelumas dan secara alami akan menguap
akibat temperatur gesekan yang tinggi. Penguapan tersebut tidak kasat mata, dan
karena jumlahnya yang sangat sedikit maka dapat diabaikan. Namun apabila
komponen-komponen mechanical seal tidak bekerja dengan baik, maka dapat
menimbulkan kebocoran yang lebih besar.
Double Seal (seal ganda) dan Tandem Seal selalu menggunakan cairan
yang berasal dari luar, biasanya cairan tersebut merupakan cairan yg cocok
untuk mechanical seal. Cairan tersebut ditampung pada tanki kusus (reservoir)
dan dialirkan ke mechanical seal. Dari sisi pemasangan, mechanical seal bisa
dipasang secara internal atau inside mounted yaitu mechanical seal dipasang
di dalam stuffing box pompa atau dipasang secara external atau outside
mounted yaitu mechanical seal dipasang di luar stuffing box pompa.
Namun pada umumnya mechanical seal terpasang secara internal.
Alasan utama mengapa mechanical seal terpasang external adalah untuk
menghindarkan metal parts (komponen logam) mechanical seal mengalami
kontak langsung dengan cairan proses yang pada aplikasi tertentu merupakan
cairan kimia yang sangat korosif.
Memilih material yang tepat untuk kondisi operasi yang jelas akan sangat
berpengaruh terhadap kehandalan (reliability) mechanical seal, dan sebaliknya
material yang tidak tepat akan membuat umur pakai mechanical seal
menjadi sangat pendek. Material yang dipilih tidak harus yang paling mahal
namun yang paling sesuai dengan kondisi operasi seperti temperatur cairan,
tekanan (pressure), jenis cairannya apakah merupakan cairan kimia (asam/basa
kuat) dan sebagainya.
Tabel 3.4 Jenis material untuk contact face Mechanical Seal (Primary
Ring & Mating Ring)
Material untuk ‘contact face’ mechanical seal dipilih berdasarkan faktor sebagai
berikut
- Kekerasan (hardness)
- Koefisien gesek (coefficient of friction)
- Ketahanan terhadap kimia (chemical resistance)
Jadi material yang paling cocok digunakan sebagai ‘contact face’ adalah
suatu material yang memiliki kombinasi ketiga karakteristik di atas Face
Contact mechanical seal merupakan komponen yang mudah aus (wearable
part) dari sebuah mechanical seal. Untuk aplikasi standard biasanya dipilih
material Resin Carbon VS Silicon Carbide. Namun untuk aplikasi yang besifat
kusus bisa menggunakan material Silicon Carbide VS Silicon Carbide atau
53
Gambar 3.7 Koefisien gesek material untuk Face Contact mechanical seal
53
54
Pada Gambar 4.3 penyebab carbon retak adalah vibrasi terjadi saat
pompa beroperasi dari faktor temperatur berlebih dan panas yang tinggi,
fluktuasi aliran dan axial floathing, temperatur yang panas saat beroperasi
secara terus menerus dapat mengubah struktur permukaan material carbon.
Pada Gambar 4.3 sangat jelas terlihat bahwa terjadi crack pada
sealface dan terjadi friction akibat vibrasi yang terjadi pada salah satu
komponen pada mechanical seal akibat dari tidak unbalance nya lagi
poros sehingga gesekan antara permukaan tidak bisa di kontrol dan kurang
nya perawatan pompa tersebut atau faktor usia mechanical seal tersebut.
