Disusun oleh:
Nama : Agung
NIM : 5301416045
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro/ PTE
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2019
1
2
ABSTRAK
Agung
Tahun 2019
Generator adalah salah satu jenis mesin listrik yang digunakan sebagai alat pembangkit
energi listrik dengan cara menkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Generator
sinkron yang ditinjau adalah generator sinkron 129.2 MVA, 13.8 kV. Pengoperasian
generator dituntut suatu kestabilan agar kinerja generator menjadi optimal. Kestabilan
generator dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu beban, arus eksitasi, faktor daya,
jumlah putaran generator, dan lain sebagainya. Perubahan besar tegangan terminal akibat
dihubungkan ke beban akan menyebabkan ketidakstabilan generator. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengkaji dan melihat aliran daya yang terjadi pada simulasi generator
simuling yang telah dirancang dengan memvariasikan beban. Dimana beban yang
digunakan yaitu beban resistif. Pada awalnya akan mengkaji tentang input dari generator
sinkron yang digunakan pada simulink yang telah dimodel. Input dari generator terbagi atas
dua inputan yaitu daya mekanik dan sistem eksitasi. Pada daya mekanik, inputan yang
diharapkan pada generator sebesar 0.75. dan sedangkan untuk inputan tegangan dari
sistem eksitasi sebesar 5.5. selanjutnya parameter pada blok generator diatur sesuai
dengan data yang telah didapatkan pada suatu pembangkit. Keluaran generator berupa
arus dan tegangan, dimana untuk melihat keluaran tegangan dan arus dilakukan variasi
beban. Beban yang digunakan adalah beban resistif, dimana beban yang digunakan yaitu
15 MW, 16 MW, 17 MW, 18 MW dan 19 MW. Bila beban 15 MW nilai arusnya sebesar 1988
A, beban 16 MW arusnya sebesar 2051 A, beban 17 MW arusnya sebesar 2108 A, beban 18
MW besar arusnya 2197 A dan nilai keluaran arus 19 MW sebesar 2203 A. Sedangkan untuk
tegangan hasil keluarannya tetap atau konstan walaupun beban yang digunakan semakin
besar. Setelah nilai arus dan tegangan didapatkan, kemudian akan dilihat keluaran daya
dengan memvariasikan beban. Dari variasi beban yang dilakukan, didapatkan nilai daya
yang semakin besar jika beban yang digunakan semakin besar. Dapat dilihat pada hasil
keluaran berikut ini. Dimana beban sebesar 15 MW daya yang didapatkan 80.50 MW,
beban 16 MW dayanya 89.42 MW, daya yang berbeban 17 MW besar dayanya 96.68,
beban 18 MW besar dayanya 102.6 MW dan untuk beban sebesar 19 MW daya yang
didapatkan 107.3 MW.
Kata kunci: generator sinkron tiga fasa, aliran daya, variasi beban
.
3
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan kerja praktik di PT. Lentera Bumi Nusantara dengan
tepat waktu. Selama satu bulan pelaksanaan Kerja Praktik ini, penulis banyak
mendapatkan manfaat serta menambah pengetahuan dan wawasan diluar
perkuliahan. Kerja Praktik dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 2019 hingga 28
Februari 2019 ini berjudul “Analsisi Pengaruh Variasi Kecepatan Terhadap
Efisiensi PMSG 12S8P”.
Laporan ini disusun sebagai bentuk dokumentasi dan hasil akhir dari proses Kerja
Praktik yang telah dilaksanakan. Laporan ini juga diajukan sebagai syarat kelulusan
mata kuliah Kerja Praktik. Dalam melaksanakan proses Kerja Praktik dan
penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa tidak akan dapat menyelesaikan
semuanya dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
banyak pihak di antaranya:
1. Kedua Orang Tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan bantuan
baik material maupun moral, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan baik.
2. Ibu Ir Ulfah Mediaty Arief, M.T., IPM. selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, yang telah
mengizinkan penulis untuk Praktik Kerja Lapangan di PT Lentera Bumi
Nusantara.
3. Ibu Dra. Dwi Purwanti, Aht, M.S selaku Dosen Wali yang membimbing dan
mengarahkan dalam menempuh pendidikan program studi sarjana
pendidikan penulis.
4
4. Bapak Drs. Agus Murnomo, M.T selaku Dosen Pembimbing, yang telah
membimbing penulis dalam penyelesaian pembuatan Laporan Praktik Kerja
Lapangan di PT Lentera Bumi Nusantara.