akibat gaya sentrifugal yang terjadi, air didesak keluar menjauhi pusat, dan
masuk dalam ruangan antara keliling Impeller bagian luar dan rumah
pompa, dan menuju ke saluran keluar (discharger). Fluida tersebut akan
keluar ke saluran discharger dan sebagia fluida mengalir dan masuk
ke Cooler (pendingin), untuk disirkulasikan atau tempat dimana
pengurangan temperatur yang awalnya tinggi menjadi lebih rendah dari
sebelumnya, kemudian fluida yang disirkulasikan itu di alirkan
ke Mechanical Seal untuk melumasi Mechanical Seal dan untuk
mengurangi gesekan yang terjadi pada komponen Mechanical
Seal yaitu Seal Face berputar (Rotating) dan Seal Face yang diam
(Stationary). Karena terjadinya gesekan atau kontak face Mechanical Seal
membutuhkan pelumas untuk mengurangi gesekan yang terjadi pada
kedua Seal Face tersebut. Namun fluida yang disirkulasikan pada Cooler
itu tidak mampu melumasi Mechanical Seal karena tingginya temperatur
menjadikan fluida berupa boiling water (air mendidih). Sedangkan fluida
yang dibutuhkan Mechanical Seal untuk melumasi komponen Mechanical
Seal adalah fluida yang bertemperatur rendah atau dingin. Cooler tidak
mampu menurunkan temperatur fluida dengan signifikan yang diambil
dari discharger tersebut, dan akibanya adalah Seal Face saling bergesekan
dan salah satu Seal Face tersebut akan aus karena kurangnya pelumasan
yang didapat pada Mechanical Seal. Dengan keausan Seal Face maka akan
terjadi kebocoran pada Mechanical Seal.
5. Transfer panas yang terjadi kurang efektif oleh cooling water system.
6. Terjadi kerusakan bearing sehingga terjadi nya vibrasi.
2. Predictive maintenance
Merupakan tindakan perawatan yang bersifat pengamanan terhadap
objek dengan melakukan pengukuran-pengukuran tertentu. Kegiatan ini
dilakukan untuk menentukan langkah perawatan yang dilakukan serta
meningkatkan kesiapan untuk melakukan perawatan. Kegiatan yang
dilakukan pada saat predictive maintenance adalah:
a. Pengecekan terhadap temperature pompa.
b. Mengukur tingkat kebisingan pompa.
c. Pengecekan vibrasi pada alat putar.
d. Memprediksi terhadap kerusakan dari pompa tersebut.
3. Preventive maintenance
Preventive maintenance merupakan pekerjaan perawatan yang
sifatnya berupa pencegahan dan dilakukan secara rutin sesuai jadwal yaitu
dilakukan perbulan sekali. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kehandalan peralatan dan memperpanjang umur peralatan tersebut. Hal-hal
di lakukan pada saat melakukan preventive maintenance pada pompa
sentrifugal adalah:
a. Tambah/ganti grease coupling
b. Periksa line pompa dan check valve
c. Bersihkan oli filter dan cooler
d. Periksa oli gearbox
59
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil problem statement mengenai
mechanical seal pada high pressure pump adalah sebagai berikut.
1. Kebocoran mechanical seal dapat terjadi akibat faktor kurangnya pelumasan
pada mechanical seal pompa yang menyebabkan adanya gesekan antara
sealface rotating dengan sealface stationary.
2. Kerusakan mechanical seal juga dapat terjadi akibat dari faktor temperatur
berlebih dan panas yang tinggi, fluktasi aliran dan axial floathing, temperatur
yang panas saat beroperasi secara terus menerus dapat mengubah struktur
permukaan material komponen yang berputar.
3. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diprediksi bahwa fungsi pemeliharaan
terhadap bearing tidak berjalan sebagamana mestinya, dimana kerusakan
bearing menjadi faktor utama vibrasi pada pompa dan menyebabkan
komponen-komponen lain menjadi unbalance.
4. Langkah perawatan yang dilakukan adalah rountine maintenance, predictive
maintenance dan preventive maintenance.
5.2. Saran
1. Masalah akan selalu ada dalam dunia perindustrian yang meliputi mechanical
error dan human error. Sebagai perencana dirancang suatu alat dan sikap
untuk meminimalisir masalah tersebut dengan cara yang efektif dan efisien
sehingga menimbulkan profit kepada perusahaan.
2. Mengganti komponen-komponen dari alat yang telah rusak sewaktu pabrik
atau system tidak beroperasi.
59
60