5. Bang Ricky Elson selaku owner PT Lentera Bumi Nusantara yang berkenan
membimbing dan mengarahkan penulis untuk banyak belajar di Lentera
Bumi Nusantara.
6. Seluruh Tim Lentera Bumi Nusantara yang telah membantu penulis untuk
belajar banyak di LBN sehingga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
tersusun dengan baik.
7. Semua pihak yang tidak sempat penulis tuliskan, yang telah ikut
berpartisipasi hingga Laporan ini selesai dan tersusun dengan baik.
Akhir kata penulis mohon maaf apabila dalam penulisan terdapat kata-kata yang
kurang tepat, penulis berharap Laporan Kerja Praktik ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak.
Penulis
5
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL x
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Kerja Praktik 2
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Metode Pengumpulan Data 3
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik 3
1.6 Sistematika Penulisan 5
1.7 Manfaat Kerja Praktik 4
BAB II. PROFIL PERUSAHAAN 6
2.1 Sejarah Perusahaan 7
2.2 Struktur Perusahaan 8
2.3 Hak dan Wewenang 9
2.4 Lokasi Perusahaan 10
2.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja 11
2.6 Etika Profesi 11
BAB III. DASAR TEORI 13
3.1 Turbin Angin 13
3.1.1 Prinsip Kerja Turbin Angin 14
3.1.2 Tipe Turbin Angin 15
3.1.3 Turbin Angin TSD 500 16
3.2 Komponen Sistem Turbin Angin 18
6
3.2.1 Blade / Bilah 18
3.2.2 Generator 20
3.3 Komponen Pendukung 22
3.3.1 Fin 22
3.3.2 Controller 22
3.3.3 Data Logger 26
3.3.4 Baterai 27
3.3.5 Inverter 29
BAB IV. PEMBAHASAN 30
4.1 Pemodelan PMSG 12S8P 30
4.2 Karakteristik Bahan 31
4.3 Rangkaian Elektronis 34
4.4 Finite Element Method (FEM) 36
4.5 Analisis Simulasi Variasi Pembebanan di Berbagai Kecepatan Terhadap Nilai
Output dari Generator. 40
BAB V. PENUTUP 47
5.1 Kesimpulan 47
5.2 Saran 47
DAFTAR PUSTAKA 48
7
DAFTAR GAMBAR
9
DAFTAR TABEL
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Listrik memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Selain untuk
kebutuhan rumah tangga, listrik juga berperan dalam menggerakkan roda
perekonomian negara. Kebutuhan listrik yang sangat besar di Indonesia, belum
diimbangi dengan ketersediaan pasokan listrik serta rasio elektrifikasi yang
terbilang rendah di beberapa daerah di Indonesia. Per 2018 rasio elektrifikasi
nasional telah mencapai angka 98,08%. Rasio elektrifikasi ini sudah meningkat
dibanding tahun sebelumnya yang bernilai 94,91%. Namun, jika dilihat per
provinsi, masih terdapat 3 buah provinsi yang rasio elektrifikasinya masih di bawah
80%. Realisasi elektrifikasi masih rendah dikarenakan akses daerah yang sulit
membuat mahalnya pembangunan infrastruktur pembangkit listrik dan jaringan
listrik.
Energi terbarukan menjadi alternatif untuk mengatasi hal tersebut dan diharapkan
bisa menggantikan penggunaan energi fosil untuk menghasilkan listrik.
Permasalahan yang sering timbul dari penggunaan energi terbarukan adalah bahwa
biaya investasi yang dikeluarkan untuk membangun pembangkit dengan energi
terbarukan tidak sebanding dengan jumlah energi yang dihasilkan. Salah satu
penyebabnya adalah efisiensi mesin yang belum optimal untuk pemanfaatan energi
terbarukan. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan mesin generator yang dapat
mengoptimalkan energi terbarukan. Salah satu contoh energi terbarukan yang
berpotensi dikembangkan di Indonesia adalah energi angin.
11
Dengan memaksimalkan potensi penggunaan energi angin, masyarakat yang
tinggal di daerah terpencil pun bisa merasakan memanfaatkan listrik. Untuk itu
perlu dikembangkan generator skala kecil diharapkan mampu menjadi pemasok
energy listrik di daerah terpencil.
Kerja Praktik ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi pembebanan dan
RPM pada generator untuk mengetahui efisiensi terbaik.
13
Bab ini berisikan analisis dan pembahasan proses,
perancangan model generator serta berbagai tahap dan
hasil simulasi
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.
a. Bagi Mahasiswa
• Mengetahui kinerja dari kincir angin
• Mengetahui proses perancangan kincir angin
• Dapat melakukan pemodelan dari generator BLDC
b. Bagi Universitas Negeri Semàrang
• Memberikan kesempatan menjalin kerja sama dalam melakukan
penelitian tentang pemanfaatan energi angin sebagai sumber listrik dan
desain permanent magnet synchrounous generator
c. Bagi Perusahaan
• Menyebarluaskan informasi tentang perusahaan
• Mengiklankan produk kepada mahasiswa yang melakukan kerja praktik
14
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
15
Pada tahun 2015, setelah mendapatkan aspirasi untuk memberikan keuntungan
sosial dan ekonomi dengan dampak yang lebih besar melalui pengembangan
masyarakat, Lentera Bumi Nusantara (LBN) pun didirikan. LBN menjadi
perusahaan utama dengan empat divisi utama tambahan, Lentera Agri Nusantara
(LAgN), Lentera Nano Nusantara (LNN), Lentera EV Nusantara (LEVN), divisi
CSR yaitu Ciheras University (Cihuy), dan satu divisi yang telah dibentuk sat awal-
awal pendirian di site Ciheras yaitu Lentera Angin Nusantara (LAN). LBN juga
memiliki tambahan divisi pendukung yaitu Management of Technology (MoT).
Visi PT. Lentera Bumi Nusantara adalah “Memberikan solusi teknogi pemanfaatan
Energi, Pangan, dan Air untuk bersama membangun Nusantara. LBN percaya
bahwa kita mampu membuat air, angin, dan apa yang ada di bumi pertiwi mampu
untuk menghidupi bangsa kita sendiri.
Dengan slogan “Membangun Diri, Membangun Negeri”, PT. Lentera Bumi
Nusantara memiliki beberapa misi, yaitu:
a. Penguasaan Teknologi
Melakukan penelitian dan pengembangan untuk penguasaan teknologi.
b. Penelitian dan Pengembangan
Mengembangkan teknologi agar lebih efisien, ramah lingkungan, berdampak, dan
berkelanjutan.
c. Implementasi Solusi
Mengimplementasikan teknologi untuk membantu menyelesaikan permasalahan
energi, pangan, dan air.
d. Transfer Ilmu dan Teknologi
Melakukan proses transfer teknologi untuk pengembangan sumber daya manusia,
baik kepada masyarakat setempat atau mahasiswa KP/kunjungan.
16
2.2 Struktur Perusahaan
Untuk lebih jelasnya, lokasi PT. Lentera Bumi Nusantara dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
Lokasi PT. Lentera Bumi Nusantara terletak di dekat Pantai Ciheras, seperti yang
ditandai.
19
Gambar 2.2 Lokasi PT. Lentera Bumi Nusantara dengan peta digita.
Hal-hal terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di PT. Lentera Bumi
Nusantara masih juah dari standar semestinya. Seragam yang digunakan di LBN
berupa pakaian bebas. Untuk Standar prosedur untuk keselamatan saat
menggunakan beberapa peralatan berupa prosedur penggunaan. Sedangkan untuk
perlengkapan keamanan yang tersedia, berupa perlengkapan keamanan untuk
pemasangan bilah pada tiang turbin angin.
2.6 Etika Profesi
Etika profesi yang dijunjung di PT. Lentera Bumi Nusantara adalah
mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Seperti yang dikatakan oleh
Nagamori Shigenobu, pemilik perusahaan Nidec Corporation yang perkataannya
terpampang pada dinding learning room yaitu, “Sugu Yaru (Segera kerjakan).
Kanarazu Yaru (Pastikan kerjakan dengan benar). Dekiru Made Yaru (Kerjakan
hingga tuntas)”.
Kegiatan wajib yang ada di LBN adalah briefing setiap pukul delapan pagi dan
evaluasi setiap pukul delapan malam. Pada saat briefing tiap-tiap tim memaparkan
rencana yang akan dilaksanakan pada hari itu. Dan pada saat evaluasi tiap-tiap tim
menyampaikan hasil yang telah dicapai berdasarkan rencana pagi hari dan juga
kendala-kendala yang didapat beserta solusinya. Manfaat dari kegiatan briefing dan
evaluasi ini adalah melatih bekerja secara terstruktur.
20
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Turbin Angin
Turbin angin merupakan alat untuk mengkorvesikan energi angin menjadi
energi mekanik. (Pwind) , ini merupakan hasil dari setengah kali massa jenis udara
(ρ) dengan luas penampang cangkupan dari turbin angin (A) dan pangkat tiga dari
kecepatan anginnya (V3). Jadi hanya sedikit selisih kecepatan anginnya, maka
perbedaan energi yang di hasilkannya dapat lebih besar kelipatannya. Misalnya,
bila jari-jari turbin yang digunakan sebesar 1 meter, dan desitas udaranya 1,225
maka pada kecepatan angin 3m/s energinya 52W dan pada kecepatan angin 6m/s
energinya jauh lebih besar yaitu 415W. Inilah yang dinamakan energi angin (Pwind).
Setiap sistem memiliki tingkat efisiensi kerja dan hampir tidak ada sistem yang
mampu bekerja secara sempurna, seperti turbin angin ini. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan energi mekanik dari hasil turbin maka perlu perhitungkan juga nilai
efisiensi turbin (Cp). Nilai efisiensi ini sudah ditentukan dari awal mula sistem
turbin angin ini didesain. Energi mekanik dari turbin ini berupa kecepatan bilah
turbin (ɷ) dan torsinya T (besar gaya yang diberikan pada suatu panjang lengan
beban)
Gambar 3.1 Skema konversi energi angin ke energi mekanik oleh turbin angin
(Sumber: e-book LBN Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin)
3.1.1 Prinsip Kerja Turbin Angin
21
a. Energi Kinetik
Kecepatan angin yang dihasilkan oleh energi angin mendorong bilah / kincir
angin, sehingga bilah / kincir angin berputar.
b. Energi Mekanik
Energi yang dihasilkan oleh putaran bilah / blade, sehingga memutar generator.
c. Energi Listrik
Energi yang dihasilkan oleh putaran generator, dan selanjutnya diteruskan ke
controller, data logger, panel box, dan baterai.
22
3.1.2 Tipe Turbin Angin
Adapun beberapa tipe turbin angin yang ada di dunia berdasarkan tingkat
efisiensinya diantara lain :
23
PT Lentera Bumi Nusantara menggunakan turbin angin tipe 3 blade propeller
karena memiiki tingkat efisiensi paling tinggi. Semakin besar tingkat efisiensinya
maka semakin besar juga kemampuan suatu turbin untuk mengambil energi yang
didapatnya. TSR merupakan perbandingan kecepatan ujung blade terhadap angin,
maka semakin besar TSR akan semakin besar putarannya.
3.1.3 Turbin Angin TSD 500
Bagian utama dari turbin angin berupa generator, blade, cone, fin dan ekor.
The Sky Dancer (TSD) 500 ini merupakan turbin angin horizontal dengan 3 blade
propeller yang memiliki tingkat efisiensi 40%. Turbin ini mulai berputar pada
kecepatan angin 2.5 m/s dan mulai memproduksi listrik pada kecepatan angin 3 m/s.
daya maksimal yang mampu dihasilkan oleh turbin adalah 500 Wattpeak (Wp) pada
kecepatan angin 12 m/s dan di atasnya. Turbin ini dapat bertahan sampai pada
kecepatan angin 33 m/s. PT Lentera Bumi Nusantara menggunakan 5 buah turbin
The Sky Dancer 500.
Blade turbin menggunakan bahan kayu pinus. Selain kualitasnya yang ringan dan
kuat, bahan ini mudah ditemui di Indonesia (untuk pengembangan produksi lokal)
dan juga harganya yang relative terjangkau dibandingkan dengan bahan lainnya.
Turbin angin TSD 500 dipasang pada ketinggian 4 hingga 6 meter di atsa
permukaan tanah. Inilah yang membuat proses instalasi turbin mudah dipelajari dan
lebih aman.
Teknologi lainnya yang berperan dalam TSD 500 ini adalah teknologi furling.
Teknologi ini dimaksudkan sebagai sistem pengaman generator dan baterai. Bila
kecepatan angin diatas kecepatan maksimum daya tahan wind turbin, maka turbin
angin akan secara otomatis mengerem/berhenti berputar dengan cara menghindar
dari arah datangnya angin. Ekor turbin seakan menari untuk mengarahkan badan
turbin menghindar dari arah datangnya angin dan turbin pun berhenti berputar.
Apabila kecepatan sudah kembali ke kecepatan rata-rata, maka ekor turbin akan
mengarahkan kembali badannya ke arah angin datang. Oleh karena itulah turbin ini
memiliki nama The Sky Dancer (Sang Penari Langit).
25
vertical pembuatannya jauh lebih sulit dibandingkan horizontal dan tergantung pada
keterampilan pembuatnya.
The Sky Dancer merupakan turbin angin tipe HAWT dengan 3 blade propeller yang
memiliki nilai Cp 40% yang berarti mampu mengambil 40% dari total energi angin
yang diterimanya (energi per luas sapuan blade) mejadi energi mekanik.
26
3.2.2 Generator
Generator merupakan alat konversi energi mekanik menjadi energi listrik.
Generator mengubah torsi (T) dan kecepatan putar rotor (ɷ) yang diterimanya dari
blade menjadi nilai tegangan (V) dan arus (I). Generator ini berupa listrik AC 3fasa.
28
mendorong badan turbin kea rah angin. Sang penari langit memiliki sirip ekor yang
terbuat dari bahan fiber dan batang ekornya terbuat dari besi.
29
Maximum Power Point Tracker (MPPT) adalah suatu rangkaian DC yang
mengoptimalisasikan keluaran daya dari generator sebelum dialirkan untuk
disimpan ke baterai. Regulator tegangan (Cut Off tegangan maksimal 130 V)
melindungin komponen-komponen yang ada di dalam controller dari aliran arus
tinggi. Controller dapat secara otomatis menghentikan pengecasan saat baterai
penuh.
30
berperan sebagai pengkonversi tegangan listrik AC menjadi tegangan listrik DC
dan juga sebagai penstabil tegangan output controller (tegangan pengisian baterai).
Untuk dapat beroperasi, controller TSD 500 mempunyai batas minimal tegangan
input sebesaar 36 V dan batas maksimal sebesar 180 V. fungsi lain dari controller
ini yaitu untuk membatasi arus pengisian baterai dan akan menghentikan proses
pengisian ketika baterai sudah penuh.
32
Gambar 3.13 Contoh Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus
(Sumber: e-book LBN Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin)
Data tegangan (V) dan arus (I) digunakan untuk menghitung daya yang dihasilkan
(P=V.I), serta masukan arus dan tegangan saat turbin dalam kecepatan angin
tertentu. Melalui data V dan I juga diketahui kondisi baterai penuh atau tidaknya
serta kualitas baterai.
3.3.4 Baterai
Baterai berperan sebagai media penyimpanan energi listrik. Pada baterai
terjadi reaksi elektrokimia charging dan discharging. Proses charging ini bekerja
saat baterai berfungsi sebagai beban dan sumber energinya dari generator,
sementara itu proses discharging adalah ketika baterai menjadi sumber energi untuk
pengisian beban lainnya (misalkan lampu).
33
Gambar 3.14 Contoh Sistem Baterai
(Sumber: e-book LBN Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin)
Pada sistem TSD 500, baterai yang digunakan adalah baterai jenis deep cycle gel
dan terdapat 2 macam, yaitu baterai dengan kapasitas 12 V / 100Ah dan 2 V / 800
Ah. Hal ini ditujukan berdasarkan kebutuhan penggunaannya.
34
Gambar 3.16 Baterai Pada Sistem TSD Kapasitas 12V 100Ah.
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
3.3.5 Inverter
Inverter berfungsi sebagai alat konversi listrik DC dari baterai (12 V / 24 V)
menjadi listrik AC 220 V, sehingga bisa digunakan untuk peralatan listrik AC,
seperti peralatan rumah tangga sehari-hari yaitu lampu, televisi, kulkas, dll.
35
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pemodelan PMSG 12S8P
Pemodelan merupakan proses awal dalam suatu perancangan. Pada
perancangan generator sinkron permanen magnet ini menggunakan software
berbasis finite element method (FEM). Generator sinkron permanen magnet yang
di modelkan memiliki inner rotor 12 slot dan 8 pole.
AIR BOX
STATOR
ROTOR
KUMPARAN
PERMANENT (COIL)
MAGNET
Komponen dari generator terdiri dari Rotor, Permanen magnet, Stator, celah udara,
stator dan kumparan (coil) dan ruang udara (air box) ketebalan masing-masing
komponen sama yaitu 40mm. Dimana yang letak dari dari setiap komponen
tersebut ditunjukan oleh Gambar 4.1. sedangkan untuk jenis bahan dapat dilihat
pada Tabel 4.1 dan ukuran daripada komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar
4.2.
36
Komponen Bahan
Stator Carpenter : Silicon steel
Kumparan Copper : 5,77e7 Siemens/meter
0 1 7600
37
KURVA B-H
2,5
1,5
0,5
0
H
119
248
124
131
139
151
168
197
345
517
790
4.171
77.925
1.203
1.835
2.784
6.257
9.689
15.875
26.611
41.741
59.319
96.906
115.976
Gambar 4.3 Kurva Karakteristik B-H Carpenter : Silicon Steel
Gradien garis yang besar pada H kecil juga merupakan keuntungan karena B yang
diperoleh cukup besar walaupun H masih kecil. Nilai B juga relatif stabil pada
setiap nilai H.
Bahan yang digunakan pada Komponen Permanen Magnet yaitu NdFeB :
Neodymium Iron Boron, bahan ini dipilih karena memiliki sifat kemagnetan yang
tinggi, seperti ditunjukkan pada Tabel 4.3 dari database MagNet.
Relative Permeability 1,1
Demagnetization (Tesla) 0
Relative Permittivity 1
38
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Relative permeability cukup tinggi, yaitu 1,1
serta demagnetization yang sangat kecil dituliskan 0 pada software MagNet artinya
permanen magnet ini dapat tahan lama dengan kekuatan magnet yang tetap tinggi.
Permanen magnet ini juga mudah didapatkan di pasaran karena banyak digunakan.
Celah udara dibuat diantara stator dan rotor yang memisahkan bagian bergerak dan
tidak bergerak sekaligus sebagai tempat mengalirnya fluks magnet dari permanen
magnet di rotor ke kumparan di stator. Bahan yang digunakan untuk celah udara ini
adalah AIR yang merupakan udara pada keadaan suhu 20 Celsius. Pada pembuatan
celah udara ini, dibagi menjadi empat bagian yang fungsinya untuk menambah
akurasi saat meshing dan solving. Ruang udara juga menggunakan bahan yang sama
dengan celah udara, dimana ruang udara ini sebagai penunjuk bahwa simulasi
generator dilakukan di udara seperti realitasnya.
Kumparan di stator menggunakan bahan Copper : 5,77e7 Siemens/meter, bahan ini
dipilih karena memiliki sifat penghantar listrik yang baik. Database software
MagNet seperti pada Tabel 4.4
Relative Permeability 1
Coercivity (Amps/m) 0
Relative Permittivity 1
39
TTabel 4.4 Karakteristik Copper : 5,77e7 Siemens/meter pada 20oC
pada Tabel diatas menunjukkan bahan Copper memiliki sifat konduktivitas sebesar
57700000 siemens/meter atau 99,5 %IACS.
4.3 Rangkaian Elektronis
Setelah membuat komponen kumparan maka selanjutnya adalah membuat
belitannya. Seluruh 12 belitan dibuat dengan cara yang sama sehingga akan
diperoleh belitan yang diberi nama Coil#1 sampai Coil#12. Hasil pembuatan belitan
akan terlihat seperti Gambar 4.4 dimana gambar kiri sebelum dibuat belitan
sedangkan gambar kanan yang sudah dibuat belitannya. Tanda x menunjukkan arah
belitan masuk ke dalam dan tanda titik menunjukkan arah keluar sehingga belitan
yang dibuat ini berlawanan jarum jam. Jumlah belitan yang digunakan dalam
simulasi ini adalah sebanyak 12 belitan (Coil).
40
Generator yang akan dibuat menghasilkan keluaran 3 fase, sedangkan dalam
pembuatan belitan terdapat 12 buah, maka belitan harus saling disambungkan.
Penyambungan dilakukan sehingga diperoleh 3 fase yang masing-masing fasenya
berjarak 120o. Pada penyambungan belitan harus diperhatikan terdapat sudut
mekanis dan sudut elektronis. Sudut mekanis ditunjukkan oleh sudut pergerakan
rotor, sedangkan sudut elektronis adalah sudut gelombang output yang dihasilkan.
Hubungan kedua sudut ini dipengaruhi oleh jumlah pasang kutub magnet, sudut
elektronis sama dengan jumlah pasang magnet dikali sudut mekanis.
Pada generator 12 slot 8 pole terdapat 4 pasang magnet sehingga 1o mekanis sama
dengan 4o elektronis. Masing-masing slot terpisah 30o mekanis setara dengan 120o
elektronis, sehingga agar diperoleh 3 fase penyambungan belitannya adalah
Fase U : Coil#1, Coil#4, Coil#7, Coil#10;
Fase V : Coil#2, Coil#5, Coil#8, Coil#11;
Fase W : Coil#3, Coil#6, Coil#9, Coil#12;
41
Gambar 4.5 Rangkaian Elektronis Generator
Pada rangkaian diatas terdapat sumber arus yang terpasang, fungsinya hanyalah
untuk mengukur tegangan karena pada setiap komponen yang dipasang secara
default terdapat alat ukur, pada sumber arus terdapat pengukur tegangan. Tegangan
yang diukur adalah tegangan antar fasenya.
4.4 Finite Element Method (FEM)
Software MagNet merupakan software yang berbasis finite element method
(FEM) dalam perhitungannya. FEM merupakan salah satu metode numeris untuk
menyelesaikan permasalahan seperti analisis struktural, perpindahan panas, aliran
fluida, perpindahan massa dan potensial elektromagnet. Dalam penyelesaiannya,
metode ini akan membagi bagian besar menjadi kecil-kecil hingga tak terhingga
yang disebut finite element. Kemudian setiap bagian kecil tersebut akan
diselesaikan dan dirangkai kembali menjadi penyelesaian yang utuh. Beberapa
besaran yang dapat dihitung oleh software MagNet adalah medan magnet (B), fluks
magnet (ɸ), intensitas medan magnet (H), rapat arus (J) dan medan listrik (E).
Pada FEM yang perlu diperhatikan adalah proses meshing yaitu pembagian
permasalahan besar menjadi bagian-bagian kecil untuk diselesaikan. Semakin kecil
pembagiannya maka semakin akurat hasil perhitungannya, namun bagian-bagian
kecil ini jumlahnya terbatas sehingga hasilnya tetap tidak bisa sama persis dengan
penyelesaian analitis. Pada perancangan ini bentuk meshing akan berbentuk seperti
Gambar 4.6,
42
Gambar 4.6 Hasil Pengaturan proses Meshing
43
Gambar 4.7 Hasil Pengaturan meshing pada Celah Udara
selanjutnya sebelum melakukan simulasi adalah menyeleksi bagian yang bergerak.
Sebagaimana yang kita tahu, pada gernerator bagian yang bergerak adalah rotor.
Rotor terdiri dari permanen magnet dan setengah dari celah udara yang
menghubungkan antara stator dengan rotor. Bagian yang berwarna putih pada
Gambar 4.8 adalah bagian-bagian yang dipilih untuk bergerak
44
Gambar diatas adalah cara memasukkan input kecepatan 1000 rpm. Kecepatan
1000 rpm tersebut dikonversi menjadi 6000 Deg/s. Waktu yang dibutuhkan untuk
satu putaran (360 o) adalah sebesar 360/6000 = 0,06s
Langkah selanjutnya adalah pengaturan solver yang akan menyelesaikan
perhitungan,
45
4.5 Analisis Simulasi Variasi Pembebanan di Berbagai Kecepatan Terhadap
Nilai Output dari Generator
Simulasi dilakukan menggunakan software magnet yang berbasis Finite
element method, metode solving yang digunakan adalah metode Transient 2D With
Motion yang sudah terdapat didalam settingan software magnet sendiri.
Perhitungan ini dilakukan pada setiap titik mesh yang dibuat sehingga lama waktu
atau durasi solving tergantung pada jumlah mesh, dimana jumlah mesh sendiri
menentukan akurasi dan keakuratan data yang didapatkan.
Setelah proses solving selesai software magnet akan menampilkan hasil
perhitungan medan magnet (B) dalam bentuk visualisasi gambar yang bergerak
sehingga dapat dilihat proses aliran medan magnet (B) tersebut seperti pada Gambar
4.11.
Gradasi warna yang ditunjukkan pada gambar menunjukkan nilai medan magnet di
titik tersebut, medan magnet terbesar ditandai dengan warna merah sampai medan
magnet terkecil ditandai warna putih. Warna lainnya memiliki nilai medan magnet
diantara rentang tersebut, yang detailnya dapat dilihat pada indeks di samping
gambar. Sedangkan garis-garis menunjukkan lintasan fluks magnet, terlihat bahwa
fluks magnet mengalir dari kutub utara menuju ke kutub selatan yang lintasannya
melalui stator. Fluks magnet yang mengalir di stator inilah yang akan menimbulkan
46
arus listrik pada belitan yang ada di stator. Pada tab result dari software magnet ini
juga didapatkan hasil tegangan output, arus dan torsi dari waktu start sampai waktu
stop pada saat solving yang dilakukan seperti Gambar 4.12.
Kemudian data yang didapatkan dari simulasi pada software magnet yang berupa
tegangan, arus dan torsi diolah dengan menggunakan software MS Excel, dari hasil
penggolahan data tersebut akan didapatkan nilai daya input, daya output, dan
efisiensi dari Generator sinkron permanen magnet (PMSG) 12Slot8Pole. Rumus
yang dipakai dalam mencari nilai tersebut seperti pada tabel 4.6.
47
Tegangan (Kecepatan)
500
400
300
200
100
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Eo = c.n. ɸ.
Dimana,
Eo = Tegangan Output
c = konstanta mesin
48
Arus (Kecepatan)
35
30
25
20
15
10
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
P Output(kecepatan)
10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
49
Pada gambar diatas merupakan grafik hubungan antara Daya Output yang
dihasilkan generator terhadap kecepatan putar generator, dapat di lihat bahwa daya
output yang dihasilkan akan semakin besar pada saat kecepatan semakin tinggi dan
pembebanan (ohm) semakin kecil. Hal ini sesuai dengan rumus.
P = Eo.I
P = (c.n. ɸ)² / R
Dimana,
Eo = Tegangan Output
c = konstanta mesin
n = kecepatan putaran (rpm)
ɸ = fluks yang dihasilkan oleh magnet pada rotor (konstan)
I = arus (Ampere)
R = pembebanan (ohm)
Torsi(Kecepatan)
25
20
15
10
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
50
Pada gambar diatas merupakan grafik perbandingan antara Torsi terhadap
kecepatan putar generator , dapat dilihat dari grafik yang didapatkan Torsi akan
semakin besar apabila Pembebanan(ohm) yang diberikan pada generator semakin
kecil, dan juga nilai torsi akan semakin besar apabila kecepatan putar (rpm)
generator semakin tinggi. Akan tetapi pada saat kecepatan putar mencapai
kecepatan tertentu nilai torsi akan mengalami saturasi atau cenderung stabil tanpa
ada peningkatan signifikan pada saat kecepatan ditambah lagi.
P Input(Kecepatan)
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
51
Efisiensi (Kecepatan)
1
0,95
0,9
0,85
0,8
0,75
0,7
0,65
0,6
0,55
0,5
0,45
0,4
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Pada gambar diatas merupakan grafik efisiensi generator terhadap kecepatan putar
generator diberbagai pembebanan (ohm), , dari grafik yang dihasilkan ini dapat
dilihat bahwa nilai efisiensi cenderung stabil atau tetap disetiap kecepatannya, akan
tetapi efisiensi dari generator akan semakin tinggi apabila pembebanan(ohm) yang
diberikan semakin kecil.
Dari data efisiensi yang didapat kan dari simulasi yang dilakukan ini, dapat
digunakan untuk menentukan pembebanan yang tepat terhadap generator yang akan
digunakan pada sebuah pembangkit listrik tenaga angin atau kincir angin dengan
mempertimbangkan Kecepatan rata-rata angin, daya yang akan diserap generator,
torsi dan tentunya masih banyak lagi hal-hal yang perlu diperhatikan dan dianalisa
dalam mendesain sebuah generator. Bisa berdasarkan variasi jenis material bahan,
variasi model dari generator itu sendiri, variasi jumlah slot dan pole, variasi
umbrella dan lain sebagainya.
52
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Untuk mendapatkan hasil yang akurat dalam perhitungan di software
MagNet maka memerlukan mesh yang sangat kecil. Hal yang sangat
perlu diperhatikan keakuratannya ada bagian yang mengalirkan energi
sehingga tingkat keerroran di bagian tersebut harus seminimal mungkin
2. Nilai arus pada generator berbading lurus dengan kecepatan putar
generator
3. Nilai daya output berbading lurus dengan kecepatan putar generator
4. Nilai tegangan generator berbanding lurus dengan kecepatan putar
generator
5. Nilai torsi generator tertinggi terdapat pada kecepatan putar generator
1000 RPM
6. Daya input generator berbanding lurus dengan kecepatan putar
generator
7. Efisiensi generator memiliki nilai tertinggi pada kecepatan 500 RPM
5.2 Saran
53
DAFTAR PUSTAKA
54